Bapedal 1999 Pelatihan Pemantauan Kualitas Udara PDF
Bapedal 1999 Pelatihan Pemantauan Kualitas Udara PDF
Sesi 7:
Pemantauan
kualitas udara
KURSUS PENGELOLAAN KUALITAS UDARA
Kesemua bahan pelatihan ini dirancang dan diproduksi oleh Proyek Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran (PCI) BAPEDAL dan Jawa Timur; suatu
proyek AusAID. Informasi yang termuat dalam bahan pelatihan ini diperoleh dan ditulis Tim Proyek PCI—terutama Penasihat Kualitas Udara A. H.
Van der Wiele dan produksi oleh K. Fjellstrom—dari sumber-sumber yang dipercayai. Sumber-sumber ini meliputi sejumlah makalah pengajar Institut
Teknologi Bandung, laporan dan artikel BAPEDAL, lembaga akademis dan konsultan independen. Namun demikian, baik Proyek PCI maupun
BAPEDAL tidak menjamin keakuratan atau kelengkapan sesuatu informasi yang terdapat di sini, dan baik Proyek PCI maupun BAPEDAL tidak
bertanggung jawab atas sesuatu kekeliruan, kelalaian atau kerugian yang timbul dari penggunaan informasi ini. Seluruh bahan ini diterbitkan dengan
pengertian bahwa Proyek PCI menyediakan informasi untuk digunakan dalam pelatihan, namun tidak berusaha memberikan jasa enjiniring, jasa
hukum, jasa akunting atau jasa profesional lainnya. Jika jasa tersebut dibutuhkan, bantuan profesional yang sesuai harus dicari.
Penyelenggara/organiser
1. Penyelenggara kursus bagikan buku-buku sesi kepada
para calon instruktur, paling sedikit 2 minggu sebelum
1. Copy the kursus dimulai.
1. Salinkan “Participants Notes”
“Catatan Peserta” 2. Distribute material 2. “Catatan Peserta”—yang disediakan untuk setiap sesi—
dari setiap sesi to presenters
disalinkan untuk dibagikan kepada para peserta:
2. Bagikan setiap Sebelum Dibagikan sebagai satu paket kepada para peserta pada
buku sesi kepada kursus
calon instruktur permulaan kursus; atau
3. Assist presenters dibagikan kepada para peserta pada permulaan setiap
3. Bantu para in making OHPs
instruktur dengan
4. Participants’ Notes sesi oleh instruktur masing-masing.
pembuatan OHP to participants
3. Penyelenggara kursus atau instruktur masing-masing
4. Bagikan Pada menyiapkan transparansi OHP dari setiap buku sesi.
Catatan Peserta
kepada para permulaan
peserta kursus Bahan pelatihan ini juga tersedia di homepage Bapedal di http://
www.bapedal.go.id/~pci, dan juga dalam bentuk CD, dalam Portable
Document Format (.pdf ). Untuk membuka suatu file .pdf ini
diperlukan Adobe Acrobat Reader, yang bisa di-download tanpa biaya
dari http://www.adobe.com/reader.
D A F TA R S E S I
RENCANA SESI
SUMBER
SESI TOPIK WAKTU SUB-TOPIK KATA/BAHAN PENGAJARAN PENTING
PENYAMPAIAN
7 Pemantauan 2 jam Pendahuluan Sistem pencemaran udara OHP
kualitas udara
Keabsahan hasil pemantauan papan tulis
Metode analisa
Pengukuran Tujuan sampling sumber emisi
kualitas gas
buang dari Pendekatan
sumber emisi
Penempatan lubang sampling
tidak bergerak
(cerobong) Titik-titik lintasan pengukuran dalam
cerobong
M ATA A J A R A N 7
pemantauan Kualitas
Udara
PENDAHULUAN
Program pemantauan kualitas udara merupakan suatu upaya
yang dilakukan dalam pengendalian pencemaran udara. Hal
yang penting diperhatikan dalam program pemantauan udara
adalah yang berhubungan dengan aspek pengambilan contoh
udara (sampling) dan analisis di laboratoriumnya serta pengola-
han data dengan metode statistik.
Sumber
emisi Atmosfir
OHP 7–2
1
Pengukuran dan
pemantauan kualitas
udara ambien
5
Melaksanakan 2
pengendalian pencemaran Pengkajian
udara dan kegiatan-kegiatan mengenai apa maksud
lainnya untuk melaksanakan pengukuran kualitas udara
rencana pengelolaan dan dampaknya terhadap
kualitas udara lingkungan
4
Penyusunan
rencana pengelolaan Penetapan 3
kualitas udara untuk sasaran proses
mencapai sasaran yang pengelolaan, dimana sasaran
telah ditetapkan mengenai pengelolaan kualitas
udara menjadi standar
ambien kualitas udara
Gambar 7.2
Siklus pengelolaan kualitas Keabsahan hasil pemantauan
udara.
Untuk mendapatkan hasil pemantauan yang dapat dipercayai
diperlukan:
Teknik-teknik sampling yang baik;
Pencemar indikatif
Zat pencemar indikatif merupakan zat pencemar yang telah
dijadikan indikator pencemaran udara secara umum, yang biasa
tercantum di dalam peraturan kualitas udara. Yang termasuk
kelompok zat pencemar indikatif untuk daerah perkotaan dan
pemukiman secara umum adalah suspended particulate matter
(debu), karbon monoksida, total hidrokarbon (THC), oksida-
oksida nitrogen (NOx), sulfur dioksida (SO2) dan oksidan
fotokimia (ozon).
Sesi 7: Pemantauan kualitas udara 7—7
Pencemar spesifik
Kelompok pencemar spesifik merupakan zat pencemar udara
yang bersifat spesifik yang diemisikan dari sumbernya, contohnya
gas klor, ammonia, hidrogen sulfida, merkaptan, formaldehida
dan lain-lainnya.
Foto 7.1
Pengambilan contoh di sumber
emisi untuk zat pencemar gas.
Foto 7.2
Peralatan pemantauan udara
ambien.
Catatan:
L Pemantauan digunakan
untuk menentukan konsentrasi
emisi dalam cerobong asap pabrik
atau pipa saluran, atau
konsentrasi ambien di dalam
lingkungan.
7—8 Kursus pengelolaan kualitas udara
PEMANTUAN KUALITAS
UDARA AMBIEN
Dalam perencanaan pemantanan kualitas udara hatus diper-
timbangan mengenai:
Tujuan pemantauan;
it
al
lim
it
m
im
al
pic
lim
er li
rl
jumlah stasiun pemantauan
i
er
Ty
pe
5.000.000
per
ow
Up
Low
n)
Kota
on
sebesar Surabaya
uti
llu
memerlukan ±23
oll
re
lp
ma
integrating
(se
1.000.000
ini
(m
500.000
200.000
100.000
MECHANICAL-INTEGRATING
50.000 (TSP.SO2)
AUTOMATIC CONTINUOUS
20.000 (SO2, CO, HC, NO2, OXIDANTS)
10.000
Gambar 7.3 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Kurva aproksimasi jumlah Jumlah stasiun
stasiun pemantauan.
7—10 Kursus pengelolaan kualitas udara
Berdasarkan perhitungan
Penentuan jumlah stasiun pemantauan berdasarkan perhitungan
hanya digunakan untuk stasiun pemantanan pencemar S02 dan
TSP. Rumus perhitungan tersebut sebagai berikut:
N = Nx + Ny + Nx
Catatan instruktur:
# Siapkanlah perangkat data
Nx = 0.0965 x Cm-Cs X
Cs
yang memungkinkan para peserta
membuat perhitungan ini untuk Nx = 0.0096 x Cs -Cb Y
suatu kota utama dalam propinsi Cs
dimana pelatihan ini dilaksanakan. Nz = 0,0004 Z
Dimana :
N = Jumlah stasiun pemantauan
Cm = nilai isopleth maksimum ( ug/m³)
Cs = nilai standar kualitas udara ambien ( ug/m³)
Cb = nilai isopleth minimum, dengan nilai kontur
10 (ug/m³)
X = luas area dimana konsentrasi pencemar >
baku mutu (km²)
Y = luas area di mana konsnetrasi pencemar <
baku mutu > background (km²)
Z = luas area di mana konsentrasi pencemar
sama atau < background (km²).
