Anda di halaman 1dari 18

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS TELINGA HIDUNG TENGGOROK –

BEDAH KEPALA LEHER PROKLAMASI BUMI SERPONG DAMAI

NOMOR

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM

RUMAH SAKIT KHUSUS TELINGA HIDUNG TENGGOROK – BEDAH KEPALA LEHER


PROKLAMASI BUMI SERPONG DAMAI

DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS TELINGA HIDUNG TENGGOROK – BEDAH


KEPALA LEHER PROKLAMASI BUMI SERPONG DAMAI,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu kegiatan dan pelayanan


Laboratorium di Rumah Sakit Haji Jakarta perlu dibuat kebijakan yang
mengatur pelayanan Laboratorium di rumah sakit.

b. Bahwa untuk tercapainya tertib administrasi pelayanan kesehatan perlu


ditetapkan pedoman pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Haji Jakarta

c. Bahwa untuk penetapan kebijakan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b


perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Haji Jakarta
tentang Pedoman Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Haji Jakarta.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/III/2008 tentang


Rekam Medis.

4. Standar Akreditasi Rumah sakit, Kerjasama Direktorat Jenderal Bina Upaya


Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS), edisi 2012

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA


TENTANG PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM DI
RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

KEDUA : Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Haji Jakarta dimaksud Diktum


Kesatu sebagaimana terlampir dalam lampiran keputusan ini.

KETIGA : Setiap melaksanakan kegiatan pelayanan di Rumah Sakit Haji Jakarta agar
mengacu pada Pedoman Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Haji

KEEMPAT : Hal-hal yang berkaitan dengan pedoman pelayanan laboratorium secara rinci
akan dibuat dalam Standar Prosedur Operasional atau kebijakan lainnya

KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN DI : TANGERANG SELATAN
PADA TANGGAL :

DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS THT-BEDAH KL PROKLAMASI

Dr.Lola Yucola,Sp.THT-KL,M.Kes
Lampiran
Nomor
Tanggal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi terpenting dalam
diagnostic invitro. Dengan pengukuran dan pemeriksaan laboratorium akan didapatkan data
ilmiah tajam untuk digunakan dalam menghadapi masalah yang diidentifikasi melalui
pemeriksaan klinis dan merupakan bagian esensial dari data pokok pasien.
Kenyataan menunjukkan bahwa laboratorium tidak hanya berfungsi membantu penetapan
diagnose dan penatalaksanaan penderita, tetapi juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk
memastikan diagnose. Oleh karena itu laboratorium di rumah sakit menempati kedudukan sentral,
sehingga tanggung jawab laboratorium makin lama makin bertambah besar, baik tanggung jawab
profesional, tanggung jawab teknis maupun tanggung jawab pengelolaan

B. Ruang Lingkup
Laboratorium Klinik adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan di
bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik,
patologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan
terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.364/MENKES/SK/III/2003).

C. Batasan Operasional
Laboratorium Patologi Klinik meliputi pemeriksaan bidang Hematologi & Hemostase, Kimia
Klinik , Imunologi & Serologi, Urinalisa & Feses dan Analisa Cairan tubuh. Laboratorium
Patologi Anatomi meliputi Histopatogi & Sitologi Laboratorium Mikrobiologi Klinik meliputi
Biakan, Resistensi antibiotik dan Pewarnaan
D. Landasan Hukum
1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 364/MENKES/SK/III/2003 tentang Laboratorium
Klinik
2. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik DepKes RI No : HK.00.06.3.3.10381 tentang
Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi Sumber Daya Manusia di Laboratorium Rumah Sakit Haji Jakarta meliputi :

B. Distribusi ketenagaan
Distribusi Ketenagaan meliputi laboratorium klinik sebanyak 28 orang tenaga analis kesehatan
(tidak termasuk dokter Sp PK). Laboratorium patologi anatomi meliput sebanyak 2 orang tenaga
teknisi Patologi Anatomi. Laboratorium Mikrobiologi Klinik sebanyak 1 orang. Bank darah
sebanyak 4 orang pelaksana.

