PENGELOLAAN KURIKULUM | ii
BAHAN PEMBELAJARAN
DIKLAT PENGUATAN KOMPETENSI
KEPALA SEKOLAH
PENGELOLAAN KURIKULUM
Dalam hal ini,Saudara diajak untuk memberikan umpan balik (masukan/ keluhan)
ke Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS),
melalui:
Situs Web : lppks.kemdikbud.go.id
Email : lppks@kemdikbud.go.id
Telephone : (0271) 8502888, 8502999
SMS :-
Fax : (0271) 8502000
Surat :Petugas Penanganan Keluhan
Kp. Dadapan RT. 06/ RW. 07,
Desa Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar,
Jawa Tengah
PENGELOLAAN KURIKULUM | v
PENGELOLAAN KURIKULUM | vi
Bahan Pembelajaran : PENGELOLAAN KURIKULUM
Pengarah
Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. Kepala LPPKS
Prof. Dr. Siswandari, M.Stats Guru Besar FKIP UNS
Penanggung Jawab
Drs. Wiyono, M.Pd. Kasi Peningkatan Kompetensi LPPKS
Diterbitkan oleh:
LPPKS, Kemendikbud
Cetakan Pertama 2017
PENGELOLAAN KURIKULUM | ix
PENGELOLAAN KURIKULUM | x
DAFTAR ISI
PENGELOLAAN KURIKULUM | xi
PENJELASAN UMUM
PENGELOLAAN KURIKULUM | 1
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Saudara diminta mengerjakan berbagai penugasan
berikut:
1. Konsep dan prosedur pengembangan KTSP berbasis PPK
2. Mengkaji KTSP berbasis PPK (dokumen I, II, dan III)
Adapun tagihan yang diharapkan dari penugasan yang telah Saudara lakukan adalah:
1. LK. 01 KTSP berbasis Penguatan Pendidikan Karakter, dikerjakan secara individu dengan
menerapkan nilai utama karakter integritas, sub nilai tanggungjawab.
2. LK. 02 Kajian KTSP Dokumen I Terintegrasi PPK, dikerjakan secara berpasangan dengan
menerapkan nilai utama karakter mandiri, sub nilai kreatif.
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Materi pokok ini dirancang sebanyak 2 Jam Pelatihan (JP) yaitu 2 x 45 menit sejumlah 90
menit dengan langkah-langkah pembelajaran digambarkan seperti berikut:
PENGELOLAAN KURIKULUM | 2
KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Pembelajaran 1
Topik : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Berbasis PPK
Kegiatan pembelajaran ini akan memfasilitasi Saudara untuk memahami konsep tentang
kurikulum berbasis Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
1. Materi
Sebelum mendalami materi, Saudara melakukan brainstroming (curah pendapat) mengenai
pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apakah Saudara sudah menerapkan pendidikan karakter di sekolah ?
• Bagaimana bentuk penerapan pendidikan karakter yang dikembangkan di sekolah
Saudara?
• Apakah kurikulum di sekolah Saudara sudah diintegrasikan dengan nilai-nilai pendidikan
karakter ?
• Bagaimana langkah-langkah dalam mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter ke
dalam dokumen KTSP ?
PENGELOLAAN KURIKULUM | 3
Dengan demikian proses pengembangannya menuntut pengetahuan, ketrampilan, serta
pengalaman yang cukup dari para pelakunya.
KTSP adalah dokumen sekolah yang khas, sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan
masing-masing sekolah tanpa mengurangi bobot minimal muatan kurikulum secara
nasional. KTSP idealnya disusun oleh tim pengembang yang disebut dengan Tim
Pengembang Kurikulum atau TPK, yang harus ada di masing-masing sekolah. Penyusunan
dimulai dengan analisis konteks sampai dengan legalisasi oleh pihak yang berwenang,
melalui berbagai kegiatan seperti workshop, validasi, review, dan finalisasi. Dengan
demikian TPK idealnya merupakan kumpulan orang yang memahami kurikulum dengan
segala aspeknya serta menguasai prosedur serta tata cara penyusunannya. KTSP tidak
hanya harus tepat dari sisi konten, tetapi juga tepat dari momentum, artinya dokumen
tersebut harus tersedia sebelum kegiatan pembelajaran dimulai pada awal tahun pelajaran.
