NIM : 18870008
SEMESTER : 1 ( SATU )
KELAS : 13 A
MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU
NAMA DOSEN : PROF.DR.ENDANG KOMARA,M.Si
Berdasarkan pendapat di atas kita memperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan
telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau
dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu
merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik
mengakaji hakikat ilmu, seperti :
Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?
Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan
pengetahuan ? (Landasan ontologis)
Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?
Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan
pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah
kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan
pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara
cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek
yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik
prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral.
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat
ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni :
Maka dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan
filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali
kemampuan untuk membangun teori ilmiah.
1.2).Berfilsafat dapat juga bermula dari adanya suatu kesadaran akan keterbatasan pada
diri manusia. Berfilsafat kadang-kadang dimulai apabila manusia menyadari bahwa
dirinya sangat kecil dan lemah, terutama dalam menghadapi kejadian-kejadian alam.
Apabila seseorang merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu
mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan
keterbatasan dirinya tadi manusia mulai berfilsafat. la akan memikirkan bahwa di luar
manusia yang terbatas pasti ada sesuatu yang tidak terbatas yang dijadikan bahan
kemajuan untuk menemukan kebenaran hakiki.
Berdasarkan pengetahuannya, terdapat beberapa jenis manusia dalam kehidupan ini,
sebagaimana dipantunkan oleh seorang filsuf: ada orang yang tahu di tahunya; ada orang
yang tahu di tidak tahunya; ada orang yang tidak tahu di tahunya; ada orang yang tidak
tahu di tidak tahunya. Untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, maka ketahuilah apa
yang kau tahu dan ketahuilah pula apa yang kau tidak tahu, lanjut fukuf tersebut.
Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu. Kepastian dimulai dari rasa raguragu. Filsafat
dimulai dari rasa mgin tahu dan keragu-raguan. Berfnlsafat didorong untuk mengetahui
apa yang lelah duketahui dan apa yang belum diketahui. Berfilsafal berani berendah hati
bahwa udak semuanya akan pernah diketahui dalam kesemestaan yang seakan tidak
lerbatas ini. Berfilsafat berani mengoreksi dsri, semacam keberaman untuk
benerusterang, seberapa jauh sebenarnya kcbenaran yang dican telah dijangkau. llmu
merupakan pengelahuan yang kita geluti 59ij bangku sekolah dasar sampai pendidikan
langutan bahkan perguruan tunggi. Berfilsafat tentang ilmu berani keterusterangan pada
dm sendiri: apakah sehenamya yang kita ketahui tentang ilmu itu? Apakah ciri-ciri yang
hakiki yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lam yang bukan ilmu?
Bagaimana mengetahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang benar? Krileria apa
yang dipakai dalam menenlukan kebenaran secara ulmiah? Mengapa ilmu mesli
dipelajari? Apa kvgunaan ilmu yang sebenamya? Berfilsafat beram berendah hau
mengevaluasi svgenap pengetahuan yang telah dikelahui: Apakah llmu telah mencakup
wgenap pengetahuan yang seyogianya diketahui dalam hndup 1m? DI hams manakah
ilmu mulai dan di batas manakah dia berhentl? Kemanakah kit.) harus berpalmg di batas
ketidaktahuan ini? Apakah kelebnhan dan kekurangan llmu? Menurut arti kala, filsamt
lerdm dari kata phalein yang beram cinta dan sophia yang berani kehijaksanaan. F ilsafat
berani cinta kebijaksanaan. Cinta berarti hasrat yang besar atau berkobar-kobar atau yang
sungguhsungguh. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang
sesungguhnya. ladi filsafat artinya hasrat atau keinginan yang sungguhsungguh akan
kebenaran sejati. Menurut pengertian umum, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
menyeliidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang hakikat. llmu pengetahuan tentang hakikal menanyakan apa hakukat
atau sari atau inti atau esensi segala sesuatu. Dengan cara ini maka jawaban yang akan
diberikan berupa kebenaran yang hakiki. lni sesuai dengan arti filsafat menurut kata-
katanya. Dengan pengertian khusus, karena filsafat telah mengalami perkembangan yang
cukup lama dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks maka timbul berbagai
pendapat tentang arti filsafat dengan kekhususan masing-masing. Berbagai pendapat
khusus tentang filsafat.
