Anda di halaman 1dari 15

Majalah Ekonomi Tahun XXII, No.

3 Desember 2012

MENGUNGKAP KENDALA YANG DIHADAPI AUDITOR DALAM MENDETEKSI


KECURANGANAN SALAH SAJI MATERIAL PADA
LAPORAN KEUANGAN HISTORIS
(STUDI TERHADAP PENGARUH PERUBAHAN POLA PIKIR DARI “RULE BASED” MENJADI
“PRINCIPLE BASED” DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN HISTORIS)
SRI ISWATI, ISWAHJUNI DAN WINDIJARTO
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

ABSTRAK
Profesi akuntan publik mengenai pekerjaan audit laporan keuangan historis, sangat dipengaruhi oleh
perubahan pola pikir dari “Rule Based” menjadi “Principle Based”. Hal ini memberikan tantangan yang sangat
berarti bagi auditor dalam menjalankan profesinya. Oleh sebab itu penelitian yang mengangkat topik kendala
yang dihadapi auditor dalam mendeteksi kecurangan dan salah saji material pada laporan keuangan historis.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif/alternatif. Penelitian ini akan mengeksplorasi tentang
kendala-kendala yang akan dihadapi oleh para auditor dalam mendeteksi kecurangan dan salah saji material
pada laporan keuangan historis, sehubungan dengan perubahan pola pikir dari “Rules Based” menjadi
“Principle Based”. Selain itu penelitian ini juga akan mengungkapkan cara-cara mengatasi kendala yang
ditemui tersebut. Urgensi penelitian ini bertujuan menjembatani gab yang mungkin timbul dari perubahan
prinsip tersebut, sehingga pada gilirannya hasil penelitian ini dapat memberikan masukan pada organisasi
terkait (Institut Akuntan Publik Indonesia) untuk mempersempit gap yang terjadi melalui penyusunan dan
penyempurnaan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Dari penelitian juga didapatkan bahwa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 30 Revisi 2007
dinilai masih sangat jauh dari target. Padahal, penerapan standar ini dapat memicu arus investasi global ke
Indonesia. Masih banyak sekali perusahaan-perusahaan yang belum menerapkan PSAK 30 Revisi 2007.
Banyak perusahaan belum paham manfaat penerapan standar tersebut. Padahal, penerapan standar ini akan
membuat suatu perusahaan menjadi lebih transparan.
Kata kunci : Salah Saji Material, Rule Based, Principle Based

ABSTRACT
Public accounting profession regarding the historical financial statements of the audit work, heavily influenced
by the change in the mindset of "Rule Based" to "Principle Based". This provides a very significant challenge
for auditors in carrying out his profession. Therefore, research on the topic constraints faced auditors in
detecting fraud and material misstatements in the financial statements of historical.
This study used a qualitative approach / alternative. This study will explore about the constraints that will be
faced by auditors in detecting fraud and material misstatements in the financial statements historically, in
connection with the change of mindset of "Rules Based" to "Principle Based". In addition, this study will also
reveal ways to overcome the obstacles encountered. The urgency of this research aims to bridge the gab which
may arise from changes to these principles, so in turn the results of this study can provide input on relevant
organizations (Indonesian Institute of Certified Public Accountants) to narrow the gap through the
development and refinement of Certified Public Accountants Professional Standards (SPAP).
From the research also found that the Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) 30 Revised 2007
was assessed as very far from the target. In fact, the application of these standards could trigger global
investment flows into Indonesia. There are still a lot of companies that have not adopted SFAS 30 Revised 2007.
Many companies do not understand the benefits of the application of these standards. In fact, the application of
this standard will make the company more transparent.

Keywords: One Serving Material, Rule Based, Principle-Based

- 215 -
Majalah Ekonomi Tahun XXII, No. 3 Desember 2012

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pada bulan Desember 2008, Ikatan Akuntan Indonesia Standar yang berbasis aturan mengakibatkan
(IAI) telah mencanangkan konvergensi PSAK ke munculnya standar-standar akuntasi untuk industri
IFRS secara penuh pada tahun 2012. Sejak tahun tertentu. Beberapa contohnya standar akuntansi
2007, Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan koperasi, akuntansi kehutanan, akuntansi perbankan,
Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) melaksanakan dan akuntansi penyelenggaraan jalan tol. Secara
program kerja terkait dengan proses konvergensi prinsip, terdapat kesamaan untuk standar-standar
tersebut sampai dengan tahun 2011. Ditargetkan akuntansi tadi. Sebagai contoh, prinsip akuntansi
bahwa tahun 2012, seluruh PSAK tidak memiliki beda untuk pengakuan dan pencatatan pendapatan,
material dengan IFRS yang berlaku per 1 Januari pengakuan dan pencatatan aset. Pengaturan secara
2009. Setelah tahun 2012, PSAK akan di-update aturan cenderung akan redundant dan dapat memun-
secara terus-menerus seiring adanya perubahan pada culkan banyak celah. Bahkan bisa jadi pengaturan ini
IFRS. Bukan hanya mengadaptasi IFRS yang sudah bertentangan dengan aturan umum. Lex specialis legi
terbit, DSAK-IAI juga bertekad untuk berperan aktif generali. Karena saat ini standar akuntansi berbasis
dalam pengembangan standar akuntansi dunia. prinsip, maka diharapkan baik praktisi maupun
Internasional Financial Reporting Standards (IFRS) akademisi di bidang akuntansi untuk sungguh-
memang merupakan kesepakatan global standar sungguh menguasai prinsip-prinsip akuntansi untuk
akuntansi yang didukung oleh banyak negara dan melakukan judgment atas pencatatan transaksi.
badan-badan internasional di dunia. Popularitas Hingga saat ini, masih banyak praktisi maupun
IFRS di tingkat global semakin meningkat dari akademisi yang masih menguasai akuntansi secara
waktu ke waktu. Kesepakatan G-20 di Pittburg pada pragmatis. Konsep dan prinsip akuntansi tidak
tanggal 24-25 September 2009, misalnya, menyata- dikuasai dengan baik, yang dipentingkan hanyalah
kan bahwa otoritas yang mengawasi aturan pemecahan praktis. Pola semacam ini harus segera
akuntansi internasional harus meningkatkan standar ditinggalkan untuk menyambut era IFRS.
global pada Juni 2011 untuk mengurangi kesenja-
Dalam keterkaitannya dengan profesi akuntan
ngan aturan di antara negara-negara anggota G-20.
publik mengenai pekerjaan audit laporan keuangan
Standar-standar akuntansi dan pelaporan keuangan
yang digunakan pada seriap negara belum tentu historis, sangat dipengaruhi oleh perubahan pola
sama. Untuk membangun sistem akuntansi dan pikir dari “Rule Based” menjadi “Principle Based”.
pelaporan keuangan yang seragam dibutuhkan Hal ini memberikan tantangan yang sangat berarti
standar akuntansi keuangan yang dapat diterima bagi auditor dalam menjalankan profesinya. Oleh
secara internasional maupun global. sebab itu penelitian yang mengangkat topik kendala
yang dihadapi auditor dalam mendeteksi kecurangan
Konvergensi IFRS mengakibatkan perubahan dan salah saji material pada laporan keuangan
standar akuntansi dari berbasis aturan (rule based) historis.
menajdi berbasis (pronciple based). Pengaturan
berbasis prinsip ini bertujuan untuk memenuhi tujuan 2. Masalah Penelitian
dari IFRS yaitu meningkatkan transparansi, Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan
akuntabilitas, dan keterbandingan laporan keuangan masalah dalam penelitian ini adalah:
antar entitas sevara global. Aturan semakin mengatur
hal-hal detail, maka aturan tersebut akan menajdi 1. Apa saja yang menjadi kendala auditor dalam
semakin banyak lagi, untuk menutup celah. Hal ini mendeteksi kecurangan dan salah saji material
mengakibatkan aturan akan menjadi semakin banyak pada laporan keuangan historis, sehubungan
lagi, untuk menutup celah-celah lain. Hal ini akan dengan perubahan pola pikir “Rule Based”
berbeda jika aturan berbasis prinsip. Pengaturan pada menjadi “Principle Based” pada kriteria yang
tingkat prinsip akan meliputi segala hal dibawahnya. telah ditetapkan yaitu standar akuntansi keuangan
Namun kelemahannya, akan dibutuhkan penalaran, berbasis IFRS?
judgement, dan pemahaman yang cukup mendalam 2. Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?
dari pembaca aturan dalam menerapkannya.

