Anda di halaman 1dari 43

MAGANG INDUSTRI DI PT.

TOYAMILINDO CIREBON
DEPARTEMEN PROCUREMENT AND LOGISTIC
DIVISI GUDANG BARANG JADI

LAPORAN MAGANG INDUSTRI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Kerja Praktek

Oleh:
Farid Ardhyansyah
10070214173

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2017 M / 1438 H
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Laporan Magang : MAGANG INDUSTRI DI PT.


TOYAMILINDO CIREBON
DEPARTEMEN PROCUREMENT
AND LOGISTIC
DIVISI GUDANG BARANG JADI
2. Nama Mahasiswa : Farid Ardhyansyah
3. NPM : 10070214137

Disetujui dan Disahkan sebagai Laporan Magang Industri

Pembimbing Magang Pembimbing Laporan

(___________________) (___________________)

Mengetahui,
Koordinator Kerja Praktek

(_______________________)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, karena telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kerja praktek.
Pelaksanaan kerja praktek ini dilaksanakan di bagian Gudang Barang Jadi dari
departemen Procurement and Logistic di PT. Toyamilindo pada tanggal 15 Agustus –
15 September 2017. Penyusunan laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban
kepada pihak jurusan mengenai hasil kerja praktek yang telah dijalankan selama
kurang lebih 1 bulan.
Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib dilaksanakan di
Jurusan Teknik Industri Unisba. Tujuan dari adanya kerja praktek yaitu menerapkan
ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan ke dalam perusahaan. Sehingga
memberikan pengalaman dan pengetahuan kepada penulis mengenai dunia kerja yang
nyata.
Dalam pelaksanakan dan penyusunan laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari
bantuan pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada
penulis. Untuk itu penulis bermaksud mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua dan keluarga atas doa dan dukungan dalam melaksanakan kerja
praktik.
2. Ibu Hj. Dewi Shofi ST., MT. selaku dosen pembimbing laporan kerja praktik.
3. Ibu Gilang Ayunda selaku Chief Executive Officer yang memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan Kerja Praktik di PT. Toyamilindo.
4. Bapak I Dewa Made B selaku Kepala Departemen Human Resource yang
membimbing penulis di perusahaan.
5. Ibu Yusi selaku Kepala Departemen Procurement & Logistic.
6. Bapak Suryana selaku Kepala Bagian Gudang Barang Jadi
7. Seluruh karyawan PT. Toyamilindo
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dikarenakan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki. Maka penulis mengharapkan atas kritikan serta saran demi mencapai

ii
perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca.
Bandung, 17 Juli 2017

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan.....................................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.........................................................3
2.1 Sejarah Umum Perusahaan dan Struktur Organisasi......................................3
2.1.1 VISI DAN MISI PERUSAHAAN..........................................................4
2.1.2 STRUKTUR ORGANISASI...................................................................4
2.2 Deskripsi Usaha, Bidang Usaha, Jenis Produk, Omset, dan Volume Produksi
10
2.3 Proses Bisnis Perusahaan..............................................................................10
2.4 Tata Letak Pabrik dan Perkantoran Perusahaan............................................13
2.5 Utilitas dan Lingkungan Perusahaan............................................................16
BAB III PELAKSANAAN MAGANG......................................................................18
3.1 Jadwal Magang Industri................................................................................18
3.2 Lingkup dan Pekerjaan Magang Industri......................................................18
3.3 Hambatan dan Cara Penanggulangan...........................................................25
BAB IV ANALISIS.....................................................................................................26
4.1 Identifikasi Masalah......................................................................................26
4.2 Landasan Teori..............................................................................................27
4.2.1 Definisi Perancangan.............................................................................28

iv
4.2.2 Definisi Fasilitas Kerja..........................................................................28
4.2.3 Diagram Sebab Akibat...........................................................................30
4.3 Analisis.........................................................................................................32
BAB V KESIMPULAN..............................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................35

v
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Harian..............................................................................18
Tabel 4. 1 Rekapitulasi Jumlah Gallon yang Retur dan Reject

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT. Toyamilindo.......................................................5
Gambar 2. 2 Proses Bisnis PT. Toyamilindo Cirebon.................................................12
Gambar 2. 3 Layout Keseluruhan PT. Toyamilindo....................................................14
Gambar 2. 4 Layout Lantai Atas PT. Toyamilindo.....................................................15
Gambar 2. 5 Layout Lantai Dasar PT. Toyamilindo...................................................15

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air Minum Dalam Kemasan atau yang disingkat AMDK merupakan salah
satru produk yang cukup banyak beredar di pasaran karena kebutuhan akan air
minum terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Perusahaan yang
bergerak dalam bisnis AMDK ini pun semakin meningkat dan terus melakukan
ekspansi untuk memperluas jaringan pasar produknya. Kebutuhan masyarakat
terhadap air minum sangat tinggi tetapi ketersediaan air minum yang berkualitas dan
terjamin dari segi kesehatan semakin sulit diperoleh, maka dari itu perusahaan
dituntut untuk dapat menjaga kualitas dari air minum maupun kemasannya.
Pertumbuhan industri khususnya di negara Indonesia tejadi begitu pesat
termasuk industri AMDK. Dengan kondisi seperti ini, perusahaan dituntut untuk
mampu memenuhi keinginan konsumen. mengembangkan kinerjanya untuk
mendapatkan pendapatan yang maksimal karena dihadapkan dengan tingkat
persaingan yang semakin ketat. Maka dalam meningkatkan kinerja perusahaan nya
sendiri, perusahaan harus mengelola sumber daya yang ada secara optimal. Dengan
melakukan pengelolaan terhadap sumber daya yang ada secara optimal, maka kinerja
perusahaan pun akan meningkat dari kepuasan konsumen dan juga kualitas yang
dihasilkan.
PT. Toyamilindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada
bidang produksi AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) yang terletak di Kota
Cirebon. Dalam pemasarannya PT. Toyamilindo menggunakan merk dagang
Mountoya dan telah memiliki beberapa warehouse seperti di Cilacap, Purwokerto,
Jakarta, Surabaya serta beberapa distributor di beberapa kota. Berkaitan dengan ruang
lingkup dari perusahaan tersebut, maka diharapkan melalui kerja praktek mahasiswa
dapat mengenal proses produksi yang ada di perusahaan serta dapat menganalisis
masalah yang terjadi pada PT. Toyamilindo.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya kerja praktek di PT Toyamilindo diantaranya:
1. Mampu memahami kegiatan keseluruhan dari perusahaan
2. Mampu mengidentifikasi masalah yang ada pada perusahaan

1.3 Sistematika Penulisan


Pada pembuatan laporan Kerja Praktik ini memiliki sistematika penulisan
yang baku dan terdiri dari 5 bab diantaranya sebagai berikut:
 BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan terdiri dari latar belakang magang industri, tujuan
magang industri dan sistematika magang industri.
 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab gambaran umum perusahaan berisi mengenai sejarah perusahaan,
stuktur organisasi, proses bisnis perusahaan, tata letak pabrik dan perkantoran
perusahaan dan utilitas dan lingkungan perusahaan.
 BAB III PELAKSANAAN MAGANG
Pada bab pelaksanaan magang berisi mengenai jadwal magang industri,
lingkup pekerjaan magang industri, hambatan dan cara penanggulangan.
 BAB IV ANALISIS
Pada bab analisis berisikan tentang identifikasi masalah yang dibahas,
landasan teori dan analisis
 BAB V KESIMPULAN
Pada bab kesimpulan berisikan rangkuman dari hasil analisis dan seluruh
kegiatan.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Umum Perusahaan dan Struktur Organisasi


