TOYAMILINDO CIREBON
DEPARTEMEN PROCUREMENT AND LOGISTIC
DIVISI GUDANG BARANG JADI
Oleh:
Farid Ardhyansyah
10070214173
(___________________) (___________________)
Mengetahui,
Koordinator Kerja Praktek
(_______________________)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, karena telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kerja praktek.
Pelaksanaan kerja praktek ini dilaksanakan di bagian Gudang Barang Jadi dari
departemen Procurement and Logistic di PT. Toyamilindo pada tanggal 15 Agustus –
15 September 2017. Penyusunan laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban
kepada pihak jurusan mengenai hasil kerja praktek yang telah dijalankan selama
kurang lebih 1 bulan.
Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib dilaksanakan di
Jurusan Teknik Industri Unisba. Tujuan dari adanya kerja praktek yaitu menerapkan
ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan ke dalam perusahaan. Sehingga
memberikan pengalaman dan pengetahuan kepada penulis mengenai dunia kerja yang
nyata.
Dalam pelaksanakan dan penyusunan laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari
bantuan pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada
penulis. Untuk itu penulis bermaksud mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat sehat serta iman sehingga
penulis dapat melaksanakan kerja praktik ini.
2. Orang tua dan keluarga atas doa dan dukungan dalam melaksanakan kerja
praktik.
3. Ibu Hj. Dewi Shofi ST., MT. selaku dosen pembimbing laporan kerja praktik.
4. Ibu Gilang Ayunda selaku Chief Executive Officer yang memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan Kerja Praktik di PT. Toyamilindo.
5. Bapak I Dewa Made B selaku Kepala Departemen Human Resource yang
membimbing penulis di perusahaan.
6. Ibu Yusi selaku Kepala Departemen Procurement & Logistic.
7. Bapak Suryana selaku Kepala Bagian Gudang Barang Jadi
8. Seluruh karyawan PT. Toyamilindo
ii
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dikarenakan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki. Maka penulis mengharapkan atas kritikan serta saran demi mencapai
perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca.
Bandung, 17 Juli 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan.....................................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.........................................................3
2.1 Sejarah Umum Perusahaan dan Struktur Organisasi......................................3
2.1.1 VISI DAN MISI PERUSAHAAN..........................................................4
2.1.2 STRUKTUR ORGANISASI...................................................................4
2.2 Deskripsi Usaha, Bidang Usaha, Jenis Produk, Omset, dan Volume Produksi
10
2.3 Proses Bisnis Perusahaan..............................................................................10
2.4 Tata Letak Pabrik dan Perkantoran Perusahaan............................................13
2.5 Utilitas dan Lingkungan Perusahaan............................................................16
BAB III PELAKSANAAN MAGANG......................................................................18
3.1 Jadwal Magang Industri................................................................................18
3.2 Lingkup dan Pekerjaan Magang Industri......................................................18
3.3 Hambatan dan Cara Penanggulangan...........................................................25
BAB IV ANALISIS.....................................................................................................26
4.1 Identifikasi Masalah......................................................................................26
4.2 Landasan Teori..............................................................................................27
4.2.1 Definisi Perancangan.............................................................................28
iv
4.2.2 Definisi Fasilitas Kerja..........................................................................28
4.2.3 Diagram Sebab Akibat...........................................................................30
4.3 Analisis.........................................................................................................32
BAB V KESIMPULAN..............................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................35
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Magang Minggi Ke - 1....................................................25
Tabel 3. 2 Jadwal Kegiatan Magang Minggu Ke - 2...................................................26
Tabel 3. 3 Jadwal Kegiatan Magang Minggu Ke - 3...................................................28
Tabel 3. 4 Jadwal Kegiatan Magang Minggu Ke - 4...................................................29
Tabel 3. 5 Jadwal Kegiatan Magang Minggu Ke - 5...................................................29
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT. Toyamilindo.......................................................5
Gambar 2. 2 Proses Bisnis PT. Toyamilindo Cirebon.................................................12
Gambar 2. 3 Layout Keseluruhan PT. Toyamilindo....................................................14
Gambar 2. 4 Layout Lantai Atas PT. Toyamilindo.....................................................15
Gambar 2. 5 Layout Lantai Dasar PT. Toyamilindo...................................................15
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kerja baru untuk membantu proses loading barang agar tetap memberikan kualitas
yang terbaik.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya kerja praktek di PT Toyamilindo diantaranya:
1. Mampu memahami kegiatan keseluruhan dari perusahaan
2. Mampu mengidentifikasi masalah yang ada pada perusahaan
3. Mampu mengimplementasikan ilmu perkuliahan pada perusahaan.
2
BAB V KESIMPULAN
Pada bab kesimpulan berisikan rangkuman dari hasil analisis dan seluruh
kegiatan.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4
kerugian. Pada tanggal 31 Oktober 2001, PT. Toyamilindo beralih kepemilikannya
kepada Bapak H. Ir. Soenoto dan sampai sekarang PT. Toyamilindo terus
mengembangkan usahannya dibawah kepemimpinan Bapak H.Ir. Soenoto.
