Makalah UAS
YOSUA LEONARDO S
1515.1112.479
Makalah UAS
YOSUA LEONARDO S
1515.1112.479
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
audit dan telah selesai dengan judul, “Audit Hutang Sewa Guna Usaha (Leasing)”.
matakuliah seminar audit dan guna memperoleh gelar sarjana Akuntansi pada
Program Studi Audit pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jakarta International
College. Penulisan tugas ini juga berdasarkan ketertarikan penulis terhadap bidang
Penulis
Yosua Leonardo S
ii
DAFTAR ISI
Hal
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ……..………………………………………... 34
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antara lessor
barang dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa
untuk jangka waktu tertentu. Sedangkan pengertian sewa guna usaha sesuai
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha
dengan hak opsi (finance Lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi
(operating Lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu
modal sangatlah besar, mengingat modal merupakan salah satu sarana penting
dalam rangka pembiayaan. Adanya kebutuhan dana ini tidak mungkin bila hanya
mengandalkan pinjaman dari bank. Untuk itu pemerintah telah memberikan jalan
keluar untuk membantu para pengusaha lemah modal agar dapat mendirikan atau
perjanjian leasing. Dengan ciri khas pelayanan yang tepat, pembukuan yang
1
mulai dari mesin ketik sampai pesawat terbang tanpa terlebih dahulu
menyediakan dana.
Dari defenisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sewa guna
guna usaha adalah barang modal dan pihak lessee memiliki hak opsi dengan harga
latar belakang diatas maka sangat penting bagi seorang auditor dalam melakukan
pemeriksaan secara tepat dan akurat untuk menentukan besarnya nilai hutang
sewa guna usaha (leasing) yang dimiliki suatu perusahaan yang diaudit pada
laporan keuangannya.
B. Pembatasan Masalah
Agar dalam pembahasan makalah ini lebih fokus dan tidak meluas, maka
penulis melakukan pembatasan masalah dalam makalah ini pada lingkup “Audit
2
BAB II
PEMBAHASAN
barang modal baik sewa guna usaha dengan hak opsi (finance Lease) maupun
sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating Lease) untuk digunakan oleh penyewa
guna usaha (lessee), selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembiayaan secara
angsuran.
Usaha : Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal baik secara guna usaha dengan hak opsi (finance Lease) maupun
sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating Lease), untuk digunakan oleh lessee
Selanjutnya yang dimaksud dengan finance Lease adalah kegiatan sewa guna
usaha dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli
objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya
operating Lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna
usaha. Dari defenisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sewa guna
3
Objek sewa guna usaha adalah barang modal dan pihak lessee memiliki hak
opsi dengan harga berdasarkan nilai sisa. Dalam setiap transaksi leasing di
1. Lessor adalah perusahaan sewa guna usaha atau di dalam hal ini pihak
2. Lessee adalah peruahaan atau pihak pemakai barang yang bisa memiliki
B. Kerangka Akuntansi
leasing baik perkiraan yang merupakan tambahan dari perkiraan yang sudah ada
sebelumnya maupun perkiraan yang timbul yang ada hanya pada saat transaksi
adalah :
bentuk fisik atau dapat merupakan sesuatu hak menurut hukum, kedua-
duanya mempunyai nilai uang. Aktiva mempunyai tiga sifat dasar yaitu :
4
c. Sebagai akibat transaksi atau peristiwa-peristiwa masa lalu.
Jenis aktiva yang timbul pada saat terjadinya transaksi leasing adalah
aktiva tetap dan aktiva lancar. Aktiva tetap disini adalah barang atau
lancar adalah berupa antara lain biaya yang dibayar dimuka, yaitu untuk
yang akan datang dalam bentuk penyerahan aktiva atau pemberian jasa
kewajiban timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Kewajiban yang
terjadi akibat transaksi leasing antara lain hutang Lease bagi lessee.
yang biasa dan pendapatan ini dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda
Lease.
