Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN PENYAKIT GLOBAL

TUGAS

oleh :
Kelompok 4 Kelas A

Yulince Atanay 132310101040


Putri Rahmania Agustin 162310101003
Diwali Sukma Alyani 162310101004
Nur’aini Elita Putri 162310101008
Riska Wulandari 162310101010
Mery Aliza 162310101011
Evi Rositah 162310101033
Nindya Rahma O. 162310101038
Fitri Nur Ainy 162310101039

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikanya makalah mengenai “”. Ucapan terima kasih kami ucapkan atas
dukungan dan bantuan terhadap penulisan makalah ini kami ucapkan kepada:

1. Ns. Tantut Susanto, PhD. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Penyakit
Global.
2. Serta teman – teman kelompok yang telah banyak membantu memberi
saran dan kritik.

Makalah ini disusun guna pembaca agar dapat mudah memahami materi
.......... Kami menyadari dalam menyusun makalah ini memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Dengan demikian, saran dan kritik
sangat kami butuhkan untuk membangun penyempurnaan dalam makalah ini.

Jember, 8 April 2018

Tim penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

MERS CoV merupakan suatu penyakit yang saat ini banyak dijumpai
di negara Saudi Arabia. Penyakit ini disebabkan oleh virus Novel Corona.
Awal ditemukan virus Novel Corona yaitu pada bulan Maret 2012. Pada
tanggal 28 Mei 2013 Komite Internasional Taxonomy Viruses menetapkan
bahwa Virus Corona yang ditemukan pada saat itu akan diberi sebutan
dengan nama MERS CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corona
Virus). Asal mula virus ini belum diketahui dengan pasti penyebab dan
penularan nya. Namun, diduga virus ini muncul berasal dari virus yang
ditularkan oleh hewan khususnya yaitu pada unta yang tinggal atau berada
di Arab Saudi dan Sekitarnya.

Virus novel corona pada saat ini diduga telah menyerang beberapa
korban yang merupakan jama’ah Umrah dan Haji asal indonesia
dinyatakan telah mengidap virus tersebut. Namun untuk saat ini,
mengenali gejala dan cara pencegahan penyakit yang disebabkan olehvirus
koronatersebut, para jama’ah ataupun warga indonesia yang hendak
beribadah umroh dan haji melakukan pemeriksaan kesehatan untuk
kelayakan daya tahan tubuh dan kondisi fisiknya. Pihak medis pun ikut
serta dalam melansir berbagai informasi mengenai gejala serta cara
pencegahan agar virus itu dapat diminimalkan dan tidak menular serta
tidak berkembang di Indonesia (Fachul, Fahran dkk, 2015).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Deskripsi Komunitas : Hasil Analisis Situasi dan Kondisi

Sindrom respirasi Timur Tengah, atau Middle-East Respiratory Syndrome


(MERS) adalah penyakit yang diketahui disebabkan oleh beta coronavirus MERS-
CoV berdasarkan temuan sampel dahak penderita radang paru pada saat wabah flu
tahun 2012 di Arab Saudi. Seseorang yang terjangkit virus ini dapat mengalami
sakit setelah masa inkubasi (waktu antara ketika seseorang terkena MERS-CoV
dan ketika mereka mulai memiliki gejala) sekitar 12 hari.

Gejala yang ditimbulkan MERS seperti demam, batuk berdahak, dan


sesak, biasanya berlangsung selama 7 hari. Komplikasi berat penyakit ini adalah
gagal ginjal dan juga gagal multiorgan sehingga berisiko menyebabkan kematian.

Sejak 2012, World Health Organization (WHO) melaporkan 1841 kasus


MERS-CoV yang dikonfirmasi laboratorium termasuk 652 kematian dari 28
negara.