5
Presiden Komisaris
Ir. H. Soenoto
Gilang Ayunda
Corporate Secretary
Ambarwati
Chief GA Officer Chief Proc. & Log. Officer Chief Production Officer Chief QC Officer Chief HRD Officer Chief Sales Officer Chief Brand Officer
Transporter
Helper Produksi
Produksi
6
Job description ini menjelaskan mengenai tugas dan fungsi serta wewenang
untuk setiap departemen atau divisi yang ada diperusahaan. Berikut job description di
PT. Toyamilindo :
1. Presiden komisaris
Bertanggung jawab atas kepemilikan perusahaan.
Bertanggung jawab atas maju dan mundurnya perusahaan.
Memberikan komitmen dan pengarahan kepada Direktur tentang
kebijakan mutu.
Mengarahkan semua sumber daya dalam pelaksanaan sistem mutu
yang akan diterapkan.
2. Direktur
Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan.
Menetapkan kebijakan mutu, sasaran mutu dan komitmen perusahaan.
Membimbing dan mengarahkan para chief.
Menunjuk chief bagian.
Memimpin rapat tinjauan manajemen.
3. Chief Operation Officer
Menetapkan struktur organisasi.
Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan chief.
4. Sekertaris
Menyelenggarakan kesekertariatan perusahaan.
Bertanggung jawa kepada direktur.
5. Chief HR & GA (Human Resource and General Affair)
Merencanakan, mengendalikan, dan mengatur rumah tangga
perusahaan.
Mengatur sdm perusahaan yang terdiri dari perekrutan karyawan,
pelatihan karyawan, dan pengelolaan kepegawaian lainnya.
7
Chief HR & GA membawahi :
A. Co. Chief HR & GA
Membantu kegiatan Chief HR & GA.
Melakukan pengelolaan sdm.
B. Ka Satpam
Memimpin para satpam.
Bertanggung jawab atas keamanan perusahaan.
C. Anggota Satpam
Bertanggung jawab atas keamanan perusahaan.
D. Vehicle maintenance
Bertanggung jawab atas pemeliharaan kendaraan ekspedisi atau
mekanik otomotif.
E. Helper Vehicle maintenance
Membantu tugas – tugas Vehicle maintenance.
6. Chief Procurement and Logistic
Merencanakan, mengendalikan dan, bertanggung jawab atas pembelian dan
pengadaan bahan baku produksi.
Chief Procurement and Logistic Officer
A. Co. Chief Procurement and Logistic Officer
Bertanggung jawab atas pengadaan bahan baku primer (air),
pembelian bahan baku pendukung (botol dan plastik), pembelian alat
tulis kantor dan sparepart mesin – mesin produksi.
B. Row Material and Finish Good
Menampung dan mendata semua bahan baku yang belum diproduksi
dari bagian pembelian dan barang jadi.
7. Chief Production Officer
Merencanakan, mengendalikan, mengkoordinasi dan bertanggung
jawab atas kegiatan produksi.
8
Mengawasi dan bertanggung jawab atas kualitas dan kuantitas barang
yang diproduksi.
Bertanggung jawab atas inventaris mesin dan peralatan yang berkaitan
dengan proses produksi dan peralatan penunjang.
Chief Production Officer membawahi :
A. Co. Chief Production Officer
Membantu pekerjaan Chief Production Officer.
B. Operator and helper
Mempersiapkan mesin – mesin produksi.
C. Head of Engine
Mengawasi kerja Engine Treatment.
D. Engine Treatment
Membantu proses produksi dan memelihara peralatan produksi.
8. Chief Sales Officer
Merencanakan, mengendalikan, mengkoordinasi dan bertanggung
jawab atas segala pasar dan pemasaran.
Mengidentifikasi produk jadi yang dikirim dari perusahaan ke
pelanggan.
Mengadalikan produk jadi yang dikirim sampai diterima oleh
pelanggan.
Chief Sales Officer membawahi :
A. Co. Chief Sales Officer
Membantu pekerjaan Chief Sales Officer
B. Chief Brand Officer
Seorang yang menjabat di departemen marketing berdampingan
dengan Chief Sales Officer dengan tugas pokok membangun image
brand Mountoya sebagai brand air minum dalam kemasan, sehingga
menimbulkan fanatisme terhadap produk yang berujung pada
peningkatan pendapatan perusahaan.