5
untuk memperoleh barang dan jasa. Beban mencakupi baik kerugian
biasa meliputi harga pokok penjual, gaji dan penyusutan. Dalam transaksi
leasing beban yang timbul antara lain beban pelaksana Lease dan beban
membagi leasing atas dua jenis yaitu Capital Lease dan Operating Lease.
dua jenis juga tetapi dengan istilah berbeda yaitu Financial Lease dan Operating
Lease, perbedaanya hanya pada istilah saja. Financial Accounting Standard Board
(FASB) dalam Statement No. 13 pada “Accounting for Leases” Lease yang
1. The Lease transfer of ownership of the property to the lessee by the end
pembelian murah)
life of the Leased property. However, if the beginning of the Lease term
falls within the last 25 percent of the total estimated economic life of the
Leased property, including earlier years of use, this criterion shall not be
used for purposes of classifying the Lease. (Masa sewa sama dengan 75
6
persen atau lebih dari perkiraan umur ekonomis dari properti sewaan.
Namun, jika awal dari masa sewa jatuh dalam 25 persen terakhir dari
4. The peresent value at the beginning of the lese term of the minimum lese
anya profit there on, equalis or exceed 90 percent of the excess of the fair
value of the lese property to the lessor. At the inception of Lease over any
realizeed by him. (Nilai sekarang pada awal masa sewa dari pembayaran
persen dari selisih lebih antara nilai wajar properti yang disewa kepada
lessor dimulainya sewa atas kredit pajak investasi terkait yang ditahan
Menurut SAK-ETAP Bab 17, perlakuan akuntansi oleh penyewa guna usaha
1. Pada awal masa sewa, lessee harus mengakui hak dan kewajiban dalam
sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai
7
tunai dari seluruh pembayaran sewa ditambah nilai residu (harga opsi)
pembayaran sewa guna usaha adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh
lessor atau tingkat bunga yang berlaku pada awal masa sewa.
pembiayaan sesuai dengan Bab 15 Aset Tetap atau Bab 16 Aset Tidak
Berwujud. Jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan
mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan
harus disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek
5. Kalau aset yang sewaan dibeli sebelum berakhirnya masa sewa, maka
6. Dalam hal dilakukan transaksi jual dan sewa-balik (sales and Lease
yang terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa. Selisih antara
harga jual dan nilai tercatat aset yang dijual harus diakui dan dicatat
8
keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan secara
Jika lessee mengkapitalisasi Lease, maka lessee akan mencatat aktiva dan
kewajiban yang umumnya sama dengan nilai sekarang pembayaran sewa. Lessor,
menggantikannya dengan piutang. Ayat jurnal khusus bagi lessor dan lessee,
Lessee
Lessor
sebagai pembayaran pokok dan bunga. Jika kontrak Lease tidak dikapitalisasi,
tidak ada aktiva yang dicatat oleh lessee dan tidak ada aktiva yang dikeluarkan
9
dari pembukuan lessor. Pada saat pembayaran lease dilakukan, lessee mencatat
Untuk lease yang dicatat sebagai lease modal (capital Lease), lease harus
dianggap tidak dapat dibatalkan, dan memenuhi 1 atau lebih dari 4 kriteria berikut
ini :
purchase option).
3. Jangka waktu lease sama dengan atau lebih 75% dari estimasi umur
executory) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar aktiva yang
dilease.
Lease yang tidak memenuhi salah satu kriteria diatas diklasifikasikan sebagai
1. Jangka Pendek
a. Pelajari dan evaluasi internal control atas kewajiban sewa guna usaha
10
b. Minta rincian dari kewajiban sewa guna usaha (leasing) jangka
sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK No.30) dan
apakah bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang akan
pendek.
d. Periksa apakah aset yang dibeli melalui transaksi sewa guna usaha
secara akurat dan tie-up jumlah beban bunga tersebut dengan jumlah
pajaknya.
f. Seandainya ada kredit sewa guna usaha (leasing) jangka pendek, harus
diperiksa apakah bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun yang akan
uang asing, periksa apakah saldo tersebut per tanggal neraca telah
11
Indonesia per tanggal neraca, dan selisih kurs yang terjadi
2. Jangka Panjang
a. Pelajari dan evaluasi internal control atas kewajiban sewa guna usaha
sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK No.30) dan
apakah bagian yang jatuh tempo lebih dari waktu satu tahun yang
panjang.
secara akurat dan tie-up jumlah beban bunga tersebut dengan jumlah
pajaknya.
12
e. Seandainya ada kredit sewa guna usaha (leasing) jangka panjang,
harus diperiksa apakah bagian yang jatuh tempo lebih dari satu tahun
panjang.
uang asing, periksa apakah saldo tersebut per tanggal neraca telah
E. CONTOH KASUS
1. PT. XXX pada tahun 2015 dalam laporan keuangannya memiliki utang
sewa guna usaha atas pembelian aset dengan menggunakan jasa sewa
guna usaha yang disediakan oleh Bank Panin. Dari jasa sewa guna usaha
13
Berdasarkan Penegasan Pencairan Pinjaman Kredit Pemilikan Mobil
dari PT. Panin Bank, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :
Tahun : 2015
Hutang pokok : Rp. 174.650.000,-
Uang muka : Rp. 74.850.000,-
Jangka waktu : 24 bulan
Tingkat bunga : 4.5 % Flat / Tahun / 9.172242 % (E) p.a.
Angsuran : Rp. 7.932.021,- / bulan
Tahun : 2015
14
Berikut penyajian dalam laporan posisi keuangan Perusahaan Per 31 Desember
PT. XXX
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Des 2015
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas Rp. 356.675.617
JUMLAH ASET LANCAR Rp. 356.675.617
ASET TETAP
Kendaraan Leasing Rp. 1.311.500.000
Akm. Peny Kendaraan Leasing (Rp. 163.937.500)
JUMLAH ASET TETAP Rp. 1.504.238.117
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Sewa Guna Usaha
(Panin 1) Rp. 97.001.569,- Rp. 727.583.705
(Panin 2) Rp. 630.582.136,-
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang Sewa Guna Usaha Rp. -
JUMLAH LIABILITAS Rp. 727.583.705
Ekuitas
Modal Saham Rp. 500.000.000
Saldo Laba (Rugi) Rp. 276.654.412
Jumlah LIABILITAS DAN Rp. 1.504.238.117
EKUITAS
15
Berikut adalah tabel angsuran utang sewa guna usaha :
Supporting Schedule
Panin Bank 1
Bulan
Outstanding Nilai Angs Angs Pokok Bunga
Feb-15 166.717.979 7.932.021 7.932.021 -
Mar-15 160.060.273 7.932.021 6.657.706 1.274.315
Apr-15 153.351.678 7.932.021 6.708.595 1.223.426
Mei-15 146.591.806 7.932.021 6.759.872 1.172.149
Jun-15 139.780.265 7.932.021 6.811.541 1.120.480
Jul-15 132.916.660 7.932.021 6.863.605 1.068.415
Agust-15 126.000.592 7.932.021 6.916.068 1.015.953
Sep-15 119.031.661 7.932.021 6.968.931 963.090
Okt-15 112.009.463 7.932.021 7.022.198 909.823
Nop-15 104.933.590 7.932.021 7.075.873 856.148
Des-15 97.803.633 7.932.021 7.129.957 802.064
Jan-16 90.619.178 7.932.021 7.184.455 747.565
Feb-16 83.379.808 7.932.021 7.239.370 692.651
Mar-16 76.085.103 7.932.021 7.294.704 637.316
Apr-16 68.734.642 7.932.021 7.350.462 581.559
Mei-16 61.327.996 7.932.021 7.406.645 525.375
Jun-16 53.864.738 7.932.021 7.463.258 468.763
Jul-16 46.344.434 7.932.021 7.520.304 411.717
Agust-16 38.766.649 7.932.021 7.577.786 354.235
