Anda di halaman 1dari 34

PENGELOLAAN KURIKULUM | i

PENGELOLAAN KURIKULUM | ii
BAHAN PEMBELAJARAN
DIKLAT PENGUATAN KOMPETENSI
KEPALA SEKOLAH

PENGELOLAAN KURIKULUM

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA
SEKOLAH (LPPKS)

PENGELOLAAN KURIKULUM | iii


PENGELOLAAN KURIKULUM | iv
Apakah Saudara ingin memberikan umpan balik/masukan mengenai Bahan
Pembelajaran Penguatan Kepala Sekolah?

Pemerintah Indonesia mengajak para individu dan organisasi untuk memberikan


umpan balik/masukan yang positif, tentang bahan pembelajaran Penguatan
Kepala Sekolah.

Dalam hal ini,Saudara diajak untuk memberikan umpan balik (masukan/ keluhan)
ke Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS),
melalui:
Situs Web : lppks.kemdikbud.go.id
Email : lppks@kemdikbud.go.id
Telephone : (0271) 8502888, 8502999
SMS :-
Fax : (0271) 8502000
Surat :Petugas Penanganan Keluhan
Kp. Dadapan RT. 06/ RW. 07,
Desa Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar,
Jawa Tengah

PENGELOLAAN KURIKULUM | v
PENGELOLAAN KURIKULUM | vi
Bahan Pembelajaran : PENGELOLAAN KURIKULUM

Tim Pengembang Bahan Ajar


Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Pengarah
Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. Kepala LPPKS
Prof. Dr. Siswandari, M.Stats Guru Besar FKIP UNS

Penanggung Jawab
Drs. Wiyono, M.Pd. Kasi Peningkatan Kompetensi LPPKS

Tim Penulis Tim Reviewer 1


Drs. Anang Prasetyo, M.Pd. Dr. Dian Fajarwati, M.Pd.
Ratna Juwita, M.Pd..

Tim Pengembang Teknologi Pembelajaran Rizki Trianto Rakhim, M.Cs

Diterbitkan oleh:
LPPKS, Kemendikbud
Cetakan Pertama 2017

PENGELOLAAN KURIKULUM | vii


PENGELOLAAN KURIKULUM | viii
KATA PENGANTAR

Dalam rangka peningkatan mutu kepala sekolah/madrasah, Pemerintah mengeluarkan


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru
Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Permendiknas ini memuat tentang sistem penyiapan
calon kepala sekolah/madrasah, proses pengangkatan kepala sekolah/madrasah, masa
tugas, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), penilaian kinerja kepala
sekolah/madrasah, mutasi dan pemberhentian tugas guru sebagai kepala sekolah/madrasah.
Dalam rangka awal Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) menyeluruh bagi
kepala sekolah dalam jabatan yang belum mendapatkan pelatihan dari LPPKS diberikan
pendidikan dan pelatihan penguatan kompetensi kepala sekolah untuk mendapatkan
kesetaraan dengan kepala sekolah yang telah melalui proses penyiapan dengan sistem yang
diberlakukan oleh LPPKS.
Berkaitan dengan hal tersebut, LPPKS menyiapkan bahan pembelajaran sesuai dengan
materi yang dibutuhkan kepala sekolah. Materi ini dirancang untuk pembelajaran mandiri,
kepala sekolah yang belum pernah mengikuti Diklat PPCKS dapat menggunakan bahan
pembelajaran ini secara aktif. Dengan harapan pada akhir kegiatan pembelajaran,
pengetahuan dan keterampilan peserta dalam mempersiapkan diri menjadi kepala sekolah
menujukkan peningkatan yang signifikan dan pada gilirannya akan dapat dimanfaatkan
sebagai dasar pengembangan keprofesian mereka secara berkelanjutan. Kemudian dari
semua yang diperolehnya itu, diharapkan akan memicu kepala sekolah melakukan
pengembangan sekolah sehingga terlahirlah pemimpin-pemimpin satuan pendidikan yang
amanah, berjiwa wirausaha, dan profesional.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan bahan
pembelajaran ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati kita semua.

Karanganyar, November 2017


Kepala LPPKS,

Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.

PENGELOLAAN KURIKULUM | ix
PENGELOLAAN KURIKULUM | x
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ix


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... xi
PENJELASAN UMUM ................................................................................................................1
A. Pengantar Bahan Pembelajaran ..........................................................................................1
B. Hasil Pembelajaran yang diharapkan ...................................................................................1
C. Tagihan ................................................................................................................................1
D. Ruang Lingkup Materi ..........................................................................................................2
E. Langkah-langkah Pembelajaran ...........................................................................................2
KEGIATAN PEMBELAJARAN ...................................................................................................3
A. Kegiatan Pembelajaran 1 .....................................................................................................3
Topik : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Berbasis PPK ....................................................3
1. Materi ..............................................................................................................................3
2. Penugasan ....................................................................................................................10
B. Kegiatan Pembelajaran 2 ...................................................................................................11
Topik : Kajian KTSP berbasis PPK (dokumen I, II, dan III) ......................................................11
1. Materi ............................................................................................................................11
2. Penugasan ....................................................................................................................17
SIMPULAN ...............................................................................................................................19
REFLEKSI ................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................22