- 216 -
Majalah Ekonomi Tahun XXII, No. 3 Desember 2012

TINJAUAN PUSTAKA
A. Sikap Profesionalisme
Kini adalah jaman profesional. Memasuki abad ke- akuntan publik didefinisikan sebagi berikut:
21 yang dicirikan oleh budaya global yang penuh “Akuntan publik adalah akuntan yang sesuai
kompetisi dan perubahan serba cepat, tidak terba- dengan ketentuan undang- undang terdaftar
yangkan lagi ada organisasi yang bisa bertahan tanpa pada register negara dan mempunyai izin dari
profesionalisme. Bukan sekedar profesionalisme menteri keuangan untuk membuka kantor
tetapi profesionalisme kelas tinggi, world-class akuntan (swasta) yang bertugas memberikan
profesionalism, yang memampukan kita hidup pelayanan jasa akuntansi kepada masyarakat
sejajar dan bermitra dengan organisasi-organisasi atas pembayaran tertentu.”
terbaik dari seluruh dunia.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Akuntan
Salah satu hal yang perlu dikembangkan ialah Publik merupakan seorang akuntan yang telah
memasyarakatkan sikap dan mentalitas profesional. menempuh dan lulus Ujian Sertifikasi Akuntan
Suatu profesi dituntut untuk menunjukkan kualitas Publik, dan telah mendapatkan izin dari menteri
dan kompetensinya. Oleh karena itu, suatu profesi keuangan untuk menjalankan pekerjaan Akuntan
harus memiliki sikap profesionalisme. Bukanlah Publik.
pekerjaan yang menjadikan seseorang menjadi
profesional, melainkan semangat dalam melakukan 1. Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik
pekerjaan tersebut. Menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik
Pendapat Gunawan yang dikutip oleh Ales Sobur Indonesia (Nomor: 470/KMK.017/1999; pasal 3),
(2001:82) dalam bukunya “Etika Pers Profesionalisme menjelaskan bentuk-bentuk Kantor Akuntan
Dengan Nurani”, mendefinisikan profesionalisme Publik :
sebagai berikut: “Profesionalisme merupakan usaha 1. KAP dapat berpentul:
kelompok masyarakat untuk memperoleh pengawa- a. Usaha Sendiri
san atas sumber daya yang berhubungan dengan b. Usaha Kerjasama
bidang pekerjaan tertentu”. Selain itu, “Profesiona- 2. Penanggungjawab dan pemimpin KAP usaha
lisme berarti isme atau paham yang menilai tinggi sendiri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
keahlian profesional khususnya, atau kemampuan huruf a dipegang oleh Akuntan Publik yang
pribadi pada umumnya, sebagai suatu sikap, tingkah bersangkutan.
laku, serta kemampuan untuk menunjukkan suatu
3. Penanggungjawab KAP usaha kerjasama
kualitas dan kompetensi sebagai suatu profesi.
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b
B. Akuntan Publik dipegang oleh 2 (dua) orang atau lebih
Akuntan Publik yang masing-masing merupa-
Beberapa ahli mengemukan tentang pengertian kan rekam dan salah seorang bertindak
Akuntan Publik, menurut taylor dan Glezen sebagai rekan pimpinan.
(1994:18) dalam bukunya “Auditing: Integrated Dalam Kantor Akuntan Publik (KAP) terdapat
Concepts and Procedures”, menyebutkan bahwa suatu struktur organisasi seperti layaknya
“Certified Publik is an accountant who have met the
organisasi lainnya. Bentuk hukum suatu kantor
requirement to practice public accounting by akuntan publik dapat berupa perusahaan per-
passing a uniform ecaminitation and meeting
orangan atau persekutuan. Di samping itu juga
another requirements established by individual
terdapat koperasi jasa audit (KJA) yang
states that grant the license to practice public
memberikan jasanya hanya kepada koperasi.
accounting.”
Dalam suatu perusahaan yang berbentuk perseku-
Dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik tuan, beberapa akuntan publik tergabung untuk
Indonesia (Nomor:43/KMK.017/1997; pasal1; menjalankan usahanya bersama-sama sebagai
Poin a). Dinyatakan bahwa : “Akuntan Publik adalah sekutu atau rekan. Mereka memberikan pelayanan
akuntan yang memiliki izin dari menteri keuangan audit dan lain-lainnya kepada pihak yang
untuk menjalankan pekerjaan akuntan publik”. berminat. Para asisten ini biasanya adalah akuntan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:69), terdaftar, lulusan S1 jurusan akuntansi yang belum

- 217 -
Majalah Ekonomi Tahun XXII, No. 3 Desember 2012

memperoleh gelar akuntan, mahasiswa jurusan menyusun strategi pemasaran, pemanfaatan


akuntansi tahun berakhir, atau lulusan D3 instalasi komputer, dan konsultasi manfaat
akuntansi. aktuaria.
Pendapat Arens & Loebbecke yang dikutip oleh 4. Jasa Akuntansi dan Pembukuan
Amir Abadi Jusuf dalam bukunya “ Auditing: Banyak klien kecil dengan staf akuntansi yang
Pendekatan Terpadu”, (1996:14) menyebutkan terbatas menyerahkan pembuatan laporan
bahwa: keuangannnya kepada kantor akuntan publik.
“Hirarki organisasi dalam suatu akuntan Sebagian klien kecil bahkan tidak mempunyai
publik dapat terdiri dari rekan (partner) cukup karyawan untuk mengerjakan buku
manajer, para penyelia (supervisor), senior besar dan ayat jurnaknya. Banyak kantor
dan asisten. Karyawan-karyawan baru akuntan publik kecil yang bersedia melaku-
biasanya memulai karir sebagai asisten, dan kan tugas-tugas pembukuan guna memenuhi
bertugas pada setiap jenjang kerja sekan kebutuhan klien. Dalam banyak kasus dimana
laporan keuangan akan diberikan kepada
dua-tiga tahun pada setiap tingkatan
pihak ketiga, review dan bahkan juga audit
sebelum mencapai kedudukan sebagai
harus dilakukan. Dalam hal tugasnya hanya
rekan.”
terbatas pada penyusunan laporan keuangan
2. Aktivitas Akuntan Publik saja, Kap mengeluarkan laporan kompilasi
yang tidak memberikan jaminan apapun pada
Kantor Akuntan Publik pada umumnya
pihak ketiga.
menawarkan beberapa tipe jasa, tergantung pada
kapasitas dan kebutuhan kliennya. Ada empat C. AUDIT
ketegori jasa yang disediakan oleh Kantor
Akuntan Publik: a. Pengertian dan Jenis Audit
1. Jasa Atestasi Ada beberapa pengertian audit yang diberikan oleh
Jasa atestasi meliputi semua kegiatan dimana beberapa ahli di bidang akuntansi, antara lain: Menurut
kantor akuntan publik mengeluarkan laporan Alvin A.Arens dan James K.Loebbecke (1997:2):
tertulis yang menyatakan kesimpulan atas “Auditing is the accumulation and evaluation of
keandalan asersi tertulis yang telah dibuat evidence about information and established criteria.
dipertanggungjawabkan oleh pihak lain. Auditing should be dine by a competent independent
Terdapat tiga jenis jasa atestasi: person.”
- Audit Laporan Keuangan Historis Menurut Mulyadi (1990:4):
- Review Laporan Keuangan Historis “Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
- Jasa Atestasi lainnya. mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
2. Jasa Perpajakan pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan
Kantor akuntan publik menyusun surat kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk
pemberitahuan pajak (SPT) pajak penghasilan menetapkan tingkat kesesuaian antara
dari perusahaan dan perorangan, baik yang pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria
merupakan klien audit maupun yang bukan. yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-
Di samping itu, kantor akuntan publik juga hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”
memberikan jasa yang berhubungan dengan Secara umum pengertian audit adalah proses
pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai sistematis yang dilakukan oleh orang kompeten dan
(PPN) dan pajak penjualan barang mewah independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi
(PPn-BM), perencanaan perpajakan, dan jasa bahan bukti dan bertujuan memberikan pendapat
perpajakan lainnya, sekarang ini hampir mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
semua kantor akuntan publik dapat membe- Dalam melaksanakan audit faktor-faktor berikut harus
rikan jasa perpajakan lainnnya. diperhatikan:
3. Konsultasi Manajemen a. Dibutuhkan informasi yang dapat diukur dan
Jasa ini mencakup mulai dari pemberian sejumlah kriteria (standar) yang dapat digunakan
rekomendasi sederhana mengenai pembenahan sebagai panduan untuk mengevaluasi informasi
sistem akuntansi sampai keikutsertaan dalam tersebut.

