Anda di halaman 1dari 9

Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan

Volume 4, Nomor 2, Juli 2011 (61-70)


ISSN 1979-5645

Koordinasi Bappeda dalam Perencanaan Pembangunan Kesehatan


di Kabupaten Enrekang

Agusman Hidayat (Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Hasanuddin)


Juanda Nawawi (Ilmu Pemerintahan Universitas Hasanuddin)
Rabina Yunus (Ilmu Pemerintahan Universitas Hasanuddin)
Email: agusmanhidayat@gmail.com

Abstract
This study aims to identify and describe how the coordination form of BAPPEDA with the De-
partment of Health in the health development planning in Enrekang. Factors that influencing
the coordination BAPPEDA with the health department, as well as to identify and describe the
health development planning process at the district Enrekang. The type of research that used
are descriptive and qualitative methods, in an attempt to illustrate, describe, express, explain,
and analyze BAPPEDA coordination in health development planning. Data collection techniques
used were interviews and direct observation, and survey research base used. The results showed
that a form of coordination of BAPPEDA in health planning in Enrekang is coordination in plan-
ning consist of the meeting and briefing, sharing the information and building the comitmen
beetwen all of stakeholders. And health development planning process is the preparation of
plans, preparation of program planning, program implementation, monitoring and evaluating
the implementation of the program, and has been running quite good show participation model
of "bottom up".
Keywords: coordination, health, composing, planning, development

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana wujud koordinasi
BAPPEDA dengan Dinas Kesehatan dalam perencanaan pembangunan kesehatan Di Kabupaten
Enrekang, Faktor- faktor yang mempengaruhi koordinasi BAPPEDA dengan Dinas Kesehatan,
serta untuk mengetahui dan menggambarkan proses penyusunan perencanaan pembangunan
kesehatan di kabupaten Enrekang. Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dan
metode yang digunakan kualitatif, sebagai upaya untuk menggambarkan, menjabarkan,
mengungkapkan, menjelaskan, dan menganalisis koordinasi BAPPEDA dalam perencanaan
pembangunan kesehatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara serta
observasi atau pengamatan langsung, dan dasar penelitian yang digunakan survey. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa wujud koordinasi yang dilakukan BAPPEDA dalam perencanaan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Enrekang adalah berupa adanya rapat-rapat, per-
tukaran informasi serta komitmen yang dibangun antara setiap pihak yang terlibat. Dan Proses
penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan yaitu penyusunan rencana, penyusunan
program rencana, Pelaksanaan program, pengawasan atas pelaksanaan program dan pen-
gevaluasian, dan telah berjalan cukup baik menunjukkan model partisipasi dari bawah “bottom
up”.
Kata kunci: koordinasi, kesehatan, penyusunan, perencanaan, pembangunan.

61
Koordinasi Bappeda dalam Perencanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Enrekang
(Agusman Hidayat, Juanda Nawawi, Rabina Yunus)

