Anda di halaman 1dari 29

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karakter fisik yang dipunyai oleh setiap massa batuan pasti berbeda-
beda. Dan karena karakter yang berbeda-beda inilah perlakuan yang diberikan
kepada setiap massa batuan berbeda. Salah satu perlakuan yang digunakan
dalam memanfaatkan massa batuan adalah dengan menggunakan metode
peledakan (blasting).
Komersial peledakan biasanya digunakan dalam pertambangan,
kontruksi, tunneling, dan aplikasi sejenis lainnya. Pada kegiatan pertambangan
peledakan biasanya dilakukan untuk memberaikan material batuan agar mudah
diangkut dan juga digali menggunakan alat berat. Kemampuan suatu batuan
untuk digali ini sangat berpengaruh terhadap bagaimana metode penanganan
dalam memberaikan suatu massa batuan tersebut.
Sebelum melakukan kegiatan peledakan, haruslah terlebih dahulu
dilakukan kegiatan pengeboran yang bertujuan untuk membuat lubang ledak.
Pada saat kegiatan pengeboran haruslah terlebih dahulu dihitung bagaimana
geometri peledakan yang tepat digunakan agar peledakan berjalan sesuai
dengan apa yang diinginkan. Dalam peledakan di tambang bawah tanah
geometri peledakan yang digunakan akan berbeda dengan tambang terbuka
dikarenakan perbedaan lingkungan antara keduanya. Karena hal inilah harus
dipelajari bagaimana cara menentukan geometri pada peledakan bawah tanah.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini yaitu untuk dapat menghitung dan
menentukangeometri peledakan tambang bawah tanah.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini ialah sebagai berikut :
1. Menentukan geometri peledakan pada tambang bawah tanah
menggunakan metode perhitungan Swedis

1
2

2. Mengetahui cara pembuatan lubang pada area tambang bawah tanah.


3. Mengetahui peranan fragmentasi hasil peledakan pada tambang bawah
tanah
3

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Geometri Peledakan


Dalam peledakan suatu kegiatan peledakan dikenal salah satu istilah
yaitu geometri peledakan. Geometri peledakan merupakan sebuah desain yang
telah dibuat oleh juru ledak dalam penentuan peletakan lubang bor yang akan
digunakan dalam kegiatan peledakan yang bertujuan agar peledakan yang
dilakukan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan dan dengan biaya yang
dapat diminimalkan. Dalam membuat desain dari lubang bor ataupun lubang
ledak ini dapat didesain dengan menggunakan berbagai macam metode
perhitungan. Dalam perhitungan dari geometri peledakan tersebut terdapat
perbedaan antara geometri pada tambang bawah tanah dan juga geometri pada
tambang terbuka. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang
berpengaruh pada perhitungan geometri pada tambang bawah tanah
diantaranya :
1. Diameter lubang tembak ,
2. Bahan peledak yang digunakan
3. Jarak antar lubang
4. Hasil fragmentasi
5. Struktur batuan
6. Free face

Sumber : Winana, 2010


Gambar 2.1
Contoh Pola Peledakan Dalam Tambang Bawah Tanah

3
4

1. Desain Guide Lines


Dalam pembuatan lubang tembang pada tambang bawah tanah dibuat
dengan cara menyesuaikan desain atau geometri peledakan dengan dimensi dari
terowongan yang ingin dibuat. Dalam penggunaan geometri peledakan pada
tambang bawah tanah harus mengikuti desain yang telah ada yaitu guide lines.
Dalam desai tersebut sudah terdapat beberapa bagian diantaranya roof holes,
stoping hole, cut hole, empty hole, wall holes, dan floor holes.

Sumber : Winana, 2010


Gambar 2.2
Geometri Peledakan Tamabang Bawah Tanah
2. Diameter Lubang Kosong (Empty Hole)
Dalam peledakan pada tambang bawah tanah terdapat beberapa lubang
yang akan dibiarkan kosong. Hal ini dimaksudkan agar lubang kosong tersebut
berguna sebagai freeface. Lubang yang kosong tersebut dinamakan empty hole,
semakin besar diameter dari lubang kosong tersebut maka akan semakin besar
freeface dan akan berdampak pada semakin jauh pada arah kemajuan
terowongan. Penentuan lubang empty tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagi berikut :

D=d .............................................................................................( 2.1)


