Anda di halaman 1dari 54

MATRIKS

Definisi Matrik :
susunan bilangan berbentuk segi empat atau bujur
sangkar yang diatur dalam baris dan kolom, ditulis antara
dua kurung, yaitu ( ) atau [ ]


 Jumlah baris :m
 Jumlah kolom :n
 Ukuran/ordo :mxn
 Elemen diagonal : a11, a22,….. ann
Kesamaan Matrik

Matrik A dan Matrik B dikatakan sama jika :

Ordonya sama

Elemen yang seletak sama

A = (aij )
A = B jika aij = bij untuk i = 1,2,……..m
dan j = 1,2, …….n
B = (bij )
Contoh :
1) a b  2 0  2 0 x 
A  B  C 
c d  5 3  5 3 y 
Matrik A = B jika a = 2, b = 0, c = 5 dan d = 3.
Matrik A dan B tidak akan sama dengan matrik C
sebab ordo A dan B adalah 2 x 2, sedangkan
ordo C adalah 2 x 3.
1 
2) R  1 4 3 C 4
 


3 

R  C karena R berordo 1 x 3 dan C : 3 x 1


Bentuk-bentuk Matrik
a. Matrik Bujur sangkar : jumlah baris = jumlah
kolom (Ann n x n)

Contoh :
b. Matrik Diagonal :
matrik bujur sangkar yang elemen diagonal
utamanya tidak semua nol (tidak disyaratkan
elemen diagonal harus tidak nol), sedangkan
elemen yang lain nol.
Contoh :
c. Matrik Segitiga
 Matrik segitiga atas :
matrik bujur sangkar yang setiap elemen di
bawah diagonal utama bernilai 0

 Matrik segitiga bawah :

matrik bujur sangkar yang setiap elemen di atas


diagonal utama bernilai 0

Catatan : tidak disyaratkan bahwa elemen diagonal


harus bernilai tak nol
Contoh :

Matrik A adalah matrik segitiga atas,


matrik B adalah matrik segitiga bawah,
sedangkan matrik C merupakan matrik segitiga
atas dan juga matrik segitiga bawah
Ada tiga hal yang perlu diketahui tentang matrik
segitiga :

1. Transpose dari matrik segitiga atas akan


menghasilkan matrik segitiga bawah, demikian pula
sebaliknya.
1 0 0 
Contoh : A   4 2 0 (segitiga bawah)
5 3 4 

1 4 5 
A T   0 2 3 (segitiga atas)
 0 0 4
2. Hasil kali antara matrik segitiga atas akan
menghasilkan matrik segitiga atas, demikian juga
sebaliknya.
1 2 1   2 1 3
A   0 3 2 (segitiga atas) B  0 4 2 (segitiga atas)
0 0 1  0 0 1

1 2 1   2 1 3  2 9 8
    
maka A x B   0 3 2 x  0 4 2   0 12 8
0 0 1  0 0 1  0 0 1 
3. Matrik segitiga mempunyai invers jika dan hanya
jika elemen pada diagonal utamanya tidak
memuat angka nol (0).
Contoh :
1 2 1 

A  0 1 3 
0 0 0 

Matrik A di atas tidak mempunyai invers, karena


salah satu elemen pada diagonalnya bernilai nol
(0)
d. Matrik Nol : matrik dengan semua elemennya nol
(0)
e. Matrik satuan/identitas :
matrik bujur sangkar yang elemen diagonal
utamanya bernilai satu, sedangkan elemen yang
lain bernilai nol.
Contoh :
1 0 0 
1 0   
I2    I3   0 1 0 
0 1 
0 0 1 
Sifat matrik identitas dan matrik nol

Jika A adalah matrik berukuran n x n, maka :

I . A = A.I = A

A+0 = 0+A= A

A .0 = 0 .A= 0
f. Matrik singular : matrik bujur sangkar yang tidak
mempunyai invers
(determinannya = 0)

g. Matrik non singular : matrik bujur sangkar yang


mempunyai invers
(determinannya0)
i. Transpose matrik
Transpose matrik A (dinotasikan AT) , adalah
diubahnya baris menjadi kolom dan kolom menjadi
baris dari matrik A. Notasi matematik transpose
matrik ditulis sebagai berikut : (AT)ij = (A)ji
Jika diketahui matrik U dan V berikut ini :
u1   v1 
U  u2  V   v2  , maka UV  u1v1  u2 v2  .....un vn
un   vn 
 v1 
 u1 u2 un  v2   U T V
 vn 
(A)ijT  A ji untuk semua i dan j
Sifat-sifat dari transpose suatu matrik :

1). (A )  A
T T

2). (A  B)  A ± B
T T T

3). (kA)  kA , dengan k adalah skalar


T T

4). (AB)  B A
T T T
Contoh Soal :
1) Tentukan AT, BT dan CT dari matrik :

1 3 2  a b 
A  B  C  5 -1 2
5 0 1 c d 
Jawab :

1 5   5 
  a c  T  
A  3 0  B  
T T
 C   -1 
 2 1   b d
 2 
2) Tentukan AT, BT dan CT dari matrik :

3 -2 
   1
A  1 4  B    C   0 -1 2
5 -3   -2 

Jawab :

 0 
3 1 5 T  
A 
T
 B   1 -2  C  -1
T

-2 4 -3   2 
j. Matrik simetri :
Sebuah matrik bujur sangkar dikatakan
simetri jika A = AT. 1 4 8 
Jika suatu matrik : 
A   4 7 3 
8 3 2 
A = AT
1 4 8 
A T
  4 7 3
Ditranspose menjadi :  
8 3 2 
Maka matrik A dikatakan simetri, karena
elemen yang terdapat pada A sama dengan
pada AT
Contoh Soal :
Apakah matrik A dan B berikut ini merupakan
matrik simetri ?
1 3 2 
   1 2
A  3 5 0  B   -1 3
  
 2 0 4

Jawab :

A merupakan matrik simetri karena AT = A


1 -1 
B bukan matrik simetri karena B 
T
 ≠B
 2 3
k. Matrik Partisi :
sebuah matrik dapat dibagi menjadi bagian yang
lebih kecil dengan garis pemisah/partisi mendatar
dan vertikal.

1 0 0 2 -1  1 0 0 2 -1 
0 1 0 1 3  0 1 0 1 3 
 
A  0 0 1 4 0 0 0 1 4 0
   
0 0 0 1 7 0 0 0 1 7
 0 0 0 7 2   0 0 0 7 2 
I B 
 
O C 
I adalah matrik identitas 3 x 3,
B adalah matrik 3 x 2
O adalah matrik nol 2 x 3
C adalah matrik 2 x 2
Dengan cara partisi tersebut, kita dapat lihat bahwa
matrik A adalah sebagai matrik 2 x 2
Jika terdapat matrik A berukuran m x n dan
matrik B berukuran n x r, maka untuk
mendapatkan hasil perkaliannya (AB) kita dapat
membuat matrik partisi.
1. Kita partisi matrik B dalam bentuk vektor kolom
B   b1 b2 .... br 

AB  A  b1 b2 .... br   Ab1 Ab2 .... Ab r 

maka :
Bentuk akhir disebut perkalian matrik-kolom.
2. Kita partisi matrik A dalam bentuk vektor baris

 A1   A1   A1B 
A  A  A B 
 2  AB   2 
B  2 
A    
 
     
 A m   A m B
 A m 
Bentuk akhir disebut perkalian matrik-baris
3. Kita partisi matrik A dalam bentuk vektor baris dan
matrik B dalam bentuk vektor kolom. Bentuk akhir
disebut perkalian baris-kolom. Demikian pula
dapat dilakukan partisi sebaliknya (kolom-baris),
disebut perkalian kolom-baris.

 B1 
B 
A   a1 a 2 .... a n  dan B   2

 
 
 Bn 
 B1 
B 
AB   a1 a 2 .... a n   2 

 
 

 Bn 

 a1B1  a 2 B2  .....  a n Bn

a i Bi disebut perkalian bagian luar


a1B1  a 2 B2  .....  a n Bn disebut : ekspansi
perkalian bagian luar
Contoh soal :
Hitung ekspansi perkalian bagian luar AB jika
diketahui :
 4 -1 
1 3 2  1 2 
A  dan B   
 0 -1 1  
3 0  

Jawab :
 B1   4 -1 
1 3 2   B   1 2 
A   a1 a 2 a 3     dan B   2  
 0 -1 1   B3  3 0 
Operasi Aljabar Matrik
C O N TO H
Jika A = 3 2 1 , dan B = 7 5 -3
5 4 6 -2 1 0

Maka A + B = = 10 7 -2
3+7 2+5 1+(-3)
3 5 6
5+(-2) 4+1 6+0
A-B = =
3-7 2-5 1-(-3) -4 -3 4

5-(-2) 4-1 6-0 7 3 6


B E B E R A PA S I FAT YA N G B E R L A K U PA D A
P E N J U M L A H A N M AT R I K S

1) A + B = B = A ( Sifat Komutatif)
2) (A + B) + C = A + ( B + C) (Sifat Asosiatif )
3) A + 0 = 0 + A = A (Sifat Identitas tambah)
PERKALIAN BILANGAN REAL
D E N G A N M AT R I K S
Jika k adalah suatu bilangan Real (skalar) dan Matriks
A = (aij), maka Matriks kA = (kaij) adalah suatu matriks
yang di peroleh dengan mengalikan semua elemen
matriks A dengan k.

a11 a12
Jadi, jika A = , maka : kA ka
= 11 ka12
a21 a22 ka21 ka22

7 5 -3
Contoh : Misal A = ,
-2 1 0

7 5 -3 3.7 3.5 3.(-3) 21 15 -9


maka 3A = 3 = =
-2 1 0 3.(-2) 3.1 3.0 -6 3 0
SIFAT-SIFAT PERKALIAN
MATRIKS DENGAN BILANGAN
REAL
Jika a dan b bilangan real, maka :
 ( a + b )A = aA + bA
 a ( A + B ) = aA + aB
 a( bA ) = (ab)A
PERKALIAN MATRIKS DENGAN
MATRIKS (PERKALIAN 2 MATRIKS)
Matriks A yang berordo mxp dengan suatu matriks B
yang berordo pxn adalah matriks C yang berordo mxn.
A mxp.Bpxn = C mxn

Dalam perkalian matriks ini yang perlu diperhatikan


adalah : Banyaknya kolom pada matriks A harus
sama dengan banyaknya baris pada matriks B. Jika
hal ini tidak dipenuhi, maka hasil kali matriks tidak
didefinisikan.
Secara umum jika A = a11 a12 a
>>
13 ordo matriks 2x3
a21 a22 a23

b11 b12
B =b21 b22 >> ordo matriks 3x2
b31 b32

C=A.B
= >> ordo matriks 2x2
c11 c12
c21 c22
Dimana

c11 = a11b11+a12b21+a13b31
c12 = a11b12+a12b22+a13b32
c21 = a21b11+a22b21+a23b31
c22 = a21b12+a22b22+a23b32
DETERMINAN MATRIKS
Determinan matriks 𝐴 di definisikan sebagai
selisih antara perkalian elemen - elemen pada
diagonal utama dengan perkalian elemen - elemen
pada diagonal sekunder. Determinan dari matriks
dinotasikan dengan det 𝐴 atau |𝐴|. Nilai dari
determinan suatu matriks berupa bilangan real.
DETERMINAN MATRIK ORDO 2X2
a b a b
Jika Matriks A = c d maka det (A) = |A| =
c |d |= ad – bc

Contoh :
2 1
P = -6 3 maka,
2 1
det (P) = |P| = | -6 3 | = (2.3) – (1.(-6)) = 6+6 = 12
DETERMINAN MATRIKS ORDO 3x3

Untuk mencari determinanmatriks berordo dapat


digunakan dua metode, sebagai berikut:
 MetodeSarrus
 MetodeEkspansiKofaktor (Tidak dibahas disini)
METODE SARRUS
Cara ini paling tepat digunakan untuk
menentukan determinan matriks ordo 3×3.
Cara sarrus :
i. Tuliskan kolom pertama dan kedua dari
determinan awal di sebelah kanan setelah kolom
ketiga.
ii. Kalikan unsur – unsur pada keenam diagonal,
yaitu tiga kolom diagonal utama (dari kiri ke
kanan) dan tiga kolom diagonal pendamping (dari
kanan ke kiri). Hasil kali diagonal utama
dijumlahkan dan hasil kali pada diagonal
pendamping dikurangkan.
p q r
Jika Matriks B =
s t u
v w x

maka det (B) = |B| = p q r p q


s t u s t
v w x v w

= ptx + quv + rsw – vtr –wup – xsq


Perlu diperhatikan bahwa Metode Sarrus tidak
berlaku bila matriks berordo 4x4 dan yang lebih
tinggi lagi.
b. Perkalian matrik dengan matrik
Operasi perkalian matrik dapat dilakukan pada
dua buah matrik (A dan B) jika jumlah kolom
matrik A = jumlah baris matrik B.
Aturan Perkalian
Jika Amn dan Bnk maka Amn Bnk = Cmk dengan
elemen-elemen dari C(cij) merupakan
penjumlahan dari perkalian elemen-elemen A
baris i dengan elemen-elemen B kolom j.
Notasi perkalian matrik dengan matrik :

Contoh Soal
1)
-4 0 3 -1
 1 3 -1 
A  B   5 -2 -1 1 Tentukan AB
 -2 -1 1 -1 2 0 6 
Jawab :
c11 =1(-4) + 3( 5) + (-1)(-1) = 12
c12 =1( 0) + 3(-2) + (-1)( 2) = - 8
c13 =1( 3) + 3(-1) + (-1)( 0) = 0
c14 =1(-1) + 3( 1) + (-1)( 6) = - 4

c21 =(-2)(-4) + (-1)( 5) + (1)(-1) = 2


c22 =(-2)( 0) + (-1)(-2) + (1)( 2) = 4
c23 =(-2)( 3) + (-1)(-1) + (1)( 0) = - 5
c24 =(-2)(-1) + (-1)( 1) + (1)( 6) = 7

12 -8 0 -4 
C  AB   
 2 4 -5 7 
2)

Jawab:

Sedangkan B X A tidak dapat dikerjakan,


karena jumlah kolom matrik B tidak sama
dengan jumlah baris matrik A
3)
 2 4 1 0
A  B  Tentukan AB dan BA
-1 -2 1 1
Jawab :

 2 4  1 0   6 4
AB       
 -1 -2  1 1   -3 -2 

1 0   2 4   2 4
BA       
1 1  -1 -2  1 2 
Kesimpulan : AB ≠ BA
c. Perkalian matrik dengan skalar
Suatu matrik dapat dikalikan suatu skalar k dengan
aturan tiap-tiap elemen pada A dikalikan dengan k

Contoh :

Contoh soal:
1)  1 4 0  Tentukan : 2A, (- 1A) dan ½ A
A 
 -2 6 5 
Jawab :
 2 8 0  -1 -4 0 
2A    (  1A)   
 -4 12 10   2 -6 -5
1  12 2 0
A 5 
2 -1 3 2 
2)  4 -3 2 -1 
A   2 0 6 5  Tentukan 3A,  1 A
2
1 3 4 -2 

Jawab :
12 -9 6 -3 
3A  
 6 0 18 15 


 3 9 12 -6 

-2 32 -1 1
2 
 -5 
 1 A  -1 0 -3 2 
2
- 1 -3 -2 1 
 2 2
Sifat-sifat operasi Matrik :
* AB  BA  komutatif
* A  (B  C)  (A  B)  C  asosiatif
* k(A  B)  kA  kB  k  sembarang bilangan
* A(B  C)  AB  AC  distributif
* (A  B)C  AC  BC  distributif
* A(BC)  (AB)C  asosiatif
Pada umumnya :
AB  BA
AB  0 tidak berakibat A  0 atau B  0
AB  AC tidak berakibat B  C
DETERMINAN MATRIKS
• Misalkan det A = | A | := ad-bc

• Determinan hanya untuk matriks bujur sangkar


• Untuk order lebih dari 2, digunakan pengertian
minor dan kofaktor.

• Ilustrasi:

• Minor komponen adalah

• Kofaktor komponen adalah


Dengan cara yang sama diperoleh

Menentukan tanda + atau – pada kofaktor, diperhatikan


skema berikut :

Diperoleh
Definisi determinan matriks 3 x 3:

Coba terapkan untuk menghitung determinan matriks A.


 Secara umum untuk matriks n x n:

 Atau dalam bentuk

 Atau dalam bentuk

 Contoh :

 Cara cerdas: pilih kolom kedua

 Pilih lagi kolom kedua


Adjoint matriks
 Misalkan A matriks n x n dengan kofaktor aij
adalah Cij maka matriks

disebut matriks kofaktor dari A, dan


transposenya disebut adjoint A, ditulis
adj(A).
 Contoh:

Kofaktor A :
Invers matriks
 Invers matiks A adalah

 Contoh: diperhatikan kembali matriks A


sebelumnya, mudah diperoleh det(A) = 64, jadi
Latihan :
3.

4.
5.

6.

Anda mungkin juga menyukai