Anda di halaman 1dari 33

BAB I

KONSEP BERINVESTASI
Bab ini akan membahas mengapa setiap orang melakukan investasi
dan bagaimana cara berinbestasi. Hal tersebut penting diketahui oleh para
calon investor untuk menentukan berbagai pilihan investasi yang tersedia saat
ini secara tepat, sesuai, dan tentu saja menguntungkan.
Kata “investasi” berasal dari bahasa inggris investment yang
memiliki kata dasar invest yang artinya menanam. Seperti dalam pengertian
aslinya dalam konsep pertanian, tentu saja jika seorang petani menanam
tumbuh-tumbuhan, dia akan berharap bibit tanaman yang ditanamnya akan
tumbuh dan berbuah dengan bagus. Sehingga, si petani dapat memperoleh
keuntungan dari tanaman tersebut. Begitupun dalam masalah keuangan. Jika
seorang investor menanamkan sejumlah dananya kepada usaha tertentu, tentu
saja si investor mengharapkan dananya akan tumbuh berkembang dan
berbuah menjadi keuntungan. Namun, kelebihan konsep ajaran Islam ialah
tidak hanya keuntungan yang bersifat duniawi saja, melainkan keuntungan
yang bersifat akhirat, seperti pahala yang didapat dengan membangun
fasilitas ibadah, sekolah, kesehatan, dan hal yang bersifat sosial lainnya dari
hasil investasi yang dilakukan karena berkaitan dengan keimanan pada
konsep ajaran Islam, meskipun pemikiran tersebut dianggap tidak rasional
atau irational people, terutama yang menyangkut perilaku altruisme. Untuk
lebih jelas, simaklah pembahasan berikut ini.
a. Mengapa melakukan investasi?
Jika kita memperoleh kalimat tanya “mengapa” maka hal tersebut
merupakan permintaan penjelasan mengenai sebuah alasan dalam melakukan
suatu hal. Alasan merupakan kaidah esensi dari segala aktivitas apa pun agar
jelas dan kuat secara motivasi dan langkah caa yang akan di ambil. Begitu
juga dengan kegiatan investasi, apa alasan Anda ingin berinvestasi? Pilihlah
investasi apa yang tepat untuk Anda dapat menguraikan dengan baik
pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka Anda siap untuk berinvestasi.
Berikut ini beberapa alasan dalam berinvestasi:
1. Mendapatkan Laba Sebesar Mungkin
Pada prinsipnya, setiap orang memiliki tujuan dasar yang sama
dalam investasi, yaitu bagaimana agar uang atau kekayaan yang dimiliki
saat ini ditanamkan ke dalam suatu jenis usaha tertentu, kemudian
kekayaan tersebut kembali lagi sejumlah pokok ditambah dengan
kelebihannya sesuai ekspektasi di awal, kemudian kekayaan tersebut akan
diambil manfaatnya oleh investor. Hal tersebut sudah menjadi kelaziman
umum dalam setiap investasi atau dalam istilah ekonomi disebut rational
people, yang mengasumsikan setiap orang yang rasional akan bertindak
sesuai insentif keuntungan yang telah mereka hitung.
Insentif keuntungan tersebut dapat merupakan perhitungan laba
yang dihitung sebelum investasi. Hal tersebut dilakukan karena adanya
beberapa pilihan investasi, sedangkan calon investor memiliki
keterbatasan dana. Oleh karenanya, bagaimana sejumlah dana yang
dimiliki saat ini akan berkembang secara maksimal dengan memperoleh
laba sebesar-besarnya di kemudian hari? Hal tersebut merupakan konsep
dasar dari “time value of money” (nilai waktu uang) yang menjelaskan
bahwa uang memiliki potensi nilai yang berkembang akibat perubahan
waktu. Dari konsep nilai waktu uang lagi dalam literatur manajemen
keuangan dikenal istilah konsep feability studi atau penilaian prospektus
pilihan suatu usaha yang menggunakan rumus NPV ( Net Present Value ),
IRR (Internal Rate of Return), Playback Periode, dan rumus keuangan
lainnya guna menghitung perkiraan maksimalisasi laba yang akan
diperoleh dari suatu pilihan investasi.
2. Jaminan Kondisi Masa DL
Umumnya, setiap orang ingin memiliki umur yang panjang
dengan kondisi yang lebih makmur untuk diri dan keluarga serta dapat
menikmati hidup tanpa banyak harus melakukan kerja keras setiap saat.
Kondisi makmur tersebut dapat berarti sebuah keterjaminan akan
kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan
lain-lain), serta berbagai kebutuhan psikologis (keamanan, kenyamanan,
ketentraman, kehormatan, dan lain-lain).
Kebutuhan pokok merupakan kebutuhan dasar setiap manusia
yang tentu saja harus dipenuhi. Hal tersebut merupakan konsumsi yang
cenderung tidak terpengaruh oleh besar kecilnya pendapatan seseorang.
Keterjaminan akan membutuhkan pokok merupakan hal esensi bagi
kehidupan manusia, seperti keterjaminan akan biaya kesehatan,
pendidikan, dan konsumsi dasar sehari-hari. Apalagi dengan kondisi
bangsa saat ini yang tidak menentu, baik kondisi ekonomi, lingkungan,
dan kebijakan politik yang akan berpengaruh terhadap kondisi
penghasilan, kesehatan, dan pendidikan. Biasanya, kesehatan dan
pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang menyedot banyak biaya dari
seseorang. Oleh sebab itu, ketersediaan dana untuk kebutuhan tersebut
harus terjamin. Kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan pokok
merupakan standar kemiskinan seseorang yang digunakan di berbagai
negara.
Kebutuhan psikologis merupakan cerminan kualitas hidup hakiki
seseorang, karena sering dijadikan takaran kebahagiaan. Contoh dari
konsumsi yang berpengaruh terhadap kebahagiaan psikologis ialah
traveling bersama keluarga, membeli barang-barang prestise, memiliki
tempat tinggal idaman, dan lain sebagainya. Kebutuhan psikologis
cenderung lebih tinggi tahapannya setelah kebutuhan pokok. Artinya,
kebutuhan psikologis akan bisa tercapai jika telah memenuhi kebutuhan
pokok terlebih dahulu. Keterjaminan akan kebutuhan pokok merupakan
kondisi yang menjaminkan kualitas hidup seseorang berada pada tingkat
kemakmuran tinggi, biasanya banyak terjadi di negara-negara maju.
3. Lindung Nilai (Hedging)
Lindung nilai atau dalam bahasa Inggris disebut hedge, dalam
dunia keuangan bdiartikan sebagai suatu investasi yang dilakukan guna
mengurangi atau meniadakan risiko atas investasi lain. Misalnya,
seseorang melakukan investasi yang memiliki nilai yang fluktuatif. Agar
terhindar dari risiko kerugian, ia di-back up oleh investasi yang memiliki
nilai relatif stabil. Hal tersebut dilakukan selain untuk mengurangi atau
meniadakan risiko investasi, juga untuk memperoleh keuntungan
maksimal melalui spekulasi pada investasi yang bernilai fluktuatif, yang
diperkirakan akan memperoleh laba yang sangat besar. Contohnya,
seorang investor membeli beberapa jenis fortopolio saham. Baik saham
yang berisiko rendah dan saham yang berisiko tinggi guna
mengoptimalkan keuntungan, tetapi dengan melakukan lindung nilai untuk
menghindari kerugian.
4. Passive Income
Passive income merupakan kondisi di mana seseorang melakukan
investasi dan mendapatkan hasilnya secara berkala dan terus-menerus.
Sehingga, ia tidak perlu lagi bekerja mencari penghasilan karena hasil
investasi tersebut telah memenuhi segala kebutuhannya sehari-hari. Hal
tersebut merupakan dambaan hampir setiap orang karena serupa dengan
pensiun dini. Sisa umurnya yang masih produktif dapat dimanfaatkan
untuk aktualisasi diri dan kegiatan apa pun yang disukainya tanpa khawatir
akan pendapatan untuk hidup sehari-hari.
5. Perencnaan Mewujudkan keinginan
Setiap orang memiliki keinginan yang ingin diwujudkan, seperti
membeli rumah tinggal idaman, bersekolah ke luar negeri, membeli
kendaraan idaman, ibadah haji, dan lain sebagainya yang semua itu
membutuhkan biaya yang sangat besar sehingga belum tentu dapat dibeli
pada kondisi pendapatan saat ini. Salah satu alasan melakukan investasi
ialah menahan konsumsi saat ini untuk memperoleh hal-hal yang
diinginkan tersebut, tetapi berbeda dengan menabung. Sebab, dalam
investasi berlaku hukum kelipatan, dengan jumlah yang diinvestasikan
dapat memperoleh hasil yang berlipat. Biasanya, kelipatan tersebut telah
diukur rentang waktunya.
6. Tujuan Akhirat yang Memicu Keuntungan Usaha di Dunia
Dalam Islam dikenal konsep alturisme dan hakikat kehidupan di
dunia ini adalah untuk bekal akhirat. Tujuan akhirat yaitu rida dan pahala
dari Allah SWT. Hal ini merupakan konsep perilaku seorang muslim yang
berpengaruh terhadap aktivitasnya di dunia, termasuk tujuan dalam
berinvestasi. Misalnya, seseorang melakukan investasi untuk bisa
membiayai operasional yayasan, seperti yayasan pendidikan, yayasan
kesehatan, atau untuk membiayai kegiatan LSM-LSM lainnya yang
diharapkan dari aktivitas sosial tersebut Allah SWT. Memberikan
keberkahan berupa kemudahan, kelancaran, dan kebahagiaan dalam
kehidupan di dunia maupun di akhirat.
b. Jenis Investasi
Ada beberapa jenis investasi berdasarkan jangka waktu, risiko, dan
prosesnya. Hal-hal tersebut perlu diketahui guna memastikan ketepatan antara
alasan dan cara melakukan investasi. Jenis tersebut dapat diartikan sebagai
cara melakukan investasi yang sesuai alasan investasi seperti pada
pembahasan sebelumnya diatas.
1. Menurut Janngka Waktu
Secara umum, menurut jangka waktunya investasi dibagi ke
dalam tiga jenis.
 Investasi jangka pendek, yaitu investasi yang dilakukan tidak
lebih dari 12 bulan atau 1 tahun.
 Investasi jangka menengah, yaitu investasi yang memiliki
rentang waktu antara 1 tahun hingga 5 tahun.
 Investasi jangka panjang.
2. Menurut Risiko
Setiap pilihan investasi akan berkaitan dengan dua hal, risiko dan
return. Keduanya merupakan hubungan sebab akibat dan hubungan saling
kontradiktif. Dalam teori investasi, di kenal istilah “High risk return, low
risk return”. Sebuah rumus yang berbanding lurus. Sulit sekali
menemukan suatu jenis investasi dengan tingkat risiko rendah, tapi
memiliki return yang tinggi, hampir mustahil. Adapun jika tingkat risiko
tinggi tetapi return rendah maka Hanaya orang yang kurang
berpengetahuan saja yang akan menempuh investasi tersebut. Menurut
banyak ahli keuangan, risiko merupakan kemungkinan perolehan return
yang menyimpang dari harapan. Setiap investasi akan selalu melekat
dengan faktor risiko tersendiri. Namun, bukan berarti risiko tersebut tidak
dapat dikelola atau disiasati dengan cermat, karena pengelolaan yang tepat
dikelola atau disiasati dengan cermat, karena pengelolaan yang tepat dapat
memperoleh keuntungan yang maksimal dari suatu investasi. Untuk itu,
perlunya setiap investor untuk memahami berbagai jenis risiko dalam
suatu investasi.
Secara umum, risiko investasi dibagi ke dalam dua jenis, yaitu
sebagai berikut.
 Investasi beresiko rendah, yaitu investasi yang dianggap aman
karena tingkat melencengnya penerimaan return yang relatif
rendah.
 Investasi beresiko tinggi, yaitu investasi yang memiliki tingkat
kegagalan tinggi terhadap return yang akan diperoleh. Investasi
jenis ini sering disebut investasi spekulasi.