1.3). Ontologi merupakan salah satu diantara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang
paling kuno.Awal mula alam pikiran Yunani telah menunjukan munculnya perenungan di
bidang ontologi.Dalam persoalan ontologi orang menghadapi persoalan bagaimanakah
kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini?Pertama kali orang dihadapkan pada
adanya dua macam kenyataan.Yang pertama kenyataan yang berupa materi (kebendaan),
dan kedua, kenyataan yang berupa rohani (kejiwaan).
Ontologi merupakan cabang teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu yang ada.
Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu taonta berarti ‘yang berada’, dan logos
berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Dengan demikian,ontologi berarti ilmu
pengetahuan atau ajaran tentang yang berada. Secara etimologis ontologi berasal dari kata
onto yang berarti organ dan logos yang berarti perbincangan atau pemikiran.Jadi,
metafisika umum atau ontology mempersoalkan adanya segala sesuatu yang ada.Ini
berbeda dengan metafisika khusus yang mempersoalkan hakikat yang ada
Term ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M.
untuk menamai teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis.Dalam
perkembangannya Christian Wolff (1679-1757) membagi metafisika menjadi dua, yaitu
metafisika umum dan metafisika khusus.Metafisika umum dimaksudkan sebagai istilah
lain dari ontologi.
Epistimologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal muasal , metode-metode dan
sarana untuk mencapai pengetahuan , perbedaan mengenai pilihan ontologik akan
mengakibatkan perbedaan sarana yang akan digunakan yakni akal , pengalaman, budi,
institusi atau sarana yang lain. bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya
pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode dan
kesahihan pengetahuan. Jadi, objek material epistimologi adalah pengetahuan, sedangkan
objek formalnya adalah hakikat pengetahuan itu.
Aspek estimologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat. Aspek
ini membahas bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan seperti apa pengetahuan
tersebut. Dalam aspek epistemologi ini terdapat beberapa logika, yaitu: analogi,
silogisme, premis mayor, dan premis minor.
1. Analogi dalam ilmu bahasa adalah persaaman antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya
bentuk – bentuk yang lain.
2. Silogisme adalah penarikan kesimpilan konklusi secara deduktif tidak langsung, yang
konklusinya ditarik dari premis yang di sediakan sekaligus.
3. Premis mayor bersifat umum yang berisi tentang pengetahuan, kebenaran, dan kepastian.
4. Premis Minor bersifat spesifik yang berisi sebuah struktur berpikir dan dalil – dalilnya.
Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang pada umumnya
ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Aksiologi meliputi nilai-nilai, parameter bagi
apa yang disebut sebgai kebenaran atau kenyataan itu, sebagaimana kehidupan kita yang
menjelajahi kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan fisik materiil, dan kawasan
simbolik yang masing-masing menunjukan aspeknyasendiri-sendiri. Lebih dari itu,
aksiologi juga mennjukan kaidah-kaidah apa yang harus kita perhatikan di dalam
menerapkan ilmu kedalam praksis
Dalam aksiologi diuraikan dua hal, yang pertama tentang kegunaan pengetahuan filsafat
dan yang kedua tentang cara filsafat menyelesaikan masalah. Ilmu merupakan sesuatu
yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan
manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Dan merupakan kenyataan
yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia sangat berhutang kepada ilmu.
singkatnya ilmu merupakan sarana untuk mencapai tujuan hidupnya. Untuk mengetahui
kegunaan filsafat, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal,
pertama filsafat sebagai kumpulan teori filsafat, kedua filsafat sebagai metode pemecahan
masalah, dan ketiga filsafat sebagai pandangan hidup (philosophy of life). Mengetahui
teori-teori filsafat amat perlu karena dunia dibentuk oleh teori-teori itu. Jika anda tidak
senang pada komunisme maka anda harus mengetahui Marxsisme, karena teori filsafat
untuk komunisme itu ada dalam Maxsisme.
