PENDAHULUAN
1
Adapun iodimetri adalah penentuan kadar senyawa dengan potensial
oksidasi yang lebih besar, dan iodimetri digunakan untuk menentukan kadar
senyawa misalnya asam askorbat, natrium askorbat, natrium tiosulfat dan
sediaan injeksinya (sudjadi, 2007). Untuk itu, dalam percobaan ini akan
dibahas metodeiodimetri untuk mengetahui dan mempelajari penetapan
kadar asam askorbat atau vitamin C sesuai dengan prinsip reaksi redoks.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi.
Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks biasanya
menggunakan potensiometri untuk mendekteksi titik akhir titrasi. Untuk
mengetahui Vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan adalah titrasi
redoks langsung menggunakan Iodium. Iodium akan mengoksidasi senyawa-
senyawa yang mempunyai potensial yang lebih kecil dibanding iodium.
Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium
sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium. Pendektesi titik akhir
pada titrasi iodimetri ini adalah melakukan dengan menggunakan indikator
amilum yang akan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir
(Gandjar, dkk, 2007.) Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan
digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial
oksidasi yang lebih besar dari pada sistem iodium-iodida atau senyawa-
senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4.5H2O. Pada iodometri, sampel
yang bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida berlebihan dan akan
menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium
thiosulfat banyak volume natrium thiosulfat yang digunakan sebagai setara
dengan iodium yang dihasilkan dengan yang setara dengan banyaknya sampel
(Rohman, 2007).
3
Dalam lingkungan alkalis, iodium akan bereaksi dengan hidroksida dan
membentuk iodida dan hipoiodit yang berikutnya akan terurai menjadi iodida
dan iodat.
Larutan iodium dalam proses titrasi dapat juga digunakan sebagai indikator
dalam penentuan titik akhir titrasi. Satu tetes larutan iodium 0,1 N dalam 100
ml air akan memberikan warna kuning pucat. Pada proses ini, indikator kanji
bisa dipakai untuk menaikan kepekaan titik akhir titrasi. Iodium akan
berereaksi dengan kadar iodium 2x -5 M dan iodida 4 x 10-5 M.
4
BAB IV
HASIL
5
4.3 Perhitungan
𝟏𝟑 𝒎𝒍 ×𝟎,𝟎𝟔𝟐 ×𝟔𝟑,𝟓×𝟐,𝟓
V1 = × 𝟏𝟎𝟎 % = 𝟐𝟓, 𝟓𝟗 %
𝟓𝟎𝟎 𝒎𝒈
𝟏𝟏,𝟓 ×𝟎.𝟎𝟔𝟐 ×𝟔𝟑,𝟓 ×𝟓
V2= × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟐𝟐, 𝟔𝟑 %
𝟓𝟎𝟎 𝒎𝒈
c. Kadar Vitamin C
6
BAB V
PEMBAHASAAN
7
tersebut untuk ditambahkan dengan larutan KI dan menitrasi dengan larutan baku
natrium tiosulfat hingga larutan yang semula berwarna coklat tua menjadi larutan
yang berwarna kuning muda. Kemudian larutan tersebut ditambahkan dengan 2
mL larutan amilum 1 % menghasilkan larutan yang semula berwarna kuning
muda menjadi biru tua, Penambahan indikator amilum 1% ini dimaksudkan agar
memperjelas perubahan warna yang terjadi pada larutan tersebut. kemudian
larutan tersebut dititrasi kembali dengan larutan natrium tiosulfat hingga warna
biru pada larutan tepat hilang. Untuk lebih memperjelas terjadinya reaksi
tersebut, ke dalam larutan ditambahkan amilum. Bertemunya I2 dengan amilum
ini akan menyebabakan larutan berwarna biru kehitaman. Selanjutnya titrasi
dilanjutkan kembali hingga warna biru hilang dan menjadi putih keruh.
8
BAB VI
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10