Keterangan :
D = Besarnya diameter khayal empty hole
d = diameter empty hole
n = jumlah atau banyaknya lubang
3. Desain Cut Hole
Penggunaan cut hole pada tambang bawah tanah biasanya jumlahmua
dapat ditentukan dengan menggunakan perhitungan dari rumus yang telah ada,
perhitungan ini dimaksudkan agar dapat mengetahui posisi cut hole yang benar
dalam memperoleh hasil peledakan yang baik dan sesuai dengan yang
diinginkan.
5

Berikut adalah beberapa syarat atau ketentuan rumus yang digunakan


pada banyaknya jumlah desain square yang digunakan.
a) Desain square ke 1
a1 = 1.5 x D.........................................................................................(2.2)
W1 = a ............................................................................................(2.3)

Keterangan :
a = C – C jarak antara pusat empty hole dan pusat lubang ledak
D = Diamater khayal
W = Jarak Antar Lubang ledak
Pengisian bahan peledak pada desain ini dapat dihitung dan ditentukan
menggunakan rumus :
Q = IC (H - HO)......................................................................................(2.4)
Keterangan :
Q = Jumlah pengisian bahan ledak (kg)
IC = Konsentrasi Pengisian bahan peledak (kg/m)
H = kedalaman lubang ledak
b) Desain square ke - 2
B1 = W1................................................................................................(2.5)
a2 = 1.5 x W1......................................................................................(2.6)

W2 = 1.5 W1 ...................................................................................(2.7)

Keterangan :
a = C – C jarak antara pusat empty hole dan pusat lubang ledak
W = Jarak Antar Lubang ledas
Untuk desain square ke 3 dan ke 4 hampir mirip seperti pada square 2
dengan memperhitungkan jarak, jarak antar lubang dan besarnya bureden, serta
bahan peledak yang digunakan.
4. Desain Stoping Hole
Dalam penentuan dan desain dari stopping hole dapat dilihat pada tabel
berikut :
6

Tabel 2.1
Geometri Peledakan Pada Stoping Holes

Sumber : Diktat Praktikum Teknik Peledakan, 2018


Untuk menentukan banyaknya bahan peledak yang akan digunakan dapat
dihitung menggunakan rumus berikut :

Specific Charge ........................(2.8)

2.2 Fragmentasi
Dalam peledakan pada tambang bawah tanah fragmentasi merupakan hal
yang juga harus diperhitungkan dikarenakan fragmentasi hasil peledakan pada
tambang bawah tanah sangat berkaitan dengan prose dari kemajuan terowongan.
Hal ini sangat berpengaruh pada saat proses pengangkutan dan pemuatan
karena pada tambang bawah tanah sangat terbatas pada tempat bekerja alat
mekanis, oleh sebab itu pengendalian dari fragmentasi sangatlah penting.
Dalam pengendalian fragmentasi hasil peledakan dapat digunakan
metode perhitungan. Perhitungan yang dilakukan berupa perhitungan terhadap
jumlah bahan peledak yang akan digunakan dalam kegiatan peledakn dan juga
waktu tunda dalam peledakn tersebut. Berikut adalah tabel hubungan antara
bahan peledak dengan fragmentasi yang akan diperoleh.
Tabel 10.2
Hubungan antara Specific Charge dan Fragmentasi
specific
charge 0.24 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.85 1.0
(kg/m3)
Fragmentation
1 ½ (1/2)3 (1/2.5)3 (1/3)3 (1/4)3 (1/5)3 (1/6)3
(m3)
Sumber : Diktat Praktikum Teknik Peledakan, 2018
7

2.3 Pemuatan Lubang Ledak Pada Persegi


Untuk desain pola lubang ledak tambang bawah tanah terdapatnya cut
berbentuk persegi sebagai bidang bebas kedua, pada cut berfungsi untuk
menyesuaikan pola peledakan yang diinginkan. Cut berbentuk persegi dengan
dengan dimensi yang berbeda dengan setiap cut nya, cut yang semakin
mendekat pada lubang kosong maka dimensi cut harus semakin kecil. Dalam
pembuatan perseginya harus dilakukan perhitungan agar menghasilkan ledakan
yang diinginkan.
Untuk menentukan muatan bahan peledak harus diperhitungkan secara
hati – hati karena untuk memecahkan batuan di dalam tambang bawah tanah
harus menghasilkan energy ledakan yang sesuai agar batuan di dalam tambang
bawah tanah dapat hancur dan desain terowongan tetap terjaga. Kebutuhan
muatan bahan peledak ini dapat diperhitungkan melalui grafik pada gambar 2.3.