PENDAHULUAN pembangunan daerah sebagai suatu kesatuan


dalam sistem perencanaan pembangunan
Undang-undang Dasar Negara Republik nasional”
Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bah- Konsep pembangunan daerah harus tetap
wa proklamasi kemerdekaan telah berada dalam bingkai pembangunan nasion-
mengantarkan Indonesia menuju cita-cita al. Hakikat pembangunan nasional adalah
berkehidupan kebangsaan yang bebas, ber- pembangunan manusia indonesia seutuhnya
satu, berdaulat, adil dan makmur. Tugas dan pembangunan seluruh masyarakat indo-
pokok bangsa selanjutnya adalah menyem- nesia. Pembangunan nasional mencakup
purnakan dan menjaga kemerdekaan itu ser- semua matra dan aspek kehidupan baik itu
ta mengisinya dengan pembangunan. Agar aspek ekonomi, sosial budaya, ideologi, mau-
kegiatan pembangunan berjalan efektif, pun stabilitas bernegara.
efesien, dan bersasaran, maka diperlukan Perencanaan pembangunan daerah meru-
perencanaan pembangunan nasional. Keber- pakan proses kerja yang esensial tentang
hasilan tujuan pembangunan nasional akan pokok pemerintahan di daerah. Atas dasar
tercapai secara optimal sesuai dengan yang pemikiran tersebut maka dibentuklah Badan
telah dicita-citakan, apabila terdapat Perencanaan Pembangunan Daerah
perencanaan pembangunan yang cukup baik (Bappeda) yang diatur dalam Peraturan
dalam berbagai aspek kehidupan. Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang
Pembangunan nasional merupakan aku- Organisasi Perangkat Daerah.
mulasi dari pembangunan daerah, dimana Pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun
pada hakekatnya daerah menjadi tempat ter- 2004 tentang Sistem Perencanaan Pem-
akumulasinya program-program pem- bangunan Nasional, telah mengukuhkan legit-
bangunan. Pembangunan daerah akan ter- imasi formal bagi institusi perencanaan di
laksana dengan baik, sinergis dan terarah daerah (BAPPEDA) yang merupakan salah sa-
apabila diawali dengan perencanaan yang tu sarana penting untuk mewujudkan sistem
matang dan propesional serta memper- perencanaan yang efektif dan bertanggung-
hatikan aspek kontinuitasnya. jawab. Perencanaan hendaknya mampu men-
Perencanaan yang lebih menyeluruh, ter- jamin bahwa pembangunan daerah menuju
arah, dan terpadu diperlukan untuk menja- kearah yang tepat sesuai dengan tuntutan
min laju perkembangan di daerah, dalam internal dan eksternal, ditunjang oleh potensi
mencapai suatu masyarakat yang adil dan sumberdaya yang tersedia. Pembangunan
makmur secara materil dan spiritual. Seiring daerah pada dasarnya merupakan upaya pe-
dengan makin mantapnya pelaksanaan rubahan dalam berbagai bidang dan aktivitas
otonomi daerah, maka sebagai konsekuensi kehidupan masyarakat menuju kearah per-
logisnya adalah bahwa daerah dituntut untuk tumbuhan kualitas Sumber Daya Manusia.
lebih siap dan mandiri dalam menyusun Untuk memenuhi hal ini diperlukan
strategi pembangunaan dalam rangka perencanan yang tepat dan dapat dipercaya
mengembangkan daerahnya sehingga mam- dengan menggunakan berbagai metode dan
pu menghadapi persaingan yang semakin prosedur yang dapat dipertanggungjawab-
kompetitif. kan, baik dalam aspek legal-formal maupun
Undang-undang RI Nomor 32 tahun 2004 aspek akademik. Badan perencanan pemba-
tentang PemerintahanDaerah pasal 150, gunan daerah (Bappeda) merupakan kelem-
mengatakan bahwa: bagaan daerah yang mendapat amanat atau
“Dalam rangka penyelenggaran mandat untuk melaksanakan fungsi koordina-
pemerintahan daerah disusun perencanaan

