Anda di halaman 1dari 4

Regulasi Gula Darah dan Mekanisme Kerja Insulin

Gula darah dalam tubuh manusia secara normal dijaga pada rentang yang sempit dan di regulasi secara
ketat. Pada orang normal, konsentrasi gula darah biasanya antara 80-90 mg/100 ml darah pada keadaan
berpuasa. Konsentrasi ini meningkat menjadi 120-140 mg/100 ml selama kira-kira satu jam setelah
makan , namun system umpan balik yang mengatur kadar glukosa darah dengan cepat mengembalikan
konsntrasi glukosa darah ke nilai konrolnya. Sebaliknya, pada keadaan kelaparan, fungsi
gluconeogenesis dari hati menyediakan glukosa yang dibutuhkan untuk mempertahankan kadar glukosa
darah puasa.

Kadar gula dalam darah di regulasi melalui system negative feedback loop oleh hormone- hormone
yang dihasilkan oleh pancreas terutama insulin dan glucagon. Fungsi insulin dan glucagon sma
pentingnya dengan system pengatur umpan balik untuk mempertahankan konsentrasi gula darah
normal. Bila konsentrasi glukosa darah meningkat sangat tinggi, peningkatan sekresi insulin
menyebabkan konsentrasi glukosa darah kembali menurun ke nilai normalnya. Sebaliknya penurunan
kadar glukosa darah akan merangsang sekresi glucagon; selanjutnya glucagon ini akan berfungsi secara
berlawanan , yakni akan meningkatkan kadar glukosa darah agar kembali ke nilai normalnya. Pada
sebagian kondisi yang normal, mekanisme umpan balik insulin ini jauh lebih penting daripada
mekanisme glucagon, namun pada keaadaan kelaparan atau pemakainan glukosa yang berlebihan
selama aktivitas fisik dan keadaan stress yang lain mekanisme glucagon juga menjadi bernilai.
Insulin

When levels of blood sugar rise, whether as a result of glycogenconversion, or from digestion of a meal,
a different hormone is released from beta cells found in the Islets of Langerhans in the pancreas. This
hormone, insulin, causes the liver to convert more glucose into glycogen (this process is
called glycogenesis), and to force about 2/3 of body cells (primarily muscle and fat tissue cells) to take
up glucose from the blood through the GLUT4 transporter, thus decreasing blood sugar. When insulin
binds to the receptors on the cell surface, vesicles containing the GLUT4 transporters come to the
plasma membrane and fuse together by the process of endocytosis, thus enabling a facilitated diffusion
of glucose into the cell. As soon as the glucose enters the cell, it is phosphorylated into Glucose-6-
Phosphate in order to preserve the concentration gradient so glucose will continue to enter the cell.
[2]
 Insulin also provides signals to several other body systems, and is the chief regulator of metabolic
control in humans.

There are also several other causes for an increase in blood sugar levels. Among them are the 'stress'
hormones such as epinephrine (also known as adrenaline), several of the steroids, infections, trauma,
and of course, the ingestion of food.

Glucagon

If the blood glucose level falls to dangerous levels (as during very heavy exercise or lack of food for
extended periods), the alpha cells of the pancreas release glucagon, a hormone whose effects on liver
cells act to increase blood glucose levels. They convert glycogen into glucose (this process is
called glycogenolysis). The glucose is released into the bloodstream, increasing blood
sugar. Hypoglycemia, the state of having low blood sugar, is treated by restoring the blood glucose level
to normal by the ingestion or administration of dextrose or carbohydrate foods. It is often self-
diagnosed and self-medicated orally by the ingestion of balanced meals. In more severe circumstances,
it is treated by injection or infusion of glucagon.
b. Bagaimana mekanisme timbulnya nyeri perut pada kasus ini? 2 10
Gastroparesis adalah kondisi ketika terjadi penundaan dalam pengosongan lambung setelah
makan. Kondisi ini menyebabkan perasaan mual, muntah, nyeri abdomen dan kembung. Sekitar
25-50% pasien diabetes type 1 mengalami ini. Kondisi ini 82% diderita oleh perempuan.
Pathogensis kondisi ini adalah neuropati nervus vagus dan hiperglikemia. Keadaan hiperglikemia
memperlambat pengosongan lambung dan motilitas lambung akibat kontraksi sphichter pylori
yang kemudian menggangu ritme pengosongan lambung.

