Anda di halaman 1dari 14

K17 - Gnatologi

1. Definisi Gnatologi
Gnatologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi, gangguan, rehabilitasi system pengunyahan
dan sendi rahang.

2. Komponen Mastikasi
2.1. Gigi-gigi
Gigi merupakan organ tubuh yang turut berperan dalam proses pencernaan, pengunyahan,
dan terutama sebagai estetis dalam pembentukan profil wajah. Gigi terbentuk melalui
interaksi yang sangat kompleks antara ektoderm, epitel oral dan sel mesenkim adalah
dasar/awal pembentukan gigi. Pada manusia terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen
yang berkembang dari interaksi sel epitel rongga mulut dan sel mandibula mesenkim.
Pertumbuhan gigi memiliki pola tersendiri sehingga pada regio rahang yang berbeda bentuk
gigi yang tumbuh memiliki bentuk yang berbeda pula. Setiap gigi berbeda – beda secara
anatomi, tapi dasar proses pertumbuhannya sama pada semua gigi.

2.2. Sendi TMJ

Temporomandibular Joint (TMJ) merupakan sendi sinovial yang menghubungkan


mandibula dengan tulang temporal pada posisi yang tepat. Pada posisi normal
kondilus mandibula berada tepat pada fossa glenoidea tulang temporal. 1,2 Tulang
kartilago (articilar disc) merupakan bantalan yang berada diantara kondilus dan fossa
glenoidea yang memungkinkan mandibula bergerak tanpa menimbulkan rasa sakit.
TMJ didukung oleh beberapa struktur, antara lain struktur tulang, ligamen, muskulus,
dan saraf.

TMJ menghubungkan tulang mandibula dan tulang temporal.2,4


1. Penampang artikular tulang temporal
Terdiri dari sebuah bagian cekung pada posterior (glenoid/ fossa mandibula) dan
bagian cembung pada anterior (articular eminensia atau tonjolan artikular).
2. Condylus mandibula
Fungsi : penghubung dari kapsul dan lempeng artikular.
3. Capsule of the joint (kapsula artikularis)
4. Articular disc/ meniscus
Merupakan serat kolagen tebal (seperti bantalan), jaringan ikat dan fibroblast.
5. Join cavities (kavitas penghubung)
6. Ligamen-ligamen pendukung
Ligamentum temporomandibulare lateral
Fungsi : membatasi gerakan mandibula kea rah posterior, mencegah condylus
bergerak terlalu jauh ke arah inferior dank e arah posterior serta menyediakan
pertahanan untuk mencegah kesalahan dalam penempatan yang terlalu lateral.

Ligamentum sphenomandibulare

Ligamentum stylomandubulare

2.3. Otot dan system saraf

A. Otot masseter
o Otot ini adalah otot kuadrangularis yang mencakup aspek lateral ramus dan proses
koronoideus mandibula.
o Origo: batas inferior dan permukaan medial arkus zygomatic.
o Insersi: permukaan lateral ramus mandibula dan proses koronoideus nya.
o Saraf : nervus trigerminus divisi mandibulae (N. V3)
o Persarafan: saraf melalui saraf mandibula masseteric yang memasuki permukaan
yang mendalam.
o Fungsi : mengangkat mandibula untuk merapatkan gigi sewaktu mengunyah.
B. Otot temporal
o Otot ini berbentuk kipas yang luas yang mencakup wilayah temporal.
o Merupakan otot pengunyahan yang kuat yang dengan mudah dapat dilihat dan
dirasakan selama penutupan rahang bawah.
o Origo : lantai fosa temporal dan permukaan dalam fasia temporal.
o Insersi: tip dan permukaan medial dari proses koronoideus dan batas anterior ramus
mandibula.
o Saraf : nervi teempirales profundi (N. V3) saraf mandibula
o Fungsi : elevasi dan retrusi mandibula
o Otot temporalis berfungsi mengangkat mandibula, menutup rahang.
C. Otot pterigoid medial
o Merupakan otot yang tebal, segiempat yang juga memiliki dua kepala atau asal. Otot
ini terletak jauh dari ramus mandibula.
o Origo: pada kepala permukaan dalam plat pterygoideus lateral dan proses piramida
tulang palatine, kepala tuberositas rahang.
o Insersi: permukaan medial ramus mandibula, lebih rendah dari foramen mandibula.
o Saraf : nervus trigerminus divisi mandibularis.
o Persarafan: N. mandibula melalui saraf pterygoideus medial.
o Fungsi : untuk membantu mengangkat mandibula, elevasi mandibula dan menutup
mulut.
o Bertindak secara bergantian, mereka menghasilkan gerak penggerindaan.