Ada beberapa jenis risiko yang akan timbul dalam investasi di


sektor keuangan, di antaranya yaitu sebagai berikut.

 Interest Risk Rate, yaitu risiko yang timbul akibat berubahnya


tingkat suku bunga, terutama dalam sistem keuangan
konvensional.
 Market Risk, yaitu risiko yang timbul akibat perubahan kondisi
tren pasar dari suatu jenis investasi yang berpengaruh terhadap
pilihan investasi lainnya secara keseluruhan.
 Bussines Risk, yaitu risiko yang timbul akibat memilih suatu
jenis usaha pada bidang industri tertentu.
 Inflation Risk, yaitu risiko yang timbul akibat kenaikan harga-
harga secara menyeluruh (inflasi) yang hal tersebut bisa jadi
karena kaitannya akan kenaikan suku bunga yang menyebabkan
turunnya daya beli (purchasing power).
 Liquidity Risk, yaitu risiko untuk suatu jenis produk keuangan
tertentu yang memiliki karakter yang mudah berpindah
tangan/mudah untuk diperdagangkan (likuid) dengan demikian
apabila terjadi perubahan harga pada produk keuangan tersebut
akan berpengaruh terhadap likuiditasnya.
 Exchange Rate Risk, yaitu risiko yang memiliki kaitan dengan
fluktuasinya nilai tukar valuta asing yang berpengaruh terhadap
return yang akan diperoleh.
 Conutry Risk, yaitu risiko yang timbul akibat stabilitas politik
suatu negara atau political risk.
3. Menurut Prosesnya
Proses investasi merupakan cara melakukan suatu investasi. Hal
ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut.
 Investasi langsung, yaitu investasi yang dilakukan secara
langsung tanpa perantara. Dalam hal ini investor langsung dapat
membeli fortofolio investasi tersebut. Jenis investasi langsung
ada yang dapat diperjualbelikan kembali, seperti produk
keuangan yang dapat diperjualbelikan di pasar uang dan pasar
modal atau di pasar turunan (derivative market).
 Investasi tidak langsung, yaitu investasi yang dilakukan dengan
menggunakan perantara pihak ketiga atau investasi yang
dilakukan melalui perusahaan investasi, misalnya investasi pada
reksadana melalui perusahaan sekuritas sebagai manajer
investasinya.
BAB II

CERDAS BERINVESTASI SYARIAH

Setelah pada bab-bab sebelumya dibahas mengenai garis besar


ekonomi Islam serta gambaran umum tentang transaksi keuangan Islam serta
gambaran umum tentang transaksi keuangan dalam perspektif hukum syariah
Islam, ditambah lagi dengan pembahasan konsep berinvestasi maka hal-hal
tersebut dapat dijadikan sebuah peluang investasi yang sesuai syariat, namun
memiliki keuntungan secara materi serta manfaat yang berkah. Dalam bab ini
akan dibahas mengenai produk-produk investasi sesuai syariah yang tersedia,
khususnya di Indonesia. Hal ini akan membantu Anda memiliki gambaran
jelas sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
a. Kerangka Memilih Produk Investasi Syariah
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, secara garis
besar dapat dijadikan sebuah variabel guna menilai secara tepat berbagai
pilihan investasi yang ada berdasarkan alasan/tujuan serta cara-cara yang
tepat dan sesuai. Itu dilakukan agar dapat dibuat suatu matriks penilaian
investasi berdasarkan variabel-variabel tersebut. Matriks ini berguna untuk
memetakan potensi dan manfaat atas berbagai pilihan investasi sesuai
kebutuhan Anda
1. Matriks Menilai Produk Investasi
Dalam membuat matriks, terlebih dahulu harus menentukan variabel
apa saja yang akan dijadikan indikator hal yang akan dinilai. Tabelik dapat
dibagi menjadi 2 bagian. Pertama, kolom horizontal yang berisi variabel-
variabel alasan mengapa anda melakukan investasi. Kedua, kolom vertikal
yang berisi variabel jenis-jenis investasi.
Berikut contoh matriks penilaian investasi yang masih kosong.
Nama produk investasi Laba Jamin Lindung Passive Perencanaan Tujuan
yang an nilai ( income keinginan akhirat
besar masa hedging) berkah
depan di
Dunia
Menurut Pendek
jangka
waktu Menengah

