1 PDF
1 PDF
Disusun oleh :
LINA HABIBAH
P17335112218
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN FARMASI
2015
Yang bertandan tangan di bawah ini menyatakan bahwa:
Karya Tulis Ilmiah dengan judul
Disusun oleh:
LINA HABIBAH
P17335112218
Pembimbing
Mengetahui
Ketua Jurusan Farmasi
ABSTRAK
Kata kunci:
Antibiotik, pengetahuan, infeksi.
iii
KNOWLEDGE LEVEL PROFILE OF ANTIBIOTICS AND ITS USE IN
SOCIETY OF SINDANGJAYA PUBLIC HEALTH CENTRE BANDUNG
Lina Habibah
P17335112218
ABSTRACT
Keywords:
Antibiotics, knowledge, infection.
iv
Karya Tulis Ilmiah ini telah diujikan pada sidang Karya Tulis Ilmiah
Disusun oleh :
LINA HABIBAH
P17335112218
Penguji :
Tanda Tangan
Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT karena atas berkah dan rahmat-
Nya Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada
waktunya.
Kesehatan Bandung.
dan bimbingan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu dalam
1. Bapak Dr. Ir. H. Osman Syarif, M.KM., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Bandung.
2. Ibu Dra. Mimin Kusmiyati, M.Si., selaku Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes
Kemenkes Bandung.
3. Ibu Widyastiwi, Apt., M.Si., selaku pembimbing yang telah membimbing dan
v
4. Seluruh dosen, staf akademik dan pengelola perpustakaan di Jurusan Farmasi
5. Ibu Dr. Wida Nathalia, selaku Kepala Puskesmas Sindangjaya Kota Bandung.
6. Suamiku tercinta Miriansya, SKM., dan anak-anakku Luthfia Nur Azizah &
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu disini, yang telah
kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
ilmiah selanjutnya dan merupakan masukan yang sangat berharga bagi penulis.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 36
LAMPIRAN ............................................................................................... 62
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
Statistik ............................................................................... 38
Statistik ............................................................................... 39
Kelamin .............................................................................. 40
Pendidikan .......................................................................... 41
Pekerjaan ............................................................................ 42
Usia .................................................................................... 43
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
yang menonjol. Di negara berkembang yang miskin sumber daya, penyakit infeksi
disebutkan bahwa dari 100.000 kematian disebabkan oleh penyakit infeksi seperti
pertusis, tetanus, meningitis, sipilis, hepatitis B, dan penyakit tropik (John, 2000;
Kota Bandung pada tahun 2012 dari infeksi saluran pernafasan atas akut mencapai
angka 298.059 kasus dari semua golongan umur dan menempati urutan ke-2 dari
1
2
dan pelipatgandaan bakteri, serta mikroorganisme lain dalam jaringan atau pada
kematian. (Michael J.P., Jr., dan E.C.S. Chan, 1988/2012). Patogen penginfeksi
meliputi virus, bakteri, jamur, protozoa, parasit multiseluler dan protein yang
penyebab epidemi penyakit, dalam artian bahwa tanpa patogen, tidak ada epidemi
Antibiotik sampai saat ini masih menjadi obat andalan dalam penanganan
digunakan untuk produk metabolik yang dihasilkan oleh suatu organisme tertentu
yang dalam jumlah amat kecil bersifat merusak atau menghambat pertumbuhan
yang luar biasa, hal ini tidak hanya terjadi di negara berkembang saja namun juga
3
di negara maju seperti Amerika Serikat. The Center fot Disease Control and
diperlukan dari 150 juta peresepan setiap tahun (Alkalin, 2002. Friska Pandean et.
al. 2013).
dan merupakan ancaman global bagi kesehatan karena pemakaian antibiotik yang
tidak rasional akan menimbulkan resistensi bakteri terhadap antibiotik. Hal ini
akan menyulitkan terapi dengan antibiotik pada penderita infeksi, sehingga akan
Enterococcus faecium yang mencapai 27% di Inggris (B.K. Mandal et. Al.).
antibiotik akan menyebabkan penyakit makin berat, makin lamanya masa sakit
dan lebih lama tinggal di rumah sakit bagi penderita yang dirawat, juga
menyebabkan gejala sisa atau sequelae yang lebih besar, meningkatnya angka
kelurahan Panarung adalah 25,71% baik, 37,14% cukup dan 37,14% kurang, serta
di Kelurahan Pahandut Seberang adalah 0,00% baik, 27,27% cukup dan 72,73%
kurang.
kepada pasien mengenai cara pemakaian antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk
antibiotik.