Setiap orang berhak memanfaatkan ilmu menurut kebutuhanya sesuai dengan
komoditasnya, universal berarti bahwa ilmu tidak mempunyai konotasi parochial seperti
rasi, ideology atau agama.
1. Paradigma kuantitatif:
Paradigma kuantitatif merupakan satu pendekatan penelitian yang dibangun berdasarkan
filsafat positivisme. Positivisme adalah satu aliran filsafat yang menolak unsur metafisik
dan teologik dari realitas sosial. Karena penolakannya terhadap unsur metafisis dan
teologis, positivisme kadang-kadang dianggap sebagai sebuah varian dari Materialisme
(bila yang terakhir ini dikontraskan dengan Idealisme).
Lebih lanjut perbedaan paradigma kedua jenis penelitian ini dapat dielaborasi sebagai
berikut:
Paradigma Kuantitatif
Paradigma Kualitatif
2. 2.1). Keterkaitan antara filsafat ilmu dengan metodologi penelitian adalah sangat
berkaitan, karena filsafat ilmu menjelaskan tentang duduk perkara ilmu atau scince itu,
apa yang menjadi landasan asumsinya, bagaimana logikanya (doktrin netralistik, etik),
apa hasil-hasil empirik yang dicapainya serta batas-batas kemampuannya. Metodologi
penelitian merupakan sebuah cara untuk mengetahui hasil dari sebuah permasalahan yang
spesifik, dimana permasalahan tersebut disebut juga dengan permasalahan penelitian.
Dengan demikian metodologi penelitian menjelaskan tentang upaya pengembangan ilmu
berdasarkan tradisi-tradisinya, yang terdiri dari dua bagian, yaitu deduktif maupun
induktif. Demikian pula tentang hasil yang dicapai, yang disebut pengetahuan atau
knowledge, baik yang bersifat deskriptif (kualitatif dan kuantitatif) maupun yang bersifat
hubungan (proposisi tingkat rendah, proposisi tingkat tinggi dan hukum-hukum).
Jadi metode ilmiah untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang benar di perlukan
cara-cara yang benar pula. Menurut para pakar, mencari kebenaran, cara-cara
memperoleh kebenaran ilmiah di sebut metode ilmiah, yang terdiri dari mencari masalah,
menentukan hipotesis, memghimpun data, menguji hipotesis, prinsip ini berlaku untuk
semua sains oprasionalisasi, metode ilmiah itu dilakukan bidang studi metodologi
penelitian, dari sini tampak dengan jelas hubungan antara filsafat ilmu dengan
metodologi penelitian.
2.2). Perbedaan Filsafat, ilmu, pengetahuan dan agama adalah bahwa filsafat berarti cinta
kebijaksanaan. Cinta yang berarti hasrat yang besar atau berkobar-kobar atau
bersungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang
sesungguhnya. Jadi filsafat artinya hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh akan
kebenaran sejati. Menurut pengertian umum, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang hakikat menanyakan apa hakikat atau sari atau inti atau esensi
segala sesuatu.
Dari pendapat di atas, pengertian filsafat dapat dirangkum sebagai berikut : (1)
Filsafat adalah hasil pemikiran manusia yang kritis dinyatakan dalam bentuk yang
sistematis; (2) filsafat adalah hasil pikiran manusia yang aling dalam; (3) filsafat adalah
refleksi lebih lanjut dari ilmu pengetahuan atau pendalaman lebih lanjut ilmu
pengetahuan; (4) filsafat adalah hasil analisis abstraksi; (5) filsafat adalah pandangan
hidup; (6) filsafat adalah hasil perenungan jiwa manusia yang mendalam, mendasar dan
menyeluruh.
Adapun agama adalah system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia dengan lingkungannya. Dengan kata lain agama juga
bisa diartikan pedoman dan sebuah kenyakinan yang kita pegang untuk mengontrol pola
hidup kita (manusia) yang berpusat pada idealisme yang positif, yaitu bahwa kebenaran
di atas segala-galanya.
