Anda di halaman 1dari 8

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang…

← Pacaran – tips pacaran islami


Benarkah Kau Mencintaiku Karena Allah →

” Harapan Seorang Ikhwan kepada Rusuk


kirinya “
Izinkan Aku Menikah Tanpa Pacaran

” Harapan Seorang Ikhwan kepada Rusuk kirinya “

Ya Allah.. Engkaulah sebaik-baik tempat mengadu segala resah diri ,sebaik-baik tempat
berkeluh kesah.. Maka izinkanlah aku menyampaikan pesanku kepada dia pasangan hatiku,
Sampaikan padanya tentang semua yang saat ini ku rasa..

Assalamu’alaikum rusuk kiriku..???


Apa kabar calon makmum ku??? Wanita pilihan Allah untukku..
Siapa dan dimana engkau aku tidak pernah tahu.
Apakah kamu seorang wanita shaliha,atau seorang wanita yang sedang menyesali dosa-
dosanya di masa lampau dan memulai perbaikan,ataukah seorang wanita yang enggan
menutup auratnya dan gemar berikhtilat dengan lawan jenisnya??
Jika kau wanita shaliha.. Syukur pada Allah Ta’ala karena menghadiahkan bidadari dunia
untuk mendampingi perjuanganku meraih ridha-Nya.
Namun jika kau adalah wanita yang dalam tahap perbaikan,aku pun bahagia sayang..karena
dengan begitu aku pun akan mendapatkan Wanita shaliha pula, teruslah berjuang dalam
perbaikan, jika tiba saatnya kita di pertemukan dan disatukan dalam ikatan suci, kita berdua
akan berjuang bersama memperbaiki kesalahan yang telah lalu..

Namun jika kau adalah wanita yang masih enggan menutup aurat,enggan memperbaiki diri,
dan gemar bercampur baur bebas tanpa batas dengan Lelaki, semoga engkau segera bertaubat
ya ukhty… kasihanilah dirimu sendiri,engkau permata yang amat berharga jika kecantikanmu
tetap kau jaga, jadikan taqwa sebagai pakaianmu dan malu sebagai perisainya.
Jika kau inginku imam yang baik mampukah kamu jadi makmum yang baik??
Ukhty.. tahukah apa yang aku takutkan jika engkau tak bisa menjadi makmum yang baik,
bagaimana aku mempertanggung jawabkan kepemimpinanku kepada Allah??
Ukhty..
Sebelum menikah engkau menjadi tanggung jawab orang tuamu.
Namun setelah menikah engkau akan menjadi tanggung jawabku sepenuhnya..
Maka dari itu ukhty, jangan mudah tergoda oleh serigala berbulu domba..
Jangan mudah tertipu bisikan nafsu yang kau sangka bisikan cinta..
Jika Aku adalah calon imammu.. Tidak mungkin aku merusakmu
Karena aku mencintaimu, aku tidak akan mempermainkanmu..
Karena aku mencintaimu, aku tidak akan mengucapkan janji-janji tak pasti..
Karena aku tahu engkau adalah untukku.. Maka, aku hanya akan datang dengan lamaran..
bukan mengajakmu pacaran.
Jangan salah memilih Imam ukhty..

“Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu,namun itulah pilihan-Nya,pilihan-Nya adalah yang
terbaik untuk kita. Mungkin kebaikan itu tidak pada wanta yang terpilih itu melainkan jalan
yang kita pilih, atu mungkin kebaikan itu tertletak pada kesabaran dan keikhlasan kita
menreima segala Ketentuan-Nya”

di dedikasikan untuk calon bidadari

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang…

← Subhanallah…Muslim Inggris Meningkat 74 Persen Sejak 2001


Menjadi pribadi yang Tenang dan Menenangkan →

Rincian Harga Kasih Sayang Seorang Ibu

Seorang anak yang kaya lagi sukses menjenguk ibunya yang terbaring di rumah sakit. Sudah
sebulan lamanya sang ibu bergelut dengan penyakit yang nyaris merenggut nyawanya.
Alhamdulillah, tepat keesokan harinya sang ibu telah diijinkan pulang oleh dokter.

Dengan segera, si anak mengantar ibunya kembali ke rumah. Ketika sampai di rumah, dan
melihat ibunya terbaring, tiba tiba si anak mengeluarkan lembaran lembaran kertas untuk
diberikan kepada ibunya. Isinya adalah tagihan uang selama perawatan di rumah sakit.

