1. Definisi Gnatologi
Gnatologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi, gangguan, rehabilitasi system pengunyahan
dan sendi rahang.
2. Komponen Mastikasi
2.1. Gigi-gigi
Gigi merupakan organ tubuh yang turut berperan dalam proses pencernaan, pengunyahan,
dan terutama sebagai estetis dalam pembentukan profil wajah. Gigi terbentuk melalui
interaksi yang sangat kompleks antara ektoderm, epitel oral dan sel mesenkim adalah
dasar/awal pembentukan gigi. Pada manusia terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen
yang berkembang dari interaksi sel epitel rongga mulut dan sel mandibula mesenkim.
Pertumbuhan gigi memiliki pola tersendiri sehingga pada regio rahang yang berbeda bentuk
gigi yang tumbuh memiliki bentuk yang berbeda pula. Setiap gigi berbeda – beda secara
anatomi, tapi dasar proses pertumbuhannya sama pada semua gigi.
Ligamentum sphenomandibulare
Ligamentum stylomandubulare
A. Otot masseter
o Otot ini adalah otot kuadrangularis yang mencakup aspek lateral ramus dan proses
koronoideus mandibula.
o Origo: batas inferior dan permukaan medial arkus zygomatic.
o Insersi: permukaan lateral ramus mandibula dan proses koronoideus nya.
o Saraf : nervus trigerminus divisi mandibulae (N. V3)
o Persarafan: saraf melalui saraf mandibula masseteric yang memasuki permukaan
yang mendalam.
o Fungsi : mengangkat mandibula untuk merapatkan gigi sewaktu mengunyah.
B. Otot temporal
o Otot ini berbentuk kipas yang luas yang mencakup wilayah temporal.
o Merupakan otot pengunyahan yang kuat yang dengan mudah dapat dilihat dan
dirasakan selama penutupan rahang bawah.
o Origo : lantai fosa temporal dan permukaan dalam fasia temporal.
o Insersi: tip dan permukaan medial dari proses koronoideus dan batas anterior ramus
mandibula.
o Saraf : nervi teempirales profundi (N. V3) saraf mandibula
o Fungsi : elevasi dan retrusi mandibula
o Otot temporalis berfungsi mengangkat mandibula, menutup rahang.
C. Otot pterigoid medial
o Merupakan otot yang tebal, segiempat yang juga memiliki dua kepala atau asal. Otot
ini terletak jauh dari ramus mandibula.
o Origo: pada kepala permukaan dalam plat pterygoideus lateral dan proses piramida
tulang palatine, kepala tuberositas rahang.
o Insersi: permukaan medial ramus mandibula, lebih rendah dari foramen mandibula.
o Saraf : nervus trigerminus divisi mandibularis.
o Persarafan: N. mandibula melalui saraf pterygoideus medial.
o Fungsi : untuk membantu mengangkat mandibula, elevasi mandibula dan menutup
mulut.
o Bertindak secara bergantian, mereka menghasilkan gerak penggerindaan.
E. Otot digastrikus
Otot digastrikus memiliki dua belly yang dihubungkan oleh tendon yang melekat
pada tulang hioideus yaitu:
Posterior belly, berasal dari insura mastoideus pada prosesus mastoideus medialis
tulang temporalis.
Anterior belly, berasal dari fosa digastrikus bagian bawah dalam mandibula.
Tendon diantara kedua belly. Karena hal tersebut, otot ini memiliki banyak
kegunaan tergantung pada tulang yang difiksasi, yaitu
Ketika mandibula dalam keadaan stabil. Oto digastrikus menaikkan tulang hioideus
Ketika tulang hioideus di fiksasi, otot digastrikus membuka mulut dengan
menurunkan mandibula.
3. Oklusi
Hubungan kontak static bidang kunyah gig atau gigi gigi di rahang awah dengan gigi aau gigi
gigi atas pada setiap posisi mandibuka terhadap maksila (sentrik,eks.lat.ki/ka, eks.protrusif)
4. Artikulasi
Merupakan control neuromuskuler untuk komponen komponen antara lain : teeth, struktur
periodontal, maxilla dan mandibular.
1. Artikulasi Gigi ( dental articulation)
Hubungan kontak antara gigi gigi rahang atas dengan gigi gigi rahang bawah waktu
bergerak satu dengan yang lain dari serta menuju posisi sentrik.
2. Artikulasi Pengucapan
Adalah proses penghasilan suara dalam berbicara oleh pergerakan bibir, mandibula, lidah
dan mekanisme palatopharyngeal dalam kordinasi dengan respiasi dan phonasi.
5. Morphology Occlusion and Alignment
6. Hubunangan Oklusi / Hubungan rahang
12.Penguyahan
Kebanyakan proses mengunyah dikarenakan oleh refleks mengunyah, yang
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kehadiran bolus dari makanan di mulut pertama kali menginsiasi reflex
penghambat dari otot mastikasi yang membuat rahang bawah turun.
2. Penurunan rahang ini selanjutnya menginisiasi reflaks melonggarkan otot
rahang memimpin untuk mengembalikan kontraksi.
3. Secara otomatis mengangkat rahang untuk menutup gigi, tetapi juga menekan
bolus lagi, melawan lining mulut, yang menghambat otot rahang sekali lagi,
membuat rahang turun dan mengganjal (rebound) di lain waktu. Hal ini
berulang terus menerus.
4. Pengunyahan merupakan hal yang penting untuk mencerna semua makanan,
khususnya untuk kebanyakan buah dan sayuran berserat karena mereka
memiliki membrane selulosa yang tidak tercerna di sekeliling porsi nutrisi
mereka yang harus dihancurkan sebelum makanan dapat dicerna
13.Penelanan
1. lidah mengontrol pembentukan menjadi bolus
2. Selama fase slow-opening pada pengunyahan, lidah bergerak ke depan.
Tulang hyoid dan badan lidah kembali tertarik selama fase fast-opening dan
fase-closing, membuat gelombang yang memindahkan makanan ke bagian
posterior pada rongga mulut.
3. Ketika makanan sudah mencapai bagian posterior rongga mulut, akan
berpindah ke belakang di bawah soft palate oleh aksi menekan dari lidah
4. Lidah penting dm pengumpulan dan penyortiran makanan yang bisa ditelan,
atau mengembalikan makanan yang masih dalam potongan besar ke bagian
oklusal untuk pereduksian lebih lanjut
14.Pengucapan
- Fungsi dari mekanisme pengucapan adalah untuk mengubah bentuk dari tonsil laryngeal
dan untuk membuat suara dalam rongga mulut.
- Suara yang penting terbentuk adalah pengucapan konsonan, yang ditekankan sebagai
iringan suara oleh gesekan bunyi.
- Konsonan dibentuk dari gelombang udara yang berkontak dari arah yang berlawanan.
Misalnya pada kontak antara dua bibir saat pengucapan huruf “p” dan “b”. Contoh
lainnya juga pada lidah yang menyentuh gigi dan palatum saat pengucapan huruf “t” dan
“d”.
Fricative sounds :
dicontohkan oleh konsonan s,sh, f, dan th, yang dihasilkan ketika traktus vokal setengah
tertutup pada beberapa titik dan udara tertekan melewati konstriksi pada kecepatan yang
cukup tinggi untuk menghasilkan turbulensi. Konsonan fricative membutuhkan sangat
sedikit penyesuaian pada artikulator, dan sering terdengar tidak sempurna pada kasus
maloklusi atau penggunaan denture.