Sumber : Anonim, 2015


Gambar 2.3
Muatan bahan peledak yang diperlukan sebagai fungsi jarak pusat ke pusat lubang
untuk berbagai diameter lubang bor
8

Sumber : Anonim, 2015


Gambar 2.4
Muatan bahan peledak yang diperlukan sebagai fungsi burden maksimum untuk
berbagai lebar bukaan
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
1. Suatu development tambang bawah tanah dengan blasting untuk
membuat crosscut sepanjang 20 m, dimana ukuran abutment dengan
tinggi 10 m dengan lebar 8 m, panjang alat bor 3,5 m, persen kemajuan
85%. Jenis peledak yang digunakan untuk stopinghole dan floorhole
adalah dynamex dengan diameter 38 mm, sedangkan untuk meledakkan
wall dan roof digunakan emulate 150 in papercartridge berdiameter 32
mm.
a) Hitung dan gambarkan geometri peledakan dengan skala 1:50
b) Hitung kebutuhan bahan peledak untuk menyelesaikan cross cut
sepanjang 2,5 m dan berapa kali harus dilakukan peledakan,
c) Berapa ukuran fragmentasi ukuran batuannya
2. Suatu development tambang bawah tanah melakukan pembuatan
crosscut dengan peledakan dengan panjang terowongan 25 m, dengan
kedalaman lubang ledak tiap peledakan 3 m dan asumsi kemajuan
terowongan 94%. Bahan peledak yang digunakan pada cuthole,
stopinghole dan floorhole adalah emulate 150 in papercartridge dengan
diameter 36 mm. Bahan peledak yang digunakan pada wall dan roof
adalah emulate 150 in plastic tube dengan diameter 33 mm.
a) Hitung dan gambarkan geometri peledakan dengan skala 1:50
b) Hitung total bahan peledak untuk menyelesaikan crosscut tersebut, jika
ukuran abutment tinggi 4 m dan lebar 8 m
c) Berapa ukuran fragmentasi batuannya dan berapa kali harus dilakukan
peledakan

3.2 Pembahasan
1. Diketahui : - Panjang cross cut = 20 m
- Tinggi abutment = 10 m
- ebar abutment =8m

9
10

- Panjang alat bor = 3.5 m


- Kemajuan = 85%
- Dynamex (d = 38 mm = 0,038m) cut hole dan floor hole
- Emulate 150 in paper cartridge (d = 32 mm = 0,032 m)
wall hole dan roof hole
Ditanyakan : a. Geometri peledakan
b. Kebutuhan bahan peledak
c. ukuran fragmen
Penyelesaian !
a. Geometri Peledakan
Diameter Empty Hole = 76 mm

Gambar 3.1
Penentuan Diameter Empty Hole
11

Gambar 3.2
Penentuan Ic Square 1

Gambar 3.3
Penentuan Ic Square 2
12

Gambar 3.4
Penentuan Ic Square 3

Gambar 3.5
Penentuan Ic Square 4
13

Gambar 3.6
Penentuan Ib dan B
14

 Desain Square I  Q3 = Ic (H – ho)


 Diameter Emptyhole Q3 = 0,4 (3,5 – 0,1705)
grafik 1. 76 mm = 0,76 m Q3 = 1,331 kg
 a1 = 1,5 D  Desain Square IV
a1 = 1,5 x 0,76 m  B3 = W3
a1 = 0,114 m B3 = 0,723 m
 Ic = 0,24 (grafik)  a4 = 1,5 W3
a4 = 1,5 x 0,723 m
 W1 = a1
a4 = 1,084 m
W1 = 0,114  W4= 1,5 x w3
W1 = 0,161 m
W4= 1,5 x 0,723
 ho = a1 = 0,114 m
 Q = Ic (H – ho) W4 = 1,533 m
Q = 0,24 (3,5 – 0,114)  Ic = 0,8 (grafik)
Q = 0,8126 kg/m  ho = 0,5 B
ho = 0,5 x 0,723 m
 Desain Square II ho = 0,361 m
 B1 = W1  Q4 = Ic (H – ho)
B1 = 0,161 m Q4 = 0,8 (3,5 – 0,361)
 a2 = 1,5 W1 Q4 = 2,511 kg
a2 = 1,5 x 0,161 m
a2 = 0,2415 m
 W2 = 1,5 x w1

