Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA KELOMPOK PENDERITA DIABETES MELITUS

DI RT 01 RW 01 DESA SELOBANTENG KECAMATAN BANYUGLUGUR

DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………………………i

Kata Pengantar………………………………………………………………………………...ii

Daftar Isi………………………………………………………………………………….......iii

BAB I  PENDAHULUAN……………………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………….....1

1.2 Tujuan……………………………………………………………………………………..2

BAB II  TINJAUAN TEORI………………………………………………………………….3

2.1 Pengertian…………………………………………………………………………………3

2.2 Klasifikasi……………………………………………………………………………..…..3

2.3 Etiologi……………………………………………………………………………………4

2.4 Patofisiologi………………………………………………………………………………4

2.5 Tanda dan gejala………………………………………………………………………….5

2.6 Tes diagnosa……………………………………………………………………………...5

2.7 Pengobatan……………………………………………………………………………….6

BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………………7

3.1 Skenario Kasus…………………………………………………………………………...7

3.2 Pengkajian………………………………………………………………………………..7

3.2.1 Data Inti Komunitas……………………………………………………………………7

3.2.2 Data Subsistem…………………………………………………………………………9

3.3.3 Analisa Data……………………………………………………………………………15


3.3.4 Diagnosa Keperawatan…………………………………………………………………17

3.3.5 Prioritas Masalah………………………………………………………………………19

3.3.6 Perencanaan……………………………………………………………………………21

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….26
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus adalah  kelainan metabolik yang ditandai dengan  intoleren glukosa.
Penyakit ini dapat dikelola  dengan menyesuaikan perencanaan makanan , kegiatan jasmani
dan pengobatan yang sesuai dengan konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia dan
perlunya diadakan pendekatan  individual bagi edukasi diabetes, yang dikenal dengan
Pentalogi Terapi DM meliputi :

1)      Terapi Primer, yang terdiri dari : Penyuluhan Kesehatan, Diet Diabetes, Latihan
Fisik.

2)      Terapi Sekunder, yang terdiri dari : Obat Hipoglikemi

Diabetes Militus berhubungan dengan meningkatnya kadar glukosa darah dan


bertambahnya risiko komplikasi gawat darurat bila tidak dikelola dengan baik
(Soegondo,1999). Komplikasi dapat timbul  oleh karena ketidak patuhan pasien  dalam
menjalankan  program terapi  sebagai berikut : pengaturan diet, olah raga dan penggunaan
obat-obatan (Putra,1995). Berbagai penelitian telah menunjukan ketidak patuhan pasien DM 
terhadap perawatan diri sendiri( Efendi Z,1991).

Jumlah penderita DM di dunia dan Indonesia diperkirakan akan meningkat, jumlah


pasien DM di dunia dari tahun 1994 ada 110,4 juta, 1998 kurang lebih  150 juta, tahun 2000=
175,4 juta (1 ½ kali tahun 1994),tahun 2010=279,3 juta ( kurang lebih  2 kali 1994)  dan
tahun 2020 = 300 juta atau kurang lebih 3 kali tahun 1994. Di Indonesia  atas dasar
prevalensi  kurang lebih 1,5 % dapatlah diperkirakan jumlah penderita DM pada tahun 1994
adalah 2,5 juta, 1998= 3,5 juta, tahun 2010 = 5 juta dan 2020 = 6,5 juta .

Disamping peningkatan prevalensi DM,   penderita memerlukan perawatan yang


komplek  dan perawatan yang lama. Kepatuhan  berobat merupakan harapan dari setiap
penderita DM. Berarti setiap penderita DM sanggup melaksanakan instruksi–instruksi
ataupun anjuran  dokternya agar penyakit DM nya dapat dikontrol dengan
baik(Haznam,1986). Pada umumnya  penderita DM patuh berobat kepada dokter selama ia
masih menderita gejala / yang subyektif dan mengganggu hidup rutinnya sehari-hari.  Begitu
ia bebas dari keluhan – keluhan tersebut maka kepatuhannya untuk berobat berkurang.