9
Membangun brand Mountoya melekat pada mind set
konsumen sebagai brand air minuman dalam kemasan.
Membangun dan mengontrol pasar Mountoya terutama di luar
wilayah Cirebon.
Membangun dan mengontrol sistem warehouse yang tertib
administrasi, mandiri, serta menguntungkan bagi kemajuan
Mountoya.
Selalu memberikan laporan baik tertu;is maupun lisan dalam
setiap kegiatan disertai dengan periodik.
Chief Brand Officer membawahi :
A. Co. Chief Sales and Promotion Officer
Membantu pekrjaan Chief Sales and Promotion Officer.
9. Chief Finance Officer
Merencanakan, mengendalikan, mengkoordinasi dan bertanggung jawab atas
pengelolaan keuangan dan akuntasi perusahaan.
Chief Finance Officer membawahi :
A. Co. Chief Finance Officer
Membantu pekerjaan Co. Chief Finance Officer
10. Chief Quality Control Officer
Melakukan inspeksi dan pengujian organolefic, fisika, kimia dan
microbiology terhadap bahan baku, mulai dari ground tank selama
proses produksi dan produk jadi.
Membuat daftar peralatan inspeksi, pengukuran dan pengujian untuk
kalibrasi.
Membuat permohonan untuk kalibrasi ke instansi atau lembaga swasta
yang berwenang.
Melakukan verifikasi peralatan inspeksi, pengukuran dan pengujian.
Chief Quality Control Officer membawahi :
A. Co. Chief Quality Control Officer
Membantu pekerjaan Chief Quality Control Officer.
10
B. Quality Checker
Melakukan pemeliharaan, perawatan dan pengawasan penggunaan
peralatan inspeksi pengukuran dan pengujian bahan baku.
11. Costumer Service and Administration
Bertanggung jawab dalam mengurusi administrasi dan produk dan pelayanan.
2.2 Deskripsi Usaha, Bidang Usaha, Jenis Produk, Omset, dan Volume
Produksi
PT. Toyamilindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang proses
produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan jumlah pekerja sebanyak 176
pekerja. Dalam proses pemasarannya PT. Toyamilindo memiliki merk dagang
Mountoya dan memiliki berbagai ukuran kemasan seperti cup 240 ml, botol 330 ml,
botol 600 ml, dan botol 1500 ml serta gallon 19lt. Jumlah produksi untuk produk cup
240 ml botol 330 ml dan botol 600 ml per harinya sebanyak 300 – 800 karton per
harinya untuk semua produk kemasan karton, sedangkan untuk produk gallon 19lt
PT. Toyamilindo mampu memasarkan 800 – 900 gallon per harinya.
2.3 Proses Bisnis Perusahaan
Proses bisnis pada PT.Toyamilindo ini meliputi order dari pelanggan, proses
produksi atau pengemasan air mineral, pembelian bahan baku dan pendistribusian
produk yang dilakukan oleh beberapad departemen seperti departemen pemasaran,
departemen procurement and logistic, departemen produksi dan departemen quality
control (melakukan control produk dan kualitas air mineral). Hasil dari proses bisnis
ini adalah produk yang siap didistribusikan ke warehoeuse, distributor, dan toko –
toko.
Tahapan dari proses bisnis PT. Toyamilindo ini diawali dari input data
permintaan atau jumlah produk yang dipesan dari pelanggang kemudian diterima oleh
departemen pemasaran yang menghasilkan output PO dari departemen pemasaran
tersebut, lalu departemen pemasaran berkordinasi dengan departemen procurement
and logistic untuk pengecekan serta penyedian bahan baku. Kemudian PO diberikan
11
ke departemen produksi, departemen produksi meminta bahan baku ke bagian gudang
baku. Setelah bahan baku disuplly ke departemen produksi barulah proses produksi
dilakukan. Setelah proses produksi selesai bagain QC akan mengecek produk –
produk tersebut sebelum dikemas (packing) kedalam kardus lalu di kirim ke bagian
gudang bahan jadi untuk didistribusikan ke para konsumen. Berikut merupakan
gambaran proses bisnis yang dilakukan oleh PT. Toyamilindo Cirebon.