PENGELOLAAN KURIKULUM | xi
PENJELASAN UMUM

A. Pengantar Bahan Pembelajaran


Pasal 38 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di
bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau Kantor Departemen Agama
kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Berdasarkan amanat undang-undang tersebut ditegaskan bahwa kurikulum dikembangkan
dan dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan. Kurikulum operasional yang dikembangkan dan
dilaksanakan oleh satuan pendidikan diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Bahan pembelajaran ini disusun untuk membantu peserta diklat menjelaskan
implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam satuan pendidikan, mengidentifikasi
nilai-nilai utama karakter yang sudah ada di dokumen KTSP dan membuat rencana aksi
pengembangan KTSP terintegrasi PPK melalui pendekatan cooperative learning dimana peserta
saling bertanya jawab, memberi masukan terhadap hasil telaah dan menyusun rencana aksi yang
akan diterapkan sesudah pelatihan.
Dalam melaksanakan kegiatan pada Bahan Pembelajaran ini, harus mempertimbangkan
inklusi sosial tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, orang dengan HIV/AIDS dan yang berkebutuhan khusus. Inklusi sosial ini juga
diberlakukan bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik.
Bahan pembelajaran ini disusun dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter khususnya
integritas.

B. Hasil Pembelajaran yang diharapkan


Hasil pembelajaran ini diarahkan untuk mencapai target kompetensi sesuai Permendiknas
No.13 Tahun 2007 kompetensi manajerial point: 2.10, yaitu mengelola pengembangan kurikulum
dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional. Adapun hasil
pembelajaran yang diharapkan adalah Saudara diharapkan memiliki kemampuan untuk:
1. Menjelaskan konsep dan prosedur tentang pengembangan KTSP berbasis PPK
2. Mengkaji dan mengembangkan dokumen KTSP berbasis PPK ( dokumen 1, dokumen 2, dan
dokumen 3)
Kedua instructioanal effect diatas dilengkapi dengan nurturant effect berupa nilai-nilai
karakter yang ditanamkan, ditumbuhkan dan dituai dalam pembelajaran, yaitu;
1. Nilai utama integritas, sub nilai tanggungjawab;
2. Nilai utama mandiri, sub nilai kreatif.
C. Tagihan

PENGELOLAAN KURIKULUM | 1
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Saudara diminta mengerjakan berbagai penugasan
berikut:
1. Konsep dan prosedur pengembangan KTSP berbasis PPK
2. Mengkaji KTSP berbasis PPK (dokumen I, II, dan III)

Adapun tagihan yang diharapkan dari penugasan yang telah Saudara lakukan adalah:
1. LK. 01 KTSP berbasis Penguatan Pendidikan Karakter, dikerjakan secara individu dengan
menerapkan nilai utama karakter integritas, sub nilai tanggungjawab.
2. LK. 02 Kajian KTSP Dokumen I Terintegrasi PPK, dikerjakan secara berpasangan dengan
menerapkan nilai utama karakter mandiri, sub nilai kreatif.

D. Ruang Lingkup Materi


1. KTSP berbasis PPK
2. Kajian KTSP berbasis PPK (dokumen I, II, dan III)

E. Langkah-langkah Pembelajaran
Materi pokok ini dirancang sebanyak 2 Jam Pelatihan (JP) yaitu 2 x 45 menit sejumlah 90
menit dengan langkah-langkah pembelajaran digambarkan seperti berikut:

PENGELOLAAN KURIKULUM | 2
KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Pembelajaran 1
Topik : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Berbasis PPK
Kegiatan pembelajaran ini akan memfasilitasi Saudara untuk memahami konsep tentang
kurikulum berbasis Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

1. Materi
Sebelum mendalami materi, Saudara melakukan brainstroming (curah pendapat) mengenai
pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apakah Saudara sudah menerapkan pendidikan karakter di sekolah ?
• Bagaimana bentuk penerapan pendidikan karakter yang dikembangkan di sekolah
Saudara?
• Apakah kurikulum di sekolah Saudara sudah diintegrasikan dengan nilai-nilai pendidikan
karakter ?
• Bagaimana langkah-langkah dalam mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter ke
dalam dokumen KTSP ?

a. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


1) Pengertian KTSP
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan
pedoman implementasi Kurikulum. KTSP dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan
melibatkan komite sekolah/madrasah, dan kemudian disahkan oleh kepala dinas
pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya (Permendikbud No. 61 tahun 2014)
KTSP merupakan dokumen yang menggambarkan legalitas sebuah proses
pembelajaran di sekolah karena KTSP harus disahkan dan disetujui oleh pihak-pihak yang
berwenang. KTSP adalah blueprint proses pembelajaran di sebuah satuan pendidikan,
yang disebut juga dengan desain kurikulum di satuan pendidikan (Purwanto, 2015). KTSP
juga menggambarkan apa saja yang harus diajarkan kepada peserta didik dan bagaimana
proses serta pengaturan waktunya. Di dalamnya juga diatur bagaimana peserta didik
difasilitasi untuk mengembangkan kepribadian, minat dan bakatnya. Selain itu juga
dirumuskan proses pengukuran ketercapaian proses pembelajaran melalui penilaian dan
mekanisme kenaikan kelas serta kelulusan. Ini memberi gambaran bahwa KTSP adalah
dokumen yang harus dipersiapkan, disusun, dan direvisi dengan prosedur yang benar.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 3
Dengan demikian proses pengembangannya menuntut pengetahuan, ketrampilan, serta
pengalaman yang cukup dari para pelakunya.
KTSP adalah dokumen sekolah yang khas, sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan
masing-masing sekolah tanpa mengurangi bobot minimal muatan kurikulum secara
nasional. KTSP idealnya disusun oleh tim pengembang yang disebut dengan Tim
Pengembang Kurikulum atau TPK, yang harus ada di masing-masing sekolah. Penyusunan
dimulai dengan analisis konteks sampai dengan legalisasi oleh pihak yang berwenang,
melalui berbagai kegiatan seperti workshop, validasi, review, dan finalisasi. Dengan
demikian TPK idealnya merupakan kumpulan orang yang memahami kurikulum dengan
segala aspeknya serta menguasai prosedur serta tata cara penyusunannya. KTSP tidak
hanya harus tepat dari sisi konten, tetapi juga tepat dari momentum, artinya dokumen
tersebut harus tersedia sebelum kegiatan pembelajaran dimulai pada awal tahun pelajaran.
Dalam konteks pengelolaan pendidikan di Indonesia, batasan kurikulum secara formal
dinyatakan di dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Dalam pasal 1 disebutkan, bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP adalah kurikulum implementatif di
tingkat paling depan dalam sistem pendidikan di Indonesia. BSNP (2006) menyatakan,
bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan. Hal ini sejalan dengan amanah undang-undang. Dalam UU No.
20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 38 ayat 2 disebutkan bahwa “kurikulum pendidikan
dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok
atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah dibawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar
dan propinsi untuk pendidikan menengah”.
Kurikulum ini disusun dan dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan berdasarkan
standar isi dan standar kompetensi lulusan. Kebijakan pemerintah dalam bidang kurikulum
memberi otonomi setiap masing-masing satuan pendidikan menyusun kurikulumnya
sendiri, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah. Pemerintah hanya
memberi rambu-rambu dan pedoman bagamaimana kurikulum dibuat, oleh siapa
kurikulum dikembangkan, apa saja yang harus dimuat di dalam kurikulum sekolah.
2) Komponen KTSP
Permendikbud No. 61 tahun 2014 menyebutkan bahwa komponen KTSP meliputi 3
dokumen yaitu sebagai berikut :
a) Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi, misi,
tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan; 


PENGELOLAAN KURIKULUM | 4
b) Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi silabus;
c) Dokumen 3 yang disebut dengan Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan
pembelajaran yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan 
peserta
didik di lingkungan belajar. 

3) Acuan Konseptual dan Prinsip Pengembangan KTSP
Pengembangan KTSP menurut Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
menyatakan bahwa dalam mengembangkan KTSP paling sedikit harus memperhatikan :
(a) acuan kontekstual, (b) prinsip pengembangan, dan (c) prosedur operasional. Adapun
acuan kontekstual dalam pengembangan KTSP yaitu a) peningkatan iman, takwa, dan
akhlak mulia; b) toleransi dan kerukunan umat beragama; c) persatuan nasional dan nilai-
nilai kebangsaan; d) peningkatan potensi, kecerdasan, bakat, dan minat sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik, e) kesetaraan warga negara
memperoleh pendidikan bermutu; f) kebutuhan kompetensi masa depan; g) tuntutan dunia
kerja; h) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; i) keragaman potensi dan
karakteristik daerah serta lingkungan; j) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; k)
dinamika perkembangan global; dan l) karakteristik satuan pendidikan.
Prinsip pengembangan KTSP paling sedikit meliputi: a) berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa
kini dan yang akan datang; b) belajar sepanjang hayat; dan c) menyeluruh dan
berkesinambungan.
4) Prosedur Operasional
Prosedur operasional dalam mengembangkan KTSP paling sedikit meliputi hal-hal
sebagai berikut :
a) Analisis, mencakup :
1) Analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum;
2) Analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan;
3) Analisis ketersediaan sumber daya pendidikan
b) Penyusunan, mencakup:
1) perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
2) pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
3) pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat kelas;
4) penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
5) penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal;
6) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan pembelajaran.
c) Penetapan, dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat dewan
pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah
d) Pengesahan, dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya untuk
jenjang SD disahkan oleh Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan, jenjang SMP

PENGELOLAAN KURIKULUM | 5
disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, dan jenjang SMA/SMK
disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilakukan oleh Tim
Pengembang KTSP yang terdiri dari
1) tenaga pendidik, 

2) konselor (kecuali SD/SDLB/MI), dan 


3) kepala sekolah/madrasah sebagai ketua merangkap anggota. 



Dalam kegiatan pengembangan KTSP, tim pengembang kurikulum satuan pendidikan
dapat mengikutsertakan komite sekolah/madrasah, narasumber, dan pihak lain yang
terkait. Pengembangan KTSP di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau
kantor kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan
masing-masing.
Kewenangan pengembangan KTSP oleh masing-masing sekolah memberi
konsekuensi bahwa kepala sekolah dan tim pengembang kurikulum harus memahami
esensi kurikulum sekaligus bagaimana kurikulum harus dikembangkan. Esensi kurikulum
meliputi landasan filosofi bagaimana kurikulum tersebut dibangun, teori-teori yang
mendukungnya, apa tujuannya, bagaimana pendekatannya, muatan apa saja yang boleh,
bisa atau tidak bisa dimasukkan ke dalam kurikulum (Purwanto, 2015).