Ketidakpatuhan    ini sebagai masalah medis yang sangat berat, Taylor         [ 1991].
La Greca & Stone  [ 1985] menyatakan bahwa mentaati rekomendasi pengobatan yang
dianjurkan dokter merupakan masalah yang sangat penting . Tingkat ketidakpatuhan terbukti
cukup tinggi  dalam populasi medis yang kronis.

Walaupun  pasien DM telah mendapatkan pengobatan OAD, masih banyak pasien 


tersebut mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :
pengetahuan yang relatif  minim tentang penyakit DM, tidak menjalankan diet dengan baik
dan tidak melakukan latihan fisik secara teratur (Tjokroprawiro,A.,1991).

Dalam meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit DM  diperlukan suatu


proses yang berkesinambungan  dan sesuai dengan prinsip-prinsip penatalaksanaan DM.
Prinsip tersebut meliputi :

1. Dukungan yang positif untuk menghindari kecemasan.


2. Pemberian informasi secara bertahap.
3. Mulai dengan hal sederhana
4. Penggunaan  alat bantu pandang (audio visual ).
5. Lakukan pendekatan dan stimulasi

Materi penyuluhan ini meliputi pengaturan diet yang ditekankan pada 3 J :  jenis,
jadwal dan jumlah diet yang diberikan kepada pasien DM.  Disamping itu materi penyuluhan
difocuskan pada aktifitas fisik secara teratur dan penggunaan obat anti  diabetik secara
realistis. Ketiga hal ini merupakan kunci pokok   keberhasilan program terapi DM.

Dari uraian diatas , maka perlu diadapak penelitian guna mengetahui faktor-faktor  yang
dapat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalankan program terapi, sehingga hasil
penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perawat khususnya dalam menberikan asuhan
keperawatan pada pasien DM.
1.2 Tujuan

1. Mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM


2. Mengetahui masalah-masalah dan diagnosa keperawatan komunitas pada pasien DM
3. Merencanakan asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM
4. Mengidentifikasi pengaruh tingkat pendidikan terhadap kepatuhan pasien DM dalam
menjalankan program terapi.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Diabetes militus adalam penyakit metabolik yang kebabanyakan herediter dengan


tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik acut
maupun cronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif maupun insulin absolut dalam
tubuh, dimana gangguan primer terletakpada metabolisme karbohidrat, yang biasanya disertai
juga gangguan metabolisme protein dan lemak.

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh


kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

2.2 Klasifikasi

Klasifikasi Diabetes mielitus dan ganggguan toleransi glukosa menurut WHO 1985 :

1. Clinical Classes
1. DM
1. IDDM ( DM  Type 1 ).
2. NIDDM ( DM Type 2 ).
3. Questionable DM , bila meragukan type 1 atau type 2.
4. MRDM
1. Fibrocalcolous Pancreatic DM ( FDPD ).
2. Proten Deficient Pancreatic DM ( PDPD ).
3. DM type lain dengan keadaan dan gejala yang tertentu.
5. Impaired Glucosa Tolerance ( GTG ).
6. Gestasional Diabetes Mielitus.

1. Statistical Risk Classes.


1. Kedua orang tuanya pernah menderita DM.
2. Pernah menderita GTG kemudian normal kembali.
3. Pernah melahirkan bayi dengan berat lahir lebih dari 4 kilogram.

2.3 Etiologi

DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat menyebabkan


insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya memegang peranan penting pada
mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :

a)      Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan
sel beta melepas insulin.

b)      Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen
yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula
yang diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.

c)      Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang
disertai pembentukan sel – sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan
kerusakan sel – sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta
oleh virus.

d)      Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan
terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran
sel yang responsir terhadap insulin.

2.4 Patofisiologi

Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah satu
efek utama akibat kurangnya insulin berikut:

1. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang mengakibatkan


naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200 mg/dl.
2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang
menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan
endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
3. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar
glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yng
parah yang melebihi ambang ginjal normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180
mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat  menyerap
kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang
menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Adanya
poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama
urine maka pasien akan mengalami keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun
serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi
sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau
hilangnya protein tubuh dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.

Hiperglikemia yang lama  akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran basalis


dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren.

