Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah jenis pembangkit listrik tenaga thermal
yang banyak digunakan di Indonesia karena penggunaanya yang praktis dan bahan
bakarnya mudah didapat sehingga pembangkit jenis ini menjadi pilihan utama.
Pembangkit listrik yang ekonomis dengan menggunakan bahan bakar fosil kini telah
menjadi tantangan terbesar bagi industri pembangkit listrik. Terus meningkatnya
harga bahan bakar fosil dikarenakan terbatasnya sumber daya menjadi faktor utama
dari peningkatan biaya untuk operasional pembangkit listrik. Munculnya
pembangkit super kritikal yang meningkatan efisiensi dapat mengurangi biaya
untuk membangkitkan listrik.
Analisa energi dan exergi berdasarkan hukum pertama dan kedua
termodinamika digunakan untuk menganalisa system thermal dari pembangkit ini.
Hal ini dapat diaplikasikan pada pembangkit listrik thermal untuk mengidentifikasi
sumber ketidakefisienan, menentukan lokasinya dan besarnya kerugian exergi yang
terjadi. Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan adalah menentukan kondisi kerja
pembangkit yang paling optimal agar dapat mencapai nilai efisiensi paling tinggi.
Evaluasi eksergi sistem berdasarkan hukum termodinamika kedua merupakan
metode yang dapat dimanfaatkan dalam desain, evaluasi, optimasi, dan
pengembangan sistem pembangkit termal.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang di maksud dengan eksergi?
1.2.2 Apa saja komponen dalam PLTU?
1.2.3 Apa saja data yang dibutuhkan untuk menganalisa eksergi?
1.2.4 Berapa besar eksergi pada tiap komponen plant PLTU?
1.2.5 Berapa besar efisiensi eksergi pada tiap komponen plant PLTU?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari eksergi.
1.3.2 Untuk mengetahui setiap komponen PLTU.
1.3.3 Untuk mengetahui data-data yang diperlukan untuk menganalisa eksergi.
1.3.4 Untuk mengetahui besar eksergi pada tiap komponen plant PLTU.
1.3.5 Untuk mengetahui besar efisiensi eksergi pada tiap komponen plant
PLTU.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Eksergi

Eksergi adalah kata lain yang digunakan untuk menggambarkan energi yang
dapat dimanfaatkan (available energy) atau ukuran kertersediaan energi untuk
melakukan kerja. Eksergi menyajikan standar kualitas energi yang paling mendasar dan
dapat diterima secara universal dengan menggunakan parameter-parameter lingkungan
sebagai keadaan-keadaan referensi. Eksergi suatu sumber daya memberikan indikasi
seberapa besar kerja yang dapat dilakukan oleh sumber daya tersebut pada suatu
lingkungan tertentu. Konsep eksergi secara eksplisit memperlihatkan kegunaan
(kualitas) suatu energi dan zat sebagai tambahan selain apa yang dikonsumsi dalam
tahapan-tahapan pengkonversian atau transfer energi. Kapan eksergi mengalami
kehilangan kualitasnya, sebagai akibat adanya eksergi yang dimusnahkan. Istilah-istilah
lain yang biasa digunakan untuk eksergi meliputi energi yang dapat dimanfaatkan
(available energy) dan availabilitas.
Kotas menyatakan bahwa eksergi suatu arus/aliran (stream) stedi dari suatu zat
adalah sama dengan jumlah kerja maksimum yang dapat diperoleh bila arus tersebut
dibawa dari keadaan awalnya ke keadaan mati (dead state) melalui suatu proses yang
mana arus tersebut hanya berinteraksi dengan lingkungan. Jadi eksergi suatu arus
adalah sifat dari keadaan arus tersebut dan keadaan lingkungan tersebut. Sekalipun
suatu sistem berada dalam kesetimbangan dengan lingkungannya, maka sistem tersebut
tidak mungkin lagi untuk menggunakan energi dalam sistem tersebut untuk
menghasilkan kerja. Pada kondisi ini, eksergi dari suatu sistem telah dimusnahkan
sepenuhnya.

2.2 Aspek Eksergi


Aspek-aspek ke-eksergian
1. Eksergi adalah ukuran jauhnya tingkat keadaan sistem dari lingkungan. Jika
tingkat keadaan lingkungan diasumsikan konstan untuk semua kasus, maka
eksergi dapat dianggap sebagai sifat dari sistem saja. Eksergi adalah suatu
sifat eksternal.
2. Nilai dari eksergi tidak mungkin negatif. Jika sistem memiliki tingkat
keadaan yang berbeda dari lingkungan maka sistem tersebut dapat menuju
deadstate secara spontan tanpa melibatkan kerja. Dalam hal ini kita
memperoleh eksergi nol dan nilai ini adalah nilai minimum dari eksergi.
3. Eksergi tidak kekal tetapi dapat dihancurkan oleh irreversibilitas sistem.
Misal jika sistem mencapai deadstate secara spontan tanpa menghasilkan
kerja. Dalam kasus ini semua eksergi sistem hilang Karena irreversibilitas
proses.
4. Sejauh ini kita memandang eksergi sebagai jumlah kerja teoritis maksimum
yang dapat diperoleh dari sistem kombinasi selama proses perubahan sistem
dari tingkat keadaan awal menuju deadstate. Dari sudut pandang lain kita

2
juga dapat memandang eksergi sebagai jumlah kerja minimum yang harus
diberikan untuk mengubah tingkat keadaan sistem dari deadstate ke tingkat
keadaan sebelumnya.