1. Obat: Rp. 12.500.000


2. Kamar rumah sakit: Rp. 8.000.000
3. Uang Lelah menjenguk: Rp. 4.000.000
4. Uang Jaga malam di rumah sakit: Rp. 3.000.000
5. Uang untuk Merawat ibu selama sebulan :Rp. 5.000.000
6. Kerugian karena harus meninggalkan meeting: Rp 4.500.000
4. Bensin untuk perjalanan: Rp. 1.000.000
5. Lain lain: Rp. 10.000.000

Tak lupa, dipojok kiri bawah tertulis “Bisa dilunasi kontan atau dicicil”

Sang ibu tersenyum kepada anak kesayangannya tersebut. Beliau lalu mengambil sebuah map
dan menyerahkan kepada anaknya.

Si anak yang tidak mau waktunya terbuang, segera meluncur meninggalkan rumah ibunya.
Beberapa jam setelah itu,ponselnya berdering dan seorang kerabatnya mengabarkan kalau
penyakit ibunya kambuh. Si anak terdiam tidak perduli, jadwal kerjanya masihlah sangat
banyak dikantor, dan itu yang harus diutamakan, pikirnya.

Sebentar kemudian, dia teringat untuk membuka dan mengetahui isi dari sebuah map yang
telah diberikan ibunya hari itu. Ternyata berisi sebuah sertifikat rumah, tanah, dan lain lain
milik ibunya.

Belum sempat dia menyelesaikan membaca, tiba tiba ponselnya berdering lagi. Kali ini
kerabatnya memberitahukan bahwa sang ibu telah meninggal dunia.

Si anak masih terdiam, sampai dia melihat secarik kertas kecil yang jatuh diantara beberapa
surat yang digenggamnya…
Sebuah surat terakhir dari ibunya yang berisi…

” Terimakasih atas semua yang telah kau berikan pada ibu, anakku sayang. Kau punya
rincian, ibupun akan demikian. Namun ibu merasa kurang bisa mengisi berapa harga yang
pas untuk rincian ini.

1. Biaya pembelian nutrisi untukmu selama kau di dalam kandungan: Rp….


2. Biaya bersalin ibu untukmu ditambah biaya kesakitan melahirkanmu : Rp….
3. Biaya merawatmu setiap malam: Rp…
4. Biaya Air susu ibu:Rp….
5. Biaya sekolah, makan, tempat tinggal untukmu: Rp. ..
6. Biaya mendidikmu hingga kau dewasa dan sukses :Rp…
7. Biaya Mengasihimu selama 30 tahun: Rp….
8. Biaya Mendoakanmu: Rp….
9. Lain- lain: Rp….

Ah ibu bercanda anakku…


Ibu serahkan semua ini sebagai warisan untukmu. Maap ibu tidak bisa memberimu lebih
banyak. Maafkan ibu.”

Tangis penyesalanpun akhirnya memenuhi ruangan itu…

(syahidah)
Pacarmu Bukan Suamimu

gaulislam edisi 207/tahun ke-4 (12 Dzulqaidah 1432 H/ 10 Oktober 2011)

Waktu mau bikin pengantar di buku kawan saya, M. Iwan Januar di tahun 2003 silam
(judulnya Surga Juga Buat Remaja), saya membaca semua isi artikelnya untuk keperluan
memberi sentuhan rasa dan informasi di pengantar yang akan saya buat. Waktu itu ada satu
artikel yang menggelitik, judulnya: Pacarmu Bukan Istrimu. Sekarang setelah lebih dari 8
tahun, saya kepikiran untuk menulis dengan judul sedikit berbeda, tetapi esensinya mestilah
sama. Kan cuma perbedan kata dari “istri” menjadi “suami”. Oya, kalo ditelusuri di google
dengan keyword “Pacarmu Bukan Suamimu” ada lebih dari 24 ribu entri artikel di jagat maya
yang mengandung kalimat dan judul tersebut. Jadi udah banyak banget. Tetapi, saya tetap
ingin menulis dengan judul seperti ini selain karena unik, juga karena momennya sangat pas
untuk saat ini. Namun jangan khawatir, cara penyampaiannya insya Allah berbeda meski
solusinya tak jauh berbeda.