PT. Toyamilindo berlokasi di jalan Pangeran Cakrabuana, Desa Wanasaba
Kidul, Kecamatan Talun, Cirebon 45171 adalah perusahaan yang bergerak dibidang
AMDK (air minum dalam kemasan) yang memiliki merk “MOUNTOYA” dengan
bentuk kemasan Cup 240 ml, botol 330 ml, botol 600 ml, botol 1500 ml dan Galon 19
liter. PT. Toyamilindo telah mendapatkan izin dari Departemen Kesehatan RI. Dirjen
Pengawasan Obat dan Makanan Nomor MD 265228003326 dan Sertifikasi Pengguna
tanda SNI 01-3553-2006 Nomer 294/BBIA/ABI-PRO dan juga telah mendapat
Sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia dengan Nomer 01121005550604. PT.
Toyamilindo didirikan pada hari Sabtu, 27 Oktober 1990, yang beralamat di Jalan
Klayan No. 57 Desa Klayan, Kecamatan Cirebon Utara dengan pemilik utama adalah
Nyonya Agung Inggriani yang beralamatkan di Jalan Lemah Wungkuk No. 62
Cirebon.
Setelah berjalan kurang lebih dari 2 tahun tepatnya tahun 1992 sebesar 50%
saham PT. Toyamilindo dibeli oleh Tuan Achmad Ivan Sutrisna yang beralat di Jalan
Villa No. 20 Komplek POLRI, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan. Kemudian pada
saat yang sama saham PT. Toyamilindo dibeliseluruhnya oleh Tuan Achmad Ivan
Sutrisna.
PT. Toyamilindo melakukan perluasaan pabrik dikarenakan tuntutan pasar
yang semakin besar, pembangunan pabrik baru tersebut memiliki lokasi yang lebih
dekat dengan sumber air. Pembangunan dimulai pada tanggal 2 Februari 1994 dan
lokasi sesuai dengan kriteria adalah Jalan Pangeran Cakrabuana, Wanasaba, Sumber
Cirebon yang kemudian menjadi tempat kedudukan yang baru bagi PT. Toyamilindo.
Tahun 1997 sampai dengan 2000 PT. Toyamilindo mengalami kesulitan
dalam memperoleh bahan baku namun perusahaan masih dapat berjalan, tetapi benar
– benar mengalami penurunan. Dampak yang sangat signifikan dialami PT.
Toyamilindo pada saat kondisi ekonomi dilanda krisis yaitu selalu mengalami

3
kerugian. Pada tanggal 31 Oktober 2001, PT. Toyamilindo beralih kepemilikannya
kepada Bapak H. Ir. Soenoto dan sampai sekarang PT. Toyamilindo terus
mengembangkan usahannya dibawah kepemimpinan Bapak H.Ir. Soenoto.

2.1.1 VISI DAN MISI PERUSAHAAN


Mendirikan sebuah organisasi (perusahaan) pasti memiliki suatu tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Selain tujuan utama, biasanya organisasi (perusahaan)
memiliki gagasan mengenai target jangka pendek dan target jangka panjang. Dalam
mewujudkan semua itu, perlu adanya gagasan tertulis di dalam sebuah sistem
manajemen. Visi dan misi merupakan bentuk nyata gagasan atau pedoman tertulis
bagi perusahaan.
 VISI
Visi dari PT. Toyamilindo ini adalah “Membuat seluruh orang di dunia
mengkonsumsi Mountoya.”
 MISI
Misi dari PT. Toyamilindo adalah “Menjadi perusahaan air minum dalam
kemasan terbaik dari segi profesionalisme karyawan, pelayanan pelanggan,
keterjangkauan harga dan kualitas produk yang terbaik.”

2.1.2 STRUKTUR ORGANISASI


Suatu prusahaan atau organisasi pasti memili struktur organisasi yang
digunakan untuk memberikan batasan dan wewenang kepada masing masing
sumberdaya yang ada di perusahaan tersebut. Berikut adalah struktur organisasi yang
ada di PT. Toyamilindo dapat dilihat pada Gambar 2.1.

4
Presiden Komisaris

Ir. H. Soenoto

Chief Executive Officer

Gilang Ayunda

Corporate Secretary

Ambarwati

Chief Finance Officer Chief Operational Officer Chief Marketing Officer

Fardiah Pupik Purwanti Halilintar, STP

Chief GA Officer Chief Proc. & Log. Officer Chief Production Officer Chief QC Officer Chief HRD Officer Chief Sales Officer Chief Brand Officer

Sanudin Yusi Andhini Rezi Prananti I Dewa Made B. Edi Ilyas -

Co. Chief Co. Chief Supervisor Marketing Admin


Ketua Security Maintenance Head of Engine QC Officer HRD Officer Staff HRD Admin
Finance Officer Proc. & Log. Officer Produksi Representative Marketing

Anggota Supervisor Supervisor Raw Salesman


Account Officer Leader Produksi Engine
Security Gudang FG Material

Co. Chief Admin Gudang Helper Raw Operator Helper


Proc. & Log. Officer FG Material Produksi

Transporter
Helper Produksi
Produksi

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT. Toyamilindo

5
Job description ini menjelaskan mengenai tugas dan fungsi serta wewenang
untuk setiap departemen atau divisi yang ada diperusahaan. Berikut job description di
PT. Toyamilindo :
1. Presiden komisaris
 Bertanggung jawab atas kepemilikan perusahaan.
 Bertanggung jawab atas maju dan mundurnya perusahaan.
 Memberikan komitmen dan pengarahan kepada Direktur tentang
kebijakan mutu.
 Mengarahkan semua sumber daya dalam pelaksanaan sistem mutu
yang akan diterapkan.
2. Direktur
 Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan.
 Menetapkan kebijakan mutu, sasaran mutu dan komitmen perusahaan.
 Membimbing dan mengarahkan para chief.
 Menunjuk chief bagian.
 Memimpin rapat tinjauan manajemen.
3. Chief Operation Officer
 Menetapkan struktur organisasi.
 Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan chief.
4. Sekertaris
 Menyelenggarakan kesekertariatan perusahaan.
 Bertanggung jawa kepada direktur.
5. Chief HR & GA (Human Resource and General Affair)
 Merencanakan, mengendalikan, dan mengatur rumah tangga
perusahaan.
 Mengatur sdm perusahaan yang terdiri dari perekrutan karyawan,
pelatihan karyawan, dan pengelolaan kepegawaian lainnya.

