Furunkel
Oleh:
Preseptor:
dr. Qaira Anum, SpKK, FINSDV
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Pendahuluan
Furunkel merupakan salah satu bentuk dari pioderma yang sering dijumpai,
dan penyakit ini sangat erat hubungannya dengan keadaan sosial-ekonomi. Secara
umum penyebab furunkel adalah kuman gram positif, yaitu Stafilokokus dan
Streptokokus. Furunkel dapat disebabkan juga oleh kuman gram negatif, misalnya
Klebsiella.1,2
Furunkel dapat terjadi di seluruh bagian tubuh, predileksi terbesar penyakit ini
pada wajah, leher, ketiak, pantat atau paha. Setiap orang memiliki potensi terkena
penyakit ini, namun beberapa orang dengan penyakit diabetes, sistem imun yang
lemah, jerawat atau problem kulit lainnya memiliki resiko lebih tinggi. Gambaran
klinis penyakit ini adalah timbulnya nodul kemerahan berisi pus, panas dan nyeri.
Staphylococcus aureus dapat mengakibatkan infeksi pada organ lain atau yang
dikenal infeksi metastasis sep. Pada tahap akhir, mengakibatkan sepsis yang dapat
mrti osteomielitis, akut endokarditis, dan abses otak. Manipulasi pada lesi akan
2
mempermudah menyebarnya infeksi melalui aliran darah. Tetapi, komplikasi tersebut
jarang terjadi. 3
adekuat tersebut, namun ada beberapa penderita yang mengalami rekurensi yang
1.2 Definisi
sekitarnya. Furunkel dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat. Jika lebih dari satu
antara lain akibat iritasi, kebersihan yang kurang, dan daya tahan tubuh yang kurang.
Infeksi dimulai dengan adanya peradangan pada folikel rambut di kulit (folikulitis),
beberapa folikel rambut yang terinfeksi oleh Staphylococcus aureus, yang disertai
oleh keradangan daerah sekitarnya dan juga jaringan dibawahnya termasuk lemak
bawah kulit.4
3
Gambar 1. Furunkel. 5
Gambar 2. Furunkulosis. 6
4
Gambar 3. Karbunkel 3
1.3 Sinonim
1.4 Epidemiologi
Penyakit ini memiliki insidensi yang rendah. Belum terdapat data spesifik
remaja sampai dewasa muda frekuensi terjadinya antara pria dan wanita sama
banyaknyain.2
1.5 Etiologi
Permukaan kulit normal atau sehat dapat dirusak oleh karena iritasi, tekanan,
5
melalui kontak atau auto inokulasi dari lesi penderita. Furunkulosis dapat menjadi
kelainan sistemik karena faktor predisposisi antara lain, alcohol, malnutrisi, diskrasia
darah, iatrogenic atau keadaan imunosupresi termasuk AIDS dan diabetes mellitus.3
1.6 Patogenesis
Kulit memiliki flora normal, salah satunya S.aureus yang merupakan flora
residen pada permukaan kulit dan kadang-kadang pada tenggorokan dan saluran
hidung. Predileksi terbesar penyakit ini pada wajah, leher, ketiak, pantat atau paha.
Bakteri tersebut masuk melalui luka, goresan, robekan dan iritasi pada kulit.
terhadap infeksi S.aureus adalah pengerahan sel PMN ke tempat masuk kuman
tersebut untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik ke tempat infeksi
oleh komponen bakteri seperti formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokin
TNF (tumor necrosis factor) dan interleukin (IL) 1 dan 6 yang dikeluarkan oleh sel
endotel dan makrofag yang teraktivasi. Hal tersebut menimbulkan inflamasi dan pada
akhirnya membentuk pus yang terdiri dari sel darah putih, bakteri dan sel kulit yang
mati. 3
penyakit furunkel. Lesi mula-mula berupa infiltrat kecil, dalam waktu singkat
pada tempat rambut keluar tampak bintik-bintik putih sebagai mata bisul. Nodus tadi
akan melunak (supurasi) menjadi abses yang akan memecah melalui lokus minoris
resistensi yaitu di muara folikel, sehingga rambut menjadi rontok atau terlepas.