1. Bagi Puskesmas
2. Bagi Peneliti
3. Bagi Akademik
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
manusia, atau hasil “tahu” seseorang terhadap objek melalui indra yang
(Notoatmodjo, 2010).
1. Tahu
dan sebagainya.
2. Memahami
Memahami bukan hanya sekedar tahu tentang suatu objek, tetapi dapat
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Orang yang
7
8
3. Aplikasi
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
4. Analisis
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa
pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila
objek tersebut.
5. Sintesis
telah ada.
6. Evaluasi
terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada
9
masyarakat.
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna pada dasarnya selalu ingin
tahu apa yang benar. Untuk memenuhi rasa ingin tahunya tersebut, sejak zaman
dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang
diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain.
tradisional atau nonilmiah, yakni tanpa melalui penelitian ilmiah, dan b) Cara
penelitian.
apabila kemungkinan kedua ini gagal juga, maka dicoba lagi dengan
terpecahkan.
10
Orang tua zaman dahulu sering menggunakan cara hukuman fisik agar
anaknya mau menuruti nasihat orang tua atau agar anak disiplin. Meskipun
bukan cara yang paling baik, cara ini (reward and punishment) masih
11
pendidikan.
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari
Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh
luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau proses berpikir.
Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati
saja.
(9) Induksi
(10) Deduksi
benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada
semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang gtermasuk dalam kelas itu.
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan, dimana cara baru ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penyakit Infeksi
bakteri, serta mikroorganisme lain dalam jaringan atau pada permukaan tubuh
tempat mereka dapat menyebabkan efek merugikan. (Charles J.P Siregar, 2006).
sendiri, namun sebagian besar orang tidak mengalami infeksi yang berulang atau
terus menerus. Kondisi ini disebabkan oleh adanya sistem pertahanan tubuh yang
kompleks. Sistem pertahanan tersebut antara lain (B.K. Mandal dkk, 2008):
Kulit dan epitel pada saluran pencernaan, saluran pernafasan, serta saluran
mikroba. Penghalang ini ditunjang dengan adanya mukus yang disekresi dan
gerakan ailia pada saluran pernafasan serta oleh keasaman lambung dan flora
normal.
pertahanan ini berupa protein dalam tubuh yang mampu melawan bakteri,
fagositosisnya.
Kejadian infeksi merupakan pola penyakit yang selalu berubah dan senantiasa
penyakit baru muncul dan penyakit-penyakit lain baru diketahui memiliki dasar
infeksi. Gambaran penyakit infeksi pada awal abad ke-21 yang terjadi di negara
maju yang penulis kutip dari buku Lecture Notes; Penyakit Infeksi Edisi keenam
1. Penyakit cacar (variola/ smallpox), yang telah dieradikasi dari seluruh dunia.
3. Infeksi yang tidak lagi menjadi endemik seperti kolera, tifus, difteri
4. Penyakit infeksi yang menjadi sangat jarang atau kurang virulen seperti
5. Penyakit infeksi yang insidennya tetap seperti infeksi pernafasan, cacar air,
dan herpes zoster, gastroenteritis infantil (sangat ringan), infeksi sistem saraf
kemih.
6. Penyakit infeksi yang meningkat seperti infeksi menular seksual, infeksi pada
pasien imunosupresi, lemah, atau dirawat di ICU, ledakan kasus infeksi oleh
1. Melalui udara
Infeksi dilepaskan ke luar oleh pasien melalui batuk, bersin, atau saat
berbicara dalam bentuk droplet pernafasan yang tidak tampak yang kemudian
dihirup oleh orang yang sehat (pejamu lain). Mikroorganisme dapat melekat
pada debu atau pakaian sehingga debu dapat dapat menghantarkan infeksi.
air, scarlet fever), infeksi mulut dan tenggorokan (difteri, tonsilitis, mumps,
2. Intestinal (usus)
Sumber infeksi yang berasal dari ekskret usus pasien atau karier tertelan oleh
peralatam makan, pakaian, dan sebagainya atau secara tidak langsung melalui
3. Kontak langsung
Infeksi dapat ditularkan secara langsung melalui kontak kulit. Cara penularan
4. Jalur kelamin
Infeksi yang dapat ditularkan melalui kontak seksual meliputi sifilis, gonorea,
6. Melalui darah
Beberapa infeksi umumnya ditularkan melalui darah atau produk darah yang
urin tikus dapat menkontaminasi air yang tergenang dan selanjutnya menembus
kulit yang intak saat manusia berendam dalam air, atau spora tetanus dari feses
selanjutnya dapat masuk ke dalam luka dan menyebabkan penyakit pada manusia.