Panjang
Menurut Rendah
risiko
Tinggi
Menurut Langsung
prosesnya
Tidak
langsung

b. Produk Lembaga Keuangan


Lembaga keuangan merupakan badan usaha yang bergerak dalam
bidang keuangan yang bertujusn mencari laba. Lembaga keuangan, secara
umum, di bagi ke dalam dua jenis, yaitu lembaga keuangan perbankan dan
lembaga keuangan non bank. Pada praktik lembaga keuangan perbankan,
bank-bank menghimpun dana dari masyarakat berupa simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Kemudian,
lembaga keuangan non bank hanya melakukan penghimpunan dana saja dari
masyarakat atau menyalurkan kredit saja kepada masyarakat.
Berikut contoh produk investasi yang dikeluarkan oleh lembaga
bank.
1. Deposito Perbankan
Deposito sering juga disebut simpanan berjangka, merupakan salah
satu produk perbankan yang memang memiliki tujuan sebagai pilihan
investasi yang aman dan menguntungkan. Aman karena dijamin oleh
pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada persyaratan
tertentu dan menguntungkan karena bagi hasil (bunga dalam sistem
konvensional) lebih tinggi dari bagi hasil (bunga) tabungan.
Dana yang didepositokan tidak boleh diambil dalam jangka waktu
tertentu. Dengan kata lain, deposito memiliki jatuh tempo (biasanya per 1
bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan). Jika dicairkan sebelum waktunya
akan dibebankan penalti. Deposito dapat diperpanjang secara otomatis atau
dikenal dengan sistem ARO ( Automatis Rolling Over). Sistem ini
memberlakukan aturan bahwa jika telah jatuh tempo, tetapi nasabah tidak
mengambil dana depositonya maka deposito tersebut otomatis akan
diperpanjang jatuh temponya. Kemudian, sejumlah bagi hasilnya dapat
dipindah bukukan secara otomatis ke dalam rekening tabungan Anda, atau
juga sejumlah bagi hasil tersebut dapat secara otomatis menambah jumlah
pokok dana deposito Anda. Tergantung dari jenis ARO yang dipilih pada saat
awal investasi.
Akad syariah yang digunakan biasanya menggunakan akad
mudharabah muthlaqah. Di sini, nasabah menyerahkan investasi dalam
bentuk deposito kepada pihak bank dan bank boleh memutarkan dana tersebut
secara bebas sesuai kebijakan bank. Akad mudharabah deposito
menggunakan prinsip bagi hasil sebagai return investasinya melalui nisbah
atau prosi presentase antara si nasabah dan pihak bank. Namun, dikarenakan
kepentingan pemasaran kepada masyarakat luas yang notabene masih awam
dengan prinsip bagi hasil, seringkali bank-bank syariah mengkonversikan
tingkat bagi hasil return deposito syariah ke dalam presentase bunga.
Dikarenakan dinilai aman dan menguntungkan, produk deposito ini
biasanya menjadi patokan perbandingan akan pilihan suatu investasi. Jika
suatu investasi dinilai memiliki tingkat pengembalian (return) yang lebih
menguntungkan dan berisiko mendekati deposito bank, biasanya produk
investasi tersebut akan dipilih. Selain itu, deposito di bank sering dipilih
untuk keuntungan atau motif yang sifatnya jangka panjang karena memiliki
risiko yang relatif rendah.
Dalam industri perbankan sering dikenal dengan istilah nasabah
prioritas, yaitu nasabah yang menyimpan dana di bank lebih dari ketentuan
minimum masing-masing bank. Keuntungannya ialah nasabah akan diberikan
spesial nisbah (tingkat bagi hasil khusus) lebih tinggi dari biasanya, serta
berbagai fasilitas eksklusif yang diberikan oleh bank. Misalnya, suatu bank
memberikan produk nasabah prioritas jika seorang nasabah menyimpan dana
minimum Rp 500 juta di bank tersebut. Maka dari itu untuk menarik para
nasabah prioritas, bank akan memberikan spesial nisbah dan berbagai fasilitas
eksklusif lainnya seperti pemberian potongan diskon harga bila berbelanja di
tempat-tempat-tempat tertentu yang bekerja sama dengan pihak bank tersebut.
2. Asuransi kesehatan
Dalam asuransi syariah, terdapat perbedaan secara esensi dengan
asuransi konvensional. Dalam asuransi syariah, secara umum premi yang di
bayarkan oleh nasabah dipecah sesuai kebijakan perusahaan asuransi yang
dibagi ke dalam dua jalur. Jalur pertama adalah dana tabbaru' (dana sosial),
yaitu sejumlah porsi yang bersumber dari premi yang dibayarkan dan
dialokasikan sebagai dana pertanggungan jika terjadi klaim asuransi sehingga
dana tersebut tidak boleh Diputarkan oleh perusahaan asuransi dalam bentuk
investasi komersil. Jalur kedua adalah dana tijjarah (dana komersil), yaitu
sejumlah porsi yang bersumber dari premi nasabah yang digunakan oleh
perusahaan asuransi sebagai sumber dana investasi yang menguntungkan.
Return dari investasi tersebut kemudian dinikmati oleh pihak perusahaan
asuransi dan dibagikan juga kepada para nasabahnya sehingga rekening
asuransi Anda dapat bertambah atau minimal tidak akan hangus. Itulah
mengapa salah satu keunggulan asuransi syariah ialah premi yang dibayarkan
tidak akan hangus meski sudah jatuh tempo dan tidak terjadi klaim asuransi,
bahkan dapat bertambah. Berbeda dengan asuransi konvensional yang semua
preminya tidak dipisahkan secara jelas porsi peruntukkannya. Oleh
karenanya, premi yang dibayarkan dapat hangus jika sudah jatuh tempo dan
tidak terjadi klaim.
Setidaknya, ada tiga hal yang patut dipertimbangkan dalam memilih
suatu produk asuransi. Pertama, kejelasan produk asuransi tersebut. Hak-hak
apa saja yang akan Anda peroleh jika Anda membeli asuransi tersebut,
sebandingkah dengan premi/harga yang harus Anda bayar setiap periodenya,
serta persyaratan lainnya yang akan Anda peroleh sebagai pertanggungan dari
perusahaan asuransi tersebut. Kedua, bagaimana track record dari
perusahaan tersebut dalam menanggapi berbagai klaim asuransi dari para
nasabahnya yang sudah ada. Ketiga, kelas perusahaan asuransi tersebut
sehingga diyakini benar-benar akan bertahan hingga jangka panjang akan
keberadaan perusahaan asuransi tersebut.
3. Asuransi pendidikan
Seperti halnya produk asuransi kesehatan, asuransi pendidikan
merupakan produk jasa keuangan yang memiliki fasilitas penjaminan pada
saat Anda harus memasukkan putra-putri Anda ke dalam suatu jenjang
pendidikan formal. Seperti halnya kesehatan, biaya pendidikan merupakan
salah satu pengeluaran yang signifikan dalam keuangan keluarga, sebab
cenderung membutuhkan biaya yang cukup besar. Maka dari itu, perencanaan
keuangan sejak dini merupakan hal yang penting guna mengantisipasi
ketidakmampuan dalam pengeluaran penting di masa yang akan datang.
Konsep pemilihan produk asuransi pendidikan pada suatu perusahaan
asuransi mirip dengan konsep pemilihan produk asuransi kesehatan, yaitu
minimal ada tiga pon seperti yang telah dibahas di atas.
4. Tabungann Berencana
Tabungan berencana merupakan perluasan dari produk simpanan
tabungan yang ada di perbankan. Oleh karena itu, tingkat return bagi hasil
yang ditawarkan tidak akan sebesar produk simpanan berjangka (deposito).
Tabungan berencana merupakan konsep tabungan dengan menetapkan suatu
target nominal pada jangka waktu tertentu. Misalnya, suatu ingin memiliki
uang sebesar Rp 120.000.000,- untuk dua tahun ke depan maka saya harus
menabung secara terencana sebesar Rp 5.000.000,- setiap bulannya untuk
mencapai target tersebut. Jumlah nominal minimum dan maksimum target
saldo setiap bank memiliki ketentuannya masing-masing.
Secara akad syariah, tabungan berencana seperti halnya produk
deposito umunya, yaitu menggunakan akad mudharabah muthlaqah. Namun,
tingkat nisbah bagi hasilnya tentu lebih rendah daripada deposito karena
masuk ke dalam kategori simpanan tabungan yang dapat diambil kapan saja.
Produk ini bertujuan untuk membantu masyarakat menyimpan secara
disiplin dan konsisten agar target pengumpulan dananya tercapai sesuai
rencana. Jika Anda ingin membuka produk tabungan berencana di suatu bank,
biasanya Anda diharuskan memiliki rekening tabungan biasa sebagai pusat
transaksi. Rekening tabungan tersebut digunakan sebagai penyimpan bagi
hasil dari tabungan berencana. Jika telah jatuh tempo (target dana telah
tercapai), biasanya rekening tabungan berencana Anda akan otomatis ditutup
dan dana dipindahbukukan ke rekening tabungan biasa Anda. Selain itu,
rekening tabungan berencana dapat memindahbukukan secara otomatis dari
rekening tabungan biasa Anda sebagai setoran tabungan berencana sesuai
target Anda tiap bulannya. Kemudian, mekanisme lainnya ialah rekening
tabungan berencana tidak bisa diambil sebagian saldonya sebelum jatuh
tempo. Jika Anda membutuhkan dana untuk keperluan mendadak, tabungan
berencana Anda bisa ditutup dan saldonya dapat ditarik seluruhnya, dan tentu
saja ada biaya administrasinya.
5. Unit Link
Unit link merupakan perpaduan antara produk asuransi
kesehatan/pendidikan dengan produk investasi reksadana. Produk unit link
masih tergolong baru kemunculannya di Indonesia (sekitar awal tahun
2000an) dan merupakan bentuk inovasi dari perusahaan asuransi. Ketika
produk unit link mulai dipasarkan, cukup mendongkrak kenaikan penjualan
premi asuransi jiwa di Indonesia. Hal tersebut disebabkan keunikan produk
unit link yang menggabungkan antara manfaat asuransi dengan keuntungan
investasi. Oleh karena itu, banyak kalangan pengamat industri keuangan yang
mengatakan bahwa kenaikan kesadaran masyarakat dalam berasuransi
berjumlah sesuai harapan karena kenaikan omzet perusahaan asuransi lebih
kepada ketertarikan karena keuntungan investasi, bukan karena kesadaran
akan berasuransi.
Dalam produk unit link, porsi antara peruntukan reksadana dengan
asuransi memiliki jumlah yang berbeda-beda dari setiap produk yang
ditawarkan. Ada yang menitikberatkan pada proyeksi asuransi, ada juga yang
menitikberatkan pada investasi reksadana. Anda bebas memilih mana yang
lebih Anda minati. Jika Anda memang berharap memperoleh return yang
besar maka pilihlah produk unit link yang memiliki nilai tingkat
pengembalian investasi yang lebih besar. Jika Anda membeli produk unit link
karena lebih kepada manfaat proteksi maka pilihlah yang menawarkan
fasilitas asuransi yang lebih besar.
Anda Perusahaa Instrumen
sebagai Perusahaan
n asuransi pasar
pembeli investasi
penerbit keuangan
produk (manajer
produk (saham
unit link investasi)
unit link obligasi)

