KONSEP BERINVESTASI
Bab ini akan membahas mengapa setiap orang melakukan investasi
dan bagaimana cara berinbestasi. Hal tersebut penting diketahui oleh para
calon investor untuk menentukan berbagai pilihan investasi yang tersedia saat
ini secara tepat, sesuai, dan tentu saja menguntungkan.
Kata “investasi” berasal dari bahasa inggris investment yang
memiliki kata dasar invest yang artinya menanam. Seperti dalam pengertian
aslinya dalam konsep pertanian, tentu saja jika seorang petani menanam
tumbuh-tumbuhan, dia akan berharap bibit tanaman yang ditanamnya akan
tumbuh dan berbuah dengan bagus. Sehingga, si petani dapat memperoleh
keuntungan dari tanaman tersebut. Begitupun dalam masalah keuangan. Jika
seorang investor menanamkan sejumlah dananya kepada usaha tertentu, tentu
saja si investor mengharapkan dananya akan tumbuh berkembang dan
berbuah menjadi keuntungan. Namun, kelebihan konsep ajaran Islam ialah
tidak hanya keuntungan yang bersifat duniawi saja, melainkan keuntungan
yang bersifat akhirat, seperti pahala yang didapat dengan membangun
fasilitas ibadah, sekolah, kesehatan, dan hal yang bersifat sosial lainnya dari
hasil investasi yang dilakukan karena berkaitan dengan keimanan pada
konsep ajaran Islam, meskipun pemikiran tersebut dianggap tidak rasional
atau irational people, terutama yang menyangkut perilaku altruisme. Untuk
lebih jelas, simaklah pembahasan berikut ini.
a. Mengapa melakukan investasi?
Jika kita memperoleh kalimat tanya “mengapa” maka hal tersebut
merupakan permintaan penjelasan mengenai sebuah alasan dalam melakukan
suatu hal. Alasan merupakan kaidah esensi dari segala aktivitas apa pun agar
jelas dan kuat secara motivasi dan langkah caa yang akan di ambil. Begitu
juga dengan kegiatan investasi, apa alasan Anda ingin berinvestasi? Pilihlah
investasi apa yang tepat untuk Anda dapat menguraikan dengan baik
pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka Anda siap untuk berinvestasi.
Berikut ini beberapa alasan dalam berinvestasi:
1. Mendapatkan Laba Sebesar Mungkin
Pada prinsipnya, setiap orang memiliki tujuan dasar yang sama
dalam investasi, yaitu bagaimana agar uang atau kekayaan yang dimiliki
saat ini ditanamkan ke dalam suatu jenis usaha tertentu, kemudian
kekayaan tersebut kembali lagi sejumlah pokok ditambah dengan
kelebihannya sesuai ekspektasi di awal, kemudian kekayaan tersebut akan
diambil manfaatnya oleh investor. Hal tersebut sudah menjadi kelaziman
umum dalam setiap investasi atau dalam istilah ekonomi disebut rational
people, yang mengasumsikan setiap orang yang rasional akan bertindak
sesuai insentif keuntungan yang telah mereka hitung.
Insentif keuntungan tersebut dapat merupakan perhitungan laba
yang dihitung sebelum investasi. Hal tersebut dilakukan karena adanya
beberapa pilihan investasi, sedangkan calon investor memiliki
keterbatasan dana. Oleh karenanya, bagaimana sejumlah dana yang
dimiliki saat ini akan berkembang secara maksimal dengan memperoleh
laba sebesar-besarnya di kemudian hari? Hal tersebut merupakan konsep
dasar dari “time value of money” (nilai waktu uang) yang menjelaskan
bahwa uang memiliki potensi nilai yang berkembang akibat perubahan
waktu. Dari konsep nilai waktu uang lagi dalam literatur manajemen
keuangan dikenal istilah konsep feability studi atau penilaian prospektus
pilihan suatu usaha yang menggunakan rumus NPV ( Net Present Value ),
IRR (Internal Rate of Return), Playback Periode, dan rumus keuangan
lainnya guna menghitung perkiraan maksimalisasi laba yang akan
diperoleh dari suatu pilihan investasi.
2. Jaminan Kondisi Masa DL
Umumnya, setiap orang ingin memiliki umur yang panjang
dengan kondisi yang lebih makmur untuk diri dan keluarga serta dapat
menikmati hidup tanpa banyak harus melakukan kerja keras setiap saat.
Kondisi makmur tersebut dapat berarti sebuah keterjaminan akan
kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan
lain-lain), serta berbagai kebutuhan psikologis (keamanan, kenyamanan,
ketentraman, kehormatan, dan lain-lain).
Kebutuhan pokok merupakan kebutuhan dasar setiap manusia
yang tentu saja harus dipenuhi. Hal tersebut merupakan konsumsi yang
cenderung tidak terpengaruh oleh besar kecilnya pendapatan seseorang.
Keterjaminan akan membutuhkan pokok merupakan hal esensi bagi
kehidupan manusia, seperti keterjaminan akan biaya kesehatan,
pendidikan, dan konsumsi dasar sehari-hari. Apalagi dengan kondisi
bangsa saat ini yang tidak menentu, baik kondisi ekonomi, lingkungan,
dan kebijakan politik yang akan berpengaruh terhadap kondisi
penghasilan, kesehatan, dan pendidikan. Biasanya, kesehatan dan
pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang menyedot banyak biaya dari
seseorang. Oleh sebab itu, ketersediaan dana untuk kebutuhan tersebut
harus terjamin. Kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan pokok
merupakan standar kemiskinan seseorang yang digunakan di berbagai
negara.
Kebutuhan psikologis merupakan cerminan kualitas hidup hakiki
seseorang, karena sering dijadikan takaran kebahagiaan. Contoh dari
konsumsi yang berpengaruh terhadap kebahagiaan psikologis ialah
traveling bersama keluarga, membeli barang-barang prestise, memiliki
tempat tinggal idaman, dan lain sebagainya. Kebutuhan psikologis
cenderung lebih tinggi tahapannya setelah kebutuhan pokok. Artinya,
kebutuhan psikologis akan bisa tercapai jika telah memenuhi kebutuhan
pokok terlebih dahulu. Keterjaminan akan kebutuhan pokok merupakan
kondisi yang menjaminkan kualitas hidup seseorang berada pada tingkat
kemakmuran tinggi, biasanya banyak terjadi di negara-negara maju.
3. Lindung Nilai (Hedging)
Lindung nilai atau dalam bahasa Inggris disebut hedge, dalam
dunia keuangan bdiartikan sebagai suatu investasi yang dilakukan guna
mengurangi atau meniadakan risiko atas investasi lain. Misalnya,
seseorang melakukan investasi yang memiliki nilai yang fluktuatif. Agar
terhindar dari risiko kerugian, ia di-back up oleh investasi yang memiliki
nilai relatif stabil. Hal tersebut dilakukan selain untuk mengurangi atau
meniadakan risiko investasi, juga untuk memperoleh keuntungan
maksimal melalui spekulasi pada investasi yang bernilai fluktuatif, yang
diperkirakan akan memperoleh laba yang sangat besar. Contohnya,
seorang investor membeli beberapa jenis fortopolio saham. Baik saham
yang berisiko rendah dan saham yang berisiko tinggi guna
mengoptimalkan keuntungan, tetapi dengan melakukan lindung nilai untuk
menghindari kerugian.
4. Passive Income
Passive income merupakan kondisi di mana seseorang melakukan
investasi dan mendapatkan hasilnya secara berkala dan terus-menerus.
Sehingga, ia tidak perlu lagi bekerja mencari penghasilan karena hasil
investasi tersebut telah memenuhi segala kebutuhannya sehari-hari. Hal
tersebut merupakan dambaan hampir setiap orang karena serupa dengan
pensiun dini. Sisa umurnya yang masih produktif dapat dimanfaatkan
untuk aktualisasi diri dan kegiatan apa pun yang disukainya tanpa khawatir
akan pendapatan untuk hidup sehari-hari.