Dalam konteks pengelolaan pendidikan di Indonesia, batasan kurikulum secara formal
dinyatakan di dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Dalam pasal 1 disebutkan, bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP adalah kurikulum implementatif di
tingkat paling depan dalam sistem pendidikan di Indonesia. BSNP (2006) menyatakan,
bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan. Hal ini sejalan dengan amanah undang-undang. Dalam UU No.
20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 38 ayat 2 disebutkan bahwa “kurikulum pendidikan
dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok
atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah dibawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar
dan propinsi untuk pendidikan menengah”.
Kurikulum ini disusun dan dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan berdasarkan
standar isi dan standar kompetensi lulusan. Kebijakan pemerintah dalam bidang kurikulum
memberi otonomi setiap masing-masing satuan pendidikan menyusun kurikulumnya
sendiri, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah. Pemerintah hanya
memberi rambu-rambu dan pedoman bagamaimana kurikulum dibuat, oleh siapa
kurikulum dikembangkan, apa saja yang harus dimuat di dalam kurikulum sekolah.
2) Komponen KTSP
Permendikbud No. 61 tahun 2014 menyebutkan bahwa komponen KTSP meliputi 3
dokumen yaitu sebagai berikut :
a) Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi, misi,
tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan;
PENGELOLAAN KURIKULUM | 4
b) Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi silabus;
c) Dokumen 3 yang disebut dengan Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan
pembelajaran yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan
peserta
didik di lingkungan belajar.
3) Acuan Konseptual dan Prinsip Pengembangan KTSP
Pengembangan KTSP menurut Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
menyatakan bahwa dalam mengembangkan KTSP paling sedikit harus memperhatikan :
(a) acuan kontekstual, (b) prinsip pengembangan, dan (c) prosedur operasional. Adapun
acuan kontekstual dalam pengembangan KTSP yaitu a) peningkatan iman, takwa, dan
akhlak mulia; b) toleransi dan kerukunan umat beragama; c) persatuan nasional dan nilai-
nilai kebangsaan; d) peningkatan potensi, kecerdasan, bakat, dan minat sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik, e) kesetaraan warga negara
memperoleh pendidikan bermutu; f) kebutuhan kompetensi masa depan; g) tuntutan dunia
kerja; h) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; i) keragaman potensi dan
karakteristik daerah serta lingkungan; j) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; k)
dinamika perkembangan global; dan l) karakteristik satuan pendidikan.
Prinsip pengembangan KTSP paling sedikit meliputi: a) berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa
kini dan yang akan datang; b) belajar sepanjang hayat; dan c) menyeluruh dan
berkesinambungan.
4) Prosedur Operasional
Prosedur operasional dalam mengembangkan KTSP paling sedikit meliputi hal-hal
sebagai berikut :
a) Analisis, mencakup :
1) Analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum;
2) Analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan;
3) Analisis ketersediaan sumber daya pendidikan
b) Penyusunan, mencakup:
1) perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
2) pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
3) pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat kelas;
4) penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
5) penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal;
6) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan pembelajaran.