- 218 -
Majalah Ekonomi Tahun XXII, No. 3 Desember 2012

b. Penetapan entitas ekonomi dan periode waktu kan dalam laporan keuangan pada jumlah yang
yang diaudit harus jelas untuk menentukan tepat.
lingkup tanggungjawab auditor. 5. Penyajian dan pengungkapan (presentation and
c. Bahan bukti harus diperoleh dalam jumlah dan disclosure). Asersi ini menyangkut masalah
kualitas yang cukup untuk memenuhi tujuan apakah komponen-komponen laporan keuangan
audit. telah diklasifikasikan, diuraikan, dan diungkapkan
d. Kemampuan auditor memahami kriteria yang secara tepat. Pengungkapan berhubungan dengan
digunakan serta sikap independen dalam apakah informasi dalam laporan keuangan,
mengumpulkan bahan bukti yang diperlukan termasuk catatan yang terkait, telah menjelaskan
untuk mendukung kesimpulan yang akan secara gamblang hal-hal yang dapat mempenga-
diambilnya. ruhi penggunaanya.

b. Tujuan dan Manfaat Audit Independen D. Kecurangan dan Salah Saji Material
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah
untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan a. Pengertian Kecurangan
keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai Kecurangan adalah penipuan kriminal yang
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. bermaksud untuk memperoleh manfaat keuangan
Kewajaran laporan keuangan diukur berdasarkan dari pemberi kerja. Kecurangan dapat dilakukan oleh
asersi terkandung dalam setiap unsur yang disajikan karyawan, manajemen, pemasok, dan pelanggan,
dalam laporan keuangan, yang disebut dengan asersi baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Kecura-
manajemen. ngan dapat terjadi apabila:
1. Pengendalian internal yang lemah, bahkan tidak
Asersi manajemen yang disajikan dalam laporan
sama sekali
keuangan dapat diklasifikasikan menjadi lima
2. Perekrutan pegawai tanpa mempertimbangkan
kategori:
kejujuran dan integritas
1. Keberadaan atau kejadian (existency or occurence). 3. Pegawai dieksploitasi oleh perusahaan secara
Asersi ini merupakan pernyataan manajemen berlebihan
aktiva, kewajiban, dan akuitas yang tercantum 4. Model manajemen yang korup; memiliki tradisi
dalam neraca benar-benar ada pada tanggal neraca korup
serta apakah pendapatan dan beban yang tercantum 5. Pegawai memiliki masalah pribadi yang tidak
dalam laporan rugi laba benar-benar terjadi periode dapat dipecahkan (alkoholik, dikejar-kejar utang,
akuntansi. dsb.)
2. Kelengkapan ( completeness). Kelengkapan
Berikut ini adalah beberapa pengertian kecurangan
berarti semua transaksi dan akun-akun yang
menurut para ahli, Pendapat Bologna dkk, yang
sebenarnya tercatat dalam laporan keuangan telah
dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal (2001:1) dalam
dicatat. Asersi kelengkapan berlawanan dengan
bukunya “Audit Kecurangan” menyebutkan bahwa :
asersi keberadaan. Jika asersi keberadaan tidak
“Kecurangan adalah penipuan kriminal yang
benar maka akun akan dinyatakan terlalu tinggi,
bermaksud untuk memberi manfaat keuangan
sementara jika asersi kelengkapan tidak benar,
kepada si penipu.” Menurut Black's Law Dictionary
maka akun akan dinyatakan terlalu rendah. Asersi
yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal (2001:2)
kelengkapan berkaitan dengan kemungkinan
dalam bukunya “Audit Kecurangan” menyebutkan
hilangnya hal-hal yang harus dicantumkan dalam
bahwa:
laporan keuangan, sedangkan asersi keberadaan
“Kecurangan adalah istilah umum, mencakup
berkaitan dengan penyebutan angka yang
berbagai ragam alat yang kecerdikan (akal bulus)
seharusnya tidak dimasukkan.
manusia dapat merencanakan, dilakukan oleh
3. Hak dan kewajiban (rights and obligations). seorang individual, untuk memperoleh manfaat
Auditor harus memastikan apakah aktiva terhadap pihak lain dengan penyajian yang palsu.
memang menjadi hak klien dan apakah kewajiban Tidak ada aturan yang tetap dan tanpa kecuali
merupakan hutang klien pada tanggal tertentu. dapat ditetapkan sebagai dalil umum dalam
4. Penilaian atau alokasi (valluation or allocation). mendefinisi kecurangan karena kecurangan
Asersi ini menyangkut apakah aktiva, kewajiban, mencakup kekagetan, akal (muslihat), kelicikan
ekuitas, pendapatan, atau beban telah dicantum- dan cara-cara yang tidak layak/wajar untuk

- 219 -
Majalah Ekonomi Tahun XXII, No. 3 Desember 2012

menipu orang lain. Batasan satu-satunya sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku
mendefinisikan kecurangan adalah apa yang Umum di Indonesia.
membatasi kebangsatan manusia.”
c. Unsur-unsur Kecurangan
Pendapat Robertson dan Lowers dalam bukunya
Kecurangan dilakukan oleh indivisual dan organisasi
“Auditing & assurance Services”, (2002:185)
menyebutkan bahwa, “Fraud consist of knowingly untuk memperoleh uang, kekayaan atau jasa; untuk
menghindari pembayaran atau kerugian jasa; atau
making material misrepresentation of fact, with the
intent of including someone to believe the falsehood untuk mengamankan kepentingan pribadi atau
and act upon it, thus, suffer a loss or damage.” usaha.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kecurangan Pendapat Amin Widjaja Tunggal (2001:4) dalam
merupakan suatu kesalahan yang disengaja, dilakukan bukunya “Audit Kecurangan”, menyatakan bahwa
oleh seseorang untuk mendapatkan suatu manfaat tiga unsur kekurangan :
keuangan secara tidak jujur sehingga mengakibatkan 1. The Act (Tindakan)
suatu kerugian materiil bagi korban. Tindakan kecurangan biasanya adalah pencurian
(theft). Misalnya, pencurian terhadap dana kas
b. Tipe-tipe Kecurangan kecil.
Berikut ini adalah beberapa tipe kecureangan 2. The Concealment (Penyembunyian)
menurut para ahli: Terdapat dua metode penyembunyian:
Pendapat Amin Widjaja Tunggal (2001:3) dalam a. Kecurangan dalam buku (on-book frauds)
bukunya “Audit Kecurangan”, menyebutkan Pembayaran atau aktivitas gelap dicatat,
bahwa : biasanya dengan keadaan yang mengaburkan/
Tipe-tipe kecurangan adalah sebagai berikut: tidak kentara, dalam buku dan catatan reguler
1. Kecurangan Eksternal perusahaan. Meskipun demikian, kecurangan
Kecurangan yang dilakukan pihak luar terhadap dalam buku meninggalkan jejak audit (audit
entitas trail). Kecurangan dalam buku dapat dideteksi
2. Kecurangan Internal pada saat pembayaran.
Tindakan ilegal yang dilakukan oleh karyawan, b. Kecurangan diluar buku (off-book frouds)
manajer, dan eksekutif terhadap perusahaan. Hal tersebut terjadi di luar aliran utama
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik Seksi akuntansi. Oleh karena itu, tidak ada jejak audit.
SA 316 (PSA No. 70) (paragraf 03 s.d. 05), terdapat Biasanya bila ini terjadi, perusahaan umumnya
dua saji yang diakibatkan oleh kecurangan: mempunyai rabat pemasok yang tidak tercatat,
1. Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam atau penjualan kas yang signifikan. Misalnya,
laporan keuangan. penyuapan (bribery). Kecurangan di luar buku
Adalah salah saji atau penghilangan secara dapat dibuktikan pada saat penerimaan.
sengaja jumlah atau pengungkapan dalam 3. The Conversion (Konversi)
laporan keuangan untuk mengelabui pemakai Adalah mengubah uang atau aktiva hasil
laporan keuangan. Hal tersebut meliputi: kecurangan ke dalam bentuk lain yang sifatnya
a. Manipulasi, pemalsuan, perubahan catatan menyarukan.
akuntansi atau dokumen pendukungnya yang d. Salah Saji Material
menjadi sumber data bagi penyajian laporan
keuangan. Konsep materialitas dan konsep resiko adalah unsur
b. Representasi yang salah dalam atau penghi- penting dalam merencanakan audit dan merancang
langan dari laporan keuangan peristiwa, pendekatan yang akan digunakan dalam melaksana-
transaksi, atau informasi signifikan. kan audit (Arens dan Locbecke, 2001:250). Konsep
c. Salah penerapan secara sengaja prinsip materialitas merupakan faktor yang penting dalam
akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, mempertimbangkan jenis laporan yang tepat utnuk
klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan. diterbitkan dalam keadaan tertentu. Sebagai contoh,
jika ada salah saji yang tidak material dalam laporan
2. Salah saji yang timbul dari perlakukan tidak
keuangan suatu entitas dan pengaruhnya terhadap
semestinya terhadap aktiva.
periode selanjutnya diperkirakan tidak terlalu
Hal ini berkaitan dengan pencurian aktiva entitas berarti, maka dapatlah dikeluarkan suatu laporan
yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan wajar tanpa pengecualian. Keadaannya akan