12
Procurement
Konsumen Pemasaran GBB Produksi QC GBJ
& Logistic
Dokumen Pengecekan dan PPIC
Mulai permintaan -Bahan Baku
penyediaan Bhn Baku
pelangg an yang
sesuai keinginan
dibutuhkan
Konsumen
-Data Jumlah
Bhn Baku
-Jadwal Produksi
-Data
permintaan Penetapan Jadwal
pelanggan Produksi
-Produk sesuai -Line
jumlah order -Jenis
-Jumlah Pemeriksaan
Barang Jadi
13
Gambar 2. 3 Layout Keseluruhan PT. Toyamilindo
14
Gambar 2. 4 Layout Lantai Atas PT. Toyamilindo
15
2.5 Utilitas dan Lingkungan Perusahaan
Utilitas yang memiliki dalam bahasa inggris adalah keperluan atau kebutuha,
di dalam proses industri atau pabrik utilitas memiliki peran vital bagi berjalannya
proses produksi guna menunjang agar suatu proses produksi agar berjalan dengan
lancar dengan standar yang telah di tentukan. Untilitas di PT. Toyamilindo ini
meliputi:
Mesin
Merupakan elemen penting dalam proses produksi untuk mengolah bahan
baku hingga prduk jadi.
Internet
Sebagai alat penunjang untuk memudahkan mendapatkan dan menerima
informasi dari luar.
Komputer
Alat penunjang untuk menyimpan informasi dan kegiatan kantor.
Telepon
Sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada SDM yang ada di
lingkungan perusahaan serta sarana komunikasi untuk kepentingan lainnya.
Hand Talky (HT)
Sarana komunikasi untuk berbagi informasi dari departemen satu ke
departemen lainnya.
Air Conditioner (AC)
Sebagai alat penunjang kenyamanan bagi SDM agar tidak merasa kepanasan
atau pun kegerahan sehingga bisa menimbulakn suasana yang kondusif.
Listrik
Digunakan sebagai energi untuk alat – alat yang berbasis teknologi.
Masjid
Sarana ibadah untuk SDM di lingkungan perusahaan.
Toilet
Sarana untuk menghilangkan kebutuhan pribadi.
Gedung produksi
16
Sebagai tempat berlangsungnya kegiatan produksi.
Gudang
Sebagai tempat penyimpanan baik itu bahan baku, bahan jadi atau pun produk
cacat (limbah).
Lahan parkir
Sebagai sarana untuk penyimpanan transportasi para SDM perusahaan.
Garasi pabrik
Sarana penyimpanan transportasi pabrik seperti mobil – mobil ekspedisi.
Pos satpam
Sebagai tempat penjagaan dan juga sarana untuk pengarahan para tamu yang
datang ke perushaan.
Tempat atau ruangan untuk istirahat
Sarana yang digunakan untuk menghabiskan waktu istirahan kerja, bisa juga
digunakan untuk tempat makan siang dan bersantai (pada waktu tertentu).
17
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG
18
pengeluaran bahan dan pada komputer. Selain itu pada departemen Procurement and
Logistic juga membawahi gudang barang jadi, adapun aktivitas yang dilakukan yaitu
menyesuaikan hasil produksi yang telah ditentukan dengan jumlah barang yang
masuk ke gudang barang jadi. Gudang barang jadi juga mencatat pengeluaran barang
yang akan didistribusikan kepada agen, mencatat barang yang diretur atau
dikembalikan (karena cacat yang dapat diperbaiki ataupun reject).
Pelaksanaan magang industri dalam beberapa minggu direkap dalam bentuk
table. Berikut adalah jadwal kegiatan magang minggu ke – 1 dapat dilihat pada Tabel
3.1
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Magang Minggi Ke - 1
Minggu Ke- Hari / Tanggal Kegiatan
Bertemu dengan Kepala HRD PT.
Toyamilindo
Pengenalan Perusahaan, Struktur Organisasi,
Selasa / 15 Agustus
Departemen, dan Proses Pengolahan Air
2017
menjadi AMDK
Keliling Pabrik
Pengenalan Kepala tiap Departemen
Bertemu dengan Kepala HRD PT.
Toyamilindo
Perkenalan Departemen Procurement and
Rabu / 16 Agustus Logistic
2017 Perkenalan Departemen Marketing
1
Perkenalan Departemen Produksi
Perkenalan Departemen Quality Control
Perkenalan Departemen IT
Bertemu dengan Kepala HRD PT.
Toyamilindo
Bertemu dengan Kepala Departemen
Procurement dan Logistic
Jumat / 18 Agustus
Diskusi dengan Kepala Departemen
2017
Procurement dan Logistic
Mengunjungi Gudang Bahan Baku
Mengamati Kegiatan di Gudang Bahan Baku
Mengamati Proses Blowing Botol Kemasan
19
mahasiswa yang melakukan magang industri di PT. Toyamilindo. Setelah bertemu
dengan Pak Made kemudian diberikan penjelasan dan pemaparan mengenai sejarah
perusahaan, struktur organisasi, serta proses pengolahan air hingga menjadi AMDK
(Air Minum Dalam Kemasan). Kegiatan selanjutnya yaitu berkeliling area
perusahaan secara singkat serta pengenalan kepala departemen yang sedang dalam
bertugas seperti kepala produksi yaitu Ibu Andini, dan kepala divisi gudang bahan
baku Bapak Bambang.
