Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih

Tuhan, kami kelompok 7 boleh menyelesaikan makalah yang berjudul “DIFRAKSI’’. Dalam

makalah ini yang kami bahas antara lain adalah, Difraksi fresnel dan difraksi farunhofer, kisi

difraksi.

Makalah ini, kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Gelombang

semester V. Dalam makalah ini, banyak kekurangan baik dalam penyusunan, kelengkapan

maupun gambar. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat

kami harapkan.

Sekian dan terimakasih.

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 1


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 3
BAB II..................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 4
D. Difraksi........................................................................................................................................... 4
D.1 Difraksi Fresnel dan Difraksi Fraunhofer .................................................................................... 4
D.2. Difraksi Celah Tunggal: Difraksi Fraunhofer ............................................................................. 5
D.3 Kisi Difraksi ................................................................................................................................. 8
Contoh Soal:...................................................................................................................................... 11
BAB III ................................................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................................................ 13
A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 13
B. SARAN ..................................................................................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Difraksi adalah kecenderungan gelombang yang dipancarkan dari sumber melewati celah
yang terbatas untuk menyebar ketika merambat. Menurut prinsip Huygens “setiap titik pada
front gelombang cahaya dapat dianggap sebagai sumber sekunder gelombang bola”.
Ada beberapa macam difraksi yakni difraksi Fresnel dan Fraunhofer dimana difraksi
Fraunhofer memiliki ciri khas yaitu bahwa sinar-sinar yang datang sejajar dan pola difraksi
diamati pada jarak yang cukup jauh sehingga secara efektif yang diterima adalah sinar-sinar
terdifraksi yang sejajar. Inilah yang membedakan difraksi Fraunhofer dan difraksi Fresnel.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan beberapa masalah :
1. Apa yang dimaksud dari difraksi gelombang cahaya ?
2. Berapa macam difraksi cahaya?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. untuk mengetahui difraksi gelombang cahaya
2. untuk mengetahui macam-macam difraksi cahaya
BAB II

PEMBAHASAN

D. Difraksi
Seperti sudah dijelaskan di Pendahuluan bab ini, bahwa difraksi merupakan gejala
pembelokkan (penyebaran) gelombang ketika menjalar melalui celah sempit tau tepi tajam
suatu benda. Difraksi terjadi bila ukuran celah lebih kecil dari pada anjang gelombang yang
melaluinya. Dan difraksi ini (bersama dengan gejala interferensi) dianggap sebagai suatu ciri
khas dari gelombang, yang tidak dimilik oleh partikel.

Teori yang mendasari dari gejala difraksi ini adalah prinsip Huygens-Fresnel. Prinsip ini
menyatakan bahwa dalam proses perambatan gelombang bebas, setiap titik pada suatu muka
gelombang berfungsi sebagai sumber sekunder sferis untuk anak gelombang (wavelet),
dengan frekuensi yang sama dengan gelombang rimernya.

D.1 Difraksi Fresnel dan Difraksi Fraunhofer


Gambar 6.9 menunjukkan gejala difraksi dari suatu gelombang datar yang menjalar
melalui suatu celah. Maka menurut prinsip Huygens-Fresnel tadi, titik A dan B pada tepi
celah, merupakan sumber sekunder dengan fase yang sama. Efek difraksi ini diamati pada
suatu titik P pada arah θ terhadap sumbu celah.

Apabila titik P begitu jauh dari celah, atau sumber gelombang datang tidak begitu
jauh dari celah, sehingga gelombang datang tidak dapat dianggap sebagai gelombang datar,
maka peristiwa ini disebut dengan difraksi Frensel. Dan sebaliknya, bila sumber gelombang
datang dan titik P cukup jauh dari celah, maka peristiwa ini disebut dengan difraksi
Fraunhofer.
D.2. Difraksi Celah Tunggal: Difraksi Fraunhofer
Pada peristiwa difraksi ini, gelombang datang berupa gelombang datar dan jarak titik
P ke celah, jauh lebih besar dari lebar celah, r>>d.

Titik-titik pada celah antara A dan B, dapat dipandang sebagai sumber-sumber


gelombang sekunder. Jadi pola difraksi celah ini, dapat didekati sebagai pola interferensi
sistim banyak celah sempit, masing-masing berjarak:a.