b. Pengintegrasian Nilai-nilai PPK dalam KTSP


1) Landasan Hukum
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) menyatakan bahwa penyelenggaraan PPK pada Satuan Pendidikan jalur
Pendidikan Formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a angka 1 dilakukan
secara terintegrasi dalam kegiatan:
a) Intrakurikuler
Penyelenggaraan PPK dalam kegiatan Intrakurikuler sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (1) huruf a merupakan penguatan nilai-nilai karakter melalui kegiatan
penguatan materi pembelajaran, metode pembelajaran sesuai dengan muatan
kurikulum berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan. Penyelenggaraan
PPK dalam kegiatan Kokurikuler sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (l) huruf b
merupakan penguatan nilai-nilai karakter yang dilaksanakan untuk pendalaman dan/
atau pengayaan kegiatan Intrakurikuler sesuai muatan kurikulum.
b) Kokurikuler
Penyelenggaraan PPK dalam kegiatan Kokurikuler sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (l) huruf b merupakan penguatan nilai-nilai karakter yang dilaksanakan
untuk pendalaman dan/ atau pengayaan kegiatan Intrakurikuler sesuai muatan
kurikulum.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 6
c) Ekstrakurikuler
Penyelenggaraan PPK dalam kegiatan Ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c merupakan penguatan nilai-nilai karakter dalam rangka
perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian
Peserta Didik secara optimal. Kegiatan Ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) meliputi kegiatan krida, karya ilmiah, latihan olah bakat/olah minat, dan kegiatan
keagamaan, serta kegiatan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Nilai-nilai PPK dalam Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Salah satu strategi pembangunan karakter dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan
memegang peran penting dalam mewariskan nilai-nilai luhur bangsa kepada generasi
muda. Pewarisan nilai-nilai luhur di sekolah diintegrasikan melalui kegiatan belajar-
mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk pengembangan budaya satuan
pendidikan, kegiatan ko-kurikuler dan/atau ekstra kurikuler, serta kegiatan keseharian di
rumah dan masyarakat.
Pendidikan karakter dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas, dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran. Khusus, untuk
materi Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan, karena memang misinya
adalah mengembangkan nilai dan sikap, pengembangan karakter harus menjadi fokus
utama yang dapat menggunakan berbagai strategi/metode pendidikan karakter. Untuk
kedua mata pelajaran tersebut, karakter dikembangkan sebagai dampak pembelajaran
dan juga dampak pengiring. Sementara itu mata pelajaran lainnya, yang secara formal
memiliki misi utama selain pengembangan karakter, wajib mengembangkan rancangan
pembelajaran pendidikan karakter yang diintegrasikan kedalam substansi/kegiatan mata
pelajaran sehingga memiliki dampak pengiring bagi berkembangnya karakter dalam diri
peserta didik (Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025, 2010:31)
.
Lingkungan sekolah perlu dikondisikan agar lingkungan fisik dan sosial-kultural
memungkinkan para peserta didik bersama dengan warga sekolah lainnya terbiasa
membangun kegiatan keseharian di sekolah yang mencerminkan perwujudan karakter
yang dituju. Kegiatan ko-kurikuler (kegiatan belajar di luar kelas yang terkait langsung
pada materi suatu mata pelajaran) atau kegiatan ekstra kurikuler (kegiatan satuan
pendidikan yang bersifat umum dan tidak terkait langsung pada suatu mata pelajaran,
seperti kegiatan Kepramukaan, Dokter Kecil, Palang Merah Remaja, Pecinta Alam, Liga
Pendidikan Indonesia, dll.) perlu dikembangkan proses pembiasaan dan penguatan
dalam rangka pengembangan karakter.
Adapun nilai-nilai karakter yang diintegrasikan dalam KTSP meliputi Lima nilai utama
karakter yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas, harus menjadi

PENGELOLAAN KURIKULUM | 7
roh dalam proses pendidikan, harus dibiasakan, dan dibudayakan dalam rangka
mencetak pelaku pendidikan yang berakhlak mulia.

Tabel 1. Nilai Utama dan Sub Nilai Utama Karakter


No Nilai Utama Sub nilai Utama
1 Religius cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan
kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerjasama antar
pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan,
persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai
lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
2 Nasionalis apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya
bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air,
menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman
budaya, suku, dan agama.
3 Mandiri etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang,
profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang
hayat.
4 Gotong royong menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan
bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, solidaritas,
empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
5 Integritas kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti
korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai
martabat individu (terutama penyandang disabilitas).

PPK adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter melalui


harmonisasi pengembangan fisik (olah raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa),
etika dan spiritual (olah hati) dilakukan secara utuh menyeluruh dan serentak dengan
pelibatan publik dan kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat (Konsep dan
Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter, 2017: 10). Sehingga bisa dikatakan bahwa
pendidikan karakter merupakan usaha sadar untuk membentuk manusia sempurna, baik
sempurna secara fisik, intelektual, estetika, etika, dan spiritual.
Implementasi dari olah hati, olah pikir, olah raga, dan olah rasa, individu memiliki nilai-
nilai karakter di bawah ini (Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun
2010-2025, 2010:22).

PENGELOLAAN KURIKULUM | 8
Tabel 2. Nilai-nilai karakter berdasarkan kelompok karakter

Kelompok
No Karakter Inti
Karakter
1 Olah hati bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung
jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang
menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik
2 Olah pikir cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, produktif,
berorientasi Ipteks, dan reflektif;
3 Olah raga bersih, sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan,
bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan
gigih;
4 Olah rasa dan kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong,
karsa kebersamaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli,
kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan umum,
cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan
produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.