62
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 4, Nomor 2, Juli 2011

tor perenca-naan pembangunan dalam ling- suatu perencanaan pada prinsipnya merupa-
kup organisasi pemerintahan Daerah. kan salah satu aspek pengendalian yang san-
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah gat penting dan diinterpretasikan sebagai
(Bappeda) memiliki peran yang sangat pent- proses menghubungkan agar tercapai kesa-
ing dalam perencanaan pembangunan dae- maan dan kerapian serta keterkaitan dari se-
rah, karena lembaga inilah yang bertanggung tiap langkah dan kegiatan.
jawab dalam hal pelaksanaan pembangunan Seperti halnya Bappeda Kabupaten
daerah sesuai dengan kewenangan yang di- Enrekang, untuk lebih mengefektifkan
milikinya. Bappeda adalah badan langsung kegiatan perencanaan pembangunan daerah
yang berada dibawah dan bertanggung jawab maka berdasarkan Kepres Nomor 27 Tahun
kepada daerah. Bappeda mempunyai tugas 1980 di bentuklah organisasi BAPPEDA.
membantu kepala daerah dalam menyusun Selanjutnya dijabarkan dalam Kepmendagri
dan menentukan kebijaksanaan dibidang Nomor 185 Tahun 1980 tentang Organisasi
perencanaan pembangunan, pembinaan dan Tata Kerja BAPPEDA. Sementara dasar
penyelenggaraan daerah, pengembangan ko- hukum yang dipakai Kabupaten Enrekang
ta, serta penilaian atas pelaksanaannya. selain peraturan diatas juga dipakai
Selain itu Badan Perencanaan Pembangunan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1982
Daerah (BAPPEDA) merupakan Satuan Kerja tentang pembentukan BAPPEDA Kabupaten
Perangkat Daerah (SKPD) dan merupakan or- Enrekang yang bertipe C. Selanjutnya
ganisasi perangkat daerah, dan keberadaann- diperbaharui dengan Peraturan Daerah
ya sebagai unsur penunjang pemerintahan Kabupaten Enrekang Nomor 7 Tahun 2008
dibidang perencanaan pembangunan daerah. tentang Pembentukan, Susunan Organisasi
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dan Tata Kerja Badan Perencanaan
sebagai badan perencana, koordinasi dalam Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang.
proses perencanaan pembangunan di daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
baik dengan instansi vertikal, dinas daerah, Kabupaten Enrekang adalah unsur
kecamatan, dan badan – badan pemerinta- Pendukung Pemerintah Kabupaten Enrekang
han lainnya sangat penting dalam menjalan- dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah
kan pemerintahan yang efektif dan efisien. yang dipimpin oleh seorang Kepala dan
Koordinasi diperlukan dalam setiap organisasi bertanggung jawab kepada Bupati melalui
utamanya organisasi birokrasi pemerintah Sekretaris Daerah Kabupaten Enrekang.
karena adanya pembagian kerja dan spesial- Kabupaten Enrekang dalam beberapa
isasi dalam mencapai tujuan yang telah diten- tahun terakhir berhasil mendapatkan
tukan. Dengan koordinasi yang baik, diharap- penghargaan dari pemerintah pusat terkait
kan semua unit organisasi yang bertugas di dengan program pembangunan kesehatan,
daerah terutama Bappeda dapat baik itu penghargaan dalam Laporan
melaksanakan fungsinya dengan lancar dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
senantiasa berorientasi pada tujuan yang sa- penghargaan dalam program Otonomi
ma yaitu tujuan nasional. Award, dan Penghargaan Swasti Saba dari
Koordinasi merupakan salah satu tugas Kementerian Kesehatan. Pemerintah
pokok Bappeda yang mesti dilaksanakan Kabupaten Enrekang dikatakan berhasil oleh
dengan menyelenggarakan aktivitas pelibatan karena memiliki program-program yang
segenap pihak yang terkait dalam proses mendapatkan penghargaan dan apresiasi baik
perencanaan pembangunan daerah demi dari pemerintah maupun dari swasta. Ter-
mewujudkan tujuan pembangunan yang te- lepas dari kesuksesan pembangunan dibidang
lah ditetapkan sebelumnya. Koordinasi dalam Kesehatan Kab. Enrekang itu beredar opini di

63
Koordinasi Bappeda dalam Perencanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Enrekang
(Agusman Hidayat, Juanda Nawawi, Rabina Yunus)