Sep-16 31.130.942 7.932.021 7.635.707 296.314
Okt-16 23.436.872 7.932.021 7.694.070 237.950
Nop-16 15.683.992 7.932.021 7.752.880 179.141
Des-16 7.871.852 7.932.021 7.812.140 119.881
Jan-17 0 7.932.021 7.871.852 60.169
16
Supporting Schedule
Panin Bank 2
Bulan
Outstanding Nilai Angs Angs Pokok Bunga
Jul-15 720.488.825 22.911.175 22.911.175 -
Agust-15 701.950.194 22.911.175 18.538.631 4.372.544
Sep-15 683.299.055 22.911.175 18.651.139 4.260.036
Okt-15 664.534.724 22.911.175 18.764.330 4.146.845
Nop-15 645.656.516 22.911.175 18.878.208 4.032.967
Des-15 626.663.738 22.911.175 18.992.778 3.918.397
Jan-16 607.555.696 22.911.175 19.108.042 3.803.133
Feb-16 588.331.690 22.911.175 19.224.006 3.687.169
Mar-16 568.991.016 22.911.175 19.340.674 3.570.501
Apr-16 549.532.967 22.911.175 19.458.050 3.453.125
Mei-16 529.956.829 22.911.175 19.576.138 3.335.037
Jun-16 510.261.886 22.911.175 19.694.943 3.216.232
Jul-16 490.447.418 22.911.175 19.814.468 3.096.707
Agust-16 470.512.699 22.911.175 19.934.720 2.976.455
Sep-16 450.456.998 22.911.175 20.055.700 2.855.475
Okt-16 430.279.582 22.911.175 20.177.416 2.733.759
Nop-16 409.979.713 22.911.175 20.299.870 2.611.305
Des-16 389.556.646 22.911.175 20.423.067 2.488.108
Jan-16 369.009.635 22.911.175 20.547.011 2.364.164
Feb-16 348.337.927 22.911.175 20.671.708 2.239.467
Mar-16 327.540.765 22.911.175 20.797.162 2.114.013
Apr-16 306.617.388 22.911.175 20.923.377 1.987.798
Mei-16 285.567.031 22.911.175 21.050.358 1.860.817
Jun-16 264.388.921 22.911.175 21.178.109 1.733.066
Jul-16 243.082.285 22.911.175 21.306.636 1.604.539
Agust-16 221.646.342 22.911.175 21.435.943 1.475.232
Sep-16 200.080.307 22.911.175 21.566.035 1.345.140
Okt-16 178.383.391 22.911.175 21.696.916 1.214.259
Nop-16 156.554.799 22.911.175 21.828.592 1.082.583
Des-16 134.593.733 22.911.175 21.961.066 950.109
Jan-17 112.499.388 22.911.175 22.094.345 816.830
Feb-17 90.270.956 22.911.175 22.228.432 682.743
Mar-17 67.907.622 22.911.175 22.363.333 547.842
Apr-17 45.408.569 22.911.175 22.499.053 412.122
Mei-17 22.772.972 22.911.175 22.635.597 275.578
Jun-17 0 22.911.175 22.772.972 138.206
17
Berdasarkan analisa kasus diatas, kita dapat melihat bahwa telah terjadi selisih
pada total utang sewa guna usaha serta penempatan pos utang sewa guna usaha
jangka pendek dan jangka panjangnya. Dengan demikian auditor perlu
mengkoreksi sesuai schedule pembayarannya :
1) Utang Sewa Guna Usaha Bank Panin dengan pokok terutang sejumlah
Rp. 174.650.000,- terdapat selisih pada outstanding per 31 Desember 2015.