Keempat kelompok karakter tersebut saling terkait satu sama lain. Karakter tersebut
yang akan ditanamkan, ditumbuhkan, dan dibiasakan melalui proses pembelajaran
dikelas, budaya sekolah, dan masyakarakat.
Pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Berbasis Penguatan Pendidikan
Karakter merupakan landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu
mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
berdasarkan falsafah Pancasila. Hal ini sekaligus menjadi upaya untuk mendukung
perwujudan cita-cita sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD
1945.
Tahapan pengembangan pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan
harus melibatkan seluruh warga satuan pendidikan, orangtua siswa, dan masyarakat
sekitar. Prosedur pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan pendidikan karakter
di satuan pendidikan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a) Melaksanakan sosialisasi pendidikan karakter dan melakukan komitmen bersama
antara seluruh warga sekolah (tenaga pendidik dan kapendidikan serta komite
sekolah)
b) Membuat komitmen dengan semua stakeholder (seluruh warga sekolah, orang tua
siswa, komite, dan tokoh masyarakat setempat) untuk mendukung pelaksanaan
pendidikan karakter
c) Melakukan analisis konteks terhadap kondisi sekolah (internal dan eksternal) yang
dikaitkan dengan nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan pada satuan

PENGELOLAAN KURIKULUM | 9
pendidikan yang bersangkutan. Analisis ini dilakukan untuk menetapkan nilai-nilai
dan indikator keberhasilan yang diprioritaskan, sumber daya, sarana yang
diperlukan, serta prosedur penilaian keberhasilan
d) Menyusun rencana aksi sekolah berkaitan dengan penetapan nilai-nilai pendidikan
karakter
e) Membuat perencanaan dan program pelaksanaan pendidikan karakter, yang berisi:
Pengintegrasian melalui pembelajaran, Penyusunan mata pelajaran muatan lokal
Kegiatan lain, Penjadwalan dan penambahan jam belajar di sekolah
f) Melakukan pengkondisian, seperti: Penyediaan sarana, Keteladanan, Penghargaan
dan pemberdayaan
g) Melakukan penilaian keberhasilan dan supervisi untuk keberlangsungan
pelaksanaan pendidikan karakter perlu dilakukan penilaian keberhasilan dengan
menggunakan indikator-indikator berupa perilaku semua warga dan kondisi
sekolah/instansi yang teramati (Kemdiknas BPPPK, 2010)

2. Penugasan
LK. 01: KTSP berbasis Penguatan Pendidikan Karakter
Tujuan penugasan:
a. Menjelaskan konsep dan prosedur integrasi PPK dalam KTSP
b. Menguatkan karakter integritas yaitu mengerjakan dengan penuh tanggung jawab

Petunjuk pengerjaan:
a. Dilakukan secara individu
b. MT melakukan pendampingan dan penilaian dalam proses mengerjakan LK terkait sikap
tanggung jawab

Rubrik Penilaian:
86-100 : apabila menjawab 5 pertanyaan dengan tepat dan tanggung jawab
71-85 : apabila menjawab 4 pertanyaan dengan tepat dan tanggung jawab
51-70 : apabila menjawab 3 pertanyaan dengan tepat dan tanggung jawab
0-50: apabila hanya menjawab 2 pertanyaan dengan tepat dan tanggung jawab

Pertanyaan :
a. Bagaimanakah prosedur pengembangan KTSP yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter?
b. Mengapa sekolah harus bekerjasama dengan keluarga dan masyarakat dalam
implementasi PPK?
c. Sebutkan 1 contoh implementasi PPK yang diintegrasikan melalui pembelajaran di kelas,
budaya sekolah, dan keluarga/masyarakat.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 10
d. Bagaimanakah gambaran umum KTSP di sekolah Saudara saat ini ? Apakah Saudara
sudah menanamkan nilai-nilai karakter dalam pengembangan KTSP ? nilai-nilai apa saja
kah yang Saudara integrasikan ?

B. Kegiatan Pembelajaran 2
Topik : Kajian KTSP berbasis PPK (dokumen I, II, dan III)
Kegiatan pembelajaran ini akan memfasilitasi Saudara dalam memahami prosedur
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mulai dari telaah dokumen yang
sudah ada, dilanjutkan dengan latihan mengembangkan KTSP terintegrasi PPK.

1. Materi
Pendidikan karakter di tahun 2017 memasuki tahap kedua, yaitu fase pemantapan strategi
dan implementasi pembangunan karakter. Pemantapan strategi terhadap apa yang sudah
dilakukan pada periode sebelumnya dan mengimplementasikan strategi tersebut dalam dunia
pendidikan. Sekolah sebagai penyelenggara utama pendidikan karakter memiliki
tanggungjawab dalam mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan menyelaraskan
berbagai program pendidikan karakter yang sudah ada;
• Pengintegrasian dilakukan dengan memadukan kegiatan kelas, luar kelas di dalam
sekolah, dan luar sekolah, memadukan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler, serta memadukan keterlibatan sekolah, keluarga dan masyarakat;
• Pendalaman dan perluasan dilakukan dengan menambahkan dan mengintensifkan
kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan karakter, penambahan dan
penajaman kegiatan belajar, serta pengaturan ulang waktu belajar di sekolah maupun luar
sekolah;
• Penyelarasan berupa penyesuaian tugas pokok guru, manajemen berbasis sekolah, dan
fungsi komite dalam menyukseskan program pendidikan karakter (Konsep dan Pedoman
Penguatan Pendidikan Karakter, 2017: 5-6).

a. Pengembangan KTSP Dokumen 1


Pengembangan KTSP dokumen 1 terintegrasi PPK pada dasarnya tidak jauh berbeda
dengan penyusunan KTSP dokumen 1 sebelumnya. Hanya perlu merevisi dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter yang akan diterapkan. Langkah-langkah pengembangan
yang bisa dilakukan yaitu:
1) Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum terintegrasi PPK
adalah telaah nilai karakter yang sudah dilaksanakan pada dokumen KTSP. Sekolah harus
mengidentifikasi bagian-bagian dari KTSP yang terdiri dari latar belakang pengembangan
KTSP, visi, misi, tujuan sekolah, struktur dan muatan kurikulum, pengembangan diri, dan