C. Pengaturan jaga
Pengaturan jaga di laboratorium klinik RS Haji Jakarta sebagai berikut :
1. Shif 1 tenaga Analis : jam 07.30 – 14.00
2. Shif 2 tenaga Analis : jam 14.00 – 20.00
3. Shif 3 tenaga Analis : jam 20.00 – 08.00
4. Shif 1 Pekarya : jam 07.00 - 14.00
5. Shif 2 Pekarya : jam 13.00 – 20.00
6. Non Shif : jam 08.00 – 16.00
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Terlampir

B. Standar Fasilitas
1. Ruang untuk melaksanakan pelayanan
a. Ruang penerimaan / pengambilan spesimen
b. Ruang administrasi
c. Ruang pemeriksaan hematologi, ruang pemeriksaan kimia, urin, mikrobiologi, imunologi,
di luar jam kerja.
d. Gudang tempat penyimpanan bahan kimia / reagensia.
e. Ruang tempat logistik alat tulis
f. Ruang Cuci dan Pembuangan sisa bahan pemeriksaan yang dihubungkan ke septic tank
g. W.C untuk pasien
2. Ruang untuk petugas laboratorium
a. Ruang perpustakaan
b. Ruang tidur untuk petugas jaga malam untuk wanita dan pria
c. Ruang ganti pakaian petugas laboratorium.
d. Dapur
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pendaftaran dan Pencatatan


1. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium yang datang harus dilengkapi :
A. Identitas pasien (nama, asal dari mana pasien datang, nomor medical record dan nomor
registrasi)
B. Tanggal permintaan
C. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
2. Petugas laboratorium melakukan input data pada komputer billing sistem dengan memasukan
nomor MR atau nomor registrasi, kemudian melakukan input pemeriksaan yang diminta
sesuai formulir.
B. Pengelolaan Specimen
1. Identitas pasien pada botol spesimen maupun surat pengantar harus jelas (Nama, No. RM,
Tanggal dan Bulan, Ruangan/Poli)
2. Spesimen darah harus memenuhi syarat pemeriksaan laboratorium yaitu tidak hemolisis,
volume cukup, tidak tumpah, antikoagulan sesuai dan tidak ada bekuan
3. Sampel urin minimal 15 ml
4. Identitas pada formulir permintaan harus lengkap (Nama, No. Lab, No. RM, Tanggal dan
Bulan, Ruangan/Poli, nama dokter yang merawat, usia, jenis kelamin)
5. Periksa macam pemeriksaan yang sudah dipilih oleh dokter pengirim apakah dapat dilayani
6. Bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik RS. Haji Jakarta
maka dirujuk ke Laboratorium rujukan yang sudah bekerja sama dengan Laboratorium RS.
Haji Jakarta
C. Penanganan Bahan Infeksius :
1. Semua sampel diperlakukan sebagai bahan infeksius
2. Pakailah sarung tangan karet ketika bekerja
3. Gunakan pipet otomatis
4. Bersihkan meja kerja sesudah selesai bekerja dengan larutan antiseptik kemudian meja dilap
dengan larutan Na Hipoklorit 0,5 %
5. Bersihkan dan suci hamakan semua peralatan yang dipakai dengan Na Hipoklorit 0,5 %
6. Kumpulkan campuran sisa pemeriksaan dalam satu wadah khusus dan tambahkan ke
dalamnya Na Hipoklorit 1 %
7. Sisa sampel dikumpulkan dalam wadah khusus dan tambahkan ke dalamnya larutan Na
Hipoklorit 5 % sebelum dibuang ke tempat pembuangan kolektif
8. Selesai kerja, cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir untuk kemudian basahi dengan
alkohol 70 %
D. Pemeriksaan laboratorium
E. Pengelolaan limbah
1. Limbah padat, jarum/benda tajam dikumpulkan dalam botol plastik, setelah 2/3 penuh
dimasukkan ke dalam kantong plastik warna kuning, kemudian dibawa ke insenerator untuk
dibakar
2. Limbah padat selain jarum dimasukkan ke dalam kantong plastik warna kuning, kemudian
dibawa ke insenerator untuk dibakar.
3. Limbah padat non infeksius dikumpulkan dalam kantong plastik warna hitam, kemudian
dibuang ke TPA sampah
F. Laporan Hasil dan Arsip
1. Pelaporan hasil :
a. Untuk hasil yang on line Sebelum hasil di save dan release dari alat yang dikirim ke
system LIS , lakukan pengecekan hasil sebelumnya (browser), bila ada hasil yang
meragukan ulangi pemeriksaan
b. Untuk hasil yang tidak on line Ketik hasil pemeriksaan yang diminta ke komputer LIS
dari kertas kerja pemeriksaan (Imunologi-serologi manual dan Urinalisa-Feses)
c. Analis Penanggung Jawab melakukan Authorise hasil yang sudah selesai
d. Untuk hasil pemeriksaan pasien Rawat Inap setelah di Authorise langsung secara
otomatis print.
e. Untuk pasien Rawat Jalan menu print Results
f. Sebelum hasil keluar, hasil diparaf oleh dokter Patologi Klinik/Kepala Laboratorium
(dalam jam kerja) atau Analis Senior (diluar jam kerja)
2. Arsip Hasil
Sesuai buku Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik RS tahun 1998 tentang penyimpanan
arsip hasil pemeriksaan laboratorium , memberikan ketentuan sebagai berikut :
a. Arsip
1. Kimia Klinik : Laporan umum dan khusus selama 1 tahun
2. Mikrobiologi : Laporan umum selama 1 tahun
3. Laporan khusus selamanya
4. Hematologi : Laporan umum 1 tahun
5. Laporan khusus selamanya
b. Arsip hasil disimpan dalam bentuk :
1. Print out rekapitulasi harian
2. File data komputer
c. Laporan khusus meliputi :
1. Hematologi : Leukemia, talasemia, Bone Marrow Puncture
2. Imunologi : HIV positif, HBs Ag positif, anti HCV positif, VDRL / TPHA positif
3. Mikrobiologi : BTA positif, Peta kuman, Pola sensitivitas
G. Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat
Terlampir sesuai alat
H. Trouble Shooting
Terlampir sesuai alat
BAB V