2.5 Tanda dan gejala

Gejala yang sering muncul pada DM, yaitu :

a)      Poliuria (banyak dan sering kencing)

b)      Polipagia (banyak makan)

c)      Polidipsi (banyak minum)

kemudian diringi dengan keluhan-keluhan :

a)      Kelemahan tubuh, lesu, tidak bertenaga.

b)      Berat badan menurun

c)      Rasa kesemutan, karena iritasi (perangsangan) pada serabut-serabut saraf

d)      Kelainan kulit, gatal-gatal, bisul-bisul

e)      Infeksi saluran kencing

f)       Kelainan ginjal kalogi: keputihan


g)      Infeksi yang sukar sembuh

Pada pemeriksaan laboratorium:

a)      Kadar gula darah meningkat

b)      Peningkatan plasma proinsulin dan plasma C polipeptida

c)      Glukosuria

2.6 Test diagnosa

a)      Test Glukosa darah

b)      Gula dalam urine

c)      Glukosa toleran test

d)      Plasma proinsulin

2.7 Pengobatan

a)      Diit rendah kalori

b)      Exercise untuk meningkatkan jumlah dan fungsi reseptor site

c)      Insulin diberikan bila dengan oral tidak efektif

d)      Khusus untuk ganggren :

e)      Ringan atau lokasi bukan daerah ekstremitas dilakukan nekrotomi luas di OK

f)       Berat dan lokasinya pada ektremitas pertimbangan amputasi


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kasus

Di RT 1 RW 1 desa selobanteng terdapat penduduk yang menderita diabetes melitus


berjumlah 35 orang, 55 % wanita yaitu sebanyak 19 orang dan 45 % laki-laki sebanyak 16
orang. Dari jumlah penduduk yang menderita diabetes melitus tersebut sebanyak 18 orang
(55 %) usia dewasa dan 45% usia lansia sebanyak 16 orang, Dari data tersebut diketahui
Diabetes Melitus NIDDM 95% sebanyak 32 orang, dan DM dengan gangren 5% sebanyak 2
orang. Dari penduduk yang menderita DM sangat sedikit sekali penderita DM yang rutin
memeriksakan kadar gula darahnya. Asuhan keperawatan ini menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang meliputi : pengkajian status kesehatan masyarakat, perumusan
diagnosa keperawatan, dan perencanaan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan
melibatkan kader kesehatan, tokoh masyarakat dan pimpinan wilayah tersebut.

3.2 Pengkajian

Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner meliputi : data inti dan data sub
sistem.

3.2.1 Data Inti komunitas meliputi ;

1. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

 Lokasi        :
o Propinsi daerah tingkat 1         : Jawa Timur
o Kabupaten/ kotamadya            : Situbondo
o Kecamatan                              : Banyuglugur
o Kelurahan/desa : Selobanteng
o Rw                                          : 01
o Rt                                            : 01
o Luas wilayah                           : 2.230 m2
o Batas wilayah/wilayah
 Utara                                        : RT 2
 Selatan                                     : RT 2
 Barat                                        : RT 3
 Timur                                       : RT 3
 Keadaan tanah menurut pemanfaatannya
 Pemukiman                              : 1550 m2
1. Data demografi

1)      Jumlah penderita hipertensi           : 50 orang

2)      Jumlah penderita TB Paru             : 10 orang

3)      Jumlah penderita asma                  : 20 orang

4)      Jumlah penderita DM                    : 35 orang

3.2.2 Data sub sistem

1. Data lingkungan fisik

a)      Sumber air dan air minum

 Penyediaan Air bersih


o PAM                                       : 180 orang (60%)
o Sumur                                      : 120 orang (40%)
o Sungai                                     : -
o Penyediaan air minum
 PAM                                 : 150 orang (50%)
 Sumur                                : 90 orang (30%)
 Sungai                               : -
 Lain-lain/air mineral          : 60 orang (20%)
 Pengolahan air minum
 Masak                                : 300 orang (100%)
 Tidak dimasak                   : -
 Pengelolaan air minum
 Selalu dimasak                  : 300 orang (100%)
 Air mentah                        : -

b)      Saluran pembuangan air/sampah

 Kebiasaan membuang sampah


o Diangkut petugas              : 30%
o Dibuang sembarangan       : 70%
o Pembuangan air limbah
 Got/parit                            : 100%
 Sungai                               : -
 Keadaan pembuangan air limbah
 Baik/lancar                        : 25%
 Kotor                                 : 75%