2.3 Antibiotik
Infeksi bakteri terjadi bila bakteri mampu melewati barrier mukosa atau kulit
bakteri tersebut dengan respon imun yang dimiliki, tetapi bila bakteri berkembang
biak lebih cepat daripada aktivitas respon imun tersebut maka akan terjadi
penyakit infeksi yang disertai dengan tanda-tanda inflamasi. Terapi yang tepat
infeksi karena bakteri. Antibiotik dapat brsifat bakterisid (membunuh bakteri) atau
Gilman). Menurut Michael J. Pelczar, Jr., kata antibiotik digunakan untuk produk
metabolik yang dihasilkan oleh suatu organisme tertentu yang dalam jumlah amat
Antibiotik merupakan obat yang berasal dari seluruh atau bagian tertentu
dari dalam tubuh, meskipun begitu antibiotik tidak efektif untuk menahan virus.
spektinomisin.
nitrofurantoin).
bawah ini.
1) Antibiotik yang menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri, yang
monobaktam Aztreonam
(2) Basitrasin
terhadap obat ini adalah bakteri coccus dan basil gram-positif, Neisseria,
(3) Vankomisisn
(1) Aminoglikosida
anak dan usia lanjut. Yang termasuk kedalam golongan ini adalah
netilmisin.
(2) Tetrasiklin
(3) Kloramfenikol
(4) Makrolida
(5) Klindamisin
positif dan sebagian besar bakteri anaerob, tetapi tidak bisa menghambat
Clamydia.
(6) Mupirosin
positif dan beberapa Gram-negatif. Obat ini merupakan obat topikal yang
22
tersedia dalam bentuk krim atau salep 2% untuk penggunaan di kulit dan
(7) Spektinomisin
alternatif untuk infeksi gonokokus bila obat lini pertama tidak dapat
digunakan.
(1) Kuinolon
Enterobacteriaceae.
pengobatan. Satu dari tiga pasien rumah sakit mendapatkan antibiotik, mencakup
23
25% dari total biaya obat. Satu dari dua puluh kasus mengalami kejadian efek
samping yang kadang-kadang berat. Oleh sebab itu penggunaan antibiotik secara
Selain menyebabkan resiko efek samping yang seharusnya tidak terjadi pada
pasien, penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan menambah beban pemilihan
antibiotik terhadap strain yang resisten dan dapat menunda dimulainya terapi yang
benar. Terapi yang tidak cukup juga merupakan masalah. Kesalahan yang paling
sering dalam peresepan suatu antibiotik adalah pemilihan obat yang salah serta
kesalahan dalam dosis, durasi, atau cara pemberian. (B.K. Mandal dkk, 2008).
antibiotik, yaitu:
d. Faktor biaya.
sempit, pada indikasi yang ketat dengan dosis yang adekuat, interval dan lama
e. Cost effective; obat dipilih atas dasar yang paling efektif dan aman.
secara bijak.
masyarakat.
diri terhadap antibiotik dengan beberapa cara, yaitu (Drlica & Perlin, 2011):
d. Antibiotik tidak dapat menembus dinding sel, akibat perubahan dinding sel
bakteri.
e. Antibiotik masuk ke dalam sel bakteri, namun segera dikeluarkan dari dalam
dikenal pada tahun 1945 dengan nama penisilinase yang ditemukan pada
serupa juga ditemukan pada pasien yang terinfeksi Escherichia coli yang
26
golongan beta-laktam antara lain terjadi karena perubahan atau mutasi gen
sesuai dengan usia dan petunjuk yang ada dalam formularium profesi.
ini:
c) Terapi antibiotik empiris pada pasien usia lanjut perlu segera dikonfirmasi
Dosis obat penting untuk obat dengan rasio toksik-terapetik yang sempit,
selain dosis turun 50% perlu juga memperpanjang jarak pemberian dua
kali lipat.
Pada pasien dengan gangguan fungsi hati kesulitan yang dijumpai adalah
bahwa tidak tersedia pengukuran tepat untuk evaluasi fungsi hati. Gangguan
fungsi hati ringan atau sedang tidak perlu penyesuaian dosis antibiotik. Pada
50% dari dosis biasa atau dipilih antibiotik dengan eliminasi nonhepatik dan
tidak hepatotoksik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Sindangjaya.