Sesi 7: Pemantauan kualitas udara 7—11
FREKUENSI SAMPLING
Area dengan konsentarasi di atas Area non
JENIS Area urban
PARAMETER standar urban
SAMPLER
Setiap 3 setiap 6 Setiap 3 Setiap 6 Setiap 6
Kontinyu Kontinyu
hari hari hari hari hari
TSP M M M M M M
SO2 M/A A M M M M
CO A A A
HC A A A
NO2 M/A A M M A M
NOx M/A A M M A
Oksidan M/A A M A
Keterangan:
A = Alat sampling automatik
M = Alat sampling mekanikal/manual
Foto 7.3
Perakitan probe untuk sampling
cerobong, USEPA Cara 17.
Dalam foto diperlihatkan suatu
gas sampling probe dan
reaction vessel untuk
pengukuran konsentrasi NOx.
Foto 7.4
Sampel-sampel juga dapat
diambil dari lingkungan dan
diukur secara langsung dan terus-
menerus di dalam pemantau
yang dikembangkan khusus
untuk parameter tertentu. Foto
ini memperlihatkan suatu
monitor khusus untuk CO2.
Teknik absorpsi adalah teknik pengumpulan gas berdasarkan
kemampuan gas pencemar bereaksi dengan pereaksi kimia
(absorber). Pereaksi kimia yang digunakan harus spesifik artinya
hanya dapat bereaksi dengan gas pencemar tertentu yang akan
di analisis. Untuk beberapa jenis gas pencemar yang dianalisis
dengan metode colorimetri, selalu menggunakan teknik absorpsi
untuk mengumpulkan contoh gas, misalnya pengukuran gas
SO2 dengan metode pararosaniline.
Teknik adsorpsi berdasarkan kemampuan gas teradsorpsi pada
permukaan padat adsorbent (karbon aktif atau aluminium
oksida), terutama untuk gas-gas hidrokarbon yang mampu
terserap dalam permukaan karbon aktif.
Teknik pendinginan yaitu teknik sampling dengan cara mem-
bekukan gas pada titik bekunya, sedangkan pengumpulan
contoh dengan kantong udara sering digunakan untuk gas
pencemar yang tidak memerlukan pemekatan contoh udara.
7—14 Kursus pengelolaan kualitas udara
Metode analisa
Berbagai jenis metode pengukuran analitik dapat digunakan
untuk analisis zat pencemar udara, dari mulai metode analitik
yang sederhana dengan waktu pengukuran yang lama sepert
titrasi atau gravimetri sampai metode analitik yang paling
Catatan: mutakhir, menggunakan prinsip fisiko-kimia yang mampu
L Penilitian medis pada tahun
mengukur zat pencemar secara automatik dengan waktu pengu-
kuran berskala detik, serta tidak memerlukan larutan pereaksi.
90an menyimpulkan bahwa bahan
partikulat halus (<2.5µ) me- Pada tulisan ini akan hanya diberikan beberapa metode analisa
nibulkan dampak penting terhadap yang umum digunakan untuk beberapa parameter udara.
kesehatan, terutama untuk para
penghuni kota. Suspended particulate matter (spm)
Metode High Volume Sampling. Udara dihisap dengan flowrate
Perubahan terhadap alat sampling
40–60 cfm, maka suspended particulate matter (debu) dengan
dengan volume tinggi (sehingga
ukuran <100 mikron akan terhisap dan tertahan pada per-
dapat mengukur partikel <2.5µ,
mukaan filter microfiber dengan porositas < 0,3 mikron. SPM
dan pengembangan alat sampling
yang tertahan di permukaan filter ditimbang secara gravi-
alternatif untuk mengukur par-
metrik, sedangkan volume udara dihitung berdasarkan waktu
tikel <2.5µ, telah dilakukan untuk
sampling dan flowrate.
mengukur dampak ini.
Metode lain yang umum digunakan untok pengukuran SPM
Gambar 7.4
adalah tape sampling, cascade impactor, electro presipitator dll.
High Volume Sampler dan Tape Pada Gambar 7.4 diperlihatkan gambar alat High Volume
Sampler untuk pengukuran total sampler dan Tape Sampler.
suspended particulates.
OHP 7–7
Sebuah
Semua penutup alternatif
partikel tersuspensi dapat menyingkirkan Solenoid
masuk di sini partikel >10µ menyingkiran aliran udara kecuali
selama periode sampling (biasanya
3 maenit)
Air inlet
Filter paper
Solenoid
~
Delivery spool Revolving spool
Motor for
Vacuum spool
pump
~
Pump motor
Partikel-partikel terjebak
dalam kertas saring selama periode
sampling. Di lab nanti kepadatan partikulat Penyedot sampel
diukur secara optik
7—16 Kursus pengelolaan kualitas udara
Sample in
hW
Pulsed UV
Optical Filters
OHP 7–8
Amplifier
Oksida-oksida Nitrogen
Metode Griess-Saltman. NO2 di udara direaksikan dengan
pereaksi Griess Saltman (absorbent) membentuk senyawa yang
berwarna ungu. Intensitas warna yang terjadi diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm.
Sedangkan gas NO dioksidasi dengan oksidator KMnO4 atau
K2Cr2O7 membentuk NO2. Selanjutnya gas tersebut direaksi
dengan pereaksi Griess-Saltzman.
Sesi 7: Pemantauan kualitas udara 7—17
Gambar 7.6
Readout
Skema Chemiluminescence
Analyser.
Catatan:
L NDIR merupakan cara
pilihan untuk mengukur
karbon monoksida. SUMBER
PEMOTONG INFRAMERAH
Sampel masuk
SEL
ACUAN
Sampel keluar
OHP 7–10
DETEKTOR
UNIT PENGENDALI
PEREKAM
- Molekul-molekul CO
menyerap energi inframerah
- Molekul-molekul lain
Gambar 7.7
Skema NDIR Analyser.
7—18 Kursus pengelolaan kualitas udara
Karbonmonoksida
Metode Nondispersive infrared (NDIR). Pengukuran ini ber-
dasarkan kemampuan gas CO menyerap sinar infra merah
pada panjang 4,6 mikrometer. Banyaknya intensitas sinar yang
diserap sebanding dengan konsentrasi CO di udara.
Analyser ini terdiri dari sumber cahaya, inframerah, tabung
sampel dan acuan, detektor dan perekam (Gambar 7.7).
Ozon
Metode Neutral Buffer Potassium Iodine (NBKI). Udara yang
mengandung ozon dilewatkan dalam pereaksi kalium iodida
pada buffer pH netral (pH 6,8), membebaskan Iodium.
Selanjutnya Iodium yang dibebaskan diukur intensitasnya pada
panjang gelombang 350 nm.
Metode Chemiluminescence. Ozon di-
Sample out
reaksikan dengan gas asetilin membentuk
aldehide yang tidak stabil, yang selanjutnya
akan melepaskan energi dalam bentuk
cahaya. Intensitas cahaya yang diemisikan
diukur dengan fotomultiplier yang ber-
Electrode banding lurus dengan konsentrasi ozon.
Collector
(- ve) Panjang gelombang cahaya yang diemisikan
pada panjang gelombang 300–600 nm.