c) Penetapan, dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat dewan
pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah
d) Pengesahan, dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya untuk
jenjang SD disahkan oleh Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan, jenjang SMP
PENGELOLAAN KURIKULUM | 5
disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, dan jenjang SMA/SMK
disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilakukan oleh Tim
Pengembang KTSP yang terdiri dari
1) tenaga pendidik,
2) konselor (kecuali SD/SDLB/MI), dan
PENGELOLAAN KURIKULUM | 6
c) Ekstrakurikuler
Penyelenggaraan PPK dalam kegiatan Ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c merupakan penguatan nilai-nilai karakter dalam rangka
perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian
Peserta Didik secara optimal. Kegiatan Ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) meliputi kegiatan krida, karya ilmiah, latihan olah bakat/olah minat, dan kegiatan
keagamaan, serta kegiatan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Nilai-nilai PPK dalam Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Salah satu strategi pembangunan karakter dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan
memegang peran penting dalam mewariskan nilai-nilai luhur bangsa kepada generasi
muda. Pewarisan nilai-nilai luhur di sekolah diintegrasikan melalui kegiatan belajar-
mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk pengembangan budaya satuan
pendidikan, kegiatan ko-kurikuler dan/atau ekstra kurikuler, serta kegiatan keseharian di
rumah dan masyarakat.
Pendidikan karakter dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas, dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran. Khusus, untuk
materi Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan, karena memang misinya
adalah mengembangkan nilai dan sikap, pengembangan karakter harus menjadi fokus
utama yang dapat menggunakan berbagai strategi/metode pendidikan karakter. Untuk
kedua mata pelajaran tersebut, karakter dikembangkan sebagai dampak pembelajaran
dan juga dampak pengiring. Sementara itu mata pelajaran lainnya, yang secara formal
memiliki misi utama selain pengembangan karakter, wajib mengembangkan rancangan
pembelajaran pendidikan karakter yang diintegrasikan kedalam substansi/kegiatan mata
pelajaran sehingga memiliki dampak pengiring bagi berkembangnya karakter dalam diri
peserta didik (Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025, 2010:31)
.
Lingkungan sekolah perlu dikondisikan agar lingkungan fisik dan sosial-kultural
memungkinkan para peserta didik bersama dengan warga sekolah lainnya terbiasa
membangun kegiatan keseharian di sekolah yang mencerminkan perwujudan karakter
yang dituju. Kegiatan ko-kurikuler (kegiatan belajar di luar kelas yang terkait langsung
pada materi suatu mata pelajaran) atau kegiatan ekstra kurikuler (kegiatan satuan
pendidikan yang bersifat umum dan tidak terkait langsung pada suatu mata pelajaran,
seperti kegiatan Kepramukaan, Dokter Kecil, Palang Merah Remaja, Pecinta Alam, Liga
Pendidikan Indonesia, dll.) perlu dikembangkan proses pembiasaan dan penguatan
dalam rangka pengembangan karakter.
Adapun nilai-nilai karakter yang diintegrasikan dalam KTSP meliputi Lima nilai utama
karakter yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas, harus menjadi
PENGELOLAAN KURIKULUM | 7
roh dalam proses pendidikan, harus dibiasakan, dan dibudayakan dalam rangka
mencetak pelaku pendidikan yang berakhlak mulia.
PENGELOLAAN KURIKULUM | 8
Tabel 2. Nilai-nilai karakter berdasarkan kelompok karakter
Kelompok
No Karakter Inti
Karakter
1 Olah hati bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung
jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang
menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik
2 Olah pikir cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, produktif,
berorientasi Ipteks, dan reflektif;
3 Olah raga bersih, sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan,
bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan
gigih;
4 Olah rasa dan kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong,
karsa kebersamaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli,
kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan umum,
cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan
produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.
Keempat kelompok karakter tersebut saling terkait satu sama lain. Karakter tersebut
yang akan ditanamkan, ditumbuhkan, dan dibiasakan melalui proses pembelajaran
dikelas, budaya sekolah, dan masyakarakat.
Pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Berbasis Penguatan Pendidikan
Karakter merupakan landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu
mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
berdasarkan falsafah Pancasila. Hal ini sekaligus menjadi upaya untuk mendukung
perwujudan cita-cita sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD
1945.
