Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN 2

Jurusan Teknik Lingkungan – FALTL – Universitas Trisakti


Gasal 2017/2018

KELOMPOK 1
1. Naufal Calvin Sudrajat (082001500041)
2. Rachel Dista Zebua (082001500047)

Asisten : Annisa Fitria

ISPU (INDEKS STANDAR PENCEMARAN UDARA) DAN AQI


(AIR QUALITY INDEX) CALCULATOR

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingkat polusi udara yang semakin meningkat terutama di kota – kota
besar sangat membahayakan bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Pencemaran udara oleh berbagai jenis polutan dapat menurunkan kualitas
udara. Penurunan kualitas udara untuk respirasi semua organisme (terutama
manusia) akan menurunkan tingkat kesehatan masyarakat. Beberapa macam
komponen pencemar udara yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor
antara lain karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO X), belerang oksida
(SOX), hidro karbon (HC), partikel (Particulate) dan lain – lain.
Sebab itu salah satu aspek penting dalam konsep pengelolaan kualitas udara
dan pencemaran udara adalah pemantauan kualitas udara ambien secara kontinyu.
Kualitas udara ambien ditentukan oleh banyak faktor diantaranya faktor
meterologi, demografi, cuaca dan sumber emisi. Informasi yang dipakai untuk
mengindikasikan kondisi kualitas udara ambien salah satunya adalah Indeks
Standar Pencemar Udara (ISPU), Air Quality Index (AQI). Informasi yang sudah
dianalisis akan diinformasikan kepada masyarakat untuk dapat mengetahui kualitas
udara ambien yang ada di sekitarnya. Karena kualitas udara ambien ialah hal pokok
yang harus tetap dijaga kualitasnya maka dilakukan perhitungan dari hasil
percobaan selam ini.

1.2 Tujuan Percobaan


Percobaan perhitungan Air Quality Index (AQI) ini bertujuan untuk
membandingkan kadar polutan-polutan utama yang dapat menurunkan kualitas
udara ambien berdasarkan beberapa parameter yang telah dianalisis
menggunakan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), dan SIM-Air : Air
Quality Index (AQI).

II. RUMUS DAN PERHITUNGAN


2.1 Rumus
1. Indeks Standar Pencemar Udara

I a−I b
I= ( X − X b)+ I b
X a− X b x

Keterangan :
I = ISPU terhitung
Ia = ISPU batas atas
Ib = ISPU batas bawah
Xa = Ambien batas atas
Xb= Ambien batas bawah
Xx= Kadar ambien nyata hasil pengukuran

2. AQI

I Hi−I Lo
Ip= ( C −Bp Lo ) + I Lo
BP Hi−BP lo p
Keterangan
Ip = Indeks polutan
IHi = AQI
Ib = ISPU batas bawah
Xa = Ambien batas atas
Xb= Ambien batas bawah
Xx= Kadar ambien nyata hasil pengukuran

3. Konversi µg/Nm3 ppb


Konversi ini digunakan untuk menentukan nilai AQI

C × 23,64
ppb=
BM

Keterangan :
C = konsentrasi
23,64 = volume 1 mol
BM = berat molekul

2.2 Perhitungan
2.2.1 Perhitungan IPSU
1. Indeks SO2
Diketahui :
Xx = C1 = 205,5 µg/Nm3

Ia = 100 Xa = 365
Ib = 50 Xb = 80

Ditanya : Indeks Standar Pencemar Udara SO2 ?


Jawab
I a−I b
I= ( X − X b)+ I b
X a− X b x
10 0−5 0
I= ( 205 , 5−8 0 ) +80
365−8 0
I =72,01(sedang)

2. NO2
Diketahui :
Xx = C1 = 0,07µg/Nm3
Ia = 50 Xa =0
Ib =0 Xb =0

Ditanya : Indeks Standar Pencemar Udara NO2 ?


Jawab
I a−I b
I= ( X − X b)+ I b
X a− X b x
50−0
I= ( 0,07−0 ) +0
0−0
I =0(baik)

3. O3
Diketahui :
Xx = C1 = 0 µg/Nm3
Ia = 50 Xa = 120
Ib =0 Xb =0

Ditanya : Indeks Standar Pencemar Udara SO2 ?


Jawab
I a−I b
I= ( X − X b)+ I b
X a− X b x
50−0
I= ( 0−0 ) +0
120−0
I =0(baik)
4. PM 10
Diketahui :
Xx = C1 = 60,7 µg/Nm3
Ia = 100 Xa = 150
Ib =50 Xb = 50

Ditanya : Indeks Standar Pencemar Udara PM 10?


Jawab
I a−I b
I= ( X − X b)+ I b
X a− X b x
10 0−5 0
I= ( 60,7−50 )+5 0
150−5 0
I =55,35(sedang)

5. CO
Diketahui :
Xx = 2.831,7 µg/Nm3= 2,8 mg/Nm3
Ia = 50 Xa = 50
Ib =0 Xb =0

Ditanya : Indeks Standar Pencemar Udara CO?