W2 = 1,5 x 0,161
W2 = 0,341 m
 Ic = 0,19 (grafik)
 ho = a
= 0,5 x 0,161 = 0.0805m
 Q2 = Ic (H – ho)
Q2 = 0,19 (3,5 – 0,0805)
Q2 = 0,649 kg

 Desain Square III


 B2 = W2
B2 = 0,341 m
 a3 = 1,5 W2
a3 = 1,5 x 0,341
a3 = 0,511 m
 W3 = 1,5 x w2

W3 = 1,5 x 0,341
W3 = 0,723 m
 Ic = 0,4 (grafik)
 ho = 0,5 B
ho = 0,5 x 0,341 m
ho = 0,1705 m
15

 Cut Hole (Floor) = 0,391 m


 Burden = 1,1 (grafik) - hc = H – hb – ho
 Spasing = 1,1 x B = 3,5 – 0,58 – 0,391
Spasing = 1,1 x 1,1 m = 2,52 m
= 1,21 m - Qc = Ic x hc
 Height bottom charge = 0,384 kg/m x 2,52 m
=1/3 x H = 0,967 kg
=1/3 x 3,5m = 1,16 m  Q total wall
 Bottom charge = Qb + Qc
- Ib = 1,42 kg/m (grafik) = 0,556 + 0,967 kg
- hb = 1/3 x H = 1,525
= 1/3 x 3,5
= 1,16m  Roof
- Qb = Ib x hb = 1,42 kg/m Burden = o,783
Spasing = 1,1 x 0,783 m
x 1,16m = 1,64 kg = 0,861 m
 Coloumn charge
- Ic = 1 x Ib
= 1 x 1,42 kg/m
= 1,42 kg/m
- ho = 0,2 x B
= 0,2 x 1,1 m = 0,22m
- hc = H – hb – ho
= 3,5 – 1,16 – 0,22 =
2,12 m
- Qc = Ic x hc
= 1,42 kg/m x 2,12 m
= 3,01 kg
 Q total floor = Qb + Qc
= 1,64kg + 3,01kg =4,65kg

 Wall
 Burden = 0,783
 Spasing = 1,1 x B
Spasing = 1,1 x 0,783 m
= 0,8613m
 Bottom charge
- Ib =0,96 kg/m
- hb = 1/6 x H = 1/6 x 3,5
= 0,58 m
- Qb = Ib x hb
=0,96 kg/m x 0,58 m
=0,556 kg
 Coloumn charge
- Ic = 0,4 x Ib
= 0,4 x 0,96 kg/m
= 0,384 kg/m
- ho = 0,5 x 0,783
16

 Bottom = 1,64 kg + 1,27kg


- Ib =0,96 kg/m = 2,91 kg
- hb = 1/6 x H = 1/6 x 3,5
= 0,58 m  Horizontal
- Qb = Ib x hb  Burden = 1,1 m
 Spasing = 1,1 x B
=0,96 kg/m x 0,58
Spasing=1,1x1,1=1,21 m
=0,556 kg  Bottom
 Coloumn - Ib = 1,42 kg/m (grafik)
- Ic = 0,3 x Ib - hb = 1/3 x H
= 0,3 x 0,96 kg/m = 1/3 x 3,5 = 1,16 m
= 0,288 kg/m - Qb = Ib x hb
- ho = 0,5 x B = 1,42 kg/m x 1,16m
= 0,5 x 0,783 m = 1,64 kg
= 0,391 m  Coloumn
- hc = H – hb – ho - Ic = 0,5 x Ib
= 3,5 – 0,58 – 0,391 = 0,5 x 1,42 kg/m
= 2,52 m = 0,71
- Qc = Ic x hc
= 0,288 kg/m x 2,52 m
= 0,725 kg
 Q total Roof = Qb + Qc
= 0,556 kg + 0,725 kg
= 1,28 kg