PENGELOLAAN KURIKULUM | 11
kalender pendidikan. Telaah dilakukan oleh tim pengembang kurikulum (TPK) melalui
forum diskusi.
Tiap komponen dalam KTSP harus dimasukkan dengan penerapan nilai-nilai PPK.
Adapun rincian dimasukkannya nilai-nilai PPK pada KTSP Dokumen I adalah sebagai
berikut :
a) Bab I, bagian latar belakang dideskripsikan arti penting penerapan PPK di sekolah
b) Bab II, bagian visi, misi, dan tujuan sekolah dideskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter
yang akan dicapai, baik dalam jangka pendek maupun menengah
c) Bab III, bagian struktur kurikulum, muatan lokal dan program pengembangan diri (intra
kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler) yang harus terintegrasi dalam
penyelenggaraan pendidikan karakter (Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter,
Pusat Kurikulum, 2011).
2) Langkah kedua adalah penyusunan rencana aksi pengembangan PPK. Perencanaan
pengembangan PPK dapat dilakukan dengan mengintegrasikan kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
a) Cara pertama adalah implementasi PPK dalam program intrakurikuler.
Implementasinya dengan cara memasukkan nilai-nilai karakter dalam proses
pembelajaran di tiap mata pelajaran dan muatan lokal. Pandangan UNESCO tentang
the four pillars of education dalam Yani, 2014, bahwasannya belajar mencakup learning
to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Proses pendidikan
tidak hanya belajar untuk mengetahui, tapi juga belajar untuk melakukan, belajar menjadi
diri sendiri, dan belajar untuk hidup bersama sebagai dasar untuk berpartisipasi dan
bekerjasama dengan orang lain dalam aktivitas kehidupan manusia (Yani, 2014:121).
Nilai-nilai kebersihan tidak hanya diinformasikan dalam kelas, namun juga dipraktikkan
di luar kelas, serta lingkungan rumah/masyarakat.
b) Cara kedua adalah implementasi PPK melalui pengembangan diri. Kegiatan ini dapat
dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk pengembangan potensi,
bakat, dan minat siswa. Pengembangan diri merupakan salah satu media yang potensial
untuk membina karakter dan meningkatkan mutu akademik siswa.
c) Cara ketiga adalah implementasi PPK melalui budaya sekolah. Kegiatan ini bertujuan
untuk membentuk suatu pembiasaan warga sekolah, sehingga tercipta suatu budaya
sekolah. Kegiatan ini bisa dilakukan melalui kegiatan rutin, spontan, dan keteladanan.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 12
Secara rinci, rencana pengembangan dokumen 1 KTSP terintegrasi PPK dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3. Pengembangan KTSP terintegrasi PPK
NO. KOMPONEN KTSP KTSP TERINTEGRASI PPK
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Ditambah integrasi nilai-nilai karakter
yang akan dikembangkan
2. Landasan Ditambah dasar hukum tentang
pelaksanaan pendidikan karakter di
sekolah
BAB II. TUJUAN SATUAN
PENDIDIKAN
3. Visi, misi dan tujuan sekolah Nilai-nilai karakter harus muncul dan
diintegrasikan dalam visi, misi, dan
tujuan
BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN
KURIKULUM
4. Mata pelajaran Nilai-nilai karakter harus dimunculkan
pada tujuan tiap mata pelajaran
5. Pengembangan Diri Ditambah nilai-nilai karakter yang
a) Kegiatan terprogram akan dikembangkan dan
(BK dan ekstrakurikuler) diintegrasikan dengan nilai-nilai
karakter yang dikembangkan di mata
b) Kegiatan tak terprogram pelajaran. Sehingga nilai-nilai karakter
(pembiasaan, rutin, di tiap mata pelajaran, diintegrasikan
keteladanan) dan dikuatkan dengan nilai-nilai
karakter di kegiatan pengembangan
diri.

BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN


6. Kalender Pendidikan Ditambahkan alokasi waktu khusus
untuk implementasi pendidikan
karakter dalam agenda kegiatan
sekolah

Berdasarkan tabel tersebut, disimpulkan bahwa sekolah harus melakukan beberapa


tahapan dalam pengembangan KTSP dokumen 1 sebagai berikut :
a) melakukan telaah nilai-nilai karakter yang sudah ada pada dokumen sebelumnya,
b) menyusun rencana pengembangan nilai yang akan diimplementasikan di sekolah,

PENGELOLAAN KURIKULUM | 13
c) merevisi bab 1 bagian latar belakang, dideskripsikan arti penting penerapan
pendidikan karakter di sekolah dan landasan yuridis tentang pendidikan karakter,
d) menyusun visi, misi, dan tujuan sekolah disertai deskripsi nilai-nilai karakter yang akan
dicapai, baik dalam jangka pendek atau menengah,
e) menyusun integrasi nilai-nilai karakter pada tiap mata pelajaran dan kegiatan
pengembangan diri (yang terprogram dan yang tak terprogram),
f) menyusun kalender pendidikan yang mendeskripsikan pelaksanaan implementasi
nilai-nilai karakter pada agenda sekolah (Sulistyowati, 2012:82-84).

b. Pengembangan KTSP Dokumen 2 (Silabus)


Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dokumen 2 memuat silabus untuk tiap mata
pelajaran. Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses,
silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian
mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
1. identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);
2. identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3. kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
4. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
5. tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
6. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
7. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;
8. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
9. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu
semester atau satu tahun; dan
10. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau
sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap
tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 14
Cara mudah mengembangkan silabus terintegrasi PPK adalah dengan mengadaptasi
silabus dan bahan ajar yang ada, dengan menambahkan kolom nilai karakter, dan
mengadaptasi kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi pengenalan, penanaman, dan
internalisasi nilai-nilai karakter. Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam
pengembangan silabus terintegrasi PPK adalah;
1. memetakan kompetensi dasar (KD) yang memiliki keterkaitan dengan nilai-nilai
karakter,
2. menggunakan hasil pemetaan untuk menyusun kegiatan pembelajaran, menentukan
alat/bahan/sumber belajar yang mendukung ketercapaian KD dan implementasi nilai-
nilai karakter tersebut,
3. menentukan strategi penilaian untuk mencapai indikator kompetensi dan indikator nilai-
nilai karakter,
4. menyantumkan nilai-nilai karakter ke dalam silabus.

Keempat langkah tersebut harus dilakukan dalam rangka mengembangkan silabus


terintegrasi PPK yang akan dipedomani para guru dalam penyusunan rencana
pembelajaran.

Tabel 5. Contoh format silabus terintegrasi PPK


Mata Pelajaran :
Satuan Pendidikan :
Kelas/semester :
Kompetensi Inti :
KD Materi Kegiatan Nilai Indikator Penilaian Alokasi Sumber
Pembelajaran Pembelajaran karakter Pencapaian Teknik Bentuk Waktu Belajar
Kompetensi Instrumen

c. Pengembangan KTSP Dokumen 3 (RPP)


Kurikulum tingkat satuan pendidikan dokumen 3, memuat rencana pelaksanaan
pembelajaran untuk tiap mata pelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

PENGELOLAAN KURIKULUM | 15
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan
kali pertemuan atau lebih.
Komponen RPP terdiri atas:
a) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c) Kelas/semester;
d) Materi pokok;
e) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus
dan KD yang harus dicapai;
f) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
g) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi;
i) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
j) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
k) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
l) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan
m) Penilaian hasil pembelajaran.

RPP disusun berdasarkan silabus yang telah dikembangkan. Alternatif solusi yang bisa
dilakukan dalam rangka pengembangan KTSP dokumen 3 (RPP) terintegrasi PPK adalah
dengan cara mengadaptasi dokumen yang sudah ada. Bentuk adaptasi yang dimaksud
adalah;
1. Penambahan dan/atau modifikasi tujuan pembelajaran sehingga pembelajaran tidak
hanya membantu siswa mencapai KD, tetapi juga mengembangkan karakternya
2. Penambahan dan/atau modifikasi indikator pencapaian, sehingga ada indikator yang
terkait pencapaian karakter

PENGELOLAAN KURIKULUM | 16
3. Penambahan dan/atau modifikasi kegiatan pembelajaran baik pada bagian
pendahuluan, inti, maupun penutup, sehingga ada kegiatan yang mendukung
pengembangan karakter. Dengan demikian muatan kegiatan pembelajaran dalam
kurikulum 2013 selain pendekatan saintifik, kompetensi abad 21 (communicative,
collaborative, critical thinking, creative), gerakan literasi dan high order thinking skill
(HOTS), juga mengimplementasikan PPK
4. Penambahan dan/atau modifikasi teknik penilaian, sehingga ada teknik penilaian yang
dapat mengukur pengembangan karakter.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa komponen RPP lama dan RPP terintegrasi PPK,
tetap sama, hanya ada adaptasi terhadap isi masing-masing komponen tersebut.

2. Penugasan
LK-02: Kajian KTSP Dokumen I Terintegrasi PPK
Tujuan penugasan:
a. Menelaah KTSP Dokumen I
b. Mengembangkan KTSP Dokumen I Terintegrasi PPK
c. Menguatkan karakter mandiri dengan sub nilai kreatif

Petunjuk pengerjaan:
a. Dilakukan secara berpasangan
b. MT melakukan pendampingan dan penilaian dalam proses mengerjakan LK terkait sikap
kreatif

Rubrik Penilaian:
86-100 : apabila peserta mampu menelaah dan mengembangkan nilai-nilai karakter pada
KTSP dokumen 1 dengan sangat baik dan penuh tanggungjawab
71-85 : apabila peserta mampu menelaah dan mengembangkan nilai-nilai karakter pada KTSP
dokumen 1 dengan baik dan penuh tanggungjawab
51-70 : apabila peserta mampu menelaah dan mengembangkan nilai-nilai karakter pada KTSP
dokumen 1 dengan cukup baik dan penuh tanggungjawab
0-50 : apabila peserta mampu menelaah dan mengembangkan nilai-nilai karakter pada KTSP
dokumen 1 dengan kurang baik dan penuh tanggungjawab

Pertanyaan :
Lakukan telaah/kajian KTSP di sekolah Saudara khususnya Dokumen I dengan menggunakan
Format Telaah nilai-nilai karakter dalam KTSP yang terdapat dalam lampiran LK-02
Tabel tersebut membantu sekolah mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang sudah ada dan
yang belum ada dalam masing-masing komponen dokumen KTSP. Komponen yang belum