2.3 Lingkungan Referensi Exergi


Exergi sangat berkaitan dengan kondisi lingkungan dan keadaan sekeliling
sistem. Keadaan sekeliling itu sendiri porsinya juga lebih kecil daripada lingkungan.
Pada lingkungan yang cakupannya lebih luas, sifat intensif tidak terpengaruh akan
proses yang melibatkan sistem dan keadaan sekeliling. Lingkungan tidak berubah, dan
irreversibilitas, walaupun sifat intensif, lingkungan tidak berubah,tetapi sifat
ekstensifnya dapat berubah karena interaksi dengan sistem lain. Perubahannya meliputi:
usaha dalam Ue, entropi S, dan volume Ve dari lingkungan. Berdasar persamaan:

2.4 Dead State Pada Eksergi


Jika suatu sistem berubah menuju ke keadaan lingkungan, maka kesempatan
untuk munculnya kerja semakin berkurang, dan akhirnya akan didapati suatu keadaan
dimana 2 keadaan setimbang dengan yang lain, ini disebut dead state (keadaan mati).
Dalam keadaan mati sistem dan lingkungan memliki energy, sedangkan exergi adalah
nol sebab tidak ada perubahan spontan dalam sistem maupun lingkungan,dan juga tidak
timbul interaksi dengan sistem lain.

2.5 Analisis Eksergi


Eksergi adalah kerja berguna teoritis maksimum (kerja poros atau listrik) yang
diperoleh sebagai interaksi sistem terhadap kesetimbangan perpindahan panas yang
terjadi dengan lingkungan. Atau, eksergi adalah kerja berguna teoritis minimum yang
diperlukan untuk membentuk suatu kuantitas materi dari substansi yang ada di
lingkungan.
Metode analisis eksergi (analisis kemanfaatan) sangat tepat digunakan untuk
mendorong tercapainya penggunaan sumber daya energi dengan lebih efektif, karena
eksergi memungkinkan untuk menentukan lokasi, penyebab, dan besar sebenarnya
dari kerugian dan pemborosan suatu sistem termal. Dengan demikia eksergi dapat
digunakan dalam sistem baru yang lebih efeisien dan dapat meningkatkan efisiensi
dari sistem yang sudah ada.

2.5.1 Exergi Fisik

Eksergi fisik sebuah sistem tertutup pada keadaan tertentu diekspresikan


sebagai:

dimana U, V, s masing-masing adalah notasi untuk energi dalam, volume dan entropi
sistem pada keadaan tertentu, U0, V0, s0 adalah nilai dari besaran yang sama pada saat

3
sistem berada pada batas titik mati (dead state). Total eksergi yang ditransfer
berhubungan dengan aliran zat berdasarkan unit massa dinyatakan dengan:

Eksergi fisik berhubungan dengan tekanan dan temperatur aliran zat.

2.5.2 Eksergi Kimia Bahan Bakar


Untuk sebuah bahan bakar hidrokarbon CaHb pada T0, P0 yang bereaksi
dengan oksigen menghasilkan karbondioksida dan air, dengan mengasumsi tidak terjadi
irreversibilitas, penyelesaian untuk eksergi kimia bahan bakar adalah :

2.5.3 Pemusnahan Eksergi dan Kehilangan Eksergi


2.5.3.1 Pemusnahan Eksergi melalui perpindahan panas
Pada keadaan steady, laju eksergi volume kontrol diberikan oleh persamaan:

Dari kesetimbangan laju energi, , maka laju pemusnahan eksergi menjadi:

dimana Tha adalah temperatur termodinamika rata-rata.

2.5.3.2 Rasio Pemusnahan Eksergi dan Kehilangan Eksergi

Nilai laju pemusnahan eksergi dan kehilangan eksergi melengkapi pengukuran


inefisiensi sistem termodinamika. Hubungan masing-masing dengan pengukuran ini
adalah rasio pemusnahan eksergi dan serta rasio kehilangan eksergi . Laju
pemusnahan eksergi dalam sebuah komponen sistem dapat dibandingkan terhadap laju
eksergi bahan bakar terhadap keseluruhan sistem, yang memberikan rasio pemusnahan
eksergi:

4
Kemungkinan lain, komponen laju pemusnahan eksergi dapat dibandingkan
terhadap total laju pemusnahan eksergi dalam sistem, yang memberikan rasio:

Rasio kehilangan eksergi yaitu dengan membandingkan kehilangan eksergi


bahan bakar yang diberikan terhadap keseluruhan sistem:

Kedua rasio pemusnahan eksergi berguna unuk membandingkan berbagai


komponen pada sistem yang sama. Rasio pemusnahan eksergi, yD juga digunakan untuk
membandingkan komponen serupa pada sistem yang berbeda dengan menggunakan
bahan bakar yang sama.

