Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SUMBER RADIASI ALAM INTERNAL


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Proteksi Radiasi

Dosen Pengampu : Darmini, S.SI., M.SI

Disusun oleh :

KELOMPOK 2, KELAS 1 B

1. Irfan Nurhady (P1337430117060)


2. Dyah Ayu Dwi Wardani (P1337430117061)
3. Muhammad Fakhrul Rivan (P1337430117062)
4. Galih Tama Ramadhani (P1337430117063)
5. Ayu Budi Warsiti (P1337430117064)
6. Widdatul Husna (P1337430117065)
7. Aulia Rossa Fibrianta (P1337430117066)
8. Ahlush Shuffah Faruq Erisdiansyah (P1337430117067)
9. Risang Menur Sekar Kinasih (P1337430117068)
10. Tedi Andika Setyawan (P1337430117070)
11. Valerian Setyo Adi Nugroho (P1337430117071)
12. Muhammad Satriyo Syuhada Eka Putra (P1337430117072)

PRODI D III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Proteksi Radiasi mengenai “Sumber
Radiasi Alam Internal” sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Proteksi Radiasi
semester 2 jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan
Semarang.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan keterbatasan dalam


penyusunan makalah ini, oleh kerena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak untuk memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pada
khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Semarang,22 Februari 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Radiasi adalah proses hantaran energi yang luas pengertiannya.
Berdasarkan penghantarnya, ada dua jenis radiasi, yaitu radiasi gelombang
elektromagnetik dan radiasi partikel. Beda antara kedua jenis radiasi itu
sudah jelas, radiasi gelombang elektromagnetik adalah pancaran energi
dalam bentuk gelombang elektromagnetik, termasuk di dalamnya adalah
radiasi energi matahari yang kita terima sehari-hari di permukaan bumi.
Sedangkan radiasi partikel adalah pancaran energi dalam bentuk energi
kinetik yang dibawa oleh partikel-partikel bermassa, seperti elektron, dan
sebagainya. Radiasi yang timbul di sekitar reaktor nuklir adalah radiasi
yang berasal dari bahan-bahan radioaktif, dapat berupa gelombang
elektromagnetik maupun partikel-partikel cepat.
Radiasi yang berasal dari alam dan bukan dari hasil aktivitas
manusia disebut radiasi alam. Berdasarkan sumbernya, radiasi alam
dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu radiasi kosmik dan radiasi yang
berasal dari bahan radioaktif yang berada dalam kerak bumi. Radiasi
kosmik terdiri dari radiasi kosmik primer yang berasal dari luar angkasa
dan masuk ke atmosfir bumi, dan radiasi kosmik sekunder yang terjadi
akibat interaksi antara radiasi kosmik primer dengan unsur-unsur di
angkasa. Secara garis besar radiasi digolongkan ke dalam radiasi pengion
dan radiasi non-pengion.
Sifat radiasi adalah apabila suatu gelombang elektromagnetik
mengenai suatu permukaan atau medium maka gelombang tersebut bisa
dipantulkan atau diteruskan oleh media tersebut. Pada saat melalui
medium, gelombang secara berkelanjutan akan mengalami pengurangan.
Jika pengurangan tersebut berlangsung sampai tidak ada lagi gelombang
yang akan menembus permukaan yang dikenainya maka permukaan ini
disebut sebagai benda yang bertingkah laku sebagai benda hitam. Jika
gelombang melalui suatu medium tanpa mengalami pengurangan, hal ini
disebut sebagai benda/permukaan transparan. Jika hanya sebagian dari
gelombang yang mengalami pengurangan maka medium disebut sebagai
permukaan semi transparan. Radiasi tidak dapat dilihat, dirasa atau
diketahui keberadaannya oleh tubuh dan paparan radiasi yang berlebih
dapat menimbulkan efek yang merugikan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan radiasi ?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan sumber radiasi alam dan apa saja
jenisnya ?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan sumber radiasi internal ?
1.2.4 Bagaimana efek biologis dari sumber radiasi internal ?
1.2.5 Bagaimana dosimetri radiasi internal dan pemantauan dosis
internal ?
1.2.6 Bagaimana cara memproteksi diri dari radiasi internal ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian radiasi.
1.3.2 Mengetahui jenis sumber radiasi alam.
1.3.3 Mengetahui sumber radiasi internal.
1.3.4 Mengetahui efek biologis dari sumber radiasi internal.
1.3.5 Mengetahui dosimetri radiasi internal dan pemantauan dosis
internal.
1.3.6 Mengetahui cara memproteksi diri dari radiasi internal.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Radiasi


