Anda di halaman 1dari 8

SEPUTAR PRAKUALIFIKASI DAN PASCAKUALIFIKASI DALAM

LELANG

Pengertian kualifikasi menurut Pedoman Penilaian Kualifikasi Pelelangan Nasional


Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan),Departemen Pemukiman dan
Prasarana Wilayah

“Kualifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan


penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman
kompetensi dan kemampuan usaha, atau penggolongan profesi keterampilan
dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut
tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan profesi dan keahlian.”

Penilaian kualifikasi adalah kegiatan yang dilakukan panitia pengadaan untuk


menilai kompetensi dan kemampuan usaha penyedia jasa pelaksanaan konstruksi
pada saat mengikuti pelelangan.Penilaian dilakukan terhadap dokumen kualifikasi
yang dikumpulkan oleh peserta lelang. Dokumen kualifikasi adalah dokumen yang
disiapkan oleh panitia pengadaan dan ditetapkan oleh pengguna jasa sebagai
pedoman dalam proses pembuatan dan penyampaian data kualifikasi oleh penyedia
jasa.
Ada 2 jenis kualifikasi
1. Prakualifikasi
2. Pascakualifikasi

1. Prakualifikasi
Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa sebelum
memasukkan penawaran.Artinya, hanya perusahaan yang memenuhi kualifikasi-
lah yang dapat memasukkan penawaran.
Hal-hal yang berhubungan dengan prakualifikasi antara lain:
 Proses prakualifikasi secara umum meliputi pengumuman prakualifikasi,
pengambilan dokumen prakualifikasi, pemasukan dokumen prakualifikasi,
evaluasi dokumen prakualifikasi, penetapan calon peserta pengadaan yang
lulus prakualifikasi, dan pengumuman hasil prakualifikasi.
 Prakualifikasi wajib dilaksanakan untuk pengadaan jasa konsultansi dan
pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya yang menggunakan metoda
penunjukan langsung untuk pekerjaan kompleks (termasuk pelelangan diatas
50 M), pelelangan terbatas dan pemilihan langsung.
 Pengguna barang/jasa wajib menyederhanakan proses prakualifikasi dengan
tidak meminta seluruh dokumen yang disyaratkan melainkan cukup dengan
formulir isian kualifikasi penyedia barang/jasa.
 Dalam hal pelelangan dilakukan dengan prakualifikasi, dokumen kualifikasi
yang berisi data kualifikasi diambil sebelum pengambilan dokumen lelang
dimulai sejak tanggal pengumuman sampai dengan 1 (satu) hari kerja
sebelum batas akhir pemasukan dokumen kualifikasi dan disampaikan
sebelum tahap penyampaian dokumen penawaran.
 Prakualifikasi belum merupakan ajang kompetisi, maka data kualifikasi yang
kurang dapat dilengkapi. Berbeda dengan pasca kualifikasi yang merupakan
bagian dari penawaran, maka penambahan data kualifikasi pada prinsipnya
dilarang. Klarifikasi terhadap data kualifikasi dapat dilakukan sepanjang
tidak mengubah substansi.
 Untuk pelelangan umum dengan prakualifikasi, penyedia jasa yang lulus
kualifikasi dimasukkan dalam daftar peserta lelang dan disahkan oleh pengguna
jasa. Semua penyedia jasa yang tercatat dalam daftar peserta lelang harus
diundang untuk mengambil dokumen lelang.
 Panitia pengadaan akan memberitahukan secara tertulis hasil prakualifikasi dan
nama-nama peserta prakualifikasi yang lulus dan dicantumkan dalam daftar
peserta lelang yang diundang untuk mengikuti pelelangan umum.
 Untuk pelelangan umum dengan prakualifikasi, hasil penilaian kualifikasi
setelah ditetapkan oleh pengguna jasa disampaikan kepada seluruh peserta
prakualifikasi dan diumumkan melalui papan pengumuman resmi untuk
penerangan umum dan/atau internet.
 Dilarang melakukan prakualifikasi masal yang berlaku untuk pengadaan
dalam kurun waktu tertentu.
Secara umum proses lelang dengan prakualifikasi dapat dilihat melalui bagan di
bawah ini.
Prakualifikasi Undangan bagi yang Pengambilan dokumen

Lulus prakualifikasi
lelang

Pengumuman Penjelasan & BAPP


prakualifikasi Aanwijzing)

(Aanwijzing)