2.5.3.3 Efisiensi Eksergeik

Sebuah sistem pada keadaan stedi, laju eksergi dimana bahan bakar disuplai dan
produk dihasilkan masing-masing dan , kesetimbangan laju eksergi sistem tersebut
adalah:

Efisiensi eksergetik adalah rasio antara eksergi produk dan bahan bakar:

Efisiensi eksergetik menunjukkan persentase eksergi bahan bakar yang


diberikan terhadap sistem yang didapatkan dalam eksergi produk. Kegunaan penting
efisiensi eksergeik adalah untuk mengakses performa termodinamika sebuah
komponen, pembangkit atau industri relatif terhadap performa komponen, pembangkit
atau industri serupa.

2.6 Komponen Utama PLTU

1. Boiler
Boiler adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk merubah air menjadi
uap. Proses perubahan air menjadi uap dilakukan dengan memanaskan air yang berada

5
didalam pipa-pipa dengan panas hasil pembakaran bahan bakar. Proses pembakaran
dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan
udara dari luar. Uap yang dihasilkan adalah uap superheat dengan tekanan dan
temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan
pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran yang diberikan. Boiler yang
konstruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air disebut dengan water tube boiler (boiler
pipa air).

2. Furnace (Ruang bakar)


Furnace (ruang bakar) berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan bakar.
Bahan bakar dan udara dimasukkan ke dalam ruang bakar sehingga terjadi pembakaran.
Dari pembakaran bahan bakar dihasilkan sejumlah panas dan nyala api/gas asap.
Dinding ruang bakar umumnya dilapisi dengan pipa-pipa. Semakin cepat laju peredaran
air, pendinginan dinding pipa bertambah baik dan kapasitas steam yang dihasilkan
bertambah besar.
Furnace terdiri dari beberapa bagian utama yaitu :
1. Stack (Cerobong asap)
Cerobong asap berfungsi untuk membuang gas asap yang tidak dipakai lagi ke
udara bebas, untuk mengurangi polusi disekitar instalasi boiler, sehingga proses
pembakaran dapat berlangsung dengan baik. Dengan cerobong asap pengeluaran gas
asap dapat lebih sempurna.
2. Burner
Pada prinsipnya burner adalah transduser yang berguna untuk mengubah satu
bentuk energi ke bentuk energi yang lain. Dalam kasus ini burner berfungsi untuk
mengubah energi kimia yang terdapat dalam bahan bakar, menjadi energi panas di
dalam furnace melalui suatu reaksi kimia dalam nyala api.

3. Economizer
Economizer adalah alat pemindah panas berbentuk tubular yang digunakan
untuk memanaskan air umpan boiler sebelum masuk ke steam drum. Istilah economizer
diambil dari kegunaan alat tersebut, yaitu untuk menghemat (to economize) penggunaan
bahan bakar dengan mengambil panas (recovery) gas buang sebelum dibuang ke
atmosfir.
Biro Efisiensi Energi (2004) menyatakan bahwa sebuah economizer dapat
dipakai untuk memanfaatkan panas gas buang untuk pemanasan awal air umpan boiler.
Setiap penurunan 2200C suhu gas buang melalui economizer atau pemanas awal
terdapat 1% penghematan bahan bakar dalam boiler. Setiap kenaikan 600C suhu air
umpan melalui economizer atau kenaikan 2000C suhu udara pembakaran melalui
pemanas awal udara, terdapat 1% penghematan bahan bakar dalam boiler.
Kinerja economizer ditentukan oleh fluida yang mempunyai koefisien
perpindahan panas yang rendah yaitu gas. Kecepatan perpindahan panas dapat
ditingkatkan dengan cara meningkatkan koefisien perpindahan panas total dengan cara
mengatur susunan tubing/properti fin dan meningkatkan luas kontak perpindahan panas.
Respon yang dihasilkan oleh economizer adalah efektifitas perpindahan panas dan biaya

6
operasi.
Efektifitas perpindahan panas adalah besarnya energi yang dapat terambil
dari total jumlah energi yang dapat diserap. Semakin besar efisiensi perpindahan panas
pada economizer, maka panas gas sisa yang terambil akan semakin banyak. Semakin
besar efektivitas perpindahan panas yang terjadi, maka alat tersebut semakin efisien.
4. Turbin Uap
Turbin uap berfungsi untuk merubah energi panas yang terkandung dalam uap
menjadi gerakan memutar (putaran). Uap dengan tekanan dan temperatur tinggi
diarahkan untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros sehingga poros
turbin berputar. Akibat melakukan kerja di turbin tekanan dan temperatur uap keluar
turbin turun hingga hingga menjadi uap basah. Uap ini kemudian dialirkan ke
kondensor, sedangkan tenaga putar yang dihasilkan digunakan untuk memutar
generator. Saat ini hampir semua mesin turbin uap adalah dari jenis turbine condensing
atau uap keluar turbin (exhaust steam) dialirkan ke kondensor.

