Anda di halaman 1dari 17

\

DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................ i

Kata Pengantar ................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2

Bab II Pembahasan ........................................................................................... 3

2.1 Vitamin .......................................................................................... 3

2.2 Peranan dan Fungsi Vitamin .......................................................... 4

2.3 Bahan Pakan yang Mengandung Vitamin ..................................... 4

2.4 Jenis Vitamin dan Sumber Vitamin ............................................... 6

Bab III Penutup ................................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 13

Daftar Pustaka ................................................................................................... 14

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ”Sumber Vitamin”
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang
telah memberikan kepada penulis berupa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh
karena itu, penulis bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang tak dapat saya sebutkan satu persatu, semua yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum mencapai
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Garut, Mei 2018

Hormat saya

Penyusun

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan pakan adalah setiap bahan yang dapat dimakan, disukai, dapat
dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorpsi dan bermanfaat bagi ternak.
Oleh karena itu agar dapat disebut sebagai bahan pakan maka harus memenuhi
semua persyaratan tersebut, sedang yang dimaksud dengan pakan adalah bahan
yang dapat dimakan, dicerna dan diserap baik secara keseluruhan atau sebagian
dan tidak menimbulkan keracunan atau tidak mengganggu kesehatan ternak
yang mengkonsumsinya ( kamal, 1998), sedang yang dimaksud dengan ransum
adalah campuran beberapa bahan pakan yang disusun sedemikian rupa sehingga
zat gizi yang dikandungnya seimbang sesuai kebutuhan ternak ( Indah dan
Sobri, 2001). Komponen pakan yang dimanfaatkan oleh ternak disebut zat gizi
(Tillman et al, 1999). Pakan berfungsi sebagai pembangunan dan pemeliharaan
tubuh, sumber energi, produksi, dan pengatur proses-proses dalam tubuh.
Kandungan zat gizi yang harus ada dalam pakan adalah protein, lemak,
karbohidrat, mineral, vitamin dan air.
Berdasarkan kandungan zat gizinya bahan pakan dapat dikelompokkan
dalam 5 kelompok yaitu :
1. Pakan sumber energi yaitu pakan yang mengandung protein kurang
dari 20%, serat kasar kurang dari 18% dan kandungan dinding sel
kurang dari 39%.
2. Pakan sumber protein yaitu pakan yang mengandung protein lebih
dari 20%
3. Sumber mineral
4. Sumber vitamin
5. Pakan tambahan/Feed aditif
Dewasa ini negara kita masih mengimpor hasil ternak berupa daging, susu,
dan telur guna memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Penyebab
belum mampunya negara kita untuk dapat memenuhi kebutuhan protein hewani

1
masyarakat tersebut disebabkan oleh karena jumlah ternak yang masih kurang
juga disebabkan oleh karena masih rendahnya tingkat produktivitas ternak yng
diusahakan oleh masyarakat kita. Adapun penyebab masih rendahnya tingkat
produktivitas ternak kita tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya
adalah ketersediaan pakan yang tidak menentu, kualitas dan kuantitas
pemberian pakan yang relatif masih rendah dan harga pakan yang cenderung
setiap saat naik, dimana kenaikan harga pakan ini sering tidak bisa diimbangi
oleh naiknya harga produk dari ternak itu sendiri, sehingga hal ini sering
membuat usaha peternakan rakyat gulung tikar. Usaha pemerintah untuk dapat
mencapai swasembada produk ternak (daging, susu dan telur) perlu didukung
dengan melakukan usaha ketahanan pakan ternak di Indonesia sehingga pakan
untuk ternak ini dapat tersedia secara kontinu dengan kualitas dan kuantitas
yang baik serta dengan harga yang murah.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan vitamin?
1.2.2 Bagaimana kegunaan vitamin di tubuh ternak?
1.2.3 Bahan pakan yang mengandung sumber vitamin?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui mengenai berbagai jenis vitamin.
1.3.2 Mengetahui kegunaan vitamin bagi tubuh ternak.
1.3.3 Mengetahui berbagai jenis sumber bahan pakan yang menggandung
vitamin.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Vitamin

Merupakan senyawa organik kompleks yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah


sedikit. Meskipun kebutuhan sedikit, tetapi sangat penting untuk :

1. Pertumbuhan

2. Mempertahankan kesehatan

3. Proses metabolisme

4. Vitamin tidak dapat disintesa tubuh shg harus diperoleh dari makanan

5. Dalam makanan jumlah vitamin hanya sedikit sehingga vitamin tergolong


zat gizi mikro ( micro nutrient ).