LOGISTIK

A. Pengajuan kebutuhan bahan dan reagensia


1. Menghitung jumlah fisik bahan yang ada di gudang
2. Melakukan verifikasi jumlah fisik bahan dengan jumlah yang ada di kartu stock
3. Dihitung jumlah pemakaian bahan pada bulan berjalan
4. Dibuat perkiraan kebutuhan bahan untuk bulan berikutnya dan mengajukannya ke ka.
ruangan laboratorium
5. Membuat rencana kebutuhan bahan berdasarkan usulan yang diajukan oleh PJ logistik,
jumlah pemeriksaan pada bulan berjalan dan perkiraan jumlah pemeriksaan bulan yang
akan datang
6. Mengajukan usulan bahan untuk bulan berikutnya yang disertai daftar kebutuhan bahan
ke sub bagian logistik
7. Sub bagian logistik melakukan order by phone ke supplier dan membuatkan PO
B. Penerimaan Bahan/Reagensia
1. Penanggung jawab logistik/analis menerima bahan/reagensia laboratorium dari supplier
2. Mencocokan spesifikasi permintaan dengan bahan/reagensia yang datang (jenis barang,
merek, nomor katalog)
3. Melakukan pengecekan jumlah barang, batas tanggal kadaluarsa
4. Memberikan tanda tangan pada surat jalan dan faktur yang dibuat oleh suplier dan
mengambil 1 lembar salinan dari surat jalan dan faktur tersebut
5. Supplier ke sub bagian logistik untuk menukar faktur aslinya
6. Copy faktur yang ada di sub bagian logistik dikirim ke bagian Akuntansi untuk dapat
dilakukan pembayaran ke supplier
7. Bahan/reagensia disimpan di gudang
C. Penyimpanan Bahan/Reagensia
1. Penanggung jawab logistik menyimpan bahan/reagensia sesuai petunjuk
penyimpanannya di refrigerator atau suhu ruang dengan cara menyimpan barang dengan
batas kedaluarsa panjang pada bagian belakang dan batas kadaluarsa pendek di bagian
depan yang disusun dengan baik dan rapih
2. Mencatat jumlah bahan/reagensia yang datang/masuk gudang pada kartu stock dan stock
akhir barang pada kartu
3. Melakukan verifikasi jumlah yang tercantum di kartu dengan jumlah fisik barang
D. Pendistribusian bahan/reagensia
1. Pj. Logistik mengeluarkan bahan/reagensia sesuai kebutuhan bidang pemeriksaan dengan
mencatat pada buku permintaan reagensia/bahan harian
2. Mengeluarkan bahan/reagensia sesuai jenisnya dan jumlah
3. Menuliskan pada kartu stock tanggal pengeluaran bahan, jumlah yang diminta dan sisa
barang
4. Melakukan verifikasi jumlah bahan/reagensia antara jumlah yang tertera di kartu stock
dengan jumlah fisik barang
5. Rekafitulasi pemakaian, penambahan, stock awal dan stock akhir setiap bulan
6. Memberikan laporan ke bagian keuangan
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
Tujuan program keselamatan pasien di rumah sakit antara lain :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan.
C. Tata laksana keselamatan pasien
Tata laksana keselamatan pasien di laboratorium meliputi pendataan pasien secara teliti,
penggunaan jarum suntik sekali pakai, menjaga kebersihan dalam setiap pemeriksaan, dan
pelayanan yang baik bagi pasien.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium merupakan bagian dari pengelolaan laboratorium
secara keseluruhan . Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama
berhubungan dengan specimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas
laboratorium yang selalu kontak dengan specimen, maka berpotensi terinfeksi kuman patogen.
Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke
masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas
harus memahami keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan
untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SPO, serta mengontrol
bahan/specimen secara baik menurut praktik laboratorium yang benar.