D. Otot pterigoid lateral


o Otot ini pendek, tebal
yang memiliki dua
kepala atau asal.
o otot ini berbentuk kerucut dengan puncaknya mengarah ke posterior.
o Origo : ujung atas melekat pada permukaan infratemporal dan puncak infratemporal
yang lebih besar dari tulang sphenoid, ujung bawah melekat pada permukaan plat
pterygoideus lateral.
o Insersi: leher mandibula, disk artikular, dan kapsul sendi temporomandibular.
o Saraf : divisi anterior dari n. trigerminus divisi mandibularis.
o Persarafan: saraf melalui saraf mandibula pterygoideus lateral dari batang anterior,
yang masuk itu permukaan dalam
o Fungsi : untuk menuntun pergerakan posterior disc dan condylus seperti kembali ke
posisi sentrik.

Gambar .Otot pterigoid lateral

E. Otot digastrikus
Otot digastrikus memiliki dua belly yang dihubungkan oleh tendon yang melekat
pada tulang hioideus yaitu:
 Posterior belly, berasal dari insura mastoideus pada prosesus mastoideus medialis
tulang temporalis.
 Anterior belly, berasal dari fosa digastrikus bagian bawah dalam mandibula.

Tendon diantara kedua belly. Karena hal tersebut, otot ini memiliki banyak
kegunaan tergantung pada tulang yang difiksasi, yaitu

 Ketika mandibula dalam keadaan stabil. Oto digastrikus menaikkan tulang hioideus
 Ketika tulang hioideus di fiksasi, otot digastrikus membuka mulut dengan
menurunkan mandibula.

3. Oklusi
Hubungan kontak static bidang kunyah gig atau gigi gigi di rahang awah dengan gigi aau gigi
gigi atas pada setiap posisi mandibuka terhadap maksila (sentrik,eks.lat.ki/ka, eks.protrusif)

4. Artikulasi
Merupakan control neuromuskuler untuk komponen komponen antara lain : teeth, struktur
periodontal, maxilla dan mandibular.
1. Artikulasi Gigi ( dental articulation)
Hubungan kontak antara gigi gigi rahang atas dengan gigi gigi rahang bawah waktu
bergerak satu dengan yang lain dari serta menuju posisi sentrik.
2. Artikulasi Pengucapan
Adalah proses penghasilan suara dalam berbicara oleh pergerakan bibir, mandibula, lidah
dan mekanisme palatopharyngeal dalam kordinasi dengan respiasi dan phonasi.
5. Morphology Occlusion and Alignment
6. Hubunangan Oklusi / Hubungan rahang

7. Kurva Spee / Bidang Sagital


8. Relasi Sentrik
Adalah hubungan posisis mandibular terhadap maksila saat :
- Mandibula hanya beerotasi dengan poros rotasi dengan poros rotasi yang melalui kedua
kondilusnya, dan
- Posisis kondilus dalam fosa glenoid berada paling atas & paling tengah
-
9. Oklusi Sentik
Ialah kontak interkuspal (kontak maksimal) gigi atau gigi-gigi di rahang bawah dengan gigi
atau gigi-gigi-gigi di rahang atas pada keadaan relasi sentrik

10.Fungsi Sendi Temporomandibular


Struktur dan fungsi dari TMJ ini dapat dibagi menjadi dua sistem yang
berbeda yaitu yang pertama adalah kompartemen bawah yaitu sistem yang
terdiri dari jaringan yang mengelilingi kondilus dan diskus artikularis. Diskus
artikularis ini terikat pada kondilus lateral dan medial oleh ligamen diskal dan
bertanggung jawab untuk gerakan rotasi dari TMJ. Kompartemen atas
merupakan sistem yang terdiri dari fungsi kompleks kondilus-diskus terhadap
permukaan fossa mandibula. Diskus ini tidak melekat pada fossa sehingga
penerjemahan dapat terjadi. Ini adalah komponen geser sendi. Untuk
mendiagnosa gangguan TMJ dan mengobati/ melakukan perawatan penting
untuk memahami anatomi sendi dar TMJ tersebut.
11.Pergerakan Sendi Temporomandibular
Ketika mulut membuka, terdapat dua gerakan pada sendi. Gerakan pertama
adalah rotasi yangmengelilingi sumbu horisontal pada kepala kondil. Gerakan
kedua adalah translasi. Kondil dan meniskusbergerak ke depan bersama di
bawah eminensia artikularis. Pada posisi mulut menutup, bagianposterior
meniskus yang tebal dengan segara mengambil tempat di bawah kondil. Ketika
kondilbertranslasi ke depan, daerah tengah yang lebih tipis dari meniskus
menjadi daerah permukaanartikulasi antara kondil dan eminensia artikularis.
Ketika mulut membuka penuh, kondil berada di bawahdaerah anterior
meniskus.