Tahapan pengembangan pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan
harus melibatkan seluruh warga satuan pendidikan, orangtua siswa, dan masyarakat
sekitar. Prosedur pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan pendidikan karakter
di satuan pendidikan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a) Melaksanakan sosialisasi pendidikan karakter dan melakukan komitmen bersama
antara seluruh warga sekolah (tenaga pendidik dan kapendidikan serta komite
sekolah)
b) Membuat komitmen dengan semua stakeholder (seluruh warga sekolah, orang tua
siswa, komite, dan tokoh masyarakat setempat) untuk mendukung pelaksanaan
pendidikan karakter
c) Melakukan analisis konteks terhadap kondisi sekolah (internal dan eksternal) yang
dikaitkan dengan nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan pada satuan
PENGELOLAAN KURIKULUM | 9
pendidikan yang bersangkutan. Analisis ini dilakukan untuk menetapkan nilai-nilai
dan indikator keberhasilan yang diprioritaskan, sumber daya, sarana yang
diperlukan, serta prosedur penilaian keberhasilan
d) Menyusun rencana aksi sekolah berkaitan dengan penetapan nilai-nilai pendidikan
karakter
e) Membuat perencanaan dan program pelaksanaan pendidikan karakter, yang berisi:
Pengintegrasian melalui pembelajaran, Penyusunan mata pelajaran muatan lokal
Kegiatan lain, Penjadwalan dan penambahan jam belajar di sekolah
f) Melakukan pengkondisian, seperti: Penyediaan sarana, Keteladanan, Penghargaan
dan pemberdayaan
g) Melakukan penilaian keberhasilan dan supervisi untuk keberlangsungan
pelaksanaan pendidikan karakter perlu dilakukan penilaian keberhasilan dengan
menggunakan indikator-indikator berupa perilaku semua warga dan kondisi
sekolah/instansi yang teramati (Kemdiknas BPPPK, 2010)
2. Penugasan
LK. 01: KTSP berbasis Penguatan Pendidikan Karakter
Tujuan penugasan:
a. Menjelaskan konsep dan prosedur integrasi PPK dalam KTSP
b. Menguatkan karakter integritas yaitu mengerjakan dengan penuh tanggung jawab
Petunjuk pengerjaan:
a. Dilakukan secara individu
b. MT melakukan pendampingan dan penilaian dalam proses mengerjakan LK terkait sikap
tanggung jawab
Rubrik Penilaian:
86-100 : apabila menjawab 5 pertanyaan dengan tepat dan tanggung jawab
71-85 : apabila menjawab 4 pertanyaan dengan tepat dan tanggung jawab
51-70 : apabila menjawab 3 pertanyaan dengan tepat dan tanggung jawab
0-50: apabila hanya menjawab 2 pertanyaan dengan tepat dan tanggung jawab
Pertanyaan :
a. Bagaimanakah prosedur pengembangan KTSP yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter?
b. Mengapa sekolah harus bekerjasama dengan keluarga dan masyarakat dalam
implementasi PPK?
c. Sebutkan 1 contoh implementasi PPK yang diintegrasikan melalui pembelajaran di kelas,
budaya sekolah, dan keluarga/masyarakat.
PENGELOLAAN KURIKULUM | 10
d. Bagaimanakah gambaran umum KTSP di sekolah Saudara saat ini ? Apakah Saudara
sudah menanamkan nilai-nilai karakter dalam pengembangan KTSP ? nilai-nilai apa saja
kah yang Saudara integrasikan ?
B. Kegiatan Pembelajaran 2
Topik : Kajian KTSP berbasis PPK (dokumen I, II, dan III)
Kegiatan pembelajaran ini akan memfasilitasi Saudara dalam memahami prosedur
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mulai dari telaah dokumen yang
sudah ada, dilanjutkan dengan latihan mengembangkan KTSP terintegrasi PPK.