6
Chief HR & GA membawahi :
A. Co. Chief HR & GA
 Membantu kegiatan Chief HR & GA.
 Melakukan pengelolaan sdm.
B. Ka Satpam
 Memimpin para satpam.
 Bertanggung jawab atas keamanan perusahaan.
C. Anggota Satpam
 Bertanggung jawab atas keamanan perusahaan.
D. Vehicle maintenance
 Bertanggung jawab atas pemeliharaan kendaraan ekspedisi atau
mekanik otomotif.
E. Helper Vehicle maintenance
 Membantu tugas – tugas Vehicle maintenance.
6. Chief Procurement and Logistic
Merencanakan, mengendalikan dan, bertanggung jawab atas pembelian dan
pengadaan bahan baku produksi.
Chief Procurement and Logistic Officer
A. Co. Chief Procurement and Logistic Officer
Bertanggung jawab atas pengadaan bahan baku primer (air),
pembelian bahan baku pendukung (botol dan plastik), pembelian alat
tulis kantor dan sparepart mesin – mesin produksi.
B. Row Material and Finish Good
Menampung dan mendata semua bahan baku yang belum diproduksi
dari bagian pembelian dan barang jadi.
7. Chief Production Officer
 Merencanakan, mengendalikan, mengkoordinasi dan bertanggung
jawab atas kegiatan produksi.

7
 Mengawasi dan bertanggung jawab atas kualitas dan kuantitas barang
yang diproduksi.
 Bertanggung jawab atas inventaris mesin dan peralatan yang berkaitan
dengan proses produksi dan peralatan penunjang.
Chief Production Officer membawahi :
A. Co. Chief Production Officer
Membantu pekerjaan Chief Production Officer.
B. Operator and helper
Mempersiapkan mesin – mesin produksi.
C. Head of Engine
Mengawasi kerja Engine Treatment.
D. Engine Treatment
Membantu proses produksi dan memelihara peralatan produksi.
8. Chief Sales Officer
 Merencanakan, mengendalikan, mengkoordinasi dan bertanggung
jawab atas segala pasar dan pemasaran.
 Mengidentifikasi produk jadi yang dikirim dari perusahaan ke
pelanggan.
 Mengadalikan produk jadi yang dikirim sampai diterima oleh
pelanggan.
Chief Sales Officer membawahi :
A. Co. Chief Sales Officer
Membantu pekerjaan Chief Sales Officer
B. Chief Brand Officer
Seorang yang menjabat di departemen marketing berdampingan
dengan Chief Sales Officer dengan tugas pokok membangun image
brand Mountoya sebagai brand air minum dalam kemasan, sehingga
menimbulkan fanatisme terhadap produk yang berujung pada
peningkatan pendapatan perusahaan.

8
 Membangun brand Mountoya melekat pada mind set
konsumen sebagai brand air minuman dalam kemasan.
 Membangun dan mengontrol pasar Mountoya terutama di luar
wilayah Cirebon.
 Membangun dan mengontrol sistem warehouse yang tertib
administrasi, mandiri, serta menguntungkan bagi kemajuan
Mountoya.
 Selalu memberikan laporan baik tertu;is maupun lisan dalam
setiap kegiatan disertai dengan periodik.
Chief Brand Officer membawahi :
A. Co. Chief Sales and Promotion Officer
Membantu pekrjaan Chief Sales and Promotion Officer.
9. Chief Finance Officer
Merencanakan, mengendalikan, mengkoordinasi dan bertanggung jawab atas
pengelolaan keuangan dan akuntasi perusahaan.
Chief Finance Officer membawahi :
A. Co. Chief Finance Officer
Membantu pekerjaan Co. Chief Finance Officer
10. Chief Quality Control Officer
 Melakukan inspeksi dan pengujian organolefic, fisika, kimia dan
microbiology terhadap bahan baku, mulai dari ground tank selama
proses produksi dan produk jadi.
 Membuat daftar peralatan inspeksi, pengukuran dan pengujian untuk
kalibrasi.
 Membuat permohonan untuk kalibrasi ke instansi atau lembaga swasta
yang berwenang.
 Melakukan verifikasi peralatan inspeksi, pengukuran dan pengujian.
Chief Quality Control Officer membawahi :
A. Co. Chief Quality Control Officer
Membantu pekerjaan Chief Quality Control Officer.

9
B. Quality Checker
Melakukan pemeliharaan, perawatan dan pengawasan penggunaan
peralatan inspeksi pengukuran dan pengujian bahan baku.
11. Costumer Service and Administration
Bertanggung jawab dalam mengurusi administrasi dan produk dan pelayanan.
2.2 Deskripsi Usaha, Bidang Usaha, Jenis Produk, Omset, dan Volume
Produksi
PT. Toyamilindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang proses
produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan jumlah pekerja sebanyak 177
pekerja. Dalam proses pemasarannya PT. Toyamilindo memiliki merk dagang
Mountoya dan memiliki berbagai ukuran kemasan seperti cup 240 ml, botol 330 ml,
botol 600 ml, dan botol 1500 ml serta gallon 19lt. Jumlah produksi untuk produk cup
240 ml botol 330 ml dan botol 600 ml per harinya sebanyak 300 karton per harinya
untuk semua produk kemasan karton, sedangkan untuk produk gallon 19lt PT.
Toyamilindo mampu memasarkan 800 – 900 gallon per harinya. Dengan penjualan
tersebut PT. Toyamilindo mendapatkan omset sebesar Rp 140.000.000 / Hari.
2.3 Proses Bisnis Perusahaan
Proses bisnis pada PT.Toyamilindo ini meliputi order dari pelanggan, proses
produksi atau pengemasan air mineral, pembelian bahan baku dan pendistribusian
produk yang dilakukan oleh beberapad departemen seperti departemen pemasaran,
departemen procurement and logistic, departemen produksi dan departemen quality
control (melakukan control produk dan kualitas air mineral). Hasil dari proses bisnis
ini adalah produk yang siap didistribusikan ke warehoeuse, distributor, dan toko –
toko.
Tahapan dari proses bisnis PT. Toyamilindo ini diawali dari input data
permintaan atau jumlah produk yang dipesan dari pelanggang kemudian diterima oleh
departemen pemasaran yang menghasilkan output PO dari departemen pemasaran
tersebut, lalu departemen pemasaran berkordinasi dengan departemen procurement

10
and logistic untuk pengecekan serta penyedian bahan baku. Kemudian PO diberikan
ke departemen produksi, departemen produksi meminta bahan baku ke bagian gudang
baku. Setelah bahan baku disuplly ke departemen produksi barulah proses produksi
dilakukan. Setelah proses produksi selesai bagain QC akan mengecek produk –
produk tersebut sebelum dikemas (packing) kedalam kardus lalu di kirim ke bagian
gudang bahan jadi untuk didistribusikan ke para konsumen. Berikut merupakan
gambaran proses bisnis yang dilakukan oleh PT. Toyamilindo Cirebon yang
ditunjukkan oleh Gambar 2.2.