Vitamin secara umum dapat dibagi atas dua golongan yaitu :

1. Vitamin yang larut dalam lemak : vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan


vitamin K.
2. Vitamin yang larut dalam air : biotin, cholin, folacin (asam folat),
inositol, niacin (asam nicotinat, nikotinamid), asam pantotenat (vitamin
B3), asam para amino benzoat (PABA), riboflavin (vitamin B2),
thiamin (vitamin B1), vitamin B6 (pyridoxin, pyrodoxal,
pyridoxiamin), vitamin B12 (cobalamin) dan vitamin C (asam
askorbat)

Pada vitamin yang larut dalam air hanya vitamin C yang tidak termasuk
dalam vitamin B kompleks. Vitamin berasal dari jaringan tanaman kecuali vitamin
C dan vitamin D yang terdapat dalam jaringan hewan hanya apabila hewan
mengkonsumsi pakan yang mengandungnya atau mikroorganisme yang ada dalam
tubuh mensintesisnya.

3
Vitamin yang larut dalam lemak terdapat dalam jaringan tanaman dalam
bentuk provitamin (precursor vitamin). Dalam kondisi yang baik umumnya ransum
mengandung cukup beberapa vitamin.

2.2 Peranan dan Fungsi Vitamin


Vitamin memiliki beberapa peranan penting dalam tubuh terutama dalam
tubuh ternak adapun beberapa peranan dari vitamin adalah sebagai berikut:
1. Vitamin bekerja dengan cara mengaktifkan reaksi kimia tertentu dalam
proses metabolisme.
2. Jika kekurangan vitamin maka proses metabolisme akan terganggu dan
tubuh menjadi sakit.
3. Sebagian vitamin dapat disimpan tubuh, misalnya vitamin A yang disimpan
di hati dapat digunakan selama 6 bulan & Vitamin D, disimpan di sel hati
dapat digunakan sampai 2 bulan.

Selain itu pvitamin juga mempunyai fungsi yang sangat baik bagi tubuh
adapun fungsi vitamin adalah sebagai berikut:

1. Berperan dalam reaksi kimia metabolisme energi.

2. Pertumbuhan.

3. Pemeliharaan jaringan.

4. Sebagai koenzim, dalam bentuk apoenzim (terikat dengan protein).

2.3 Bahan Pakan yang Mengandung Sumber Vitamin

Bahan pakan yang mengandung vitamin sangatlah beragam dan cukup


banyak tetapi karna dalam setiap komposisi bahan pakan jarang disebutkan
mengenai kandungan dari vitamin itu terdapat berapa persennya, oleh karena itu
dari seluruh bahan pakan sebenarnya memiliki kandungan vitamin didalamnya tapi
besar tidaknya vitamin yang terdapat dalam bahan pakan itu sendiri tergantung dari
jenis tanamannya dan bagaimana cara kita memberikan perlakuan pada bahan
pakan tersebut.

4
Oleh karena itu, ada beberapa contoh bahan pakan yang menggandung
vitamin diantaranya adalah sebagai berikut :

2.3.1 Tetes

Tetes bisa diberikan pada ternak secara langsung setelah melalui proses
pengolahan menjadi protein sel tunggal dan asam amino. Keuntungan tetes untuk
pakan ternak adalah kadar karbohidratnya tinggi (48 – 60% sebagai gula), kadar
mineral dan rasanya disukai ternak. Tetes juga mengandung vitamin B kompleks
dan unsure mikro yang dibutuhkan ternak seperti cobalt, boron, iodium, tembaga,
mangan dan seng. Kelemahannya adalah kadar kaliumnya yang tinggi dapat
menyebabkan diare jika dikonsumsi terlalu banyak. Tetes dapat digunakan dalam
ransum unggas sebesar 5-6% serta babi dan ruminansia sebesar 15%.

2.3.2 Tepung Daging

Pengolahan tepung daging dapat dilakukan dengan :

A. Dibuat dengan pemasakan dengan tangki terbuka (Meat Scrap) Dengan


pengolahan ini air dapat terus keluar, setelah itu bahan baku diperas,
dikeringkan dan digiling. Kandungan protein meat scrap berkisar 50-55%
dan bila meat scrap ini mengandung mineral phosphor sebanyak >4.4%
maka namanya meat and bone scrap.