Igniter
Burner Hidrokarbon
Assembly Hidrokarbon diukur sebagai total hidro-
(+ ve) karbon (THC) dan Non Methanic Hydro-
carbon (NMHC). Metode yang digunakan
Fuel in
adalah kromatografi gas dengan detektor
Sample in Flame Ionisasi (FID). Hidrokarbon dibakar
pada flame yang berasal dari gas hidrogen
membentuk ion-ion. Ion yang terbentuk
pada flame akan ditangkap oleh elektrode
negatif. Banyaknya arus ion yang terbentuk
Air (Passes menunjukkan konsentrasi hidrokarbon
around burner) (Gambar 7.8).
Gambar 7.8
Flame Ionisasi Detektor.
Sesi 7: Pemantauan kualitas udara 7—19
Pengukuran
duplikat diambil untuk Semprotan air Semprotan air
masing-masing kondisi beroperasi tidak beroperasi
pengoperasian Rata-rata Rata-rata
V Pertanyaan:
Hitung efisiensi peng-
Kecepatan
12 Run 1
8.91
Run 2 Run 3
9.94
Run 4
Air
hilangan berdasarkan angka- 6 memperlam-
gas cerobong bat gas mengaki-
angka konsentrasi partikulat (m/sec) batkan penyebaran
cerobong. Apakah tingkat 180 173.30 atmosfir yang
buruk
kecepatan emisi, bahkan 114.20
dengan scrubber dalam keadaan Suhu gas 90
Daya
beroperasi, melebihi baku mutu cerobong (°C) apung plume
di Jawa Timur, ialah 0,4 g/m3? dan penyebaran
partikulat juga
Catatan instruktur: 20.2 berkurang
# Efisiensi penghilangan Kelembaban
gas
20
10
dapat dihitung sebagai ((4,06 - cerobong(%) 4.4
1,44 / 4,06) x 100). Tingkat
kecepatan emisi dengan 4.06
4
Konsentrasi
scrubber dalam keadaan ber- partikulat Lihat
2 1.44 latihan
operasi, lebih dari 3 kali baku cerobong sebelah
mutu Jawa Timur. Mn (g/scm) kiri
Gambar 7.9 395.52
368
Data pengukuran sumber yang Emisi massa
dilaksanakan pada cerobong partikulat pmr 184
103.74
ketel utama sebuah pabrik gula (kg/jam)
di Jawa Timur. Data tersebut 89.6 93.1
membandingkan berbagai Variasi 80
parameter yang diukur dengan isokinetik Di
dan tanpa pengoperasian 40 luar 90–110,
(90<I<110)
peralatan pengurangan teknik sampling tidak
dapat diterima
(semprotan air).
7—20 Kursus pengelolaan kualitas udara
Pendekatan
Perhitungan kesetimbangan massa (materials balance) dari
massa padat, cair dan gas yang masuk dan keluar dari suatu
proses industri perlu diketahui, untuk mengetahui kehi-
langan material yang secara langsung berkaitan dengan
biaya produksi.
Faktor emisi dikembangkan dari perhitungan kesetimbangan
massa, perhitungan teoritis reaksi yang berlangsung, atau
dari hasil pengukuran emisi. Faktor emisi hasil perhitungan
harus di kalibrasi dengan hasil pengukuran, sehingga dapat
di evaluasi efisiensi proses industri yang berjalan, dan perlu
diketahui bahwa faktor emisi zat pencemar untuk setiap
jenis industri banyak dipublikasikan, sehingga faktor emisi
hasil perhitungan atau pengukuran dapat dibandingkan
dengan faktor emisi referensi.
Metode pengukuran langsung untuk menentukan tingkat
emisi dari suatu sumber emisi adalah pengukuran yang
ideal, tetapi untuk itu, diperlukan pengukuran total zat
pencemaran yang diemisikan per unit volume gas atau
massa gas. Pengukuran emisi dari total gas yang diemisikan
tidak praktis, dengan demikian diperlukan pengambilan
sebagian kecil volume gas yang mewakili dari aliran gas
untuk ditentukan kadar zat pencemarnya.
Elemen penting dalam pengukuran gas buang adalah volume
total atau massa gas buang yang diemisikan, volume udara yang
diambil untuk pengukuran, dan banyak zat pencemar yang
terdapat dalam gas buang.
Untuk mendapatkan data mengenai total volume atau massa
gas yang diemisikan, pengukuran dan banyak zat pencemar
dari volume gas diambil. Khusus untuk pengukuran partikulat,
Sesi 7: Pemantauan kualitas udara 7—21
perbedaan laju aliran gas untuk sampling dan laju aliran gas
dalam cerobong akan mempengaruhi hasil pengukuran partikulat.
Untuk mendapat total volume gas atau beret massa gas yang
diemisikan dari suatu cerobong diperlukan pengukuran, ke-
cepatan, laju alir, temperatur, tekanan, kadar air, komposisi dan
densitas gas.
Each
cross-section has the same
total area, allowing average
sample extraction across the Two
traverse sample ports divide
the stack into 4
zones
+ + + +
+
+
+ + + +
+ +
OHP 7–12 ++ + + + ++
+ + + +
+
+
Gambar 7.11 + + +
Pembagian zona lintasan dalam
cerobong bentuk segi empat dan (a) Rectangular duct (b) Circular duct
bundar.
Titik lintasan
Diameter (cm) Zona lintasan
pengukuran
20-51 2 4
31-51 3 6
56-71 4 8
Tabel 7.2
76-107 5 10
Penentuan banyaknya titik
> 107 6 12
lintasan samping pada cerobong.
Catatan:
L Cara perhitungan
Titik
lintasan
sampling 2 3
Zona Lintasan
4 5 6
dijelaskan dalam Kepmen LH
1 6,2 4,4 3,3 2,2 2,0
205/1996 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Pen- 2 25 14,7 10,5 8,2 6,7
cemaran Udara Sumber Tidak 3 50* 29,4 19,5 14,5 11,8
Bergerak, Lampiran II. 4 75 50* 32,1 22,7 17,7
5 93,8 70,6 50* 34,4 25
6 85,3 67,9 50* 35,4
7 95,6 80,5 65,6 50*
8 89,5 77,3 64,6
9 96,7 85,5 75
10 91,8 82,3
11 97,8 88,2
Tabel 7.3 12 93,3
Jarak titik lintasan sampling 13 98
dari dinding cerobong
14
(% diameter cerobong).
* tidak dimasukkan dalam perhitungan
Sesi 7: Pemantauan kualitas udara 7—23
1
Probe Flowmeter 3
2 protector Gas 4
Collection unit Flowmeter Flow control 5
system (Optional) Prime
mover
Source concentration
Gas flow rate 1. Standard conditions
2. Stack conditions Concentration
1. Stack conditions
2. Standard conditions Correction to specified conditions
1. 12% CO2
2. 50% Excess air
Emission rate
2 4 3
Gambar 7.12
5
Susunan alat sampling gas
buang dari cerobong.
7—24 Kursus pengelolaan kualitas udara
Temperatur
Temperatur adalah ukuran untuk menyatakan energi kinetik
dari molekul. Untuk pengukuran temperature gas buang
dalam cerobong dapat digunakan berbagai jenis thermometer,
seperti termometer merkuri, bimetal, thermistor dan termometer
thermocouple, dengan range temperatur bervariasi hingga
2500°F.
Probe termometer harus cukup panjangnya agar dapat meng-
ukur temperatur pada titik-titik lintasan pengukuran dalam
cerobong, dan probe harus di bungkus dengan asbes agar tidak
terjadi pendinginan di luar cerobong.
Tekanan
Tekanan adalah gaya persatuan luas yang dihasilkan akibat
pergerakan molekul gas. Dalam pengukuran gas buang dibeda-
kan antara: tekanan barometrik, tekanan statis, tekanan
kecepatan (dinamis) dan tekanan total.
Sesi 7: Pemantauan kualitas udara 7—25
CEROBONG
Harus
sesuai dengan
Vs P P kecepatan sampling
pompa
S S
Pressure differential:
stack to atmosphere
Masukkan
Pressure differential:
static to atmosphere
Pressure differential:
pitot tube ke
stack to static
dalam cerobong
P
Gambar 7.13
Komponen tekanan total dalam Stagnation Static Velocity
cerobong.