Jawab
I a−I b
I= ( X − X b)+ I b
X a− X b x
50−0
I= ( 2,8 mg/ N m3 −0 ) +0
50−0
I =2,8(baik)
III. PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini dilakukan pengukuran nilai ISPU (Indeks Standar
Pencemar Udara) terhadap kadar SO2, O3, CO, PM10, PM2,5, dan NO2 pada udara
ambien yang berlokasi di kampus A, Universitas Trisakti. Pengukuran nilai ISPU ini
menggunakan berbagai metode yang bersumber dari Keputusan Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 107 Tahun 1997 Tentang Perhitungan dan
Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara, dan Aplikasi SIM-Air:
AQI Calculator dengan menggunakan Microsoft Excel sebagai aplikasi
pengukurannya.
Data pengukuran diperoleh dari hasil beberapa praktikum dengan berbagai
lokasi yang berbeda-beda, tapi mewakili kondisi kampus A, Universitas Trisakti
secara keseluruhan. Data pengukuran yang diperoleh ada yang berupa hasil
pengukuran 1 jam, 8 jam, dan 24 jam. Dalam pengukuran nilai ISPU dengan metode
dari Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 107 Tahun
1997 Tentang Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar
Udara dan Aplikasi SIM-Air: AQI Calculator menggunakan data pengukuran untuk
kadar SO2 dengan waktu sampling 24 jam, O3 dengan waktu sampling 1 jam, CO
dengan waktu sampling 8 jam, PM10 dan PM2,5 dengan waktu sampling 24 jam, dan
NO2 dengan waktu sampling 1 jam. Dalam pengukuran nilai ISPU menggunakan data
pengukuran untuk kadar SO2 dengan waktu sampling 1 jam, O3 dengan waktu
sampling 8 jam, CO dengan waktu sampling 8 jam, PM 10 dan PM2,5 dengan waktu
sampling 24 jam, dan NO2 dengan waktu sampling 1 jam.
Dari hasil pengukuran dari dua metode tersebut telah diperoleh hasil ISPU
dimana berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Nomor 107 Tahun 1997 Tentang Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks
Standar Pencemar Udara, parameter pencemar kritisnya adalah PM10 dengan nilai
ISPU 58 atau termasuk kategori sedang. Berdasarkan AQI Calculator. Berdasarkan
Aplikasi SIM-Air: AQI Calculator, parameter pencemar kritisnya adalah SO2 dengan
nilai AQI 89 atau termasuk kategori moderate. Kategori baik yang berarti kadar udara
di lokasi sampling masih tergolong normal dan tidak merusak kesehatan, sedangkan
kategori moderate yang berarti kadar udara di lokasi sampling masih tergolong
normal, namun dampak berdampak buruk bagi yang sensitif terhadap peningkatan
jumlah pencemar di udara.
Dampak kesehatan yang akan dialami oleh manusia bila kadar pencemar udara
sudah tergolong parah atau tidak memenuhi standar baku, yaitu kerusakan pada paru-
paru, bahkan hingga kematian. Cara pengendalian yang baik untuk mengurangi kadar
pencemar-pencemar udara di udara ambien ini adalah melakukan penghijauan di
daerah kampus dan mengurangi penggunaan bahan-bahan yang dapat menghasilkan
gas-gas beracun.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum mengenai AQI dan ISPU, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Nilai AQI pada pencemar SO2 adalah sebesar 10 sedangkan pada ISPU sebesar
72,01 yang dikategorikan bahwa udara dalam keadaan sedang.
2. Nilai ISPU pada pencemar NO2 adalah sebesar 0 yang dikategorikan bahwa
udara dalam keadaan baik.
3. Nilai AQI pada pencemar NOx adalah sebesar 0 yang dikategorikan bahwa udara
dalam keadaan baik.
4. Nilai AQI dan ISPU pada pencemar O3 adalah sebesar 0 yang dikategorikan
bahwa udara dalam keadaan baik.
5. Nilai AQI pada pencemar PM10 adalah sebesar 39 sedangkan pada ISPU sebesar
58 yang dikategorikan bahwa udara dalam keadaan sedang.
6. Nilai ISPU pada pencemar PM 2,5 adalah sebesar 70 yang dikategorikan bahwa
udara dalam keadaan sedang.
7. Pada hasil yang didapatkan pada nilai AQI dan ISPU pada masing-masing
pencemar, hasil tersebut menyatakan bahwa tidak ada indikasi pencemaran yang
berada pada lokasi.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL). 1997. Keputusan Kepala
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-
107/KABAPEDAL/11/1997 Tentang Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan
serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara.

Anda mungkin juga menyukai