11
Procurement
Konsumen Pemasaran GBB Produksi QC GBJ
& Logistic
Dokumen Pengecekan dan PPIC
Mulai permintaan -Bahan Baku
penyediaan Bhn Baku
pelangg an yang
sesuai keinginan
dibutuhkan
Konsumen
-Data Jumlah
Bhn Baku
-Jadwal Produksi

-Data
permintaan Penetapan Jadwal
pelanggan Produksi
-Produk sesuai -Line
jumlah order -Jenis
-Jumlah Pemeriksaan
Barang Jadi

Pemasaran Produk Produksi


ke Pelanggan Barang
sesuai permintaan Pengepakan
yang telah
Selesai Barang Sesuai
diperiksa &
-Produk Pesanan
dipack
Jadi

Gambar 2. 2 Proses Bisnis PT. Toyamilindo Cirebon

2.4 Tata Letak Pabrik dan Perkantoran Perusahaan


Perusahaan Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) Mountoya ini terdiri dari pabrik dan kantor yang berada dilahan
seluas ± 1 hektar. Untuk lokasi dari pabrik tersebut dapat dilikat pada Gambar 2.3 – Gambar 2.5.

12
Gambar 2. 3 Layout Keseluruhan PT. Toyamilindo

13
S

L
J
K N O P Q

M G F E

H I D

A B C

Gambar 2. 4 Layout Lantai Atas PT. Toyamilindo


Keterangan:
 A: Ruang Sekretaris
 B: Ruang Chief Financial Officer
 C: Ruang Chief Procurement & Logistic
 D: Ruang Chief Executive Officer
 E: Ruang Chief Human Resource & General Affair Officer
 F: Ruang Chief Operating Officer
 G: Ruang Chief Product Officer
 H: Private Room
 I: Ruang Lobby Atas
 J & K: Gudang Bahan Baku Kemas
 L & M:Toilet
 N: Ruang Meeting Atas / Ruang Makan
 O: Mushola
 P: Ruang Arsip
 Q: Ruang Administrasi Gudang Barang Kemas
 R: Gudang Barang Kemas
 S: Lift

14
Gambar 2. 5 Layout Lantai Dasar PT. Toyamilindo

2.5 Utilitas dan Lingkungan Perusahaan


Utilitas yang memiliki dalam bahasa inggris adalah keperluan atau kebutuhan,
di dalam proses industri atau pabrik utilitas memiliki peran vital bagi berjalannya
proses produksi guna menunjang agar suatu proses produksi agar berjalan dengan
lancar dengan standar yang telah di tentukan. Untilitas di PT. Toyamilindo ini
meliputi:
 Listrik
Digunakan sebagai energi untuk alat – alat yang berbasis teknologi.

15
 Air
Digunakan sebagai bahan baku untuk produksi AMDK, selain itu sebagai
sumberdaya penunjang kebutuhan perusahaan.
Adapun sarana penunjang kegiatan perusahaan diantaranya:
 Mesin
Merupakan elemen penting dalam proses produksi untuk mengolah bahan
baku hingga prduk jadi.
 Internet
Sebagai alat penunjang untuk memudahkan mendapatkan dan menerima
informasi dari luar.
 Komputer
Alat penunjang untuk menyimpan informasi dan kegiatan kantor.
 Telepon
Sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada SDM yang ada di
lingkungan perusahaan serta sarana komunikasi untuk kepentingan lainnya.
 Hand Talky (HT)
Sarana komunikasi untuk berbagi informasi dari departemen satu ke
departemen lainnya.
 Air Conditioner (AC)
Sebagai alat penunjang kenyamanan bagi SDM agar tidak merasa kepanasan
atau pun kegerahan sehingga bisa menimbulakn suasana yang kondusif.

16
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG

3.1 Jadwal Magang Industri


Pelaksanaan magang industri yang dilaksanakan pada PT. Toyamilindo
dilakukan kurang lebih satu bulan. Berikut adalah jadwal kegiatan magang industri
yang dilakukan di PT. Toyamilindo yang berada di Cirebon.
Tanggal Pelaksanaan : 15 Agustus s.d 16 September 2017
Jam Kerja : Senin – Jumat (08.00 s/d 16.00)
Sabtu (08.00 s/d 13.00)
Waktu Produksi : Senin – Sabtu
Penempatan Departemen : Procurement and Logistic
Lokasi Perusahaan : PT. Toyamilindo, Jalan Pangeran Cakrabuana,
Wanasaba Kidul, Talun, Cirebon, Jawa Barat 45133

3.2 Lingkup dan Pekerjaan Magang Industri


Pelaksanaan magang industri ini dilakukan di PT. Toyamilindo yang berada di
Cirebon, dalam pelaksanaannya magang dilakukan di beberapa departemen
diantaranya Marketing, Produksi, Quality Control dan Procurement and Logistic.
Pengamatan atau kegiatan magang industri ini lebih kepada departemen Procurement
and Logistic, departemen ini merupakan departemen yang mengurusi mengenai
pembelian dan penyediaan bahan baku produksi. Kegiatan magang industri ini lebih
banyak dilakukan dengan mengamati aktivirtas yang terjadi di bagian pergudangan
(gudang bahan baku dan gudang barang jadi) atau pada bagian logistik, yang
merupakan bagian dari departemen Procurement and Logistic.
Pekerjaan yang dilakukan di gudang bahan baku yaitu pembuatan dus
setengah jadi yang digunakan untuk mengemas produk air mineral yang telah
diproduksi, selain itu divisi gudang bahan baku juga mengirimkan prefoam yang akan
ditiup agar menjadi kemasan botol air mineral. Gudang bahan baku juga mencatat
berapa banyak bahan baku yang dikirim ke departemen lainnya pada checksheet

17
pengeluaran bahan dan pada komputer. Selain itu pada departemen Procurement and
Logistic juga membawahi gudang barang jadi, adapun aktivitas yang dilakukan yaitu
menyesuaikan hasil produksi yang telah ditentukan dengan jumlah barang yang
masuk ke gudang barang jadi. Gudang barang jadi juga mencatat pengeluaran barang
yang akan didistribusikan kepada agen, mencatat barang yang diretur atau
dikembalikan (karena cacat yang dapat diperbaiki ataupun reject).
Pelaksanaan magang industri dalam beberapa minggu direkap dalam bentuk
table. Berikut adalah jadwal kegiatan magang minggu ke – 1 sampai dengan minggu
ke – 5 dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Harian
Minggu
Hari / Tanggal Kegiatan
Ke-
Bertemu dengan Kepala HRD PT.
Toyamilindo
Pengenalan Perusahaan, Struktur
Selasa / 15 Agustus 2017 Organisasi, Departemen, dan Proses
Pengolahan Air menjadi AMDK
Keliling Pabrik
Pengenalan Kepala tiap Departemen
Bertemu dengan Kepala HRD PT.
Toyamilindo
Perkenalan Departemen
Procurement and Logistic
Rabu / 16 Agustus 2017 Perkenalan Departemen Marketing
Perkenalan Departemen Produksi
1 Perkenalan Departemen Quality
Control
Perkenalan Departemen IT
Bertemu dengan Kepala HRD PT.
Toyamilindo
Bertemu dengan Kepala Departemen
Procurement dan Logistic
Diskusi dengan Kepala Departemen
Jumat / 18 Agustus 2017 Procurement dan Logistic
Mengunjungi Gudang Bahan Baku
Mengamati Kegiatan di Gudang
Bahan Baku
Mengamati Proses Blowing Botol
Kemasan