1. Materi
Pendidikan karakter di tahun 2017 memasuki tahap kedua, yaitu fase pemantapan strategi
dan implementasi pembangunan karakter. Pemantapan strategi terhadap apa yang sudah
dilakukan pada periode sebelumnya dan mengimplementasikan strategi tersebut dalam dunia
pendidikan. Sekolah sebagai penyelenggara utama pendidikan karakter memiliki
tanggungjawab dalam mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan menyelaraskan
berbagai program pendidikan karakter yang sudah ada;
• Pengintegrasian dilakukan dengan memadukan kegiatan kelas, luar kelas di dalam
sekolah, dan luar sekolah, memadukan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler, serta memadukan keterlibatan sekolah, keluarga dan masyarakat;
• Pendalaman dan perluasan dilakukan dengan menambahkan dan mengintensifkan
kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan karakter, penambahan dan
penajaman kegiatan belajar, serta pengaturan ulang waktu belajar di sekolah maupun luar
sekolah;
• Penyelarasan berupa penyesuaian tugas pokok guru, manajemen berbasis sekolah, dan
fungsi komite dalam menyukseskan program pendidikan karakter (Konsep dan Pedoman
Penguatan Pendidikan Karakter, 2017: 5-6).
PENGELOLAAN KURIKULUM | 11
kalender pendidikan. Telaah dilakukan oleh tim pengembang kurikulum (TPK) melalui
forum diskusi.
Tiap komponen dalam KTSP harus dimasukkan dengan penerapan nilai-nilai PPK.
Adapun rincian dimasukkannya nilai-nilai PPK pada KTSP Dokumen I adalah sebagai
berikut :
a) Bab I, bagian latar belakang dideskripsikan arti penting penerapan PPK di sekolah
b) Bab II, bagian visi, misi, dan tujuan sekolah dideskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter
yang akan dicapai, baik dalam jangka pendek maupun menengah
c) Bab III, bagian struktur kurikulum, muatan lokal dan program pengembangan diri (intra
kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler) yang harus terintegrasi dalam
penyelenggaraan pendidikan karakter (Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter,
Pusat Kurikulum, 2011).
2) Langkah kedua adalah penyusunan rencana aksi pengembangan PPK. Perencanaan
pengembangan PPK dapat dilakukan dengan mengintegrasikan kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
a) Cara pertama adalah implementasi PPK dalam program intrakurikuler.
Implementasinya dengan cara memasukkan nilai-nilai karakter dalam proses
pembelajaran di tiap mata pelajaran dan muatan lokal. Pandangan UNESCO tentang
the four pillars of education dalam Yani, 2014, bahwasannya belajar mencakup learning
to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Proses pendidikan
tidak hanya belajar untuk mengetahui, tapi juga belajar untuk melakukan, belajar menjadi
diri sendiri, dan belajar untuk hidup bersama sebagai dasar untuk berpartisipasi dan
bekerjasama dengan orang lain dalam aktivitas kehidupan manusia (Yani, 2014:121).
Nilai-nilai kebersihan tidak hanya diinformasikan dalam kelas, namun juga dipraktikkan
di luar kelas, serta lingkungan rumah/masyarakat.
b) Cara kedua adalah implementasi PPK melalui pengembangan diri. Kegiatan ini dapat
dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk pengembangan potensi,
bakat, dan minat siswa. Pengembangan diri merupakan salah satu media yang potensial
untuk membina karakter dan meningkatkan mutu akademik siswa.
c) Cara ketiga adalah implementasi PPK melalui budaya sekolah. Kegiatan ini bertujuan
untuk membentuk suatu pembiasaan warga sekolah, sehingga tercipta suatu budaya
sekolah. Kegiatan ini bisa dilakukan melalui kegiatan rutin, spontan, dan keteladanan.