5. Kondensor
Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air. Proses
perubahannya dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam suatu ruangan yang
berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air sebagai pendingin
mengalir didalam pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut surface (tubes) condenser.
Sebagai pendingin digunakan air sungai atau air laut.
Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan pipa-
pipa dan perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin. Proses perubahan uap
menjadi air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor berada
pada kondisi vakum. Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara
luar, maka temperatur air kondensat nya maksimum mendekati temperatur udara luar.
Apabila laju perpindahan panas terganggu, maka akan berpengaruh terhadap tekanan
dan temperatur.

6. Generator
Tujuan utama dari kegiatan proses di PLTU adalah energi listrik. Energi listrik
dihasilkan dari peralatan pembangkit listrik yang disebut generator. Generator berfungsi
mengubah energi mekanik berupa putaran menjadi energi listrik dengan menerapkan
prinsip induksi magnet.
Generator terdiri dari bagian yang diam disebut stator dan bagian berputar
disebut rotor. Stator terdiri dari casing yang berisi kumparan dan rotor yang merupakan
medan magnet listrik terdiri dari inti yang berisi kumparan.

7. Alat Penukar Panas (Heat Exchanger)


Alat penukar kalor adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas dan
bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas
dipakai uap lewat panas (super heated steam) dan air biasa sebagai air pendingin
(cooling water).Berdasarkan kontak dengan fluida, alat penukar kalor tersebut dapat
dibedakan menjadi dua macam, antara lain :

7
a. Alat penukar kalor kontak langsung
Pada alat ini fluida yang panas akan ber campur secara langsung dengan fluida
dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu bejana atau ruangan. Salah satu
contohnya adalah deaerator.
b. Alat penukar kalor kontak tak langsung.
Pada alat ini fluida panas tidak berhubungan langsung (indirect contact) dengan
fluida dingin. Jadi proses perpindahan panasnya itu mempunyai media perantara,
seperti pipa, plat, atau peralatan jenis lainnya. Salah satu contohnya adalah
kondensor.

8. Heater
a. Low Pressure Heater
Low Pressure Heater adalah suatu alat yang digunakan untuk memanaskan air
pengisi boiler dengan memanfaatkan uap ekstraksi turbin sebelum dikondensasikan di
kondensor. Performance Low Pressure Heater sangat mempengaruhi efisiensi dari
boiler.
b. High Pressure Heater
High Pessure heater merupakan alat pemanas feedwater sebelum masuk ke
boiler sehinggga mengurangi kerja dari boiler.

9. Deaerator
Dearator adalah suatu komponen dalam Sistem Tenaga Uap yang berfungsi
untuk menghilangkan oksigen atau gas-gas terlarut lainnya pada feed water sebelum
masuk kedalam Boiler. Berfungsi juga sebagai tempat penyimpanan air yang menyuplai
air ke dalam boiler. Rancangan deaerator yang banyak dipakai terdiri dari bejana
penyimpan mendatar yang besar dan diatasnya dipasang satu atau lebih unit-unit
pembuang udara (deaerator), ini serupa dengan pemanas kontak langsung. Sebelum air
pengisi memasuki bagian pembuang udara, air tersebut lewat melalui vent condensor
tipe permukaaan.

8
2.7 Analisa Eksergi Pada PLTU

2.7.1 Gambar Diagram Alir

Diagram Alir

9
2.7.2 Data Eksergi

Points Spesific Exergy Mass Flow Rate E Total Exergy


E (kj/kg) (kj/kg) Etotal (kw)
E1 259,107 220 56983,38723
E2 1.488,9034 204,5555556 304563,4622
E3 1.082,156 183 198034,548
E4 1344,3 183 246006,9
E5 1.133,5874 21,91027778 24837,21482
E6 1.139,3485 10,56055556 12032,15314
E7 986,8482 8,416666667 8305,97235
E8 900,9998 8,333333333 7508,331666
E9 666,5068 7,638888889 5091,371389
E10 496,5736 5,333333333 2648,392533
E11 393,72 7,416666667 2920,09
E12 146,98 142,1027778 20886,26628
E13 6,0444 174,4786111 1054,618517
E14 9,25814 174,4786111 1615,347409
E15 12,6372 162,5833333 2054,5981
E16 22,258 21,30555556 474,2190557
E17 14,5738 28,72222222 418,5919222
E18 25,84232 162,5833333 4201,530526
E19 30,674 15,97222222 489,9319444
E20 50,4126 162,5833333 8196,248548
E21 82,3608 8,333333333 686,34
E22 74,062 162,5833333 12041,24683
E23 95,833 219,9166667 21075,27392
E24 108,03 33,85972222 3657,865791
E25 117,77 219,9166667 25899,58584
E26 170,98 219,9222222 37602,30155
E27 166,078 21,91027778 3638,815113
E28 28.042,64 45,86111111 1286066,629
E29 1,39888 279,6138889 391,1462769
E30 55,2492 254,6944444 14071,6643
E31 88,63564 281,1111111 24916,46324
E32 0,0018 304,5555556 0,5482
E33 0 88056,56 0
E34 1,606 88056,56 141418,8354
E35 0,0046 279,6111111 1,286211111
E36 0,4546 174,4786111 79,31797661

10
2.7.3 Perhitungan (Eksergi dan Efisiensi) Komponen

1. Boiler

Exergy = m x Ψ

Exergi masuk = E1+E3+E28+E30

E1 = 219.9222222 kg/s x 259.107 kj/kg = 56983.38723 kj/s (kW)

