NOMOR
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KETIGA : Setiap melaksanakan kegiatan pelayanan di Rumah Sakit Haji Jakarta agar
mengacu pada Pedoman Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Haji
KEEMPAT : Hal-hal yang berkaitan dengan pedoman pelayanan laboratorium secara rinci
akan dibuat dalam Standar Prosedur Operasional atau kebijakan lainnya
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN DI : TANGERANG SELATAN
PADA TANGGAL :
Dr.Lola Yucola,Sp.THT-KL,M.Kes
Lampiran
Nomor
Tanggal
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi terpenting dalam
diagnostic invitro. Dengan pengukuran dan pemeriksaan laboratorium akan didapatkan data
ilmiah tajam untuk digunakan dalam menghadapi masalah yang diidentifikasi melalui
pemeriksaan klinis dan merupakan bagian esensial dari data pokok pasien.
Kenyataan menunjukkan bahwa laboratorium tidak hanya berfungsi membantu penetapan
diagnose dan penatalaksanaan penderita, tetapi juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk
memastikan diagnose. Oleh karena itu laboratorium di rumah sakit menempati kedudukan sentral,
sehingga tanggung jawab laboratorium makin lama makin bertambah besar, baik tanggung jawab
profesional, tanggung jawab teknis maupun tanggung jawab pengelolaan
B. Ruang Lingkup
Laboratorium Klinik adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan di
bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik,
patologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan
terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.364/MENKES/SK/III/2003).
C. Batasan Operasional
Laboratorium Patologi Klinik meliputi pemeriksaan bidang Hematologi & Hemostase, Kimia
Klinik , Imunologi & Serologi, Urinalisa & Feses dan Analisa Cairan tubuh. Laboratorium
Patologi Anatomi meliputi Histopatogi & Sitologi Laboratorium Mikrobiologi Klinik meliputi
Biakan, Resistensi antibiotik dan Pewarnaan
D. Landasan Hukum
1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 364/MENKES/SK/III/2003 tentang Laboratorium
Klinik
2. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik DepKes RI No : HK.00.06.3.3.10381 tentang
Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi ketenagaan
Distribusi Ketenagaan meliputi laboratorium klinik sebanyak 28 orang tenaga analis kesehatan
(tidak termasuk dokter Sp PK). Laboratorium patologi anatomi meliput sebanyak 2 orang tenaga
teknisi Patologi Anatomi. Laboratorium Mikrobiologi Klinik sebanyak 1 orang. Bank darah
sebanyak 4 orang pelaksana.
C. Pengaturan jaga
Pengaturan jaga di laboratorium klinik RS Haji Jakarta sebagai berikut :
1. Shif 1 tenaga Analis : jam 07.30 – 14.00
2. Shif 2 tenaga Analis : jam 14.00 – 20.00
3. Shif 3 tenaga Analis : jam 20.00 – 08.00
4. Shif 1 Pekarya : jam 07.00 - 14.00
5. Shif 2 Pekarya : jam 13.00 – 20.00
6. Non Shif : jam 08.00 – 16.00
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Terlampir
B. Standar Fasilitas
1. Ruang untuk melaksanakan pelayanan
a. Ruang penerimaan / pengambilan spesimen
b. Ruang administrasi
c. Ruang pemeriksaan hematologi, ruang pemeriksaan kimia, urin, mikrobiologi, imunologi,
di luar jam kerja.
d. Gudang tempat penyimpanan bahan kimia / reagensia.
e. Ruang tempat logistik alat tulis
f. Ruang Cuci dan Pembuangan sisa bahan pemeriksaan yang dihubungkan ke septic tank
g. W.C untuk pasien
2. Ruang untuk petugas laboratorium
a. Ruang perpustakaan
b. Ruang tidur untuk petugas jaga malam untuk wanita dan pria
c. Ruang ganti pakaian petugas laboratorium.
d. Dapur
BAB IV
LOGISTIK
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
Tujuan program keselamatan pasien di rumah sakit antara lain :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan.
C. Tata laksana keselamatan pasien
Tata laksana keselamatan pasien di laboratorium meliputi pendataan pasien secara teliti,
penggunaan jarum suntik sekali pakai, menjaga kebersihan dalam setiap pemeriksaan, dan
pelayanan yang baik bagi pasien.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium merupakan bagian dari pengelolaan laboratorium
secara keseluruhan . Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama
berhubungan dengan specimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas
laboratorium yang selalu kontak dengan specimen, maka berpotensi terinfeksi kuman patogen.
Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke
masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas
harus memahami keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan
untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SPO, serta mengontrol
bahan/specimen secara baik menurut praktik laboratorium yang benar.
PENGENDALIAN MUTU
A. Pra analitik
1. Identifikasi Pasien
a. Pemberian identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang harus dilakukan
karena merupakan hal yang sangat penting.
b. Pemberian identitas meliputi pengisian formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
dan pemberian label pada wadah spesimen. Keduanya harus cocok sama
c. Pemberian identitas ini setidaknya memuat nama pasien, nomor ID atau nomor rekam
medis serta tanggal pengambilan.
d. Kesalahan pemberian identitas dapat merugikan.
e. Untuk spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis) sebaiknya disertai tanda khusus pada
label dan formulir permintaan
2. Pengiriman Spescimen
a. Spesimen yang telah dikumpulkan harus segera dikirim ke laboratorium.
b. Sebelum mengirim spesimen ke laboratorium, pastikan bahwa spesimen telah memenuhi
persyaratan seperti yang tertera dalam persyaratan masing-masing pemeriksaan
c. Apabila spesimen tidak memenuhi syarat agar diambil / dikirim ulang
d. Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang diisi data yang lengkap. Pastikan
bahwa identitas pasien pada label dan formulir permintaan sudah sama
e. Secepatnya spesimen dikirim ke laboratorium.
3. Penyimpanan Specimen
a. Identifikasi dan registrasi spesimen
b. Seluruh spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius
c. Patuhi cara pengambilan spesimen dan pengisian tabung yang benar
d. Gunakan sentrifus yang terkalibrasi
e. Segera pisahkan plasma atau serum dari darah dalam tabung lain, tempeli label
f. Segera distribusikan spesimen ke ruang pemeriksaan
B. Analitik
1. Faktor faktor yg penting pada reagensia adalah derajat kemurnian, cara pengenceran, cara
penggunaan dan penyimpanan, serta batas kadaluarsa
2. Seperti zat-zat kimia pada umumnya, terdapat bertahap tingkat kemurnian reagensia.
3. Makin tinggi derajat kemurnian reagensia, tentu harga semakin tinggi pula, tetapi hal ini
penting untuk mencapai ketepatan (akurasi) pemeriksaan
C. Pasca analitik
1. Pemeriksaan laboratorium dapat menjadi informasi yg berguna atau tidak berguna, tergantung
pada pertimbangan pemeriksaan yg diminta
2. Agar hasil pemeriksaan yg diminta menjadi informasi yg berguna, pemeriksaan yg diminta
harus sesuai dengan kebutuhan klinik yg spesifik
3. Setelah pemeriksaan yg diminta selesai dikerjakan dgn pengetahuan patofisiologinya,
seorang dokter PATKLIN pj. laboratorium menginterpretasikan hasil pemeriksaan Lab
menjadi sebuah informasi yg diharapkan oleh para dokter klinik
4. Agar data hasil yang dikeluarkan oleh laboratorium bermanfaat, data tersebut harus
dilaporkan segera dan tepat
5. Keterlambatan pelaporan dapat mengakibatkan data tersebut menjadi tidak berguna
E. Untuk jaminan dan kendali mutu di Laboratorium Rumah Sakit Haji dilakukan :
1. Rapat tinjauan manajemen yang dilakukan secara berkala setiap bulan dengan unit- unit
terkait.
2. Rapat bulanan internal laboratorium dilakukan setiap bulan.
3. Audit internal tentang laboratorium Rumah Sakit Haji dilakukan secara berkala minimal
sekali per semester
4. Alat laboratorium Rumah Sakit Haji dilakukan kalibrasi secara berkala
5. Maintenance alat laboratorium dilakukan oleh petugas bagian Pemeliharaan pihak ketiga
BAB IX
PENUTUP
Demikian pedoman pelayanan Laboratorium ini dibuat agar diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan
laboratorium di Rumah Sakit Haji oleh semua karyawan atau tenaga kesehatan yang berkaitan. Pada
prinsipnya pedoman pelayanan Laboratorium mengikuti segala prosedur yang telah ditetapkan apabila
ada ketidaksesuaian dalam pedoman ini maka saran dan kritik yang membangun kami sangat membuka
luas untuk dilakukan perbaikan perbaikan. Dengan tersusunya pedoman ini yang masih belum sempurna
diharapkan dapat membantu dalam memperlancar pelaksanaan tugas sehari-hari.
Dr.Lola Yucola,Sp.THT-KL,M.Kes