Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga FK UNISMA No. Berkas :


Berkas Pembinaan Keluarga No. RM :
Nama Pasien : Ny. L

Tanggal kunjungan pertama kali : 5 April 2013

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA


Nama Pasien : Ny. L
Alamat : Pusdik Arhanud, Karangploso
Bentuk Keluarga : nuclear Family

Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam 1 rumah


No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Ket.
klinik
1 Tn. B KK L 52 SMA Tukang Tidak 0
thn kayu
2 Ny. L Istri P 49 SMA Karyawan Ya Common
thn pabrik cold
rokok
3 Ny.A Anak P 28thn S! Bekerja Ya DF
Sumber: data primer, 5 April 2013
Kesimpulan:
Keluarga Ny.L adalah nuclear family yang terdiri atas 3 orang. Terdapat anggota keluarga
yang menderita DF. Ny.A yang menderita DF umur 26 tahun, beralamat Pusdik Arhanud,
Karangploso, Malang. Diagnosis klinis Ny.A adalahDF. pendidikan terakhir Ny.A adalah S1,
penderita saat ini bekerja sebagai pegawai kontrak pada PLN singosari. Ny.A tinggal bersama
orang tua dan saudaranya.

1
STATUS PENDERITAS
A. PENDAHULUAN
Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang pasien yang menderita
penyakit demam dengue, berjenis kelamin perempuan dan berusia 28 tahun, dimana pasien
tinggal di wilayah Pusdik Arhanud, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Dengan
berbagai permasalahan yang dihadapi, tidak hanya dari segi biomedis melainkan faktor
psikologis dari penderita. Mengingat kasus ini masih banyak ditemukan di masyarakat, maka
penting kiranya bagi kita untuk memperhatikan dan mencermatinya, untuk kemudian bisa
menjadikannya sebagai pengalaman di lapangan

B. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. A
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Pekerjaan : Bekerja di PLN
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Alamat : Pusdik Arhanud
Status Perkawinan : Belum kawin
Suku : Jawa
Tanggal Periksa : 08 oktober 2010

C. ANAMNESA
1. Keluhan utama : pusing dan panas
2. Riwayat penyakit sekarang
Dua hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit pasien sering mengeluh pusing dan badan
terasa panas dengan suhu sekitar 39◦c. penderita juga mengeluh badan terasa pegal-pegal di
seluruh tubuh, disamping itu pasien juga merasakan mual dan batuk dan terdapat bercak
merah di sekitar lengan dan perut pasien sehingga pasien tidak dapat melaksanakan
aktivitasnya di kantor. Penderita tidak merasa muntah, sesak napas maupun kejang.
3. Riwayat penyakit Dahulu :
 Riwayat rawat inap (-)
 Riwayat hipertensi (-)

2
 Riwayat sakit gula (-)
 Riwayat asma (-)
 Riwayat alergi (-)
 Riwayat penyakit jantung (-)
4. Riwayat penyakit keluarga :
 Riwayat keluarga dengan penyakit serupa (-)
 Riwayat rawat inap (-)
 Riwayat hipertensi (-)
 Riwayat sakit gula (-)
 Riwayat asma (-)
 Riwayat alergi obat/makanan (-)
 Riwayat penyakit jantung (-)
5. Riwayat kebiasaan
 Riwayat merokok (-)
 Riwayat minum alkohol (-)
 Riwayat olahraga (-)
 Riwayat pengisian waktu luang : sering mengikuti kegiatan di kantor, jalan-jalan ke
mall bersama teman-teman
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita adalah seorang wanita yang masih single adalah anak pertama dari 3
bersaudara. Penderita saat ini bekerja di PLN cabang singosari. Saat ini penderita tinggal
bersama kedua orang tuanya beserta dengan saudara kandungnya. Kebutuhan sehari-
harinya ditanggung bersama oleh ibu dan bapaknya. Ibunya bekerja sebagai seorang guru
SD, sedangkan bapaknya bekerja sebagai TNI.
Hubungan Ny A dan orang tua serta saudara kandungnya sangat akrab, saling
memperhatikan dan saling pengertian.
7. Riwayat gizi
Penderita untuk makan sehari-hari biasanya tidak teratur dikarenakan kesibukan
dikantor. Sehari-sehari biasanya dengan nasi dan lauk pauk seperti tempe, telur, daging. gizi
kesan lebih.

D. ANAMNESIS SISTEM
1. Kulit : kulit gatal (-), bintik merah di kulit (-)

3
2. Kepala :Sakit kepala (-), pusing (+), rambut tidak rontok (-), luka (-), benjolan
(-)
3. Mata :Pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan kabur (-),
ketajaman penglihatan berkurang (-)
4. Hidung : Tersumbat (-), mimisan (-)
5. Telinga : Pendengaran berkurang (-), berdengung (-), cairan (-)
6. Mulut : Sariawan (-), mulut hiperemis (+), lidah terasa pahit (+)
7. Ternggorokan : Sakit menelan (-), serak (-), minum air ada rasa tersendat
8. Pernafasan : Sesak nafas (-), batuk (-), mengi (-)
9. Kardiovaskuler : Berdebar-debar (-), nyeri dada (-),
10. Gastrointestinal : Mual (+), muntah (-), diare (-), nafsu makan kurang, nyeri perut (+),
BAB normal
11. Genitourinaria : BAK normal
12. Neurologic : Kejang (-), lumpuh (-), kaki kesemutan (-)
13. Muskuluskeletal : Kaku sendi (-), nyeri sendi pinggul (-), nyeri tangan dan kaki (-),
nyeri otot (+ )
14. Ekstremitas atas : Bengkak (-), sakit (-), ujung jari tangan hangat (+), telapak tangan
pucat (-)
15. Ekstremitas bawah: bengkak (-), sakit (-), ujung jari tangan hangat (+),
16. Psikiatrik : emosi stabil (+), mudah tersinggung (+)