- 220 -
Majalah Ekonomi Tahun XXII, No. 3 Desember 2012

berbeda jika jumlah sedemikian besar sehingga dapat mempengaruhi keputusan pemakai, tetapi
dapat menimbulkan pengaruh yang material dalam secara keseluruhan laporan keuangan tersebut
laporan keuangan secara keseluruhan. tersaji dengan benar sehingga tetap berguna.
3. Jumlah sangat material atau pengaruhnya sangat
Definisi dari material dalam kaitannnya dengan meluas sehingga kewajaran laporan keuangan
akuntansi dan pelaporan audit adalah suatu salah saji secara keseluruhan diragukan. Tingkat tertinggi
dalam laporan keuangan dianggap material jika jika terjadi para pemakai dapat membuat
pengetahuan atas salah saji tersebut dapat mempenga- keputusan yang salah jika mereka mengandalkan
ruhi keputusan para pemakai laporan keuangan yang laporan keuangan secara keseluruhan. Tujuan dari
rasional. Haryono (2001:202-215) menerangkan: penetapan materialitas adalah untuk membantu
Ada empat indikator dalam menentukan tindakan auditor merencanakan mengumpulkan bahan
materialiyas, yaitu: bukti yang cukup. Jjika auditor menetapkan
i. Pertimbangan awal materialitas, jumlah yang rendah, lebih banyak bukti yang
ii. Materialitas pada tingkat laporan keuangan, dikumpulkan daripada jumlah yang tinggi tetapi
iii. Materialitas pada tingkat rekening, sedikit mengumpulkan bukti.
iv. Alokasi materialitas laporan keuangan ke
rekening. Didalam audit atas laporan keuangan, auditor
memberikan keyakinan berikut ini (Mulyadi,
Alasan auditor menentukan pertimbangan awal 2002:158-159):
materialitas adalah untuk membantu auditor 1. Auditor dapat memberikan keyakinan bahwa
merencanakan pengumpulan bukti pendukung yang jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan
memadai (Arens dan Locbrckee, 2001:252). beserta pengungkapannya telah dicatat, diringkas,
Pertimbangan awal materialitas dapat didasarkan atas digolongkan dan dikompilasi.
data laporan keuangan yang dibuat tahunan. 2. Auditor dapat memberikan keyakinan bahwa ia
Sebagaimana alternative, pertimbangan tersebut telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang
dapat didasarkan atas hasil keuangan yang lalu satu cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan
tahun atau lebih yang telah lalu, yang disesuaikan pendapat atas laporan keuangan klien.
dengan perubahan terkini seperti keadaan ekonomi 3. Auditor dapat memberikan keyakinan dalam
atau trend industri (Mulyadi, 2001:158) menerangkan bentuk pendapat bahwa laporan keuangan sebagai
definisi materialitas adalah besarnya nilai yang keseluruhan disajikan secar wajar dan tidak
dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi yang terdapat salah saji material karena kekeliruan dan
dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat ketidakberesan. Dengan demikian ada dua konsep
mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh yang melandasi keyakinan suatu pertimbangan
terhadap pertimbnagan orang yang meletakkan yaitu materialitas dan resiko eudit. Karena auditor
kepercayaan terhadap informasi tersebut. Definisi tidak memeriksa setiap transaksi yang dicerminkan
tentang materialitas tersebut mengharuskan auditor dalam laporan keyanga, maka ia harus menerima
mempertimbangkan baik keadaan yang berkaitan beberapa jumlah kekeliruan kecil. Konsep
dengan entitas maupun kebutuhan informasi pihak materialitas menunjukan seberapa besar salah saji
yang meletakan kepercayaan atas laporan keuangan yang dapat diterima oleh auditor agar pemakai
auditan. Konsep materialitas menunjukan seberapa laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji
besar salah saji yang dapat diterima oleh auditor adar tersebut. Pertimbangan materialitas mencakup
pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kualitatif dan pertimbangan
salah saji tersebut. Dari definisi diatas konsep kuantitatif. Pertimbangan kuantitatif berkaitan
materialitas dapat digunakan tiga tingkatan dalam dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan
mempertimbangkan jenis laporan yang harus dibuat keuangan. Sedangkan pertimbangan kualitatif
antara lain: berkaitan dengan penyebab salah saji.
1. Jumlah yang material, jika terdapat salah saji
dalam laporan keuangan tetapi cenderung tidak E. Rule Based
mempengaruhi keputusan pemakai laporan, Selama ini orang memandang bahwa standar
salah saji tersebut dianggap tidak material. akuntansi U.S adalah rule-based, dan IFRS adalah
2. Jumlah material, tetapi tidak mengganggu laporan principle based. Nelson (2003) mendefinisi aturan
keuangan secara keseluruhan. Tingkat materialitas (rules) meliputi kriteria spesifik, “bright line”
ini terjadi jika salah saji didalam laporan keuangan thresholds, contoh-contoh, pembatasan skopa,

- 221 -
Majalah Ekonomi Tahun XXII, No. 3 Desember 2012

perkecualian, petunjuk implementasi. AAA Financial menstrukturkan transaksi sesuai hasil yang diharapkan
Accounting Standard Communittee (2003) mengka- berdasarkan aturan dalam standar. Auditorpun menjadi
rakteristikkan standar sebagi sebuah kontinum yaitu lebih sulit untuk menolak manipulasi yang dilakukan
rigid (more rules) pada satu titik, dan fleksible (more oleh manajemen ketika ada aturan detail yang
concept or principle) pada titik lain. AAA Financial menjustifikasinya.
Accounting Standard Communittee (2003) juga
memberikan ilustrasi standar yang more rules dengan F. Principle Based
pernyataan “Annual depreciation expense for all Kebanyakan orang mengasosiasikan istilah
assets is to be 10 percent if the original cost of asset principle-based dengan Internasional Financial
until the asset fully depreciated”, dan standar yang Reporting Strandard (IFRS). Namun demikian,
more principles dengan pernyataan “Depreciation standar berbasis prinsip memiliki definisinya sendiri.
expense for the reportinmg period should reflect the Terdapat sudut pandang yang bervariasi mengenai
deline in the economic value of the asset over the apa definisi dari standar akuntansi yang principle-
period”. based. Menurut SEC, definisi dari istilah principle-
Berdasarkan ilustraso di atas, standar yang more only standard adalah standar yang high-level dengan
rules tidak meninggalkan ruang utnuk judgment sebagian kecil panduan yang sifatnya operasional.
mengenai jumlah biaya depresiasi. Standar semacam Dengan demikian, standar berbasis prinsip memberi
ini akan meningkatkan konsitensi dan keterbandingan keunggulan dalam hal memungkinkan manajer
antar perusahaan dan antar waktu, namun di sisi lain memilih perlakuan akuntansi yang merefleksikan
mungkin kurang relevan karena ketidakmampuan transaksi atau kejadian ekonomi yang mendasarinya,
standar merefleksi kejadian ekonomi entitas yang meskipun hal sebaliknya dapat terjadi. Standar
berbeda antar perusahaan dan antar waktu. berbasis prinsip judgment profesionalnya untuk
Sebaliknya pada ekstrim kanan, standar mensyarat- lebih fokus pada merefleksi kejadian atau transaksi
kan penerapan judgment dan keahlihan profesional ekonomi secara substansial, tidak sekedar
baik oleh manajer maupun auditor dalam menentukan melaporkan transaksi atau kejadian ekonomi sesuai
depresiasi asset yang paling merefleksi kondisi dengan standar.
perusahaan. Standar semacam ini konsisten dengan Walaupun demikian, FASb memandang bahwa
tujuan pelaporan keuangan untuk dapat menggambar- standar berbasis prinsip dapat menimbulkan masalah
kan kejadian yang sesungguhnya di perusahaan, terkait komparabilitas. Hal ini dikarenakan standar
namun terlalu mahal untuk diterapkan dan menurun- akuntansi berbasis prinsip dapat menimbulkan
kan komparabilitas antar perusahaan dan antar tahun. kondisi di mana professional judgment, ditambah
Jadi, sebenarnya tidak ada standar yang berada pada dengan tingkat kepercayaan yang tinggi atas
titik ekstrim garis kontinum. Standar akan berisi kebenarannya, akan mengarah pada interpretasi yang
kombinasi prinsip dan aturan, hanya saja ada standar berbeda-beda terhadap transaksi yang sama. Karena
yang memiliki aturan lebih banyak dibanding standar komparabilitas dipandang sangat penting di lingkup
yang lain sehingga orang menyebutnya sebagai rules- internasional, maka FASB pun mengeluarkan
based. proposal untuk menolak standar keuangan berbasis
Standar yang detail memiliki beberapa manfaat. prinsip.
Schipper (2003) mengidentifikasi manfaat dari standar
yang detail, yaitu (1) meningkatkan komparabilitas, G. IFRS
(2) meningkatkan verifiabilitas (konsensus antar Internasional Financial Reporting Standards (IFRS)
pengukur), (3) mengurangi kemungkinan perselisihan memang merupakan kesepakatan global standar
mengenai suatu perlakuan akuntansi, dan (4) mengura- akuntansi yang didukung oleh banyak negara dan
ngi risiko litigasi. Namun, standar yang detail juga badan-badan internasional di dunia. Popularitas
bukan tanpa kos. Standar yang detail tidak dapat IFRS di tingkat global semakin meningkat dari waktu
memenuhi tantangan perubahan kondisi keuangan ke waktu. Kesepakatan G-20 di Pittburg pada tanggal
yang kompleks dan cepat dan sering menyediakan 24-25 September 2009, misalnya, menyatakan
benchmark untuk menentukan kesesuaian dengan bahwa otoritas yang mengawasi aturan akuntansi
aturan (form) tapi merefleksi kejadian ekonomi yang internasional harus meningkatkan standar global
mendasarinya secara substansial (Finnerty 1988, pada Juni 2011 untuk mengurangi kesenjangan
dalam AAA Financial Accounting Standard aturan di antara negar-negara anggota G-20. Standar-
Committee, 2003). Standar yang detail juga standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang
menyediakan insentif bagi manajemen untuk digunakan pada pelaporan keuangan yang seragam