PENGELOLAAN KURIKULUM | 12
Secara rinci, rencana pengembangan dokumen 1 KTSP terintegrasi PPK dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3. Pengembangan KTSP terintegrasi PPK
NO. KOMPONEN KTSP KTSP TERINTEGRASI PPK
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Ditambah integrasi nilai-nilai karakter
yang akan dikembangkan
2. Landasan Ditambah dasar hukum tentang
pelaksanaan pendidikan karakter di
sekolah
BAB II. TUJUAN SATUAN
PENDIDIKAN
3. Visi, misi dan tujuan sekolah Nilai-nilai karakter harus muncul dan
diintegrasikan dalam visi, misi, dan
tujuan
BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN
KURIKULUM
4. Mata pelajaran Nilai-nilai karakter harus dimunculkan
pada tujuan tiap mata pelajaran
5. Pengembangan Diri Ditambah nilai-nilai karakter yang
a) Kegiatan terprogram akan dikembangkan dan
(BK dan ekstrakurikuler) diintegrasikan dengan nilai-nilai
karakter yang dikembangkan di mata
b) Kegiatan tak terprogram pelajaran. Sehingga nilai-nilai karakter
(pembiasaan, rutin, di tiap mata pelajaran, diintegrasikan
keteladanan) dan dikuatkan dengan nilai-nilai
karakter di kegiatan pengembangan
diri.
PENGELOLAAN KURIKULUM | 13
c) merevisi bab 1 bagian latar belakang, dideskripsikan arti penting penerapan
pendidikan karakter di sekolah dan landasan yuridis tentang pendidikan karakter,
d) menyusun visi, misi, dan tujuan sekolah disertai deskripsi nilai-nilai karakter yang akan
dicapai, baik dalam jangka pendek atau menengah,
e) menyusun integrasi nilai-nilai karakter pada tiap mata pelajaran dan kegiatan
pengembangan diri (yang terprogram dan yang tak terprogram),
f) menyusun kalender pendidikan yang mendeskripsikan pelaksanaan implementasi
nilai-nilai karakter pada agenda sekolah (Sulistyowati, 2012:82-84).
PENGELOLAAN KURIKULUM | 14
Cara mudah mengembangkan silabus terintegrasi PPK adalah dengan mengadaptasi
silabus dan bahan ajar yang ada, dengan menambahkan kolom nilai karakter, dan
mengadaptasi kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi pengenalan, penanaman, dan
internalisasi nilai-nilai karakter. Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam
pengembangan silabus terintegrasi PPK adalah;
1. memetakan kompetensi dasar (KD) yang memiliki keterkaitan dengan nilai-nilai
karakter,
2. menggunakan hasil pemetaan untuk menyusun kegiatan pembelajaran, menentukan
alat/bahan/sumber belajar yang mendukung ketercapaian KD dan implementasi nilai-
nilai karakter tersebut,
3. menentukan strategi penilaian untuk mencapai indikator kompetensi dan indikator nilai-
nilai karakter,
4. menyantumkan nilai-nilai karakter ke dalam silabus.
PENGELOLAAN KURIKULUM | 15
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan
kali pertemuan atau lebih.
Komponen RPP terdiri atas:
a) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c) Kelas/semester;
d) Materi pokok;
e) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus
dan KD yang harus dicapai;
f) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
g) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi;
i) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
j) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
k) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
l) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan
m) Penilaian hasil pembelajaran.