d. Mengapa Ayu merasa kehausan terus menerus dan masih sering kencing? 1 3 10

Pada diabetes, kadar gula darah yang melebihi threshold ginjal menyebabkan ginjal kehilangan
fungsi untuk me reuptake glukosa pada air sehingga terjadi perubahan keadaan osmotic yang
menyebabkan air tidak dapat di reabsorbsi dengan baik. Kondisi ini menyebabkan tubuh
melakukan mekanisme haus untuk menormalkan konsentrasi cairan tubuh.
b. Mengapa Ayu makan seperti biasa tetapi mengalami penurunan berat badan? 3 2 10
Penurunan berat badan disebabkan oleh lipolysis dan dehidrasi. Kekurangan insulin
menyebabkan glukosa tidak dapat ter deposit ke dalam sel sehingga tubuh mulai menggunakan
cadangan lemak dan otot dan berakibat terhadap penurunan berat badan. Glukosuria
menyebabkan polyuria dan pada akhirnya menyebabkan dehidrasi berat yang berakibat ke
penurunan berat badan apabila cairan yang hilang tidak segera diganti.

a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan lab? 9 10 11

 Kadar gula acak 680 : abnormal (normal : 140 ). Keadaan ini disebabkan
glukosa darah tidak mampu di distribusi ke dalam sel akibat kekurangan insulin
 Urin reduksi + 4 : Positif. kadar glukosa >3,5% (normal : <0,5%).
Keadaan ini disebabkan kadar gula darah sudah melebihi threshold ginjal,
sehingga kelebihan glukosa masuk ke urin.
 Keton urin +3 : Positif keton. Keadaan ini disebabkan benda keton
dibuang melalui urin
 Hb 13,8 mg% : normal (12-16 g/dl).
 Leukosit 20.100/mm3 : abnormal (normal 3200 – 10000 /mm3)
 Trombosit 230.000/mm3 : normal (170x103 – 380x103)
 pH 7,05 : asidemia (Normal : 7,35 – 7,45). Keadaan ini
disebabkan peningkatan benda keton sehingga terjadi ketoasidosis
 HCO3 12mmol/L : metabolic asidosis (normal = 22 – 26 mmol/L.
keadaan ini disebabkan peningkatan pH dan ketoasidosis
 HbA1c 12% : abnormal (normal < 7%). Glukosa secara alami
akan melekat pada hemoglobin. Jumlah glukosa yang melekat pada protein ini
secara proposional sama dengan kadar gula darah pada system. Hal ini
menunjukkan kadar gula darah sudah tinggi sejak 3 bulan lalu atau lebih.
 C peptide <0,5 : abnormal (normal 0.8 – 3.1 ng/mL). nilai c peptide
selalu ekuivalen dengan nilai insulin. Hal ini menunjukkan jumlah insulin yang
rendah akibat ketidakmampuan pancreas untuk memproduksi insulin.

Daftar Pustaka

Aslam, A., Byrne, J. and Rajbhandari, S. (2014). Abdominal Pain and Weight Loss in New-Onset Type 1
Diabetes. [online] American Diabetes Association. Available at:
http://clinical.diabetesjournals.org/content/32/1/26 [Accessed 10 Jan. 2018].

Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penterjemah: Irawati, Ramadani D, Indriyani
F. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006.

James, D. (2000). Diabetes and the Gastrointestinal Tract. [online] Journal.diabetes.org. Available at:
http://journal.diabetes.org/clinicaldiabetes/V18N42000/pg148.htm [Accessed 10 Jan. 2018].

Clinical presentation of diabetes mellitus - Introduction to diabetes mellitus - Diapedia, The Living
Textbook of Diabetes. [online] Diapedia.org. Available at: https://www.diapedia.org/introduction-to-
diabetes-mellitus/11040851217/clinical-presentation-of-diabetes-mellitus [Accessed 10 Jan. 2018].

Pedoman Interpretasi Data Klinik. Departemen Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai