Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH SUHU, KONSENTRASI ZAT AKTIVATOR DAN WAKTU

AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF


DARI TEMPURUNG KEMIRI

Azhary H. Surest, J. A. Fitri Kasih, Arfenny Wisanti

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya


Jl.Raya Palembang – Prabumulih Km.32, Inderalaya 30662

ABSTRACT

Active carbon is carbon that has been activated using activator substances so the pores
is open, this thing raised the adsorbance of the active carbon. Variables used in this research
are carbonisation temperature (500o, 600oC and 700oC), activator concentration (0,1M, 0,2M,
and 0,3M) and activation time ( 18 hours, 20 hours and 22 hours). This research analyzed
water content, iodium adsorption and waste water of jumputan. The result of this research was
increasing in carbonisation temperature, activator concentration and activation time would
increase the adsorbance of the active carbon.
Keyword : candlenut, active carbon, waste water of jumputan

ABSTRAK

Karbon aktif adalah karbon yang sudah diaktifkan dengan zat aktivator sehingga pori
– porinya terbuka, hal ini menyebabkan daya serap karbon aktif lebih besar dari karbon biasa.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah temperatur karbonisasi (5000C, 6000C,
dan 7000C), konsentrasi zat aktivator (0,1 M, 0,2 M, dan 0,3 M), dan waktu aktivasi (18 jam, 20
jam, dan 22 jam). Yang dianalisa dalam penelitian ini adalah kadar air, daya serap terhadap
iodium, dan daya serap terhadap limbah cair kain jumputan. Hasil yang didapat dari penelitian
ini yaitu semakin tinggi temperatur karbonisasi, konsentrasi zat aktivator, dan waktu aktivasi
maka semakin tinggi daya serap karbon aktif.
Kata kunci : Kemiri, karbon aktif, limbah cair kain jumputan

I. PENDAHULUAN diolah menjadi karbon aktif (zat penyerap) yang


dapat digunakan untuk menyerap limbah padatan
Kulit kemiri memang merupakan limbah yang terlarut dalam air, menghilangkan bau,
organik yang dapat diuraikan namun dengan penyerapan zat warna, zat purifikasi, dan
teksturnya yang cukup keras membutuhkan waktu sebagainya.
untuk menguraikannya secara alamiah. Dengan Karbon Aktif adalah karbon yang sudah
memperhatikan faktor lingkungan tersebut, maka diaktifkan sehingga pori-porinya terbuka sehingga
kulit kemiri dapat dimanfaatkan sebagai bahan daya serapnya lebih besar dari karbon biasa. Karbon
baku pembuatan karbon aktif. Pemanfaatan limbah aktif berbentuk amorf disusun oleh atom-atom
kulit kemiri ini dimaksudkan selain untuk karbon yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi
menanggulangi penumpukan limbah kulit kemiri yang hexagonal. Dengan menghilangkan
juga diharapkan dapat menghasilkan produk yang hidrokarbon pada permukaan tersebut maka
aman dan ramah lingkungan. Maka kulit kemiri permukaan karbon menjadi lebih luas sehingga daya

Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15, April 2008 17


serapnya menjadi lebih besar. Selama ini di pasaran organik yang menyusun struktur bahan membentuk
lebih dikenal karbon aktif dari tempurung kelapa, methanol,uap-uap asam asetat, tar-tar dan
namun sebenarnya karbon aktif dapat dibuat dari hidrokarbon. Material padat yang tinggal setelah
berbagai bahan organik maupun non organik, karbonisasi adalah karbon dalam bentuk arang
selama bahan tersebut mengandung unsur karbon dengan area permukaan spesifik yang sempit
(C). (Cheresmisinoff,1993).
Dalam penelitian ini karbon aktif yang 2. Proses Aktivasi
dihasilkan selain diuji kadar air dan daya serapnya Proses aktivasi dilakukan untuk memperbesar luas
terhadap iodium, akan digunakan pula sebagai permukaan total karbon hasil dari pemanasan
adsorben pada limbah pencucian kain jumputan. Zat karbonisasi dengan melakukan pelepasan
warna yang biasa digunakan pada proses hidrokarbon yang melekat pada arang sehingga
pencelupan, pada umumnya tidak akan masuk daya serapnya bertambah.Pengaktifan karbon dari
seluruhnya dalam bahan tekstil sehingga ketika hasil pengarangan dilakukan dengan dua cara yaitu :
dicuci maka air hasil cucian masih mengandung a. Aktivasi Thermal
residu zat warna dan zat-zat pembantu pencelupan Aktivasi thermal adalah proses aktivasi yang
seperti zat asam, basa atau garam. Hal inilah yang melibatka adanya gas pengoksidasi seperti
menyebabkan pencemaran apabila air hasil cucian udara pada temperatur rendah,uap,CO2, atau
tersebut dibuang langsung ke perairan umum. aliran gas pada temperatur tinggi
Maka penelitian ini bertujuan untuk melihat (Pohan,1993).
daya serap karbon aktif dari tempurung kemiri yang b. Aktivasi Kimia
kemudian diaplikasikan sebagai media penyerap Aktivasi kimia merupakan suatu proses
pada pengolahan limbah cair industri kain aktivasi yang menggunakan bahan-bahan
jumputan. Kualitas arang aktif ditentukan kimia yang telah ada dalam karbon ataupun
berdasarkan Standar Industri Indonesia (SII No. sengaja ditambahkan untuk menguraikan
0258-88) melalui pengujian baku mutu yang telah material selulosa secara kimia. Beberapa
ditetapkan oleh Standar Industri Indonesia antara bahan kimia yang paling umum digunakan
lain pengujian kadar air dan daya serap terhadap sebagai aktivator yaitu CaCl2, MnCl2, ZnCl2,
iodium (I2). Ca(OH)2, H2SO4, H3PO4, NaOH dan lain-lain.
3. Proses dehidrasi
Proses penghilangan air pada pasta karbon,
II. FUNDAMENTAL melalui pemanasan dengan oven pada suhu
2000C selama 1 jam. Sehingga didapatkan
2.1. Karbon Aktif karbon aktif kering yang siap digunakan.
Karbon aktif adalah karbon yang sudah
diaktifkan sehingga pori-porinya terbuka sehingga 2.2.3. Adsorpsi
daya serapnya lebih besar dari karbon biasa. Karbon Proses adsorpsi digolongkan menjadi 2 macam
aktif merupakan karbon amorf dengan luas yaitu adsorpsi fisika dan kimia.
permukaan sekitar 300 sampai 2000 m2/gr. Luas a. Adsorpsi Fisika
permukaan yang sangat besar ini karena mempunyai b. Adsorpsi Kimia
struktur pori-pori, pori-pori inilah yang Proses adsorpsi dapat dipengaruhi oleh beberapa
menyebabkan karbon aktif mempunyai kemampuan faktor yaitu :
untuk menyerap. 1. Sifat fisis dan kimiawi, adsorbate (fase
terserap) missal : ukuran molekul-molekul,
2.2. Pembuatan Karbon Aktif polaritas molekul, komposisi kimiawi dan
Secara garis besar ada 3 tahapan pembuatan lain-lain.
karbon aktif, yaitu : 2. Sifat fisis dan kimiawi adsorben misalnya
1. Proses pengarangan/karbonisasi luas permukaan ukuran pori-pori, komposisi
Karbonisasi atau pengarangan adalah suatu kimia dan lain-lain.
proses pemanasan pada suhu tertentu dari bahan- 3. Sifat dari fase cairan seperti pH dan
bahan organik dalam jumlah oksigen sangat temperatur.
terbatas, biasanya didalam furnae. Proses ini 4. Konsentrasi dari fase terserap untuk fase cair
menyebabkan terjadinya proses penguraian senyawa