12.Penguyahan
Kebanyakan proses mengunyah dikarenakan oleh refleks mengunyah, yang
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kehadiran bolus dari makanan di mulut pertama kali menginsiasi reflex
penghambat dari otot mastikasi yang membuat rahang bawah turun.
2. Penurunan rahang ini selanjutnya menginisiasi reflaks melonggarkan otot
rahang memimpin untuk mengembalikan kontraksi.
3. Secara otomatis mengangkat rahang untuk menutup gigi, tetapi juga menekan
bolus lagi, melawan lining mulut, yang menghambat otot rahang sekali lagi,
membuat rahang turun dan mengganjal (rebound) di lain waktu. Hal ini
berulang terus menerus.
4. Pengunyahan merupakan hal yang penting untuk mencerna semua makanan,
khususnya untuk kebanyakan buah dan sayuran berserat karena mereka
memiliki membrane selulosa yang tidak tercerna di sekeliling porsi nutrisi
mereka yang harus dihancurkan sebelum makanan dapat dicerna

• Selama pengunyahan rahang akan bergerak berirama, membuka dan


menutup.
• Tingkat dan pola pergerakan sangat bergantung pada tingkatan
penghancuran makanan.
• Urutan kunyah dapat dibagi menjadi tiga periode
1. Transportasikan ke bagian posterior
2. Penghancuran dalam periode reduksi
3. Pembentukan bolus sebelum penelanan

13.Penelanan
1. lidah mengontrol pembentukan menjadi bolus
2. Selama fase slow-opening pada pengunyahan, lidah bergerak ke depan.
Tulang hyoid dan badan lidah kembali tertarik selama fase fast-opening dan
fase-closing, membuat gelombang yang memindahkan makanan ke bagian
posterior pada rongga mulut.
3. Ketika makanan  sudah mencapai bagian posterior rongga mulut, akan
berpindah ke belakang di bawah soft palate oleh aksi menekan dari lidah
4. Lidah penting dm pengumpulan dan penyortiran makanan yang bisa ditelan,
atau mengembalikan makanan yang masih dalam potongan besar ke bagian
oklusal untuk pereduksian lebih lanjut
14.Pengucapan
- Fungsi dari mekanisme pengucapan adalah untuk mengubah bentuk dari tonsil laryngeal
dan untuk membuat suara dalam rongga mulut.
- Suara yang penting terbentuk adalah pengucapan konsonan, yang ditekankan sebagai
iringan suara oleh gesekan bunyi.
- Konsonan dibentuk dari gelombang udara yang berkontak dari arah yang berlawanan.
Misalnya pada kontak antara dua bibir saat pengucapan huruf “p” dan “b”. Contoh
lainnya juga pada lidah yang menyentuh gigi dan palatum saat pengucapan huruf “t” dan
“d”.

Fricative sounds :
dicontohkan oleh konsonan s,sh, f, dan th, yang dihasilkan ketika traktus vokal setengah
tertutup pada beberapa titik dan udara tertekan melewati konstriksi pada kecepatan yang
cukup tinggi untuk menghasilkan turbulensi. Konsonan fricative membutuhkan sangat
sedikit penyesuaian pada artikulator, dan sering terdengar tidak sempurna pada kasus
maloklusi atau penggunaan denture.

Plosive sounds, konsonan p, t, dan k,


diproduksi ketika traktus vokal tertutup seluruhnya ( biasanya dengan bibir atau lidah),
membiarkan tekanan udara meningkat saat menutup, dan kemudian membuka dengan tiba-
tiba. Untuk beberapa suara, seperti fricative consonant v dan z yang terdengar, adanya
kombinasi dari dua sumber suara.

Anda mungkin juga menyukai