Jika merujuk pada data sosialisasi kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, ada beberapa kriteria yang harus
dipenuhi, antara lain:
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan
logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng
semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari
prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari
alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi
pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya. Dalam pendekatan ilmiah, ada beberapa langkah yang harus
dilakukan yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk
semua mata pelajaran. Dari hasil pengamatan saya, ada beberapa masalah yang terdapat
dalam setiap langkahnya. Antara lain:
• Mengamati
Masalah yang terdapat pada proses ini adalah pada aspek waktu, dimana pada proses
mengamati memerlukan waktu yang tidak sedikit. Dari segi biaya, proses ini juga
memakan biaya yang tak sedikit, sama halnya dengan tenaga yang dikeluarkan.
Tingkat konsentrasi dan focus pada proses ini harus tinggi, jika tidak hal ini bisa
membuat apa yang ingin pelajari menjadi kabur dan tidak jelas.
• Menanya
Pada proses menanya, masalah yang muncul biasanya berasal dari pertanyaan itu sendiri.
Kendalanya adalah kesulitan dalam membuat pertanyaan yang baik dan menarik minat
siswa serta membuat siswa berpikir kritis terhadap suatu kajian. Dibutuhkan pengalaman
sehingga mempunyai keterampilan untuk membuat pertanyaan yang menarik.
• Menalar
Pada tahap ini, masalah yang saya temukan adalah cara menumbuhkan keterampilan
siswa untuk berpikir induktif dan deduktif serta menarik kesimpulan dari setiap fenomena
baik itu khusus ataupun umum.
Kesulitan lain yang terdapat pada tahap ini adalah menarik hubungan dari setiap
fenomena yang ada.
• Mencoba
Dalam pelajaran sejarah, tahapan ini salah satunya dilakukan agar peserta didik mampu
mengaitkan fakta-fakta sejarah dengan kehidupan sehari-hari. Jika dalam metode
pembelajaran ini disebut dengan contextual teaching learning. Masalah yang ada adalah
dari kesiapan guru dalam menyajikan pelajaran dan mengaitkannya dengan fenomena
yang sekarang terjadi
• Membentuk Jejaring
Pada tahap ini siswa dan guru saling bertukar informasi, siswa bisa mengakses informasi
dari mana saja termasuk internet. Masalahnya adalah masih banyak guru yang belum bisa
memanfaatkan internet dan menggunakannya untuk pembelajaran.
Salah satu metode yang bisa digunakan dalam pendekatan scientific learning adalah
metode discovery learning.
Menurut Bruner dalam Arends (2008), discovery learning merupakan sebuah metode
pengajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa untuk memahami struktur
atau ide-ide kunci suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan keterlibatan aktif siswa dalam
proses belajar, dan keyakinan bahwa pembelajaran sejati terjadi melalui personal
discovery (penemuan pribadi)
2.4). Proposisi adalah pernyataan pernyataan tentang hubungan yang terdapat pada dua
term. Suatu proposisi mempunyai 3 bagian yaitu : subjek, predikat dan pernyataan
hubungan antara subjek dan predikat.
2.5). Logika dapat dibedakan atas dua macam. Meskipun demikian keduanya tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Kedua macam logika itu ialah logika kodratiah dan
logika ilmiah.