Apabila fungsi gelombang yang berasal dari celah sempit pertama (celah sempit
paling atas, di titik A) adalah :

𝐄𝟏 = 𝐄𝟎 𝐞−𝐢𝛚𝐭 (6.37)

Maka fungsi gelombang dari celah yang ke n, adalah:

𝐄𝐧 = 𝐄𝟎 𝐞−𝐢[𝛚𝐭−𝐤(𝐧−𝟏)𝐚 𝐬𝐢𝐧 (𝛉)] (6.38)

Sehingga di titik P akan terjadi superposisi dari E1 , E2 , E3 … … … … . . En .

𝐄 = 𝐄𝟎 𝐞−𝐢𝛚𝐭 ∑𝐧𝐧=𝟏 𝐄𝐧 𝐞𝐢𝐚(𝐧−𝟏)𝐬𝐢𝐧(𝛉) (6.39)

𝟏 𝟏
𝐒𝐢𝐧 ( 𝐍𝐤𝐚𝐬𝐢𝐧(𝛉))
𝐄= 𝐍𝐄𝟎 𝐞−𝐢𝛚𝐭+𝟐𝐢(𝐍−𝟏)𝐤𝐚 𝐬𝐢𝐧 (𝛉) [ 𝟐 𝟏 ] (6.40)
𝐍𝐬𝐢𝐧( 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐧(𝛉))
𝟐

Kemudian bila jumlah sempit N diperbanyak sehingga menuju tak hingga, maka lebar celah
sempit a mendekati nol. Sehingga persamaan (6.40) tersebut akan mempunyai bentuk:

𝟏 𝟏
𝐬𝐢𝐧( 𝐤𝐛 𝐬𝐢𝐧(𝛉))
𝐄 = 𝐄𝟎 𝐞−𝐢𝛚𝐭+𝟐𝐢𝐤𝐛 𝐬𝐢𝐧(𝛉) [ 𝟏
𝟐
] (6.41)
𝐤𝐛 𝐬𝐢𝐧 (𝛉)
𝟐
Atau

𝐬𝐢𝐧(𝛃)
𝐄 = 𝐄𝟎 𝐞−𝐢(𝐤𝐫−𝛚𝐭) [ ] (6.42)
𝛃

𝟏
Dengan 𝛃 = 𝟐 𝐤 𝐛 𝐬𝐢𝐧(𝛉)

Intensitas gelombang dititik P :


𝐬𝐢𝐧(𝛃) 2
𝐈 = 𝐈𝟎 ( ) (6.43)
𝛃

Untuk 𝛉 = 𝟎, diperoleh puncak intensitas maksimum sebesar 𝐈𝟎 . Jadi intensitas maksimum


terletak pada arah sumbu celah.

Gambar 6.11 memperlihatkan intensitas pola difraksi celah tunggal sebagai fungsi arah sudut
difraksi 𝛉.

Untuk bukan (aperture) yang tidak berbentuk celah, misalnya berbentuk lingkaran dengan
jari-jari R, maka :
𝐄
𝐝𝐄 = 𝛑𝐑𝟎𝟐 𝐞−𝐢{𝐤 𝐫 𝐜𝐨𝐬(𝛟) 𝐬𝐢𝐧(𝛉)−𝛚𝐭} 𝐫 𝐝𝐫 𝐝𝛟 (6.43)

𝟐𝐄𝟎 𝟏 𝐝 𝟐𝛑
𝐄= 𝐑𝟐
𝐞−𝐢𝛚𝐭 ∫ {∫𝟎 𝐞𝐢𝐤𝐫 𝐬𝐢𝐧 (𝛉)𝐜𝐨𝐬(𝛟) 𝐝𝛟} 𝐫𝐝𝐫
𝟐𝛑 𝟎
(6.44)

𝟐𝐄𝟎 𝟏 𝐝 𝐤 𝐬𝐢𝐧 (𝛉)


𝐄= 𝐑𝟐
𝐞−𝐢𝛚𝐭 {𝐤 𝐬𝐢𝐧 (𝛉)}𝟐
∫𝟎 𝛒 𝐉𝟎 (𝛒)𝐝𝛒 (6.45)
Dengan fungsi Besael orde nol 𝐉𝟎 .
𝟏 𝟐𝛑
𝐉𝟎 (𝛒) = 𝟐𝛑 ∫𝟎 𝐞𝐢𝛒 𝐜𝐨𝐬(𝛟) 𝐝𝛟 (6.46)

Dan fungsi Bessel orde satu :


𝟏 𝟐𝛑
𝐉𝟏 (𝛒) = 𝟐𝛑 ∫𝟎 𝐞𝐢{𝛟+𝛒 𝐜𝐨𝐬 (𝛟)} 𝐝𝛟 (6.47)