 Stopping Upwards
 Burden = 1,1 m
 Spasing = 1,1 x B
Spasing=1,1 x 1,1 =1,21m
 Bottom charge
- Ib = 1,42 kg/m
- hb = 1/3 x H
= 1/3 x 3,5 = 1,16 m
- Qb = Ib x hb
= 1,42 kg/m x 1,16m
= 1,64 kg
 Coloumn
- Ic = 0,5 x Ib
= 0,5 x 1,42 kg/m
= 0,71 kg/m
- ho = 0,5 x B
=0,5 x 1,1m= 0,55m
- hc = H – hb – ho
= 3,5 – 1,16 – 0,55 =
1,79 m
- Qc = Ic x hc
= 0,71 kg/m x 1,79m
= 1,27kg
 Q total upwards = Qb + Qc
17

- ho = 0,5 x B
=0,5 x 1,1m= 0,55m
- hc = H – hb – ho
= 3,5 – 1,16 – 0,55 = 1,79 m
- Qc = Ic x hc
= 0,71 kg/m x 1,79m
= 1,27 kg
 Q total Horizontal = Qb + Qc
= 1,64 kg + 1,27 kg
= 2,91 kg

 Downwards
 Burden = 1,1
 Spasing = 1,2 x B
Spasing = 1,2 x 1,1 m =1,32m
 Bottom
- Ib = 1,42 kg/m
- hb = 1/3 x H = 1/3 x 3,5=1,16m
- Qb = Ib x hb
= 1,42 kg/m x 1,16 m
= 1,64 kg
 Coloumn
- Ic = 0,5 x Ib
= 0,5 x 1,42kg/m= 0,71 kg/m
- ho = 0,5 x B = 0,5 x 1,1m
= 0,55 m
- hc = H – hb – ho
= 3,5 – 1,16 – 0,55 = 1,79 m
- Qc = Ic x hc
= 0,71kg/m x 1,79 m
= 1,27kg
 Q total Downwards = Qb + Qc = 1,64 kg + 1,27 kg
= 2,91 kg

2. Dik : - Panjang terowongan = 25 m


- Kedalaman lubang ledak =3m
- Kemajuan Tambang = 94%
- Emulate 150 in paper cartridge (d = 36 mm = 0,036m) stoping
hole dan floor hole
- Emulate 150 in plastic (d = 33 mm = 0,033 m) wall hole dan
roof hole
Dit : a. Geometri peledakan
b. Kebutuhan bahan peledak
c. Ukuran fragmentasi
Jawab
18

a. Geometri Peledakan
 Desain Square I
 Diameter Emptyhole grafik 10.2 102 mm = 0,102 m

Gambar 3.7
Penentuan Diameter Empty Hole

Gambar 3.8
Penentuan Ic Square 1
19

Gambar 3.9
Penentuan Ic Square 2

Gambar 3.10
Penentuan Ic Square 3
20

Gambar 3.11
Penentuan Ic Square 4

Gambar 3.12
Penentuan Ib dan B
21

Gambar 3.13
Penentuan Ib dan B

 Desain Square I
 Diameter Emptyhole
grafik 1102 mm = 0,102 m
 a1 = 1,5 D
a1 = 1,5 x 0,102 m
a1 = 0,153 m
 Ic = 0,32
 W1 = a1

W1 = 0,153
W1 = 0,216 m
 ho = a1
 Q = Ic (H – ho)
Q = 0,32 (3 – 0,153)
Q = 0,911 kg
 Desain Square II
 B1 = W1
B1 = 0,216 m
 a2 = 1,5 W1
a2 = 1,5 x 0,216 m
a2 = 0,324 m
 W2 = a2
22

W2 = 0,324 x
W2 = 0,458 m
 ho = 0,5 B1
= 0.5 x 0.216
= 0,108
 Ic = 0,26
Q2 = Ic (H – ho)
Q2 = 0,26 (3 – 0,108)
Q2 = 0,751 kg
 Desain Square III
 B2 = W2
B2 = 0,458m
 a3 = 1,5 W2
a3 = 1,5 x 0,45 m
a3 = 0,687 m
 W3 = 1,5 W2

W3 = 1,5 x 0,458
W3 = 0,971 m
 Ic = 0,53
 ho = 0,5 B
ho = 0,5 x 0,458 m
ho = 0,229 m
 Q3 = Ic (H – ho)
Q3 = 0,53 (3 – 0,229)
Q3 = 1,468 kg
 Desain Square IV
 B3 = W3
B3 = 0,971 m
 a4 = 1,5 W3
a4 = 1,5 x 0,971 m
a4 = 1,456 m
 W4= a3