(Alur proses investasi Reksadana pada produk unit link)


6. Dana Pensiun
Dana pensiun yang dimaksud adalah berupa tabungan pensiun, yaitu
sejumlah dana yang diperoleh dari penghasilan rutin Anda yang kemudian
secara sukarela rutin dipotong untuk tabungan khusus yang dapat
dimanfaatkan ketika Anda pensiun dalam bekerja nanti. Bagi Anda yang
bekerja di suatu perusahaan, biasanya setiap perusahaan yang bagus akan
menyediakan secara langsung tabungan pensiun setiap para pegawainya.
Caranya dengan memotong sekian persen dari gaji yang diterima sebesar
jumlah yang telah ditentukan sehingga gaji yang berupa take home pay (THP)
telah dikurangi tabungan pensiun tersebut. Hal tersebut dilakukan karena
merupakan peraturan mengenai ketenagakerjaan di negara kita ini. Biasanya,
perusahaan akan bekerja sama dengan perusahaan yang khusus mengelola
dana pensiun dari semua karyawannya, contohnya PT. Dana Pensiun Telkom,
PT. Dana Pensiun Pertamina, dan lain sebagainya.
Berdasarkan UU No. 11 Tahun 1992, di Indonesia mengenal 3 jenis
dana pensiun yaitu sebagai berikut.
a) Dana pensiun pemberi kerja, adalah dana pensiun yang dibentuk oleh
orang atau badan yang memperkerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk
menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti atau program pensiun
iuran pasti bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai
peserta dan menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja.
b) Dana pensiun lembaga keuangan, adalah dana pensiun yang dibentuk
oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan
program pensiun iuran pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun
pekerja mandiri, yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi
karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa.
c) Dana pensiun berdasarkan keuntungan, adalah dana pensiun pemberi
kerja yang menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, dengan iuran
hanya dari pemberi kerja yang didasarkan pada rumus yang dikaitkan
dengan keuntungan pemberi kerja.

Adapun beberapa manfaat dari dana pensiun adalah :