Radiasi adalah pemancaran dan perambatan gelombang yang
membawa tenaga melalui ruang atau antara, misalnya pemancaran dan
perambatan gelombang elektromagnetik, gelombang bunyi. Dalam bahasa
sederhananya, radiasi bisa juga disebut penyinaran.

2.2 Jenis Sumber Radiasi Alam


Radiasi alam merupakan radiasi terbesar yang diterima oleh manusia
yang tidak bekerja di tempat yang menggunakan radioaktif atau yang tidak
menerima radiasi berkaitan dengan kedokteran atau kesehatan. Radiasi
yang diterima oleh seseorang dapat berasal dari tiga sumber utama yaitu
A. Sumber radiasi kosmis
Radiasi kosmis berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari
ruang antar bintang dan matahari. Radiasi ini terdiri dari partikel dan sinar
yang berenergi tinggi dan berinteraksi dengan inti atom stabil di atmosfir
membentuk inti radioaktif seperti Carbon -14, Helium-3, Natrium -22, dan
Be-7. Atmosfir bumi dapat mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh
manusia. Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada
ketinggian, yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar apabila
posisinya semakin tinggi. Tingkat radiasi yang diterima seseorang juga
tergantung pada letak geografisnya.
B. Sumber radiasi terestrial
Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh radionuklida di
dalam kerak bumi. Radiasi ini dipancarkan oleh radionuklida yang disebut
primordial yang ada sejak terbentuknya bumi. Tingkat radiasi yang
diterima seseorang dari radiasi teresterial ini berbeda-beda dari satu tempat
ke tempat lain bergantung pada konsentrasi sumber radiasi di dalam kerak
bumi. Beberapa tempat di bumi yang memiliki tingkat radiasi diatas rata-
rata misalnya Pocos de Caldas dan Guarapari di Brazil, Kerala dan Tamil
Nadu di India, dan Ramsar di Iran.
C. Sumber radiasi internal
Sumber radiasi ini ada di dalam tubuh manusia sejak dilahirkan,
dan bisa juga masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman,
pernafasan, atau luka. Radiasi internal ini terutama diterima dari
radionuklida C-14, H-3, K-40, Radon, selain itu masih ada sumber lain
seperti Pb-210, Po-210, yang banyak berasal dari ikan dan kerang-
kerangan. Sumber radiasi buatan telah diproduksi sejak abad ke 20,
dengan ditemuk-annya sinar-X oleh WC Rontgen. Saat ini sudah banyak
sekali jenis dari sumber radiasi buatan baik yang berupa zat radioaktif dan
sumber pembangkit radiasi (pesawat sinar-X dan akselerator).
Radioaktif dapat dibuat oleh manusia berdasarkan reaksi inti antara
nuklida yang tidak radioaktif dengan neutron atau biasa disebut sebagai
reaksi fisi di dalam reactor atom. Radionuklida buatan ini bisa
memancarkan radiasi alpha, beta, gamma dan neutron. Sumber
pembangkit radiasi yang lazim dipakai yakni pesawat sinar-X dan
akselerator. Proses terbentuknya sinar-X adalah sebagai akibat adanya arus
listrik pada filamen yang dapat menghasilkan awan elektron di dalam
tabung hampa. Sinar-X akan terbentuk ketika berkas elektron ditumbukan
pada bahan target. Radiasi Internal karena sumber radiasinya berada di
dalam tubuh maka jenis radiasi yang sangat berbahaya sebagai radiasi
internal adalah radiasi alpha dan beta karena mempunyai daya ionisasi
yang besar. dan sumber radiasi buatan yang sengaja dibuat oleh manusia
untuk berbagai tujuan.