c)      Jamban

 Kepemilikan jamban
o Memiliki jamban               : 80%
o Tidak memiliki jamban     : 20%
o Macam jamban yang dimiliki
 Septitank                           : 75%
 Disungai                            : 25%
 Keadaan jamban
 Bersih                                : 45%
 Kotor                                 : 55%

d)      Keadaan rumah

 Tipe rumah
o Tipe A/permanen              : 210 orang (70%)
o Tipe B/semipermanen       :  75 orang (25%)
o tipe C/tidak permanen       :  15 orang (5%)
o Status rumah
 Milik rumah sendiri           : 180 orang (60%)
 Kontrak                             : 120 orang (40%)
 Lantai rumah
 Tanah                                : 30 orang (10%)
 Papan                                : 90 orang (30%)
 Tegel/keramik                   : 180 orang (60%)
 Ventilasi
 Ada                                   : 240 orang (80%)
 Tidak ada                          : 60 orang (20%)
 Luas kamar tidur
 Memenuhi syarat               : 180 orang (60%)
 Tidak memenuhi syarat     : 120 orang (40%)
 Penerangan rumah oleh matahari
 Baik                                   : 120 orang
(40%)
 Cukup                               : 150 orang
(50%)
 Kurang                              :  30 orang
(10%)

e)      Halaman rumah

 Kepemilikan pekarangan
o Memiliki                            : 240 orang (80%)
o Tidak memiliki                  : 60 orang (20%)
o Pemanfaatan pekarangan
 Ya                               : 270 orang (90%)
 Tidak                           : 30 orang (10%)

1. Fasilitas umum dan kesehatan

a)      Fasilitas umum


1)      Sarana kegiatan kelompok

 Karang taruna                  : 1 kelompok


 Pengajian                         : 2  kelompok
 Ceramah agama               : 1  kelompok
 PKK                                : 1 kali per bulan

2)      Tempat perkumpulan umum

 Balai desa                          : ada (1 buah)


 Dukuh                               : ada (1 buah)
 RW                                    : ada (1 buah)
 RT                                     : ada (1 buah)
 Masjid/Mushola                : ada (2 buah)

b)      Fasilitas kesehatan

1)      Pemanfaatan fasilitas kesehatan

 Puskesmas                         : 150 orang (50%)


 Rumah sakit                      : 50 orang (16,6%)
 Para dokter swasta             : 25 orang (8,3%)
 Praktek kesehatan lain       : 75 orang (25%)

2)      Kebiasaan check up kesehatan

 Rutin tiap bulan                 : 90 orang (30%)


 Jarang                                : 210 orang (70%)

1. Ekonomi

a)      Karekteristik pekerjaan

 PNS/ABRI                        : 60 orang  (20%)


 Pegawai swasta                 : 60 orang  (20%)
 Wiraswasta                        : 30 orang  (10%)
 Buruh tani/pabrik              :150 orang (50%)

b)      Penghasilan rata-rata perbulan

 < dari UMR                       : 150 orang (50%)


 UMR  – 1.000.000,00        :  90 orang (30%)
 > dari UMR                       :  30 orang (20%)

c)      Pengeluaran rata-rata perbulan

 < dari UMR                       : 165 orang (55%)


 UMR  – 1.000.000,00        : 105 orang (35%)
 > dari UMR                       :  30 orang (10%)

d)      Kepemilikan usaha

 Toko                                  :  10 orang (10%)


 Warung makanan              :  5 orang (5%)
 UKM                                 :   9 orang (3%)
 Tidak punya                      : 246 orang (82%)

1. Keamanan dan transportasi

a)      Keamanan

1)      Diet makan

 Kebiasaan makan makanan manis : 70%   ( 210 org )


 Kebiasaan makan makanan berlemak       : 20%   (   60 org )
 Lain-lain                                                    : 10%   (   30 org )

2)      Kepatuhan terhadap diet

 Patuh                                                         : 25%   (  75  org )


 Kadang-kadang                                         : 30%   (  90  org )
 Tidak patuh                                               : 45%   ( 135 org )

3)      Kebiasaan berolah raga

 Sering                                                        : 15%   (  45 org  )