2. Sampel adalah pasien yang mendapat terapi antibiotik pada saat kunjungan ke
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
28
29
3. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan teknik non random
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat
penelitian ini, sampel yang dipilih adalah pasien yang mendapatkan terapi
3. 4 Kriteria Sampel
3. 4. 1 Kriteria Inklusi
antibiotik oral.
3. 5 Cara Kerja
tentang maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan. Bagi pasien yang
bersedian menjadi responden pada penelitian ini diberikan lembar kuesioner yang
30
kuesioner yang telah diisi oleh responden tidak dibawa pulang tetapi
digunakan siap untuk mengukur yang hendak diukur (validitas) dan instrumen
tersebut akan menghasilkan data atau hasil yang sama apabila digunakan berkali-
1. Uji Validitas
menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk
mengetahui apakah kuesioner yang peneliti susun mampu mengukur apa yang
hendak diukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-
2010). Suatu variabel dikatan valid bila skor variabel tersebut berkorelasi
Keterangan :
n = jumlah responden
a. Jika r hitung positif serta r > r tabel, maka item pertanyaan tersebut valid
b. Jika r negatif serta r < r tabel, maka item pertanyaan tersebut tidak valid
Responden yang akan dijadikan sampel dalam uji validitas dan reliabilitas
adalah pasien yang berkunjung pada Puskesmas Pamulang, Kota Bandung yang
responden 20, nilai r yang diperlukan adalah 0,444. Bila nilai r lebih dari 0,444
2. Uji Reliabilitas
one Shot atau diukur sekali saja. Pengukuran uji reliabilitas instrumen
Ket :
ri = Reliabilitas instrumen
s2
t = varians total
1. Pengolahan Data
1) Editing
atau terbaca.
lain.
2) Coding
3) Processing
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar serta sudah melewati
4) Cleaning
Apabila semua data dari kuesioner selesai dimasukkan, perlu dicek kembali
2. Analisis Data
3. Interpretasi Data
Bab ini akan menyajikan data hasil serta pembahasan penelitian terhadap 101
penggunaannya.
Data penelitian yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis secara
deskriptif kuantitatif. Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi
penelitian dalam bentuk narasi. Hasil pengolahan data secara statistik disertakan
Jumlah responden pada penelitian ini adalah 101 orang yang didapat
jumlah pasien yang mendapat terapi antibiotik pada bulan April 2015 yang
35
36
yang mendapat terapi antibiotik. Pengambilan data untuk uji instrumen dilakukan
pada tanggal 27 sampai 30 Mei 2015. Kuesioner yang telah diisi kemudian dilihat
skornya dan dihitung nilai signifikasinya dengan menggunakan program SPSS 20.
diperlukan adalah 0,444. Bila nilai r lebih besar dari 0,444, maka kuesioner
tersebut valid. Pada uji validitas pertama dengan 13 pertanyaan didapatkan nilai r
terendah yaitu 0,356 dan tertinggi 0,691. Dari 13 pertanyaan ada satu pertanyaan
yang tidak valid (nilai r < 0,444) yaitu pertanyaan nomor 11, sehingga pertanyaan
tersebut dikeluarkan.
Pertanyaan yang tersisa diuji kembali dan didapatkan nilai r terendah yaitu
0,419 dan tertinggi 0,668. Dari 12 pertanyaan ada satu pertanyaan yang tidak valid
SPSS. Dari tabel hasil pengujian validitas terlihat bahwa semua pertanyaan telah
valid karena nila r hasil lebih besar dari nilai r tabel, data dapat dilihat pada Tabel
Pertanyaan yang valid dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas
reliable.
0.875 11 Reliable
Karakteristik responden dari hasil penelitian ini meliputi, umur, jenis kelamin,
data yang dilakukan pada tanggal 1 Juni sampai 20 Juni 2015 mengenai
38
1 17 - 25 tahun 23 22,8
2 26 - 35 tahun 30 29,7
3 36 - 45 tahun 25 24,8
4 46 - 60 tahun 23 22,8
Tabel di atas dapat juga dilihat dalam bentuk diagram seperti di bawah ini.