A. Cara mengatasi penyebaran bahaya infeksi :


1. Lingkaran sengkelit harus penuh dan panjang tangkai maksimum 6 cm
2. Gunakan alat insenerasi mikro untuk membakar sengkelit. Hal ini untuk mencegah
timbulnya percikan bahan infeksi jika membakar sengkelit diatas pembakar Bunsen
3. Jangan lakukan tes katalase diatas gelas objek. Sebaiknya gunakan tabung atau gelas
objek yang memakai penutup. Cara lain, sentuh koloni mikroorganisme dengan tabung
kapiler hematokrit yang berisi hidrogen peroksida
4. Tempatkan sisa spesimen dan media biakan yang akan disterilisasi dalam wadah yang
tahan bocor
5. Dekontaminasi permukaan kerja dengan desinfektan yang sesuai setiap habis bekerja
B. Cara mengatasi dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksi :
Selama bekerja, partikel dan droplet (diameter > 5 um) akan terlepas dan menempel pada
permukaan meja serta tangan petugas laboratorium. Dianjurkan untuk mengikuti hal dibawah
ini :
1. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/ desinfektan. Jangan menyentuh mulut dan
mata selama bekerja
2. Jangan makan, minum, merokok, mengunyah permen, menyimpan makanan/minuman
dalam laboratorium
3. Jangan membubuhkan kosmetik dalam laboratorium
4. Gunakan alat pelindung mata/muka jika terdapat resiko percikan bahan infeksi saat
bekerja
C. Cara untuk mencegah tertusuk bahan infeksi :
Jarum suntik, pipet Pasteur dan pecahan kaca dapat menyebabkan luka tusuk. Untuk
menghindarinya dapat dilakukan :
1. Bekerja dengan hati-hati
2. Mempergunakan jarum suntik sejarang mungkin
3. Gunakan semprit dengan kanula tumpul sebagai pengganti
4. Pilih pipet Pasteur yang terbuat dari plastik
D. Cara menggunakan Pipet dan Alat Bantu Pipet :
1. Hindarkan memipet dengan mulut, sebaiknya selalu gunakan alat bantu pipet
2. Masukkan sumbat kapas ke dalam mulut pipet untuk mengurangi kontaminasi terhadap
pipet
3. Jangan meniupkan udara maupun mencampur bahan terinfeksi dengan cara menghisap
dan meniup cairan lewat pipet
4. Jangan keluarkan cairan dari pipet secara paksa
5. Sediakan kapas yang dibasahi desinfektan pada meja kerja untuk membersihkan jika
terkena tetesan cairan/bahan infeksi dari pipet. Kapas diotoklar setelah digunakan
6. Gunakan pipet ukur karena cairan tidak perlu digunakan sampai tetes terakhir
7. Rendam pipet habis pakai dalam wadah berisi desinfektan. Biarkan selama 18-24 jam
sebelum disterilisasi
8. Disamping abinet keamanan biologis harus disediakan wadah untuk membuang pipet
9. Jangan gunakan semprit dengan atau tanpa jarum suntik. Gunakan alat khusus untuk
membuka botol dengan penutup lancet
E. Cara menggunakan Sentrifus/Alat Pemusing :
1. Lakukan sentrifugasi sesuai dengan intruksi pabrik
2. Sentrifus harus diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga petugas laboratorium yang
pendek dapat melihat ke dalam alat dan menempatkan tabung sentrifus dengan mudah
