Oleh: Kelompok 7
M. Aufar Isytahar 04054821820138
Siti Thania Luthfyah 04054821820029
Dwi Taufik O 04054821820120
Syah Fitri 04054821820028
Silvi Silvania 04054821820026
PEMBIMBING:
dr. Syifa Alkaf
dr. Eka Febri
A. Latar Belakang
Kelurahan Pulokerto merupakan salah satu kelurahan yang
terdapat di Kecamatan Gandus Palembang. Kelurahan ini terdiri
dari beberapa RT, salah satunya RT 035 yang dikepalai oleh Bapak
Wagiman. RT 035 ini terdiri dari 76 kepala keluarga. RT 035 ini
terletak di belakang pabrik karet di pinggiran sungai Musi.
Pendudukan mendapatkan sumber air bersih untuk sumber air
minum dan MCK dari PDAM. Mayoritas mata pencaharian warga
adalah buruh dan tingkat pendidikan penduduknya rendah.
Pengelolaan sampah pada RT 35 dibuang ke pembuangan
terbuka yang juga menampung sampah dari RT lainnya dan tempat
pembuangannya ini terletak disekitar rumah warga. Namun jarak
pembuangan ini dinilai terlalu dekat dengan pemukiman warga
sehingga banyak lalat berterbangan ke daerah pemukiman warga.
Pada tanggal 3 Desember 2018, salah satu kelompok
mahasiswa Fakultas Kedokteran melakukan Field Learning
Experience di RT 035. Dari hasil survey pada 10 rumah warga
terdapat beberapa masalah kesehatan diantaranya batuk pilek,
riwayat diare, gatal-gatal dikulit, bisul, darah tinggi, dan penyakit
rematik seperti nyeri lutut pada lansia. Sebagian warga RT 035 ini
mengaku apabila sakit mereka datang ke bidan ataupun Puskesmas.
Mayoritas warga mengaku keluhan yang paling sering
membawanya untuk berobat adalah batuk, pilek dan demam.
Namun mereka mengaku keluhan ini biasanya muncul akibat
perubahan cuaca yang tidak menentu atau kelelahan. Terdapat 2
dari 10 rumah yang menyatakan memiliki keluhan riwayat diare
dalam 3 bulan terakhir dan juga mengaku diarenya biasanya
diakibatkan salah makan, namun mampu diobati sendiri secara
herbal atau keluhannya hilang sendiri. Sebagian warga dari 10
rumah ini juga ada yang mengeluh jika berobat dengan keluhan
gatal-gatal dan bisul. Dari hasil anamnesis, diketahui memang
lingkungan tempat tinggal dan gaya hidup warga tersebut kurang
baik. Beberapa warga yang berusia lanjut juga mengeluh pusing
dan sulit tidur yang merupakan gejala darah tinggi. Sebagian
pasien mengaku rutin berobat di bidan dan puskesmas. Dari 10
kepala keluarga ini semuanya menyatakan bahwa akses mereka ke
fasilitas kesehatan sangat mudah karena dilingkungannya terdapat
beberapa bidan dan terdapat juga Puskesmas Gandus yang tidak
jauh jaraknya dari pemukiman warga. Namun sebagian lagi jarang
berobat dikarenakan masalah ekonomi.
Berdasarkan hasil survey pada 10 rumah warga, didapatkan
mayoritas rumahnya memiliki lingkungan yang kurang bersih.
Sebagian rumah memiliki hewan peliharaan seperti ayam, kucing,
dan burung yang kandangnya bergabung dengan rumah warga
sehingga banyak kotoran hewan berserakan disekitar pekarangan
rumah warga. Beberapa rumah lain memiliki ventilasi yang buruk,
pencahayaan rumah yang kurang, kondisi rumah yang lembab dan
bau. Gaya hidup masyarakat rata-rata kurang baik seperti
menggantung pakaian di dalam rumah, jendela rumah jarang
dibuka, kondisi dapur dan toilet yang kurang bersih.
Penghasilan masyarakat dari 10 kepala keluarga ini
tergolong rendah, mayoritas yaitu berpenghasilan 500.000-
1.000.000. Masyarakat yang disurvey ini bekerja sebagai buruh
pabrik, buruh harian bangunan, IRT, tukang sapu, dan sebagian
lansia tidak bekerja, namun ada juga yang berprofesi sebagai
seorang guru. Sebagian besar dari 10 keluarga yang dikunjungi
juga memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
B. Analisa Situasi
Kondisi sosiodemografi dan fakta-fakta yang ada di RT 035
Kelurahan Pulokerto Kecamatan Gandus dari hasil survey pada 10
kepala keluarga adalah :
1. RT 035 terletak didekat pabrik karet di pinggiran sungai
musi
2. RT 035 terdiri dari 76 kepala keluarga
3. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian buruh
4. Tingkat pendidikan masyarakatnya tergolong rendah
5. Terdapat berbagai masalah kesehatan, diantaranya ISPA,
riwayat diare, penyakit kulit, darah tinggi, dan penyakit
rematik.
Masalah 4 5 6 7
1 2 3
Kriteria
Ux S x G 3 40 64 9 36 20 6
I. Assessment Keluarga
a. Keluarga Bapak Ali Akbar
Keluarga pertama merupakan keluarga Bapak Ali Akbar
yang terdiri dari 4 anggota keluarga. Yaitu istrinya Ibu Dewi
Sartika dan 2 orang anaknya yaitu Putri dan Nur Hasanah. Ali
Akbar berusia 57 tahun merupakan seorang pegawai pabrik yang
sudah pensiun. Dewi Sartika berusia 54 tahun dan merupakan
seorang ibu rumah tangga. Saat ini mereka memiliki sebuah toko
kelontong di rumahnya yang merupakan satu-satunya sumber
penghasilan mereka. Nurhasana merupakan anak pertama yang
berusia 25 tahun yang juga membantu menjaga warung di rumah.
Putri merupakan anak kedua berusia 15 tahun yang sedang duduk
di bangku SMA.
Penghasilan keluarga ini yang didapatkan dari toko
kelontong yang terdapat dirumahnya adalah kira-kira Rp1.000.000
per bulan. Ibu Dewi Sarika biasa berjualan dirumah dibantu oleh
anaknya, Nurhasanah yang tidak bekerja. Keluarga Bapak Ali
Akbar mengaku penghasilan yang diterima cukup seimbang
dengan pengeluarannya.
Keluarga Bapak Ali Akbar mengaku sering pergi ke
pelayanan kesehatan terdekat apabila orang dirumahnya ada yang
sakit, seperti bidan atau Puskesmas Gandus. Keluhan yang paling
sering membawa mereka untuk berobat adalah kontrol obat untuk
darah tinggi yang diderita Bapak Ali Akbar dan istrinya. Ibu Dewi
Sartika juga sering mengalami keluhan nyeri pada sendi lututnya
dan juga rutin minum obat untuk meredakan nyerinya. Jarak
Puskesmas tempat mereka biasa mengambil obat dinilai cukup
dekat dan akses ke pelayanan kesehatanya mudah. Bapak Ali
Akbar dan istrinya menyatakan ia rutin mengonsumsi dan kontrol
hipertensinya. Sementara kedua anaknya, Nurhasanah dan Putri
tidak mempunyai masalah kesehatan.
Bapak Ali Akbar memiliki kebiasaan merokok dan minum
kopi setiap harinya. Ia mengaku sehari hanya menghabiskan 2-5
batang rokok dan 1 gelas kopi. Keluarga ini memiliki kebiasaan
makan teratur. Putri, anak pertama Ibu Sartika selalu sarapan
sebelum berangkat ke sekolah setiap harinya. Ibu Dewi Sartika
juga memasak untuk makanan sehari-hari bersama anak
pertamanya Nurhasanah yang terdiri dari nasi, sayur dan lauk.
Terkadang, ia hanya makan saat pergi dan pulang kerja dirumah.
Rumah keluarga ini terletak di dalam lorong yang juga
tidak begitu berdekatan dengan tempat pembuangan sampah
RT035.Rumah ini berukuran 4 x 6 m dengan 2 kamar berukuran 2
x 2 m. Rumah memiliki 1 pintu depan dan 1 pintu belakang dengan
jendela. Pada bagian depan rumah keluarga ini terdapat toko
kelontong tempat ibu Dewi Sartika berjualan kebutuhan sehari-hari
yang biasa dibeli warga sekitar rumahnya. Disekitar rumahnya
tidak terdapat tanaman, namun tampak keluarga ini memelihara
beberapa burung yang kandangnya digantung didepan rumah.
Namun, keluarga ini mempunyai kebiasaan menggantung baju
diatas kandang burungnya.
Rumah juga memiliki pekarangan kecil di depan dan di
belakang rumah. Pencahayaan rumah cukup. Dibagian depan
terdapat jendela yang sering dibuka dipagi hingga siang hari. Di
pekarangan rumah keluarga terdapat beberapa tanaman. Sumber air
minum keluarga ini berasal dari dari galon yang dibeli dan diisi
ulang pada tempat pengisian ulang air minum. Sumber air untuk
mandi dan MCK berasal dari PDAM, mereka menggunakan air
yang jernih.
b. Keluarga Bapak Dedi Iskandar
Keluarga kedua merupakan keluarga Bapak Dedi Iskandar
yang terdiri dari 7 anggota keluarga, yaitu istrinya Ibu Trisnawati
dan 5 orang anaknya yaitu Deri, Betris, Astrid, Tristan dan Aisyah.
Dedi Iskandar berusia 37 tahun merupakan seorang buruh.
Trisnawati berusia 34 tahun yang merupakan seorang pedagang.
Anak pertama adalah Deri yang berusia 14 tahun dan sedang duduk
di bangku SMP. Betris dan Astrid merupakan anak kedua dan
ketiga yang berusia 11 dan 8 tahun dan sedang duduk di bangku
SD. Sedangkan Tristan dan Aisyah merupakan balita.
Bapak Dedi Iskandar merupakan kepala keluarga
berpenghasilan rata-rata >Rp1.000.000 per bulan. Ibu Trisnawati
merupakan seorang pedangang yang berpenghasilan rata-rata Rp
500.000 – Rp 1.000.000 per bulan. Keluarga Dedi Iskandar
mengaku penghasilan yang diterima cukup seimbang dengan
pengeluarannya. Namun, terkadang mereka mengaku penghasilan
yang diterima juga tidak dapat mencukupi kebutuhan seperti biaya
sekolah seperti membeli buku dan seragam sekolah.
Keluarga Bapak Dedi Iskandar mengaku rajin ke
Puskesmas apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit.
Mereka lebih sering ke Puskesmas karena lebih percaya pada
dokter di Puskesmas. Namun, mereka mengatakan bahwa jarang
sekali menerima informasi kesehatan dari pelayanan kesehatan
disekitar rumah. Bapak Dedi menjelaskan bahwa anaknya, Betris,
pernah mengalami keluhan gatal-gatal di sela jari dalam satu bulan
terakhir dan anak keempatnya, Astrid, pernah mengalami keluhan
gatal-gatal serupa 2 minggu sebelumnya.
Bapak Dedi Iskandar memiliki kebiasaan merokok dan
minum kopi setiap harinya. Ia mengaku sehari bisa menghabiskan
setengah bungkus rokok dan 1 gelas kopi di pagi dan sore hari.
Keluarga Bapak Dedi Iskandar memiliki kebiasaan makan yang
teratur. Ibu Trisnawati mengaku setiap hari memasak makanan
berupa nasi, sayur dan lauk untuk makanan sehari-hari. Anak-
anaknya selalu sarapan sebelum berangkat ke sekolah.
Rumah keluarga terletak di dalam lorong yang letaknya
tidak begitu berdekatan dengan tempat pembuangan sampah RT
035. Rumah ini berukuran 4 x 6 m dengan 2 kamar berukuran 2 x 2
m. Rumah memiliki 1 pintu depan dan 1 pintu belakang dengan
jendela. Rumah juga memiliki pekarangan kecil di depan dan di
belakang rumah. Pencahayaan rumah cukup, matahari langsung
masuk ke dalam rumah. Dibagian depan terdapat jendela yang
sering dibuka dipagi hingga siang hari. Kebiasaan menggantung
pakaian dirumah tidak ada. Di pekarangan rumah keluarga terdapat
beberapa pot bunga dan ada satu pohon buah. Sumber air minum
keluarga ini berasal dari dari galon yang dibeli dan diisi ulang pada
tempat pengisian ulang air minum. Sumber air untuk mandi dan
MCK berasal dari PDAM, mereka menggunakan air yang jernih.
Keluarga Bapak Dedi Iskandar tidak memelihara hewan ternak
apapun. Secara keseluruhan, Bapak Dedi Iskandar memiliki
lingkungan rumah dan kebiasaan yang cukup baik.
a. ISPA
Masalah
1 2 3 4 5 6 7
Kriteria
Ux S x G 80 60 75 18 24 36 24
7.1 Rencana kegiatan untuk mengatasi masalah yang terdapat pada RT.035
Rencana Kegiatan 1. Bekerjasama dengan pejabat desa dan kader kesehatan
untuk melakukan kegiatan penyuluhan tentang
pentingnya pemilahan sampah (plastic, non plastic, dan
kompos)
2. Demonstrasi pemilahan sampah kepada masyarakat
3. Kerjasama dengan masyarakat dan tokoh masyarakat
yang berkaitan dalam rencana pengolahan dan
pembagian sampah
4. Membagi tempat sampah terbuka yang sudah ada agar
lebih teratur berdasarkan sampah plastic, non plastic,
dan kompos (contoh gambar terlampir)
5. Mengedukasi masyarakat bahwa pengolahan sampah
yang tepat dapat memberikan manfaat dan
menguntungkan baik dari segi kesehatan maupun
ekonomi
6. Mengedukasi masyarakat untuk menghilangkan
kebiasaan membakar sampah sehingga dampak dari
asap pembakaran sampah juga berkurang
7. Melakukan advokasi dengan pihak terkait mengenai
penindaklanjutan bahaya polusi udara yang dihasilkan
dari asap pabrik
8. Bekerja sama dengan pejabat desa untuk rencana
alternatif pemecahan masalah agar dapat menambah
tepat pembuangan sampah akhir.
9. Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
PHBS dan sanitasi rumah dan lingkungan
10. Mengedukasi masyarakat untuk menjaga kebersihan
hewan peliharaannya seperti ayam, kucing dan burung
serta memberi jarak yang ideal antara kandang dan
rumah
11. Advokasi tokoh masyarakat untuk membuat kegiatan
gotong royong rutin untuk membersihkan lingkungan
sekitar dan mengolah sampah dengan benar
Tujuan Kegiatan - Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
pengolahan sampah yang baik
- Mengurangi dampak dari polusi udara akibat pembakaran
sampah dan pabrik
- Memaksimalkan dampak positif dari pengolahan sampah
yang baik dan benar
- Menerapkan budaya PHBS di masyarakat
- Terciptanya sanitasi rumah dan lingkungan masyarakat
yang baik
- Menurunkan angka kejadian ISPA
- Menurunkan angka penyakit kulit
Tempat Kegiatan Rumah warga, kelurahan dan puskesmas (menyesuaikan)
Waktu 5-8 Desember 2018 (menyesuaikan)
Sasaran Pejabat desa, Tokoh masyarakat, Kader kesehatan,
Masyarakat
Target Meningkatkan pengetahuan dan motivasi masyarakat untuk
mengolah sampah dengan benar
Sanitasi rumah dan lingkungan masyarakat membaik
Menciptakan lingkungan bersih dalam upaya pencegahan
ISPA dan penyakit kulit
Metode yang digunakan - Advokasi dengan pejabat desa dan tokoh masyarakat
- Penyuluhan
- Demonstrasi pembuangan sampah
- Evaluasi di rumah dan lingkungan masyarakat
Indikator keberhasilan - Masyarakat dapat mengolah sampah dengan benar
(menghilangkan kebiasaan membakar sampah)
- Masyarakat menerapkan PHBS di rumah
- Masyarakat mampu menjaga kebersihan hewan
peliharaannya seperti ayam, kucing dan burung serta
memberi jarak yang ideal antara kandang dan rumah
Metode evaluasi Melakukan evaluasi untuk menilai pengolahan sampah oleh
masyarakat selama satu minggu
Evaluasi penerapan PHBS dirumah dan lingkungan
masyarakat
Penanggung jawab - Petugas kesehatan
kegiatan - Pejabat desa
- Tokoh masyarakat
Anggaran yang ± Rp2.340.000,-
dibutuhkan
b. Penyuluhan
- Dokter muda FK Unsri Kelompok 7 menyiapkan materi penyuluhan, yakni
mengenai PHBS, pemilahan sampah plastik-bukan plastik, serta bahaya dari
pembakaran sampah.
- Dokter muda FK Unsri menyiapkan peralatan penyuluhan berupa proyektor,
layar proyektor, laptop, dan sound system.
- Dokter muda FK Unsri melakukan koordinasi lintas sektor dengan tokoh
masyarakat seperti kader kesehatan, ketua RT dan Lurah dalam penyediaan lokasi
dan pengumpulan warga.
- Dilakukan penyuluhan mengenai PHBS, pemilahan sampah plastik-bukan plastik,
serta bahaya dari pembakaran sampah
- Evaluasi hasil penyuluhan yang telah dilakukan.
BAB VIII
ANGGARAN BIAYA
Dokumentasi Kegiatan
Pengarahan kegiatan PBL oleh Dekan FK Unsri Pengambilan data primer 10 kepala keluarga di RT 35
No. Hari / Waktu Kegiatan Capaian
2. Kamis, 06 - Advokasi kepada ketua RT dan Lurah mengenai - Ketua RT dan Lurah mengerti mengenai tujuan dan
Desember 2018 tujuan dan manfaat dari kegiatan yang akan manfaat dari kegiatan (penyuluhan PHBS dan pengolahan
(10.00- selesai) dilakukan (penyuluhan PHBS dan pengolahan sampah) yang akan dilakukan serta apa yang harus
sampah) dipersiapkan
- Menyarankan kepada ketua RT dan Lurah untuk - Telah disampaikan saran mengenai pembuatan pembagian
membuat pembagian tempat pembuangan sampah tempat pembuangan sampah akhir yang terletak di RT 35
akhir yang terletak di RT 35 berdasarkan sampah berdasarkan sampah plastik, non-plastik dan kompos
plastik, non-plastik dan kompos - Telah disampaikan advokasi mengenai pengadaan
- Advokasi kepada ketua RT dan Lurah untuk kebijakan mengenai pengelolaan sampah dan kebersihan
membuat kebijakan mengenai pengelolaan sampah lingkungan
dan kebersihan lingkungan
Dokumentasi Kegiatan
Dokumentasi Kegiatan