Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN

F6. UPAYA PENGOBATAN DASAR


KASUS INFEKSI SALURAN KEMIH

Oleh :
dr. Zumrotin Hasnawati

Pembimbing :
dr. Hawa Masfufah

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT BUMIAYU


KABUPATEN BREBES
TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN
F6. LAPORAN KEGIATAN UPAYA PENGOBATAN DASAR
KASUS INFEKSI SALURAN KEMIH

Bumiayu, Oktober 2018

Peserta Program Internsip Pendamping Program Internsip

dr. Zumrotin Hasnawati dr. Hawa Masfufah


NIP. 19840505 200904 2 006
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran
kemih baik itu saluran ginjal (ureter), kandung kemih (bladder), maupun saluran
kencing bagian luar (uretra).
ISK merupakan penyakit yang sering ditemukan di masyarakat. Agar dapat di
lakukan penatalaksanaan komprehensif di layanan primer pada penyakit ISK tanpa ko
mplikasi (level kompetensi 4 untuk dokter umum), diperlukan pengetahuan dokter da
n tenaga kesehatan yang cukup dalam penanganan kasus ISK, baik diagnosis, pemerik
saan, penatalaksanaan hingga tindakan lanjutan apabila terjadi komplikasi. Untuk itu,
penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini.

B. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dokter dan tenaga kesehatan dalam penanganan kasus IS
K baik diagnosis, pemeriksaan, penatalaksanaan hingga tindakan lanjutan apabila terj
adi komplikasi.
C. Manfaat
Menjadi sumber referensi bagi tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Infeksi saluran kemih merupakan salah satu masalah kesehatan akut yang sering terjadi pada
perempuan. Masalah infeksi saluran kemih tersering adalah sistitis akut, sistitis kronik, dan
uretritis.
A. Anamnesis
Keluhan
Pada sistitis akut keluhan berupa:
1. Demam
2. Susah buang air kecil
3. Nyeri saat di akhir BAK (disuria terminal)
4. Sering BAK (frequency)
5. Nokturia
6. Anyang-anyangan (polakisuria)
7. Nyeri suprapubik
Pada pielonefritis akut keluhan dapat juga berupa nyeri pinggang, demam tinggi
sampai menggigil, mual muntah, dan nyeri pada sudut kostovertebra.
Faktor Risiko
1. Riwayat diabetes melitus
2. Riwayat kencing batu (urolitiasis)
3. Higiene pribadi buruk
4. Riwayat keputihan
5. Kehamilan
6. Riwayat infeksi saluran kemih sebelumnya
7. Riwayat pemakaian kontrasepsi diafragma
8. Kebiasaan menahan kencing
9. Hubungan seksual
10. Anomali struktur saluran kemih

B. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
1. Demam
2. Flank pain (Nyeri ketok pinggang belakang/costovertebral angle)
3. Nyeri tekan suprapubik
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah perifer lengkap
2. Urinalisis
3. Ureum dan kreatinin
4. Kadar gula darah
Pemeriksaan penunjang tambahan (di layanan sekunder) :
1. Urine mikroskopik berupa peningkatan >103 bakteri per lapang pandang
2. Kultur urin (hanya diindikasikan untuk pasien yang memilikiriwayat
kekambuhan infeksi salurah kemih atau infeksi dengan komplikasi)
C. Penegakan Diagnosis (Assessment)
 Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
 Diagnosis Banding
Recurrent cystitis, Urethritis, Pielonefritis, Bacterial asymptomatic
 Komplikasi
Gagal ginjal, Sepsis , ISK berulang atau kronik kekambuhan

D. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


a) Penatalaksanaan
1. Minum air putih minimal 2 liter/hari bila fungsi ginjal normal.
2. Menjaga higienitas genitalia eksterna
3. Pada kasus nonkomplikata, pemberian antibiotik selama 3 hari dengan pilihan
antibiotik sebagai berikut:

a. Trimetoprim sulfametoxazole
b. Fluorikuinolon
c. Amoxicillin-clavulanate
d. Cefpodoxime
b) Konseling dan Edukasi
Pasien dan keluarga diberikan pemahaman tentang infeksi saluran kemih dan
hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Edukasi tentang penyebab dan faktor risiko penyakit infeksi saluran