Lanjutan Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Harian

18
Minggu
Hari / Tanggal Kegiatan
Ke-
Bertemu dengan Kepala HRD PT.
Toyamilindo
Bertemu dengan Kepala Marketing
Mengunjungi Gudang Barang Jadi
Senin / 21 Agustus 2017
Mengamati Kegiatan di Gudang
Barang Jadi
Mengunjungi Gudang Barang yang
Retur
Bertemu dengan Kepala HRD PT.
Toyamilindo
Bertemu dengan Kepala Produksi
Mengamati Proses Sterilisasi dan
Penambahan Ozon pada Air
Mengamati Proses Pembersihan
Selasa / 22 Agustus 2017 Galoon
Mengamati Proses Produksi AMDK
Galoon
Mengamati Proses Produksi AMDK
Botol
Mengamati Proses Produksi AMDK
2
Gelas
Bertemu dengan Kepala HRD PT.
Toyamilindo
Rabu / 23 Agustus 2017 Bertemu dengan Kepala IT
Diskusi dan Tanya Jawab dengan
Kepala Departemen IT
Bertemu dengan Kepala HRD PT.
Toyamilindo
Mengunjungi Gudang Barang Jadi
Mengamati Proses Loading Produk
Kamis / 24 Agustus 2017 Jadi ke Mobil
Mengamati Proses Pengepakan
Produk Jadi
Mengamati Proses Penyusunan
Produk pada Gudang Barang Jadi
Bertemu dengan Kepala HRD PT.
Toyamilindo
Jumat / 25 Agustus 2017 Bertemu dengan CEO Perusahaan
Pemaparan mengenai Perusahaan
dan Masalah yang Dihadapi

Lanjutan Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Harian

19
Minggu
Hari / Tanggal Kegiatan
Ke-
Diskusi Mengenai Perencanaan
2 Sabtu / 26 Agustus 2017 Perancangan Aplikasi yang
Dibutuhkan Perusahaan
Perencanaan Pemilihan Bagian yang
akan Dibuatkan Aplikasi
Senin / 28 Agustus 2017
Diskusi Kebutuhan Departemen
terhadap Aplikasi
Penentuan Model Aplikasi yang
akan Dibuat
Selasa / 29 Agustus 2017
Membuat Gambaran Kasar (Sketsa)
Aplikasi di Kertas
Diskusi mengenai Aplikasi yang
akan Dibuat dengan Bapak
3
Rabu / 30 Agustus 2017 Halilintar
Memberikan Gambaran Umum
Aplikasi yang akan Dibuat
Diskusi dengan Sesama Peserta
Magang Industri mengenai
Kamis / 31 Agustus 2017 Perencanaan Aplikasi
Melanjutkan Pembuatan Sketsa
Aplikasi
Melanjutkan Pembuatan Sketsa
Sabtu / 2 September 2017
Aplikasi
Mentransformasikan Sketsa
Selasa / 5 September 2017
Antarmuka menjadi Gambar Digital
Melanjutkan Pembuatan Antarmuka
Rabu / 6 September 2017
Digital
Kamis / 7 Sepetember Melanjutkan Pembuatan Antarmuka
4 2017 Digital
Melanjutkan Pembuatan Antarmuka
Jumat / 8 September 2017 Digital
Simulasi Tanggap Darurat
Melanjutkan Pembuatan Antarmuka
Sabtu / 9 September 2017
Digital
Senin / 11 September Melanjutkan Pembuatan Antarmuka
2017 Digital
Selasa / 12 September Membantu Proses Penempelan
5 2017 Stiker pada Gallon Baru
Membantu Proses Pembuatan
Rabu / 13 September 2017 Karton Setengah Jadi sebagai Bahan
Baku Pengemasan

Lanjutan Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Harian

20
Minggu
Hari / Tanggal Kegiatan
Ke-
Berkeliling Lantai Produksi
Meminta Rekapitulasi Data Barang
Kamis / 14 Sepetember yang Cacat Produksi
2017 Berkunjung ke Gudang Bahan Baku
untuk Menanyakan Kegiatan pada
Stasiun Blowing
Berkunjung ke Gudang Barang Jadi
5 untuk Meminta Rekapitulasi Data
Jumat / 15 September Barang Reject dan Retur
2017
Diskusi Permasalahan yang Terjadi
di Gudang Barang Jadi
Berpamitan dengan Bapak I Dewa
Sabtu / 16 September Made selaku Kepala Departemen
2017 Human Resource yang menjadi
Pembimbing selama di Perusahaan

 Minggu ke-1 (15 Agustus – 18 Agustus 2017)


Kegiatan yang dilakukan pada hari pertama yaitu bertemu dengan customer
service kemudian dibawa menuju ruangnan training untuk bertemu dengan kepala
departemen HR & GA yaitu Bapak I Dewa Made yang bertanggung jawab atas
mahasiswa yang melakukan magang industri di PT. Toyamilindo. Setelah bertemu
dengan Pak Made kemudian diberikan penjelasan dan pemaparan mengenai sejarah
perusahaan, struktur organisasi, serta proses pengolahan air hingga menjadi AMDK
(Air Minum Dalam Kemasan). Kegiatan selanjutnya yaitu berkeliling area
perusahaan secara singkat serta pengenalan kepala departemen yang sedang dalam
bertugas seperti kepala produksi yaitu Ibu Andini, dan kepala divisi gudang bahan
baku Bapak Bambang.
Hari selanjutnya yaitu bertemu kembali dengan Pak Made untuk diantarkan
menuju departemen yang ada pada perusahaan dan melakukan pengenalan ke
beberapa departemen serta pengenalan kepala departemen dan beberapa staff yang
bekerja. Kemudian di hari selanjutnya bertemu dengan Ibu Yusi sebagai CEO dari
departemen Procurement and Logistic dan tanya jawab seputar departemen tersebut.
Aktivitas selanjutnya yaitu mengunjungi dan mengamati aktivitas yang terjadi di
gudang bahan baku, pada saat itu sedang melakukan pembuatan dus setengah jadi

21
untuk mengemas produk AMDK yang sudah jadi. Selanjutnya mengunjungi bagian
Blowing dimana bagian tersebut masih dibawahi oleh divisi gudang bahan baku.
Aktivitas di Stasiun Blowing yaitu proses peniupan dari prefoam menjadi bentuk
botol yang akan digunakan untuk kemasan air mineral dan kemudian menjadi stok
sebagai bahan baku.