- 222 -
Majalah Ekonomi Tahun XXII, No. 3 Desember 2012

dibutuhkan standar akuntansi keuangan yang dapat pasar dan mengurangi biaya dari peningkatan
diterima secara internasional maupun global. modal”.
Melalui partisipasi global, IFRS memang diharapkan
menjadi standar akuntansi berbasis teori dan prinsip H. Perbandingan US GAAP dan IFRS
yang memiliki kualitas tinggi. Penerapan standar Terdapat perbedaan antara US GAAP dan IFRS,
akuntansi yang sama di seluruh dunia juga akan secara kerangka konseptual IFRS tidak menyediakan
mnengurangi masalah-masalah terkait daya banding standar khusus/pernyataan untuk investasi dana, baik
(comparability) dalam pelaporan keuanga. Hal ini pada perusahaan terbuka. Semua standar IFRS harus
sejalan dengan pendapat Kieso, Weygandt dan diikuti dan dinyatakan secara eksplisit tentang
Warfield (2008:6) “standar yang berkualitas tinggi kepatuhan terhadap IFRS dalam catatan atas laporan
untuk menfasilitasi alokasi modal yang efisien, keuangan sedangkan US GAAP, standar akuntansi
inverstor yang membutuhkan informasi yang relevan menberikan petunjuk khusus pada industri dan praktek
dan penyajian yang dapat dipercaya sehingga dari perusahaan. Pengaturan berbasis prinsip ini memiliki
informasi tersebut memungkinkan investor membuat cakupan yang lebih luas dibandingkan pengaturan
perbandingan lintas batas”. Mirza, Orrel dan Holt berbasis aturan. Dengan demikian pengguna IFRS
(2008:2) juga berpendapat “dalam perekonomian perlu memiliki penalaran yang baik untuk melakukan
yang semakin globnal, penggunaan satu perangkat judgement. Dampaknya, bisa jadi intepretasi dan
standar akuntansi yang berkualitas tinggi dapat penalaran satu pembaca dengan pembaca lain akan
membantu dalam investasi dan keputusan ekonomi berbeda-beda.
lainnya yang lintas batas, meningkatkan efisiensi

METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif/ kendala yang ditemui tersebut. Urgensi penelitian ini
alternatif. Penelitian ini akan mengeksplorasi tentang bertujuan menjembatani gab yang mungkin timbul
kendala-kendala yang akan dihadapi oleh para dari perubahan prinsip tersebut, sehingga pada
auditor dalam mendeteksi kecurangan dan salah saji gilirannya hasil penelitian ini dapat memberikan
material pada laporan keuangan historis, sehubungan masukan pada organisasi terkait (Institut Akuntan
dengan perubahan pola pikir dari “Rules Based” Publik Indonesia) untuk mempersempit gap yang
menjadi “Principle Based”. Selain itu penelitian ini terjadi melalui penyusunan dan penyempurnaan
juga akan mengungkapkan cara-cara mengatasi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

TEMUAN DAN ANALISIS


1. Penerapan PSAK 30 (Revisi 2007) pada Perusahaan yang go publik di Surabaya sangat
perusahaan-perusahaan di Surabaya sedikit, berbeda dengan di Jakarta. Juga hampir
tidak ada perusahaan di Surabaya yang
Pemahaman Perusahaan Terhadap menerbitkan obligasi. Karena itu dalam hal
PSAK 30 (2007) masalah laporan keuangan harus dibandingkan
Hasil penggalian informasi kepada beberapa dengan industri yang ada. Menurut Arsono,
informan diketahui bahwa perubahan PSAK tidak perusahaan di Surabaya tidak terlalu dikpaksa
begitu membawa pengaruh terhadap perusahaan- untuk mengikuti, akan tetapi untuk pelaporan
perusahaan di Surabaya. Salah seorang informan, keuangan semuanya harus mengikuti, Jadi untuk
Adi Arsono, dari KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Surabaya pengaruhnya hanya dipelaporan dan
Arsono, Ade Fatma & Rekan, menyatakan bahwa disclosure (pengungkapan).
Perubahan PSAK tidak begitu berpengaruh pada Berdasarkan informasi dari informan juga
perusahaan2 yang ada di sby. Hal ini karena diketahui bahwa kebanyakan perusahaan di
sebagian besar perusahaan di Surabaya jarang Surabaya kurang mengerti dan lebih mengandal-
memakai Laporan keuangan keu yang “aneh- kan auditornya. Hal ini mungkin karena keba-
aneh”, dalam arti misalnya dalam asetnya mereka nyakan di Surabaya adalah perusahaan keluarga,
jarang punya saham yang diperdagangkan, jadi tidak begitu aware dengan penerapan PSAK,

- 223 -
Majalah Ekonomi Tahun XXII, No. 3 Desember 2012

bahkan ada klien yang meskipun diundang untuk menerapkan PSAK 30 (2007). Hal ini bisa jadi
workshop PSAK tapi tidak datang, alasannya mengindikasikan bahwa bahwa banyak perusa-
adalah biar nanti auditornya yang mengatur, jadi haan di Indonesia belum transparan dan tidak siap
memang kurang aware dengan perubahan- menjadi transparan. Padahal dengan menjadi
perubahan yang ada. Salah satu dampak dari perusahaan yang transparan, arus investasi akan
ketidak aware-an ini adalah tidak adanya kontra, masuk lebih banyak ke Indonesia. PSAK 30 revisi
misalnya saja suatu saat ada uditor salah hitung, 2007 akan meningkatkan arus investasi global
karena kondisi klien yang tidak mengerti dan melalui transparansi yang nyata. Standar ini
tidak mau mengerti, klien menerima saja hasil membuka peluang fund raising melalui pasar
audit. Pak Arsono mencontohkan, misalnya ada modal. Melalui PSAK 30 revisi 2007, akan sangat
kasus auditor harus menghitung memakai biaya memudahkan pemahaman atas laporan keuangan
diamortisasi untuk menghitung hutang bank yang dengan penggunaan standar akuntansi keuangan
sifat cashflow-nya kontraktual misalnya ada (SAK) yang dikenal secara Internasional
salah hitung kalau belakangan terus diketahui (enhance comparability). PSAK 30 revisi 2007
salahnya paling hanya bilang “ya atur aja pak” sudah diterapkan sejak awal tahun 2008. Namun
jadi tidak ada kontra dengan auditor. Meskipun sampai saat ini banyak sekali perusahaan-
dalam regulasi diatur bahwa laporan keuangan perusahaan yang belum menerapkan standar
adalah tanggung jawab manajemen. tersebut. Perlu diketahui bahwa DSAK telah
Sepertinya sinyalemen sulitnya penerapan PSAK melakukan konvergensi dengan Internasional
30 (2007) juga terjadi di Jakarta meskipun secara Financial Reporting Standards (IFRS) untuk
persentase dibandingkan dengan total perusahaan lebih meningkatkan transparansi serta keperca-
diwilayah masih lebih besar Surabaya, hal ini yaan investor pada perusahaan-perusahaan di
pernah diungkap oleh anggota Dewan Standar Indonesia ( http://finance.detik.com/read
Akuntansi Keuangan (DSAK) (Mei, 2009), /2009/05/10/162015).
bahwa masih banyak perusahaan yang belum
Tabel Perbandingan PSAK 30 (2007) dengan SFAS 13 “Accounting for Lease” serta IAS 17 “Leases”
PSAK 30 (2007) SFAS NO. 13 IAS 17
1 2 3 4