 Manfaat pensiun normal, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang


mulai dibayarkan pada saat peserta pensiun telah mencapai usia
pensiun normal atau sesudahnya.
 Manfaat pensiun dipercepat, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang
dibayarkan bila peserta pensiun pada usia tertentu sebelum usia
pensiun normal.
 Manfaat pensiun cacat, adalah manfaat pensiun bagi peserta yang
dibayarkan bila peserta menjadi cacat.
7. Gadai Emas
Gadai emas sudah sejak lama bersedia di perum Pegadaian. Namun,
seiring perkembangan permintaan di masyarakat, produk gadai emas dapat
dikatakan produk yang masih baru, khususnya di dunia perbankan syariah.
Bagi industri perbankan syariah sendiri, produk gadai emas seperti
menemukan sumur minyak bau yang melimpah. Sebab, begitu memberikan
profit yang besar serta memiliki risiko yang relatif rendah vkarena dari segi
collateral (jaminan) bank dinilai sangat aman karena basket emas dipegang
atau disimpan di bank. Selain itu, faktor kondisi perekonomian makro secara
global akibat pengaruh krisis keuangan yang melanda wilayah ekonomi kuat
Amerika Serikat dan Eropa dewasa ini telah menimbulkan alternatif bentuk
investasi yang cenderung lebih aman, yaitu investasi emas termasuk produk
gadai emas.
Jika Anda memiliki emas dan sedang membutuhkan dana mendesak,
sebaiknya emas Anda jangan dijual, tetapi cukup digadaikan saja. Sebab,
harga emas bahkan selalu melonjak jauh melebihi tingkat inflasi, yaitu rata-
rata sekitar 30% per tahun. Ketika Anda melakukan gadai emas, harga
taksiran yang berlaku adalah pada saat Anda melakukan gadai sehingga
pelunasannya tidak terpengaruh terhadap fluktuasi harga emas.
Dalam sistem gadai syariah, akad gadai adalah akad tabbaru’
(sosial) sehingga pihak bank tidak boleh melebihkan nilai pinjaman gadainya.
Pendapatan bank dari gadai ialah dari biaya sewa penyimpanan emas yang
disimpan di bank melalui akad ijarah (sewa).
Ijarah = (taksiran/10.000) x tarif x (jangka waktu/10hari)
(Catatan: angka pembagi 10.000 merupakan metode rumus khusus
yang dibuat oleh Perum Pegadaian)
Melakukan investasi emas secara rutin sebesar 25 gram.
 Harga asumsi emas 25 gram = Rp 9.000.000,- (harga saat
pembelian awal secara tunai dari outlet emas PT.Antam atau
toko emas)
 Saat ini Anda punya tambahan uang Rp 3.750.000,-
 Nilai gadai sebesar 80% dari harga taksir emas.
 Harga taksir bank Rp 300.000,- per gram.
 Biaya penitipan emas Rp 2500,-/gram/bulan.
c. Produk pasar devaratif
Derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran
pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dani produk yang menjadi
"acuan pokok" atau juga disebut "produk turunan" (underlying product).
Daripada memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku
pasar membuat suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset, atau
suatu nilai di suatu masa yang akan datang dengan mengacu pada aset yang
menjadi acuan pokok.
Pasar derivatif memiliki banyak macamnya, di antaranya: saham,
obligasi, komoditi, emas, forex, indeks, dan lain sebagainya. Selain itu, pasar
derivatif yang biasa digunakan untuk keperluan hedging adalah: futures,
forward, swap, dan option. Dalam buku ini pembahasan mengenai pasar
derivatif akan dipilih yang sesuai dengan ketentuan syariah Islam. Berikut ini
instrumen pasar derivatif syariah yang tersedia.
1. Pasar Modal Syariah (Saham Syariah)
Di Indonesia, kegiatan pasar modal diatur dalam Undang- Undang
Pasar Modal (UUPM) No. 8 Tahun 199S. Dalam UUPM disebutkan bahwa
pasar modal ialah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbit- kannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Efek,
menurut UUPM, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial,
saham obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif,
kontrak kegiatan ber- jangka atas efek, dan setiap derivatif efek. Namun,
UUPM belum membedakan apakah kegiatan pasar modal dibagi menjadi
kategori syariah ataukah umum.
Saham merupakan surat berharga sebagai tanda penyertaan modal
seseorang atau lembaga atas kepemilikan perusahaan perseroan terbatas (PT).
Dengan penyertaan modal tersebut pihak pemilik saham berhak atas beberapa
hal, yaitu: men- dapatkan pembagian laba berupa dividen, kepemilikan atas
asset perusahaan, serta berhak hadir dan memiliki hak suara dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
Secara garis besar saham dibagi ke dalam dua jenis, yaitu common
stock (saham biasa) dan preferred stock (saham preferen). Secara umum
saham biasa memiliki hak-hak yang lazim dalam kepemilikan saham, seperti
hak suara dalam pemilihan dewan direksi dan dewan komisaris, mendaputkan
prioritas penawaran kepemilikan jika diterbitkan saham baru oleh perusahaan,
tanggung jawab terbatas berdasarkan jumlah kepemilikan Meskipun saham
biasa memiliki satu jenis, namun dalam beberapa kasus, saham biasa ada juga
yang memiliki ber- bagai klasifikasi, seperti kelas A, kelas B, kelas C, dan
lainnya. Masing-masing kelas dengan keuntungan dan kerugiannya sendiri-
sendiri dan simbol huruf tidak memiliki arti apa-apa.
Adapun saham preferen memiliki keistimewaan dibanding- kan
dengan saham biasa, beberapa karakteristik dari saham preferen, yaitu:
 Memiliki prioritas lebih tinggi dari pada saham biasa atas pembagian
dividen.
 Diterbitkan dengan memiliki tingkatan klasifikasi yang berbeda
sehingga hak untung-ruginya pun berbeda.
 Dividentif, apabila dividen tahun tutup buku terakhir. belum
dibayarkan maka dividen dapat di- bayarkan pada periode tahun buku
berjalan dan akan diprioritaskan dari saham biasa.
 Saham prefer dapat ditukar menjadi saham biasa bila terjadi
kesepakatan antara para pemegang saham dan perusahaan penerbit
saham.
Saham pasar derivatif melalui bursa saham. Sebagai langkah awal,
penerbitan saham dijual secara umum ke masyarakat (go public) melalui
bursa saham, dengan mekanisme penawaran Initical Public Offering (IPO).
Dengan demikian selanjutnya dapat diperjual-belikan secara bebas di bursa
saham.
Perkembangan awal pasar modal syariah di Indonesia yaitu dengan
diluncurkannya Jakarta Islamic Indeks (JII) yang diprakarsai oleh kerjasama
antara PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan PT. Danareksa Investment
Management (DIM) yang berjumlah sebanyak 30 emiten. Para emiten
tersebut haruslah merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan usaha yang
tidak melanggar ketentuan syariah Islam.
Penentuan kriteria dalam pemilihan saham dalam JII melibatkan
Dewan Pengawas Syariah PT DIM. Saham-saham yang akan masuk ke JII
harus melalui filter syariah terlebih dahulu. Berdasarkan arahan Dewan
Pengawas Syariah PT DIM ada 4 syarat yang harus dipenuhi agar saham-
saham tersebut saham biasa sifikasi yang berbeda. tutup buku n dapat di- n
dan akan dapat masuk ke JI1:
 Emiten tidak menjalankan usaha perjudian dan per- mainan yang
tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.
 Bukan lembaga keuangan konvensional yang menerapkan sistem riba,
termasuk perbankan dan asuransi konvensional.
 Usaha yang dilakukan bukan memproduksi, mendistribusikan, dan
memperdagangkan makanan/minuman yang tidak boleh di konsumsi.
 Tidak menjalankan usaha memproduksi, mendistribusikan, dan
menyediakan barang/jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.
Selain filter syariah, saham yang masuk ke dalam JII harus melalui
beberapa proses penyaringan (filter) terhadap saham yang listing, yaitu:
 Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3
bulan, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar.
 Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah
tahun berakhir yang memiliki rasio ke- wajiban terhadap aktiva
maksimal sebesar 90 % .
 Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan
rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama 1
(satu) tahun terakhir.
 Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-
rata nilai perdagangan reguler selama 1 (satu) tahun terakhir.
 Pengkajian ulang akan dilakukan 6 (enam) bulan sekali dengan
penentuan komponen indeks pada awalIdonesi bulan Januari dan Juli
setiap tahunnya. Sementara itu perubahan pada jenis usaha utama
emiten akan di- monitor secara terus menerus berdasarkan data publik
yang tersedia. Perusahaan yang mengubah lini bisnis- nya menjadi
tidak konsisten dengan prinsip syariah akan dikeluarkan dari indeks
sedangkan saham emiten yang dikeluarkan akan diganti oleh saham
emiten lain. Semua prosedur tersebut bertujuan untuk mengeliminasi
saham spekulatif yang cukup likuid. Sebagian saham- saham
spekulatif memiliki tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan
reguler yang tinggi dan tingkat kapitalisasi pasar yang rendah.
1. Sukuk Syariah
Sukuk merupakan bukti klaim kepemilikan. Secara umum
metodologi sukuk di Indonesia, misalnya sukuk negara ritel Indonesia (sukuk
yang dikeluarkan negara) menggunakan metode jual dan sewa kembali, yaitu
suatu aset dapat dijual kepada pihak lain, yang kemudian oleh pihak pembeli
aset tersebut dapat disewakan kembali kepada pihak penjual aset. Suatu saat,