 Minggu ke-2 (21 Agustus – 25 Agustus 2017)


Kegiatan yang dilakukan pada minggu kedua yaitu mengunjungi departemen
marketing yang dikepalai oleh Pak Halilintar tetapi pada saat itu Pak Halilintar
sedang bertugas ke luar negeri sehingga pada departemen marketing diurus oleh Pak
Edi Ilyas. Pada departemen marketing diberikan penjelasan mengenai marketing yang
dilakukan oleh perusahaan, dalam membantu pemasaran produk perusahaan dibantu
dengan menggunakan aplikasi yang memudahkan konsumen dalam memesan produk
Mountoya. Dalam pemasarannya Mountoya memiliki beberapa Warehouse seperti di
Jakarta, Purwokerto, Surabaya, dan Cilacap serta beberapa distributor dan agen.
Setelah itu mengunjungi Gudang Barang Jadi dan gudanag barang returyang masih
berkaitan dengan departemen Marketing, aktivitas yang dilakukan di Gudang Barang
Jadi yaitu mengamati proses loading produk jadi ke mobil serta mengamati proses
pembukuan barang yang keluar. Masalah yang masih terjadi pada gudang barang jadi
yaitu masih banyak barang retur seperti gallon yang pecah. Hari selanjutnya yaitu
bertemu dengan kepala produksi yaitu Ibu Andini dan mengamati proses produksi
mulai dari sterilisasi air hingga pengemasan. Dalam proses produksi masih terdapat
masalah seperti stok botol yang belum bisa menyesuaikan jumlah yang diproduksi
sehingga masih menggunakan jam lembur untuk mengatasinya.
Hari selanjutnya yaitu mengunjungi gudang barang jadi untuk mengamati
kegiatan pengepakan produk serta penyusunan produk jadi didalam gudang. Pada
proses pengepakan masih terdapat beberapa kendala seperti posisi kerja yang kurang
nyaman, waktu proses pengepakan air mineral botol 600ml masih memakan waktu
sehingga terkadang mesin filling dihentikan agar tidak menumpuk pada pengepakan.
Hari selanjutnya yaitu bertemu dengan CEO perusahaan yaitu Ibu Gilang Ayunda

22
yang, aktivitas yang dilakukan yaitu pemaparan lebih dalam mengenai perusahaan
dan menceritakan masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan dan masih terjadi
seperti banyaknya gallon yang bocor setelah kembali dari konsumen. Hari
selanjutnya yaitu berdiskusi mengenai perencanaan perancangan aplikasi yang
dibutuhkan oleh PT. Toyamilindo.

 Minggu ke-3 (28 Agustus – 2 September 2017)


Pada awal minggu ketiga kegiatan yang dilakukan yaitu merencanakan bagian
mana yang akan dipilih untuk dibuatkan aplikasi sederhana kemudian berdiskusi
dengan bagian-bagian yang dirasa membutuhkan aplikasi dalam membantu proses
pekerjaan yang dilakukan serta diskusi mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam
aplikasi yang akan dibangun. Hari selanjutnya yaitu menentukan seperti apa aplikasi
yang akan dibuat serta fungsi apa saja yang terdapat dalam aplikasi. Selain itu
kegiatan yang dilakukan yaitu membuat sketsa atau gambaran aplikasi yang akan
dibangun berupa gambaran kasar di kertas. Kemudian berdiskusi dengan Bapak
Halilintar mengenai aplikasi yang akan dibuat dan menjelaskan secara umum fungsi
dari aplikasi tersebut. Hari selanjutnya yaitu berdiskusi dengan peserta magang
industri yang lain mengenai aplikasi yang dirancang apakah masih terdapat
kekurangan atau saling memberikan masukan terhadap aplikasi. Kegiatan lain yang
dilakukan yaitu melanjutkan membuat sketsa antarmuka aplikasi yang akan dibuat.

 Minggu ke-4 (5 September – 9 September 2017)


Pada minggu ke empat kegiatan yang dilakukan yaitu mentransformasikan
sketsa antarmuka yang telah dibuat menjadi gambar digital agar memudahkan
pegawai departemen Informasi dan Teknologi dalam membangun aplikasi. Beberapa
hari selanjutnya kegiatan yang dilakukan masih melanjutkan pembuatan antarmuka
digital dalam rangka pembangunan aplikasi hanya saja pada hari jumat pukul 11.00
dilakukan simulasi tanggap darurat, hal ini dilakukan untuk melihat seberapa besar
respon dan reflek karyawan terhadap peringatan adanya bahaya didalam perusahaan,
ketika alarm dibunyikan diharapkan seluruh karyawan dapat bergegas keluar dari
gedung dan diusahakan membawa barang atau dokumen yang penting.

23
 Minggu ke-5 (11 September – 16 September 2017)
Pada minggu ke lima kegiatan yang dilakukan yaitu masih melanjutkan
pembuatan antarmuka aplikasi secara digital kemudian hari selanjutnya yaitu
membantu proses pemasangan stiker Mountoya pada gallon kosong yang baru dibeli.
Kedepannya PT. Toyamilindo akan melakukan perubahan pada kemasan gallon yaitu
dengan menghilangkan stiker merk dagang yang diganti dengan teknologi modern.
Hari berikutnya yaitu membantu proses pembuatan karton setengah jadi pada Gudang
Bahan Baku yang nantinya karton tersebut digunakan sebagai kemasan. Hari
selanjutnya yaitu berkeliling lantai produksi dan bertemu dengan Ibu Andini dan
meminta rekapitulasi data kecacatan produksi pada poduksi kemasan 240ml. Hari
selanjutnya yaitu berkunjung ke Gudang Bahan Baku untuk menanyakan kendala
pada stasiun Blowing dan berkunjug ke Gudang Barang Jadi untuk meminta
rekapitulasi data barang yang reject dan retur. Pada saat di Gudang Barang Jadi juga
berdiskusi dengan Ibu Vivi mengenai masalah yang sering terjadi di bagian pendataan
barang yang masuk ke gudang. Hari selanjutnya yaitu bertemu dengan Bapak I Dewa
Made B selaku kepala departemen Human Resource sekaligus pembimbing pada saat
pelaksanaan magang di PT. Toyamilindo untuk berpamitan dan mengucapkan
terimakasih telah memberikan izin magang pada PT. Toyamilindo.

3.3 Hambatan dan Cara Penanggulangan


Dalam pelaksanaan magang industri tidak selalu berjalan sesuai yang
direncanakan, adapun beberapa hambatan yang dialami pada saat magang industri ini
berlangsung, diantaranya:
1. Peserta magang industri tidak diberikan penempatan dan pekerjaan secara
spesifik di departemen tertentu (peserta magang fleksibel).
2. Kepala Departemen Human Resource merangkap sebagai pembimbing
sehingga pada saat pelaksanaan magang industri tidak selalu didampingi oleh
pembimbing dikarenakan pembimbing juga memiliki pekerjaan lain.
3. Sering terjadi waktu menganggur pada peserta magang industri

24
Berdasarkan hambatan yang terjadi pada saat pelaksanaan magang indusri
berlangsung, berikut adalah beberapa cara penanggulangan dari hambatan yang
terjadi ketika magang industri berlangsung.
1. Agar mendapatkan informasi lebih banyak mengenai lingkup kegiatan yang
ada pada perusahaan, peserta magang industri melakukan pengamatan dan
wawancara kepada para supervisor serta meminta data yang berkaitan dengan
masalah yang akan diangkat.
2. Berkordinasi dengan customer service untuk menghubungkan mahasiswa
dengan pembimbing ketika membutuhkan dampingan.
3. Memaksimalkan waktu menganggur dengan melakukan pengerjaan laporan.