E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : tampak sakit, kesadaran compos mentis ( GCS E4V5M6), status gizi
kesan lebih
2. Tanda Vital
 BB : 71 Kg
 TB : 162 cm
 BMI : BB/TB = 27, 3 overwieght
 Tensi : 110/80
 Nadi : 96/menit
 Suhu : 38,8◦c

4
3. Kulit
Sawo matang, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-), venektasi (-), petechie (+),
spider nevi (-)
4. Kepala
Bentuk mesocephal, luka (-), rambut tidak mudah dicabut, keriput (-), macula (-), atrofi
m. temporalis (-), papula (-), nodula (-), kelainan mimic wajah/ bells palsy (-)
5. Mata
Conjunctiva hiperemis (+/+), Sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+), reflek kornea
(+/+), warna kelopak coklat kehitaman.
6. Hidung
Napas cuping hidung (-), secret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-), hiperpigmentasi
(-)
7. Mulut
Bibir hiperemis (+), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tremor (-),
gusi berdarah (-)
8. Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), secret (-), pendengaran berkurang (-), cuping telinga dalam batas
normal
9. Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis(-)
10. Leher
Trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada
kulit (-)
11. Thoraks
Normochest, simetris, pernapasan thoracoabdominal, retraksi (-), spdernevi (-), sela iga
melebar (-)
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas kiri atas : SIC II Linea para sternalis sinistra
Batas kanan atas : SIC II Linea para sternalis dekstra
Batas kiri bawah : SIC V 1 cm medial lineo medio clavicularis sinistra
Batas kanan bawah : SIC IV linea para sternalis dekstra

5
Pinggang jantung : SIC II linea para sternalis sinistra (batas jantung
kesan tidak melebar)
Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-)

Pulmo :
Statis (depan dan belakang)
Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor / sonor
Auskultasi: suara tambahan (-)

Dinamis
Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor / sonor
Auskultasi: suara tambahan (-)
12. Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)
Palpasi : supel, nyeri epigastrium (+)
Perkusi : Tympani
Auskultasi: bising usus (+)
13. System collumna vertebralis
Inspeksi : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
14. Ekstremitas: palmar eritema (-/-)

- -
Akral dingin
- -

Oedem - -

- -

6
Status lokalis : regio coxae dextra et sinistra
L : deformitas (-), luka (-),
F : nyeri tekan (-), krepitasi (-)
M : dalam batas normal
15. System genetalia : dalam batas normal
16. Pemeriksaan neurologis
Kesadaran : GCS E4V5M6
Fungsi luhur : dalam batas normal
Fungsi vegetative : dalam batas normal
fungsi sensorik
N N

N N

fungsi motorik
5 5 N N N N - -

5 5 N N N N - -

Kekuatan tonus RF RP
17. Pemeriksaan psikiatrik
Penampilan : Perawatan diri baik
Kesadaran : kualitatif tidak berubah, kuantitatif kompos mentis
Afek : Appropriate
Psikomotor : normoaktif
Proses pikir : bentuk: realistic
Isi : waham (-), ilusi (-), halusinasi (-)
Arus : koheren
Insight : baik
Pemeriksaan Laboratorium
• Hb : 12,8 g / dl (12-16 g / dl )
• leukosit : 6000 (4000-10.000)
• trombosit : 131.000 (150.000-400.000)
• hematokrit: 39,1 % ( 37%- 48%)
• eritrosit : 4,37 ( 4-5,5 juta)
Hitung jenis :
 EOS : 1(1-3)
7
 BAS :1 (0-1)
 ST :-
 SEG :79 (50-70)
 LYM : 11 (20-40)
 MO : 8 (0-8)
Widal :
 Typhus O : negatif
 Typhus H : negatif
 Paratyph A : negatif
 Paratyph B : negatif

F. RESUME
Sejak dua hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, Ny. A mengeluh panas dan pusing.
Panas dirasakan terus menerus.. penderita juga mengeluh badan terasa pegal-pegal di seluruh
tubuh, disamping itu pasien juga merasakan mual dan batuk. Penderita tidak merasa muntah,
sesak napas maupun kejang. Jika menderita sakit, penderita sering memeriksakan dirinya ke
bidan atau puskesmas terdekat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak
sakit, kesadaran compos mentis, status gizi kesan lebih. Hasil pemeriksaan darah lengkap
menunjukkan Hb 12,8 g / dl, leukosit 6000, trombosit 131.000, hematokrit 39,1 % , eritrosit
4,37 juta, Hitung jenis : EOS 1, BAS 1, SEG 79, LYM 11, MO 8, tes widal : Typhus O
negatif, Typhus H negatif, Paratyph A negatif, Paratyph B negative.
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik serta laboratorium didapatkan data :
 Anamnesa:
Pasien mengeluh panas sejak 2 hari yang lalu dan pusing disertai rasa mual dan
pasien merasakan badannya terasa pegal-pegal diseluruh tubuh.
 Pemeriksaan fisik didapatkan :
Nyeri perut dan adanya ruam pada tubuh pasien.
 pemeriksaan laboratorium : trombositopenia (131.000), tes widal (-)

G. DIGNOSTIK HOLISTIK
Ny. A dengan usia 28 tahun adalah penderita DF yang tinggal dalam nuclear family.
Hubungan Ny. A dengan keluarganya berjalan dengan harmonis dan dalam kehidupan

8
social, Ny. A adalah anggota masyarakat biasa dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan
ibunya adalah pemimpin anggota pengajian di tempat tinggal mereka.

1. Diagnosis dari segi biologis


Penderita menderita DF.
Diagnosis Demam dengue pada:
Demam dengue (DD) merupakan penyakit akut selama 2-7 hari ditandai dengan dua atau
lebih manifestasi klinis sebagai berikut
 Nyeri kepala
 Nyeri retro-orbital
 Mialgia atau atralgia
 Ruam kulit
 Manifestasi perdarahan ( petekie atau uji bending positif)
 Leucopenia
 Trombositopenia

2. Diagnosis dari segi psikologis


Hubungan Ny. A dengan keluarganya sangat harmonis, saling mendukung dan saling
pengertian. Hubungan dengan adik-adiknya pun berjalan dengan akrab.
3. Diagnosis dari segi social
Penderita hanya anggota masyarakat biasa, namun jarang mengikuti aktivitas atau
kegiatan yang dilaksanakan dilingkungannya.

H. PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
a. Edukasi
Edukasi terhadap pasien dan keluarga mengenai:
- Penyakit DHF yaitu tentang patofisiologi atau perjalanan penyakit
- Makna perlunya pengendalian dan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M
(menguras, mengubur dan menutup tempat penampungan air)
- Perjalanan penyakit serta prognosa DHF
- Intervensi farmakologik dan non farmakologik.
b. Tirah baring

9
Penderita sebaiknya tidur cukup 6-8 jam setiap harinya dan tidak memaksakan diri
dalam melakukan aktivitas sehari-hari karena kesibukan Ny. A sebagai pegawai swasta.
c. Diet makanan lunak dengan TKTP dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5-2 liter
dalam 24 jam (susu, air dengan gula, atau sirup) atau air tawar ditambah garam.
d. Latihan jasmani
Dilakukan setelah pasien keluar dari rumah sakit dan dinyatakan sembuh oleh dokter,
karena untuk menjaga kondisi pasien agar tidak mudah terkena penyakit.
e. Mengurangi stress dan beban pikiran
Mengurangi/ menghindari stress dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah,
bersabar atas penyakit yang diderita serta tidak gampang putus asa terhadap penyakit
yang dihadapi pasien. Lebih banyak kegiatan positif di waktu luang, sehingga stress tidak
berlebihan.
2. Medikamentosa
Penatalaksanaan Penderita
1. Infus Ringer Lactate atau Ringer Acetate atau NaCl 0,9%. Cairan oral sebanyak
mungkin. Larutan Oralit lebih baik
2. Obat-obat simtomatik hanya diberikan bila benar-benar diperlukan, seperti
0
parasetamol atau Xylomidon atau Novalgin injeksi bila suhu tubuh ≥ 38,5 C dan
Metoklopramide bila terjadi muntah-muntah.
3. Infus trombosit diberikan bila ada penurunan jumlah trombosit yang menyolok
disertai dengan tanda-tanda perdarahan masif. Bila terjadi perdarahan yang masif
dengan penurun kadar Hb dan Ht, segera beri tansfusi Whole blood.
4. Bila keadaan syok masih belum teratasi dengan pemberian cairan yang cukup sesuai
perhitungan, tanda-tanda perdarahan tidak nyata, dan pemantauan laboratorium tidak
menunjukkan perbaikan, maka pilihan kita adalah pemberian FFP (Fresh Frozen
Plasma) atau Plasma biasa.

Dalam kasus ini diberikan pengobatan:


a. IVFD RA : 33 tts/mnt
b. Ceftriaxon : 2x1g
c. Medixon : 3x125 mg
d. Vometron : 2x8 mg
e. Pamol 3x500 mg/hari
f. Ezygag 2x1
g. Psidii 3x2
h. Silex 3x1/2 cth

10
I. FOLLOW UP
Tanggal 8 oktober 2010
S : panas (-)
O : keadaan umum baik ( GCS E4V5M6)
Tanda vital: T : 120/80 mmHg
N : 84/menit
S : 39 ◦C
Status generalis : dalam batas normal
Status lokalis : dalam batas normal
Status neurologis : dalam batas normal
Status mentalis : dalam batas normal
A : OF et causa DF
P : terapi medikamentosa dilanjutkan

Tanggal 9 oktober 2010


S : keluhan (-)
O : keadaan umum baik ( GCS E4V5M6)
Tanda vital: T : 110/70 mmHg (pkl 06.00), 120/80 mmHg (pkl 12.00)
N : 88/menit (pkl 06.00), 80/menit (pkl 12.00)
S : 36 ◦C
Status generalis : dalam batas normal
Status lokalis : dalam batas normal
Status neurologis : dalam batas normal
Status mentalis : dalam batas normal
A : DF + ISPA
P : terapi medikamentosa dilanjutkan

Tanggal 10 oktober 2010


S : keluhan (-)
O : keadaan umum baik ( GCS E4V5M6)
Tanda vital: T : 120/70 mmHg (pkl 06.00), 130/80 mmHg (pkl 12.00),
N : 80/menit (pkl 06.00), 80/menit (pkl 12.00)
S : 36 ◦C
Status generalis : dalam batas normal

11
Status lokalis : dalam batas normal
Status neurologis : dalam batas normal
Status mentalis : dalam batas normal
A : DF
P : terapi medikamentosa dilanjutkan

Tanggal 11 oktober 2010


S : keluhan (-)
O : keadaan umum baik ( GCS E4V5M6)
Tanda vital: T : 90/60 mmHg (pkl 06.00), 120/80 mmHg (pkl 12.00),
N : 80/menit (pkl 06.00), 72/menit (pkl 12.00)
S : 36 ◦C
Status generalis : dalam batas normal
Status lokalis : dalam batas normal
Status neurologis : dalam batas normal
Status mentalis : dalam batas normal
A : DF
P : pamol di hentikan pemberiaannya, biocurliv 3x1, terapi medikamentosa yang lain
dilanjutkan

Tanggal 12 oktober 2010


S : keluhan (-)
O : keadaan umum baik ( GCS E4V5M6)
Tanda vital: T : 120/90 mmHg (pkl 06.00), 110/70 mmHg (pkl 12.00),
N : 80/menit (pkl 06.00), 84/menit (pkl 12.00)
S : 36 ◦C
Status generalis : dalam batas normal
Status lokalis : dalam batas normal
Status neurologis : dalam batas normal
Status mentalis : dalam batas normal
A : DF
P : terapi medikamentosa dilanjutkan

Tanggal 13 oktober 2010


12
S : keluhan (-)
O : keadaan umum baik ( GCS E4V5M6)
Tanda vital: T : 120/80 mmHg (pkl 06.00), 130/80 mmHg (pkl 12.00),
N : 84/menit (pkl 06.00), 84/menit (pkl 12.00)
S : 36 ◦C
Status generalis : dalam batas normal
Status lokalis : dalam batas normal
Status neurologis : dalam batas normal
Status mentalis : dalam batas normal
A : DF
P : Difluxin 1x1, Aviter 1x1, Psidii 3x2, Omexazon 1x1
Kesimpulan :
- Suhu Ny. A sudah menurun
- Sudah tidak keluhan lagi

I. FLOW SHEET
N Tanggal Vital sign BB/T BMI Hasil lab keluhan Rencana
o B
1 8 oktober T:120/70 71/16 27,3 Hb : 12,8 g / dl Demam, 1. Tirah baring
2010 mmHg 2 leukosit : 6000 batuk, 2. Mengurangi
RR: tidak trombosit : pusing, stress dan
dilakukan 131.000 mual beban
N : hematokrit: 39,1 pikiran
84x/mnt % 3. Minum air
S : 390C eritrosit : putih 2-3
4,37 liter/hari
Hitung jenis 4. Diet TKTP
•EOS : 1 Penunjang Dx:
•BAS :1 DL
•ST : -
•SEG :79 Terapi
•LYM : 11 medikamentos
•MO : 8 a:
Widal : - IVFD RA :
•Typhus O : 33 tts/mnt
negatif - Ceftriaxon
•Typhus H : - medixon
negatif - vometron
•Paratyph A : Po:
negatif - pamol
•Paratyp B : 3x500 mg/hari
negative -Ezygag 2x1

13
-Psidii 3x2
-silex 3x1/2
cth
2 9 oktober T:110/70 Hb : 13,7 g / Keluhan Penunjang
2010 mmHg dl (-) Dx:DL
RR: tidak leukosit : 4800 Terapi
dilakukan trombosit : medikamentos
N : 85.000 a dilanjutkan:
80x/mnt hematokrit : Terapi
S : 360C 42,2% medikamentos
eritrosit : a:
4,7 juta - IVFD RA :
33 tts/mnt
- ceftriaxon
- medixon
- vometron

Po:
- pamol 3x500
mg/hari
-Ezygag 2x1
-Psidii 3x2
-silex 3x1/2
cth
selain itu
diberikan pula
terapi non
medikamentos
a (bed rest dan
diet TKTP dan
minum air
putih 2-3
liter/hari)
3 10 T:120/70 Hb : 13,2 g / dl Terapi
oktober mmHg leukosit : 6900 medikamentos
2010 RR: tidak trombosit: a dilanjutkan
dilakukan 66.000 Terapi
N : hematokrit: 40,3 medikamentos
80x/mnt % a:
S : 360C eritrosit : - IVFD RA :
4,57 juta 33 tts/mnt
- ceftriaxon
Hitung Jenis - medixon
- vometron
EOS : 1 (1-3) Po:
BAS :1 (0-1) - pamol 3x500
ST ; 0 (2-6) mg/hari
SEG : 81 (50- -Ezygag 2x1
70) -Psidii 3x2
LYM:12 (20-40) -silex 3x1/2

14
MO : 5 (2-8) cth
selain itu
diberikan pula
terapi non
medikamentos
a (bed rest dan
diet TKTP dan
minum air
putih 2-3
liter/hari)
4 11 T:120/70 Hb : 14,9 g / Keluhan Penunjang
oktober mmHg dl (-) Dx:DL
2010 RR: tidak leukosit : 12.400 Terapi
dilakukan trombosit medikamentos
N : :22.000 a dilanjutkan:
80x/mnt hematokrit : Terapi
S : 360C 45,7% medikamentos
eritrosit : a:
5.09 juta - IVFD RA :
SGOT : 76 U/L 33 tts/mnt
SGPT : 56 U/L - ceftriaxon
- medixon
- vometron
Po ;
-Ezygag 2x1
-Psidii 3x2
-silex 3x1/2
cth
- biocurliv 3x1
selain itu
diberikan pula
terapi non
medikamentos
a (bed rest dan
diet TKTP dan
minum air
putih 2-3
liter/hari)
5 12 T:90/60 Hb: 14,7 g / dl Keluhan Penunjang
oktober mmHg leukosit : 21.800 (-) Dx:DL
2010 RR: tidak trombosit: Terapi
dilakukan 14.000 medikamentos
N : hematokrit: a dilanjutkan:
72x/mnt 45,0 % Terapi
S : 360C eritrosit : medikamentos
5.02 juta a:
- IVFD RA :
33 tts/mnt
- ceftriaxon
- medixon

15
- vometron
Po:

-Ezygag 2x1
-Psidii 3x2
-silex syr
-biocurliv 3x1
selain itu
diberikan pula
terapi non
medikamentos
a (bed rest dan
diet TKTP dan
minum air
putih 2-3
liter/hari)
6 13 T:120/80 Hb : 14,7 g / dl Keluhan Penunjang
oktober mmHg leukosit : 12.300 (-) Dx:DL
2010 RR: tidak trombosit: Terapi
dilakukan 23.000 medikamentos
N : hematokrit: a dilanjutkan:
84x/mnt 44,2 % Terapi
S : 360C eritrosit : medikamentos
4,92juta a:
- IVFD RA :
33 tts/mnt
- ceftriaxon
- medixon
- vometron
Po:
-Ezygag 2x1
-Psidii 3x2
-silex syr
-biocurliv 3x1
- BIEPL
-aviter 1x1
sacl
-omeksazon
-difloxin
selain itu
diberikan pula
terapi non
medikamentos
a (bed rest dan
diet TKTP dan
minum air
putih 2-3
liter/hari)

16
IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI DALAM KELUARGA
A. FUNGSI HOLISTIK’
1. Fungsi biologis
Keluarga ini terdiri dari 5 orang anggota keluarga. Ny. A adalah anak pertama dari 3
bersaudara. Keluarga ini menganggap penting penyakit demam berdarah sehingga
diperlukan penanganan yang serius. Untuk itu Ny A di antar ke rumah sakit untuk
memeriksakan dirinya.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan Ny. A dengan anggota keluarga sangat baik, dimana satu sama lain saling
mendukung, memperhatikan dan saling pengertian. Hubungan antara saudara
kandungnya juga berjalan dengan akrab.
3. Fungsi Sosial
Keluarga ini mempunyai kedudukan social di masyarakat. Dimana ibu dari Ny. A
adalah menjadi pemimpin pengajian yang sering diadakan di kampung tersebut.
Hubungan dengan tetangga sangat baik dan rukun. Namun Ny. A kurang
memperingati tradisi atau budaya jawa, hal ini dapat dilihat jika ada perkumpulan di
kampung Ny. A kurang aktif mengikuti kegiatan tersebut.

B. FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE


 Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang
lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain.
 Partnership
Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut
 Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut
 Affection
Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga
 Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang
dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.

17
Ny. A (28 tahun)
Apgar Ny. A terhadap keluarga 0 1 2
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi X
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah X
dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan X
saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan X
merespon smosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama- X
sama

Untuk Ny A apgar score dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Adaptation
Ny. A sangat mendapat dukungan , saran dan bantuan dari keluarganya tempat Ny. A
tinggal. Jika menghadapi suatu masalah dan memerlukan bantuan, Ny. A biasanya
menceritakan keluhan tersebut kepada teman-temannya dibandingkan kepada
keluarganya.
Score : 1
2. Partnership
Hubungan Ny. A dengan keluarganya sangat akrab. Jika ada suatu masalah Ny. A
tidak selalu menceritakan masalah tersebut pada keluarganya.
Score : 1
3. Growth
Ny. A sering mendapat dukungan dari anggota keluarganya untuk melakukan hal-hal
yang baru dan positif. Misalnya dalam hal kuliah dan bekerja, Ny. A di dukung oleh
keluarganya dalam hal memilih jurusan dan tempatnya bekerja.
4. Affection
Antara anggota keluarga saling menyayangi dan saling memberikan perhatian.
Score : 2
5. Resolve

18
Ny. A merasa puas dengan kebersamaan dan waktu yang diberikan oleh keluarganya
untuknya. Hal ini bisa dilihat jika ada waktu luang yang dimiliki oleh keluarga Ny. A
maka mereka sering kumpul bersama atau pergi rekreasi.
Score : 1
Total APGAR score Ny. A=7 ( fungsi keluarga dalam keadaan baik)

Ny. M (53 tahun)


APGAR Ny. M terhadap keluarga
Apgar Ny. M terhadap keluarga 0 1 2
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi X
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah X
dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan X
saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan X
merespon smosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama- X
sama
Untuk Ny M apgar score dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Adaptation
Ny. M sangat mendapat dukungan , saran dan bantuan dari keluarganya tempat Ny. M
tinggal. Jika menghadapi suatu masalah dan memerlukan bantuan, Ny. M biasanya
menceritakan keluhan tersebut kepada keluarganya terutama kepada suami dan Ny. A
sehingga masalah yang dihadapi bisa dipecahkan bersama-sama.
Score : 2
2. Partnership
Hubungan Ny. M dengan keluarganya sangat akrab. Jika ada suatu masalah Ny. M
hanya menceritakan masalah tersebut pada Ny.A dan suaminya, jarang di ceritakan
kepada anak-anaknya yang lain.
Score : 1
3. Growth

19
Ny. M sering mendapat dukungan dari anggota keluarganya untuk melakukan hal-hal
yang baru dan positif. Misalnya dalam hal kuliah untuk menyelesaikan program
khusus, Ny M mendapat dukungan dari suami serta anak-anaknya..
4. Affection
Antara anggota keluarga saling menyayangi dan saling memberikan perhatian.
Score : 2
5. Ny. M merasa puas dengan kebersamaan dan waktu yang diberikan oleh keluarganya
untuknya. Hal ini bisa dilihat jika ada waktu luang yang dimiliki oleh keluarga Ny. M
maka mereka sering kumpul bersama atau pergi rekreasi.
Score : 2
Total APGAR score Ny. A=9 ( fungsi keluarga dalam keadaan baik)

Sdr. R (13 tahun)


APGAR score sdr R terhadap keluarga
Apgar Sdr. R terhadap keluarga 0 1 2
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi X
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah X
dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan X
saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan X
merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama- X
sama
Untuk Sdr. R apgar score dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Adaptation
Sdr. R mendapat dukungan , saran dan bantuan dari keluarganya tempat Ny. A
tinggal. Jika menghadapi suatu masalah dan memerlukan bantuan, Sdr biasanya
menceritakan keluhan tersebut kepada keluarganya terutama kepada ibunya masalah
yang dihadapi bisa dipecahkan bersama-sama.
Score : 1

20
2. Partnership
Hubungan Sdr. R dengan keluarganya sangat akrab. Jika ada suatu masalah Sdr. R
jarang menceritakan masalah tersebut pada keluarganya.
Score : 1
3. Growth
Sdr R sering mendapat dukungan dari anggota keluarganya untuk melakukan hal-hal
yang baru dan positif. Misalnya dalam hal melanjutkan pendidikan Sdr. R selalu
mendapat dukungan dari orang tua serta saudaranya...
4. Affection
Antara anggota keluarga saling menyayangi dan saling memberikan perhatian.
Score : 2
5. Sdr. R merasa puas dengan kebersamaan dan waktu yang diberikan oleh keluarganya
untuknya. Hal ini bisa dilihat jika ada waktu luang yang dimiliki oleh keluarga Sdr. R
maka mereka sering kumpul bersama atau pergi rekreasi.
Score : 2
Total APGAR score Sdr R = 8 ( fungsi keluarga dalam keadaan baik)

Tn. T (57tahun)
APGAR score Tn T terhadap keluarga
Apgar Tn. T terhadap keluarga 0 1 2
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi X
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah X
dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan X
saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan X
merespon smosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama- X
sama
Untuk Tn. T apgar score dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Adaptation

21
Tn. T sangat mendapat dukungan , saran dan bantuan dari keluarganya tempat Tn.T
tinggal. Jika menghadapi suatu masalah dan memerlukan bantuan, Tn. T biasanya
menceritakan keluhan tersebut kepada keluarganya terutama kepada istrinya sehingga
masalah yang dihadapi bisa dipecahkan bersama-sama.
Score : 1
2. Partnership
Hubungan Tn. T dengan istrinya berjalan baik. Namun terhadap anaknya Tn. T
terkesan kaku dan pendiam. Jika ada suatu masalah Tn. T tidak selalu menceritakan
masalah tersebut pada keluarganya.
Score : 1
3. Growth
Tn. T mendapat dukungan dari anggota keluarganya untuk melakukan hal-hal yang
baru dan positif.
Score : 1
4. Affection
Antara anggota keluarga saling menyayangi dan saling memberikan perhatian.
Score : 2
5. Tn. T merasa puas dengan kebersamaan dan waktu yang diberikan oleh keluarganya
untuknya. Hal ini bisa dilihat jika ada waktu luang yang dimiliki oleh keluarga Tn. T
maka mereka sering kumpul bersama atau pergi rekreasi.
Score : 2
Total APGAR score Tn T= 7 ( fungsi keluarga dalam keadaan baik)

Tn. P (19 tahun)


APGAR score Tn. P terhadap keluarga
Apgar Tn. P terhadap keluarga 0 1 2
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya mengahadpi X
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah X
dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan X
saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan X

22
merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama- X
sama
Untuk Tn. P apgar score dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Adaptation
Tn. P sangat mendapat dukungan, saran dan bantuan dari keluarganya tempat Tn. P
tinggal. Jika menghadapi suatu masalah dan memerlukan bantuan, Tn. P biasanya
menceritakan keluhan tersebut kepada keluarganya terutama kepada ibunya masalah
yang di hadapi bisa dipecahkan bersama-sama.
Score : 2
2. Partnership
Hubungan Tn. P dengan keluarganya sangat akrab. Namun, Jika ada suatu masalah
Tn. P tidak selalu menceritakan masalah tersebut pada keluarganya.
Score : 1
3. Growth
Tn. P kurang mendapat dukungan dari anggota keluarganya untuk melakukan hal-hal
yang baru dan positif. Misalnya dalam hal melanjutkan pendidikan Tn. P didikte
untuk melanjutkan ke jurusan tertentu.
Score : 1
4. Affection
Antara anggota keluarga saling menyayangi dan saling memberikan perhatian.
Score : 2
5. Tn. P merasa jarang menghabiskan waktu bersama keluarganya. Hal ini bisa dilihat
jika ada waktu luang yang dimiliki oleh keluarga Tn. P jarang berkumpul bersama
atau pergi rekreasi.
Score : 1
Total APGAR score Tn. T = 7 ( fungsi keluarga dalam keadaan baik)

C. FUNGSI PATOLOGIS DENGAN ALAT SCREEM


Fungsi patologis dari keluarga Ny. A dinilai dengan menggunakan alat S.C.R.E.E.M
sebagai berikut:
SCREEM keluarga Ny. A
Sumber Patologis

23
Social Ikut berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya +
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dalam kehidupan sehari- -
hari
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di rumah -
Economic Penghasilan keluarga yang relatif tidak stabil -
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang lumayan cukup, Ny. A -
lulusan s1
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga Ny. A pergi -
ke bidan, atau puskesmas terdekat, sangat memperhatikan
jika ada yang terkena penyakit
Kesimpulan:
Dalam keluarga Ny. A ditemukan satu fungsi patologis yaitu social. Dimana Ny.A
kurang berpartisipasi aktif dalam mengikuti aktivitas yang dilaksanakan di tempat
tinggalnya karena kesibukan Ny. A bekerja di kantor.
D. GENOGRAM DALAMA KELUARGA

Keterangan:
= laki-laki = penderita

= perempuan X = telah meninggal

Kesimpulan:
DF tidak ditemukan pada anggota keluarga lainnya.

24
E. INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA

Tn T sdr. P

Keterangan:
: hubungan baik : laki-laki
: hubungan tidak baik : perempuan

Kesimpulan: hubungan Ny. A dengan setiap anggota keluarga yang tinggal bersamanya
cukup baik

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


A. IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1. Factor Perilaku Keluarga
a. Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan karena memiliki
tingkat pengetahuan yang relative tinggi. Menurut pendapat semua anggota
keluarga, yang dimaksud kondisi dimana seseorang tidak menderita penyakit
sehingga bisa melakukan aktivitasnya dengan baik. Penderita dan keluarganya
sudah banyak mengetahui tentang penyakit demam berdarah, sehingga ketika Nn.A
mengalami gejala yang mirip dengan demam berdarah, maka keluarga Nn.A
segera membawa Nn.A ke rumah sakit.
b. Sikap
Keluarga ini sangat peduli terhadap kesehatan penderita maupun anggota keluarga
yang lain. Jika ada anggota keluarga yang menderita sakit, maka langsung
diperiksakan ke bidan atau puskesmas di sekitar rumah mereka
c. Tindakan
Keluarga langsung mengantarkan Ny. A untuk berobat ke rumah sakit ketika Ny. A
mendapat gejala panas dan pusing. Disamping itu, mereka sangat menjaga