PENGELOLAAN KURIKULUM | 17
ada implementasi nilai karakternya, harus direncanakan pengembangannya pada tahap
berikutnya. Rencana pengembangan tersebut menjadi rencana aksi sekolah dalam merevisi
KTSP terintegrasi PPK.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 18
SIMPULAN

Salah satu tuntutan dalam kompetensi manajerial kepala sekolah sesuai Permendiknas No.13
Tahun 2007 point: 2.10, yaitu mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional. Kepala sekolah harus mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang akan menjadi pedoman operasional sekolah.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) mengamanatkan tiap satuan pendidikan untuk mengembangkan nilai-nilai
karakter, mengimplementasikan, dan mengintegrasikannya dalam kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
PPK merupakan kelanjutan gerakan yang menempatkan nilai karakter sebagai dimensi
terdalam pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan Lima
nilai karakter; religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas, harus menjadi roh dalam
proses pendidikan, harus dibiasakan, dan dibudayakan dalam rangka mencetak pelaku
pendidikan yang berakhlak mulia.
Sekolah sebagai penyelenggara utama pendidikan karakter memiliki tanggungjawab dalam
mengintegrasikan, memperdalam, memperluas dan menyelaraskan berbagai program
pendidikan karakter yang sudah ada. Kerjasama sekolah dengan keluarga dan masyarakat harus
diupayakan, agar terjadi proses penguatan dari orang tua/wali serta tokoh-tokoh masyarakat
terhadap perilaku berkarakter mulia yang dikembangkan di sekolah sehingga menjadi kegiatan
keseharian di rumah dan di lingkungan masyarakat masing-masing. Hal ini dapat dilakukan lewat
komite sekolah, pertemuan wali murid, kunjungan/kegiatan wali murid yang berhubungan dengan
kumpulan kegiatan sekolah dan keluarga yang bertujuan menyamakan langkah dalam
membangun karakter di sekolah, di rumah, dan di masyarakat.
Upaya pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan terintegrasi PPK dimulai dari revisi
kurikulum dokumen 1 terlebih dahulu. Beberapa tahapan dalam pengembangan kurikulum
dokumen 1 yaitu; 1) melakukan telaah nilai-nilai karakter yang sudah ada pada dokumen
sebelumnya, 2) menyusun rencana pengembangan nilai yang akan diimplementasikan di
sekolah, 3) merevisi bab 1 bagian latar belakang, dideskripsikan arti penting penerapan
pendidikan karakter di sekolah dan landasan yuridis tentang pendidikan karakter, 4) menyusun
visi, misi, dan tujuan sekolah disertai deskripsi nilai-nilai karakter yang akan dicapai, baik dalam
jangka pendek atau menengah, 5) menyusun integrasi nilai-nilai karakter pada tiap mata
pelajaran dan kegiatan pengembangan diri (yang terprogram dan yang tak terprogram), 6)
menyusun kalender pendidikan yang mendeskripsikan pelaksanaan implementasi nilai-nilai
karakter pada agenda sekolah.
Cara mudah mengembangkan silabus terintegrasi PPK adalah dengan mengadaptasi silabus
dan bahan ajar yang ada, dengan menambahkan kolom karakter, dan mengadaptasi kegiatan
pembelajaran yang memfasilitasi pengenalan, penanaman, dan internalisasi nilai-nilai karakter.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 19
Adapun cara mengembangkan RPP terintegrasi PPK adalah dengan cara mengadaptasi
dokumen yang sudah ada, dengan penambahan dan/atau modifikasi tujuan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, kegiatan pembelajaran, materi, alat, bahan, dan penilaian yang
memfasilitasi pengembangan nilai-nilai karakter siswa.
Dengan demikian kepala sekolah perlu menyusun tim pengembang kurikulum dalam rangka
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan terintegrasi PPK. Tim pengembang bertugas
untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang sudah ada, merencanakan pengembangan nilai-
nilai karakter, dan mereview kurikulum tingkat satuan pendidikan. Setelah tersusun dokumen
kurikulum, sekolah melakukan penetapan dan pengesahan oleh Pengawas Sekolah dan Dinas
Pendidikan, serta melakukan sosialisasi kepada warga sekolah dan stake holder.

PENGELOLAAN KURIKULUM | 20
REFLEKSI

Mata Diklat :
Nama :
Sekolah Asal :

Setelah kegiatan berakhir saudara dapat melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan
berikut ini secara Individu!

1. Apa yang saudara pahami setelah mempelajari materi ini ?

2. Pengalaman penting apa yang anda peroleh setelah mempelajari materi ini ?

3. Apa manfaat materi ini terhadap tugas anda sebagai kepala sekolah?

PENGELOLAAN KURIKULUM | 21
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017, tentang Penguatan Pendidikan Karakter

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016, tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah

Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, 2010

Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter, 2017, Pusat Analisis dan Sinkronisasi
Kebijakan Sekretariat Jenderal Kemendikbud

Sulistyowati, Endah, 2012. Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Citra Aji
Parama

Yani, Ahmad, 2014. Mindset Kurikulum 2013, Bandung: Alfabeta

Hidayat, Sholeh, 2013. Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyasa, 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: Remaja


Rosdakarya

Purwanto, Sodiq, 2015. Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Menyusun KTSP
Melalui Pembinaan Model DELTRA di Sekolah Binaan Tahun 2015/2016. PTS.

Toenlioe, Anselmus JE, 2017. Pengembangan Kurikulum: Teori, Catatan Kritis dan Panduan,
Bandung: Aditama

PENGELOLAAN KURIKULUM | 22
PENGELOLAAN KURIKULUM | 23

Anda mungkin juga menyukai