aset dapat dijual kembali kepada pemilik aset per- tama. Mekanisme transaksi
ini telah disepakati oleh para ulama dengan mensyaratkan metologi jual dan
sewa kembali dilakukan minimal dalam jangka waktu satu tahun.
Kementerian keuangan Indonesia sejak Februari tahun 2009 telah
menggunakan sukuk sebagai sumber penerimaan negara untuk membiayai
berbagai pembangunan. Produk yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas
adalah sukuk ritel negara. Secara umum, mirip dengan obligasi konvesional.
Perbedaannya dapat dilihat pada produk sukuk yang mengharuskan adanya
jaminan berupa underlying asset, sedangkan pada obligasi konvensional tidak
mengharuskan adanya underliying asset.
Beberapa persyaratan pembelian sukuk ritel negara adalah harus
WNI dengan melampirkan fotocopi KTP/SIM, memiliki rekening di bank
atau sekuritas agen penjual, investasi pada sukuk ritel minimum dilakukan
sebanyak Rp 5 juta dan kelipatannya.
Beberapa keuntungan dari pembelian sukuk ritel negara, antara lain
sebagai berikut.
 Tingkat imbal hasil lebih besar dari deposito bank dan nilai
imbal hasil bersifat tetap dibayarkan setiap bulannya hingga
akhir jatuh tempo.
 Prosedur pembelian dan penjualan yang mudah dan bersifat
transparan melalui agen yang ditunjuk. Agern tersebut
merupakan perusahaan besar dan bonafit, yaitu tiga bank besar,
seperti Bank Mandiri, BSM, dan HSBC, serta dua perusahaan
sekuritas, yaitu Trimegah Sekuritas dan AAA Sekuritas.
Kemudian, pembayaran imbal hasil langsung dilakukan melalui
transfer ke rekening bank investor sehingga mudah dan aman.
 Sukuk ritel negara merupakan produk investasi yang
dikeluarkan oleh negara sehingga terjamin keamanan nya dan
dilindungi oleh Undang-Undang, sekaligus membantu proses
pembangunan nasional.
 Sukuk dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
2. Reksadana Syariah
Dalam berbagai literatur, disebutkan bahwa reksadana ialah
penghimpunan dana masyarakat yang dikelola oleh suatu manajer investasi
untuk diinvestasikan pada produk efek seperti saham, obligasi, deposito,
pasar uang, dan lain sebagainya. Me- nurut UU No. 8 Tahun 1995 pasal 1
ayat 7, reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh manajer investasi.
Produk reksadana syariah memiliki perbedaan sedikit dengan produk
reksadana konvensional. Sebab, pada dasarnya reksadana konvensional telah
menggunakan sistem bagi hasil. Namun, perbedaanya terletak pada jenis efek
yang diinvestasi- kan. Seorang manajer investasi harus benar-benar mengerti
mana saja produk investasi yang sesuai syariah. Biasanya reksa- dana syariah
sering menginvestasikan dananya ke saham dan obligasi perusahaan
manufaktur yang memproduksi barang yang halal. Reksadana tidak
menginvestasikan dana ke saham dan obligasi perusahaan jasa keuangan
karena dinilai masih banyak perusahaan lembaga keuangan yang belum
sesuai syariah. Untuk investasi efek jenis saham dapat diperoleh di JI (Jakarta
Islamic Index) yang memang telah dikhususkan terdiri dari para emiten yang
telah sesuai syariah.
Produk reksadana syariah di Indonesia pertama kali di- luncurkan
oleh PT. Danareksa Investment Management pada tahun 1998, melalui
produk reksadana syariah berimbang Kemudian, setelah melhat
perkembangan yang cukup pesat, banyak perusahan investasi lainnya
mengeluarkan produk reksadana syariah, di antaranya PT. PNM Investment
Mana gement. Perusahaan ini mengeluarkan produk reksadana syariah pada
tahun 2004, bekerja sama dengan BII Syariah sebagai agen penjual dan bank
tempat transaksi reksadana. Kemudian pada tahun yang sama pula, PT: AAA
Sekuritas bekerja sama dengan Bank Danamon Unit Syariah untuk
mengeluarkan produk reksadana syariah. Tidak hanya itu, PT PNM
Investment Management juga mengeluarkan produk reksadana syariah ter-
barunya, yaitu Reksadana PNM Amanah Syariah dan Reksadana PNM PUAS
(Pasar Uang Andalan Saya). Bank Syariah Mandiri pun tidak mau
ketinggalan dengan meluncurkan produk rek sadana syariah yang bekerja
sama dengan Mandiri Sekuritas selaku manajer investasi dan Deutch Bank
selaku Bank Kustodian.
Adapun beberapa kategori reksadana berdasarkan jenis investasinya,
yaitu sebagai berikut:
 Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund), yaitu jenis
reksadana yang menginvestasikan seluruh dana- nya pada pasar
uang, seperti obligasi, SBI, deposito, dan lain sebagainya yang
memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun.
 Reksadana Saham (Equity Fund), yaitu jenis reksadana yang
sedikitnya 80 % dialokasikan untuk investasi pada saham,
sisanya untuk jenis efek lainnya. Produk reksadana ini
memiliki kelebihan dengan memperoleh keuntungan besar dari
capital gain (selisih kenaikan harga saham), serta dapat juga
memperoleh dividen. Namun, jenis reksadana ini memiliki
risiko yang lebih tinggi karena fluktuasi harga saham.
 Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund), yaitu
reksadana yang sedikitnya 80 % dialokasikan untuk investasi
yang imbal hasilnya bersifat tetap, se- perti surat utang
(obligasi), bunga deposito, SBI, dan lain sebagainya. Di
Indonesia, jenis reksadana ini sering melakukan investasi pada
obligasi.
 Reksadana Campuran (Balance Fund), yaitu reksadana yang
mengalokasikan investasinya secara fleksibel kepada jenis
saham, obligasi, ataupun pasar uang. Jenis ini sangat
tergantung keahlian dari manajer investasi- nya dalam
memberikan return yang baik.
d. Produk Investasi Emas
Sejak berabad-abad silam emas telah menjadi primadona investasi di
hampir seluruh peradaban manusia. Sebab, emas me- miliki kualitas yang
abadi. Warnanya yang kuning mengilat akan selalu menyita perhatian
manusia. Warna kuning tersebut tidak akan lekang oleh zaman karena tidak
akan tereduksi oleh air maupun udara. Oleh karenanya, emas sering disebut
logam mulia. Banyak dari berbagai budaya di dunia yang menjadikan emas
sebagai simbol kekayaan dan kekuasaan sehingga emas tidak pernah berhenti
diminati. Beberapa keunggulan dari emas antara lain sebagai berikut.
 Langka, artinya tidak mudah untuk diperoleh, harus melalui
proses penambangan sehingga layak menjadi salah satu syarat
alat tukar .
 Awet, warna kuning emas tidak akan pudar oleh zaman karena
tidak akan tereduksi oleh air maupun udara.
 Dapat dipecah, namun nilainya tidak berkurang, Hal itu
dikarenakan emas diukur berdasarkan beratnya.
 Emas selalu mahal dan mudah dibawa ke mana pun serta dapat
diterima oleh semua negara.
 Secara intrinsik, emas memiliki nilai yang berharga. Termasuk
sebagai alat tukar, relatif stabil dan tidak terpengaruh oleh
dampak inflasi seperti halnya uang pada umumnya. Selain itu,
emas mudah dikenali keasliannya.
Dalam perkembangannya, menurut berbagai sumber ha penggunaan
emas secara umum 50 % untuk perhiasan , 40 % untuk investasi , dan 10 %
untuk kebutuhan industri. Untuk penggunaan investasi dalam pembahasan
buku ini dibagi menjadi dua jenis emas, yaitu investasi logam mulia dan
investasi dinar.
1. Investasi Logam Mulia
Investasi logam mulia yang dimaksud ialah investasi pada emas
batangan yang dicetak secara resmi oleh suatu lembaga yang kredibel
sehingga terjamin keaslian dan takarannya. Harga emas batangan relatif terus
meningkat, rata-rata 30 % per tahun. Angka tersebut jauh melampaui produk
investasi lainnya. Jadi, tidak heran kalau banyak pihak yang memilih
investasi emas batangan. Selain investasi paling aman, emas batangan juga
dapat dikembangkan melalui produk gadai emas dan kebun emas seperti yang
telah dibahas pada bab sebelumnya.
Untuk memperoleh emas batangan, Anda dapat membeli emas
batangan produk dari PT. Antam Tbk, Anda bisa men- datangi langsung gerai
penjualan di PT. Antam Tbk, di bagian Unit Pengolahan dan Pemurnian
Logam Mulia yang beralamat di Jln. Pemuda JIn. Raya Bekasi KM 18
Pulogadung, Jakarta. Bisa juga melalui lembaga keuangan yang menjual
emas dan juga toko emas, namun tentu saja ada perbedaan harga akibat
perbedaan rantai distribusi. Soal harga, Anda dapat memantau- nya di website
seperti logammulia.com, harga-emas.com, pegadaian.co.id, logampintar.com,
dan situs agen penjualan emas lainnya. Harga emas di Indonesia juga
mengikuti per- kembangan harga emas di dunia. Untuk mengetahui harga
emas dunia, Anda dapat mengakses wesbsite, di antaranya kitco.com atau
goldprice.org
2. Investasi Dinar
Dinar adalah koin emas silam yang memiliki berat 42 dan berkarat
sebesar 22 karat ( 91,7 % ) . Koin dinar di Indonet diproduksi oleh PT. Antam
Tbk. dan telah disertifikasi ol Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan oleh
London Buliog Market Association (LBMA). Selain itu, Perum Peruri jng
akan memproduksi koin dinar, namun ukurannya lebih kedl. tetapi memiliki
berat dan kadar yang sama.
Koin dinar telah digunakan semasa zaman Nabi saw, dan merupakan
alat tukar pada zaman itu karena koin dinar ter buat dari emas maka memiliki
nilai yang relatif stabil dari masa ke masa. Investasi dalam bentuk koin dinar
akan membantu Anda dalam melindungi nilai kekayaan Anda untuk
keperluan jangka panjang. Secara alamiahnya, investasi koin dinar me- miliki