 Kadang-kadang                                         : 40%   ( 120 org )
 Tidak pernah                                             : 45%   ( 135 org )

4)      Kebiasaan sehari-hari

 Memakai alas kaki

-          Setiap saat                                           : 60%   ( 180 org )

-          Saat di luar rumah                               : 30%   (  90 org  )

-          Jarang memakai                                   : 10%   (  30 org  )

5)      Kebiasaan mencuci kaki sebelum tidur

 Sering                                                        : 10%    (  30 org )


 Kadang-kadang                                         : 15%    (  40 org )
 Tidak pernah                                             : 75%    ( 225 org )

b)      Transportasi
1)      Fasilitas transportasi                      : Jalan raya, angkutan umum, ambulan

2)      Alat transportasi yang dimiliki

 Sepeda                               : 90 orang (30%)


 Motor                                : 120 orang (40%)
 Mobil                                 : 3 orang (2%)
 Lain-lain/ becak                 : 14 orang (28%)

3)      Penggunaan sarana transportasi oleh masyarakat

-          Angkutan umum                     : 165 orang (55%)

-          Kendaraan pribadi                   : 135 orang (45%)

1. Politik dan pemerintahan

a)      Struktur organisasi : ada

 Terdapat kepala desa dan perangkatnya


 Ada organisasi karang taruna

b)      Kelompok layanan kepada masyarakat (pkk, karang taruna, panti, posyandu)

c)      Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan        : ada yaitu puskesmas

d)      Kebijakan pemerintah khusus untuk penyakit DM        : belum ada

e)      Peran serta partai dalam pelayanan kesehatan                : belum ada

1. Sistem komunikasi

a)      Fasilitas komunikasi yang ada

 Radio                                 :  225 orang (75 %)


 TV                                     : 165 orang (55 %)
 Telepon/handphone           : 120 orang (40 %)
 Majalah/koran                   : 135 orang (45%)

b)      Fasilitas komunikasi yang menunjang untuk kelompok DM

-          Poster  tentang diit DM                       : ada

-          Pamflet tentang penanganan DM        : ada

-          Leaflet tentang penanganan DM         : ada


c)      Kegiatan yang menunjang kegiatan DM

-          Penyuluhan oleh kader dari masyarakat dan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas
: ada tapi jarang

1. Pendidikan

Distribusi pendudukan berdasarkan tingkat pendidikan formal

 SD                                           : 135 orang (45%)


 SLTP                                       : 90 orang (30%)
 SLTA                                      : 60 orang (20%)
 Perguruan tinggi                      : 5 orang (5%)

1. Rekreasi

 Tempat wisata yang biasanya dikunjungi pantai

3.3 ANALISA

DATA

No. PENGELOMPOKKAN DATA ETIOLOGI MASALAH


1. Ds  : Pengetahuan yang Ketidakpatuhan  terhadap
kurang diit Di RT 3 RW 5
Dari hasil wawancara di dapat tingkat kelurahan Margo Rukun
pendidikan ada 50% warga yang tidak Faktor penghasilan
patuh menjalankan diit yang rendah
Ketidakpatuhan
masyarakat/penderita DM
Do  : Kurangnya melaksanakan check up
pengetahuan penderita kesehatan  Di RT 3 RW 5
- data menyebutkan bahwa tingkat DM tenytang kelurahan Margo Rukun
pendidikan SD sebanyak 135 orang pencegahan terjadinya
(45%) luka ganggren Resiko peningkatan
penderita ganggren Di RT
- penyuluhan kader dari masyarakat dan 3 RW 5 kelurahan Margo
petugas kesehatan dari puskesmas Rukun
jarang ada

- kebiasaan masyarakat makan makanan


yang manis sebanyak 210 orang (70%)

Ds:

Dari hasil wawancara didapat ketidak


patuhan masyarakat untuk
melaksanakan check up kesehatan
sebanyak 219 orang (70%)

Do:

- sebanyak 210 orang jarang check


up/bulan

- lulusan SD sebanyak 135 orang

- lulusan SLTP sebanyak 90 orang

- penghasilan < UMR sebanyak 150


orang

- penghasilan UMR-1.000.000 sebanyak


90 orang

- penghasilan > UMR 60 orang

Ds:

Dari hasil wawancara didapat jumlah


penderita DM 300 orang

Do:

-jumlah penderita DM dengan ganggren


sebanyak 30%  (90 orang)

- distribusi penderita DM berdasarkan


tingkat pendidikan formal

SD                     :45% (135 orang)

SLTP                 :30% (90 orang)

SLTA                :20% (60 orang)


Perguruan tinggi:5%(15 orang)

-sebanyak 210 orang (70%) penderita


DM tidak check up secara rutin

- kebiasaan sehari hari penderita DM


yang setiap saat memakai alas kaki
sebanyak 45 orang (15%),saat dilauar
rumah 75 orang (25%) dan jarang
memakai 180 orang (60%)

3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1)      Ketidakpatuhan terhadap diit di RT 1 RW 1 desa selobanteng berhubungan


dengan  Pengetahuan yang kurang ditandai dengan :

Ds  : Dari hasil wawancara di dapat tingkat pendidikan sedang ada 50% warga yang
tidak patuh menjalankan diit

Do  :

- data menyebutkan bahwa tingkat pendidikan SD sebanyak 135 orang (45%)

- penyuluhan kader dari masyarakat dan petugas kesehatan dari puskesmas jarang
ada

- kebiasaan masyarakat makan makanan yang manis sebanyak 210 orang (70%)

2)   Ketidakpatuhan masyarakat/penderita DM melaksanakan check up kesehatan di RT


1 RW 1 desa selobantengberhubungan dengan  faktor penghasilan yang rendah ditandai
dengan:

Ds:

Dari hasil wawancara didapat ketidak patuhan masyarakat untuk melaksanakan check
up kesehatan sebanyak 219 orang (70%)

Do:

- sebanyak 25 orang jarang check up/bulan

- lulusan SD sebanyak 135 orang

- lulusan SLTP sebanyak 90 orang


- penghasilan < UMR sebanyak 150 orang

- penghasilan UMR-1.000.000 sebanyak 90 orang

- penghasilan > UMR 60 orang

3.5 PRIORITAS MASALAH

Diagnosa keperawatan Pentingnya Perubahan positif Penelesaian untuk score


penyelesaian untuk penyelesaian di peningkatan
masalah komunitas kwalitas hidup

1 : rendah 0 : tidak ada 0 : tidak ada

2 : sedang 1 : rendah 1 : rendah

3 : tinggi 2 : sedang 2 : sedang

3 : tinggi 3 : tinggi
1. Ketidakpatuhan 3 3 3 9
terhadap diit di RT 1
RW 1 desa
selobantengberhubun
gan dengan 
Pengetahuan yang
kurang

2. Ketidakpatuhan 3 2 1 6
masyarakat/penderita
DM melaksanakan
check up kesehatan
di RT 1 RW 1 desa
selobantengberhubun
gan dengan  faktor
penghasilan yang
rendah
3.6 PERENCANAAN