B. Bahan Baku dimasak pada tangki tertutup. (Tankage) Setelah dimasak


dalam tangki tertutup kemudian disaring lalu residu diperas. Filtrat
diuapkan akan didapat serbuk-serbuk. Residu yang diperas menghasilkan
ampas dan dicampur dengan hasil penguapan, dekeringkan lalu digiling
maka diperoleh tankage. Kandungan protein tankage berkisar 60% dan
banyak mengandung vitamin B diantaranya asam pantotenat, niacin,
riboflavin dan vitamin B12.

2.3.3 Tepung Hati

5
Tepung hati dibuat dari hati ternak atau ikan yang tidak dikonsumsi manusia
(afkir). Proses pembuatannya melalui tiga tahap yaitu hati diiris-iris, dikeringkan
dan digiling menjadi tepung. Tepung hati mengandung protein berkisar 60-62%;
lemak 16-17% dan banyak mengandung zat besi Fe, Mg dan Cu serta vitamin B1,
riboflavin, niacin dan asam panthotenat.

2.4 Jenis Vitamin dan Bahan Pakan yang Mengandung Vitamin

Vitamin A

Ada beberapa bentuk vitamin A, yang mempunyai aktivitas biologi berbeda,


yang paling penting adalah bentuk retinol dan dehydroretinol. Retinol dulu disebut
dengan vitamin A1 di dapat sebagai ester (retinyl palmitate) dalam minyak ikan,
minyak hati, lemak susu, dan kuning telur, mempunyai aktivitas biologi sebagai
suatu alkohol, aldehyde dan asam. Bentuk alkohol merupakan bentuk yang umum,
bisaa sebagai retinol, bentuk aldehyde sebagai retinal atau retine dan bentukasam
sebagai asam retinat.

Dehydroretinol atau vitamin A2 berbeda dari retinol karena mempunyai


tambahan ikatan rangkap dan mempunyai ± 40% nilai aktivitas biologinya.
Terdapat pada ikan tawar dan burung yang memakan ikan ini. Sekarang yang
dimaksud dengan vitamin A digunakan untuk retinol dan dehydroretinol. Senyawa
yang berhubungan dengan vitamin A adalah karoten yang terdapat dalam
buahbuahan dan sayuran. Karoten ini juga disebut provitamin A, oleh karena dapat
diubah menjadi vitamin A dan precursor vitamin A karena akan menjadi vitamin
A. Sekurang-kurangnya da 10 karotenoid didapat pada tanaman yang akan diubah
kedalam vitamin A dengan efesiensi yang berbeda-beda. Beta karoten mempunyai
aktivitas vitamin A yang paling tinggi dan dapat menyediakan dua per tiga dari
vitamin A yang seharusnya dalam ransum.

Perbedaan jenis hewan mengubah beta karoten menjadi vitamin A dengan


derajat efesiensi yang berbeda. Konversi tikus untuk mengubah beta karoten
menjadi vitamin A dijadikan standar, yaitu 1 mg beta karoten setara dengan 1667
IU vitamin A. Berdasarkan standar ini didapat angka konversi beta karoten untuk

6
sapi 24%, domba 24-30%, babi 30%, unggas 100%. Satuan vitamin A yang
digunakan adalah IU atau USP, ini adalah nilai vitamin A untuk tikus 0.3 µg
(mikrogram) vitamin A alkohol atau 0.6 µg beta karoten murni.

Sumber vitamin A adalah minyak ikan, hati dan vitamin A sintesis. Beta
karoten dan vitamin A sangat mudah teroksidasi, sehingga perlu diperhitungkan
kehilangan dalam pengolahan dan penyimpanan bahan makanan ternak. Vitamin A
sintesis lebih banyak digunakan karena lebih stabil.

Vitamin D

Vitamin D adadah vitamin yang hanya terdapat dalam sedikit bahan makanan
dan dapat dibentuk dalam tubuh oleh kulit yang terkena sinar UV yang berasal dari
sinar matahari dengan panjang gelombang pendek dan frekwensi yang tinggi. Oleh
karena itu disebut vitamin cahaya matahari.

Kurang lebih 10 senyawa sterol dengan aktivitas vitamin D telah


diidentifikasikan yang dikenal sebagai provitamin D atau precursor vitamin D. Dari
segi bahan makanan, ergocalciferol (vitamin D 2) dan cholacalciferol (vitamin D3)
nama cholacalciferol menunjukan precursornya adalah cholesterol, oleh karena zat
ini sangat erat hubungan kimianya.