2.3 Sumber Radiasi Internal


Manusia juga menerima pancaran radiasi dari dalam tubuhnya sendiri.
Unsur radioaktif ini kebanyakan berasal dari sumber kerak bumi yang
masuk melalui udara yang dihirup, air yang diminum ataupun makanan.
Bahkan, air mengandung larutan uranium radioaktif dan thorium. Namun,
jumlahnya sangat kecil. Unsur yang meradiasi manusia dari dalam ini
kebanyakan berupa tritium, Carbon-14, Kalium-40, Timah Hitam (Pb-210)
dan Polonium-210. Radiasi internal ini umumnya merupakan 11% total
radiasi yang diterima seseorang.
Penduduk di tempat paling utara di bumi menerima radiasi internal
dari Polonium-210 kira-kira 35 kali nilai rata-rata dari daging kijang yang
mereka makan. Penduduk di daerah Australia Barat yang kaya dengan
uranium menerima radiasi internal kira-kira 75 kali nilai rata-rata dari
daging domba, kangguru dan ternak yang mereka konsumsi.
Seseorang yang ada di dalam gedung atau rumah dapat menerima radiasi
dari sumber yang ada dalam bahan bangunan. Sumber radiasi yang
terutama di sini adalah radon yang merupakan gas turunan peluruhan
Uranium-238 dan Thorium-232. Yang berbahaya dari gas radon ini adalah
anak turunannya yang akhirnya menjadi timah hitam yang stabil. Di
daerah yang beriklim dingin, konsentrasi radon di dalam rumah bisa lebih
tinggi daripada di luar, akan tetapi di daerah tropis konsentrasi di dalam
maupun di luar bisa sama (karena kondisi rumah yang terbuka). Radiasi
yang diterima dari radon ini kira-kira 50% dari total radiasi yang diterima
dari alam.
Selain berasal dari alam, radiasi juga bersumber dari produk-produk
teknologi buatan manusia sendiri di antaranya berasal dari penggunaan
radiasi untuk dunia kedokteran, sisa uji coba bom atom dan PLTN, hasil
pembakaran batu bara, hingga penggunaan produk-produk teknologi yang
memancarkan radiasi. Jumlah paparan radiasi non-alami ini berbeda pada
tiap orang, tergantung interaksinya dengan tempat, jenis pekerjaan, hingga
penggunaan benda-benda yang bersifat radiatif.
Tingkat radiasi dari penggunaan produk teknologi ini umumnya
rendah. Untuk sumber radiasi non-alami, jenis paparan tertinggi berasal
dari penggunaan alat-alat kedokteran yakni sebesar 0,4 mSv per tahun.
Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menetapkan dosis radiasi
buatan bagi masyarakat umum adalah 1 mSv per tahun. Hal itu
dimaksudkan untuk keamanan manusia.
Radiasi internal adalah radiasi yang berasal dari radioisotop yang
masuk (dimasukkan) ke dalam tubuh. Radiasi internal terjadi apabila tubuh
manusia terkontaminasi dengan radioisotop baik kontaminasi pada bagian
dalam tubuh ataupun permukaan tubuh manusia. Potensi bahaya radiasi
internal berasal dari sumber terbuka yaitu sumber yang tidak terbungkus
dan dalam kondisi normal dapat menyebabkan kontaminasi, misalnya, zat
radioaktif berbentuk bubuk, cairan atau gas. Kontaminasi adalah
keberadaan suatu zat radioaktif pada tempat atau daerah yang tidak
seharusnya, dan dapat menimbulkan bahaya paparan radiasi. radiasi dari
sumber internal perlu mendapakan perhatian yang serius karena
potensinya yang dapat menimbulkan bahaya cukup besar.