Jaringan nekrotik keluar sebagai pus dan terbentuk fistel. Karena adanya mikrolesi
6
baik karena garukan atau gesekan baju, maka kuman masuk ke dalam kulit. Beberapa
faktor eksogen yang mempengaruhi timbulnya furunkel yaitu, musim panas (karena
produksi keringat berlebih), kebersihan dan hygiene yang kurang, lingkungan yang
kemudian menjadi pustule dan mengalami nekrosis dan menyembuh setelah pus
keluar dengan meninggalkan sikatriks. Awal juga dapat berupa macula eritematosa
Nyeri terjadi terutama pada furunkel yang akut, besar, dan lokasinya di hidung
dan lubang telinga luar. Bisa timbul gejala kostitusional yang sedang, seperti panas
7
badan, malaise, mual. Furunkel dapat timbul di banyak tempat dan dapat sering
1.8 Diagnosis
a. Anamnesa
Penderita datang dengan keluhan terdapat nodul yang nyeri. Ukuran nodul
tersebut meningkat dalam beberapa hari. Beberapa pasien mengeluh demam dan
malaise.4
b. Pemeriksaan Fisik
Terdapat nodul berwarna merah, hangat dan berisi pus. Supurasi terjadi
setelah kira-kira 5-7 hari dan pus dikeluarkan melalui saluran keluar tunggal (single
follicular orifices). Furunkel yang pecah dan kering kemudian membentuk lubang
yang kuning keabuan ireguler pada bagian tengah dan sembuh perlahan dengan
granulasi.8
c. Pemeriksaan Penunjang
furunkel menunjukkan proses inflamasi dengan PMN yang banyak di dermis dan
dikonfirmasi dengan pewarnaan gram dan kultur bakteri. Pewarnaan gram S.aureus
seperti anggur, dan tidak bergerak. Kultur pada medium agar MSA (Manitot Salt
8
Agar) selektif untuk S.aureus. Bakteri ini dapat memfermentasikan manitol sehingga
terjadi perubahan medium agar dari warna merah menjadi kuning. Kultur S. aureus
pada agar darah menghasilkan koloni bakteri yang lebar (6-8 mm), permukaan halus,
sedikit cembung, dan warna kuning keemasan. Uji sensitivitas antibiotik diperlukan
a. Karbunkel
b. Folikulitis
c. Insect Bite
1.10 Penatalaksanaan
Pada furunkel di bibir atas pipi dan karbunkel pada orang tua sebaiknya
dirawat inapkan. Pengobatan topikal, bila lesi masih basah atau kotor dikompres
dengan solusio sodium chloride 0,9%. Bila lesi telah bersih, diberi salep natrium
tujuh sampai sepuluh hari. Lebih baiknya, antibiotik diberikan sesuai dengan hasil
7 to 14 Days
9
Natural penicillins
Penicillinase-resistant penicillins
Aminopenicillins
Amoxicillin plus clavulanic acid 875/125 mg bid; 20 mg/kg per day tid for 10
Cephalosporins
10
mg/kg per day (children) for 10 days
Erythromycin group
qd days 2–5
Tetracylines
Miscellaneous agents
11
Metronidazole 500 mg qid
dapat diberikan vankomisin sebesar 1 gram tiap 12 jam. Pilihan lain adalah
tetrasiklin, namun obat ini berbahaya untuk anak-anak. Terapi pilihan untuk golongan
terhadap penisilin dapat dipilih golongan eritromisin. Pada orang yang alergi terhadap
Tindakan insisi dapat dilakukan apabila telah terjadi supurasi. Higiene kulit
harus ditingkatkan. Jika masih berupa infiltrat, pengobatan topikal dapat diberikan
kompres salep iktiol 5% atau salep antibotik. Adanya penyakit yang mendasari
seperti diabetes mellitus, harus dilakukan pengobatan yang tepat dan adekuat untuk
berkurang. Lesi yang didrainase harus ditutupi untuk mencegah autoinokulasi. Pasien
komplek.2
- Proses sistemik
12
kimia, minyak).