Jenis Sewa Guna 1. Sewa Pembiayaan (finance lease) 1. Sewa Guna Usaha Modal (Capital 1. Sewa Pembiayaan (finance lease)
Usaha 2. Sewa operasi (operating lease) Lease) 2. Sewa operasi (operating lease)
2. S e wa Gu n a U sa h a Op e ra si
(Operating Lease)
Kriteria yang berlaku Kriteria Sewa Pembiayaan (finance Kriteria Sewa Guna Usaha Modal Kriteria Sewa Pembiayaan (finance
bagi lesse maupun lease): (Capital Lease): lease):
lessor - Klasifikasi sewa dibuat pada masa - Lessor mengalihkan pemilikan harta - Tergantung pada apakah secara
awal sewa atau beradasar persetujuan kepada lesse pada akhir periode lease. substansial seluruh resiko dan manfaat
keduabelah pihak. yang terkait dengan kepemilikan suatu
- Lease memuat opsi pembelian dengan
aktiva sewa guna usaha telah
- Penyewa guna usaha dapat membeli harga murah sehingga cukup dapat
dialihkan dari lessor ke lesse.
aktiva yang disewa pada akhir periode dipastikan bahwa harta tersebut akan
sewa, dengan harga yang telah dibeli oleh lesse. Kriteria sewa operasi (operating lease):
disepakati bersama pada awal periode - Jangka lease sama dengan atau lebih
sewa. Jika jelas dari fitur-fitur lainnya bahwa
dari 75% taksiran umur ekonomis sewa guna usaha tidak mengalihkan
- Seluruh pembayaran berkala yang aktiva yang di sewa guna usaha. secara substansial seluruh resiko dan
dilakukan oleh penyewa ditambah FSAB menentapkan bahwa kriteria m a nfa a t y an g te rka it de n ga n
dengan nilai sisa mencakup pengem- ini tidak berlaku untuk lease yang kepemilikan.
balian harga perolehan barang modal terjadi dalam 25% terakhir umur
yang disewa guna usaha serta bunga- ekonomis barang, ini juga tidak bisa
nya, sebagai keuntungan perusahaan diterapkan pada lease tanah karena
sewa guna usaha (full pay out lease). umur tanah tidak terbatas.
- Masa berlaku sewa guna usaha - Nilai sekarang pembayaran sewa
minimum 2 (dua) tahun. guna minimum, tidak termasuk
bagian biaya eksekutori, sama dengan
atau lebih dari 90% nilai pasar yang
Kriteria sewa operasi (operating lease):
wajar atas barang/aktiva.
Apabila salah satu dari kriteria sewa
Hal ini dimaksudkan sebagai faktor
pembiayaan tidak terpenuhi.
kunci adanya Capital Lease, karena
jika lesse wajib membayar hampir
semua nilai pasar atas aktiva, pada
prinsipnya sewa guna usaha tersebut
adalah pembelian.

- 224 -
Majalah Ekonomi Tahun XXII, No. 3 Desember 2012

1 2 3 4

Kriteria tambahan untuk lessor:


- Ketertagihan pembayaran sewa guna
minimum cukup dapat diramalkan.
- Biaya yang masih akan dikeluarkan
oleh lessor telah diketahui.
Sewa Guna Usaha Operasi (Operating
Lease):
Apabila sewa guna usaha tidak
memenuhi salah satu atau semua
kriteria bagi capital lease.

Dijelaskan dalam naskah Exposure Draft (ED) pembiayaan yang diklasifikasikan sebagai
revisi PSAK 30 (2011) ada dua revisi perihal sewa dimiliki untuk di jual.
tanah dan bangunan, serta perihal aset dalam sewa
ED PSAK 30 ED PSAK 30
PERIHAL (Revisi 2007) (Revisi 2011)

Sewa tanah dan bangunan Elemen tanah dan bangunan dalam perjanjian Tanah yang diperoleh dengan Hak Guna Usaha,
sewa dinilai klasifikasinya secara terpisah sebagai Hak Guna Bangunan atau lainnya diperlakukan
sewa pembiayaan atau sewa operasi, dengan sesuai dengan PSAK 47: Akuntansi Tanah.
mempertimbangkan bahwa pada umumnya tanah
memiliki umur ekonomis yang tidak terbatas.
Aset dalam sewa pembiayaan yang diklasifikasi- Perlakuan akuntansi sesuai dengan PSAK 58 Perlakuan akuntansi sebagai berikut:
kan sebagai dimiliki untuk dijual (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki (a) disajikan sebagai aset tersedia untuk dijual,
untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. jika jumlah tercatatnya terutama dapat
dipulihkan melalui transaksi penjualan
daripada penggunaan lebih lanjut;
(b) diukur sebesar nilai yang lebih rendah antara
jumlah tercatatnya dan nilai wajar setelah
dikurangi beban penjualan aset tersebut; dan
(c) diungkapkan dalam laporan keuangan untuk
memungkinkan evaluasi dampak keuangan

Salah seorang informan, pak Totok, menyatakan Pak Totok menambahkan bahwa tidak perlu
bahwa memang sepertinya tidak ada perbedaan perlakuan khusus, misalnya kasus disclosure
antara PSAK resvisi saat ini dengan sebelumnya. remunerasi pengurus, kalau yang PSAK baru harus
Pada prinsipnya, PSAK 30 revisi 2007 lebih fokus explicitly (dicantumkan) sedangkn yang lama
pada substansi, perusahaan bisa menulis apapun, tidak, padahal secara substansi jika dilihat transaksi
tetapi sebagai auditor harus bisa melihat substansi, dan saldo yang signifikan dengan afiliasi mestinya
jadi apapun yang tercatat dilihat substansinya. di disclosure dari dahulu, apalagi untuk pengurus
Menurut pak Iwan, bahwa pada intinya tidak ada mestinya menjadi bagian dari afiliasi.
perbedaan yang signifikan PSAK 30 sekarang
Dalam lease agreement pun sama antara dahulu
dengan yang sebelumnya. Hanya saja kalau dahulu
dan sekarang, menurut pak Totok tidak ada
lebih menitik beratkan pada rule, persyaratan legal-
perbedaan, hanya saja jika misalnya ada transaksi
formal, namun sekarang lebih menitik-beratkan
yang diikuti dengan perjanjian seperti contohnya
pada substansi, bentuknya bisa saja berbeda-beda,
pembelian raw material, harus dikaji lagi jika
bisa KSO dan sebagainya, tetapi dilihat apa
misalnya pembelian tersebur dibarengi dengan
substansinya, jadi secara prinsip kembali ke niat
penyerahan fasilitas untuk pengelolaan/penyim-
perusahaan. Seorang auditor sudah seharusnya
panan raw material tersebut dari supplier. Harus
memahami substansi tersebut, karena itu dikemba-
dikaji apakah harga raw material tersebut
likan kepada perusahaan bersangkutan niatnya
termasuk fasilitas tersebut, dan sebagainya.
bagaimana, tujuannya apa.
Sebagai auditor harus melihat substansinya, seperti Kendala yang Dihadapi pada Penerapan
misalnya perusahaan menyerahkan produksi PSAK 30
kepada afiliasi, sedangkan menjualnya langsung Menurut salah satu informan, justru sebenarnya
kepada misalnya supermarket, nanti akan kelihatan auditor tidak mempunyai kendala dengan PSAK
mengapa berbeda, itu lah wilayah analisis auditor. 30 karena tidak terlalu debatable. PSAK 30