2.4 Efek Biologis dari Sumber Radiasi Internal.


Kerusakan sel akan mempengaruhi fungsi jaringan atau organ bila
jumlah sel yang mati/rusak dalam jaringan/organ tersebut cukup banyak.
Semakin banyak sel yang rusak/mati, semakin parah gangguan fungsi
organ yang dapat berakhir dengan hilangnya kemampuan untuk
menjalankan fungsinya dengan baik. Perubahan fungsi sel atau kematian
dari sejumlah sel menghasilkan suatu efek biologi dari radiasi yang
bergantung antara lain pada jenis radiasi,dosis, jenis sel dan lainnya.
Klasifikasi efek radiasi pada tubuh manusia bila dilihat dari jenis sel,
maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik. Bila
efek radiasi dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi maka disebut
efek somatik. Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek
somatik sangat bervariasi sehingga dapat dibedakan atas efek segera dan
efek tertunda. Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik sudah
dapat teramati pada individu terpapar dalam waktu singkat (harian sampai
mingguan) setelah pemaparan, seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema
(memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan jumlah sel darah.
Sedangkan efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah
waktu yang lama (bulanantahunan) setelah terkena paparan radiasi, seperti
katarak dan kanker.
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi),
efek radiasi dibedakan atas efek deterministik dan efek stokastik. Efek
Biologi Radiasi deterministik yang sebelumnya dikenal dengan efek non-
stokastik, merupakan konsekuensi dari proses kematian sel akibat paparan
radiasi yang mengubah fungsi jaringan terpapar. Efek ini dapat terjadi
sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek
deterministik timbul bila dosis yang diterima di atas dosis ambang
(threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah terpapar.
Efek stokastik, yaitu kanker atau efek keturunan berupa
pengembangan kanker pada individu yang terpapari karena mutasi sel
somatik atau penyakit keturunan pada keturunan individu yang terpapari
karena mutasi sel reproduktif. Efek biologi akibat paparan radiasi
diperhitungkan pula pada embrio, janin dan penyakit lainnya selain
kankerkarena sifatnya yang acak. Dengan demikian, pada efek stokastik
ini, tidak ada dosis ambang dan akan muncul setelah masa laten yang
lama. Peluang terjadinya efek stokastik lebih besar pada dosis yang lebih
tinggi, namun keparahannya tidak bergantung pada dosis.