Masyarakat bahwa kesuksesan pembangunan Salah satu tugas dan fungsi Bappeda
kesehatan tersebut tanpa melalui koordinasi Kabupaten Enrekang adalah melakukan
yang baik dengan Bappeda selaku badan koordinasi. Dalam Peraturan Pemerintah Re-
Perencanaan Pembangunan Daerah yang publik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 ten-
mestinya ikut terlibat dalam pembangunan tang Organisasi Perangkat Daerah, khususnya
Kesehatan. Hal tersebut akan terlihat sangat dalam pasal 3 huruf b yang berbunyi “Badan
janggal mengingat Proses perencanaan pem- perencanaan pembangunan daerah dalam
bangunan merupakan langkah yang sangat melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
penting dalam melaksanakan pembangunan pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi: pen-
dimana dari proses tersebut diharapkan goordinasian penyusunan perencanaan pem-
menghasilkan sebuah out-put yang dapat bangunan. Badan Perencanaan Pem-
menjadi acuan, pedoman dan penuntun da- bangunaan daerah Kabupaten Enrekang da-
lam pelaksanaan pembangunan yang sesuai lam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
dengan kebutuhan daerah dan tuntutan selama lima tahun terakhir telah melakukan
masyarakat, dengan tetap memperhatikan berbagai aktivitas yang berdampak pada pe-
Pola Umum Pembangunan Nasional. rumusan perencanaan pembangunaan yang
Sehubungan dengan hal itu, untuk dapat merupakan faktor kunci dan awal keberhasi-
menghasilkan perencanaan yang baik dan lan dari pencapaian tujuan pembangunan da-
matang, dengan tetap memperhatikan karak- lam berbagai bidang. Eksistensi Badan
teristik dan potensi daerah yang ada serta Perencanaan Pembangunan Daerah Kabu-
dapat mengakomodir aspirasi dan kebutuhan paten Enrekang dalam pencapaian kinerjanya
masyarakat Kab. Enrekang, maka yang dibu- dapat diukur melalui program yang di-
tuhkan adalah adanya koordinasi dan proses canangkan sebagai bagian dari keseluruhan
perencanaan pembangunan yang baik dan proses pembangunan daerah seperti;
tepat agar output yang dihasilkan dapat penyusunan RPJMD dimana merupakan
sesuai dengan yang diharapkan. Terlebih lagi kerangka acuan utama dalam penyeleng-
jika ditinjau dari Peraturan Daerah Kabupaten garaan pembangunan yang disertai dengan
Enrekang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Tu- analisis kebutuhan secara prioritas dengan
gas Pokok dan Fungsi dan Tata Kerja menyerasikan langkah dan kegiatan
BAPPEDA Kabupaten Enrekang. Melihat hal perencanaan program yang dilakukan setiap
tersebut, penulis tertarik untuk melakukan tahun melalui Rencana Kerja pemerintah
penelitian dengan judul “Koordinasi BAPPEDA Daerah RKPD sebagai pedoman dalam
Dalam Perencanaan Pembangunan penyusunan Rancangan Anggaran Pem-
Kesehatan Di Kabupaten Enrekang” bangunan Belanja Daerah (RAPBD). Penye-
lenggaraan tugas pokok dan fungsi BAPPEDA,
METODE PENELITIAN telah dicapai melalui Koordinasi Perencanan
Program Pembangunan Tahunan Daerah
Metode yang digunakan dalam pemeca- dengan tujuan menyerasikan langkah dan
han permasalahan termasuk metode analisis. kegiatan perencanaan program yang akan
Metode-metode yang digunakan dalam dilaksanakan setiap tahun agar dicapai daya
penyelesaian penelitian dituliskan di bagian guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
ini. Sasaran dan mekanisme pelaksanaan diawali
dengan identifikasi kebijaksanaan berupa
HASIL DAN PEMBAHASAN Rapat Koordinasi untuk penentuan program
tahunan berdasarkan tahunan berdasarkan