18 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15, April 2008


5. Waktu kontak antara fase terserap dengan Alat untuk Analisa Parameter
fase yang diserap. 1. Spektrofotometer
2. Kuvet
2.3. Limbah Cair Industri Jumputan 3. pH meter
Proses pencelupan kain jumputan Palembang 4. Tabung reaksi 50 ml
dengan zat warna tekstil akan selalu menghasilkan 5. Neraca elektrik
air limbah yang tidak sedikit dan tentu saja masih 6. Erlenmeyer 100 ml dan 250 ml
mengandung zat warna dan zat-zat pembantu 7. Pipet 10 ml
pencelupan lainnya. Maka limbah tersebut dapat 8. Pipet tetes
diolah terlebih dahulu sebelum dibuang, antara lain 9. Beker gelas 50 ml dan 100ml
dengan cara diserap menggunakan karbon aktif. 10. Gelas ukur 5 ml, 10 ml, dan 100 ml
Proses pengolahannya, karbon aktif
ditempatkan dalam suatu kolom adsorpsi yang telah 3.2 Prosedur Penelitian
dilengkapi dengan kain kasa pada bagian bawahnya, Prosedur penelitian ini dilakukan melalui 3
limbah dialirkan ke dalam kolom tadi untuk tahapan umum, yaitu:
selanjutnya ditunggu hingga didapat effluent air 1) Tahap pembuatan arang dengan pembakaran di
limbah yang bersih dari zat warna. atas furnace pada temperatur 500oC, 600oC, dan
700oC.
2) Tahap pengaktifan arang menggunakan zat
III. METODOLOGI PENELITIAN aktivator kalsium klorida (CaCl2).
3) Tahap pengujian arang aktif yang meliputi
3.1 Bahan dan Alat beberapa pengujian yaitu pengujian uji kadar
3.1.1 Proses Produksi Arang Aktif air, uji daya serap terhadap iodin (I2), uji daya
Bahan yang Digunakan serap terhadap limbah cair jumputan.
1. Tempurung kemiri
2. Aktivator CaCl2 3.2.1 Prosedur Pembuatan Arang
3. Aquadest 1. Bahan baku dalam keadaan kering
4. Bahan analisa : amilum, natrium tiosulfat dan dipotong-potong/dipecah kecil-kecil
iodine. 2. Lakukan pembakaran di atas furnace. Suhu
5. Kertas saring pembakarannya ditentukan 5000C, 6000C,
700oC
Alat yang Digunakan 3. Arang yang dihasilkan tersebut digiling di
1. Furnace kurs porselin.
2. Oven listrik 4. Lakukan pengayakan dengan ukuran 250
3. Neraca analitis µm
4. Kurs porselin 5. Didapatkan 27 sampel dengan konsentrasi
5. Erlenmeyer zat aktivator dan suhu pembakaran yang
6. Beker gelas berbeda.
7. Pipet ukur dan pipet tetes
8. pH meter 3.2.2 Prosedur Pengaktifan Arang
9. Desikator 1. Arang direndam di dalam larutan aktivator.
10. Alat titrasi Tentukan konsentrasi larutan aktivator 0,1,
0,2 dan 0,3 M dengan waktu perendaman
3.1.2 Pengolahan Limbah Cair 18,20 dan 22 jam. Kemudian arang
Alat yang Digunakan untuk Filtrasi disaring dengan menggunakan kertas
Pengolahan limbah hasil pewarnaan kain saring.
jumputan, digunakan kolom adsorpsi (filter bed) 2. Arang aktif kemudian dicuci dengan
yang terbuat dari pipa PVC yang berisi karbon aktif aquadest hingga pH 7, lalu disaring dengan
sebagai adsorben dan dilapisi dengan kain kasa menggunakan kertas saring.
sebagai media penyaring. 3. Dari langkah di atas didapat sampel pasta
arang.

Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15, April 2008 19


4. Sampel yang telah didapat dikeringkan di Analisis zat warna secara Spektrofotometris:
dalam oven pada suhu 2000C selama 1 1. Pembentukan warna sampel
jam. a. Dengan menggunakan pipet, pindahkan
sampel yang telah dipersiapkan sebanyak
3.2.3 Pengujian Arang Aktif 10 ml, kemudian diencerkan sebanyak 50
Ada beberapa pengujian yang dilakukan dalam kali sehingga volumenya menjadi 500 ml
pembuatan arang aktif, meliputi: b. Kocoklah sampel yang telah diencerkan
1. Uji Kadar Air tersebut agar homogen.
Timbang arang aktif seberat 1 gram dan 2. Persiapan larutan blanko
masukkan ke dalam kurs porselin yang telah Larutan blanko yaitu aquadest.
dikeringkan, setelah itu masukkan ke dalam oven 3. Uji Spektrofotometri
pada suhu 1050C selama 1 jam, kemudian dinginkan Ukur nilai absorbansi dari masing-masing
dalam desikator dan ditimbang. Kadar air dapat larutan standar dan sampel mulai dari sampel
dihitung dengan persamaan berikut: yang belum diserap dan sampel yang telah
a−b diadsorpsi dengan panjang gelombang 560 nm
Kadar air = x 100% dn 575 nm.
a
Dimana:
a = berat arang aktif mula-mula (gram)
b = berat arang aktif setelah dikeringkan (gram) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Uji Daya Serap terhadap Iodium Kadar Air
Pengujian terhadap daya serap iodium dilakukan
waktu 22 jam
melalui tahapan sebagai berikut:
1. Timbang karbon aktif 0,15 gram dan 3
campurkan dengan 50 ml larutan Iodium 0,1 N. 2,5
k a d a r air %

Kocok dengan alat pengocok selama 15 menit. 2


1,5 s uhu 500
2. Setelah itu pindahkan ke dalam tabung s uhu 600
1
sentrifugal sampai karbon aktif turun. 0,5 s uhu 700
3. Ambil 10 ml cairan itu dan titrasi dengan 0
larutan natrium tiosulfat 0,1 N. 0 0,1 0,2 0,3 0,4
4. Jika warna kuning pada larutan mulai samar, konsentrasi M
tambahakna larutan amilum 1 % sebagai
Pada karbon aktif yang direndam selama 22
indikator.
jam, dapat dilihat bahwa kadar air karbon aktif
5. Titrasi kembali warna biru tua hingga menjadi
meningkat dengan semakin tingginya konsentrasi
warna bening.
zat aktivator. Ini menunjukkan bahwa semakin
besar konsentrasi aktivator CaCl2, maka karbon
3. Pengujian terhadap Limbah Cair Indutri
aktif yang dihasilkan mempunyai kadar air yang
Pewarnaan Kain Jumputan
semakin tinggi pula. Sedangkan untuk temperatur
Analisis Zat Warna
karbonisasinya, pada temperatur 5000C memiliki
Prosedur kerja:
kadar air yang maksimal dibandingkan pada suhu
a. Siapkan 50 ml limbah cair hasil pewarnaan
kain jumputan. 6000C dan 7000C.
b. Masukkan karbon aktif seberat 10 gr dalam Pada gambar tersebut diketahui bahwa kadar
air karbon aktif maksimal terdapat pada karbon
tabung adsorpsi Tuangkan limbah cair hasil
aktif yang dikarbonisasi pada suhu 5000C dan
pewarnaan kain jumputan ke dalam tabung
konsentrasi zat aktivator 0,3M yaitu sebesar
adsorpsi.
c. Amati perubahan yang terjadi setelah limbah 2,4858%. Sedangkan kadar air minimal terdapat
melewati karbon aktif. pada karbon aktif yang dikarbonisasi pada suhu
d. Ukur kejernihan limbah dengan alat 7000C dan konsentrasi zat aktivator 0,1 M yaitu
sebesar 0,639%.
spektrofotometer.

20 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15, April 2008


Daya Serap Iodium kadar air yaitu antara 0,5995%-2,4858%
dimana standar SII maksimum 15%, hasil
waktu 22 jam
pengujian daya serap iodium maksimal yaitu
2.000
iod yang diaods ops i, m g /g

1.800 1754,5659 mg/g dengan standar SII minimum


1.600
1.400 750 mg/g.
1.200
1.000 s uhu 500 3. Semakin tinggi konsentrasi zat aktivator,
800
600
s uhu 600 semakin tinggi suhu pembakaran dan semakin
s uhu 700
400
200
lama waktu aktivasi maka semakin semakin
0 baik daya serap karbon aktif.
0 0,1 0,2 0,3 0,4
4. Daya serap karbon aktif dari tempurung kemiri
konse ntra si, M
yang optimal didapat jika suhu karbonisasi
Pada gambar tersebut diketahui bahwa daya diatas 700oC.
serap karbon aktif terhadap iodium terendah
terdapat pada karbon aktif yang dikarbonisasi pada Saran
suhu 5000C dan konsentrasi 0,1 M yaitu sebesar 1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut
879,84 mg/g. Sedangkan daya serap terhadap dengan menggunakan variabel suhu,
iodium terbesar terdapat pada karbon aktif yang konsentrasi zat aktivator, dan waktu aktivasi
dikarbonisasi pada suuhu 7000C dan konsentrasi 0,3 yang berbeda untuk menghasilkan karbon aktif
M yaitu sebesar 1754,5659 mg/g. yang lebih baik.
2. Selain itu dapat pula dilakukan penelitian lebih
Daya Serap Limbah Jumputan lanjut dengan menggunakan jenis zat aktivator
waktu 22 jam yang berbeda pula misalnya jenis aktivator zat
0,14
asam ataupun basa.
0,12 3. Sebaiknya suhu yang digunakan diatas 700oC.
a b s o ra b a n s i p p m

0,1
4. Perlunya penerapan aplikasi pemanfaatan
0,08 s uhu 500
0,06 karbon aktif selain untuk pengolahan limbah
s uhu 600
0,04
s uhu 700
cair pewarnaan kain jumputan.
0,02
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4

konsentrasi M DAFTAR PUSTAKA


Dari grafik dapat dilihat bahwa pada
karbon aktif dengan waktu aktivasi 22 jam, Dharma.1987. Indonesia Medical Plants .Balai
penyerapan terendah terjadi pada karbon aktif pustaka. Jakarta
dengan suhu pembakaran 500o dan konsentrasi zat
aktivator 0,1M dengan nilai absorbansi 0,038 ppm. Khaerudin.1994. Pembibitan Tanaman HTI.Penebar
Sedangkan penyerapan tertinggi terjadi suhu 700oC Swadaya.Jakarta
dan konsentrasi 0,3M dengan nilai absorbansi 0,121
ppm. Ruspandi.Fendy.1994.Kemiri Budidaya dan
Prospek Bisnis.Penebar Swadaya. Jakarta

V. KESIMPULAN DAN SARAN Deni dan Farid.2006.Pembuatan Karbon Aktif dari


Cangkang Biji Karet. Laporan Penelitian
Kesimpulan Teknik kimia Universitas Sriwijaya.
1. Arang aktif dapat diperoleh dari tempurung
kemiri dengan pembakaran 500oC, 600oC, dan Viktor,dkk. Pemanfaatan Tempurung Kemiri
700oC. Pengaktifan arang tersebut dapat menjadi Arang Aktif.Laporan Penelitian.
diaktifkan dengan menggunakan zat aktivator Teknik Kimia Universitas Sriwijaya (Tidak
berupa CaCl2, dengan konsentrasi 0,1 M, 0,2 Dipublikasikan)
M, dan 0,3 M serta lama waktu aktivasi 18jam,
20 jam, dan 22jam. Lailiana,dan Verawati. Pembuatan Karbon Aktif
2. Karbon aktif yang dihasilkan cukup baik dan dari kayu bakau Laporan Penelitian. Teknik
memenuhi standar SII dengan hasil pengujian Kimia Universitas Sriwijaya .

Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15, April 2008 21


22 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15, April 2008

Anda mungkin juga menyukai