Hari selanjutnya yaitu bertemu kembali dengan Pak Made untuk diantarkan
menuju departemen yang ada pada perusahaan dan melakukan pengenalan ke
beberapa departemen serta pengenalan kepala departemen dan beberapa staff yang
bekerja. Kemudian di hari selanjutnya bertemu dengan Ibu Yusi sebagai CEO dari
departemen Procurement and Logistic dan tanya jawab seputar departemen tersebut.
Aktivitas selanjutnya yaitu mengunjungi dan mengamati aktivitas yang terjadi di
gudang bahan baku, pada saat itu sedang melakukan pembuatan dus setengah jadi
untuk mengemas produk AMDK yang sudah jadi. Selanjutnya mengunjungi bagian
Blowing dimana bagian tersebut masih dibawahi oleh divisi gudang bahan baku.
Aktivitas di Stasiun Blowing yaitu proses peniupan dari prefoam menjadi bentuk
botol yang akan digunakan untuk kemasan air mineral dan kemudian menjadi stok
sebagai bahan baku.
Tabel 3. 2 Jadwal Kegiatan Magang Minggu Ke - 2
Minggu
Hari / Tanggal Kegiatan
Ke-
Bertemu dengan Kepala HRD PT.
Toyamilindo
Senin / 21 Agustus Bertemu dengan Kepala Marketing
2017 Mengunjungi Gudang Barang Jadi
Mengamati Kegiatan di Gudang Barang Jadi
Mengunjungi Gudang Barang yang Retur
Bertemu dengan Kepala HRD PT.
2 Toyamilindo
Bertemu dengan Kepala Produksi
Mengamati Proses Sterilisasi dan
Selasa / 22 Agustus
Penambahan Ozon pada Air
2017
Mengamati Proses Pembersihan Galoon
Mengamati Proses Produksi AMDK Galoon
Mengamati Proses Produksi AMDK Botol
Mengamati Proses Produksi AMDK Gelas
20
Lanjutan Tabel 3. 2 Jadwal Kegiatan Magang Minggu Ke - 2
Minggu
Hari / Tanggal Kegiatan
Ke-
Bertemu dengan Kepala HRD PT. Toyamilindo
Bertemu dengan Kepala IT
Rabu / 23 Agustus 2017
Diskusi dan Tanya Jawab dengan Kepala
Departemen IT
Bertemu dengan Kepala HRD PT. Toyamilindo
Mengunjungi Gudang Barang Jadi
Mengamati Proses Loading Produk Jadi ke
Kamis / 24 Agustus
Mobil
2017
2 Mengamati Proses Pengepakan Produk Jadi
Mengamati Proses Penyusunan Produk pada
Gudang Barang Jadi
Bertemu dengan Kepala HRD PT. Toyamilindo
Bertemu dengan CEO Perusahaan
Jumat / 25 Agustus 2017
Pemaparan mengenai Perusahaan dan Masalah
yang Dihadapi
Sabtu / 26 Agustus 2017 Diskusi Mengenai Perencanaan Perancangan
Aplikasi yang Dibutuhkan Perusahaan
21
masalah seperti stok botol yang belum bisa menyesuaikan jumlah yang diproduksi
sehingga masih menggunakan jam lembur untuk mengatasinya.
Hari selanjutnya yaitu mengunjungi gudang barang jadi untuk mengamati
kegiatan pengepakan produk serta penyusunan produk jadi didalam gudang. Pada
proses pengepakan masih terdapat beberapa kendala seperti posisi kerja yang kurang
nyaman, waktu proses pengepakan air mineral botol 600ml masih memakan waktu
sehingga terkadang mesin filling dihentikan agar tidak menumpuk pada pengepakan.
Hari selanjutnya yaitu bertemu dengan CEO perusahaan yaitu Ibu Gilang Ayunda
yang, aktivitas yang dilakukan yaitu pemaparan lebih dalam mengenai perusahaan
dan menceritakan masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan dan masih terjadi
seperti banyaknya gallon yang bocor setelah kembali dari konsumen. Hari
selanjutnya yaitu berdiskusi mengenai perencanaan perancangan aplikasi yang
dibutuhkan oleh PT. Toyamilindo.