Bro en Sis, kebetulan saya sering ikut bantu distribusi gaulislam edisi cetak ke sekolah-
sekolah. Saya bisa melihat dari dekat, menyelami perasaan para guru tentang anak muridnya.
Tak sedikit guru yang sharing atau curhat mengenai kondisi murid-murid di sekolahnya.
Khususnya yang gaul bebas dengan lawan jenis. Saya juga menyadari bahwa memang tak
mudah mengubah kondisi yang sudah kadung ancur lebur ini. Batasan pergaulan antara laki
dan perempuan yang terbilang sudah nggak ada jarak aman lagi. Gimana nggak, banyak anak
cewek yang nggak cuma gandengan tangan dengan cowoknya, tapi udah masuk level sangat
mesra: menggelayut (idih, emangnya lutung pake gelayutan segala!). Hehehe.. maksud saya:
tuh anak cewek sangat erat menggandeng tangan cowoknya, sampe kepalanya udah nyender-
nyender ke lengan sang cowok. Kebetulan cowoknya tinggi menjulang bak menara Petronas,
sementara ceweknya berukuran mini. Jadi, bener kan setengah gelayutan? Ckckck… sadar
Non, tuh cowok kan bukan suamimu! (yang lebih parah saya pernah melihat kelakuan yang
model gini nih siswa-siswi dari sekolah berlabel agama. Waduh!)

Bro en Sis, kondisi pergaulan cowok-cewek di kalangan remaja emang udah banyak yang
kebablasan. Ya, meskipun ada yang bilang masa’ cuma pegangan tangan aja kok
dipermasalahkan, tapi bagi saya itu sudah pelanggaran berat. Itu sudah mendekati zina, Bro
en Sis. Bener! Nah, mendekati zina saja nggak boleh apalagi melakukan zina. Benar banget
firman Allah Swt. dalam al-Quran (yang artinya): “Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (QS al-Israa
[17]: 32)

Dosanya gimana tuh? Waduh, besar euy! Imam Ahmad berkata: “Aku tidak mengetahui
sebuah dosa—setelah dosa membunuh jiwa—yang lebih besar dari dosa zina.”

Allah Swt berfirman (yang artinya): “Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain
beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali
dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu,
niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan adzab
untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina
kecuali orang-orang yang bertaubat …” (QS al-Furqaan [25]: 68-70)
Dalam ayat ini, menurut Iman Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Allah menggandengkan zina dengan
syirik dan membunuh jiwa, dan vonis hukumannya adalah kekal dalam adzab berat yang
berlipat ganda, selama pelakunya tidak menetralisir hal tersebut dengan cara bertaubat,
beriman dan beramal shalih.

Duh ngeri banget. So, jangan sampe deh kamu terlibat perzinaan. Termasuk yang perlu
diwaspadai adalah menahan hawa nafsu agar nggak coba-coba bin nekad mendekati zina.
Sebabnya, jarang ada orang yang langsung zina ketika bertemu dengan lawan jenisnya.
Paling nggak ada proses awalnya. Pacaran misalnya. Nah, pacaran adalah pintu gerbang
menuju perzinaan tuh. Saya yakin banget kalo yang jalan bareng cowok-cewek pulang
sekolah sambil bergandengan tangan (apalagi yang jalannnya mesra banget sampe yang
cowok memeluk pinggang yang ceweknya) pasti lagi pacaran. Ayo ngaku! Sadar ya, pacarmu
bukan suamimu. Nggak berhak untuk mesra-mesraan meski tuh cowok menarik perhatianmu.
Bagi yang cowok juga jangan keenakan, pacarmu bukan istrimu. Belum sah. Naik sepeda
motor tanpa SIM aja ditilang, apalagi motor yang kamu bawa nggak ada STNK dan BPKB-
nya, bisa-bisa tuh motor disita ama pak polisi. Itu artinya, cewek yang kamu peluk
pinggangnya itu, yang kamu bonceng di sepeda motormu, yang kamu ajak ngobrol sambil
ketawa-ketiwi semalaman via telepon adalah bukan istrimu. Haram untuk melakukan
kegiatan yang hanya boleh dilakukan oleh suami-istri. Dan tentu saja perbuatannya
melanggar aturan Allah Swt. dan RasulNya. Ati-ati ya Bro en Sis!

Jaga pandanganmu!