Pressure Pressure Pressure
Silica
Heated probe gel tube
Rotameter
Filter (glass wool) Valve
Ice
bath
Gambar 7.14 Pump Dry gas meter
Midget
Susunan peralatan untuk Impingers
pengukuran kadar air.
Glass pipette
Water jacket
Leveling
CO2 pipette
O2 pipette
CO pipette
bottle
Gas
sample
imlet
Wash
bottle
OHP 7–14
Gambar 7.15
Alat Orsat untuk pengukuran
komposisi gas buang.
=_________m/detik
Dimana:
Cp = Konstan tabung pitot
(ÖDP)avg = Rata-rata akar dua penurunan tekanan tabung
pitot (ÖmmH2O)
Ts = Suhu rata-rata cerobong (°C)
Ps = Tekanan cerobong (mmHg)
Ms = Berat molekul cerobong (g/gmole)
Us Un Kecepatan: Un > Us
Partikel besar:
Cs > Cn
OHP 7–15
b. Di bawah kecepatan isokinetic
Un Kecepatan: Un < Us
Us Partikel besar:
Cs < Cn
a. Di kecepatan isokinetik
Cyclone Filter
dan filter terdapat terdapat di dalam
di luar cerobong: cerobong:* USEPA
USEPA Cara 5 Cara 17
² Kata-kata kunci:
Ketiklah kata kunci nomor
Kelembaban dalam gas buang akan terkondensasi dalam
saluran pengambilan contoh dan, sehingga gas yang akan
1 disini; dinkur kemungkinan terlarut dalam air yang memungkin-
kan terjadinya kelarutan gas. Berbagai teknik digunakan
Kelembaban;
untuk menghilangkan gangguan dari kelembaban, seperti
inert; dengan pemanasan.
efisiensi pengumpulannya; Saluran pengambilan contoh dan sistem pengumpulan gas
Metode analitik. harus terbuat dari bahan yang inert, yang tidak bereaksi
dengan gas yang akan diukur.
Teknik pengumpulan gas, seperti absorpsi dengan pereaksi
kimia, harus diketahui efisiensi pengumpulannya.
Metode analitik yang digunakan untuk pengukuran gas
pencemar harus spesifik, akurat, sensitif dan bebas dari
senyawa-senyawa pengganggu.
Dua tahapan kerja yang penting dari pengukuran gas pencemar
dari cerobong adalah tahap pengambilan contoh dan tahap
pengukuran (analisis). Banyak sampel gas yang dikumpulkan
harus cukup untuk mendapatkan hasil pengukuran yang
akurat dari metode yang digunakan. Dengan demikian laju
aliran gas dan waktu sampling menjadi penting dalam menentu-
kan banyaknya sampel yang dikumpulkan yang tergantung
pada teknik pengumpulan sampel yang digunakan.
Teknik pengumpulan sampel gas yang digunakan dapat berupa:
Absorpsi dengan cairan kimia yang spesifik. Gas buang dari
cerobong dihisap dengan laju aliran tertentu, kemudian
dilewatkan ke dalam impinger yang berisi cairan kimia
spesifik, maka gas pencemar yang akan dinkur larut dalam
cair. Selanjutnya, cairan kimia dipindahkan dari impinger
dan dianalisis dengan metode kimia. Sebagai contoh, pe-
ngukuran gas SO2 digunakan pereaksi kimia H2O2, yang
dianalisis dengan metode turbidimetri.
Adsorpsi pada permukaan padat adsorbent. Setelah gas
yang akan diukur teradsoprsi pada permukaan padat,
dilepaskan kembali dengan cara mengalirkan gas inert atau
pelarut kimia tertentu, yang selanjutnya dianalisis dengan
metode analisis kromatografi. Teknik adsorpsi digunakan
untuk mengukur gas organik seperti benzen dengan meng-
gunakan adsorben karbon aktif, yang dianalisis dengan
menggunakan kromatografi gas.
Efisisensi pengumpulan gas dengan teknik adsorpsi dipe-
ngaruhi oleh jenis adsorben, luas permukaaan adsorbent
dan daya adsopsifitas gas pada adsorben (tidak semua se-
nyawa organik dapat teradsorpsi pada permukaan padat).
7—32 Kursus pengelolaan kualitas udara
Check
Probe/condensor assembly valve
Collection system
Rate meter
Bypass valve Vacuum gauge
Valve
Course adjust
valve
Tedlar bag
Pump
Sesi 7: Pemantauan kualitas udara 7—33
DAFTAR PUSTAKA
Brenchley David L., Turley C. David and, Yarmac Raymond F.
"Industrial Source Sampling”, Ann Arbor Science Publisher
Inc., Michigan, 1974.
Cooper Jr. and Rossano Jr., "Source testing for Air Pollution
Control", McGrawHill Book Company, New York, 1971.
Japanase Standards association, "Japan Industrial Standard
Handbook", 1995.
Ministry of Environmental of British Columbia, "Source Testing
Code for The Measuring of Emissions of Particulates from Station-
ary Sources", First Printing, 1983
Warner Peter 0, "Analysis of Air Pollutants", A Wiley-Interscience
publication John Wiley &Sons, New York, 1977.
Noll Kenneth E., Miller Terry L., "Air Monitoring Server Design”,
Ann Arbor Science Publisher Inc., Michigan, 1977.
Lodge James P., "Methods of Air Sampling and Analysis”, Third
Edition, Lewis Publisher Inc., Michigan, 1989.
7—34 Kursus pengelolaan kualitas udara
LAMPIRAN A: FAKTOR-
Volume, kapasitas
FAKTOR KONVERSI
1 m³ = 35.31 ft³
PENCEMARAN UDARA
1 m³ = 220 Imp gal
1 m³ = 6.29 barrel Power, heat, flow rate 1 kP = 7.50 mmHg
1 litre = 0.22 Imp gal 1 kW = 3412 Btu/h 1 atm = 760 mmHg
1 in³ = 16.39 cm³ 1 kW = 1.341 hp 1 atm = 14.70 lbf/in²
1 ft³ = 0.028 m³ 1 Btu/h = 0.293 W 1 atm = 101.30 kPa
1 ft³ = 28.32 litre 1 hp = 0.746 kW 1 bar = 100 kPa
1 US gal = 3.785 litre 1 hp = 33000 ft lbf/min 1 in Hg = 3386 Pa
1 Imp gal = 4.546 litre 1 boiler hp = 10 kW (thermal) Heat transfer coefficient
Velocity, flow rate 1 MW (thermal) = 100 boiler hp
1 W/m² ºC = 0.176 Btu/ft²h ºC
1 m/s = 2.24 m/h (mph) Calorific value, heat content 1 W/m² ºC = 0.86 kcal/m²h ºC
1 m/s = 200 ft/min 1 cal/g = 4.187 kJ/kg 1 Btu/ft²h ºF = 5.678 W/m² ºC
1 ft/min (fpm) = 0,50 cm/s 1 btu/lb = 0.556 cal/g 1 kcal/m²h ºF = 1.163 W/m² ºC
1 m/h (mph) = 0.447 m/s
1 m/h (mph) = 1.61 km/h Combustion intensity Approximate fuel consump-
1 cm/s = 2 ft/min tion of saturated steam
1 kW/m³ = 96.60 Btu/ft³h boilers to produce 1 boiler
= 2:1 air to cloth 1 Btu/ft³h = 10.35 W/m³
ratio (cfm/sq ft) hp or 10 kW (thermal)
Pressure Fuel oil 1.0 kg/h
Mass Coal 1.8 kg/h
1 Pa = 1 N/m³
1 kg = 2.20 lb 1 Pa = 0.004 in H2O Natural gas 1.2 m³/h
1 tonne = 0.984 Imp ton 0.9 kg/h
1 lb = 0,454 kg 47 MJ/h
1 Imp ton = 1016 kg
1 grain = 64.80 mg Pollutant concentrations
Kepadatan, konsentrasi Conversion factors (0ºC)
To convert from to multiply by
1 g/m³ = 0.448 grains/ft³ pphm ozone µg/m³ 21.4
1 kg/m³ = 0.063 lb/ft³ pphm nitrogen dioxide µg/m³ 20.5
1 lb/in³ = 27.68 tonnes/m³ pphm nitric oxide µg/m³ 13.4
Force pphm sulphur dioxide µg/m³ 28.6
ppm carbon monoxide µg/m³ 1.25
1N = 10³ dyne µg/m³ ozone pphm 0.064
1 kgf = 9.81 N µg/m³ nitrogen dioxide pphm 0.049
1 lbf = 4.448 N µg/m³ nitric oxide pphm 0.075
Energy, work, heat µg/m³ sulphur dioxide pphm 0.035
µg/m³ carbon monoxide ppm 0.81
1 J = 0.239 cal
1 kWh = 3.60 MJ (25ºC)* (0ºC)**
1 cal = 4.187 MJ mg/m³ ppm 24.44/M 22.4/M
1 Btu = 1.055 kJ ppm mg/m³ M/24.44 M/22.4
1 Btu = 0.293 Wh µg/m³s pphm 2.4444/M M/2.24
1 therm = 10³ Btu pphm µg/m³ M/2.4444 M/2.24
1 hp hour = 2545 Btu * Praktek A.S.
1 hp hour = 2.685 MJ where M is the molecular weight ** Praktek Eropa dan Australia
C ATATA N P E S E RTA
M ATA A J A R A N 7
pemantauan Kualitas
Udara
PENDAHULUAN
Program pemantauan kualitas udara merupakan suatu upaya
yang dilakukan dalam pengendalian pencemaran udara. Hal
yang penting diperhatikan dalam program pemantauan udara
adalah yang berhubungan dengan aspek pengambilan contoh
udara (sampling) dan analisis di laboratoriumnya serta pengola-
han data dengan metode statistik.
Sumber
emisi Atmosfir
1
Pengukuran dan
pemantauan kualitas
udara ambien
5
Melaksanakan 2
pengendalian pencemaran Pengkajian
udara dan kegiatan-kegiatan mengenai apa maksud
lainnya untuk melaksanakan pengukuran kualitas udara
rencana pengelolaan dan dampaknya terhadap
kualitas udara lingkungan
4
Penyusunan
rencana pengelolaan Penetapan 3
kualitas udara untuk sasaran proses
mencapai sasaran yang pengelolaan, dimana sasaran
telah ditetapkan mengenai pengelolaan kualitas
udara menjadi standar
ambien kualitas udara
Gambar 7.2
Siklus pengelolaan kualitas Keabsahan hasil pemantauan
udara.
Untuk mendapatkan hasil pemantauan yang dapat dipercayai
diperlukan:
Teknik-teknik sampling yang baik;
Pencemar indikatif
Zat pencemar indikatif merupakan zat pencemar yang telah
dijadikan indikator pencemaran udara secara umum, yang biasa
tercantum di dalam peraturan kualitas udara. Yang termasuk
kelompok zat pencemar indikatif untuk daerah perkotaan dan
pemukiman secara umum adalah suspended particulate matter
(debu), karbon monoksida, total hidrokarbon (THC), oksida-
oksida nitrogen (NOx), sulfur dioksida (SO2) dan oksidan
fotokimia (ozon).
Sesi 7: Pemantauan kualitas udara 7—7
Pencemar spesifik
Kelompok pencemar spesifik merupakan zat pencemar udara
yang bersifat spesifik yang diemisikan dari sumbernya, contohnya
gas klor, ammonia, hidrogen sulfida, merkaptan, formaldehida
dan lain-lainnya.
Foto 7.1
Pengambilan contoh di sumber
emisi untuk zat pencemar gas.
Foto 7.2
Peralatan pemantauan udara
ambien.
Catatan:
L Pemantauan digunakan
untuk menentukan konsentrasi
emisi dalam cerobong asap pabrik
atau pipa saluran, atau
konsentrasi ambien di dalam
lingkungan.
7—8 Kursus pengelolaan kualitas udara
PEMANTUAN KUALITAS
UDARA AMBIEN
Dalam perencanaan pemantanan kualitas udara hatus diper-
timbangan mengenai:
Tujuan pemantauan;
10.000.000
it
Typ it
it
al
lim
it
m
im
al
pic
lim
er li
rl
i
er
Ty
pe
5.000.000
per
ow
Up
Low
)L
Up
n)
Kota
on
tio
sebesar Surabaya
uti
llu
2.000.000
po
memerlukan ±23
oll
re
lp
pemantau mechanical-
ve
Jumlah penduduk
ma
integrating
(se
1.000.000
ini
(m
500.000
200.000
100.000
MECHANICAL-INTEGRATING
50.000 (TSP.SO2)
AUTOMATIC CONTINUOUS
20.000 (SO2, CO, HC, NO2, OXIDANTS)
10.000
Gambar 7.3 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Kurva aproksimasi jumlah Jumlah stasiun
stasiun pemantauan.
7—10 Kursus pengelolaan kualitas udara
Berdasarkan perhitungan
Penentuan jumlah stasiun pemantauan berdasarkan perhitungan
hanya digunakan untuk stasiun pemantanan pencemar S02 dan
TSP. Rumus perhitungan tersebut sebagai berikut:
N = Nx + Ny + Nx
Nx = 0.0965 x Cm-Cs X
Cs
Nx = 0.0096 x Cs -Cb Y
Cs
Nz = 0,0004 Z
Dimana :
N = Jumlah stasiun pemantauan
Cm = nilai isopleth maksimum ( ug/m³)
Cs = nilai standar kualitas udara ambien ( ug/m³)
Cb = nilai isopleth minimum, dengan nilai kontur
10 (ug/m³)
X = luas area dimana konsentrasi pencemar >
baku mutu (km²)
Y = luas area di mana konsnetrasi pencemar <
baku mutu > background (km²)
Z = luas area di mana konsentrasi pencemar
sama atau < background (km²).
Sesi 7: Pemantauan kualitas udara 7—11
FREKUENSI SAMPLING
Area dengan konsentarasi di atas Area non
JENIS Area urban
PARAMETER standar urban
SAMPLER
Setiap 3 setiap 6 Setiap 3 Setiap 6 Setiap 6
Kontinyu Kontinyu
hari hari hari hari hari
TSP M M M M M M
SO2 M/A A M M M M
CO A A A
HC A A A
NO2 M/A A M M A M
NOx M/A A M M A
Oksidan M/A A M A
Keterangan:
A = Alat sampling automatik
M = Alat sampling mekanikal/manual
Foto 7.3
Perakitan probe untuk sampling
cerobong, USEPA Cara 17.
Dalam foto diperlihatkan suatu
gas sampling probe dan
reaction vessel untuk
pengukuran konsentrasi NOx.
Foto 7.4
Sampel-sampel juga dapat
diambil dari lingkungan dan
diukur secara langsung dan terus-
menerus di dalam pemantau
yang dikembangkan khusus
untuk parameter tertentu. Foto
ini memperlihatkan suatu
monitor khusus untuk CO2.
Teknik absorpsi adalah teknik pengumpulan gas berdasarkan
kemampuan gas pencemar bereaksi dengan pereaksi kimia
(absorber). Pereaksi kimia yang digunakan harus spesifik artinya
hanya dapat bereaksi dengan gas pencemar tertentu yang akan
di analisis. Untuk beberapa jenis gas pencemar yang dianalisis
dengan metode colorimetri, selalu menggunakan teknik absorpsi
untuk mengumpulkan contoh gas, misalnya pengukuran gas
SO2 dengan metode pararosaniline.
Teknik adsorpsi berdasarkan kemampuan gas teradsorpsi pada
permukaan padat adsorbent (karbon aktif atau aluminium
oksida), terutama untuk gas-gas hidrokarbon yang mampu
terserap dalam permukaan karbon aktif.
Teknik pendinginan yaitu teknik sampling dengan cara mem-
bekukan gas pada titik bekunya, sedangkan pengumpulan
contoh dengan kantong udara sering digunakan untuk gas
pencemar yang tidak memerlukan pemekatan contoh udara.
7—14 Kursus pengelolaan kualitas udara
Peralatan
Fungsi
Kegiatan:
✍
Cara-cara pengukuran kualitas udara haruslah dibakukan guna
memungkinkan penggandaan dan akurasi yang lebih baik.
Penyusunan peralatan adalah sangat penting.
Partikulat-partikulat udara paling sering diukur dengan cara
gravimetrik (penimbangan) yang sederhana.
Kegiatan ini mempelajari penggunaan prosedur-prosedur dan
penyusunan peralatan pengukuran pencemaran yang benar, dan
beberapa faktor yang akan mempengaruhi hasil-hasil.
Dengan kegiatan ini anda sebagai peserta seharusnya bisa
melengkapi kotak-kotak kosong di gambar di atas.
Sesi 7: Pemantauan kualitas udara 7—15
Metode analisa
Berbagai jenis metode pengukuran analitik dapat digunakan
untuk analisis zat pencemar udara, dari mulai metode analitik
yang sederhana dengan waktu pengukuran yang lama sepert
titrasi atau gravimetri sampai metode analitik yang paling
Catatan: mutakhir, menggunakan prinsip fisiko-kimia yang mampu
L Penilitian medis pada tahun
mengukur zat pencemar secara automatik dengan waktu pengu-
kuran berskala detik, serta tidak memerlukan larutan pereaksi.
90an menyimpulkan bahwa bahan
partikulat halus (<2.5µ) me- Pada tulisan ini akan hanya diberikan beberapa metode analisa
nibulkan dampak penting terhadap yang umum digunakan untuk beberapa parameter udara.
kesehatan, terutama untuk para
penghuni kota. Suspended particulate matter (spm)
Metode High Volume Sampling. Udara dihisap dengan flowrate
Perubahan terhadap alat sampling
40–60 cfm, maka suspended particulate matter (debu) dengan
dengan volume tinggi (sehingga
ukuran <100 mikron akan terhisap dan tertahan pada per-
dapat mengukur partikel <2.5µ,
mukaan filter microfiber dengan porositas < 0,3 mikron. SPM
dan pengembangan alat sampling
yang tertahan di permukaan filter ditimbang secara gravi-
alternatif untuk mengukur par-
metrik, sedangkan volume udara dihitung berdasarkan waktu
tikel <2.5µ, telah dilakukan untuk
sampling dan flowrate.
mengukur dampak ini.
Metode lain yang umum digunakan untok pengukuran SPM
Gambar 7.4
adalah tape sampling, cascade impactor, electro presipitator dll.
High Volume Sampler dan Tape Pada Gambar 7.4 diperlihatkan gambar alat High Volume
Sampler untuk pengukuran total sampler dan Tape Sampler.
suspended particulates.
Sebuah
Semua penutup alternatif
partikel tersuspensi dapat menyingkirkan Solenoid
masuk di sini partikel >10µ menyingkiran aliran udara kecuali
selama periode sampling (biasanya
3 maenit)
Air inlet
Filter paper
Solenoid
~
Delivery spool Revolving spool
Motor for
Vacuum spool
pump
~
Pump motor
Partikel-partikel terjebak
dalam kertas saring selama periode
sampling. Di lab nanti kepadatan partikulat Penyedot sampel
diukur secara optik
7—16 Kursus pengelolaan kualitas udara
Sample in
hW
Pulsed UV
Optical Filters
Amplifier
Oksida-oksida Nitrogen
Metode Griess-Saltman. NO2 di udara direaksikan dengan
pereaksi Griess Saltman (absorbent) membentuk senyawa yang
berwarna ungu. Intensitas warna yang terjadi diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm.
Sedangkan gas NO dioksidasi dengan oksidator KMnO4 atau
K2Cr2O7 membentuk NO2. Selanjutnya gas tersebut direaksi
dengan pereaksi Griess-Saltzman.
Sesi 7: Pemantauan kualitas udara 7—17
Fotomultiplier NOx NO
Konverter
Amplifier
Gambar 7.6
Readout
Skema Chemiluminescence
Analyser.
Catatan:
L NDIR merupakan cara
pilihan untuk mengukur
karbon monoksida. SUMBER
PEMOTONG INFRAMERAH
Sampel masuk
SEL
ACUAN
Sampel keluar
DETEKTOR
UNIT PENGENDALI
PEREKAM
- Molekul-molekul CO
menyerap energi inframerah
- Molekul-molekul lain
Gambar 7.7
Skema NDIR Analyser.
7—18 Kursus pengelolaan kualitas udara
Karbonmonoksida
Metode Nondispersive infrared (NDIR). Pengukuran ini ber-
dasarkan kemampuan gas CO menyerap sinar infra merah
pada panjang 4,6 mikrometer. Banyaknya intensitas sinar yang
diserap sebanding dengan konsentrasi CO di udara.
Analyser ini terdiri dari sumber cahaya, inframerah, tabung
sampel dan acuan, detektor dan perekam (Gambar 7.7).
Ozon
Metode Neutral Buffer Potassium Iodine (NBKI). Udara yang
mengandung ozon dilewatkan dalam pereaksi kalium iodida
pada buffer pH netral (pH 6,8), membebaskan Iodium.
Selanjutnya Iodium yang dibebaskan diukur intensitasnya pada
panjang gelombang 350 nm.
Metode Chemiluminescence. Ozon di-
Sample out
reaksikan dengan gas asetilin membentuk
aldehide yang tidak stabil, yang selanjutnya
akan melepaskan energi dalam bentuk
cahaya. Intensitas cahaya yang diemisikan
diukur dengan fotomultiplier yang ber-
Electrode banding lurus dengan konsentrasi ozon.
Collector
(- ve) Panjang gelombang cahaya yang diemisikan
pada panjang gelombang 300–600 nm.
Igniter
Burner Hidrokarbon
Assembly Hidrokarbon diukur sebagai total hidro-
(+ ve) karbon (THC) dan Non Methanic Hydro-
carbon (NMHC). Metode yang digunakan
Fuel in
adalah kromatografi gas dengan detektor
Sample in Flame Ionisasi (FID). Hidrokarbon dibakar
pada flame yang berasal dari gas hidrogen
membentuk ion-ion. Ion yang terbentuk
pada flame akan ditangkap oleh elektrode
negatif. Banyaknya arus ion yang terbentuk
Air (Passes menunjukkan konsentrasi hidrokarbon
around burner) (Gambar 7.8).
Gambar 7.8
Flame Ionisasi Detektor.
Sesi 7: Pemantauan kualitas udara 7—19
Pengukuran
duplikat diambil untuk Semprotan air Semprotan air
masing-masing kondisi beroperasi tidak beroperasi
pengoperasian Rata-rata Rata-rata
V Pertanyaan:
Hitung efisiensi peng-
Kecepatan
12 Run 1
8.91
Run 2 Run 3
9.94
Run 4
Air
hilangan berdasarkan angka- 6 memperlam-
gas cerobong bat gas mengaki-
angka konsentrasi partikulat (m/sec) batkan penyebaran
cerobong. Apakah tingkat 180 173.30 atmosfir yang
buruk
kecepatan emisi, bahkan 114.20
dengan scrubber dalam keadaan Suhu gas 90
Daya
beroperasi, melebihi baku mutu cerobong (°C) apung plume
di Jawa Timur, ialah 0,4 g/m3? dan penyebaran
partikulat juga
20.2 berkurang
20
Kelembaban
gas 10
4.4
cerobong(%)
4.06
4
Konsentrasi
Lihat
partikulat 2 latihan
1.44
cerobong sebelah
Mn (g/scm) kiri
Gambar 7.9 395.52
368
Data pengukuran sumber yang Emisi massa
dilaksanakan pada cerobong partikulat pmr 184
103.74
ketel utama sebuah pabrik gula (kg/jam)
di Jawa Timur. Data tersebut 89.6 93.1
membandingkan berbagai Variasi 80
parameter yang diukur dengan isokinetik Di
dan tanpa pengoperasian 40 luar 90–110,
(90<I<110)
peralatan pengurangan teknik sampling tidak
dapat diterima
(semprotan air).
7—20 Kursus pengelolaan kualitas udara
Pendekatan
Perhitungan kesetimbangan massa (materials balance) dari
massa padat, cair dan gas yang masuk dan keluar dari suatu
proses industri perlu diketahui, untuk mengetahui kehi-
langan material yang secara langsung berkaitan dengan
biaya produksi.
Faktor emisi dikembangkan dari perhitungan kesetimbangan
massa, perhitungan teoritis reaksi yang berlangsung, atau
dari hasil pengukuran emisi. Faktor emisi hasil perhitungan
harus di kalibrasi dengan hasil pengukuran, sehingga dapat
di evaluasi efisiensi proses industri yang berjalan, dan perlu
diketahui bahwa faktor emisi zat pencemar untuk setiap
jenis industri banyak dipublikasikan, sehingga faktor emisi
hasil perhitungan atau pengukuran dapat dibandingkan
dengan faktor emisi referensi.
Metode pengukuran langsung untuk menentukan tingkat
emisi dari suatu sumber emisi adalah pengukuran yang
ideal, tetapi untuk itu, diperlukan pengukuran total zat
pencemaran yang diemisikan per unit volume gas atau
massa gas. Pengukuran emisi dari total gas yang diemisikan
tidak praktis, dengan demikian diperlukan pengambilan
sebagian kecil volume gas yang mewakili dari aliran gas
untuk ditentukan kadar zat pencemarnya.
Elemen penting dalam pengukuran gas buang adalah volume
total atau massa gas buang yang diemisikan, volume udara yang
diambil untuk pengukuran, dan banyak zat pencemar yang
terdapat dalam gas buang.
Untuk mendapatkan data mengenai total volume atau massa
gas yang diemisikan, pengukuran dan banyak zat pencemar
dari volume gas diambil. Khusus untuk pengukuran partikulat,
Sesi 7: Pemantauan kualitas udara 7—21
perbedaan laju aliran gas untuk sampling dan laju aliran gas
dalam cerobong akan mempengaruhi hasil pengukuran partikulat.
Untuk mendapat total volume gas atau beret massa gas yang
diemisikan dari suatu cerobong diperlukan pengukuran, ke-
cepatan, laju alir, temperatur, tekanan, kadar air, komposisi dan
densitas gas.
Each
cross-section has the same
total area, allowing average
sample extraction across the Two
traverse sample ports divide
the stack into 4
zones
+ + + +
+
+
+ + + +
+ +
++ + + + ++
+ + + +
+
+
Gambar 7.11 + + +
Pembagian zona lintasan dalam
cerobong bentuk segi empat dan (a) Rectangular duct (b) Circular duct
bundar.
Titik lintasan
Diameter (cm) Zona lintasan
pengukuran
20-51 2 4
31-51 3 6
56-71 4 8
Tabel 7.2
76-107 5 10
Penentuan banyaknya titik
> 107 6 12
lintasan samping pada cerobong.
Catatan:
L Cara perhitungan
Titik
lintasan
sampling 2 3
Zona Lintasan
4 5 6
dijelaskan dalam Kepmen LH
1 6,2 4,4 3,3 2,2 2,0
205/1996 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Pen- 2 25 14,7 10,5 8,2 6,7
cemaran Udara Sumber Tidak 3 50* 29,4 19,5 14,5 11,8
Bergerak, Lampiran II. 4 75 50* 32,1 22,7 17,7
5 93,8 70,6 50* 34,4 25
6 85,3 67,9 50* 35,4
7 95,6 80,5 65,6 50*
8 89,5 77,3 64,6
9 96,7 85,5 75
10 91,8 82,3
11 97,8 88,2
Tabel 7.3 12 93,3
Jarak titik lintasan sampling 13 98
dari dinding cerobong
14
(% diameter cerobong).
* tidak dimasukkan dalam perhitungan
Sesi 7: Pemantauan kualitas udara 7—23
1
Probe Flowmeter 3
2 protector Gas 4
Collection unit Flowmeter Flow control 5
system (Optional) Prime
mover
Source concentration
Gas flow rate 1. Standard conditions
2. Stack conditions Concentration
1. Stack conditions
2. Standard conditions Correction to specified conditions
1. 12% CO2
2. 50% Excess air
Emission rate
2 4 3
Gambar 7.12
5
Susunan alat sampling gas
buang dari cerobong.
7—24 Kursus pengelolaan kualitas udara
temperatur
tekanan
komposisi gas untuk mendapatkan data berat molekul dan
densitas gas buang
kecepatan aliran gas untuk memproleh data laju aliran gas
buang
zat pencemar yang akan ukur (misalnya debu, SO2, gas
klorin, dll.)
Temperatur
Temperatur adalah ukuran untuk menyatakan energi kinetik
dari molekul. Untuk pengukuran temperature gas buang
dalam cerobong dapat digunakan berbagai jenis thermometer,
seperti termometer merkuri, bimetal, thermistor dan termometer
thermocouple, dengan range temperatur bervariasi hingga
2500°F.
Probe termometer harus cukup panjangnya agar dapat meng-
ukur temperatur pada titik-titik lintasan pengukuran dalam
cerobong, dan probe harus di bungkus dengan asbes agar tidak
terjadi pendinginan di luar cerobong.
Tekanan
Tekanan adalah gaya persatuan luas yang dihasilkan akibat
pergerakan molekul gas. Dalam pengukuran gas buang dibeda-
kan antara: tekanan barometrik, tekanan statis, tekanan
kecepatan (dinamis) dan tekanan total.
Sesi 7: Pemantauan kualitas udara 7—25
CEROBONG
Harus
sesuai dengan
Vs P P kecepatan sampling
pompa
S S
Pressure differential:
stack to atmosphere
Masukkan
Pressure differential:
static to atmosphere
Pressure differential:
pitot tube ke
stack to static
dalam cerobong
P
Gambar 7.13
Komponen tekanan total dalam Stagnation Static Velocity
cerobong.
Pressure Pressure Pressure
Silica
Heated probe gel tube
Rotameter
Filter (glass wool) Valve
Ice
bath
Gambar 7.14 Pump Dry gas meter
Midget
Susunan peralatan untuk Impingers
pengukuran kadar air.
Glass pipette
Water jacket
Leveling
CO2 pipette
O2 pipette
CO pipette
bottle
Gas
sample
imlet
Wash
bottle
Gambar 7.15
Alat Orsat untuk pengukuran
komposisi gas buang.
=_________m/detik
Dimana:
Cp = Konstan tabung pitot
(ÖDP)avg = Rata-rata akar dua penurunan tekanan tabung
pitot (ÖmmH2O)
Ts = Suhu rata-rata cerobong (°C)
Ps = Tekanan cerobong (mmHg)
Ms = Berat molekul cerobong (g/gmole)
Us Un Kecepatan: Un > Us
Partikel besar:
Cs > Cn
a. Di kecepatan isokinetik
Cyclone Filter
dan filter terdapat terdapat di dalam
di luar cerobong: cerobong:* USEPA
USEPA Cara 5 Cara 17
——————
dalam gas buang akan terkondensasi dalam
saluran pengambilan contoh dan, sehingga gas yang akan
dinkur kemungkinan terlarut dalam air yang memungkin-
kan terjadinya kelarutan gas. Berbagai teknik digunakan
untuk menghilangkan gangguan dari kelembaban, seperti
dengan pemanasan.