Logika kodratiah adalah mahluk yang berakal budi dengan akal budinya manusia
melakukan kegiaitan berpikir dalam rangka mencari kebenaran dan logika kodratiah
ada pada setiap manusia karena kodratnya seabgai makhluk rasional. Sejauh manusia
itu memiliki rasio maka dia dapat berpikir. Atau dengan akal budi manusia dapat
bekerja menurut hukum-hukum logika entah secara spontan atau disengaja. Misalnya
manusia dapat berpikir secara spontan bahwa si A berada dengan si B atau “makan”
tidak sama dengan “tidur”. Jadi tanpa belajar logika ilmiah pun orang dapat berpikir
logis dengan mendasarkan pikirannya pada akal sehat saja. Contoh yang lain
misalnya, seorang pedagang tidak perlu belajar logika ilmiah untuk maju di
bidangnya. Namun apabila hal yang dipikirkan itu bersifat rumit dan kompleks akal
sehat saja tidak mencukupi untuk menjamin prosedur pemikiran yang tepat sebab akal
sehat saja tidak dapat diuji sepenuhnya secara kritis dan ilmiah. Di sinilah kita
ditantang untuk berpikir tentang caranya kita berpikir. Bagaimana kita mengetahui
hukum-hukum kodrat pemikiran secara tegas dan eksplisit, agar kita dengan sadar
menerapkannya sehingga kita mempunyai kepastian akan kebenaran proses berpikir
dan juga kepastian atas kesimpulannya. Tuntutan itu lebih terasa apabila kita harus
menggeluti jalan ilmu pengetahun yang panjang, berliku-liku, dan penuh kesukaran.
Pada tataran ini kita membutuhkan logika ilmiah sebagai penyempurnaan atas logika
kodratiah.
Logika ilmiah : untuk menghindari kesesatan dan memperoleh kebenaran dengan cara
mendapatkan pertanggung jawabkan, sehingga logika ilmiah adalah ilmu praktis
normatif yang mempelajari hukum-hukum, prinsip-prinsip, dan bentuk-bentuk pikiran
manusia yang jika dipatuhi akan membimbing kita mencapai kesimpulan-kesimpulan
yang lurus/sah. Logika ilmiah membentangkan metode yang menjamin kita bernalar
secara tepat/semestinya. Bagaimana menghindari kekeliruan dan kesesatan dalam
berpikir? Namun harus disadari bahwa logika ilmiah adalah keterangan lebih lanjut
atau penyempurnaan atas logika kodratiah dengan lebih mudah dan lebih aman.
Logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus ( tepat ) Ilmu
pengetahuan mempunyai arti yang luas dan yang sempit. Di dalam bahasa asing
dipergunakan istilah-istilah seperti : Science ( bahasa Inggris ), Wissenschaft ( Jerman
) Wetensekap. Kata-kata itu ada persamaannya dengan istilah ilmu pengetahuan tetapi
tidak selalu sama.Wissenschaft dan scienza dipakai dalam arti yang luas dan meliputi
apa yang di dalam bahasa Jerman disebut Naturwissenschaften ( ilmu pengetahuan
alam, untuk pengetahuan fisika ) dan Geisteswissenschaften. Science di Inggris
mempunyai arti yang lebih sempit, yaitu apa yang di dalam bahasa Jerman disebut
Naturwissenschaften. Kalau kita membaca literatur Inggris, kita harus memperhatikan
arti yang lebih sempit yang diberi istilah science. Dikatakan bahwa science harus
melalui sifat-sifat yang tertentu. Di dalam science terdapat : Perbedaan – perbedaan
secara kritis. Mempunyai sifat umum dan di dalamnya terdapat suatu sistema Harus
dapat dilakukan perifikasinya
Logika — di masa yang sekarang dikenal sebagai “era of reason’”– membantu kita
untuk mampu berpikir sendiri dan tahu memberakan yang benar dari yang palsu.
Logika membantu orang untuk dapat berpikir lurus, tepat dan teratur karena dengan
berpikir demikian ia dapat memperoleh kebenaran dan menghindari kesehatan.
Adapun manfaat dalam perbedaan logika kodratiah dan ilmiah yaitu membantu
seseorang untuk berpikir lurus, tepat dan teratur dengan berpikir lurus, tepat dan
teratur.
1. Seseorang akan memperoleh kebenaran dan terhindar dari kesesatan
2. Semua bidang kehidupan manusia membutuhkan keteraturan dalam tindakan-
tindakan nya yang berdasarkan atas kemampuan berpikirnya.
3. Semua filsafat dan ilmu pengetahuan hampir tidak bisa dipisahkan dari analisa
analisa logika.