Jumlah Responden
Usia
1 Perempuan 78 77,2
2 Laki-laki 23 22,8
22,8%
77,2%
1 SD 15 14.9
2 SLP 30 29,7
3 SMA 47 46,5
Tabel 4.5 di atas dapat juga dilihat dalam bentuk diagram di bawah ini.
Jumlah Responden
Tingkat Pendidikan
2 PNS 8 7,9
Jenis Pekerjaan
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner, diperoleh data yang dapat dilihat pada
Tabel 4.8 di atas juga dapat dilihat dalam bentuk grafik seperti di bawah ini.
Tabel 4.9 di atas dapat digambarkan dalam bentuk grafik di bawah ini.
Pengetahuan Masyarakat
No. Tingkat
Antibiotik Penggunaan Antibiotik
Pengetahuan
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1. Baik 62 61,4
2. Cukup 34 33,6
3. Kurang 5 5,0
Tabel 4.12 di atas dapat juga digambarkan dalam bentuk grafik di bawah ini.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan Tabel 4.3 pada sub bab hasil di atas dapat dilihat bahwa
orang (29,7 %), usia 36 - 45 tahun sebanyak 25 orang (24,8%) dan sisanya antara
(22,8%).
pada Tabel 4.5. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa dari 101 responden,
(2009) yakni masa remaja akhir (17 - 25 tahun), masa dewasa awal (26 - 35
tahun), masa dewasa akhir (36 - 45 tahun), dan masa lansia awal (46 - 60 tahun).
Dilihat dari data hasil penelitian, frekuensi responden berdasarkan kelompok usia
pengetahuan yang kurang lebih banyak berasal dari kelompok usia 46 - 60 tahun.
mentalnya semakin baik, akan tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses
perkembangan mental tidak secepat ketika berumur belasan tahun. Selain itu, daya
namun pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan menerima
atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. Bila dikaitkan dengan tingkat
responden, dan pekerjaan mayoritas sebagai ibu rumah tangga (12 responden).
responden, sebesar 46,5% responden telah tamat SLTA yang menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan kurang paling besar berasal dari responden dengan pendidikan
tamat SD dan SLTP, di sisi lain responden dengan pendidikan terakhir Perguruan
Tinggi memiliki tingkat pendidikan yang paling baik diantara kelompok dengan
persentase 100%.
yang lebih luas dibandingkan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
pendidikan rendah tidak mutlak berarti memiliki pengalaman yang rendah pula.
tetapi dapat juga diperoleh dari pendidikan non formal. Seseorang tidak akan
pelayanan kesehatan.
rumah tangga dengan persentase lebih dari separuh dari total responden. Pada
Tabel 4.9 terlihat tingkat pengetahuan berdasarkan jenis pekerjaan pada umumnya
baik. Menurut Humam (2003), secara tidak langsung pekerjaan memang turut
Pernyataan yang senada dengan hasil penelitian ini adalah pernyataan dari
Nasution (1996) yang menyatakan bahwa lingkungan adalah salah satu faktor
pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik
berfikirnya.
pemberian informasi guna mendukung penggunaan obat yang benar dan rasional.
paling tinggi dibandingkan kelompok lain (80%) dari jumlah 10 responden. Bila
Dari Tabel 4.10 diketahui bahwa, secara umum jawaban responden untuk
sudah sesuai dengan jawaban yang diharapkan. Begitu pula dengan tingkat
pilihan A (56,4%), yaitu aturan minum antibiotik adalah diminum pagi, siang
sore, sedangkan jawaban yang diharapkan adalah pilihan B, yaitu setiap 8 jam
tujuan, dan manfaat dari antibiotik. Dari 101 responden sebanyak 59,4 % (60
mengobati semua penyakit, dan 18,8% (19 orang) tidak mengetahui kegunaan dari
antibiotik. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata masih ada masyarakat yang
memang sampai detik ini antibiotik masih dianggap obat dewa oleh sebagian
mengobati penyakit karena bakteri yang tidak bisa disembuhkan hanya dengan
timbul saat sakit, dan 18,8% responden tidak mengetahui manfaat penggunaan
antibiotik.