E3 = 183 kg/s x 1082.156 kj/kg = 198034.548 kj/s (kW)

E28 = 45.86111111 kg/s x 28042.64 kj/kg = 1286066.629 kj/s (kW)

E30 = 254.6944444 kg/s x 55.2492 kj/kg = 14071.6643 kj/s (kW)

Exergi masuk = E1+E3+E28+E30

=(56983.38723+ 198034.548 + 1286066.629 + 14071.6643)kJ/s

= 1555156.228 kJ/s (kW)

Exergi Keluar = E2 + E4 + E31

E2 = 183kg/s x 1082.156 kJ/Kg = 198034.548 kJ/s (kW)

E4 = 183 kg/s x 1344.3 kJ/Kg = 246006.9 kJ/s (kW)

E31 = 281.1111111 Kg/s x 88.63564 kJ/Kg = 24916.46324 kJ/s (kW)

Exergi Keluar = E2 + E4 + E31

= 198034.548 kJ/s + 246006.9 kJ/s + 24916.46324 kJ/s

= 575486.8255 kJ/s (kW)


𝐸2+𝐸4+ −𝐸1−𝐸3 295552.427
Efisiensi Boiler = 𝐸28+𝐸30+𝐸31+𝑊𝑓𝑎𝑛 = 1327032.756 𝑥 100 = 22,2716753 %

11
2. Turbin

Exergi Masuk = E2 + E4

E2 = 183kg/s x 1082.156 kJ/Kg = 198034.548 kJ/s (kW)

E4 = 183 kg/s x 1344.3 kJ/Kg = 246006.9 kJ/s (kW)

Exergi Masuk = E2 + E4

= 198034.548 kJ/s + 246006.9 kJ/s = 550570.3622 (kW)

Exergi Keluar = E3 + E5 + E6+E7+E8+E9+E10+E11+E12

E3 = 183 kg/s x 1082.156 kj/kg = 198034.548 kj/s (kW)

E5 = 21.91027778 Kg/s x 1133.5874 kj/kg = 24837.21482 kj/s (kW)

E6 = 10.56055556 Kg/s x 1139.3458 kj/kg = 12032.12462 kj/s (kW)

E7 = 8.416666667 Kg/s x 986.8482 kj/Kg = 8305.97235 kj/s (kW)

E8 = 8.333333333 Kg/s x 900.9998 kj/Kg = 7508.331666 kj/s (kW)

E9 = 7.638888889 Kg/s x 666.5068 kj/kg = 5091.371389 kj/s (kW)

E10 = 5.333333333 Kg/s x 496.5736 kj/kg = 2648.392533 kj/s (kW)

E11 = 7.416666667 Kg/s x 393.72 kj/kg = 2920.09 kj/s (kW)

E12 = 142.1027778 Kg/s x 146.98 kj/kg = 20886.26628 kj/s (kW)

Exergi Keluar = E3 + E5 + E6+E7+E8+E9+E10+E11+E12

= 198034.548 kj/s + 24837.21482 kj/s + 12032.12462 kj/s + 8305.97235 kj/s +


7508.331666 kj/s + 5091.371389 kj/s + 2648.392533 kj/s + 2920.09 kj/s + 20886.26628
kj/s = 282264.3117 kj/s (kW)

Efisiensi turbin
𝑊𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 250000 𝑘𝑊
= = =93,17718555%
𝐸2+𝐸4−(𝐸3+𝐸5+𝐸6+𝐸7+𝐸8+𝐸9+𝐸10+𝐸11+𝐸12) 268306.022

12
3. Air Fan

Exergi Masuk = E35

E35 = 279.6111111 kg/s x 0.0046 kj/kg = 1.286211111 kj/s (kW)

E29 = 279.6138889 kg/s x 1.39888 kj/kg = 391.1462769 kj/s (kW)


𝐸29−𝐸35 391.1462769−1.286211111
Efisiensi air fan = = x 100 = 42.84176547%
𝑊𝑓𝑎𝑛 910

4.Air Preheater

Exergi Masuk = E29 + E31

E29 = 279.6138889 kg/s x 1.39888 kj/kg = 391.1462769 kj/s (kW)

E31 = 281.1111111 Kg/s x 88.63564 kJ/Kg = 24916.46324 kJ/s (kW)

Exergi masuk = 391.1462769 kj/s (kW) + 24916.46324 kJ/s (kW)


= 25307.60952 (kW)

Exergi Keluar = E30 + E32

E30 = 254.6944444 kg/s x 55.2492 kj/kg = 14071.6643 kj/s (kW)

E32= 304.5555556 kg/s x 0.0018 kj/kg = 0.5482 kj/s (kW)

13
Exergi Keluar = 14071.6643 kj/s + 14071.6643 kj/s = 14072.2125 kW
kj
𝐸30−𝐸29 14071.6643 −391.1462769 kj/s
s
Efisiensi air perheater = 𝐸31−𝐸32 = 𝑥 100 = 54.9067%
24916.46324 kJ/s− 0.5482kj/s