Inhouse Audit Selisih
Bank Panin 1 Rp. 97.001.569 Rp. 97.803.633 (Rp. 802.064)
Bank Panin 2 Rp. 630.582.136 Rp. 626.663.738 Rp. 3.918.398 +
Total Rp. 727.583.705 Rp. 724.467.371 Rp. 3.116.334
2) Pada tanggal 31 Desember 2015 seharusnya utang sewa guna usaha jangka
pendek yang jatuh tempo dalam 1 tahun adalah sebesar Rp. 89.931.781,- (Bank
Panin 1) dan Rp. 237.107.092,- (Bank Panin 2) sehingga jumlah utang sewa
guna usaha jangka pendek sebesar Rp. 327.038.873,-. Dan untuk utang sewa
guna usaha jangka panjang yang jatuh tempo lebih dari 1 tahun adalah sebesar
Rp. 7.871.852,- (perhitungan dari Rp. 97.803.633 – Rp. 89.931.781) Bank
Panin 1 dan Rp. 389.556.646,- (perhitungan dari Rp. 626.663.738 –
Rp. 237.107.092) Bank Panin 2, sehingga jumlah utang sewa guna usaha
jangka panjang sebesar Rp. 397.428.498,-.
Sehingga perlu dilakukan jurnal koreksi :
(D) Utang Sewa Guna Rp. 397.428.498,- -
Usaha Jk. Pendek
Utang Sewa Guna - Rp. 397.428.498,-
(K)
Usaha Jk. Panjang
18
Working Balance Sheet (WBS)
LAPORAN POSISI KEUANGAN (ASET)
Per 31 Desember 2015
PAJE/PRJE/CAJE
WP
KETERANGAN Per Book's # Dr Cr # Per Audit's
Reff
31 Des 2015 ADJ ADJ 31 Des 2015
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas AA 356.675.617 356.675.617
Jumlah Aset Lancar 356.675.617 356.675.617
tested
Top Schedule Bagian Jatuh Tempo Utang Sewa Guna Usaha
PAJE/PRJE/CAJE
WP
KETERANGAN Per Book's # Dr Cr # Per Audit's
Reff
31 Des 2015 ADJ ADJ 31 Des 2015
tested
Top Schedule Ekuitas
PAJE/PRJE/CAJE
WP
KETERANGAN Per Book's # Dr Cr # Per Audit's
Reff
31 Des 2015 ADJ ADJ 31 Des 2015
Ekuitas
Modal saham OE 500.000.000 - - 500.000.000
Saldo Laba (Rugi) WPL 276.654.412 - 3.116.334 279.770.746
Jumlah Ekuitas 776.654.412 779.770.746
been tested
Top Schedule Pendapatan (Beban) Lain-lain
PAJE/PRJE/CAJE
KETERANGAN WP Reff Per Book's # Dr Cr # Per Audit's
31 Des 2015 ADJ ADJ 31 Des 2015
PT. XXX
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Des 2015
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas Rp. 356.675.617
JUMLAH ASET LANCAR Rp. 356.675.617
ASET TETAP
Kendaraan Leasing Rp. 1.311.500.000
Akm. Peny Kendaraan Leasing (Rp. 163.937.500)
JUMLAH ASET TETAP Rp. 1.504.238.117
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Sewa Guna Usaha
(Panin 1) Rp. 89.931.781,- Rp. 327.038.873
(Panin 2) Rp. 237.107.092,-
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang Sewa Guna Usaha
(Panin 1) Rp. 7.871.852,- Rp. 397.428.498
(Panin 2) Rp. 389.556.646,-
JUMLAH LIABILITAS Rp. 724.467.371
Ekuitas
Modal Saham Rp. 500.000.000
Saldo Laba (Rugi) Rp. 279.770.746
Jumlah LIABILITAS DAN Rp. 1.504.238.117
EKUITAS
26
2. PT. TIGOR
sewa guna usaha yang disediakan oleh PT Amang. Jangka waktu sewa guna
usaha telah disepakati selama 5 tahun dengan tingkat bunga 11%. Setiap
pihak juga telah sepakat bahwa diakhir masa sewa, PT Tigor dapat memiliki
PT Tigor?