Tabel 3. 3 Jadwal Kegiatan Magang Minggu Ke - 3
Minggu Ke- Hari / Tanggal Kegiatan
Perencanaan Pemilihan Bagian yang akan Dibuatkan
Senin / 28 Agustus 2017 Aplikasi
Diskusi Kebutuhan Departemen terhadap Aplikasi
Penentuan Model Aplikasi yang akan Dibuat
Selasa / 29 Agustus 2017
Membuat Gambaran Kasar (Sketsa) Aplikasi di Kertas
Diskusi mengenai Aplikasi yang akan Dibuat dengan
3 Bapak Halilintar
Rabu / 30 Agustus 2017
Memberikan Gambaran Umum Aplikasi yang akan
Dibuat
Diskusi dengan Sesama Peserta Magang Industri
Kamis / 31 Agustus 2017 mengenai Perencanaan Aplikasi
Melanjutkan Pembuatan Sketsa Aplikasi
Sabtu / 2 September
Melanjutkan Pembuatan Sketsa Aplikasi
2017
22
yang akan dibuat serta fungsi apa saja yang terdapat dalam aplikasi. Selain itu
kegiatan yang dilakukan yaitu membuat sketsa atau gambaran aplikasi yang akan
dibangun berupa gambaran kasar di kertas. Kemudian berdiskusi dengan Bapak
Halilintar mengenai aplikasi yang akan dibuat dan menjelaskan secara umum fungsi
dari aplikasi tersebut. Hari selanjutnya yaitu berdiskusi dengan peserta magang
industri yang lain mengenai aplikasi yang dirancang apakah masih terdapat
kekurangan atau saling memberikan masukan terhadap aplikasi. Kegiatan lain yang
dilakukan yaitu melanjutkan membuat sketsa antarmuka aplikasi yang akan dibuat.
Tabel 3. 4 Jadwal Kegiatan Magang Minggu Ke - 4
Minggu
Hari / Tanggal Kegiatan
Ke-
Mentransformasikan Sketsa Antarmuka menjadi
Selasa / 5 September 2017
Gambar Digital
Rabu / 6 September 2017 Melanjutkan Pembuatan Antarmuka Digital
4 Kamis / 7 Sepetember 2017 Melanjutkan Pembuatan Antarmuka Digital
Melanjutkan Pembuatan Antarmuka Digital
Jumat / 8 September 2017
Simulasi Tanggap Darurat
Sabtu / 9 September 2017 Melanjutkan Pembuatan Antarmuka Digital
23
Tabel 3. 6 Jadwal Kegiatan Magang Minggu Ke - 5
Minggu Ke- Hari / Tanggal Kegiatan
Berkeliling Lantai Produksi
Meminta Rekapitulasi Data Barang yang Cacat
Kamis / 14 Sepetember 2017 Produksi
Berkunjung ke Gudang Bahan Baku untuk
Menanyakan Kegiatan pada Stasiun Blowing
Berkunjung ke Gudang Barang Jadi untuk
Meminta Rekapitulasi Data Barang Reject dan
5
Jumat / 15 September 2017 Retur
Diskusi Permasalahan yang Terjadi di Gudang
Barang Jadi
24
3.3 Hambatan dan Cara Penanggulangan
Dalam pelaksanaan magang industri tidak selalu berjalan sesuai yang
direncanakan, adapun beberapa hambatan yang dialami pada saat magang industri ini
berlangsung, diantaranya:
1. Peserta magang industri tidak diperkenankan mengikuti secara langsung
kegiatan yang dilakukan pada perusahaan.
2. Kepala Departemen Human Resource merangkap sebagai pembimbing
sehingga pada saat pelaksanaan magang industri tidak selalu didampingi oleh
pembimbing dikarenakan pembimbing juga memiliki pekerjaan lain.
3. Sering terjadi waktu menganggur pada peserta magang industri
Berdasarkan hambatan yang terjadi pada saat pelaksanaan magang indusri
berlangsung, berikut adalah beberapa cara penanggulangan dari hambatan yang
terjadi ketika magang industri berlangsung.
1. Agar mendapatkan informasi lebih banyak mengenai lingkup kegiatan yang
ada pada perusahaan, peserta magang industri melakukan pengamatan dan
wawancara kepada para supervisor serta meminta data yang berkaitan dengan
masalah yang akan diangkat.
2. Berkordinasi dengan customer service untuk menghubungkan mahasiswa
dengan pembimbing ketika membutuhkan dampingan.
3. Memaksimalkan waktu menganggur dengan melakukan pengerjaan laporan.
25
BAB IV
ANALISIS
26
Rekapitulasi Data Retur dan Reject Gallon 19lt
Periode Agustus 2017
180
160
140
120
Kuantitas
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Tanggal
Retur Reject
27
4.2.1 Definisi Perancangan
Perancangan pada dasarnya telah dideskripsikan sebagai proses banyak
langkah dimana representasi-representasi data dan struktur program, karakteristik-
karakteristik antar muka, dan rincian prosedural diikhtisarkan dari hal-hal yang
berkaitan dengan kebutuhan–kebutuhan informasi.
Soetam Rizky (2011 : 140) Mendefinisikan bahwa:
“Perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikan sesuatu yang akan
dikerjakan dengan mengunakanteknik yang bervariasiserta didalam nya melibatkan
deskripsi mengenai arsitektur serta detai mengenai komponen dan juga keterbatasan
yang akan dialami dalam proses pengerjaan nya”.
Joseph Mansueto dalam buku pengurusan teknologi (2005 : 5) Menyatakan
bahwa:
“Perancangan adalah suatu proses untuk membuat keputusan tentang apa yang
perlu dilakukan oleh organisasi”.
Berdasarkan pengertian diatasdapat diambil kesimpulan bahwa perancangan
adalah:
1. Proses untuk mendefinisikan sesuatu yang melibatkatkan deskripsi mengenai
arsitektur serta komponen.
2. Merupakan suatu aktivitas rekayasa perangkat lunak
3. Membuat keputusan-keputusan utama yang bersifat sruktural
4. Merupakakan penghubung antara kebutuhan dan implementasi
28
Moenir (1987:197) menyatakan “fasilitas merupakan segala sesuatu yang
digunakan, dipakai, ditempati, oleh pegawai baik dalam hubungan lingkungan dengan
pekerjaan maupun untuk kelancaran pekerjaan”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas kerja adalah
segala sesuatu yang berupa sarana atau alat yang digunakan untuk mempermudah
aktivitas perusahaan sehingga dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Menurut Moenir (1987:198-200) dari pengertian fasilitas di atas maka dapat
dibagi tiga golongan besar yaitu:
1. Fasilitas Alat Kerja
Seorang pegawai atau pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan yang
ditugaskan kepadanya tanpa disertai alat kerja. Alat kerja ini pun terbagi atas dua
jenis: alat kerja manajemen dan alat kerja operasional. Alat kerja manajemen berupa
aturan yang menetapkan kewenangan dan kekuasaan dalam menjalankan
kewajibannya. Jadi dengan alat kewenangan dan kekuasaan itu lah manajemen dapat
menjalankan fungsinya untuk memimpin, mengarahkan, mengatur dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai atau pekerja. Alat kerja operasional yaitu semua
benda atau barang yang berfungsi sebagai alat yang langsung digunakan dalam
produksi. Dengan pengertian ini termasuk didalamnya semua alat kerja di kantor
seperti mesin tulis, mesin pengganda, mesin hitung, mesin komputer.
2. Fasilitas Perlengkapan Kerja
Perlengkapan kerja ialah semua benda atau barang yang digunakan dalam
pekerjaan tetapi tidak langsung untuk berproduksi, melainkan berfungsi sebagai
pelancar dan penyegar dalam pekerjaan. Termasuk dalam perlengkapan kerja ini
ialah:
a. Gedung dengan segala sarana yang diperlukan, termasuk jalan, selokan, air
bersih, pembuangan air kotor dan halaman parkir.
b. Ruang kerja dan ruangan lain yang memadai dengan layout yang efisien.
c. Penerangan yang cukup.
29
d. Mebel yang meliputi meja dan kursi kerja, meja dan kursi tamu, almari
dengan segala bentuk dan keperluan, meja serba guna dan segala macam meja
kursi lemari yang diperlukan di tempat kerja.
e. Alat komunikasi berupa telepon, teleks, dan kendaraan bermotor (sebagai
perlengkapan kerja) antara lain untuk kurir, antar jemput pegawai.
f. Alat-alat yang berfungsi untuk penyegar ruangan, seperti kipas angin, exhaust
fan, air conditioning.
g. Segala macam peralatan rumah tangga kantor (alat pemasak, alat pencuci, alat
pembersih, pecah belah dan lain-lain).
3. Fasilitas Sosial
Fasilitas sosial yaitu fasilitas yang digunakan oleh pegawai dan berfungsi
sosial. Misalnya penyediaan mess, asrama untuk para pegawai bujangan, rumah
jabatan, rumah dinas dan kadang-kadang kendaraan bermotor termasuk juga sebagai
fasilitas sosial (motor, kendaraan sedan). Penyediaan dari penggunaan sosial ini tidak
mungkin dapat memenuhi kepuasan pegawai, baik dari segi jumlah maupun segi
kualitas. Pengaturan yang objektif dan dirasa adil akan sangat membantu kedua belah
pihak (organisasi dan pegawai) dalam memperlancar usaha.