5. Condenser

Eksergi masuk = E12 + E33

E12 = 142,1027778 kg/s x 146,98 kj/kg = 20886,26628 kj/s

E33 = 8805,56 kg/s x 0 kj/kg = 0

Eksergi masuk = 20886,26628 kj/s + 0 kj/s = 20886,26628 kj/s

Eksergi keluar = E13 + E34

E13 = 174,4786111 kg/s x 6,0444 kj/kg = 1054,618517 kj/s

E34 = 8805,56 kg/s x 1,606 kj/kg = 14141,72936 kj/s

Eksergi keluar = (1054,618517 + 14141,72936) kj/s = 15196,34788 kj/s

Efisiensi Condenser
𝐸𝑜𝑢𝑡
η= x 100%
𝐸𝑖𝑛

𝐸13 + 𝐸34 1054,618517 + 14141,72936


η= x 100% = x 100% = 72,757608628 %
𝐸12 + 𝐸33 20886,26628 + 0

14
6. Condenser Pump (P1)

Eksergi Masuk = E13


E13 = 174,4786111 kg/s x 6,0444 kj/kg = 1054,618517 kj/s

Eksergi Keluar = E36

E36 = 174,4786111 kg/s x 0,4546 kj/kg = 79,31797661 kj/s

Wp1 = 772 kW

Efisiensi Condensor Pump P1


𝐸𝑜𝑢𝑡
η= x 100%
𝐸𝑖𝑛

𝐸14 − 𝐸13 1054,618517 kj/s − 1615,347409 kj/s


η= x 100% = x 100% = 72,63327617
𝑊𝑝1 772 𝑘𝑊
%

15
7. Feed Water Heater (FWH)

 FWH 1

Eksergi masuk = E5 + E26

E5 = 21,91027778 kg/s x 1133,5874 kj/kg = 24837,21482 kj/s

E26 = 219,9222222 kg/s x 170,98 kj/kg = 37602,30155 kj/s

Eksergi masuk = (24837,21482 + 37602,30155) kj/s = 62439,51637 kj/s

Eksergi keluar = E1 + E27

E1 = 219,9222222 kg/s x 259,107 kj/kg = 56983,38723 kj/s

E27 = 21,91027778 kg/s x 166,078 kj/kg = 3638,815113 kj/s

Eksergi keluar = (56983,38723 + 3638,815113) kj/s = 60622,20234 kj/s

16
Efisiensi Feed Water Heater 1
𝐸𝑜𝑢𝑡
η= x 100%
𝐸𝑖𝑛

𝐸1 − 𝐸26 56983,38723 − 37602,30155


η= x 100% = x 100% = 91,42711687 %
𝐸5 − 𝐸27 24837,21482 − 3638,815113

 FWH 2
Exergi masuk = E27 + E6 + E25

E27 = 21.91022778 kg/s x 166.078 kj/kg = 3638.806809 kW

E6 = 10.56055556 kg/s x 1139.3485 kj/kg = 12032.15314 kW

E25 = 219.9166667 kg/s x 117.77 kj/kg = 25899.58584 kW

Exergi masuk = 3638.806809 kW+12032.15314 kW+25899.58584 kW

= 41570.54579

Exergi Keluar = E26 + E24

E26 = 219.9222222 kg/s x 170.98 kj/kg = 37602.30155 kW

E24 = 33.85972222 kg/s x 108.03 kj/kg = 3657.865791 kW

Exergi Keluar = 37602.30155 kW + 3657.865791 kW = 41260.16735 kW


𝐸26−𝐸25 11702.71571
Efisiensi = 𝐸7+𝐸6−𝐸24 𝑋 100 = 12156.43823
= 96.2676 %

 FWH 3

Exergi Masuk = E8 + E20

E8 = 8.333333333 kg/s x 900.9998 kj/kg = 7508.331666 kW

E20 = 162.5833333 g/s x 50.4126 kj/kg = 8196.248548 kW

Exergi Masuk = 7508.331666 kW + 8196.248548 kW = 15704.58021 kW

Exergi Keluar = E21 + E22

E21 = 8.333333333 kg/s + 82.3608 kj/kg = 686.34 kW

17
E22 = 162.5833333 kg/s + 74.062 kj/kg = 12041.24683 kW

Exergi Keluar = 686.34 kW + 12041.24683 kW = 12727.58683


𝐸22−𝐸20 3844.998283
Efisiensi= 𝑋 100 = 𝑋 100 = 56.3618 %
𝐸8−𝐸21 6821.991666

 FWH 4
Exergi masuk = E21 + E9 + E18

E21 = 8.333333333 kg/s + 82.3608 kj/kg = 686.34 Kw

E9 = 7.638888889 Kg/s x 666.5068 kj/kg = 5091.371389 kj/s (kW)

E18 = 162.5833333 Kg/s x 25.84232 kj/kg = 4201.530527 kj/s (kW)

Exergi masuk = 9979.241916 kJ/s

Exergi keluar = E20 + E19

E20 = 162.5833333 Kg/s x 50.4126 kj/kg = 8196.248548 kW

E19 = 15.97222222 Kg/s x 30.674 kj/kg = 489.9319444 kW

Exergi Keluar = 8686.180493 kW


𝐸20−𝐸18 3994.718022
Efisiesnsi = 𝐸21+𝐸9−𝐸19 𝑋 100 = 𝑋 100 = 75.54623 %
5287.779445