2.5 Dosimetri Radiasi Internal dan Pemantauan Dosis Internal


Dosimetri merupakan kegiatan pengukuran dosis radiasi dengan teknik
pengukuranya didasarkan pada pengukuran ionisasi yang disebabkan oleh
radiasi dalam gas, terutama udara. Dalam proteksi radiasi metode
pengukuran dosis radiasi dikenal dengan sebutan dosimetri radiasi. Selama
perkembangannya, besaran yang dipakai dalam pengukuran jumlah radiasi
selalu didasarkan pada jumlah ion yang terbentuk dalam keadaan tertentu
atau pada jumlah energi radiasi yang diserahkan kepada bahan.
Sama halnya dengan besaran-besaran fisika lainnya, radiasi juga
mempunyai ukuran atau satuan untuk menunjukkan besarnya pancaran
radiasi dari suatu sumber, atau menunjukkan banyaknya dosis radiasi yang
diberikan atau diterima oleh suatu medium yang terkena radiasi. Radasi
mempunyai satuan karena radiasi itu membawa atau mentransfer energi
dari sumber radiasi yang diteruskan kepada medium yang menerima
radiasi. Sampai saat ini ICRP (Komisi Internasional untuk Perlindungan
Radiologi) masih tetap menggunakan besaran makroskopis yang disebut
besaran dosimetri, dan secara formal telah didifinisikan oleh ICRU
(Komisi Internasional untuk Satuan dan Pengukuran radiologi).
Prinsip dasar dalam dosimetri adalah membagi sumber radiasi
menjadi dua tipe, yaitu sumber radiasi eksternal dan sumber radiasi
internal. Sumber radiasi eksternal merupakan sumber radiasi yang berada
di luar material yang akan diamati, sedangkan sumber radiasi internal
merupakan sumber radiasi yang berada di dalam material yang ingin
diamati. Perbedaan jenis sumber radiasi ini pada akhirnya akan membawa
konsekuensi pada metode proteksi radiasi dari material/obyek yang ingin
dilindungi dari bahaya radiasi.
A. Dosis paparan
Dosis paparan erat hubungannya dengan radiasi yang berasal dari
sumber eksternal. Sumber radiasi eksternal yang patut diperhitungkan
hanya sumber radiasi pemancar sinar gamma atau sinar-x karena kedua
macam radiasi ini memiliki jangkauan yang jauh. Untuk sumber pemancar
alpha dan beta tidak diperhitungkan karena jarak jangkauannya yang
pendek di udara.
B. Dosis serap
Besar efek radiasi pada suatu material akan berhubungan dengan besar
paparan radiasi eksternal dan besar radiasi yang diserap sebagai hasil dari
paparan radiasi eksternal. Efek radiasi juga berhubungan dengan besarnya
energi radiasi yang diserap pada sumber radiasi internal yang terdeposit
dalam material
Apabila dipastikan telah terjadi pelepasan zat radioaktiv ke lingkungan
perlu dilakukan pemantauan kadar zat radioaktiv baik dalam medium
udara,tanah maupun air. Pemantauan kadar zat radiaktiv lingkungan ini
dimaksudkan untuk memastikan bahwa tingkat pencemaran radioativ
masih dibawah nilai batas yang ditetapkan. Termasuk dalam pemantauan
radioaktiv lingkungan ini adalah melakukan pemantauan rantai makanan
yang akan dikonsumsi oleh manusia termasuk pemantauan air minum dan
udara. Serta dilakukan pemantauan zat radioaktiv dalam tubuh manusia
yang bertujuan untuk memperkirakan jumlah penerimaan dosis oleh
personel dari sumber internal.
Klasifikasi pemantauan radiasi secara garis besar dapat dibagi menjadi
dua kegiatan utama yaitu pemantauan dosis pekerja dan pemantauan
radiasi lingkungan. Pemantauan dosis pekerja selanjutnya dibagi menjadi
dua bergantung pada tujuan pengukurannya, yaitu pemantauan dosis
eksternal dan pemantauan dosis internal. Pemantauan radiasi lngkungan
jga terbagi menjadi dua yaitu pemantauan daerah kerja dan pemantauan
kawasan disekitar fasilitas instalasi nuklir.
Pengawasan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja radiasi
dilaksanakan dengan beberapa metode pemantauan, antara lain
pemantauan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi, baik radiasi
eksterna maupun internal. pemantauan dosis radiasi internal adalah
pemantauan dosis dimana sumber radiasi berada di dalam tubuh pekerja.
Pemantauan dosis radiasi internal dapat dilakukan dengan metode in-vivo
maupun in-vitro. In-vivo adalah penentuan dosis atau aktivitas
radionuklida di dalam tubuh /organ tubuh melalui pengukuran secara
langsung menggunakan alat cacah seluruh tubuh atauwhole body
counter (WBC), sedangkan in-vitro adalah penentuan dosis interna secara
tidak langsung dengan melakukan analisis terhadap contoh ekskreta,
misalnya urin, feses atau keringat. Kedua metode pemantauan tersebut
dapat dilakukan secara individual maupun bersama, secara rutin atau
periodik, dengan frekuensi pemantauan bergantung pada jenis nuklida
yang dipantau serta jenis kegiatannya. Interpretasi hasil pemantauan
dilakukan dengan didasarkan pada berbagai parameter yang
mempengaruhi, antara lain sifat fisis dan kimia dari radionuklida terdeteksi
serta pola metabolisme radionuklida di dalam tubuh. Pemantauan dengan
metode in-vivo dilakukan apabila para pekerja radiasi berpotensi
menerima paparan radiasi internal dari radionuklida yang mempunyai daya
tembus tinggi seperti sinar gamma, sinar – x atau radiasi
bremstahlung. Didalam pemantauan dosis yang dicegah dengan cara
menghalangi masuknya zat radioaktif dari ke tiga cara pemasukan
(pernapasan dengan menghirup gas dan debu radioaktif, melalui saluran
makanan dengan cara meminum air yang terkontaminasi atau memakan
makanan yang terkontaminasi, dan penyerapan melalui kulit atau luka
yang terkontaminasi) atau dengan cara memutus transmisi radioaktivitas
dari sumber ke manusia.