bervariasi : 10%-15% pada balita 1 tahun, 38% pada mahasiswa, 50% pada
pada kulit. Perawatan kulit pada kedua tangan dan tubuh dengan air dan sabun
kolonisasi stafilokokus pada kulit.. Handuk yang terpisah harus digunakan dan
● Jenis Pakaian : pakaian yang menyerap keringat, ringan dan longgar harus
seprai dan pakaian dalam pasien dengan furunkulosis atau karbunkel dan dapat
Pakaian secara terpisah dicuci dalam air hangat dan diganti tiap hari.
pasien agar tidak melakukan pekerjaan rutin regular. Terutama pada individu
13
dengan stres emosional dan kelelahan fisik. Liburan selama beberapa minggu,
idealnya pada iklim sejuk atau kering akan membantu dengan cara menyediakan
intranasal dari salep mupirocin calcium 2% dalam base paraffin yang putih dan
lembut selama 5 hari dapat mengeliminasi S.aureus pada hidung sekitar 70%
asam fusidat yang dioleskan pada hidung dua kali sehari setiap minggu keempat
pada pasien dan anggota keluarganya yang merupakan karier strain infeksius
peroral selama 10-14 hari pada pasien) telah terbukti dengan beberapa
keberhasilan.
- Antibiotik oral (misalnya rifampin 600 mg PO tiap hari selama 10 hari) efektif
lebih dari 12 minggu. Penggunaan rifampin dalam jangka waktu tertentu untuk
14
dari furunkulosis rekuren adalah beralasan pada pasien yang dengan pengobatan
lain gagal. Namun, strain yang resisten rifampin dapat muncul dengan cepat
pada terapi seperti itu. Penambahan obat kedua (dikloxacillin bagi S.aureus
XI. Prognosis
menjadi kurang baik apabila terjadi rekurensi. Umumnya pasien mengalami resolusi,
setelah mendapatkan terapi yang tepat dan adekuat. Beberapa pasien mengalami
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A. Pioderma. In: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta:
Rumah Sakit. SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSU Haji.Surabaya. 2009. hal
113-115.
Medicine. 7th Edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies. 2008.
pp 1689-1702.
4. Suyoso Sunarso, dkk. Furunkel. In: Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Edisi ke-3. Surabaya: Fakultas Kedokteran Unair. 2005. Hal 29-
32.
Dermatology. 5th edition. New York: Georg Thieme Veriag. 2006. pp 73-75.
Mei 2012.
7. Murtiastutik Dwi (editor), dkk. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-2
8. Cohen P.R et al. Bacterial Infection. In: Harry L.A et al, editor . Andrews Disease
16
9. Ray J. Bacterial Infection. In: ABC of Dermatology. Fourth Edition. London: BMJ
17
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. I
Umur : 47 tahun
Alamat : Tarandam
Agama : Islam
Suku : Minang
II. Anamnesis
A. Keluhan Utama
- Bisul di bokong yang terasa nyeri sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya timbul
berupa bintik merah kurang lebih 6 minggu yang lalu, semakin lama
- Bisul dirasa nyeri terus menerus dan terasa meningkat ketika duduk dan
berjalan.
18
- Pasien mandi sebanyak 2x sehari, pakaian dan celana dalam diganti
setelah mandi.
- Pasien tidur menggunakan spring bed, alas kasur diganti dua kali sehari.
- Pasien pernah mengalami sakit seperti ini 20 tahun yang lalu pada tempat
- Riwayat DM disangkal.