RPP disusun berdasarkan silabus yang telah dikembangkan. Alternatif solusi yang bisa
dilakukan dalam rangka pengembangan KTSP dokumen 3 (RPP) terintegrasi PPK adalah
dengan cara mengadaptasi dokumen yang sudah ada. Bentuk adaptasi yang dimaksud
adalah;
1. Penambahan dan/atau modifikasi tujuan pembelajaran sehingga pembelajaran tidak
hanya membantu siswa mencapai KD, tetapi juga mengembangkan karakternya
2. Penambahan dan/atau modifikasi indikator pencapaian, sehingga ada indikator yang
terkait pencapaian karakter
PENGELOLAAN KURIKULUM | 16
3. Penambahan dan/atau modifikasi kegiatan pembelajaran baik pada bagian
pendahuluan, inti, maupun penutup, sehingga ada kegiatan yang mendukung
pengembangan karakter. Dengan demikian muatan kegiatan pembelajaran dalam
kurikulum 2013 selain pendekatan saintifik, kompetensi abad 21 (communicative,
collaborative, critical thinking, creative), gerakan literasi dan high order thinking skill
(HOTS), juga mengimplementasikan PPK
4. Penambahan dan/atau modifikasi teknik penilaian, sehingga ada teknik penilaian yang
dapat mengukur pengembangan karakter.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa komponen RPP lama dan RPP terintegrasi PPK,
tetap sama, hanya ada adaptasi terhadap isi masing-masing komponen tersebut.
2. Penugasan
LK-02: Kajian KTSP Dokumen I Terintegrasi PPK
Tujuan penugasan:
a. Menelaah KTSP Dokumen I
b. Mengembangkan KTSP Dokumen I Terintegrasi PPK
c. Menguatkan karakter mandiri dengan sub nilai kreatif
Petunjuk pengerjaan:
a. Dilakukan secara berpasangan
b. MT melakukan pendampingan dan penilaian dalam proses mengerjakan LK terkait sikap
kreatif
Rubrik Penilaian:
86-100 : apabila peserta mampu menelaah dan mengembangkan nilai-nilai karakter pada
KTSP dokumen 1 dengan sangat baik dan penuh tanggungjawab
71-85 : apabila peserta mampu menelaah dan mengembangkan nilai-nilai karakter pada KTSP
dokumen 1 dengan baik dan penuh tanggungjawab
51-70 : apabila peserta mampu menelaah dan mengembangkan nilai-nilai karakter pada KTSP
dokumen 1 dengan cukup baik dan penuh tanggungjawab
0-50 : apabila peserta mampu menelaah dan mengembangkan nilai-nilai karakter pada KTSP
dokumen 1 dengan kurang baik dan penuh tanggungjawab
Pertanyaan :
Lakukan telaah/kajian KTSP di sekolah Saudara khususnya Dokumen I dengan menggunakan
Format Telaah nilai-nilai karakter dalam KTSP yang terdapat dalam lampiran LK-02
Tabel tersebut membantu sekolah mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang sudah ada dan
yang belum ada dalam masing-masing komponen dokumen KTSP. Komponen yang belum
PENGELOLAAN KURIKULUM | 17
ada implementasi nilai karakternya, harus direncanakan pengembangannya pada tahap
berikutnya. Rencana pengembangan tersebut menjadi rencana aksi sekolah dalam merevisi
KTSP terintegrasi PPK.
PENGELOLAAN KURIKULUM | 18
SIMPULAN
Salah satu tuntutan dalam kompetensi manajerial kepala sekolah sesuai Permendiknas No.13
Tahun 2007 point: 2.10, yaitu mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional. Kepala sekolah harus mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang akan menjadi pedoman operasional sekolah.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) mengamanatkan tiap satuan pendidikan untuk mengembangkan nilai-nilai
karakter, mengimplementasikan, dan mengintegrasikannya dalam kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
PPK merupakan kelanjutan gerakan yang menempatkan nilai karakter sebagai dimensi
terdalam pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan Lima
nilai karakter; religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas, harus menjadi roh dalam
proses pendidikan, harus dibiasakan, dan dibudayakan dalam rangka mencetak pelaku
pendidikan yang berakhlak mulia.