3. Periksa rotor sentrifus dan selongsong sebelum dipakai atau secara berkala untuk melihat
tanda korosi dan keretakan
4. Selongsong berisi tabung sentrifus harus seimbang
5. Gunakan air untuk penyeimbang selongsong. Jangan gunakan larutan NaCl atau
hipoklorit karena bersifat korosif
6. Setelah dipakai, simpan selongsong dalam posisi terbalik agar cairan penyeimbang dapat
mengalir keluar
7. Cara penggunaan sentrifus yang benar, tabung tertutup rapat dan selongsongan yang
terkunci dapat melindungi petugas laboratorium terhadap aerosol dan sebaran partikel
dari mikroorganisme
F. Cara menggunakan Lemari Pendingin dan Lemari Pembeku:
1. Lemari pendingin, lemari pembeku (freezer) dan tabung es kering (dry ice) harus
dibersihkan dan esnya dicairkan (defrosi) secara teratur
2. Buang ampul, tabung, botol, dan wadah lain yang pecah. Gunakan pelindung muka dan
sarung tangan karet tebal saat bekerja. Setelah dibersihkan, permukaan dalam lemari
pendingin dan lemari pembeku harus didisinfeksi dengan disinfektan yang tidak korosif
3. Semua wadah yang disimpan harus diberi label yang jelas berisi nama bahan, tanggal
disimpan dan nama orang yang menyimpan. Wadah yang tidak berlabel dan bahan yang
sudah kadaluarsa harus diotoklaf
4. Cairan yang mudah terbakar tidak boleh disimpan dalam lemari pendingin
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

A. Pra analitik
1. Identifikasi Pasien
a. Pemberian identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang harus dilakukan
karena merupakan hal yang sangat penting.
b. Pemberian identitas meliputi pengisian formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
dan pemberian label pada wadah spesimen. Keduanya harus cocok sama
c. Pemberian identitas ini setidaknya memuat nama pasien, nomor ID atau nomor rekam
medis serta tanggal pengambilan.
d. Kesalahan pemberian identitas dapat merugikan.
e. Untuk spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis) sebaiknya disertai tanda khusus pada
label dan formulir permintaan
2. Pengiriman Spescimen
a. Spesimen yang telah dikumpulkan harus segera dikirim ke laboratorium.
b. Sebelum mengirim spesimen ke laboratorium, pastikan bahwa spesimen telah memenuhi
persyaratan seperti yang tertera dalam persyaratan masing-masing pemeriksaan
c. Apabila spesimen tidak memenuhi syarat agar diambil / dikirim ulang
d. Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang diisi data yang lengkap. Pastikan
bahwa identitas pasien pada label dan formulir permintaan sudah sama
e. Secepatnya spesimen dikirim ke laboratorium.
3. Penyimpanan Specimen
a. Identifikasi dan registrasi spesimen
b. Seluruh spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius
c. Patuhi cara pengambilan spesimen dan pengisian tabung yang benar
d. Gunakan sentrifus yang terkalibrasi
e. Segera pisahkan plasma atau serum dari darah dalam tabung lain, tempeli label
f. Segera distribusikan spesimen ke ruang pemeriksaan