D. Riwayat Pengobatan
19
- Pasien telah mengkonsumsi amoksisilin dan asam mefenamat yang dibeli
di apotik, diminum secara tidak teratur bila nyeri tidak tertahankan. Nyeri
- Pasien memakai obat oles berwarna hitam yang dibeli di apotik yang
E. Riwayat Keluarga/Atopi/Alergi
mengalami sakit yang sama seperti ini namun lokasi pada kaki kanan.
Status Generalisata
20
Tekanan Darah : 150/90
Berat Badan : 55 Kg
Pemeriksaan Thorax
Pemeriksaan Paru
Pemeriksaan Jantung
Pemeriksaan Abdomen
21
Status Dermatologikus
Batas : Tegas
Ukuran : Numular-Plakat
bening
22
IV. Pemeriksaan Rutin
Pewarnaan Gram
V. Pemeriksaan Anjuran
VI. Resume
Awalnya timbul berupa bintik merah kurang lebih 6 minggu yang lalu,
Bisul dirasa nyeri terus menerus dan terasa meningkat ketika duduk
dan berjalan.
Pasien pernah mengalami sakit seperti ini 20 tahun yang lalu pada
tempat yang sama, tidak diobati dan sembuh sendiri dalam 3 bulan.
obat oles yang dibeli di apotik dan dipakai tidak teratur bila nyeri tdak
23
Pemeriksaan rutin: pemeriksaan gram dan kultur serta sensitivity test
Furunkel
Folikulitis
Karbunkel
Insect Bite
IX. Terapi
Umum:
- Sebaiknya pasien mengganti baju jika sudah lembab dan memakai celana
- Bisul jangan dipencet dan dipecahkan karena dapat menambah radang dan
infeksi sekunder.
Khusus:
Sistemik
Topikal
24
- Salap Asam Fusidat 2% tube 5mg
X. Prognosis
25
dr. Rizkia Chairani Asri
Praktek Umum
SIP : 11/23/44/2011
Hari :Senin – Jum’at
Pukul: 16.00 – 20.00
Alamat: Komplek Palimo Indah Blok T No 2
Telp : (0751)776354
Padang, 21 Mei 2015
R/ Amoksisilin-Klavulanat tab 500mg No.XXX
S 4dd tab 1
R/ Asam Mefenamat tab 500 mg No. XX
S3dd tab 1 .
R/ Salap Asam Fusidat 2% 5mg tube No. I
Sue (dioleskan 2x sehari pada lesi sesudah mandi ) .
Pro : Ny. I
Umur : 47 tahun
Alamat : Tarandam
26
BAB III
DISKUSI
poliklinik kulit kelamin RSUP Dr. M. Djamil padang dengan keluhan utama bisul
pada bokong yang nyeri sejak 1 bulan yang lalu. Pasien awalanya timbul bintik merah
kurang lebih 6 minggu yang lalu, kemudian semakin besar dan terasa semakin nyeri.
Bisul terasa meningkat ketika duduk dan berjalan. Riwayat demam disangkal. Pasien
tidak memiliki alergi terhadap ikan tongkol, namun tidak memiliki alergi obat-obatan,
Pada pemeriksaan fisik didapatkan lokasi lesi pada bokong kanan dan kiri
dengan distribusi terlokalisir, bilateral, bentuk tidak khas, susunan tidak khas, ukuran
numular-plakat, dan effloresensi berupa nodul eritem dengan erosi ditengahnya, kulit
pewarnaan gram serta kultur dan sensitivity test. Diharapkan didapatkan kuman
kepada pasien, menganjurkan untuk mengganti dan celana jika sudah lembab dan
27
meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan istirahat
secara teratur.
Terapi khusus yang diberikan secara sistemik adalah Antibiotik sebagai terapi
kausatif berupa Eritromisin (lini 2) yang dipilih karena pasien memiliki riwayat
mengkonsumsi Amoksisilin (lini 1) secara tidak teratur, dengan dosis 500 mg 2 kali
sehari. Untung menghilangkan rasa nyeri dan tidak nyaman diberikan Asam
Mefenamat 500 mg 3 kali sehari. Untuk pengobatan secara topikal adalah diberikan
28