64
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 4, Nomor 2, Juli 2011

skala prioritas dan identifikasi program yang bahan (revisi) ataupun memberikan masukan
perlu dikordinasikan. agar rencana kegiatan yang dibuat oleh mas-
Untuk mewujudkan suatu koordinasi ing-masing SKPD sesuai kebijakan umum dae-
yang baik, maka langkah awal yang penting rah dan kebutuhan masyarakat. Kegiatan
dilaksanakan adalah mengidentifikasi ket- BAPPEDA dalam mengikuti atau mengawal
erkaitan dan kepentingan SKPD. Kegiatan perkembangan perencanaan setiap SKPD Ka-
identifikasi keterkaitan dan kepentingan bupaten Enrekang masih kurang optimal.
SKPD dalam perencanaan pembangunan Ka- Pada sisi proses perencanaan,
bupaten Enrekang pada umumnya telah dil- Bappeda Kabupaten Enrekang selama ini te-
akukan dengan baik. Untuk keterpaduan da- lah mengupayakan agar dapat berlangsung
lam pelaksanaan kegitan sejenis yang berkai- sesuai mekanisme yang telah diatur, namun
tan, pada umumnya telah terlaksana tetapi belum bisa berjalan optimal. Seyogyanya se-
belum mencerminkan kondisi yang ideal. Hal tiap perencanaan pembangunan berangkat
ini disebabkan karena SKPD belum me- dari hasil proses dan mekanisme Musren-
mahami benar tujuan kegiatan yang ingin di- bang, tetapi kenyataan selama ini Bappeda
capai. Belum baiknya keterpaduan antar tidak bisa berbuat banyak ketika terjadi usul-
kegiatan yang sejenis menyebabkan rencana an alokasi kegiatan yang tidak melalui kepu-
pembangunan yang dibuat belum mamper- tusan Musrenbang pada saat pembahasan
lihatkan prioritas tetapi masih berupa daftar Perencanaan dan Penganggaran tahunan
keinginan. Disamping masih terasa adanya daerah di DPRD (KUA-PPAS, RAPBD). Untuk
keinginan dari setiap SKPD untuk mengejar itu Bappeda telah menfasilitasi terbitnya Per-
kegiatan dibanding menyusun program yang aturan Daerah nomor 10 Tahun 2008 tentang
betul-betul sesuai keinginan dan kebutuhan Sistem Perencanaan Partisipatif Pem-
masyarakat. bangunan Daerah Kabupaten Enrekang. Hal
Agar kegiatan pembangunan di dae- ini ditujukan untuk membangun konsistensi
rah dapat dilaksanakan secara berhasil guna perencanaan dan ruang bagi segenap elemen
dan berdaya guna maka perlu adanya masyarakat untuk berpartisipasi dalam
keselarasan dan keserasian antara pelaksan- perencanaan pembangunan daerah. Berikut
an kegiatan pemerintah dengan kebutuhan wujud koordinasi yang dilakukan BAPPEDA
masyarakat. Oleh karena itu suatu bagian dalam perencanaan pembangunan
kegiatan atau beberapa bagian kegiatan Ka- kesehatan.
bupaten Enrekang dilaksanakan oleh bebera-
pa SKPD, maka perlu diadakan pengaturan Wujud Koordinasi BAPPEDA Dalam
waktu pelaksanaan. Berkenaan dengan Perencanaan Pembangunaan Kesehatan
pengaturan jadwal kegiatan pembangunan
Kabupaten Enrekang, relatif cukup baik. Hal Koordinasi dalam pelaksanaan suatu
ini didasarkan pada saat Musrenbang Kabu- rencana, pada dasarnya merupakan salah sa-
paten, sehingga setiap SKPD dapat melihat tu aspek dari pengendalian yang sangat pent-
dan menyesuaikan pelaksanakan dengan ing dan merupakan pengaturan yang aktif,
pengaturan jadwal yang telah ditetapkan. bukan pengaturan yang pasif berupa mem-
Sebagai lembaga yang bertanggung buat pengaturan terhadap setiap gerak dan
jawab terhadap kegiatan koordinasi kegiatan dan hubungan kerja antara bebera-
perencanaan pembangunan daerah Kabupat- pa pejabat pemerintah baik pusat maupun
en Enrekang, maka BAPPEDA hendaknya daerah serta lembaga-lembaga peme-
mengikuti perencanaan yang dibuat oleh rintahan yang mempuyai tugas kewajiban
masing-masing SKPD dan melakukan peru- dan wewenang yang saling berhubungan satu

65
Koordinasi Bappeda dalam Perencanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Enrekang
(Agusman Hidayat, Juanda Nawawi, Rabina Yunus)