- 225 -
Majalah Ekonomi Tahun XXII, No. 3 Desember 2012

mencakup leasing, berarti semua perusahaan yang dengan nilai wajar relatif bagian perjanjian sewa.
bergerak dibidang ini (leasing), bisa berupa Apabila hal ini tidak dapat dilakukan maka
kendaraan, refinancing, sale and lease back, dll. seluruh sewa diklasifikasikan sebagai sewa
Perubaahan PSAK tidak terlalu signifikan. Untuk pembiayaan, kecuali sangat jelas bahwa kedua
perusahaan leasing yang lain misalnya sewa, bisa elemen tersebut adalah sewa operasi. Untuk
sewa gedung atau sewa tanah yang keduanya perjanjian sewa yang nilai elemen tanahnya tidak
masuk operating lease. karena tanah dan gedung material maka kedua elemen dapat diakui sebagai
tsb tidak lah tanah dan gedung yang betul-betul suatu elemen tunggal dan diklasifikasikan sebagai
dimodifikasi atau dicatat/dibikin untuk kepenti- sewa pembiayaan atau sewa operasi. Pengukuran
ngan klien perusahaan. Contoh yang lain misalnya elemen tanah dan bangunan secara terpisah tidak
KFC, itu termasuk sewa juga, karena dalam diperlukan apabila bagian lessee atas tanah dan
perjanjiannya mencakup sewa gedung dan tanah, bangunan diklasifikasikan sebagai properti
namun gedung dan tanahnya sudah dibentuk investasi sesuai dengan PSAK 13 (revisi 2007)
menurut kepentingan KFC, kalau dulu hal itu dan metode nilai wajar diadopsi. Apabila
termasuk operating lease, namun pada PSAK 30 pengklasifikasian salah satu atau kedua elemen
sekarang tidak boleh lagi, karena sudah dibentuk tidak jelas, maka perlu dibuat suatu perhitungan
untuk kepentingan KFC, setelah sesuai dengan secara rinci untuk penilaian ini. Dalam hal ini
dibentuk sesuai permintaan KFC baru di sewa, lha revisi PSAK 30 tidak begitu berpengaruh, hanya
itu seharusnya tidak masuk sebagai operating penegasan.
lease, tetapi finance lease karena sewa yang
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan Menurut pak Totok, untuk PSAK revisi sekarang
manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu berangkat dari mungkin kekurang-cermatan
aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, auditor, maka sekarang harus diidentifikasi
dapat juga tidak dialihkan. mengenani “perjanjian yang mengandung” sewa.
Namun kalau Lease Agreement dalam pengertian
Satu contoh yang tidak lagi debatable Perjanjian Sewa, tidak ada perbedaan antara
diungkapkan oleh informan adalah dalam kasus PSAK saat ini dengan sebelumnya. Misalnya
sewa pesawat oleh maskapai penerbangan kita dari suatu contoh kasus pembelian real-eastate
Boeing. Tak perlu diperdebatkan lagi bahwa lease angsuran 30 kali tanpa bunga, nah ini juga harus
tersebut masuk dalam kriteria Financial Lease. diidentifikasi harga riilnya berapa, tidak mungkin
Hal tersebut dikarenakan barang/pesawat yang jika tanpa bunga.
akan di sewa disesuaikan dengan kepentingan
maskapai, setelah kepentingan maskapai terpenuhi Kendala yang Dihadapi dalam Mendeteksi
baru kemudian terjadi sewa guna usaha. Menurut Kecurangan/Salah Saji Material Sehubungan
informan, hal ini sudah jelas bahwa kriteria lease dengan Penerapan PSAK 30
tersebut adalah sewa pembiyaan, dimana secara Untuk mengaudit jika ada indikasi kecurangan/
substnsial hampir dapat dipastikan maskapai akan salah saji ada perbedaan, misalnya jika terdapat 1
membeli aktiva tersebut. Pada catatan lessor juga tahun ahistoris, biasanya pihak perusahaan minta
yang tercatat adalah data piutang bukan data sewa. tiga tahun dengan satu tahun yang ahistoris tadi
Dalam exposure draft PSAK 30 revisi 2011 sebagai break, namun sebagai auditor menyiasa-
diisyaratkan bahwa elemen tanah dan bangunan tinya dengan mengatakan bahwa tetap tiga tahun
dalam suatu perjanjian sewa perlu untuk diklasi- kita buat, tetapi dalam bentuk dipotong satu tahun
fikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa satu tahun, dengan begitu nanti terlihat. Data
operasi secara terpisah, dengan mempertimbang- yang diperoleh auditor adalah dari perusahaan,
kan sifat tanah yang memiliki umur ekonomis jadi tergantung dari niat perusahaannya. Idealnya
yang tidak terbatas. Hal ini tidak perlu dilakukan kedua pihak, baik auditor maupun manajemen
apabila hak atas properti yang diperoleh melalui perusahaan harus paham, kalau tidak akan terjadi
sewa operasi diklasifikasikan sebagai properti perselisihan. Menurut pak Agus, rata-rata
investasi, sesuai dengan PSAK 13 (revisi 2011): perusahaan itu tidak mengerti PSAK, istilah
Properti Investasi. jawanya “wes opo jare kunu”. Pada posisi
tersebut seolah-olah yang dihitung itu miliknya
Untuk pencatatan elemen sewa tanah dan auditor, bukan miliknya manajemen, nah persepsi
bangunan, pembayaran sewa minimum dialoka- yang seperti ini yang seharusnya diubah. Auditor
sikan antara keduanya secara proporsional sesuai harus cerdas menyiasati dengan memberikan

- 226 -
Majalah Ekonomi Tahun XXII, No. 3 Desember 2012

masukan-masukan bagi perusahaan, tapi jika dari aturan tersebut. Dengan logika tersebut maka
auditornya kurang cerdas, maka laporan tidak mungkin suatu aturan mengatur hal yang
keuangan akan amburadul. bertentangan dengan aturan tersebut atau aturan
lain yang masih merupakan satu kesatuan
Dalam hal pelaporan keuangan, manajemen
pengaturan.
adalah pihak bertugas untuk menyimpulkan telah
terjadi pertentangan antara suatu PSAK dengan Suatu contoh, misalnya suatu aset itu nilai
tujuan laporan keuangan. Ketika manajemen bukunya sudah nol tapi aset tersebut tetap dipakai,
telah menyimpulkan hal tersebut, tidak serta hal ini seharusnya tidak boleh. Mestinya aset
merta manajemen atau penyusun laporan tersebut tidak bernilai nol karena masih dipakai,
keuangan secara otomatis dapat menyimpang dari dan masih memberi manfaat ekonomis, seharus-
PSAK dalam penyusunan laporan keuangannya. nya dilakukan evaluasi tiap tahun atas manfaat
Penyimpangan tersebut dapat dilakukan jika ekonomis tadi. Sebaliknya jika misalnya suatu aset
kerangka regulasi yang berlaku mengijinkan nilai bukunya masih bagus/tinggi tetapi manfaat
penyimpangan tersebut atau minimal tidak mela- ekonomisnya tidak maka harus di invers, misalnya
rangnya. Jika kerangka regulasi yang berlaku kita mempunyai tanah di daerah Tanggulangin
melarangnya, maka perusahaan tidak boleh sana (terdampak lumpur), walaupun belinya
menyimpang dari PSAK dan diharuskan untuk misalnya 2 milyar tetapi secara ekonomis ada yang
mengungkap dalam catatan atas laporan nawar 5 juta saja sudah bagus. Hal-hal seperti ini
keuangan. seharusnya manajemen memahami.
Menurut pak agus, proses sosialisasi dari PSAK Menurut Pak Arif, bahwa belum banyak yang
memang agak kurang. Kurangnya begini, yang memahami bahwa leasing mempunyai komponen
disosialisasi itu adalah para akuntan publik, antara lain:
sedangkan ke manajemen sendiri kurang, tapi 1. Harus ada nilainya berapa
tentu saja itu bukan perusahaan besar yang go 2. Ada masa (periode)
publik. Bahkan untuk perusahaan yang go publik 3. Uang muka
pun, dari sekitar 400 perusahaan yang terdaftar Semua hal tersebut ada recognitionnya di
sebagai emiten, lebih dari 100 perusahaan belum akuntansi, sering kali komponen-komponen
menerapkan PSAK. Jadi kendala terbesar adalah tersebut saja terjadi salah pencatatan. Kesalahan
pemahaman dari manajemen. itu misalnya pada nilai aset, biasanya begitu aset
Selain harus memperhatikan kerangka regulasi masuk, langsung dicatat sebagai nilai aset,
yang berlaku, penyimpangan dari PSAK hanya padahal itu seharusnya sebagai agger aset yang
dapat dilakukan jika penyimpangan yang sama belum tahu statusnya, inilah yang sering
juga dilakukan oleh seluruh perusahaan dalam menyebabkan salah pada laporan keuangannya.
industri yang sama. Penyimpangan dari PSAK Untuk uang muka saja, berapa yang diakui
tidak dapat dilakukan jika ada satu perusahaan lain sebagai nilai set, apakah bunga termasuk nilai
dalam industri yang sama mematuhi suatu PSAK aset? Seharusnya bunga tidak bisa masuk sebagai
yang dianggap bertentangan dengan tujuan laporan nilai aset.
keuangan. Regulasi yang berlaku di Indonesia Untuk masalah leasing, misalnya dalam menja-
mengharuskan perusahaan untuk menyusun lankan operasinya perusahaan membutuhkan
laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi aktiva tetap dan untuk memperolehnya perusahaan
keuangan, terutama PSAK yang merupakan dapat menggunakan cara yang berbeda-beda.
komponen utama dari standar akuntansi keuangan. Salah satu yang paling mudah adalah dengan cara
Jika dalam PSAK diijinkan untuk menyimpang membelinya. Memperoleh aktiva tetap dengan
dari PSAK, maka hal ini akan membingungkan cara pembelian menimbulkan berbagai keuntu-
perusahaan yang diharuskan menyusun laporan ngan dan kerugian bagi pernsahaan dan memer-
keuangan sesuai dengan standar akuntansi lukan berbagai pertimbangan. Perusahaan perlu
keuangan. Kondisi ini akan kontradiksi atau memikirkan apakah dana yang ada mencukupi
bahkan kontraproduktif dengan penegakan atau diperlukan suatu pinjaman, dan resiko lain
regulasi yang terkait dengan pelaporan keuangan. seperti ketinggalan zaman sehingga tidak
Dilihat dari sudut pandang penyusunan suatu ekonomis lagi bila dipakai ataupun ada resiko
aturan, PSAK merupakan suatu aturan dan mung- kegagalan memakai serta kemungkinan biaya
kinkah suatu aturan mengatur untuk menyimpang pemeliharaan yang terlalu tinggi.