Penyebaran virus MERS hingga saat ini telah mencapai berbagai negara
selain Arab Saudi seperti Emirat Arab, Yordania, Qatar, Inggris, Kuwait, Tunisia,
Oman, Perancis, Jerman, Malaysia, Yaman, Mesir, Yunani, Italia, Libanon,
Filipina, Spanyol, dan Amerika Serikat. Indonesia sendiri mengalami dua kasus
diduga MERS terhadap dua orang jemaah umrah dari Medan dan Bali, sempat
dirawat beberapa jam sebelum akhirnya meninggal dunia.

Temuan Centers of Disease Contro and Prevention (CDC) menunjukkan


bahwa asal muasal virus MERS berasal dari hewan kelelawan dan kemungkinan
juga bisa menjangkiti hwan ternak seperti unta dan kambing. Virus ini diduga
menular melalui kontak erat dan melalui udara sehingga masuk ke saluran napas
dan menimbulkan infeksi. Temuan WHO menyebutkan bahwa orang-orang yang
berisiko tinggi terinfeksi MERS-CoV adalah penderita diabetes, penyakit jantung
kronis, penyakit paru kronis, penderita gangguan ginjal, penderita masalah
imunitas (kurang gizi dan AIDS), serta pekerja atau pengunjung fasilitas
kesehatan dan peternakan.

Pencegahan yang bisa dilakukan paling mudah dengan menjaga


kebersihan diri seperti cuci tangan setiap sebelum dan sesudah beraktifitas,
menjaga daya tahan tubuh dengan makanan yang bergizi secara tertur, hindari
gaya hidup tidak sehat, lakukan olahraga secara teratur, istirahat yang cukup, serta
tidak mengonsumsi bahan makanan dan minuman yang tidak diproses dengan
baik. Kemudian saat berhadapan dengan orang sakit sebaiknya mengenakan APD.
Jika berpergian umrah/haji atau berpergian ke tempat yang memiliki riwayat
MERS, sebaiknya mematuhi tata aturan kesehatan dengan mendapatkan vaksin
standar. Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia telah memungkinkan
pelayanan kasus MERS dengan cara perawatan di ruang isolasi dan diberikan
pengobatan pendukung.

2.2 Perumusan masalah  sintesis analisis situasi dan kondisi


Di Indonesia sebagian besar masyarakatnya mayoritas beragama islam,
dan salah satu keinginanya menunaikan ibadah haji di Arab Saudi dimana itu
termasuk wilayah timur tengah yang merupakan awal ditemukannya virus MERS-
CoV. Maka warga negara Indonesia memiliki resiko besar terjangkit virus MERS-
CoV.
2.3. Deskripsi populasi target

Program yang kami buat yaitu bekerja sama dengan kementrian kesehatan
dengan kementrian agama untuk membuat kelas kesahatan yang wajib diikuti oleh
calon jama’ah haji dan umroh.

Program ini dibuat diperuntukkan terhadap WNI yang akan melaksanakan


ibadah Umrah dan haji, di wilayah Timur Tengah khususnya di negara Jazirah
Arab.
2.4. Model Program Perencanaan

Kementrian Kementrian Agama


Kesehatan

Tenaga
Kesehatan

Program
HAMERS

Mendata calon jama'ah


dari agensi umrah/haji

pengelompokan kelas Program


dan pembuatan jadwal
tercapai

Pemberian pengetahuan

2.5. Deskripsi program

Program yang kami buat yaitu bekerja sama dengan kementrian kesehatan
dengan kementrian agama untuk membuat kelas kesahatan yang wajib diikuti oleh
calon jama’ah haji dan umroh.

Program ini dibuat diperuntukkan terhadap WNI yang akan melaksanakan


ibadah Umrah dan haji, di wilayah Timur Tengah khususnya di negara Jazirah
Arab. Dalam pemberian edukasi dan pengetahuan masyarakat WNI yang akan
berpergian ke wilayah timur tengah akan dikenalkan