konsep yang sama dengan invetasi pada logam mulia atau emas batangan.
Untuk mengetahui harga koin dinar, Anda dapat mengakses
beberapa agen penjual dinar, seperti wakalanusantara.com, g-
dinarbiogpot.com, dan lain sebagainya. Selain langsung datang ke PT.
Antam, Anda pun dapat memperoleh koin dinar melalui agen dinar yang
terdiri atas jaringan agen grup wakala dinar dan grup gerai dinar.
e. Investasi Sektor Riil
Investasi pada sektor riil, yaitu investasi yang benar-benar
ditanamkan secara langsung pada sektor usaha sehingga investasi pada sektor
ril merupakan aktivitas investasi yang memiliki dam- pak langsung terhadap
perkembangan pembangunan ekonomi secara langsung. Sebab, berpeluang
menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan roda perekonomian, dan
berpengaruh dalam perkembangan usaha yang berkaitan dari hulu hingga
hilirnya. Investasi di sektor keuangan sering dituding sebagai penyebab
ketimpangan sosial ekonomi. Hal ini disebabkan para milik modal lebih
banyak menginvestasikan dananya ke berbagai instrumen keuangan sehingga
perputaran uang menjadi sangat timpang dibandingkan dengan perputaran
uang yang ada di sektor ril. Akibatnya, proses pemerataan pembangunan
terhambat. Investasi pada sektor ril harus benar-benar memiliki pengetahuan
lengkap mengenai sektor industri mana yang akan dipilih untuk nvestasi.
Tentu saja, risiko usaha di sektor ril ini cenderung lebih besar dari pada risiko
di sektor keuangan. Namun, tingkat return- nya lebih tinggi, seperti kaidah
investasi pada umumnya “high risk high return, low risk low “.
Pembahasan dalam buku ini memberikan gambaran pilihan genai
investasi di sektor riil yang dinilai lebih aman secara disiko dan memiliki
tingkat keuntungan yang cukup tinggi.
1. Bisnis Properti
Bisnis properti seperti tanah, perumahan, apartemen, ruko, rukan,
kos-kosan, dan lain sebagainya, telah menjadi bisnis yang terus berkembang
sejak sekian lama. Hal tersebut tidak mengherankan, sebab nilai investasi
pada bisnis properti sangat jarang sekali mengalami penurunan, bahkan selalu
meningkat dari tahun ke tahun. Belum lagi, selain nilai barangnya, suatu
objek properti dapat menghasilkan atau memiliki nilai yang produktif secara
materi. Misalnya, sebidang tanah di suatu pedesaan dapat diolah menjadi
sebuah lahan pertanian atau perkebunan yang dikelola oleh masyarakat
setempat dengan sistem bagi hasil dan sewa tenaga tani, atau juga sebuah
ruko dapat digunakan sendiri untuk usaha, disewakan, atau bahkan dijual
kembali karena memiliki keuntungan tinggi dari margin harga. Sifat dari
bisnis properti membutuhkan waktu yang relatif jangka menengah ke atas
karena membutuhkan proses usaha yang tidak sebentar dan peningkatan nilai
harga properti yang cukup panjang.
Jika disimpulkan, ada tiga cara menjalankan bisnis propert, yaitu
dengan cara disewakan, digunakan sendiri untuk usaha, atau dijual kembali.
Contoh untuk cara pertama, misalnya Anda membeli sebidang tanah yang
asalnya secara bangunan tidak bernilai ekonomis, namun memiliki nilai letak
yang strategis. Misalnya, rumah tempat tinggal yang sudah terlihat kusam dan
lama yang terletak di antara kawasan pendidikan (perguran tinggi) atau
perkantoran. Kemudian, Anda beli dengan harga yang relatif murah dari segi
nilai bangunannya. Lalu, Anda renovasi bangunan tersebut dan Anda ubah
men- jadi tempat kos-kosan yang terdiri dari banyak kamar-kamar Dengan
begitu, dijamin Anda akan memiliki pendapatan yang pasif (passive income)
dengan menyewakan kamar-kamar ter- sebut kepada mahasiswa atau pegawai
kantoran. Atau Anda membeli sebidang ruko dan menyewakannya di sebuah
kawasan perumahan yang akan dibangun, kawasan tersebut merupakan
perumahan tersebut memiliki nilai letak strategis yang menjadi salah satu
akses dari beberapa perumahan lainnya. Contoh lainnya, Anda membeli
sebidang tanah yang subur di suatu pedesaan, lalu Anda meyewakannya
untuk diolah oleh petani setempat, bahkan Anda pun memperoleh bagi hasil
dari panennya.
Contoh cara kedua, menggunakan aset properti untuk usaha sendiri,
misalnya membeli ruko yang strategis dan di- gunakan untuk tempat usaha
dan tempat tinggal sehingga ruko tersebut memiliki nilai yang ekonomis.
Contoh lainnya. misalnya Anda membeli sebidang tanah untuk dibangun
tempat usaha seperti membangun restoran, hotel, tempat hiburan keuarga, dan
lain sebagainya.
Contoh untuk cara ketiga, Anda membeli suatu aset pro- perti yang
kemudian diubah sedemikian rupa dengan modal yang relatif sedikit, lalu
dijual kembali dengan harga yang tinggi. Dengan demikian, Anda
mendapatkan margin yang besar. Misalnya, Anda membeli sebidang rumah
tua dengan tanah 90 m2, yang secara ekonomis bernilai rendah, namun
memiliki nilai strategis yang tinggi. Rumah ini lalu Anda ubah menjadi 3
buah unit ruko yang masing-masing seluas 30 m', dengan harga satu unit ruko
tersebut bisa seharga modal Anda, yaitu harga pembelian tanah dan bangunan
sebelumnya ditambah biaya-biaya renovasi pembangunan ruko. Dapat Anda
bayangkan, Anda bisa memperoleh margin dari 2 unit ruko sisanya. Kunci
dari pola tersebut ada pada letak strategis bangunan dan ongkos biaya
konstruksi pembangunan. Oleh karena itu, jika Anda sanggup mengerjakan
sendiri sebagai pemborong akan menghemat biaya material bangunan dan
ongkos jasa. Pola tersebut sudah lazim dilakukan oleh para pengusaha
properti, khususnya pengusaha ruko. Contoh lain adalah dengan melakukan
investasi usaha kepada suatu perusahaan pengembang/developer perumahan
yang berpengalaman dan terpercaya.
Untuk investasi developer perumahan, Anda dapat menjalankan
beberapa langkah sebagai berikut:
 Mencari Lahan siapa saja bisa Anda garap, bisa punya orang tua, mertua,
teman, saudara, atau orang lain sekalipun. Caranya, bisa dengan
menerapkan konsep kerja sama, yaitu pembayaran tanah dilakukan dengan
cara bertahap setelah terjadinya penjualan atas kavling kavling tanah tiap
unit rumah yang terjual di- ya un pat Jadi, Anda tidak perlu lebih dulu
membeli lahan untuk perumahan tersebut karena pastinya membutuhkan
biaya yang besar.
Membuat rancangan site plan dan rencana anggaran biaya. Jika Anda tidak
mengetahui betul investasi ini, Anda dapat bekerja sama dengan pihak
arsitek. Pembayarannya bisa dilakukan dengan cara bagi hasil dari setiap
unit penjualan rumah. Untuk anggaran material bangunan, Anda harus
memiliki kerja sama dengan pihak kontraktor bangunan yang bisa
dipercaya alias jujur, tidak ada memark up harga. Biaya pembangunan
rumah pun dikeluarkan nanti pada saat akan ada orang yang membeli
rumah.
 Modal awal. Untuk modal awal, banyak yang mem- bayangkan investasi
di developer perumahan mem butuhkan modal yang sangat besar. Padahal,
modal awal yang dibutuhkan adalah biaya perapihan lahan, perizinan dan
legalitas lainnya, pemasangan jaringan listrik dan PAM, serta biaya
promosi/marketing. Jadi, modal awal sebenarnya ialah biaya-biaya
tersebut. Jika konsep perumahan sudah matang, Anda dapat
menawarkannya pada para investor.
Perihal marketing, sebenarnya Anda tidak perlu membuatkan rumah
contoh terlebih dahulu. Sebab, itu akan memakan biaya yang banyak.
Anda dapat menyiasatinya dengan membuat gambar tiga dimensi secara
digital sebagai gambaran unit-unit rumah yang akan dibangun. Selebihnya,
Anda dapat menggunakan modal pembangunan dari DP si pembeli dan
modal dari KPR bank. Pada saat site plan, RAB, lahan yang sudah
dikavling dan perumahan sudah siap dipasarkan, Anda tinggal menunggu
calon konsumen yang tertarik. Calon konsumen tersebut ditawarkan cukup
hanya membayar DP 10 % dari harga rumah , sisanya bisa melalui KPR
bank. Pada saat calon konsumen mem- bayarkan DP, uang tersebut cukup
untuk membangun pondasi rumah. Kemudian, dana pembangunan rumah
dan margin dapat diperoleh dari KPR bank.
 Tentukan konsep bagi hasil secara baik dan jelas me- lalui perjanjian
hitam di atas putih dengan berbagai pihak, seperti pemilik lahan, arsitek,
agen pemasaran, dan lain sebagainya. Dalam menjalankan bisnis properti
memang membutuhkan modal yang relatif besar. Namun, hal tersebut
dapat disiasati dengan berbagai cara. Misalnya, menggunakan modal pihak
ketiga, seperti KPR bank, kerja sama dengan investor, atau bahkan tanpa
modal sedikitpun seperti yang dipaparkan oleh beberapa penulis lainnya
mengenai bisnis properti tanpa modal. Salah satunya dengan cara mencari
bangunan yang memiliki nilai strategis dan bangunan tersebut sangat
mudah menarik perhatian mata. Lalu, Anda melobi si pemilik bangunan
agar mau bangunan tersebut dicat dengan gambar suatu merek produk
perusahaan besar dengan biaya sewa tertentu. Lalu, Anda melobi pihak
perusahaan tertentu untuk menawarkan angunan tersebut menjadi media
reklame perusahaan ter- sebut, tentu saja dengan harga yang jauh lebih
tinggi.
Untuk investasi properti, banyak yang menyarankan harus segera membeli
properti sekarang juga karena nilai uang tidak akan sanggup mengejar
kenaikan nilai properti. Oleh karena itu, lakukan sekarang jika memiliki
kesempatan, jangan tunggu sampai mahal. Dikarenakan nilai properti