5. Perencnaan Mewujudkan keinginan
Setiap orang memiliki keinginan yang ingin diwujudkan, seperti
membeli rumah tinggal idaman, bersekolah ke luar negeri, membeli
kendaraan idaman, ibadah haji, dan lain sebagainya yang semua itu
membutuhkan biaya yang sangat besar sehingga belum tentu dapat dibeli
pada kondisi pendapatan saat ini. Salah satu alasan melakukan investasi
ialah menahan konsumsi saat ini untuk memperoleh hal-hal yang
diinginkan tersebut, tetapi berbeda dengan menabung. Sebab, dalam
investasi berlaku hukum kelipatan, dengan jumlah yang diinvestasikan
dapat memperoleh hasil yang berlipat. Biasanya, kelipatan tersebut telah
diukur rentang waktunya.
6. Tujuan Akhirat yang Memicu Keuntungan Usaha di Dunia
Dalam Islam dikenal konsep alturisme dan hakikat kehidupan di
dunia ini adalah untuk bekal akhirat. Tujuan akhirat yaitu rida dan pahala
dari Allah SWT. Hal ini merupakan konsep perilaku seorang muslim yang
berpengaruh terhadap aktivitasnya di dunia, termasuk tujuan dalam
berinvestasi. Misalnya, seseorang melakukan investasi untuk bisa
membiayai operasional yayasan, seperti yayasan pendidikan, yayasan
kesehatan, atau untuk membiayai kegiatan LSM-LSM lainnya yang
diharapkan dari aktivitas sosial tersebut Allah SWT. Memberikan
keberkahan berupa kemudahan, kelancaran, dan kebahagiaan dalam
kehidupan di dunia maupun di akhirat.
b. Jenis Investasi
Ada beberapa jenis investasi berdasarkan jangka waktu, risiko, dan
prosesnya. Hal-hal tersebut perlu diketahui guna memastikan ketepatan antara
alasan dan cara melakukan investasi. Jenis tersebut dapat diartikan sebagai
cara melakukan investasi yang sesuai alasan investasi seperti pada
pembahasan sebelumnya diatas.
1. Menurut Janngka Waktu
Secara umum, menurut jangka waktunya investasi dibagi ke
dalam tiga jenis.
Investasi jangka pendek, yaitu investasi yang dilakukan tidak
lebih dari 12 bulan atau 1 tahun.
Investasi jangka menengah, yaitu investasi yang memiliki
rentang waktu antara 1 tahun hingga 5 tahun.
Investasi jangka panjang.
2. Menurut Risiko
Setiap pilihan investasi akan berkaitan dengan dua hal, risiko dan
return. Keduanya merupakan hubungan sebab akibat dan hubungan saling
kontradiktif. Dalam teori investasi, di kenal istilah “High risk return, low
risk return”. Sebuah rumus yang berbanding lurus. Sulit sekali
menemukan suatu jenis investasi dengan tingkat risiko rendah, tapi
memiliki return yang tinggi, hampir mustahil. Adapun jika tingkat risiko
tinggi tetapi return rendah maka Hanaya orang yang kurang
berpengetahuan saja yang akan menempuh investasi tersebut. Menurut
banyak ahli keuangan, risiko merupakan kemungkinan perolehan return
yang menyimpang dari harapan. Setiap investasi akan selalu melekat
dengan faktor risiko tersendiri. Namun, bukan berarti risiko tersebut tidak
dapat dikelola atau disiasati dengan cermat, karena pengelolaan yang tepat
dikelola atau disiasati dengan cermat, karena pengelolaan yang tepat dapat
memperoleh keuntungan yang maksimal dari suatu investasi. Untuk itu,
perlunya setiap investor untuk memahami berbagai jenis risiko dalam
suatu investasi.
Secara umum, risiko investasi dibagi ke dalam dua jenis, yaitu
sebagai berikut.
Investasi beresiko rendah, yaitu investasi yang dianggap aman
karena tingkat melencengnya penerimaan return yang relatif
rendah.
Investasi beresiko tinggi, yaitu investasi yang memiliki tingkat
kegagalan tinggi terhadap return yang akan diperoleh. Investasi
jenis ini sering disebut investasi spekulasi.
Panjang
Menurut Rendah
risiko
Tinggi
Menurut Langsung
prosesnya
Tidak
langsung