Iradiasi UV dan 2 provitamin – ergosterol dan & -dehydrocholerterol didapat


dari hati, minyak ikan dan kulit hewan, sehingga hewan yang kena sinar matahari
dalam waktu lebih lama tidak memerlukan tambahan vitamin D, vitamin D2 dan
vitamin D3 mempunyai aktivitas yang untuk manusia dan beberapa spesies hewan
kecuali untuk unggas vitamin D 3 lebih efesien daripada vitamin D2. Sumber ragi
yang diiradiasi, hati, minyak ikan, UV dari sinar matahari.

Vitamin E

Delapan tocopherol dan tocotrienol mempunyai aktivitas vitamin E,


semuanya dikatakan vitamin E telah diidentifikasi. Alpha tocopherol mempunyai

7
aktivitas paling tinggi, sedangkan tocopherol yang lain mempunyai aktivitas biologi
antara 1 -50% dari alpha tocopherol. Bahan yang kaya vitamin E adalah
gandum/hasil ikutannya, jagung/hasil ikutannya, padi/hasil ikutannya, kedele, hay
pastura. Sumber vitamin E sinthesis di-alpha tocopherol acetat, dedak padi dan
lembaga gandum.

Vitamin K

Terkenal sebagai vitamin antihaemorrhage, diperlukan protombin dan faktor


pembeku darah lainnya. Istilah vitamin K menggambarkan secara kimia golongan
senyawa quinone. Sejumlah kimia mempunyai aktivitas vitamin K telah diisolasi
dan disintesis. Secara alami terdapat 2 bentuk vitamin K yaitu vitamin K 1
(Phylloquinone ata phytylmenaquinone) yang terdapat pada tanaman hijau, dan
vitamin K2 (menaquinone atau multiprenyl-menaquinone) yang disintesis banyak
mikroba termasuk bakteri dalam saluran pencernaan.

Senyawa sintesis yang mengandung aktivitas vitamin K telah dibuat, terkenal


dengan nama menadion (2-methyl,1,4,naphthoquinone) dulu dikenal sebagai K3
menadione yang diubah dalam tubuh menjadi K 2 mempunyai potensi 2 -3 kali
sebagai K1 dan K2. Bahan makanan yang kaya vitamin K adalah butir-butiran,
tepung ikan, hay, bungkil kedele. Sumber vitamin K adalah menadion.

Biotin

Merupakan anggota vitamin B kompleks, mengandung sulfur, merupakan


derivat siklus urea dengan yang melekat pada cincin thiophene. Terdapat luas di
alam, memegang penting dalam metabolisme, karbohidrat, lemak dan protein.
Biotin mudah rusak oleh asam dan alkali keras dan cahaya UV. Bahan makanan
yang kaya biotin adalah kecambah jelei, bungkil kapas, bungkil kedelai, kedelai,
dedak gandum, whey, sorghum. Sumber : biotin sintetis, dedak padi dan ragi.

Choline

Struktur cholin (C6H15NO2) relatif molekul sederhana yang mengandung


gugus methyl, apabila terkena udara mudah mencair (higroskopis), lebih stabil

8
dalam bentuk kristal garam dengan asam seperti cholin chlorida atau choline
bitartrat. Garam ini cukup stabil terhadap panas dan penyimpanan, tetapi tidak
stabil terhadap basa. Terdapat dalam makanan yang mengandung phospholipid.

Kandungan choline dalam bahan makanan umumnya cukup dengan ransum


yang tinggi protein, akan banyak choline dapat disintesis dari precursor dan asam
amino tertentu. Bahan makanan yang kaya choline adalah tepung biji lobak, terung,
limbah unggas, tepung ikan, tepung daging dan tulang, butir-butiran, bungkil kapas,
bungkil kedele. Hasil ikutan pengolahan susu. Sumber choline sintesis lembaga
gandum, ragi, dedak padi, kedele, lecithin.

Folacin (Asam Folat)

Terdapat dalam beberapa bentuk. Semua bentuk mempunyai aktivitas yang


sama bila dimakan hewan, akan tetapi mempunyai aktivitas yang berbeda untuk
pertumbuhan mikroorganisme. Formula asam folat (asam pteroylmonoglutamat)
terdiri dari pteridine, para amino benzoic acid dan asam glutamat bila pecah
aktivitas nutrisinya hilang. Bentuk aktif biologi dari folacin adalah hasil reduksi
yang disebut dengan asam tetra hydrofolat. Bahan yang kaya folacin adalah bungkil
kapas, bungkil kedele, gandum/hasil ikutannya, tepung daging, tepung ikan, whey.
Sumber: folacin sintesis (ptoroylglutamic acid atau PGA) lembaga gandum, ragi.

