Anda di halaman 1dari 4

Studi Epidemiologi Klinik Tuberkulosis Kulit Rumah Sakit Pendidikan Kelas 3 di

Andhra Pradesh, India

Chintaginjala Aruna *, Senthil kumar AL, Sridevi K., Swapna K., Ramamurthy
DVSB

ABSTRAK
Latar Belakang: TB kulit merupakan 1,5% dari tuberkulosis ekstra paru dan penyakit
ini selalu menjadi salah satu tantangan karena tampakannya tidak khas dan beragam.
Penelitian ini dilakukan untuk mendokumentasikan jenis yang paling umum dari TB
kulit, tampakan atipikal jika ada dan melihat respon pengobatan dengan terapi DOTS.
Metode: Semua pasien dengan dugaan klinis TB kulit datang ke bagian rawat jalan
dermatologi di rumah sakit dari Oktober 2012 sampai April 2016 dimasukkan dalam
penelitian ini. Riwayat penyakit disajikan secara rinci, pemeriksaan umum menyeluruh,
pemeriksaan sistemik dan pemeriksaan kulit dilakukan dengan dibantu data demografis
yang rinci. Pemeriksaan darah rutin, biopsi dan tes Mantoux dilakukan. Kasus di
diagnosis dan diobati dengan DOTS.
Hasil: Sebanyak 25 kasus TB kulit dilibatkan dalam penelitian ini. Jenis yang paling
umum dari TB kulit adalah lupus vulgaris. Tampakan atipikal dicatat selama penelitian,
seperti multifokal lupus vulgaris (LV), co-eksistensi tuberkulosis verrucosa kutis (TVC)
dan LV, TVC dari bibir bawah, eritema induratum bazin tampak plak annular dalam satu
kasus dan eritema nodosum dalam kasus lain . DOTS yang efektif dalam sebagian
besar pasien.
Kesimpulan: TB kulit sangat beragam. Kecurigaan klinis tinggi diperlukan dalam kasus
langka. Koeksistensi dua atau lebih pola morfologi dapat terjadi. Kasus yang
meragukan, 5-6 minggu of therapeutic trail helps. Dosis yang cukup sangat penting
untuk respon yang baik. Obat lini kedua harus dipertimbangkan dalam hal kegagalan /
resistance klinis.
Kata kunci: TBC kulit, Multifocal TBC, presentasi atipikal, Eritema induratum bazin,
DOTS

PENGANTAR
Tuberkulosis adalah penyakit tertua, dengan bukti penyakit yang ditemukan di mumi
Peru dan dalam kerangka yan berumur 300 SM. Secara global 9,6 juta kasus TB baru
yang terdeteksi pada tahun 2014 dan 1,3 juta kematian yang disebabkan penyakit ini.
TB biasanya dianggap sebagai penyakit yang berhubungan dengan kemiskinan, 94%
kasus terjadi di negara-negara dengan status sosial ekonomi rendah. Meskipun insiden
telah jatuh ke 0,1% bahkan di negara-negara berkembang, penyakit ini terus menjadi
masalah utama karena adanya koinfeksi dengan immunodeficiency virus (HIV) pada
manusia, resistensi obat dan klinis yang atipikal. Penelitian ini dilakukan untuk
mendokumentasikan jenis yang paling umum dari TB kulit, tampakan atipikal jika ada
dan respon pengobatan dengan terapi DOTS.

METODE
Semua pasien dengan dugaan klinis tuberkulosis kulit datang ke bagian rawat jalan
dermatologi di rumah sakit kami dari Oktober 2012 sampai April 2016 dimasukkan
dalam penelitian ini. Riwayat penyakit secara rinci dan pemeriksaan umum menyeluruh,
pemeriksaan sistemik dan kulit dilakukan dengan adanya data demografis yang rinci.
Pemeriksaan darah rutin, enzyme linked immunosorbent assay (ELISA) untuk HIV,
dada X-ray, tes Mantoux dan biopsi dilakukan pada semua kasus. Pemeriksaan dahak
untuk basil tahan asam (BTA), FNAB dari kelenjar getah bening dan tes radiologi
lainnya dilakukan dalam kasus-kasus yang relevan. Kasus yang telah didiagnosis diberi
DOTS untuk jangka waktu 6 bulan dan respon dinilai pada 6 minggu dan pada akhir
terapi, efek samping jika ada, juga dilakukan pencatatan selama masa pengobatan.

HASIL
Sebanyak 25 kasus TB kulit dilibatkan dalam penelitian ini. Laki-laki dibanding
perempuan dalam penelitian kami adalah 1,5: 1. kelompok umur dari populasi penelitian
berkisar 5-40 tahun dengan usia rata-rata menjadi 25 tahun 6 bulan. Lokasi paling
sering terlibat adalah ekstremitas bawah yang ada dalam 13 kasus (52%). Tipe klinis
yang paling umum dari TB kulit adalah lupus vulgaris sebanyak 11 kasus (44%) dan
yang paling jarang adalah eritema induratum bazin sebanyak 2 kasus (8%), rincian
diberikan dalam Tabel 1.
TB Kulit dengan HIV ditemukan pada 3 kasus (12%). Tampilan atipikal dicatat selama
penelitian ini adalah multifokal lupus vulgaris (LV), co-eksistensi TB verrucosa kutis
(TVC) dan LV, TVC pada bibir bawah, eritema induratum bazin (EIB) menampilkan plak
annular dalam satu kasus dan eritema nodosum dalam kasus lain seperti yang
ditunjukkan dari Gambar 1-5. Mantoux positif pada 84,2% kasus dan histopatologi khas
terlihat pada 90% kasus. Tabel 2 menunjukkan rincian pemeriksaan laboratorium dari
populasi penelitian. DOTS efektif pada semua kasus kecuali dalam 2 kasus (8%) dan
truncal acne pada 2 kasus (8%) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6 dan 7.

Tabel 1: Jenis TBC kulit dipenelitian ini.


Figure 1: Multifocal lupus vulgaris. (a) over anterior aspect of right lower limb (b) over right sole extending
on to medial aspect of foot.

Figure 2: (a) Co-existance of scrofuloderma over left grion and (b) tuberculosis verrucosa cutis on left the
sole.

Figure 3: Tuberculosis verrucosa cutis on the lower lip

Figure 4: (a) Erythema induratum of bazin presenting as annular plaque over thigh (b) histopathology
showing granulomas in subcutaneous fat [H & E, 100X].
Figure 5: (a) Erythema nodosum like lesions on lower limb (b) strongly positive mantoux test.

Figure 6: Scrofuloderma (a) before treatment (b) after 3 months of DOTS therapy.

Figure 7: Erythema induratum of bazin (a) before therapy (b) after 4 months of DOTS therapy.

Table 2: Details of laboratory investigations of thestudy population in the present study.

Anda mungkin juga menyukai