Sekolah sebagai penyelenggara utama pendidikan karakter memiliki tanggungjawab dalam
mengintegrasikan, memperdalam, memperluas dan menyelaraskan berbagai program
pendidikan karakter yang sudah ada. Kerjasama sekolah dengan keluarga dan masyarakat harus
diupayakan, agar terjadi proses penguatan dari orang tua/wali serta tokoh-tokoh masyarakat
terhadap perilaku berkarakter mulia yang dikembangkan di sekolah sehingga menjadi kegiatan
keseharian di rumah dan di lingkungan masyarakat masing-masing. Hal ini dapat dilakukan lewat
komite sekolah, pertemuan wali murid, kunjungan/kegiatan wali murid yang berhubungan dengan
kumpulan kegiatan sekolah dan keluarga yang bertujuan menyamakan langkah dalam
membangun karakter di sekolah, di rumah, dan di masyarakat.
Upaya pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan terintegrasi PPK dimulai dari revisi
kurikulum dokumen 1 terlebih dahulu. Beberapa tahapan dalam pengembangan kurikulum
dokumen 1 yaitu; 1) melakukan telaah nilai-nilai karakter yang sudah ada pada dokumen
sebelumnya, 2) menyusun rencana pengembangan nilai yang akan diimplementasikan di
sekolah, 3) merevisi bab 1 bagian latar belakang, dideskripsikan arti penting penerapan
pendidikan karakter di sekolah dan landasan yuridis tentang pendidikan karakter, 4) menyusun
visi, misi, dan tujuan sekolah disertai deskripsi nilai-nilai karakter yang akan dicapai, baik dalam
jangka pendek atau menengah, 5) menyusun integrasi nilai-nilai karakter pada tiap mata
pelajaran dan kegiatan pengembangan diri (yang terprogram dan yang tak terprogram), 6)
menyusun kalender pendidikan yang mendeskripsikan pelaksanaan implementasi nilai-nilai
karakter pada agenda sekolah.
Cara mudah mengembangkan silabus terintegrasi PPK adalah dengan mengadaptasi silabus
dan bahan ajar yang ada, dengan menambahkan kolom karakter, dan mengadaptasi kegiatan
pembelajaran yang memfasilitasi pengenalan, penanaman, dan internalisasi nilai-nilai karakter.
PENGELOLAAN KURIKULUM | 19
Adapun cara mengembangkan RPP terintegrasi PPK adalah dengan cara mengadaptasi
dokumen yang sudah ada, dengan penambahan dan/atau modifikasi tujuan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, kegiatan pembelajaran, materi, alat, bahan, dan penilaian yang
memfasilitasi pengembangan nilai-nilai karakter siswa.
Dengan demikian kepala sekolah perlu menyusun tim pengembang kurikulum dalam rangka
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan terintegrasi PPK. Tim pengembang bertugas
untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang sudah ada, merencanakan pengembangan nilai-
nilai karakter, dan mereview kurikulum tingkat satuan pendidikan. Setelah tersusun dokumen
kurikulum, sekolah melakukan penetapan dan pengesahan oleh Pengawas Sekolah dan Dinas
Pendidikan, serta melakukan sosialisasi kepada warga sekolah dan stake holder.
PENGELOLAAN KURIKULUM | 20
REFLEKSI
Mata Diklat :
Nama :
Sekolah Asal :
Setelah kegiatan berakhir saudara dapat melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan
berikut ini secara Individu!
2. Pengalaman penting apa yang anda peroleh setelah mempelajari materi ini ?
3. Apa manfaat materi ini terhadap tugas anda sebagai kepala sekolah?
PENGELOLAAN KURIKULUM | 21
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016, tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah
Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter, 2017, Pusat Analisis dan Sinkronisasi
Kebijakan Sekretariat Jenderal Kemendikbud
Sulistyowati, Endah, 2012. Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Citra Aji
Parama
Purwanto, Sodiq, 2015. Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Menyusun KTSP
Melalui Pembinaan Model DELTRA di Sekolah Binaan Tahun 2015/2016. PTS.
Toenlioe, Anselmus JE, 2017. Pengembangan Kurikulum: Teori, Catatan Kritis dan Panduan,
Bandung: Aditama
PENGELOLAAN KURIKULUM | 22
PENGELOLAAN KURIKULUM | 23