- 227 -
Majalah Ekonomi Tahun XXII, No. 3 Desember 2012

Cara lain dalam memperoleh aktiva yang dapat Lamanya jangka waktu suatu perjanjian lease
diterapkan adalah dengan cara leasing. Leasing tergantung pada perjanjian yang dibuat oleh lessor
berasal dari kata Lease yang berarti sewa atau dan lessee, sehingga jangka waktu perjanjian
lebih umum diartikan sewa menyewa yaitu lease ini dapat bervariasi tergantung pada
pembiayaan peralatan atau barang modal untuk kesepakatan bersama. Karena itu tidak perlu
digunakan pada proses produksi suatu perusahaan diperdebatkan lagi bahwa leasing masuk kategori
baik secara langsung maupun tidak langsung. Financial lease (Sewa Guna Pembiayaan)
Industri leasing menciptakan konsep baru untuk
mendapatkan barang modal serta menggunakan- Menurut pak Iwan, bahwa pada intinya tidak ada
nya sebaik mungkin tanpa harus membeli atau perbedaan yang signifikan PSAK 30 sekarang
memiliki barang tersebut. Ditinjau dari sudut dengan yang sebelumnya. Hanya saja kalau dahulu
ekonomi, leasing dapat pula dikatakan sebagai lebih menitik-beratkan pada rule, persyaratan legal-
salah satu cara untuk menghimpun dana yang formal, namun sekarang lebih menitik-beratkan
terdapat didalam masyarakat dan menginvestasi- pada substansi, bentuknya bisa saja berbeda-beda,
kannya kembali dalam sektor-sektor ekonomi bisa KSO dan sebagainya, tetapi dilihat apa
tertentu yang dianggap produktif. Karena itu, substansinya, jadi secara prinsip kembali ke niat
sarana leasing merupakan alternatif yang baik perusahaan. Aset dan kewajiban yang timbul dari
bagi perusahaan yang kurang modal atau hendak perjanjian sewa atau “mengandung sewa” berubah
menghemat pemakaian tanpa harus kehilangan dari off balance menjadi on balance di PSAK 30
kesempatan untuk melakukan investasi kembali revisi 2007. Transparansi dan akuntabilitas perusa-
dalam sektor-sektor ekonomi tertentu yang haan akan jelas terlihat. Seorang auditor sudah
dianggap produktif. seharusnya memahami substansi tersebut, karena
Leasing mensyaratkan adanya kesepakatan antara itu dikembalikan kepada perusahaan bersangkutan
dua pihak, lessor (pihak yang menyewakan) dan niatnya bagaimana, tujuannya apa. Seorang auditor
lessee (penyewa). Dalam perjanjian ini terdapat mempunyai tugas menguji, apapun hasil dari uji
persetujuan penyerahan atau pengalihan hak guna tersebut mesti ada resiko yang harus ditanggung.
atau hak pakai atas aktiva yang dimilikinya yang Misalnya jika ada perusahaan “berniat” misalnya
dapat disiapkan selama periode tertentu dari lessor sebuah financial lease dianggap sebagai
pada lessee. Selama periode yang dimaksud operational lease, auditor hanya dapat menyajikan
dalam perjanjian sebagai balas jasa dari hak pakai hasil pengujian berdasarkan prosedur yang sesuai
yang diberikan lessor kepada lessee dituntut untuk secara komprehensif, untuk selanjutnya bukan
membayar sejumlah uang sewa atau kompensasi wilayah auditor.
yang lain sesuai dengan perjanjian yang dibuat.

KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat perusahaan di Surabaya terhadap perkembangan
disimpulkan bahwa: Standar Akuntansi Keuangan. Karena itu
1. Berdasar informasi yang diperoleh dari informan, seringkali menyerahkan sepenuhnya kepada
hampir sebagian besar perusahaan, terutama di auditor, termasuk juga dalam hal laporan
Surabaya belum menerapkan PSAK, termasuk keuangan.
juga PSAK 30 (revisi 2007): SEWA. Hal ini dapat 3. PSAK 30 (2007), jika di banding dengan PSAK
disebabkan bahwa berdasarkan informasi dari 30 revisi sebelumnya, terletak pada substansinya,
auditor-informan, bahwa memang sosialisasi dimana auditor agar lebih jeli melihat, bukan
mengenai perkembangan PSAK hanya difokuskan hanya perjanjian sewa, namun juga perjanjian
pada auditor, padahal pihak manajemen yang mengandung sewa. Karena itu para auditor
perusahaan sudah seharusnya memahami tentang menganggap sepertinya tidak ada perbedaan
masalah tersebut. antara PSAK resvisi saat ini dengan sebelumnya.
2. Selain karena sebagian besar adalah perusahaan Pada prinsipnya, PSAK 30 revisi 2007 lebih
keluarga, ada kesan kurang aware pada sebagian fokus pada substansi, perusahaan bisa menyebut

- 228 -
Majalah Ekonomi Tahun XXII, No. 3 Desember 2012

apapun bentuknya, tetapi sebagai auditor harus perusahaan-perusahaan yang belum menerapkan
bisa melihat substansi, apapun yang tercatat PSAK 30 Revisi 2007. Banyak perusahaan belum
dilihat substansinya paham manfaat penerapan standar tersebut. Padahal,
4. Dengan melihat pada substansinya, maka auditor penerapan standar ini akan membuat suatu perusahaan
dapat melihat jika ada potensi kecurangan/salah menjadi lebih transparan. Aset dan kewajiban yang
saji, yang mungkin disebabkan oleh kekurang- timbul dari perjanjian sewa atau mengandung sewa
pahaman manajemen perusahaan, atau sebab berubah dari off balance menjadi on balance di
lainnya. PSAK 30 revisi 2007. Transparansi dan akuntabilitas
perusahaan akan jelas terlihat. Perusahaan tidak bisa
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 30 menyembunyikan hutang terkait yang mengandung
Revisi 2007 dinilai masih sangat jauh dari target. perjanjin sewa. Berangkat dari kegunaan standar
Padahal, penerapan standar ini dapat memicu arus tersebut, dengan menjadi perusahaan yang transparan,
investasi global ke Indonesia. Masih banyak sekali arus investasi akan masuk lebih banyak ke Indonesia.

SARAN
1. Sosialisasi setiap perkembangan PSAK hendak- 2. Diperlukan suatu kajian yang lebih lanjut bukan
nya juga mencakup manajemen perusahaan saja kepada auditor tetapi juga kepada manajemen
dimana PSAK tersebut nantinya akan diberla- perusahaan, mengenai pemahaman terhadap
kukan. Hal ini untuk memberikan pemahaman PSAK tersebut. Apakah faktor yang menyebabkan
yang lebih baik kepada manajemen tentang perusahaan kurang mempunyaiperhatian terhadap
PSAK sehingga pola pikir awal yang seolah-olah PSAK dan perkembangannya.
menyerahkan semuanya pada auditor dapat
diubah, karena pola pikir demikian akan menim-
bulkan permasalahan baru di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA
Barki, Henri and Jon Hartwick. 1994. Measuring User Participation, User Involvement, and User Attitude. MIS
Quarterly. January.
Earl K. Stice, et. al. 2003. Intermediate Accounting 15e, USA: South-Western,Thompson.
IAI.2008. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat
IAI. 2007. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN; PSAK No. 30 (Revisi 2007): SEWA. Dewan
Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia: Jakarta
Jatmiko, RD, 2004. Pengantar Bisnis, Malang: Penerbit UMM Press.
Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., dan Terry DW., “Akuntansi Intermediate Edisi Kesepuluh, terj. Emil
Salim. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002.
McLeod, Jr. Raymond. 2001. Management Information Systems. 8th Edition. Prentice-Hall, Inc.
___________and george Schell. 2001. Management Information Systems. 8th Edition. Prentice-Hall, Inc.
PricewaterhouseCoppers. 2005. Similiarities and Differences: A comparison of IFRS, Indonesian GP and US
GAP, Jakarta: PricewaterhouseCoppers
Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen : Konsep dan Rekayasa. Edisi 2.Cetakan 2. STIE YKPN. Yogyakarta.
Wilkinson, J.W., Michael J. Cerullo, Vasant Raval, Bernard Wong-on-Wing. 1997. Accounting Information
Systems. 4th Edition. John Wiley and Sons, Inc., New York.

- 229 -

Anda mungkin juga menyukai