 FWH 5
Eksergi masuk = E10 + E19 + E15

E10 = 5,333333333 kg/s x 496,5736 kj/kg = 2648,392533 kj/s

E19 = 15,97222222 kg/s x 30,674 kj/kg = 489,9319444 kj/s

E15 = 162,5833333 kg/s x 12,6372 kj/kg = 2054,5981 kj/s

Eksergi masuk = (2648,392533 + 489,9319444 + 2054,5981) kj/s = 5191,9225774 kj/s

Eksergi keluar = E16 + E18

E16 = 21,30555556 kg/s x 22,258 kj/kg = 474,2190556 kj/s

E18 = 162,5833333 kg/s x 25,84232 kj/kg = 4201,5305258 kj/s

Eksergi keluar = (474,2190556 + 4201,5305258) kj/s = 4675,7495814 kj/s

18
Efisiensi Feed Water Heater 5
𝐸𝑜𝑢𝑡
η= x 100%
𝐸𝑖𝑛

𝐸18+ 𝐸19− 𝐸15 4201,5305258+ 489,9319444 − 2054,5981


η= x 100% = x 100%
𝐸10 − 𝐸16 2648,392533 − 474,2190556
= 80,2913 %

 FWH 6
Eksergi masuk = E11 + E14 + E16

E11 = 7,416666667 kg/s x 393,72 kj/kg = 2920,09 kj/s

E14 = 174,4786111 kg/s x 9,25814 kj/kg = 1615,347409 kj/s

E16 = 21,30555556 kg/s x 22,258 kj/kg = 474,2190556 kj/s

Eksergi masuk = (2920,09 + 1615,347409 + 474,2190556) kj/s = 5009,656464 kj/s

Eksergi keluar = E15 + E17

E15 = 162,5833333 kg/s x 12,6372 kj/kg = 2054,5981 kj/s

E17 = 28,72222222 kg/s x 14,5738 kj/kg = 418,5919222 kj/s

Eksergi keluar = (2054,5981 + 418,5919222) kj/s = 2473,190022 kj/s

Efisiensi Feed Water Heater 6


𝐸𝑜𝑢𝑡
η= x 100%
𝐸𝑖𝑛

η=
𝐸15−𝐸14 439.3304138
𝐸16+𝐸11−𝐸17
𝑋 100 = 2975.717134
𝑋 100 = 14.76384999%

19
8. Deaerator

Eksergi masuk = E7 + E24 + E22

E7 = 8,416666667 kg/s x 986,8482 kj/kg = 8305,97235 kj/s

E24 = 33.85972222 kg/s x 108,03 kj/kg = 3657,865791kj/s

E22 = 162,5833333 kg/s x 74,062 kj/kg = 12041,24683 kj/s

Eksergi masuk = (8305,97235 + 3657,865791 + 12041,24683) kj/s = kj/s

Eksergi keluar = E23

E23 = 219,9166667 kg/s x 95,833 kj/kg = 21075,27392 kj/s

Efisiensi Deaerator
𝐸𝑜𝑢𝑡
η= x 100%
𝐸𝑖𝑛

𝐸23 21075,27392
η = 𝐸7+ 𝐸22 + 𝐸24 x 100% = x 100% =
8305,97235+ 12041,24683 + 3657,865791
87,79503986 %