sama lain, dimana pengaturan bertujuan un- mengatur jalannya beragam tahapan dan
tuk mencegah terjadinya kesimpang siuran kepentingan untuk dirumuskan dalam koridor
dan saling tumpang tindih kegiatan yang bersama demi tercapainya tujuan bersama
mengakibatkan pemborosan- pemborosan dimana dalam konteks koordinasi pemerinta-
dan pengaruh yang tidak baik terhadap se- han sendiri koordinasi tersebut dapat berpola
mangat dan tertib kerja. vertical, horizontal maupun diagonal. Dalam
Sama halnya dalam praktek penyusu- konteks BAPPEDA yang mempunyai areal ker-
nan rencana pembangunan dimana keterli- ja dalam mengkoordinasikan setiap
batan banyak pihak merupakan hal mutlak perangkat perumusan rencana pembangunan
untuk dilakukan dikarenakan hal tersebut di daerah maka perlu adanya langkah-langkah
memang menjadi urusan kolektif yang saling mewujudkan prinsip-prinsip pengkoordiasian
berkaitan dan dikarenakan Oleh karena si- seperti yang kemudian menjadi judul dalam
fatnya yang kolektif itulah maka tercapainya subbahasan ini.
kesejahteraan masyarakat melalui perenca- Koordinasi merupakan pengam-
naan pembangunan merupakan taruhan yang bangan dari kata koordinat dalam bahasa ma-
serius dan harus diperhatikan dengan teliti. tematika yang mempunyai 3 hal penting da-
Pertaruhan yang krusial itulah yang mengha- lam penentuannya yaitu ruang, interaksi ser-
ruskan Bappeda sebagai coordinator dalam ta arah dan aturan sehingga ketika memba-
proses perencanaan pembangunan hen- has tentang konsep koordinasi sudah menjadi
daknya mempunyai langkah-langkah dalam hal yang mutlak untuk memasukkan ketiga
mengaktualkan konsep koordinasi sebagai aspek tadi dalam setiap definisinya.
dilapangan sebagai upaya dalam mendesain Kembali dalam permasalahan
pembangunan yang terarah yang secara kon- Bappeda, koordinasi hanyalah sebatas
stitusional peran BAPPEDA dalam konsep ketika tidak teraktualkan dalam hal-
mengkoordinasikan pembangunan daerah hal yang konkrit maka sudah menjadi
tertuang dalam keputusan presiden republik keharusan untuk mewujudkan konsep
indonesia nomor 27 tahun 1980 tentang tersebut dalam tindakan nyata dimana sesuai
pembentukan badan perencanaan pem- pada sub bahasan ini yang tertera Dalam
bangunan daerah pasal 4 ayat (2) tentang kamus bahasa Indonesia tentang arti wujud
menyebutkan bahwa: yg berarti “rupa atau bentuk yang bisa
“Dalam rangka melaksanakan tu- diraba” atau mengandung pula makna
gasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) “adanya sesuatu” sehingga menjadi tugas
BAPPEDA Tingkat I dan BAPPEDA Tingkat II penting Bappeda dalam mengaktualkan 3
mengkoordinasikan aspekaspek perencanaan aspek koordinasi yang telah dipaparkan
dari seluruh unit vertikal yang terdapat dalam terdahulu dalam bentuk nyata untuk
wilayahnya.” dilaksanakan di lapangan maka penulis
Dan pasal 5 poin (d) yang menyebut- mengambil 3 hal penting wujud dari konsep
kan bahwa: koordinasi yang dilaksanakan oleh Bappeda
“Melakukan koordinasi perencanaan yaitu : pengadaan rapat koordinasi,
di antara Dinas-dinas Satuan Organisasi lain pangadaan tukar menukar informasi dan
dalam lingkungan Pemerintah Daerah, In- pengadaan komitmen yang akan dibahas
stansi-instansi vertikal Daerah-daerah tingkat dalam pembahasan berikut.
II dan Badan-badan lain yang berada dalam 1. Adanya rapat koordinasi
wilayah Daerah Tingkat yang bersangkutan” Dalam mewujidkan koordinasi dalam
Kembali menyorot pada arti penting sebuah wadah, Bappeda kabupaten enrekang
koordinasi, secara umum koordinasi berarti kemuadian sebagai mana yang di atur dalam