2.6 Proteksi Radiasi Internal


Proteksi radiasi internal dapat dilakukan dengan mencegah atau
pengupayaan sekecil mungkin terjadinya kontaminasi pada permukaan
tubuh pekerja atau masuknya zat radioaktif ke dalam tubuh manusia,
dengan cara menghalangi masuknya zat radioaktif dari ke tiga cara
pemasukan (pernapasan dengan menghirup gas dan debu radioaktif,
melalui saluran makanan dengan cara meminum air yang terkontaminasi
atau memakan makanan yang terkontaminasi, dan penyerapan melalui
kulit atau luka yang terkontaminasi) atau dengan cara memutus transmisi
radioaktivitas dari sumber ke manusia. Hal ini dapat dicapai dengan
adanya suatu program yang dibuat untuk mengusahakan agar supaya
kontaminasi lingkungan berada pada nilai yang dapat diterima, dan sekecil
yang dapat dicapai (ALARA). Apabila seseorang terkontaminasi internal,
maka orang tersebut akan terus menerus mendapat radiasi dari zat
radioaktif yang berada di dalam tubuhnya, sampai zat radioaktif tersebut
berkurang aktivitasnya karena proses peluruhan dan dikeluarkannya zat
radioaktif dari dalam tubuh melalui proses metabolisme dari tubuh
sendiri. Memahami konsep proteksi radiasi internal, maka perlu diketahui
jalur-jalur pemasukan (intake) zat radioaktif ke dalam tubuh/organ. Jalur
utama masuknya zat radioaktif ke dalam tubuh adalah melalui saluran
pencernaaan dan saluran pernapasan.
Cara yang lain untuk melindungi tubuh dari radiasi internal adalah
dengan cara menghalangi masuknya zat radioaktif dari ke tiga cara
pemasukan seperti yang telah diuraikan diatas atau dengan cara memutus
transmisi radioaktivitas dari sumber ke manusia. Hal tersebut diatas dapat
dicapai dengan cara :

1. Mencegah tersebarnya zat radioaktif di sumbernya, yaitu dengan cara


mewadahinya dan mengungkungnya.
2. Pengawasan terhadap lingkungan yaitu dengan cara pengaturan
ventilasi dan kebersihan tempat kerja.
3. Pengawasan terhadap pekerja yaitu dengan menyediakan pakaian
pelindung dan alat pelindung pernafasan.
Sebenarnya cara pengawasan ini tidak berbeda dari cara pengawasan
yang digunakan dalam kesehatan kerja dari pengaruh bahan berbahaya non
radioaktif, akan tetapi tingkat pengawasan untuk bahan radioaktif lebih
tinggi jika dibandingkan tingkat pengawasan untuk bahan kimia non
radioaktif. Sebagai contoh misalnya konsentrasi maksimum yang
diizinkan, untuk air raksa non radioaktif adalah 0,1 mg/m3 dan air raksa
yang radioaktif (203 Hg) adalah 5 x 10-9 mgm3).
Cara pengawasan seperti yang tersebut diatas dapat diperoleh dengan :