B. Analitik
1. Faktor faktor yg penting pada reagensia adalah derajat kemurnian, cara pengenceran, cara
penggunaan dan penyimpanan, serta batas kadaluarsa
2. Seperti zat-zat kimia pada umumnya, terdapat bertahap tingkat kemurnian reagensia.
3. Makin tinggi derajat kemurnian reagensia, tentu harga semakin tinggi pula, tetapi hal ini
penting untuk mencapai ketepatan (akurasi) pemeriksaan
C. Pasca analitik
1. Pemeriksaan laboratorium dapat menjadi informasi yg berguna atau tidak berguna, tergantung
pada pertimbangan pemeriksaan yg diminta
2. Agar hasil pemeriksaan yg diminta menjadi informasi yg berguna, pemeriksaan yg diminta
harus sesuai dengan kebutuhan klinik yg spesifik
3. Setelah pemeriksaan yg diminta selesai dikerjakan dgn pengetahuan patofisiologinya,
seorang dokter PATKLIN pj. laboratorium menginterpretasikan hasil pemeriksaan Lab
menjadi sebuah informasi yg diharapkan oleh para dokter klinik
4. Agar data hasil yang dikeluarkan oleh laboratorium bermanfaat, data tersebut harus
dilaporkan segera dan tepat
5. Keterlambatan pelaporan dapat mengakibatkan data tersebut menjadi tidak berguna

D. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)


1. Pengerjaan PME dilakukan secara serentak pada waktu yang telah ditentukan seluruh
wilayah/Indonesia
2. Pastikan kondisi alat baik dan siap pakai , sebelum digunakan
3. Kenali tipe-tipe gangguan alat untuk menghindari hasil kontrol tidak sesuai standar
4. Dikeluarkan bahan (PME) dari kulkas dan dibiarkan pada suhu kamar sebelum di periksa
pada alat
5. Periksa bahan PME sesuai alat yang digunakan
6. Dicatat hasil dari monitor alat. Waspadai salah baca dan salah tulis
7. Hasil dilaporkan sesuai format dari penyelenggara PME
8. Hasil dimasukan ke dalam amplop dan dikirim via pos
9. Umpan balik hasil sekitar 3-4 bulan kemudian

E. Untuk jaminan dan kendali mutu di Laboratorium Rumah Sakit Haji dilakukan :
1. Rapat tinjauan manajemen yang dilakukan secara berkala setiap bulan dengan unit- unit
terkait.
2. Rapat bulanan internal laboratorium dilakukan setiap bulan.
3. Audit internal tentang laboratorium Rumah Sakit Haji dilakukan secara berkala minimal
sekali per semester
4. Alat laboratorium Rumah Sakit Haji dilakukan kalibrasi secara berkala
5. Maintenance alat laboratorium dilakukan oleh petugas bagian Pemeliharaan pihak ketiga
BAB IX

PENUTUP

Demikian pedoman pelayanan Laboratorium ini dibuat agar diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan
laboratorium di Rumah Sakit Haji oleh semua karyawan atau tenaga kesehatan yang berkaitan. Pada
prinsipnya pedoman pelayanan Laboratorium mengikuti segala prosedur yang telah ditetapkan apabila
ada ketidaksesuaian dalam pedoman ini maka saran dan kritik yang membangun kami sangat membuka
luas untuk dilakukan perbaikan perbaikan. Dengan tersusunya pedoman ini yang masih belum sempurna
diharapkan dapat membantu dalam memperlancar pelaksanaan tugas sehari-hari.

DITETAPKAN DI : TANGERANG SELATAN


PADA TANGGAL :

DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS THT-BEDAH KL PROKLAMASI

Dr.Lola Yucola,Sp.THT-KL,M.Kes

Anda mungkin juga menyukai