9. Circulation Pump

Eksergi Masuk = E23

E23 = 219,9166667 kg/s x 95,833 kj/kg = 21075,27392 kj/s

20
Eksergi Keluar = E25

E25 = 219,9166667 kg/s x 113,174687 kj/kg = 24889 kj/s

Wp2 = 4600 kW

Efisiensi Circulation Pump


𝐸𝑜𝑢𝑡
η= x 100%
𝐸𝑖𝑛

𝐸25 − 𝐸23 25899,58584 kj/s − 21075,27392 kj/s


η= x 100% = x 100% = 82,9070887
𝑊𝑝2 4600 𝑘𝑊
%

21
2.7.4 Tabel Perbandingan

Points Spesific Mass Flow Rate E Total Exergy Etotal Total Exergy Etotal
Exergy E (kj/kg) (kw) (kw)
(kj/kg) (Jurnal) (Perhitungan)
E1 259,107 220 56983,38723 56983,38723
E2 1.488,9034 204,5555556 304563,4622 304563,4622
E3 1.082,156 183 198034,548 198034,548
E4 1344,3 183 246006,9 246006,9
E5 1.133,5874 21,91027778 24837,21482 24837,21482
E6 1.139,3485 10,56055556 12032,15314 12032,15314
E7 986,8482 8,416666667 8305,97235 8305,97235
E8 900,9998 8,333333333 7508,331666 7508,331666
E9 666,5068 7,638888889 5091,371389 5091,371389
E10 496,5736 5,333333333 2648,392533 2648,392533
E11 393,72 7,416666667 2920,09 2920,09
E12 146,98 142,1027778 20886,26628 20886,26628
E13 6,0444 174,4786111 1054,618517 1054,618517
E14 9,25814 174,4786111 1615,347409 1615,347409
E15 12,6372 162,5833333 2054,5981 2054,5981
E16 22,258 21,30555556 474,2190557 474,2190557
E17 14,5738 28,72222222 418,5919222 418,5919222
E18 25,84232 162,5833333 4201,530526 4201,530526
E19 30,674 15,97222222 489,9319444 489,9319444
E20 50,4126 162,5833333 8196,248548 8196,248548
E21 82,3608 8,333333333 686,34 686,34
E22 74,062 162,5833333 12041,24683 12041,24683
E23 95,833 219,9166667 21075,27392 21075,27392
E24 108,03 33,85972222 3657,865791 3657,865791
E25 117,77 219,9166667 25899,58584 25899,58584
E26 170,98 219,9222222 37602,30155 37602,30155
E27 166,078 21,91027778 3638,815113 3638,815113
E28 28.042,64 45,86111111 1286066,629 1286066,629
E29 1,39888 279,6138889 391,1462769 391,1462769
E30 55,2492 254,6944444 14071,6643 14071,6643
E31 88,63564 281,1111111 24916,46324 24916,46324
E32 0,0018 304,5555556 0,5482 0,5482
E33 0 88056,56 0 0
E34 1,606 88056,56 141418,8354 141418,8354
E35 0,0046 279,6111111 1,286211111 1,286211111
E36 0,4546 174,4786111 79,31797661 79,31797661

22
Tabel. Perbandingan Efisiensi Eksergi

Komponen % Efisiensi % Efisiensi


Eksergi (Jurnal) Eksergi
(Perhitungan)
Air Fan 42,8417582 42,8417654
Air Preheater 54,9067293 54,9067
Boiler 21,7085945 22,2716753
Steam Turbin 96,4637574 93,17711856
Kondenser 72,9665015 72,75760863
FWH 6 14,7611846 14,76385
FWH 5 80,6375682 80,2913
FWH 4 80,1281432 75,54623
FWH 3 56,3867072 56,3618
Deaerator 87,7950398 87,79503986
FWH 2 86,0737201 96,2627
FWH 1 91,4278057 91,42711687
Condenser Pump 72,6332232 72,63327617
(P1)
Circulation Pump 82,9070888 82,9070887
(P2)

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Analisis eksergi bekerja berdasarkan hukum termodinamika kedua yang


merupakan metode yang dapat dimanfaatkan dalam desain, evaluasi, optimasi, dan
pengembangan sistem pembangkit termal. Analisis eksergi dapat dilakukan untuk
menentukan efisiensi komponen pembangkit.
Sistem PLTU ini memanfaatkan Steam yang telah dihasilkan oleh pembakaran
bahan bakar batubara untuk memanaskan BFW sehingga menghasilkan Steam yang
akan menghasilkan listrik setelah memutar poros turbin yang akan dikonversi menjadi
listrik . Pada komponen-komponen alat terdapat Feed Water Heater pada masing-
masing turbin yaitu pada HPT,MPT, dan LPT.
Pada sistem steam power plant ini terdapat 6 FWH. Feedwater dalam sistem
pembangkit ini harus dipanaskan terlebih dahulu sehingga mencapai suhu tertentu.
Pemanasan tersebut dilakukan dengan heater (heat exchanger), yang berlangsung secara
konduksi dengan memanfaatkan uap panas yang diambil (diektraksi) dari turbin. Jadi
selain diteruskan ke kondenser, ada sejumlah kecil uap dari turbin yang diambil untuk
memansakan feedwater heater.
Dari perhitungan juga dapat dlihat, steam turbin memeiliki efisiensi yang paling
besar di antara komponen lain. Hal ini dikarenakan nilai pemusnahan exergi pada steam
turbin kecil. Sedangkan FWH 6 memiliki efisiensi yang paling rendah di antara
komponen yang lain dikarenakan nilai pemusnahan exerginya cukup tinggi.

3.2 Saran

Makalah tentang analisis eksergi ini belum mencukupi keseluruhan permasalahan


mengenai analisis eksergi pada sistem PLTU. Tulisan ini memang tidak dimaksudkan untuk
dijadikan buku pegangan bagi pengetahuan tentang analisis eksergi, melainkan untuk
memenuhi tugas kuliah Eksergi. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pemabaca.

24
DAFTAR PUSTAKA

S.Sanyal. 2011. Exergy Analysis of Steam Power Plant for Different Grades of Coal.
Raipur : Department Of Mechanical Engineering National Institute Of
Technology Raipur.

Nasruddin*, Pujo Satrio. 2015. Analisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik
Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW. Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Indonesia.

Nikulshin, V., Wu, C. and Nikulshina, V. (2002). Exergy efficiency calculation of energy
intensive systems, Int. Journal of Exergy, Vol. 2, pp.78±86.

Palamba, Pither. 2011. Analisis Eksergi. (online);


https://pitherpalamba.wordpress.com /2011/04/30/analisis-eksergy/), diakses
tanggal 6 Oktober 2018.
Anindita. 2010. Analisis Exergi. (online); (http://aninditz.blogspot.co.id/2010/12/sedikit
-tentang-exergi.html), diakses tanggal 6 Oktober 2018

25

Anda mungkin juga menyukai