66
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 4, Nomor 2, Juli 2011

Undang-undang mengadakan rapat-rapat informasi tersebut kemudian dapat dijadikan


koordinasi dalam merencanakan acuan dalam membuat kebijakan
pembangunan kabupaten enrekang. Dalam pembangunan kesehatan itu sendiri. Lebih
wilayah pembangunan kesehatan khususnya lanjut mengenai pertukaran informasi antara
perencanaan pembangunan kesehatan di dinas kesehatan dan Bappeda Kabupaten
mediasi oleh bidang social dan pemerintahan, Enrekang, sekertaris dinas kesehatan
sub bidang kependudukan, kesehatan, kesra Kabupaten Enrekang menegaskan:
dan transmigrasi. Adapun rapat-rapat resmi “dalam proses perncanaan pembangunan
yang diadakan oleh Bappeda enrekang dalam kesehatan, Bappeda selalu memberikan
perencanaan kesehatan meliputi: a) Rapat informasi mengenai kebutuhan dalam tahap
pra Musrembang; b) Musrembang yang penyusunan perencanaan sampai pelaksa-
terdiri dari Musrenbang desa/kelurahan, naan dan evaluasi, begitupun Dinas
Musrenbang kecamatan, Forum SKPD dan kesehatan yang selalu memberikan info
Musrenbang kabupaten; c) Rapat evaluasi mengenai persiapan penyusunan
Dalam tinjauannya dengan peraturan perencanaan pem-bangunan kesehatan serta
perundang-undangan, pengadaan rapat-rapat kondisi pem-bangunan yang telah dilakukan.
tersebut dapat dilihat pada perda nomor 10 Pemberian informasi itu dalam bentuk
tahun 2008 tentang system perencanaan persuratan, edaran, ataupun dalam bentuk
partisipatif pembangunan daerah kabupate lainnya” (wawancara Tanggal 6 November
Enrekang. 2012)
Lebih lanjut tentang perwujudan koor- Lebih lanjut tentang pertukaran informasi
dinasi dalam bentuk rapat, kepala Bappeda dalam koordinasi perencanaan pembangunan
Kabupaten Enrekang mengemukakan bahwa: kesehatan di Kabupaten Enrekang, selain
“dalam mengadakan rapat-rapat tentang perlu adanya pertukaran informasi yang
perencanaan pembangunan, pihak Bappeda sifatnya berkelanjutan diperlukan juga
mengikuti aturan yang sudah tertuang dalam adanya informasi yang tepat sasaran dalam
aturan perundang-undangan” perencanaan hal tersebut dimaksudkan agar
(hasil wawancara tanggal 2 November 2012) perencanaan tersebut dapat terfokus
Melaluli hasil wawancara dengan keppala terhadapa hal- hal yang sangat krusial. Lebih
Bapeda Kabupaten enrekang tergambar lanjut tentang informasi apa saja yang harus
bahwa pwngadaan rapat ataupun senantiasa di perlukan, kepala Sub Bidang
pertemuan- pertemuan sejenis dalam Sub Bidang kependudukan, Kesehatan, Kesra
menyusun perencanaan pembangunan telah dan Transmigrasi menjelaskan
tertuang dalam aturan-aturan yang jela “informasi yang masuk tentang bidang
dimana hal tersebut juga tertuang dalam kesehatan biasanya terfokus pada data
surat edaran Menteri Dalam Negeri Nomor tentang kondisi kesehatan masyarakat serta
050/200/II/BANGDA/2008 tentang pedoman infrastruktur kesehata hal yang palin
penyusunan Rencana Kerja Pembangunan terperinci misalnya tentang kondisi
Daerah. puskesmas, jumlah tenaga kesehatan,
2. Adanya tukar menukar informasi statistik kesehatan serta angka kelahiran dan
Adanya Tukar menukar informasi antar kematian hal yang paling penting juga
pihak yang berkepintingan juga menjadi salah tentang informasi tentang proyeksi
satu wujud dari pengkoordinasian yang kesehatan kabupaten enrekag kedepannya”
dilakukan oleh pihak yang bertanggung jawab (hasil wawancara tanggal 29 oktober 2012)
dalam menyusun rencana pembangunan Hal mengenai tukar menukar informasi
kesehatan kabupaten enrekang dimana dapat juga bersifat konsultatif seperti yang

67
Koordinasi Bappeda dalam Perencanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Enrekang
(Agusman Hidayat, Juanda Nawawi, Rabina Yunus)