25
BAB IV
ANALISIS

4.1 Identifikasi Masalah


Setelah dilakukan magang industri selama 25 hari kerja pada PT. Toyamilindo
maka dapat diketahui permasalahan yang ada pada perusahaan khususnya mengenai
barang retur dan reject produk Mountoya yang terjadi pada bagian gudang barang
jadi. Adapun berikut ini merupakan rekapitulasi data jumlah Gallon yang diretur atau
reject akibat kondisi cacat (pecah/bocor) pada bulan Agustus 2017 dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
Tabel 4. 1 Rekapitulasi Jumlah Gallon yang Retur dan Reject
Tanggal Retur Reject Tanggal Retur Reject
1 151 20 17 0 0
2 131 24 18 115 9
3 152 17 19 131 12
4 122 18 20 0 0
5 129 9 21 144 48
6 0 0 22 111 23
7 149 15 23 128 1
8 146 20 24 119 11
9 140 15 25 142 12
10 108 11 26 118 21
11 142 7 27 0 0
12 128 40 28 130 44
13 0 0 29 110 22
14 119 12 30 139 23
15 126 10 31 0 0
16 154 4

26
Rekapitulasi Data Retur dan Reject Gallon 19lt
Periode Agustus 2017
180
160
140
120
Kuantitas

100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Tanggal
Retur Reject

Gambar 4. 1 Rekapitulasi Jumlah Gallon yang Retur dan Reject

Catatan: yang menunjukkan angka nol merupakan hari libur.


Berdasarkan rekapitulasi data dan wawancara yang dilakukan penulis, maka
dapat diidentifikasi masalah yang terjadi di perusahaan yaitu:
1. Rata-rata produk gallon 19lt yang di retur akibat pecah / bocor sebanyak 106
gallon per hari (dengan pembulatan ke atas).
2. Rata-rata produk gallon 19lt yang reject sebanyak 15 gallon per hari (dengan
pembulatan ke atas).
Dari kedua masalah tersebut yang menjadi fokus penulis yaitu masih
banyaknya gallon 19lt yang diretur akibat kemasan yang pecah ataupun bocor.
Meskipun hal tersebut merupakan bagian dari harga pokok produksi, jika kuantitas
gallon 19lt yang diretur dapat diturunkan maka akan meningkatkan pendapatan lebih
tanpa menaikkan harga produk di pasar. Berikut ini merupakan diagram sebab-akibat
(fishbone diagram) yang menunjukkan beberapa penyebab permasalahan yang masih
terjadi di PT. Toyamilindo dapat dilihat pada Gambar 4. 2.

27
DIAGRAM SEBAB - AKIBAT

Belum adanya Metode Khusus untuk Proses Loading Barang


Proses Loading Barang ke Mobil Digelindingkan
Tidak Adanya Alat untuk Membantu Proses
Penumpukan Barang Hingga 4
Loading Barang ke Mobil Pengangkut
Tingkat pada Gudang Barang Jadi
Tingginya Kuantitas Produk
Gallon 19lt Yang Diretur
Karena Bocor ataupun Pecah

Gambar 4. 2 Diagram Sebab Akibat

4.2 Landasan Teori


Berikut ini uraian dari teori-teori yang relevan yang digunakan untuk
menjelasakan tentang variabel pengamatan dan sebagai dasar untuk memberi jawaban
sementara terhadap rumusan masalah pengamatan pada magang industri ini.

4.2.1 Definisi Perancangan


Perancangan pada dasarnya telah dideskripsikan sebagai proses banyak
langkah dimana representasi-representasi data dan struktur program, karakteristik-
karakteristik antar muka, dan rincian prosedural diikhtisarkan dari hal-hal yang
berkaitan dengan kebutuhan–kebutuhan informasi.
Soetam Rizky (2011 : 140) Mendefinisikan bahwa:
“Perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikan sesuatu yang akan
dikerjakan dengan mengunakanteknik yang bervariasiserta didalam nya melibatkan
deskripsi mengenai arsitektur serta detai mengenai komponen dan juga keterbatasan
yang akan dialami dalam proses pengerjaan nya”.
Joseph Mansueto dalam buku pengurusan teknologi (2005 : 5) Menyatakan
bahwa:
“Perancangan adalah suatu proses untuk membuat keputusan tentang apa yang
perlu dilakukan oleh organisasi”.
Berdasarkan pengertian diatasdapat diambil kesimpulan bahwa perancangan
adalah:

28
1. Proses untuk mendefinisikan sesuatu yang melibatkatkan deskripsi mengenai
arsitektur serta komponen.
2. Merupakan suatu aktivitas rekayasa perangkat lunak
3. Membuat keputusan-keputusan utama yang bersifat sruktural
4. Merupakakan penghubung antara kebutuhan dan implementasi

4.2.2 Definisi Fasilitas Kerja


Fasilitas merupakan segala hal yang dapat memudahkan dan melancarkan
pelaksanaan kegiatan, yang dapat memudahkan kegiatan dapat berupa sarana dan
prasarana. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:389), “fasilitas adalah sarana
melancarkan pelaksanaan fungsi”.
Moenir (1987:197) menyatakan “fasilitas merupakan segala sesuatu yang
digunakan, dipakai, ditempati, oleh pegawai baik dalam hubungan lingkungan dengan
pekerjaan maupun untuk kelancaran pekerjaan”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas kerja adalah
segala sesuatu yang berupa sarana atau alat yang digunakan untuk mempermudah
aktivitas perusahaan sehingga dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Menurut Moenir (1987:198-200) dari pengertian fasilitas di atas maka dapat
dibagi tiga golongan besar yaitu:
1. Fasilitas Alat Kerja
Seorang pegawai atau pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan yang
ditugaskan kepadanya tanpa disertai alat kerja. Alat kerja ini pun terbagi atas dua
jenis: alat kerja manajemen dan alat kerja operasional. Alat kerja manajemen berupa
aturan yang menetapkan kewenangan dan kekuasaan dalam menjalankan
kewajibannya. Jadi dengan alat kewenangan dan kekuasaan itu lah manajemen dapat
menjalankan fungsinya untuk memimpin, mengarahkan, mengatur dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai atau pekerja. Alat kerja operasional yaitu semua
benda atau barang yang berfungsi sebagai alat yang langsung digunakan dalam
produksi. Dengan pengertian ini termasuk didalamnya semua alat kerja di kantor
seperti mesin tulis, mesin pengganda, mesin hitung, mesin komputer.