kemih. Penyebab infeksi saluran kemih yang paling sering adalah karena
masuknya flora anus ke kandung kemih melalui perilaku atau higiene
pribadi yang kurang baik. Pada saat pengobatan infeksi saluran kemih,
diharapkan tidak berhubungan seks.
2. Waspada terhadap tanda-tanda infeksi saluran kemih bagian atas (nyeri
pinggang) dan pentingnya untuk kontrol kembali.
3. Patuh dalam pengobatan antibiotik yang telah direncanakan.
4. Menjaga higiene pribadi dan lingkungan.
E. Kriteria Rujukan
1. Jika ditemukan komplikasi dari ISK maka dilakukan ke layanan kesehatan
sekunder
2. Jika gejala menetap dan terdapat resistensi kuman, terapi antibiotika
diperpanjang berdasarkan antibiotika yang sensitifdengan pemeriksaan kultur
urin

F. Prognosis
Prognosis pada umumnya baik, kecuali bila higiene genital tetap buruk, ISK
dapat berulang atau menjadi kronis.
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dukuh pojok, Penggarutan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Tanggal periksa : 03 Juli 2018

B. Anamnesis
Keluhan Utama : nyeri saat BAK.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang mengeluh nyeri saat BAK sejak 4 hari yang lalu. Nyeri terasa setiap kali

BAK.Pasien juga mengaku merasa sering kencing dalam 3 hari terakhir, badan

nggreges. Kencing warna kekuningan, kencing kemerahan tidak ada, tidak ada ada

kencing berpasir, nyeri pinggang tidak ada.

Riwayat alergi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat sakit serupa (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit serupa diakui, dan sembuh setelah banyak minum

Penyakit lain Tidak ada


C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum :Baik, compos mentis
2. Tanda Vital
Nadi : 84 x/ menit, irama reguler, isi & tegangan cukup
Frekuensi nafas : 20 x/ menit
Suhu : 36,80C per axillar
Tekanan Darah : 120/90
3. Kepala : Mesocephal, rambut warna hitam, rambut rontok (-), luka(-)
4. Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),
5. Mulut : Bibir sianosis (-), stomatitis (-), lesi (-)
6. Leher : Pembesaran limfonodi cervical (-)
7. Thorax : Bentuk normochest, simetris, pengembangan dada kanan =
kiri,
Jantung : HR 68 kali/menit, reguler. Bunyi jantung I-II intensitas normal,
reguler, bising (-), gallop (-).
Pulmo : suara dasar vesikuler, ronchi (-/-), wheezing (-).
8. Abdomen : supel, timpani, bising usus (+) normal, nyeri tekan (+ regio
suprapubic)
9. Extremitas superior et inferior: udem -/-, akral dingin -/-

D. Pemeriksaan Penunjang
URINALISIS
Warna-Kekeruhan Kuning-muda
Kejernihan Keruh
BJ 1.010
Ph 5.0
Protein Negatif
Reduksi Negatif
Bilirubin Negatif
Urobilinogen Negatif
Leukosit positif
Eritrosit Negatif
Keton Negatif
Nitrit Negative
Urobilinogen Negative
URINALISIS (SEDIMEN)
Leukosit 5-8
Eritrosit 1-2
Epitel 2-5
Silinder Negative
Kristal Negative
Bakteri 2+

E. Diagnosis
Infeksi Saluran Kemih Bagian Bawah

F. Penatalaksanaan
Medikamentosa
Ciprofloxacin 2x1 (3 hari).

Paracetamol 3x1

Non Medikamentosa
1. Minum air putih minimal 2 liter/hari bila fungsi ginjal normal.
2. Menjaga higienitas genitalia eksterna
3. Edukasi tentang penyebab dan faktor risiko penyakit infeksi saluran kemih.
Penyebab infeksi saluran kemih yang paling sering adalah karena masuknya flora
anus ke kandung kemih melalui perilaku atau higiene pribadi yang kurang baik.
Pada saat pengobatan infeksi saluran kemih, diharapkan tidak berhubungan seks.
4. Waspada terhadap tanda-tanda infeksi saluran kemih bagian atas (nyeri pinggang)
dan pentingnya untuk kontrol kembali.
5. Patuh dalam pengobatan antibiotik yang telah direncanakan.
6. Menjaga higiene pribadi dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Weiss, Barry.20 Common Problems In Primary Care


2. Rakel, R.E. Rakel, D.P. Textbook Of Family Medicine. 2011
3. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta: PB PABDI. 2009
4. Hooton TM. Uncomplicated urinary tract infection. N Engl J Med2012;366:1028-37
(Hooton, 2012)

Anda mungkin juga menyukai