Pemasukan Penawaran

Pembukaan Penawaran

Evaluasi Penawaran

Penetapan Pemenang

Pengumuman Pemenang

Penandatangan Penunjukan
Kontrak Pemenang Masa Sanggah

Gambar 1. Pelelangan Umum dengan Prakualifikasi

2. Pascakualifikasi
Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha
serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa setelah
memasukkan penawaran.
Hal-hal yang berhubungan dengan pascakualifikasi antara lain:
 Panitia/pejabat pengadaan wajib melakukan pascakualifikasi untuk
pelelangan umum pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya secara
adil, transparan, dan mendorong terjadinya persaingan yang sehat dengan
mengikutsertakan sebanyak-banyaknya penyedia barang/jasa.
 Proses pascakualifikasi secara umum meliputi pemasukan dokumen
kualifikasi bersamaan dengan dokumen penawaran dan terhadap peserta yang
diusulkan untuk menjadi pemenang serta cadangan pemenang dievaluasi
dokumen kualifikasinya.
 Dalam hal pelelangan dilakukan dengan pascakualifikasi, dokumen
kualifikasi yang berisi data kualifikasi diambil bersamaan dengan dokumen
lelang dimulai 1 (satu) hari kerja setelah penjelasan dan disampaikan
bersamaan dengan dokumen penawaran. Batas akhir pemasukan dokumen
penawaran sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja setelah penerbitan adendum
terakhir.
 Dalam hal pelelangan umum dengan pascakualifikasi, terhadap 3 (tiga)
penawaran terendah yang memenuhi persyaratan, yang akan diusulkan
sebagai calon pemenang adalah yang telah lulus/memenuhi syarat penilaian
kualifikasi.
 Untuk pelelangan umum dengan pasca kualifikasi pengambilan dokumen
kualifikasi dimulai 1 (satu) hari kerja setelah pengumuman sampai dengan 1
(satu) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan dokumen penawaran.
Secara umum proses lelang dengan pascakualifikasi dapat dilihat melalui bagan di
bawah ini.

Pengumuman Pendaftaran ikut Pengambilan dokumen


Lelang umum lelang lelang

Penjelasan & BAPP


(Aanwijzing)