29
2. Fasilitas Perlengkapan Kerja
Perlengkapan kerja ialah semua benda atau barang yang digunakan dalam
pekerjaan tetapi tidak langsung untuk berproduksi, melainkan berfungsi sebagai
pelancar dan penyegar dalam pekerjaan. Termasuk dalam perlengkapan kerja ini
ialah:
a. Gedung dengan segala sarana yang diperlukan, termasuk jalan, selokan, air
bersih, pembuangan air kotor dan halaman parkir.
b. Ruang kerja dan ruangan lain yang memadai dengan layout yang efisien.
c. Penerangan yang cukup.
d. Mebel yang meliputi meja dan kursi kerja, meja dan kursi tamu, almari
dengan segala bentuk dan keperluan, meja serba guna dan segala macam meja
kursi lemari yang diperlukan di tempat kerja.
e. Alat komunikasi berupa telepon, teleks, dan kendaraan bermotor (sebagai
perlengkapan kerja) antara lain untuk kurir, antar jemput pegawai.
f. Alat-alat yang berfungsi untuk penyegar ruangan, seperti kipas angin, exhaust
fan, air conditioning.
g. Segala macam peralatan rumah tangga kantor (alat pemasak, alat pencuci, alat
pembersih, pecah belah dan lain-lain).
3. Fasilitas Sosial
Fasilitas sosial yaitu fasilitas yang digunakan oleh pegawai dan berfungsi
sosial. Misalnya penyediaan mess, asrama untuk para pegawai bujangan, rumah
jabatan, rumah dinas dan kadang-kadang kendaraan bermotor termasuk juga sebagai
fasilitas sosial (motor, kendaraan sedan). Penyediaan dari penggunaan sosial ini tidak
mungkin dapat memenuhi kepuasan pegawai, baik dari segi jumlah maupun segi
kualitas. Pengaturan yang objektif dan dirasa adil akan sangat membantu kedua belah
pihak (organisasi dan pegawai) dalam memperlancar usaha.
Fasilitas yang dimaksud dalam magang ini adalah rel yang digunakan untuk
membantu proses loading dari gudang barang jadi ke mobil. Fasilitas ini diberikan

30
agar proses penyusunan gallon tidak dilakukan dengan cara menggelindingkan gallon
yang dapat merusak kemasan gallon.

4.2.3 Diagram Sebab Akibat


Diagram Sebab-Akibat (cause-effect diagram) adalah metode grafis sederhana
untuk membuat hipotesis mengenai rantai penyebab dan akibat serta untuk menyaring
potensi penyebab dan mengorganisasikan hubungan antar variabel. Kegunaan utama
diagram ini adalah untuk menganalisis timbulnya akibat, yaitu dengan mencari atau
menemukan dan menggambarkan faktor-faktor yang menjadi penyebab dari suatu
masalah. Untuk menentukan faktor-faktor penyebab yang berpengaruh, biasanya
terdapat 5 faktor utama yang harus diperhatikan (Ishikawa, Kaoru dan David 1987),
yaitu:
 Man (manusia): Berkaitan dengan kekurangan dalam pengetahuan (tidak
terlatih, tidak berpengalaman), kekurangan dalam keterampilan dasar yang
berkaitan dengan mental dan fisik, kelelahan, stress, ketidakpedulian, dan
lain-lain.
 Machines (mesin-mesin): Berkaitan dengan sistem perawatan preventif
terhadap mesin-mesin produksi, termasuk fasilitas dan peralatan lain, tidak
sesuai dengan spesifikasi tugas, tidak dikalibrasi, terlalu complicated, terlalu
panas, dan lain-lain.
 Methods (metode kerja): Berkaitan dengan tidak ada prosedur dan metode
kerja yang benar, tidak jelas, tidak diketahui, tidak distandarisasi, tidak cocok,
dan lain-lain.
 Materials (bahan baku dan bahan penolong): Berkaitan dengan ketiadaan
spesifikasi kualitas dari bahan baku dan bahan penolong yang digunakan,
ketidaksesuaian dengan spesifikasi kualitas bahan baku dan bahan penolong
yang ditetapkan, ketiadaan bahan penanganan yang efektif terhadap bahan
baku dan bahan penolong itu, dan lain-lain.

31
 Environment (Lingkungan): Berkaitan dengan kondisi tempat kerja saat
melakukan pekerjaan yang berpengaruh terhadap karyawan/operator,
kelembapan, suhu ruangan, tingkat kebisingan, dan lain-lain.
Contoh gambar diagram sebab-akibat (cause-effect diagram) dapat dilihat
pada Gambar 4.3.

Manusia Mesin

Kualitas

Metode Bahan Lingkungan

Cause Effect

Gambar 4. 3 Contoh gambar diagram sebab-akibat (cause-effect diagram)

4.3 Analisis
Dari diagram sebab-akibat diatas dapat diketahui bahwa masih banyak sekali
produk gallon 19lt yang diretur akibat bocor atau pecah yang diakibatkan oleh
beberapa faktor yaitu metode, peralatan, dan manusia. Berdasarkan kegiatan yang
diamati penulis di lapangan, kecacatan atau pecahnya gallon dapat terjadi akibat dari
proses loading barang ke mobil pengangkut yang dilakukan dengan cara
digelindingkan, selain itu sebelum proses loading, produk tersebut ditumpuk
sebanyak 3 sampai 4 tingkat sehingga memberikan tekanan kepada gallon.
Pada proses pengembangannya PT. Toyamilindo sudah sangat baik dalam
memperhatikan kualitas bahan baku mulai dari sumber mata air yang dipilih, metode
pengolahan air sampai menjadi air minum dalam kemasan, hingga kualitas dan
kebersihan kemasan yang digunakan, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat
masalah yang terjadi. Salah satu masalah yang masih terjadi di perusahaan yaitu

32
masih sangat banyak kemasan gallon yang mengalami retur akibat kebocoran dan
pecah sehingga menjadikan harga pokok produksi menjadi lebih besar.
Berdasarkan hasil pengamatan pada perusahaan terdapat beberapa penyebab
terjadinya bocor atau pecah pada gallon 19lt yaitu belum tersedianya alat yang
membantu pada proses penyusunan gallon di mobil sehingga pada proses penyusunan
tersebut gallon digelindingkan dan menyebabkan lecet pada gallon. Selain itu
penyusunan rak kayu pada saat sebelum loading barang ke mobil disusun menumpuk
sebanyak 3 sampai 4 tingkat, hal tersebut berisiko dapat merusak gallon. Adapun
usaha yang telah dilakukan PT. Toyamilindo guna menurunkan risiko tersebut yaitu
dengan mengurangi jumlah tumpukan. Dari segi pekerja, penyebab terjadinya
masalah tersebut dapat dikarenakan oleh kurang berhati-hatinya pekerja dalam
membawa mobil sehingga terjadi guncangan yang mengakibatkan benturan pada
gallon.

33
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis terhadap masalah yang terjadi pada PT.


Toyamilindo maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Rata-rata produk gallon 19lt yang di retur akibat pecah / bocor sebanyak 106
gallon per hari (dengan pembulatan ke atas).
2. Rata-rata produk gallon 19lt yang reject sebanyak 15 gallon per hari (dengan
pembulatan ke atas).
3. Belum adanya metode kerja yang tepat untuk proses loading barang ke mobil.
4. Belum adanya fasilitas yang membantu proses penyusunan gallon dalam
mobil.
5. Pekerja kurang berhati-hati dalam mengendarai mobil ketika mengantar
gallon kepada agen.
6. PT. Toyamilindo sedang berupaya mengatasi masalah dengan mengurangi
jumlah tumpukan rak gallon.

34
DAFTAR PUSTAKA

Kaoru Ishikawa dan David. (1987). Bandung: Pengendalian Mutu Terpadu.

Moenir. (1987). Jakarta: Pendekatan Motivasi dan Organisasi Terhadadp Pembinaan


Kepegawaian.

Rizki Soetam. (2011). Jakarta: “Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak”.

35

Anda mungkin juga menyukai