Dx keperawatan Tujuan Renc tindakan Sasaran Metode M


1)      Ketidakpatuhan  Tujuan 1. Bina 1. Kader 1. KIE
terhadap diit di RT 1 Umum: hubungan kesehatan
RW 1 desa saling masyarak 1. Ceramah, tanya jawab,
selobantengberhubung Setelah percaya at dan diskusi, demonstrasi.
an dengan  dilakukan dengan masyarak
Pengetahuan yang asuhan masyaraka at yang 1. Ceramah, tanya jawab
kurang ditandai keperawatan t menderita
dengan : selama 1 DM
minggu 1. Lakukan
 data diharapkan pendidika 1. Semua
menyebutkan penderita DM n penderita
bahwa tingkat patuh tyerhadap kesehatan DM di
pendidikan SD pengobatan tentang RT 5 RW
sebanyak 135 terhadap diit diit untuk 3
orang (45%) penderita kelurahan
 penyuluhan  Tujuan DM margoruk
kader dari khusus: un
masyarakat dan 1. Berikan
petugas -          penyuluha 1. Semua
kesehatan dari Masyarakat n tentang penderita
Puskesmas mengetahui pentingny DM di
jarang ada tentang diit a RT 5 RW
 kebiasaan untuk penderita kepatuhan 3
masyarakat DM pengobata kelurahan
makan n terhadap margoruk
makanan yang -          diit bagi un
manis Masyarakat penderita
sebanyak 210 mengetahui DM
orang (70%) tentang
pentingnya
kepatuahan
pengobatan
2)      Resiko Setelah 1. Berikan 1. Seluruh 1. KIE
peningkatan penderita dilakukan health penderita
ganggren di RT 1 RW asuhan education DM di 1. KIE, demonstrasi, dan
1 desa keperawatan pada RT5 RW redemonstrasi
selobantengberhubung dalam waktu 1 penderita 3
an dengan  Kurangnya minggu tidak DM Keluraha 1. Ceramah, tanya jawab,
pengetahuan penderita terjadi tentang n Margo diskusi
DM tenytang peningkatan cara Rukun
pencegahan terjadinya penderita DM pencegaha 1. Tindakan langsung
luka ganggren di dengan n 1. Seluruh
tandai dengan: ganggren terjadinya penderita 1. Ceramah, tanya jawab,
luka DM dan diskusi
 jumlah  Tujuan gangren, keluarga 1. Laptop, LCD,
penderita DM Khusus dan di RT5 materi, screen,
dengan penyebab RW 3 dan leaflet
ganggren ü  Penderita DM terjadinya Keluraha
sebanyak 30%  mengetahui cara luka n Margo
(90 orang) pencegahan gangren Rukun
 distribusi terjadinya luka 2. Ajarkan
penderita DM ganggren kepada 1. Seluruh
berdasarkan penderita penderita
tingkat ü  Penderita DM DM DM di
pendidikan mengerti cara maupun RT 5 RW
formal perawatan luka keluargan 3
ganggren ya tentang kelurahan
ü  SD         :45% (135 perawatan margo
orang) ü  Penderita DM luka Rukun
mengetahui gangren
ü  SLTP                 : penyebab 1. Seluruh
30% (90 orang) terjadinya luka 1. Berikan penderita
ganggren penyuluha DM di
ü  SLTA                : n tentang RT 5 RW
20% (60 orang)  Tujuan pentingny 3
Umum: a check up kelurahan
ü  Perguruan gula darah margo
tinggi:5%(15 orang) Setelah bagi Rukun
dilakukan penderita
 sebanyak 210 asuhan DM 1. Seluruh
orang (70%) keperawatan penderita
penderita DM selama 1 1. Lakukan DM di
tidak check up minggu Check up RT 5 RW
secara rutin diharapkan gula darah 3
 kebiasaan semua gratis pada kelurahan
sehari hari masyarakat penderita margo
penderita DM penderita DM DM Rukun
yang setiap dapat patuh
saat memakai dalam 1. Berikan
alas kaki melaksanakan penyuluha
sebanyak 45
orang check up gula n tentang
(15%),saat darah faktor
dilauar rumah resiko
75 orang  Tujuan tentang
(25%) dan Khusus: ketidakpat
jarang uhan
memakai 180 ü  Masyarakat penderita
orang (60%) penderita DM DM
mengetahui tentang
3)      Ketidakpatuhan tentang check up
masyarakat/penderita pentingnya gula darah
DM melaksanakan check up gula
check up kesehatan  di darah
RT 1 RW 1 desa
selobantengberhubung ü  Masyarakat
an dengan  faktor penderita DM
penghasilan yang mengetahui
rendah ditandai tentang resiko
dengan: ketidakpetuhan
untuk
 sebanyak 210 melaksanakan
orang jarang check up gula
check up/bulan darah
 lulusan SD
sebanyak 135
orang
 lulusan SLTP
sebanyak 90
orang
 penghasilan <
UMR sebanyak
150 orang
 penghasilan
UMR-
1.000.000
sebanyak 90
orang
 penghasilan >
UMR 60 orang
 Tujuan Umum:

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa. (1999).  Jakarta :
EGC.
Carpenito, Lynda Juall. (1997). Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa
YasminAsih. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin asih. Jakarta : EGC.

Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I
Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.

Arjatmo Tjokronegoro. (2002). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta :


Balai Penerbit FKUI

R, Fallen. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. (2010). Yogyakarta: Nuha Medika

Sumber:http://www.ilmukeperawatan.com

Anda mungkin juga menyukai