Menurut Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah, karena ujung pangkal dari perbuatan zina yang keji
ini dari pandangan mata, maka Allah lebih mendahulukan perintah untuk memalingkan
pandangan mata sebelum perintah untuk menjaga kemaluan. Banyak musibah besar yang asal
muasalnya adalah dari pandangan. Ibarat kobaran api yang besar asalnya adalah percikan api
yang kecil. Itu sebabnya, mulanya hanya pandangan, kemudian khayalan, selanjutnya
langkah nyata, berikutnya terjadilah musibah yang merupakan kesalahan besar (zina).

Imam Ibnu Qayyim menyampaikan juga bahwa barangsiapa yang bisa menjaga empat hal
maka berarti dia telah menyelamatkan agamanya. Empat hal tersebut adalah: Al-Lahazhat
(pandangan pertama), Al-Khatharat (pikiran yang melintas di benak), Al-Lafazhat (lidah dan
ucapan), Al-Khathawat (langkah nyata untuk sebuah perbuatan).

Rasulullah saw. bersabda: “Pandangan mata itu (laksana) anak panah beracun dari
berbagai macam anak panah iblis. Barangsiapa menahan pandangannya dari keindahan-
keindahan wanita, maka Allah mewariskan kelezatan di dalam hatinya hingga hari ia
bertemu denganNya” (HR Ahmad)

Pada masa masa Rasulullah saw. ada seorang pria sedang berjalan-jalan ketika kemudian ia
melihat seorang wanita yang menarik perhatiannya. Wanita itu pun memandangnya. Setan
kemudian membisikkan godaan pada keduanya hingga keduanya terus bertatapan sampai-
sampai pria itu tidak menyadari bahwa ada dinding di hadapannya. Akhirnya ia menabraknya
dan hidungnya terluka. Ia berkata, “Demi Allah aku tidak akan menghapus darah sampai aku
mendatangi Rasulullah saw. dan memberitahukan pada beliau tentang kejadian ini.” Ketika ia
berjumpa dengan Rasulullah saw. dan menceritakan peristiwa tersebut Allah Swt. pun
menurunkan ayat 30-31 dari surat an-Nuur: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang
beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya,” (QS an
Nuur [24]:30-31)

Sejak saat itu kaum muslimin diperintahkan untuk saling menjaga pandangan yang dapat
memunculkan syahwat mereka.

Ketika Rasulullah saw. tengah membonceng Al Fadhl bin Abbas ra. pada saat pelaksanaan
qurban dari Muzdalifah hingga ke Mina, mereka berpapasan dengan serombongan wanita
yang mengendarai unta. Al Fadhl melihat mereka dan terus menatapnya lekat-lekat.
Rasulullah saw. yang mengetahui hal itu lalu membalikkan kepalanya ke arah yang lain.

Sementara itu kepada Ali bin Abi Thalib ra. beliau juga bersabda: “Wahai Ali, janganlah
engkau ikuti pandangan dengan pandangan lagi, karena yang pertama menjadi bagianmu
dan yang berikutnya bukan lagi untukmu (menjadi dosa)” (HR Ahmad, Tirmidzi, Abu
Daud)

Nah, kalo temen-temen cowok seringnya kan matanya jelalatan kayak mau maling jemuran
pas ngeliat cewek. Apalagi ceweknya bening mengkilap (piring kalee!). Kadang anak cowok
kalo udah gabung dengan gerombolannya bakalan tambah liar. Misalnya, menilai cewek yang
berlalu di hadapan mereka dipersonifikasikan dengan mobil. Begitu ada cewek dengan body
aduhai dan wajahnya cantik langsung deh tuh gerombolan cowok komentar sambil nelen
ludah; “BMW nih!” atau “Toyota yang ini mah!” dan sebagainya, termasuk kalo ada cewek
yang bodinya dengan ukuran berat di luar normal dikata-katain, “yah kalo yang ini sih mesin
giling!” Waduh, udah mah nggak jaga pandangan mata, menghina orang pula. Astaghfirullah.