Inositol

Struktur dari senyawa 6 C dengan gugus hydroxy yang hampir mendekati


struktur glukosa. Ada 9 bentuk, akan tetapi hanya myoinositol yang mempunyai
aktivitas biologi. Ester asam hexafosforat dari inositol adalah asam pitat, suatu
senyawa yang mengikat fosfor, menyebabkan P tidak bisa diserap hewan. Bahan
makanan yang kaya inositol adalah tepung hati, butir-butiran, tetes, tepung daging,
limbah jeruk strun, leguminosa, susu, sedangkan sebagai sumber inositol dapat
digunakan inositol sintesis, lembaga gandum dan ragi.

Niacin (asam nikotinat, nicotinamide)

9
Suatu istilah kumpulan asam nikotinat dan nicotinamide, keduanya bentuk
alami dari vitamin yang sama aktivitasnya dengan niacin. Dalam tubuh mereka
aktive sebagai nicotinamide adenine dinucleotida (NAD) keduanya larut dalam air
(dengan bentuk amide lebih lagi), tidak rusak oleh asam, basa, cahaya, oksidasi atau
panas. Bahan makanan yang banyak mengandung niacin adalah dedak padi, tepung
ikan, tepung hati, gandum/hasil ikutannya, susu, dan sebagai sumber: nicotinamide
dan niacin sintesis, dedak padi, ragi.

Asam pantothenat (vitamin B3)

Kata asam pantothenat berasal dari kata Yunani Pantothen yang artinya
disetiap tempat. Struktur asam pantothenat terdiri dari asam pentoat dan asam
amino betha alanine. Asam pantothenat mempunyai sifat larut dalam air, stabil
dalam larutan netral, tetapi rusak oleh asam, basa, terkena lama oleh panas yang
kering, bentuk komersialnya adalah Calsium Pantothenat, juga tersedia dalam
bentuk garam natrium. Bahan makanan yang kaya asam pantothenat adalah tetes,
susu/hasil ikutannya, tepung hati, bungkil kacang tanah, dedak padi, pollard dan
asam pantothenat sistesis, ragi, dedak padi, torula digunakan sebagai sumber asam
pentothenat.

Para Amino Benzoic Acid (PABA)

PABA diidentifikasikan sebagai suatu zat yang esensial untuk


mikroorganisme. Struktur kimia PABA menyerupai beberapa sulfonilamide, oleh
karena itu dapat menerangkan mengapa ia dapat ikut serta menghambat
pertumbuhan mikroba oleh obat-obat tersebut. Selain mempunyai aktivitas sebagai
suatu faktor pertumbuhan bakteria tertentu, PABA mempunyai aktivitas folacin
apabila diberikan pada hewan yang deisien folacin dimana sintesis folacin dalam
usus terjadi. Bahan makanan yang kaya PABA adalah tetes, telur, tepung ikan,
tepung hati, bungkil kacang tanah, bungkil kedele, sedangkan sumber dapat
digunakan PABA sintesis, lecithin, lembaga gandum dan ragi.

Riboflavin (vtamin B2)

10
Struktur kimia ribflavin terdiri dari satu cincin alloxazine yang mengikat pada
derivat alkohol dari gula pentosa ribosa. Riboflavin mempunyai sifat stabil dalam
larutan netral dan asam, akan tetapi rusak oleh basa dan panas, mudah rusak oleh
cahaya terutama UV. Oleh karena stabil terhadap panas maka hanya sedikit terjadi
kehilangan riboflavin dalam pengolahan makanan. Susu dan hasil ikutannya,
tepung hati, limbah unggas, rumput muda merupakan bahan yang kaya riboflavin,
sedangkan riboflavin sintesis dan ragi juga digunakan sebagai sumber riboflavin.