25
kesehatan kesehatan lingkungan. Namun Ny. A mempunyai pola makan yang
kurang teratur sehingga sering di paksa ibunya untuk makan.
d. Faktor Non Perilaku
Faktor non perilaku yang mempengaruhi kesehatan masyarakat adalah
lingkungan hidup. Lingkungan hidup adalah segala sesuatu baik benda maupun
keadaan yang berada disekitar manusia, yang dapat mempengaruhi kehidupan
manusia dan masyarakat, yaitu lingkungan biologi, lingkungan fisik, lingkungan
ekonomi dan lingkungan social (Entjang, 2000).
Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan
hygiene dan sanitasi lingkungan. Perumahan yang terlalu padat dan sempit
mengakibatkan tingginya kejadian penyakit, kecelakaan dan lain-lain. Rumah yang
sehat menurut Winslow adalah yang mampu memenuhi kebutuhan fisiologis,
psikologis, menghindari terjadinya kecelakaan, dan menghindari terjadinya
penyakit (Sukarni 1994).
a. Lingkungan
Sampai laporan ini disusun, kami belum sempat melakukan home visit, karena
ada anggota keluarga penderita ibu, ikut menunggu dan menemani di rumah
sakit. Sedangkan keluarga penderita yang lain sibuk dengan pekerjaan dan
urusannya masing-masing.
b. Pelayanan kesehatan
Menurut pengakuan ibu penderita, rumah mereka cukup dekat dengan
puskesmas dan tempat praktek bidan. Sehingga jika sakit, penderita dan
keluarga bisa segera mendatangi tempat pelayanan kesehatan tersebut.
c. Keturunan
Tidak ada faktor keturunan untuk sakit yang diderita pasien saat ini.
Diagram factor perilaku dan non perilaku
Pengetahuan Lingkungan
Keluarga ini cukup mengerti Belum sempat dilakukan
masalah kesehatan observasi

Sikap
Keluarga ini sangat peduli Pelayanan kesehatan
dengan kesehatan anggota Keluarga Ny. A Cukup dekat dengan tempat
keluarga satu sama lain tinggal Nn.A

Tindakan Keturunan
Keluarga NY. A segera Tidak ada keturunan yang
26
membawanya ke rumah menderita penyakit serupa
sakit
Kesimpulan:
Identifikasi faktor perilaku dan faktor non perilaku keluarga NY. A cukup mendukung
kesehatan NY.A karena cukup memahami tentang masalah kesehatan, kepedulian keluarga
terhadap penyakit yang diderita Ny,A serta tempat pelayanan kesehatan yang cukup dekat
dengan tempat tinggal Ny. A

Denah rumah keluaarga Ny. A

Ruang tamu Kamar tidur

Kamar tidur

mushola

toilet

Kamar tidur Kamar tidur

dapur

27
DAFTAR MASALAH
A. MASALAH MEDIS
Dengue Fever

B. MASALAH NON MEDIS


1. Ny. A tidak teratur dalam menjaga pola makannya
2. Ny. A sangat mudah tersinggung
3. Ny. A mengahadapi stress ketika memikirkan pekerjaan di kantor yang belum selesai,
namun Ny. A masih dalam kondisi sakit

C. DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Ny. A tidak teratur dalam Ny. A sangat mudah


menjaga pola makannya tersinggung

- Ny.A 28 tahun
- Penderita DF

Ny. A stress memikirkan


pekerjaanny

KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN HOLISTIK
Diagnose holistic : Ny. A (28 tahun) adalah penderita DF dalam nuclear family dengan
kondisi keluarga yang sangat harmonis, status ekonomi menengah, pendidikan yang
tinnggi dan merupakan anggota masyarakat biasa dalam kehidupan masyarakat dan
sering mengikuti beberapa aktivitas pada tempat Ny. A bekerja.
1. Segi Biologis
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan hasil
bahwa Ny. W ( 28 tahun ) menderita dengue fever.

28
2. Segi psikologis
Ny. A memiliki APGAR score 7 menunjukkan fungsi keluarga yang baik. Hubungan
antar keluarga berjalan sangat harmonis, adanya perhatian dan kasih saying yang lebih
terutama dari ibunya. Hubungan antara Ny.A dan saudaranya juga saling mendukung,
memperhatikan dan saling pengertian.
3. Segi sosial
Keluarga ini memiliki status ekonomi menengah, tingkat pendidikan dalam keluargan
Ny, A juga tinggi, di samping itu ibu Ny. A adalah pemimpin kelompok pengajian yang
berada di tempat tinggal mereka.

B. SARAN KOMPREHENSIF
Ny. A perlu diberikan edukasi mengenai penyakit Dengue fever disamping itu, agar
menjaga pola makannya dengan teratur. Selain itu penderita melakukan diet tinggi kalori
dan tinggi protein. Dan meneruskan terapi yang diberikan. Membatasi aktivitas fisik
yang diberikan serta melakukan aktivitas olahraga yang teratur.
1. Promotif
Edukasi penderita dan keluarga mengenai Dengue fever beserta komplikasi yang
ditimbulkan. Segera Memeriksakan diri ke dokter atau puskesmas terdekat jika
menderita sakit yang serupa.
2. Preventif
Tetap menjaga kondisi tubuh disamping itu menjaga pola makan dengan diet tinggi
kalori dan tinggi protein, disamping itu memperbanyak minum air putih dan menghindari
diri stress yang berlebihan.
3. Kuratif
 Obat penurun panas
 Antibiotik
4. Rehabilitative
Edukasi dan motivasi kepada pasien bahwa penderita Dengue Fever sebaiknya
membatasi aktivitas dan menambah waktu istirahat serta pola makan penderita harus
teratur.

29

Anda mungkin juga menyukai