W4= 1,456
W4 = 2,059 m
 Ic = 1,15
 ho = 0,5 B
ho = 0,5 x 0,971 m
ho = 0,485 m
 Q4 = Ic (H – ho)
Q4 = 1,15 (3 – 0,485)
Q4 = 2,892 kg
 Cut Hole (Floor)
 Burden = 0,96
 Spasing = 1,1 x B
Spasing = 1,1 x 0,96 m
23

= 1,056 m
 Bottom
- Ib = 1,22 kg/m
- hb = 1/3 x H
= 1/3 x 3
= 1m
- Qb = Ib x hb
= 1,22 kg/m x 1m
= 1,22 kg
 Coloumn
- Ic = 1 x Ib
= 1,0 x 1,22 kg/m
= 1,22 kg/m
- hc = H – hb – ho
= 3 – 1 – 0,192 = 1,808 m
- Qc = Ic x hc
= 1,22 kg/m x 1,808 m
= 2.205 kg
 Q total floor = Qb + Qc
= 1,22 kg + 2,205 kg = 3,425kg
 Wall
 Burden = 0,81
 Spasing = 1,1 x B
Spasing = 1,1 x 0,81 m
= 0,891 m
 Bottom
- Ib =1,06 kg/m
- hb = 1/6 x H = 1/6 x 3
= 0,5 m
- Qb = Ib x hb
=1,06 kg/mx0,5 m
=0,53 kg
 Coloumn
- Ic = 0,4 x Ib
= 0,4 x 1,06 kg/m
= 0,424 kg/m
- ho = 0,5 x B
= 0,5 x 0,81 m
= 0,405 m
- hc = H – hb – ho
= 3 – 0,5 – 0,405
= 2,095 m
- Qc = Ic x hc
= 0,424 kg/m x 2,095 m
= 0,888 kg
 Q total wall = Qb + Qc
= 0,53 kg + 0,888 kg
=1,418 kg
24

 Roof Holes
Burden = 0,81
Spasing = 1,1 x 0,81 m
= 0,891 m
 Bottom
- Ib =1,06 kg/m
- hb = 1/6 x H = 1/6 x 3
= 0,5 m
- Qb = Ib x hb
=1,06 kg/m x 0,5
=0,53 kg
 Coloumn
- Ic = 0,3 x Ib
= 0,3 x 1,06 kg/m
= 0,318 kg/m
- ho = 0,5 x B
= 0,5 x 0,81 m
= 0,405 m
- hc = H – hb – ho
= 3 – 0,5 – 0,405
= 2,095 m
- Qc = Ic x hc
= 0,318 kg/m x 2,095 m
= 0,666 kg
 Q total Roof = Qb + Qc
= 0,53 kg + 0,666 kg
= 1,196 kg

 Upwards
 Burden = 0,96
 Spasing = 1,1 x B
Spasing = 1,1 x 0.96 m
= 1,056 m
 Bottom
- Ib = 1,22 kg/m
- hb = 1/3 x H
= 1/3 x 3 = 1 m
- Qb = Ib x hb
= 1,22 kg/m x 1 m
= 1,22 kg
 Coloumn
- Ic = 0,5 x Ib
= 0,5 x 1,22 kg/m
= 0,61 kg/m
- ho = 0,5 x B
= 0,5 x 0,96m = 0,48 m
- hc = H – hb – ho
= 3 – 1 – 0,48 = 1,52m
25

- Qc = Ic x hc
= 0,61 kg/m x 1,52 m
= 0,927 kg
 Q total upwards = Qb + Qc
= 2,147 kg
 Horizontal
 Burden = 0,96 (grafik)
 Spasing = 1,1 x B
Spasing = 1,1 x 0,96 m
= 1,056 m
 Bottom
- Ib = 1,22 kg/m (grafik)
- hb = 1/3 x H
= 1/3 x 3 = 1 m
- Qb = Ib x hb
= 1,22 kg/m x 1 m
= 1,22 kg
 Coloumn
- Ic = 0,5 x Ib
= 0,5 x 1,22 kg/m
= 0,61 kg/m
- ho = 0,5 x B
= 0,5 x 0,96m = 0,48 m
- hc = H – hb – ho
= 3 – 1 – 0,48 = 1,52m
- Qc = Ic x hc
= 0,61 kg/m x 1,52 m
= 0,927 kg
 Q total upwards = Qb + Qc
= 2,147 kg
Downwards
 Burden = 0,96
 Spasing = 1,2 x B
Spasing = 1,2 x 0.96 m
= 1,152 m
 Bottom
- Ib = 1,22 kg/m (grafik)
- hb = 1/3 x H
= 1/3 x 3 = 1 m
- Qb = Ib x hb
= 1,22 kg/m x 1 m
= 1,22 kg
 Coloumn
- Ic = 0,5 x Ib
= 0,5 x 1,22 kg/m
= 0,61 kg/m
- ho = 0,5 x B
= 0,5 x 0,96m = 0,44 m
- hc = H – hb – ho
= 3 – 1 – 0,48 = 1,52m
26