Pemasukan Penawaran

Pembukaan Penawaran

Evaluasi Penawaran &


Evaluasi kualifikasi
Penetapan Pemenang

Pengumuman Pemenang

Penandatanganan Penunjukan Masa Sanggah

kontrak Pemenang

Gambar 2. Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi

Hal-hal lainnya yang berhubungan dengan prakualifikasi dan pascakualifikasi


dalam lelang antara lain:
1. Dalam proses prakualifikasi/pascakualifikasi panitia/pejabat pengadaan dilarang
menambah persyaratan prakualifikasi/pascakualifikasi di luar yang telah
ditetapkan dalam ketentuan Keputusan Presiden ini atau ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi;
2. Persyaratan prakualifikasi/pascakualifikasi yang ditetapkan harus merupakan
persyaratan minimal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan agar terwujud
persaingan yang sehat secara luas.
3. Penyedia barang/jasa wajib menandatangani surat pernyataan di atas meterai
bahwa semua informasi yang disampaikan dalam formulir isian kualifikasi
adalah benar, dan apabila diketemukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang
disampaikan, terhadap yang bersangkutan dikenakan sanksi pembatalan sebagai
calon pemenang, dimasukkan dalam daftar hitam sekurang-kurangnya 2 (dua)
tahun, dan tidak boleh mengikuti pengadaan untuk 2 (dua) tahun berikutnya,
serta diancam dituntut secara perdata dan pidana.
4. Dalam proses prakualifikasi/pascakualifikasi panitia/pejabat pengadaan tidak
boleh melarang, menghambat, dan membatasi keikutsertaan calon peserta
pengadaan barang/jasa dari luar propinsi/kabupaten/kota lokasi pengadaan
barang/jasa.
5. Departemen / Kementerian / Lembaga / TNI / Polri / Pemerintah / Daerah / BI /
BHMN / BUMN / BUMD dilarang melakukan prakualifikasi massal yang
berlaku untuk pengadaan dalam kurun waktu tertentu.
6. Pada setiap tahapan proses pemilihan penyedia barang/jasa, pengguna
barang/jasa/panitia/pejabat pengadaan dilarang membebani atau memungut
biaya apapun kepada penyedia barang/jasa, kecuali biaya penggandaan dokumen
pengadaan.
7. Pengguna jasa wajib menyederhanakan proses pasca kualifikasi/prakualifikasi
dengan tidak meminta seluruh dokumen yang disyaratkan melainkan cukup
dengan formulir isian kualifikasi. Bukti kebenaran data/isian kualifikasi baru
diminta apabila penyedia jasa akan diusulkan menjadi pemenang atau pemenang
cadangan.
8. Dokumen penawaran terdiri dari:
a. Surat penawaran; harus bermeterai cukup, bertanggal, ditanda tangani oleh
yang berhak dan dicap.
b. Lampiran surat penawaran; terdiri dari:
1) Surat Kuasa (bila diperlukan)
2) Jaminan Penawaran
3) Daftar Kuantitas dan Harga
4) Analisa Harga Satuan Pekerjaan Utama
5) Daftar Harga Satuan Dasar Upah
6) Daftar Harga Satuan Dasar Bahan
7) Daftar Harga Satuan Dasar Peralatan
8) Metoda Pelaksanaan
9) Jadual Waktu Pelaksanaan
10) Daftar Personil Inti, sesuai data lelang
11) Daftar Peralatan Utama, sesuai data lelang
12) Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan (bila ada) sesuai data lelang
13) Rekaman Surat Perjanjian Kemitraan (bila diperlukan)
14) Lampiran lain yang disyaratkan sesuai data lelang.
Permasalahan di lapangan pada saat proses kualifikasi yang sering terjadi adalah:
1. Panitia meminta semua dokumen-dokumen pendukung kualifikasi, seperti
contoh-contoh kontrak yang telah dilakukan selama 4 bulan terakhir.
Sebenarnya, sesuai dengan Pasal 14 Angka 8 telah disebutkan bahwa proses
kualifikasi wajib disederhanakan dengan tidak meminta seluruh dokumen
yang disyaratkan, melainkan cukup dengan formulir isian saja.
2. Panitia meminta dokumen lain, selain yang telah ditetapkan oleh Keppres.
Misalnya kartu tanda keanggotaan asosiasi tertentu. Sesuai dengan pasal 14
angka 6 juga telah disebutkan bahwa panitia dilarang menambah persyaratan
kualifikasi selain dari peraturan di Keppres ini, atau ketentuan perundang-
undangan yang lebih tinggi. Jadi, apabila ketentuan tentang kartu anggota
atau kartu apapun itu ditetapkan oleh undang-undang, maka dapat
dimasukkan sebagai persyaratan. Namun tetap harus sesuai dengan konteks
dari pelelangan.
3. Panitia mempersyaratkan domisili perusahaan harus berada pada satu daerah
yang sama dengan institusi penyelenggara lelang. Hal ini jelas bertentangan
dengan prinsip terbuka/bersaing dan adil. Yang tidak boleh adalah penyedia
barang/jasa berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(Pasal 4 Butir g)
4. Panitia mempersyaratkan dilakukannya legalisasi ke notaris bagi dokumen-
dokumen peserta lelang (misalnya akta dan dokumen pajak).
Hal ini sama sekali tidak diatur dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 dan akan
memberatkan peserta lelang, dimana hal tersebut bertentangan dengan Pasal
14 angka 6, 7 dan 8
5. Peserta tidak melampirkan dokumen pajak yang dipersyaratkan.
Walaupun pada prinsipnya untuk penilaian kulifikasi, namun khusus untuk
Dokumen Pajak tetap harus melampirkan COPY Bukti tanda terima
penyampaian SPT PPh tahun terakhir dan laporan (minimal) 3 bulan terakhir
untuk PPh Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 atau PPn (Keppres No. 80 Tahun
2003 Pasal 11 Angka 1 butir e dan Penjelasan Keppres Bab II Butir
A.1.b.1.e)
6. Peserta tidak memiliki Kemampuan Dasar (KD) pada bidang dan sub bidang
yang sesuai untuk bukan usaha kecil.Perhitungan KD dilihat dari pengalaman
pekerjaan yang sejenis dengan rumus KD=2 NPt (Khusus Jasa Pemborongan)
atau KD = 5 NPt (Untuk Barang dan Jasa Lainnya). NPt adalah Nilai
pekerjaan tertinggi dengan bidang dan sub bidang yang sesuai. Contoh,
sebuah perusahaan pernah mengadakan perangkat komputer melalui sistem
pengadaan pada sebuah instansi dengan nilai Rp. 500 Juta dan pernah juga
mengadakan perangkat meubelair dengan nilai Rp. 750 Juta. Maka, KD
perusahaan ini untuk pengadaan perangkat komputer adalah 5 x 500 Juta atau
2,5 M sedangkan KD untuk perangkat meubelair adalah 5 x 750 Juta atau
3,75 M. Artinya, nilai maksimal pengadaan komputer yang dapat diikuti
adalah pelelangan dengan pagu anggaran 2,5 M dan untuk meubelair sebesar
3,75 M.
7. Peserta tidak memilik dukungan keuangan dari Bank dengan nilai minimal
10% dari nilai proyek untuk pekerjaan jasa pemborongan dan minimal 5%
untuk pekerjaan pemasokan barang/jasa lainnya.

Anda mungkin juga menyukai