1. Membatasi jumlah zat radioaktif yang akan ditangani pada suatu


waktu tertentu.
2. Memisahkan tempat kerja didalam laboratorium misalnya
menggunakan baki, lemari asam, glove box, dan lain-lain.
3. Tempat kerja harus didesain agar supaya dekontaminasi dapat dengan
mudah dilaksanakan, pengawasan kontaminasi pada pekerja dan tempat
kerja, penanganan sampah radioaktif dengan benar dan pengawasan
terhadap zat radioaktif yang mengudara dan yang terlepas ke lingkungan
setelah melalui filter pada system ventilasi.
4. Pemakaian pakaian pelindung untuk pekerja radiasi misalnya sarung
tangan, penutup sepatu, pakaian pelindung dan apabila bekerja didaerah
yang udaranya terkontaminasi radioaktif mengenakan pelindung
pernafasan dan lain-lain (misalnya dalam kecelakaan yang mengakibatkan
terlepasnya zat radioaktif ke udara).
Pembagian daerah kerja berdasarkan daerah kontaminasi pada
dasarnya merupakan salah satu usaha dalam pengawasan proteksi radiasi
internal, karena persyaratan yang diperlukan baik bagi cara pengawasan
daerah kerja maupun syarat pakaian pelindung dan syarat alat
banu/perlengkapan tergantung pada jenis daerah kontaminasi disuatu
daerah kerja.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Sumber radiasi alam adalah radiasi yang dipancarkan oleh alam.


Setiap hari manusia terkena radiasi dari alam dan radiasi dari alam ini
merupakan bagian terbesar yang diterima oleh manusia yang tidak
bekerja di tempat yang menggunakan radioaktif atau yang tidak
menerima radiasi berkaitan dengan kedokteran atau kesehatan.
Radiasi alam yang diterima oleh seseorang dapat berasal dari tiga
sumber utama berikut:
• sumber radiasi kosmik yang berasal dari benda langit di dalam dan
luar tata surya kita,
• sumber radiasi terestrial yang berasal dari kerak bumi,
• sumber radiasi internal yang berasal dari dalam tubuh manusia
sendiri.

2. Pemantauan terhadap sumber internal sangat penting untuk


dilakukan melihat sumber radiasi yang diterima seseorang berasal
dari tiga sumber utama serta efek biologis yang sangat
membahayakan untuk manusia. Dimana pemantauan dosis
perorangan secara eksternal yang dilakukan dengan menggunakan
dosimeter perorangan dan pemantauan internal dilakukan secara
in-vivo dan/atau in-vitro
3. Proteksi radiasi terhadap sumber internal yaitu mencegah atau
pengupayaan sekecil mungkin terjadinya kontaminasi pada
permukaan tubuh pekerja atau masuknya zat radioaktif ke dalam
tubuh manusia, dengan cara menghalangi masuknya zat radioaktif
dari ke tiga cara pemasukan (pernapasan dengan menghirup gas
dan debu radioaktif, melalui saluran makanan dengan cara
meminum air yang terkontaminasi atau memakan makanan yang
terkontaminasi, dan penyerapan melalui kulit atau luka yang
terkontaminasi) atau dengan cara memutus transmisi radioaktivitas
dari sumber ke manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Akadi. Mukhlis., Dasar-dasar proteksi radiasi, Rineka Cipta, Jakarta


(2000)
.2013. proteksi radiasi internal. http://biofis. wodpress.com. Diakses tanggal
11 mei 2015
.2014. proteksi
radiasi. http://fa13ugm.film. wodpress.com.Diakses tanggal 11 mei 2015

Anda mungkin juga menyukai