Sehingga persamaan (4.45) bisa dinyatakan dengan :


𝐉(𝐮)
𝐄 = 𝟐𝐄𝟎 𝐞−𝐢𝛚𝐭 (6.48)
𝐮

Dengan

𝐮 = 𝐑 𝐤 𝐬𝐢𝐧 (𝛉) (6.49)

Intensitas pada arah 𝛉 adalah:

𝟐𝐉𝟏 (𝐮) 𝟐
𝐈 = 𝐈𝟎 ( ) (6.50)
𝐮

Pola difraksi dari persamaan (4.49) ini ditunjukkan pada gambar (6.12). Pola itu berbentuk
lingkaran-lingkaran sepusat. Daerah maksimum di pusat di batasi oleh minimum pertama,
berupa lingkaran berjari-jari 1,22𝛑, daerah ini disebut dengan cakram Airy.

Dari persamaan (6.49), diperoleh :

𝛌
𝐬𝐢𝐧(𝛉) = 𝟏, 𝟐𝟐
𝐃
Dengan D diameter celah, D=2R

D.3 Kisi Difraksi


Kisi difraksi merupakan sistim N buah celah, dengan lebar celah dan jarak antar celah
yang teratur. Difraksi oleh kisi seperti ini akan menghasilkan pola yang merupakan gabungan
antara pola difraksi tunggal tak sempit dengan pola interferensi N buah sumber yang sinkron.

Gambar 6.13 memperlihatkan difraksi oleh sebuah kisi, lebar celah dan jarak antara celah
masing-masing b dan a. Bila kisi ini disinari cahaya monokromatik osilasi listrik di titik P
yang ditimbulkan oleh celah nomor ke n adalah:
𝐬𝐢𝐧(𝛃)
𝐄𝐧 = 𝐄𝟎 𝐞−𝐢(𝐤𝐫−𝛃−𝛚𝐭) [ ] (6.44)
𝛃

Dengan

𝐫 = 𝐫𝟎 + (𝐧 − 𝟏)𝐚 𝐒𝐢𝐧(𝛉) (6.45)

Dan r0 : jarak tepi celah pertama sampai ke titik P.

Sehingga di titik P akan terjadi superposisi dari E1 , E2 , E3 … … … … . . En , yang memberikan


hasil :

𝐄 = ∑𝐍𝐧=𝐥 𝐄𝐧 (𝛉) (6.46)

𝐬𝐢𝐧 (𝛃) −𝐢(𝐮−𝛚𝐭) 𝐢 𝐤 𝐫


𝐄 = 𝐄𝟎𝟏 ( )𝐞 𝐞 𝐨 {𝟏 + 𝐞𝐢 𝐤 𝐚 𝐬𝐢𝐧(𝛉) + ⋯ … … + 𝐞𝐢 𝐤 (𝐍−𝟏)𝐚 𝐬𝐢𝐧 (𝛉) }
𝛃
𝐬𝐢𝐧 (𝛃) −𝐢(𝐤𝐫 −𝐮−𝛚𝐭) 𝐞𝐢𝐍 − 𝟏
𝐄 = 𝐄𝟎𝟏 ( )𝐞 𝐨 { 𝐢 }
𝛃 𝐞 −𝟏
𝐍𝛅
𝐬𝐢𝐧(𝛃) 𝐬𝐢𝐧( )
𝐄= 𝐍𝐄𝟎𝟏 𝐞−𝐢(𝐤𝛅−𝛚𝐭) { 𝛃 } {𝐍 𝐬𝐢𝐧 𝟐(𝛅)} (6.47)

𝛅 = 𝐤 𝐛 𝐬𝐢𝐧 (𝛉) (6.48)

Sehingga intensitas difraksi pada arah 𝛉 adalah :

𝐍𝛅 𝟐
𝟐 𝐬𝐢𝐧(𝛃) 𝟐 𝐬𝐢𝐧(
𝟐
)
𝐈 = 𝐍 𝐈𝟎 { } { 𝛅} (6.49)
𝛃 𝐍 𝐬𝐢𝐧 ( )
𝟐

𝛅
Maksimum utama (primer) dicapai bila 𝟐=m𝛑, dengan m bilangan bulat.