Fasilitas yang dimaksud dalam magang ini adalah rel yang digunakan untuk
membantu proses loading dari gudang barang jadi ke mobil. Fasilitas ini diberikan
agar proses penyusunan gallon tidak dilakukan dengan cara menggelindingkan gallon
yang dapat merusak kemasan gallon.
30
terdapat 5 faktor utama yang harus diperhatikan (Ishikawa, Kaoru dan David 1987),
yaitu:
Man (manusia): Berkaitan dengan kekurangan dalam pengetahuan (tidak
terlatih, tidak berpengalaman), kekurangan dalam keterampilan dasar yang
berkaitan dengan mental dan fisik, kelelahan, stress, ketidakpedulian, dan
lain-lain.
Machines (mesin-mesin): Berkaitan dengan sistem perawatan preventif
terhadap mesin-mesin produksi, termasuk fasilitas dan peralatan lain, tidak
sesuai dengan spesifikasi tugas, tidak dikalibrasi, terlalu complicated, terlalu
panas, dan lain-lain.
Methods (metode kerja): Berkaitan dengan tidak ada prosedur dan metode
kerja yang benar, tidak jelas, tidak diketahui, tidak distandarisasi, tidak cocok,
dan lain-lain.
Materials (bahan baku dan bahan penolong): Berkaitan dengan ketiadaan
spesifikasi kualitas dari bahan baku dan bahan penolong yang digunakan,
ketidaksesuaian dengan spesifikasi kualitas bahan baku dan bahan penolong
yang ditetapkan, ketiadaan bahan penanganan yang efektif terhadap bahan
baku dan bahan penolong itu, dan lain-lain.
Environment (Lingkungan): Berkaitan dengan kondisi tempat kerja saat
melakukan pekerjaan yang berpengaruh terhadap karyawan/operator,
kelembapan, suhu ruangan, tingkat kebisingan, dan lain-lain.
Contoh gambar diagram sebab-akibat (cause-effect diagram) dapat dilihat
pada Gambar 4.2.
31
Manusia Mesin
Kualitas
Cause Effect
4.3 Analisis
Berikut ini merupakan diagram sebab-akibat (fishbone diagram) yang
menunjukkan beberapa penyebab permasalahan yang masih terjadi di PT. Mountoya
dapat dilihat pada Gambar 4.
Dari diagram sebab-akibat diatas dapat diketahui bahwa masih banyak sekali
produk gallon 19lt yang diretur akibat bocor atau pecah yang diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu metode, peralatan, dan manusia. Berdasarkan kegiatan yang
diamati penulis di lapangan, kecacatan atau pecahnya gallon dapat terjadi akibat dari
proses loading barang ke mobil pengangkut yang dilakukan dengan cara
32
digelindingkan, selain itu sebelum proses loading, produk tersebut ditumpuk
sebanyak 3 sampai 4 tingkat sehingga memberikan tekanan kepada gallon.
Pada proses pengembangannya PT. Toyamilindo sudah sangat baik dalam
memperhatikan kualitas bahan baku mulai dari sumber mata air yang dipilih, metode
pengolahan air sampai menjadi air minum dalam kemasan, hingga kualitas dan
kebersihan kemasan yang digunakan, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat
masalah yang terjadi. Salah satu masalah yang masih terjadi di perusahaan yaitu
masih sangat banyak kemasan gallon yang mengalami retur akibat kebocoran dan
pecah sehingga menjadikan harga pokok produksi menjadi lebih besar.
Berdasarkan hasil pengamatan pada perusahaan terdapat beberapa penyebab
terjadinya bocor atau pecah pada gallon 19lt yaitu belum tersedianya alat yang
membantu pada proses penyusunan gallon di mobil sehingga pada proses penyusunan
tersebut gallon digelindingkan dan menyebabkan lecet pada gallon. Selain itu
penyusunan rak kayu pada saat sebelum loading barang ke mobil disusun menumpuk
sebanyak 3 sampai 4 tingkat, hal tersebut berisiko dapat merusak gallon. Adapun
usaha yang telah dilakukan PT. Toyamilindo guna menurunkan risiko tersebut yaitu
dengan mengurangi jumlah tumpukan. Dari segi pekerja, penyebab terjadinya
masalah tersebut dapat dikarenakan oleh kurang berhati-hatinya pekerja dalam
membawa mobil sehingga terjadi guncangan yang mengakibatkan benturan pada
gallon.
33
BAB V
KESIMPULAN
34
DAFTAR PUSTAKA
35