Data Perhitungan:
N : 5 Tahun
i : 11 %
Angsuran : Rp 4.650.000,00
27
Dari rincian detail data perhitungan di atas, maka kita akan menentukan nilai kini dari utang sewa guna usaha yang dapat
tersebut maka kita dapat membuat tabel pembayaran angsuran utang sewa guna usaha yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
jurnal akuntansi yang akan dibentuk dari awal pengakuan sampai pada akhir
30
tersebut. Pada beberapa kasus, hak opsi sudah dibayar pada awal perjanjian
sebagai uang jaminan sewa guna usaha dengan rincian jurnal sebagai berikut:
Dari rincian jurnal di atas dapat kita lihat beberapa jurnal akuntansi yang
berkaitan dengan utang sewa guna usaha. Selain akuntansi utang sewa guna
usaha di atas, PT Tigor harus melakukan perlakuan akuntansi aset tetap untuk
aset sewa guna usaha tersebut. Hal ini didasarkan pada aspek "substansi
guna usaha tersebut belum dimiliki PT Tigor, namun secara ekonomis aset
tersebut sudah masuk dalam pengakuan aset tetap. Pengakuan aset tetap
dalam hal ini adalah bawah aset tersebut digunakan untuk melakukan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka atas aset sewa guna usaha tersebut
dilakukan perhitungan beban penyusutan. Pada pembahasan kali ini juga akan
31
32
Penjelasan:
Pada kondisi ini dapat dilihat bahwa sebelum jangka waktu sewa guna usaha,
secara estimasi akuntansi masa manfaat aset SGU tersebut sudah habis.
Sehingga pada jatuh tempo sewa guna usaha akan melakukan jurnal balik
tetap".
Pada kondisi ini dapat dilihat bahwa masa manfaat aset SGU akan habis pada
jatuh tempo akhir sewa guna usaha. Sehingga pada jatuh tempo sewa guna
usaha akan melakukan jurnal balik seluruh "akumulasi penyusutan aset SGU"
Pada kondisi ini dapat dilihat bahwa ketika jatuh tempo sewa guna usaha, masa
manfaat aset SGU masih tersisa. Sehingga pada jatuh tempo sewa guna usaha
"akumulasi penyusutan aset tetap" hanya sebesar penyusutan yang telah terjadi
33
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kewajiban (Utang) Sewa Guna Usaha merupakan utang perusahaan masa kini
yang timbul dari peristiwa masa lalu yang terikat pada suatu kontrak atau
hak opsi (finance Lease) untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai
sisa yang disepakati maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating Lease),
Secara umum, Sewa Guna Usaha terbagi dalam dua jenis, yaitu :
Yaitu dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi
(finance Lease) untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai
Yaitu objek sewa guna usaha hanya digunakan oleh lessee selama jangka
masa kontrak lessee tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa
guna usaha.
34
Berdasarkan kasus yang telah dibahas dibab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa dilakukannya audit terhadap akun utang sewa guna usaha
c. Semua utang sewa guna usaha (leasing) perusahaan sudah tercatat per
d. Aset yang dibeli melalui transaksi sewa guna usaha (leasing) telah dicatat
f. perhitungan dan pembayaran bunga utang sewa guna usaha, apakah sudah
dilakukan secara akurat dan tie-up jumlah beban bunga tersebut dengan
g. Biaya bunga dan bunga yang terutang dari utang sewa guna usaha telah
h. Utang sewa guna usaha (leasing) jangka panjang, pada bagian yang jatuh
tempo lebih dari satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai
35
i. Utang sewa guna usaha (leasing) dalam mata uang asing, saldo yang
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal neraca, dan selisih
j. Penyajian utang sewa guna usaha baik jangka pendek maupun jangka
ETAP/SAK/IFRS.
36
DAFTAR PUSTAKA
-------, 2012. Auditing. Edisi Keempat Buku Kedua, Jakarta : Penerbit Salemba
Empat.
Searching Materi @Google mengenai “FASB No. 13, Prg. 35, SAK ETAP 2009 :
17, PSAK No. 30”
37