diatur dalam Peraturan Menteri Dalam - Faktor pendukung, di antaranya,


Negeri Nomor 33 Tahun 2008 tentang sarana dan prasarana yang memadai
pedoman hubungan kerja organisasi dalam melakukan koordinasi; Sifat
perangkat daerah dalam penyelenggaraan responsif Dinas terkait (Dinas
pemerintahan daerah, Bab II Pasal 3 ayat (1) Kesehatan) dan Adanya wadah,
yaitu: informasi yang berkelanjutan serta
“Penyelenggaraan tugas, fungsi, dan komitmen.
wewenang perangkat daerah dilakukan - Faktor pengahmbat, di anataranya
melalui hubungan kerja yang meliputi: a. yaitu: Adanya Pergantian Kepala
konsultatif; b. kolegial; c. fungsional; d. Bappeda pada saat sementara
struktural; dan e. koordinatif. berjalannya pelaksanaan program
Dan dijelaskan kemudian pada Pasal 4 yang sudah direncanakan; Kurangnya
ayat (1) dan (2), yaitu: 1) Hubungan kerja Data valid dan informasi yang
konsultatif sebagaimana dimaksud dalam dijadikan pedoman untuk menyusun
Pasal 3 ayat (1) huruf a dimaksudkan untuk program; Aturan perencanaan serta
menyamakan persepsi dalam melaksanakan aturan kelembagaan dari pusat sering
tugas dan fungsi sesuai dengan wewenang berubah-ubah dan adanya pelang-
organisasi perangkat daerah masing¬-masing. garan dalam kommitmen yang
2) Hubungan kerja konsultatif dilakukan dibentuk bersama; serta kurangnya
melalui kegiatan antara lain: a. Perencanaan; kompetensi utusan dalam memahami
b. perumusan; c. pemutakhiran; dan d. alur kerja yang telah diberikan.
penyelesaian tugas dan fungsi.
3. Adanya komitmen KESIMPULAN
Komitmen adalah hal yang paling
dibutuhkan dalam pengkoordinasian peren- Berdasarkan uraian pada Bab VI yang
canaan pembangunan. Dalam hal menjaga menyajikan hasil penelitian dan pembahasan,
komitmen dan konsistensi dalam peren- maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
canaan pembangunan di kabupaten 1. Keberhasilan pembangunan dibidang
enrekang, komitmen telah diangkat sejak kesehatan Kabupaten Enrekang tidak lepas
rapat pra persiapan musrembang dalam dari perencanaan dan koordinasi yang baik
bentuk nota kesepahaman antar pihak yang oleh Bappeda dengan Dinas Kesehatan.
terlibat dalam prosesnya kelak. Hal tersebut Wujud koordinasi yang dilakukan Bappeda
diungkap pula dalam wawancara dengan dengan Dinas Kesehatan dalam perencanaan
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten pembangunan kesehatan, berupa: a. Adanya
Enrekang. rapat-rapat koordinasi; b. Adanya tukar me-
“komitmen yang dibangun dalam menjaga nukar informasi; c. Adanya komitmen yang
konsistensi koordinasi telah diamanatkan terbangun.
oleh bupati enrekang dalam pidato pada Proses penyusunan perencanaan pem-
pembukaan rapat pra persiapan perencanaan bangunan kesehatan yaitu penyusunan
pembangunan” rencana, penyusunan program rencana,
(Wawancara Tanggal 6 November 2012) Pelaksanaan program, pengawasan atas
Dalam pelaksanaan koordinasi pelaksanaan program dan pengevaluasian,
perencanaan pembangunan yang dilakukan dan itu telah berjalan cukup baik menunjuk-
oleh Bappeda Kabupaten Enrekang, terdapat kan model partisipasi dari bawah “bottom
beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor up”, di mana pemerintah Kab. Enrekang telah
– faktor tersebut adalah sebagai berikut: mengikutsertakan masyarakat sebagai ele-

68
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 4, Nomor 2, Juli 2011

men yang sangat penting dan sebagai bentuk Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang no-
partisipasi publik dalam rangka perencanaan mor 10 Tahun 2008 Tentang Sistem
pembangunan kesehatan berdasarkan Pera- Perencanaan Partisipasif Pembangunan
turan Daerah Kabupaten Enrekang nomor 10 Daerah.
Tahun 2008 Tentang Sistem Perencanaan PP Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan,
Partisipasif Pembangunan Daerah. Tata cara penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pem-
DAFTAR PUSTAKA bangunan Daerah
Perda Kab. Enrakang Nomor 7 Tahun 2008
Handayaningrat, Soewarno. 1992. Admin- Tentang Pembentukan, Susunan Organ-
istrasi Pemerintahan Dalam Pembangunan isasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan
Nasional. Jakarta: CV Haji Masagung. Pembangunan Daerah Kabupaten En-
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Yogya- rekang
karta: BPFE-Yogyakarta
Ndaraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology (Ilmu http://warung-
Pemerintahan Baru 1). Jakarta: Rineka Cip- waca-
ta na.blogspot.com/search/label/koordinasi
Sedarmayanti. 2003. Good Governance
(Kepemerintahan Yang Baik): Dalam Rang- www.dadangsolihin.com
ka Otonomi Daerah: Upaya Membangun
Organisasi Efektif dan Efisien melalui Re-
strukturisasi dan Pemberdayaan. Bandung:
Mandar Maju
Tjokromidjojo, Bintoro, 1996, Perencanaan
Pembangunan, Gunung Agung, Jakarta.
Tarigan, Robinson, 2004, Perencanaan Pem-
bangunan Wilayah, PT. Bumi Aksara, Jakar-
ta.
Widjaja, A.W. 1987. Perencanaan Sebagai
Fungsi Manajemen. Jakarta: PT. Bina
Aksara
Widjaya, H.A.W. 2005. Penyelenggaraan
Otonomi Di Indonesia: Dalam Rangka So-
sialisasi UU No 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah. Jakarta: PT.
Grafindo Persada
Kunarjo. 2002. Perencanaan dan Pengendali-
an Program Pembangunan. Jakarta: UI-
Press.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 ten-
tang kesehatan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 ten-
tang Pemerintahan Daerah Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah PP 41 Tahun 2007
Tentang Organisasi Perangkat Daerah.

69

Anda mungkin juga menyukai