- Qc = Ic x hc
= 0,61 kg/m x 1,52 m
=0,927kg
BAB IV
ANALISA

Dalam peledakan bawah tanah geometri peledakan sangatlah penting


untuk dihitung dikarenakan pada peledakan bawah tanah dan peledakan surface
sangatlah berbeda dalam hal teknis peledakannya. Banyak batasan yang terjadi
dalam peledakan tambang bawah tanah ketimbang pada peledakan surface.
Pada peledakan bawah tanah free face dibuat dengan cara membuat lubang
kosong pada peledakan tambang bawah tanah.
Dalam peledakan tambang bawah tanah, development terowongan
sangat tergantung dari kegiatan peledakan yang dillakukan. Free face yang
dibuat berada ditengah area yang diledakkan agar terowongan tidak mudah
runtuh apabila dilakukan kegiatan blasting. Waktu tunda dalam peledakan juga
sangatlah berpengaruh pada keberhasilan peledakan pada tambang bawah
tanah, jadi urutan delay yang dibuat haruslah terpusat ke tengah lubang yang
kosong (cut hole) dan bagian pinggiran dari terowongan haruslah diledakkan
paling akhir agar hasil peledakan bagus dan rapih.

27
BAB V
KESIMPULAN

Dari laporan ini dapat disimpulkan bahwa :


1. Dalam peledakan suatu kegiatan peledakan dikenal salah satu istilah
yaitu geometri peledakan. Geometri peledakan merupakan sebuah
desain yang telah dibuat oleh juru ledak dalam penentuan peletakan
lubang bor yang akan digunakan dalam kegiatan peledakan yang
bertujuan agar peledakan yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan
yang diinginkan dan dengan biaya yang dapat diminimalkan.
2. Dalam pembuatan lubang tambang pada tambang bawah tanah dibuat
dengan cara menyesuaikan desain atau geometri peledakan dengan
dimensi dari terowongan yang ingin dibuat. Dalam penggunaan geometri
peledakan pada tambang bawah tanah harus mengikuti desain yang
telah ada yaitu guide lines. Dalam peledakan pada tambang bawah
tanah terdapat beberapa lubang yang akan dibiarkan kosong. Hal ini
dimaksudkan agar lubang kosong tersebut berguna sebagai freeface.
3. Penggunaan cut hole pada tambang bawah tanah biasanya jumlahnya
dapat ditentukan dengan menggunakan perhitungan dari rumus yang
telah ada, perhitungan ini dimaksudkan agar dapat mengetahui posisi cut
hole yang benar dalam memperoleh hasil peledakan yang baik dan
sesuai dengan yang diinginkan. Dalam peledakan pada tambang bawah
tanah fragmentasi merupakan hal yang juga harus diperhitungkan
dikarenakan fragmentasi hasil peledakan pada tambang bawah tanah
sangat berkaitan dengan prose dari kemajuan terowongan. Hal ini sangat
berpengaruh pada saat proses pengangkutan dan pemuatan karena
pada tambang bawah tanah sangat terbatas pada tempat bekerja alat
mekanis, oleh sebab itu pengendalian dari fragmentasi sangatlah
penting.

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim . 2017 . ”Peledakan Tambang Bawah Tanah” .


https://102miner.wordpress.com . Diakses pada tanggal 23
Desember 2018.

2. Irzan . 2013 . “Underground Blasting” . http://irzanmz.blogspot.com .


Diakses pada tanggal 23 Desember 2018.

3. Risejet, Rachmat . 2013 . “Metode Peledakan Tambang Bawah


Tanah” . http://rachmatrisejet.blogspot.com . Diakses pada tanggal
23 Desember 2018

29

Anda mungkin juga menyukai