Saluran pengambilan contoh dan sistem pengumpulan gas
harus terbuat dari bahan yang ——————, yang tidak
bereaksi dengan gas yang akan diukur.
Teknik pengumpulan gas, seperti absorpsi dengan pereaksi
kimia, harus diketahui ————————————.
——————————
yang digunakan untuk pengukuran
gas pencemar harus spesifik, akurat, sensitif dan bebas dari
senyawa-senyawa pengganggu.
Dua tahapan kerja yang penting dari pengukuran gas pencemar
dari cerobong adalah tahap pengambilan contoh dan tahap
pengukuran (analisis). Banyak sampel gas yang dikumpulkan
harus cukup untuk mendapatkan hasil pengukuran yang
akurat dari metode yang digunakan. Dengan demikian laju
aliran gas dan waktu sampling menjadi penting dalam menentu-
kan banyaknya sampel yang dikumpulkan yang tergantung
pada teknik pengumpulan sampel yang digunakan.
Teknik pengumpulan sampel gas yang digunakan dapat berupa:
Absorpsi dengan cairan kimia yang spesifik. Gas buang dari
cerobong dihisap dengan laju aliran tertentu, kemudian
dilewatkan ke dalam impinger yang berisi cairan kimia
spesifik, maka gas pencemar yang akan dinkur larut dalam
cair. Selanjutnya, cairan kimia dipindahkan dari impinger
dan dianalisis dengan metode kimia. Sebagai contoh, pe-
ngukuran gas SO2 digunakan pereaksi kimia H2O2, yang
dianalisis dengan metode turbidimetri.
Adsorpsi pada permukaan padat adsorbent. Setelah gas
yang akan diukur teradsoprsi pada permukaan padat,
dilepaskan kembali dengan cara mengalirkan gas inert atau
pelarut kimia tertentu, yang selanjutnya dianalisis dengan
metode analisis kromatografi. Teknik adsorpsi digunakan
untuk mengukur gas organik seperti benzen dengan meng-
gunakan adsorben karbon aktif, yang dianalisis dengan
menggunakan kromatografi gas.
Efisisensi pengumpulan gas dengan teknik adsorpsi dipe-
ngaruhi oleh jenis adsorben, luas permukaaan adsorbent
dan daya adsopsifitas gas pada adsorben (tidak semua se-
nyawa organik dapat teradsorpsi pada permukaan padat).
7—32 Kursus pengelolaan kualitas udara
Check
Probe/condensor assembly valve
Collection system
Rate meter
Bypass valve Vacuum gauge
Valve
Course adjust
valve
Tedlar bag
Pump
Sesi 7: Pemantauan kualitas udara 7—33
DAFTAR PUSTAKA
Brenchley David L., Turley C. David and, Yarmac Raymond F.
"Industrial Source Sampling”, Ann Arbor Science Publisher
Inc., Michigan, 1974.
Cooper Jr. and Rossano Jr., "Source testing for Air Pollution
Control", McGrawHill Book Company, New York, 1971.
Japanase Standards association, "Japan Industrial Standard
Handbook", 1995.
Ministry of Environmental of British Columbia, "Source Testing
Code for The Measuring of Emissions of Particulates from Station-
ary Sources", First Printing, 1983
Warner Peter 0, "Analysis of Air Pollutants", A Wiley-Interscience
publication John Wiley &Sons, New York, 1977.
Noll Kenneth E., Miller Terry L., "Air Monitoring Server Design”,
Ann Arbor Science Publisher Inc., Michigan, 1977.
Lodge James P., "Methods of Air Sampling and Analysis”, Third
Edition, Lewis Publisher Inc., Michigan, 1989.
7—34 Kursus pengelolaan kualitas udara
LAMPIRAN A: FAKTOR-
Volume, kapasitas
FAKTOR KONVERSI
1 m³ = 35.31 ft³
PENCEMARAN UDARA
1 m³ = 220 Imp gal
1 m³ = 6.29 barrel Power, heat, flow rate 1 kP = 7.50 mmHg
1 litre = 0.22 Imp gal 1 kW = 3412 Btu/h 1 atm = 760 mmHg
1 in³ = 16.39 cm³ 1 kW = 1.341 hp 1 atm = 14.70 lbf/in²
1 ft³ = 0.028 m³ 1 Btu/h = 0.293 W 1 atm = 101.30 kPa
1 ft³ = 28.32 litre 1 hp = 0.746 kW 1 bar = 100 kPa
1 US gal = 3.785 litre 1 hp = 33000 ft lbf/min 1 in Hg = 3386 Pa
1 Imp gal = 4.546 litre 1 boiler hp = 10 kW (thermal) Heat transfer coefficient
Velocity, flow rate 1 MW (thermal) = 100 boiler hp
1 W/m² ºC = 0.176 Btu/ft²h ºC
1 m/s = 2.24 m/h (mph) Calorific value, heat content 1 W/m² ºC = 0.86 kcal/m²h ºC
1 m/s = 200 ft/min 1 cal/g = 4.187 kJ/kg 1 Btu/ft²h ºF = 5.678 W/m² ºC
1 ft/min (fpm) = 0,50 cm/s 1 btu/lb = 0.556 cal/g 1 kcal/m²h ºF = 1.163 W/m² ºC
1 m/h (mph) = 0.447 m/s
1 m/h (mph) = 1.61 km/h Combustion intensity Approximate fuel consump-
1 cm/s = 2 ft/min tion of saturated steam
1 kW/m³ = 96.60 Btu/ft³h boilers to produce 1 boiler
= 2:1 air to cloth 1 Btu/ft³h = 10.35 W/m³
ratio (cfm/sq ft) hp or 10 kW (thermal)
Pressure Fuel oil 1.0 kg/h
Mass Coal 1.8 kg/h
1 Pa = 1 N/m³
1 kg = 2.20 lb 1 Pa = 0.004 in H2O Natural gas 1.2 m³/h
1 tonne = 0.984 Imp ton 0.9 kg/h
1 lb = 0,454 kg 47 MJ/h
1 Imp ton = 1016 kg
1 grain = 64.80 mg Pollutant concentrations
Kepadatan, konsentrasi Conversion factors (0ºC)
To convert from to multiply by
1 g/m³ = 0.448 grains/ft³ pphm ozone µg/m³ 21.4
1 kg/m³ = 0.063 lb/ft³ pphm nitrogen dioxide µg/m³ 20.5
1 lb/in³ = 27.68 tonnes/m³ pphm nitric oxide µg/m³ 13.4
Force pphm sulphur dioxide µg/m³ 28.6
ppm carbon monoxide µg/m³ 1.25
1N = 10³ dyne µg/m³ ozone pphm 0.064
1 kgf = 9.81 N µg/m³ nitrogen dioxide pphm 0.049
1 lbf = 4.448 N µg/m³ nitric oxide pphm 0.075
Energy, work, heat µg/m³ sulphur dioxide pphm 0.035
µg/m³ carbon monoxide ppm 0.81
1 J = 0.239 cal
1 kWh = 3.60 MJ (25ºC)* (0ºC)**
1 cal = 4.187 MJ mg/m³ ppm 24.44/M 22.4/M
1 Btu = 1.055 kJ ppm mg/m³ M/24.44 M/22.4
1 Btu = 0.293 Wh µg/m³s pphm 2.4444/M M/2.24
1 therm = 10³ Btu pphm µg/m³ M/2.4444 M/2.24
1 hp hour = 2545 Btu * Praktek A.S.
1 hp hour = 2.685 MJ where M is the molecular weight ** Praktek Eropa dan Australia