𝟏
𝐤 𝐛 𝐬𝐢𝐧(𝛉) = 𝐦𝛑
𝟐
𝛌
𝐬𝐢𝐧 (𝛉) = 𝐦 𝐛 (6.50)

𝛅 (𝟐𝐦+𝟏)
Maksimum tambahan(sekunder) dicapai apabila: 𝐍 𝟐 = 𝛑, dengan n ±1, ±2, … … ..
𝟐

𝟏
𝐍 𝐤 𝐛 𝐬𝐢𝐧(𝛉) = 𝐦𝛑
𝟐
𝛌
𝐬𝐢𝐧(𝛉) = (𝟐𝐦 + 𝟏) 𝐍𝐛 (6.51)

𝛅
Minimum (titik nol) terjadi bila 𝐍 𝟐= 𝐦𝛑, dengan m: ±1, ±2, … , N + 1

𝟏
𝐤 𝐛 𝐬𝐢𝐧(𝛉) = 𝐦𝛑
𝟐
𝛌
𝐬𝐢𝐧(𝛉) = 𝐦 𝐍𝐛 (6.52)

Apabila cahaya datang terdiri dari dua panjang gelombang yang berbeda, maka kedudukan
maksimum utama dari kedua panjang gelombang tersebut pada orde m yang sama, akan
terpisah bila:

∆𝛌
∆𝛉 = 𝐦
𝐚 𝐜𝐨𝐬(𝛉)

𝛌
∆𝛉 =
𝐍𝐚 𝐜𝐨𝐬(𝛉)

Atau :
∆𝛌 𝛌
𝐦 𝐚 𝐜𝐨𝐬(𝛉) = 𝐍𝐚 𝐜𝐨𝐬(𝛉) (6.53)
𝛌
= 𝐍𝐦
∆𝛌
Besaran ini sering dinyatakan dengan daya pisah (DP), jadi :
𝛌
𝐃𝐏 = ∆𝛌 = 𝐍 𝐦 (6.54)
Contoh Soal:
1. Sebuah kisi difraksi yang mempunyai 5000 goresan per 1 cm. Kisi tersebut di lewati
cahaya kuning dari lampu gas Na. Cahaya tersebut mempunyai 2 garis yang
berdekatan dengan panjang gelombang 5890.0 and 5895.9 A (dikenal sebagai doublet
Na). a) Pada sudut berapakah terjadi orde pertama maximum untuk garis cahaya
5890.0 A line? b)Berapakah separasi sudut antara maksimum pertama dari kedua
garis cahaya Na tersebut?

(a) Jarak kisi d = 1/5000 cm = 20000A Jadi maksimum pertama dari garis 5890.0 A
terjadi pada :

2. Laser helium-neon ( = 6328 A) dipakai untuk kalibrasi kisi difraksi. Jika orde
pertama maksimum terjadi pada 20.50° , berapakah jarak antar celah dalam kisi
difraksi tersebut?

3. Diketahui :
d = 0,1 mm = 10-4 m
λ = 4.000 Å = 4 × 10-7 m
l = 20 cm = 2 × 10-1 m.

Jarak garis gelap ketiga dari pusat terang p dapat dihitung dari rumus jarak gelap ke-n
dari pusat terang. Jadi, d.sin θ = n. λ

pd / l = n. λ

Untuk garis gelap ke-3 maka n = 3


4. Diketahui :
Banyak garis tiap satuan panjang N = 5000 garis / cm
Orde kedua n = 2
Sudut bias orde kedua 𝜃 = 300

Untuk menghitung panjang gelombang cahaya, terlebih dulu kita hitung lebar celah
dengan persamaan :
1
𝑑=
𝑁
1
𝑑=
5000
1
𝑑 = . 10−3 𝑐𝑚
5
𝑑 = 2 . 10−4 𝑐𝑚

kemudian nilai d ini kita substitusi ke rumus sehingga :


1
𝑑 sin 𝜃 = (2𝑛). 𝜆
2

(2. 10-6) ( = 2 )

. 10-6 m = 5. 10-7 m = 5. 10-7 (109 ) nm = 500 nm


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Difraksi adalah penyebaran atau pembelokan gelombang pada saat gelombang
ini melintas melalui bukaan atau mengelilingi ujung penghalang. Dengan kata lain,
Difraksi adalah peristiwa dimana berkas cahaya akan dilenturkan pada saat melewati
celah sempit.
Beberapa macam difraksi yang kita kenal ada lima macam yakni : Difraksi
Fresnel, Difraksi Fraunhofer, Difraksi Celah Tunggal, Difraksi Celah Ganda,
dan Difraksi Celah Majemuk.

B. SARAN
Dari penulisan makalah ini kami harap bisa membantu pembaca dalam
menambah wawasan tentang difraksi gelombang cahaya.

Anda mungkin juga menyukai