1.Apa itu virus MERS-CoV

2.Mengenali tanda dan gejala virus MERS-CoV


3.Alat pelindung diri saat melakukan ibadah Haji atau Umrah

4.Pentingnya imunisasi

2.6. Tujuan Program

1. Tujuan Umum
Terwujudnya upaya kesiapsiagaan menghadapi MERS-CoV untuk
melindungi WNI di negara terjangkit dan yang pergi ke negara terjangkit,
serta memutus rantai penularan dan meminimalisir kasus kematian di
Indonesia.
2. Tujuan khusus :
1. Terdeteksi secara dini kasus MERS-CoV yang berasal dari negara
terjangkit.
2. Memutus rantai penularan dan penyebaran kasus di wilayah Indonesia.
3. Melindungi petugas kesehatan yang dalam tugasnya berisiko tinggi
terinfeksi, pengunjung pasien suspek dan terkonfirmasi.
4. Meminimalkan kematian kasus.
5. Mengetahui karakteristik klinis dan karakteristik epidemiologik MERS-
CoV.

2.7. Kriteria Evaluasi Program

a. Dikatakan berhasil jika:

1. Jika diketahui jumlah orang yang terinveksi MERS-CoV atau yang


beresiko menurun.

2. Pemeriksaan dari segi aspek menunjukkan negatif (-).

3. Jama’ah sudah memahami tentang prinsip virus MERS-CoV.

4. Tidak adanya Warga Negara Indonesia yang kembali ke Indonesia


dengan terjangkit virus MERS-CoV.
5. Turunnya risiko penularan pengidap MERS-CoV terhadap orang lain
yang sehat.

b. Dikatakan tidak berhasil apabila:

1. Meningkatnya jumlah orang yang terinveksi atau beresiko terjangkit virus


MERS-CoV.

2. Pemeriksaan dari segi aspek menunjukkan negatif (+).

3. Jama’ah belum memahami tentang prinsip virus MERS-CoV.

4. Adanya Warga Negara Indonesia yang kembali ke Indonesia dengan


terjangkit virus MERS-CoV.

5. Meningkatnya risiko penularan pengidap MERS-CoV terhadap orang lain


yang sehat.

2.8. Aktivitas Intervensi Program

Dalam kegiatan antisipasi penyakit MERS-CoV dapat dilakukan dengan.


1. Pemberian edukasi tentang virus MERS
2. Memberi pemahaman mengenai persiapan kesehatan jamaah haji/umrah
3. Mengenalkan pentingnya APD sebagai bentuk pencegahaan

2.9. Sumber-sumber dan Keterbatasan

a. Sumber-sumber

1. 1. Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).

2. Kementrian agama

3. Kementrian kesehatan

b. Keterbatasan

1. Belum ditemukan penyebab pasti virus corona yang menyebabkan


penyakit MERS-CoV.
2. Ketidaktahuan masyarakat mengenai penyakit MERS-CoV.

3. Masih kurangnya penelitian lebih lanjut mengenai penatalaksanaan


MERS-CoV.

2.9 Budget
Daftar Pustaka

Kemenkes RI. Pedoman Umum Kesiapsiagaan Menghadapi Middle East


Respiratory Syndrome- Corona Virus (MERS-CoV). Jakarta; Kementerian
Kesehatan RI. 2013.
Yusri, Imran, 2016. Analisis kesiap siagaan kantor kesehatan pelabuhan kelas III
banda aceh menghadapi risiko bencana infeksi virus mers-cov di
bandarasultan iskandar mudatahun. Aceh : Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.
H. Novie, 2016. Middle East Respiratory Syndrome. Manado: Jurnal Biomedik
(JBM).
I,Fachul.,Zaelani,F.,Giananjar.,Fajrul,Farah.,Mubarok,Y.2015.Penyakit Mers.

Cirebon.

Pratomo, Irandi. 2014. MERS: Penyakit Pernapasan. Vol.2 No.5 Edisi: 38.
Rubrik Sosial Budaya.
https://www.researchgate.net/profile/Irandi_Pratomo/publication/2626987
66_MERS_Middle-
East_Respiratory_Syndrome/links/00b7d5388736907759000000.pdf.
(diakses pada tanggal 8 Maret 2018)

Anda mungkin juga menyukai