Sadar diri

Bro en Sis pembaca setia gaulislam, sadar diri yuk. Gimana pun juga, orang yang ngelakuin
kejahatan atau kemaksiatan jelas dia nggak sadar. Ya, nggak sadar bahwa aksinya
diperhatikan oleh Allah Swt. Nggak nyadar bahwa apa yang dilakukannya akan dimintai
pertanggungan jawab oleh Allah Swt. Nggak sadar kalo apa yang dilakukannya bisa
berdampak buruk bukan hanya kepada dirinya, tetapi juga kepada orang-orang di sekitarnya.
Kasihan banget kan mereka menanggung malu atau kebawa-bawa jelek gara-gara maksiat
yang kita lakukan? Misalnya kamu berzina, yang dirugikan banyak lho. Mulai dari
keluargamu, teman-temanmu, pihak sekolah, guru-gurumu, termasuk keluarga pasangan
zinamu, juga teman-temannya, pihak sekolahnya dan lain sebagainya. Pikirkan sebelum
bertindak.

Yuk, benahi cara pandang kamu tentang pergaulan dengan lawan jenismu. Kalo nggak
sanggup nikah, jangan nekat berzina. Kalo masih sekolah, ya fokusnya belajar, jangan
pacaran. Bisa ya? Harus! Insya Allah bisa. Bismillah [solihin | Twitter: @osolihin]
Kenapa Sih Kamu Tidak Mau Punya Pacar →

One Response to Pacarmu Bukan Suamimu

1. amininoorma says:

December 3, 2011 at 11:58 pm

Surat Cintaku Untukmu

Oleh Abdul Al-Hafizh

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh….

Jodohku,

Bagaimana keadaanmu saat ini ?, semoga dirimu tetap di dalam naunganNya. Semoga
setiap langkah kakimu mendapatkan berkah dariNya.

Mungkin kau bingung kenapa diriku mengirimkan surat ini, sungguh tak ada maksud
apapun dariku untukmu kecuali rasa cinta dan rindu ku yang mendalam terhadapmu.
Semoga rasa cinta dan rindu ini merupakan berkah dariNya untuk diriku, aamiin ya
Rabbal ‘alamin…

Jodohku mungkin sekarang kita belumlah bertemu, tapi yakinlah janjiNya kepada kita
semua. Janganlah takut kita tidak akan bertemu, karena pertemuan kita adalah suatu
kepastian dariNya.

Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat


kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyat: 49)

“Maha Suci Tuhan yang Telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari
apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak
mereka ketahui.” (QS. Yaasiin36).

Mungkin saja kita tidak akan berjumpa di dunia ini, tapi insya Allah kita akan
bertemu di surgaNya kelak.

Jodohku,

Janganlah kau jadikan masa menunggu ini sebagai alasan. Janganlah kau jadikan
jodoh itu sebagai bentuk pelegalan berbagai macam bentuk pacaran. Maukah engkau
memulai suatu ibadah dengan perbuatan dosa ? tentu tidakkan, sungguh tak ada
maksud lain dariku untuk melarangmu berpacaran melainkan rasa cinta dan sayang
dariku yang begitu mendalam.

Jodohku,
Sungguh rasa rinduku terhadapmu sangatlah besar, besar harapku untuk sesegera
mungkin bertemu denganmu. Ingin rasanya ku untuk secepat mungkin mencurahkan
rasa cintaku padamu, ingin rasanya diriku untuk menyempurnakan setengah dienku.
Tapi apa daya kita sekarang belumlah bertemu, mungkin ini adalah sebuah skenario
indah dariNya agar kita lebih bersabar dan menerima setiap ketentuannya.Serta
mempertemukan kita di waktu dan tempat yang terindah.

Jodohku,

Ingatkah engkau dengan janjiNya…

Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik
adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). (QS An Nur:26)

Oleh karena itu marilah kita bersama-sama untuk menjadi yang terbaik. Kita jadikan
waktu yang tersisa ini untuk menjadi lebih baik, sungguh di sini ku kan selalu
mendo’akanmu untuk dipermudahkan dalam menjalankan perintahNya dan menjauhi
laranganNya. Dan ku sangat berharap agar dirimu pun mendo’akan yang sama
bagiku.

Jodohku,

Ingatlah di sini ku kan setia menantimu. Ku harap kaupun juga setia dalam penantian
ini, penantian akan saat-saat indah itu. Saat-saat terindah dalam menjalani dien ini,
saat-saat telah sempurnanya setengah dien kita.

Sabarkanlah ku menanti pasangan hati,


tulus kan kusambut sepenuh jiwa ini,
di dalam asa diri menjemput berkahMu,
tibalah ijinMu atas harapan ini (Seismic/Penantian)

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Surat Cintaku Untukmu

Anda mungkin juga menyukai