selalu meningkat, maka investasi properti dianggap memiliki risiko yang
relatif rendah dibandingkan bisnis sektor ril lainnya.
2. Hasil Bumi
Hasil bumi yang dimaksud ialah investasi pada sektor pertanian,
perkebunan, peternakan, dan pertambangan. Masing masing memiliki sifat
bisnis yang berbeda karena sangat adanya keragaman objek materi yang
diolah. Oleh karena itu, risiko usaha invetasi pada hasil bumi memiliki
macam variasi. Namun, secara pola kerja sama usaha, relatif memiliki banyak
kesamaan, yaitu dengan menggunakan pola sewa lahan atau bagi hasil. Untuk
sewa lahan, Anda dapat membeli sebuah lahan untuk pertanian, perkebunan,
atau pertambangan yang kemudian disewakan kepada penduduk setempat
untuk dimanfaatkan. Sehingga, keuntungan yang Anda peroleh adalah berupa
pendapatan sewa yang memiliki nilai yang relatif tetap. Jika Anda
menginginkan pola bagi hasil, lahan yang Anda miliki dapat menjadi sebuah
penyertaan modal dan menjadi landasan dalam perhitungan persentase bagi
hasil dari hasil panen suatu pengolahan lahan yang Anda miliki. Dengan
begity, pendapatan yang diperoleh relatif fluktuatif, namun memiliki nilai
yang lebih besar dibanding sewa lahan.
Jika Anda berposisi sebagai investor pengolahan tanah, Anda akan
bekerja sama dengan pengolah lahan dengan menawarkan investasi modal
kerja, misalnya berupa modal pembelian bibit, pupuk, dan pemeliharaan awal.
Anda dapat menghitung pendapatan Anda dengan estimasi hasil panen yang
nanti akan diperoleh dikurangi biaya-bjaya modal kerja. Lalu, ditambah biaya
sewa lahan, biaya pekerja, dan biaya-biaya lainnya. Dari perhitungan ini,
Anda akan memperoleh sejumlah laba kotor. Dari laba tersebut, tentukan
porsi bagi hasil yang dianggap layak bagi Anda sesuail perhitungan
penyertaan modal yang Anda berikan. Jadi, pola ini memposisikan Anda
sebagai investor dana yang bekerja sama dengan pihak lain sebagai pengolah
lahan.
Hasil bumi merupakan karunia Allah Swt, yang diberkan kepada
setiap wilayah di muka bumi ini. Negara kita memiliki potensi lahan yang
sangat banyak karena tanahnya begitu subur dan mengandung banyak materi
di dalamnya. Oleh karena itu, banyak sekali orang-orang yang kaya karena
investasi hasil bumi. Selain berkah karena memberikan manfaat ril seperti
penambahan daya serap tenaga kerja, hasil bumi yang ber- manfaat bagi hajat
hidup orang banyak, serta merupakan bentuk syukur atas karunia alam yang
Allah Swt, berikan kepada kita. Jika kita amati daftar orang-orang terkaya di
Indonesia, bahkan di kawasan Asia, banyak yang memperoleh kekayaan dari
hasil bumi, seperti perkebunan sawit, perkebunan tembakau, tam- bang
batubara, dan lain sebagainya.
Karena melilhat pola bisnis tersebut, investasi pada hasil bumi
membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sebab, pe- ngolahan lahan
membutuhkan proses yang panjang. Banyak faktor yang dihadapi, seperti
cuaca, pola habitat, perawatan lahan, serta hal-hal lainnya tergantung dari
setiap objek hasil bumi yang memiliki proses produksi yang berbeda. Selain
akibat pola tersebut risiko usaha relatif lebih tinggi dibanding- kan bisnis
properti dan bisnis waralaba. Selain itu, dana yang dikeluarkan juga relatif
besar.
3. Waralaba (Franchise)
Keunggulan inti dari investasi waralaba ini, Anda ti perlu repot lagi
membangun suatu usaha dari awal. Sebab semua sistem usaha, merek, dan
bahkan pengelolaan SDM telah tersedia secara rapi dan sistematis sehingga
Anda hanya duduk diam dan menunggu hasil investasi saja. Definisi
Franchise (Waralaba):
a) Menurut Blake & Associates (Blake, 1996), kata franchise
berasal dari bahasa Perancis Kuno yang berarti "bebas" Pada
abad pertengahan, franchise diartikan sebagai hak utama atau
kebebasan (Sewu, 2004, p. 15).
b) Menurut Queen (1 993:4-5), franchise adalah kegiatan
pemberian lisensi dari pemegang usaha (franchisor) ke- pada
pembeli merek usaha (franchisee) untuk berusaha dibawah nama
dagang franchisor berdasarkan kontrak dan pembayaran royalti.
c) European Code of Ethics for Franchising, memberi- kan
definisi franchise sebagai berikut (European Code of Ethics for
Franchising, 1992, p. 3): "Franchise adalah sistem pemasaran
barang dan atau jasa dan atau teknologi, yang didasarkan pada
kerjasama tertutup dan terus menerus antara pelaku-pelaku
independent (maksudnya franchisor dan individual franchisee)
dan terpisah baik secara legal (hukum) dan keuangan, di mana
franchisor memberikan hak pada individual franchisee, dan
mem- bebankan kewajiban untuk melaksanakan bisnisnya se-
suai dengan konsep dari franchisor" (Sewu, 2004,p.s-6)
d) Menurut Winarto (1995, p. 19), waralaba atau franchise
adalah hubungan kemitraan yang usahanya kuat dan sukses
dengan usahawan yang relatif baru atau lemah dalam usaha
tersebut dengan tujuan saling mengun- tungkan khususnya
dalam bidang usaha penyediaan produk dan jasa langsung
kepada konsumen.
e) Menurut International Franchise Association (IFA), sebuah
organisasi Franchise International yang beranggotakan negara-
negara di dunia dan ber. kedudukan di Washington DC, ada
empat jenis franchise yang mendasar dan lazim dilakukari di
negara Amerika Serikat yaitu sebagai berikut:
 Product Franchise
Produsen menggunakan produk franchise untuk mengatur bagaimana
cara pedagang eceran menjual produk yang dihasilkan oleh produsen.
Produsen memberikan hak kepada pemilik toko untuk mendistribusi- kan
barang-barang milik pabrik dan mengizinkan pemilik toko untuk
menggunakan nama dan merek dagang pabrik. Pemilik toko harus membayar
biaya atau membeli persediaan minimum sebagai timbal balik dari hak-hak
ini. Contohnya, toko ban yang menjual produk dari franchisor, menggunakan
nama dagang serta metode pemasaran yang ditetapkan franchisor.
 Manufacturing Franchises
Jenis franchise ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk
membuat suatu produk dan men- jualnya pada masyarakat dengan
menggunakan merek dagang dan merek franchisor. Jenis franchise ini sering-
kali ditemukan dalam industri makanan dan minuman.
 Business Oportunity Ventures
Bentuk ini secara khusus mengharuskan pemilik bisnis untuk
membeli dan mendistribusikan produk-produk dari suatu perusahaan tertentu.
Perusahaan harus menyediakan pelanggan atau rekening bagi harus milik
bisnis. Sebagai timbal baliknya, pemilik bisnis harus membayarkan suatu
biaya atau prestasi sebagai kompensasinya. Contohnya, pengusaha mesin-
mesin penjualan otomatis atau distributorship.
 Business Format Franchising
Dalam praktinya, ini merupakan bentuk franchising yang paling
populer. Melalui pendekatan ini, perusahaan menyediakan suatu metode yang
telah terbukti untuk mengoperasikan bisnis bagi pemilik bisnis dengan
menggunakan nama dan merek dagang dari perusahaan. Umumnya,
perusahaan menyediakan sejumlah bantuan tertentu bagi pemilik bisnis
membayar sejumlah biaya atau royalti. Kadang-kadang, perusahaan juga
mengharuskan pemilik bisnis untuk membeli persediaan dari perusahaan.
Adapun beberapa tips dalam melakukan investasi waralaba ialah:
 Pertama, kenalilah merek dagang, Kekuatan bisnis waralaba yang utama
adalah dari merek dagang Sebab, banyak pihak lain yang tertarik akan
suatu produk waralaba karena keterkenalan dari mereknya yang berkaitan
dengan imej dari produk tersebut. Mem- bangun sebuah imej tidaklah
mudah dalam suatu usaha. Oleh karena itu, ketika imej telah terbangun
maka pembukaan cabang baru melalui konsep wara- laba akan sangat
menarik investor karena tergiur akan keuntungannya.
 kedua, sistem usaha atau lebih dikenal dengan SOP (Standand Operational
Proccedure). SOP merupakan sistem bisnis yang ditawarkan oleh
perusahaan wara laba. Hal tersebut berkaitan dengan sistem produksi,
sistem SDM, sistem penjualan, dan sistem keuangan. Misalnya, standar
penentuan lokasi usaha, standar tempat usaha, standar peralatan usaha,
standar pe- ngiriman stok barang dagangan, standar kemampuan pegawai,
dan standar pencatatan keuangan sehingga dengan sistem ini Anda tidak
perlu repot-repot lagi Nan NE mengurus usaha Anda.
 Ketiga, fee royalti. Hal tersebut merupakan biaya yang lazim dari sebuah
waralaba yang merupakan bentuk bagi hasil antara Anda sebagai investor
dengan pihak perusahaan waralaba. Besarannya relatif kecil, rata-rata
antara 2 % -5 % dari omzet penjualan tiap bulannya .
Sektor usaha yang banyak dilakukan secara waralaba ialalh usaha kuliner
atau makanan karena memiliki perputaran yang cepat, margin laba yang
besar, serta pola produksi dan pem- buatan sistem operasional yang relatif
mudah. Selain itu, sektor retai! seperti minimarket juga memiliki intensitas
yang besar dengan perputaran usaha yang tidak kalah banyaknya. Namun,
marginnya relatif kecil sehingga mengandalkan kuantitas penjualan yang
besar. Selain itu, sektor jasa seperti jasa laundry kiloan, jasa pencucian
motor dan mobil, salon, dan lain se- bagainya, cukup menggiurkan karena
selain memiliki margin usaha tersebut tidak terpengaruh penjualannya
akibat kondisi cuaca dan momentum seperti bulan ramadhan, yang cukup
besar, hari raya, dan libur sekolah.

Anda mungkin juga menyukai