Thiamin (vitamin B1)

Disebut juga vitamin anti beri-beri, vitamin anti neuritis, vitamin anti
polyneuritis adalah vitamin yang pertama dari vitamin B komplek yang didapat
dalam bentuk murni, sedangkan nama B1 adalah nama yang diusulkan oleh British
(Inggris) tahun 1927. struktur thiazole yang dihubungkan oleh satu jembatan
nethylene. Thiamin sintesis dalam bentuk thiamin hydrochlorida yang sudah
dipasarkan lebih stabil dari pada vitamin yang bebas. Thiamin mono nitrat lebih
stabil daripada thiamin hydrochlorida. Derivat thiamin, thiamin propyl disulfida
dan thiamin tetrahydrofurfural disulfida telah disintesis dan sudah dianjurkan untuk
digunakan secara oral. Bahan makanan yang kaya thiamin butir-butiran/hasil
ikutannya, sedangkan thiamin hydrochlorida dan thiamin mononitrat (sintesis)
,dedak padi, ragi dan torula merupakan sumber thiamin.

Vitamin B6 (pyridoxin, pyridoxal, pyridoxamine)

Vitamin B6 adalah kumpulan dari 3 senyawa di alam yang sangat dekat


dengan potensi aktivitas vitamin B6 yaitu pyridoxine, pyridoxal dan pyridoxamine.
Pyridoxine didapat kebanyakan dalam produk tanaman, pyridoxal dan
pyridoxamine didapat dari produk hewan. Vitamin B 6 mempunyai sifat stabil
terhadap panas dan asam, tetapi mudah rusak oleh basa dan cahaya UV. Diantara
ketiga bentuk, pyridoxine lebih resisten terhadap pengolahan dan penyimpanan.
Vitamin B6 banyak terdapat dalam tepung hewan, bungkil kedele, gandum dan
hasil ikutannya, sedangkan dedak padi, pyridoxine HCL, lembaga gandum, ragi dan
torula digunakan sebagai sumber vitamin ini.

11
Vitamin B12 (cobalamin)

Vitamin B12 adalah vitamin dengan struktur yang paling besar dan sangat
kompleks dari semua molekul vitamin. Bagian utama vitamin B 12 adalah
C63H90O14N14PCo. Bahan makanan berasal dari hewan dan ikan kaya akan
vitaminini dan ragi juga dapat digunakan sebagai sumber vitamin ini.

Vitamin C (asam askorbat, asam dehydroaskorbat)

Asam askorbat adalah senyawa yang relatif strukturnya sederhana, sangat


dekat denga struktur gula monosacharida. Disintesis dar glukosa dan gula
sederhana lainnya. Oleh tanaman dan kebanyakan hewan. Dua bentuk vitamin C
ada di alam asam askorbat (bentuk reduksi) dan asam dehydroaskorbat (bentuk
oxidasi). Diantara semua vitamin, vitamin C paling tidak stabil dalam larutan,
sangat mudah larut dalam air, tetapi tidak larut dalam lemak. Stabil dalam keadaan
kering, kerusakan dipercepat oleh udara panas, cahaya, basa, enzim oksidasi, Co
dan Fe. Ampas jeruk sitrun, hati, hijauan segar, ubi jalar kaya vitamin C sedangkan
sumbernya adalah vitamin C sintesis, cherry dan tangkai bunga mawar.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

12
Bahan pakan yang mengandung sumber vitamin sangatlah banyak
akan tetapi jarang sekali orang-orang yang meneliti bahan pakan
menyebutkan berapa presentase kandungan vitamin pada tanaman tersebut.
Oleh karena itu, dalam pembuatan ransum harus diperhatikan mengenai
kebutuhan ternak akan vitaminnya. Oleh karena itu dari seluruh bahan
pakan sebenarnya memiliki kandungan vitamin didalamnya tapi besar
tidaknya vitamin yang terdapat dalam bahan pakan itu sendiri tergantung
dari jenis tanamannya dan bagaimana cara kita memberikan perlakuan pada
bahan pakan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

America Feed Industry Association Inc. 1985. Feed Manufacturing Technology.


Arlington, Virginia,

13
Anggorodi. R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Dasar Umum. Gramedia. Jakarta.

Bongdan. A.V. 1977. Tropical Agriculture Series. Longman. London.

Cockerell, I.D. Haliday and D.J. Morgan. 1997. Quality Control in the Animal
Feedstuff Manufacturing Industry. Tropical Product Institute, London.

Cullison, A.E. 1982. Feeds and Feeding. Reston Pub. Inc., Virginia.

Ensminger, M.E., J.E. Oldfield, W.W. Henemann. 1990. Feeds & Nutrition. The
Esminger Pub. Com., California.

Hacc, D.W. 1980. Handling and Storage of Food Grains in Tropical and Subtropical
Area. FAO, Rome.

14

Anda mungkin juga menyukai