definisi Waksman (Dinamika Obat: 1991), antibiotik adalah zat yang dibentuk
inilah yang menjadi tujuan dan manfaat dari penggunaan antibiotik terhadap
penyakit yang diobati. Gejala tubuh terinfeksi yang muncul biasanya adalah
adanya sepsis dan syok septik. Sepsis terjadi bila pasien yang mengalami infeksi
atau hipotermia, takikardia, dan leukositosis atau leukopenia. Sepsis berat ditandai
Diseases). Jika infeksi oleh jenis kuman yang spesifik, biasanya dokter langsung
pemakaian antibiotik yang tidak tepat dosis adalah kuman menjadi kebal terhadap
pemilihan obat, kesalahan dalam dosis, durasi atau cara pemberian antibiotik
Bakteri resisten antibiotik tersebut terjadi akibat penggunaan antibiotik yang tidak
bijak dan penerapan kewaspadaan standar yang tidak benar di fasilitas pelayanan
dilakukan pada waktu pagi, siang dan malam, 29,7% telah mengetahui bahwa
minum antibiotik harus dilakukan setiap 8 jam sekali bila tertulis di etiket
minum antibiotik yang tepat. Pengetahuan mengenai hal tersebut dapat terjadi
pemakaian antibiotik 3 kali sehari sesuai yang tertera di etiket tanpa menjelaskan
bakterisid suatu antibiotik harus senantiasa ada dalam darah pada dosis
terapeutiknya. Oleh sebab itu aturan pakai yang tertulis dalam etiket harus
digunakan dalam 24 jam. Bila aturan pakai tiga kali sehari maka pemakaian
antibiotik harus tiap 8 jam sekali (24 jam/ 3 kali pemakaian) begitu pula bila
aturan pakai 2 kali sehari maka pemakaiannya adalah setiap 12 jam sekali (24
Penggunaan Antibiotik)
antibiotik saat merasa sakit tanpa harus berkonsultasi dengan dokter. Hal ini
rekomendasi dokter, hal ini didukung oleh penelitian Annisa et al. yang
terbukti atau diduga mengalami infeksi bakteri dan terkadang juga digunakan
untuk mencegah infeksi bakteri pada keadaan khusus. Penggunaan antibiotik tidak
boleh sembarangan dan hanya bisa didapatkan dengan resep dokter, karena
penggunaan yang tidak sesuai indikasi justru akan menyebabkan resistensi obat.
antibiotik saat sudah tidak ada keluhan. Perilaku ini didukung oleh hasil penelitian
Annisa et al, yang menyatakan bahwa pada pertanyaan mengenai perilaku minum
berada dalam darah dalam kadar diatas KHM sangat penting untuk
tinggi kadar antibiotik dalam darah melampaui KHM maka semakin tinggi pula
telah cukup lama berada di dalam darah sehingga dapat diperkirakan kesembuhan
mengkonsumsi antibiotik harus 3 kali sehari, hal ini dikarenakan antibiotik yang
sering diterima pasien puskesmas adalah antibiotik dengan aturan pakai sehari 3
Salah satu efek samping penggunaan antibiotik adalah alergi. Sebanyak 39,6%
menghubungi Dokter, dan jawaban inilah yang dikehendaki oleh peneliti. Pada
57
Antibiotik disebutkan bahwa jika terjadi efek samping obat sebaiknya segera
dilaporkan ke Pusat MESO Nasional yang dapat dilakukan oleh dokter, apoteker
maupun perawat, oleh sebab itu peneliti menghendaki jawaban B yaitu segera
jawaban benar.
Efek samping antibiotik yang perlu diwaspadai antara lain syok anafilaksis,
memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai antibiotik (58,4%) begitu juga
Bandung ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan
Kota Bandung menunjukkan hasil yang baik dengan persentase 61,4% baik,
33,6% cukup dan 5% kurang. Hal ini bisa disebabkan karena lokasi penelitian
5.1 Kesimpulan
Bandung mengenai antibiotik : baik 58,4%, cukup 25,7% dan kurang 15,8%.
kurang 10,9%.
5.2 Saran
yang tepat.
memberikan informasi.
59
60
Pada penelitian ini tidak dikaji keterkaitan antara tempat tinggal dengn
Hastono, Sutanto Priyo. 2006. Basic Data Analysis for Health Research. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Mandal, B.K. et. al. 2006. Lecture Notes Penyakit Infeksi. Edisi keenam. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Siregar, Charles J.P. 2006. Farmasi Klinik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
61
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
“INFORMED CONCENT”
Nama : ......................................................................
Usia : ......................................................................
Pendidikan : ......................................................................
Pekerjaan : ......................................................................
Bandung,
_____________________
Lampiran 4
KUESIONER
I. Karakteristik Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan :
Pekerjaan :
II. Pertanyaan
Petunjuk : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar sesuai dengan yang
Anda ketahui