Anda di halaman 1dari 1

BERITA TERKINI

Dexamethasone
dalam Penanganan
Mual-Muntah Terkait
Kemoterapi dan
Pasca-operasi

S
ekalipun penggunaan sebagai anti-
emetik (antimual) belum disetujui,
dexamethasone memainkan peranan
yang sangat penting, sebagai bagian
vital dari regimen antiemetik untuk pencega-
han CINV (chemotherapy-induced nausea and
vomiting) yang akut (24 jam setelah kemotera-
pi) atau tertunda (2 -5 hari setelah kemoterapi).
Dexamethasone juga dapat digunakan untuk methasone merupakan substrat sensitif enzim Dalam sebuah metanalisis, Hirayama dkk. me-
penanganan mual-muntah pasca-operasi. sitokrom P450 [CYP] 3A4). Untuk pencegahan nemukan bahwa dexamethasone lebih efektif
CINV akut, dosis rekomendasi dexamethasone dibanding dengan droperidol atau metoclopr-
Terdapat 3 guidelines: MASCC (Multinational adalah 20 mg (12 mg ketika diberikan ber- amide dalam pencegahan PONV imbas-mor-
Association of Supportive Care in Cancer), ASCO sama dengan aprepitant) untuk kemoterapi phine setelah operasi.
(American Society of Clinical Oncology), NCCN yang sangat emetogenik dan dexamethasone
(National Comprehensive Cancer Network) yang 8 mg sebagai dosis tunggal (12 mg menurut MEKANISME KERJA
merekomendasikan pemberian dexametha- guideline NCCN) untuk kemoterapi emeto- Mekanisme kerja steroid (dexamethasone) da-
sone untuk pencegahan akut mual muntah genik derajat sedang. Rekomendasi dosis ini lam mengurangi mual muntah belum jelas
pada kemoterapi emetogenik (menyebabkan terutama didasarkan pada studi Italian group diketahui, diduga terkait dengan penurunan
mual-muntah) derajat rendah, sedang, dan for antiemetic research. Dexamethasone dapat produksi mediator inflamasi yang diketahui
tinggi. diberikan sampai dengan 4 hari setelah ke- bekerja pada area CTZ (chemoreceptor trigger
moterapi. Umumnya pada hari ke-2 dan set- zone), juga terkait dengan perbaikan fungsi
Untuk pencegahan mual-muntah tertunda, erusnya dilakukan penurunan dosis. sawar darah otak. Steroid juga diketahui be-
dexamethasone direkomendasikan (MASCC, kerja secara sinergis dengan antagonis resep-
ASCO, NCCN) untuk diberikan bersama de- STEROID UNTUK PONV tor 5HT3.
ngan aprepitant untuk kemoterapi yang sa- Selain digunakan untuk pencegahan mual-
ngat emetogenik (derajat tinggi), tetapi tidak muntah terkait kemoterapi, dexamethasone
untuk kemoterapi ematogenik derajat se- juga digunakan untuk penanganan PONV SIMPULAN:
dang. Hanya NCCN yang merekomendasikan (postoperative nausea and vomiting). • Guideline merekomendasikan pembe-
bahwa dexamethasone dapat diberikan seba- rian dexamethasone sebagai bagian dari
gai alternatif pendamping aprepitant pada ke- Dosis optimal dexamethasone yang direko- regimen antiemetik untuk penanganan
moterapi emetogenik derajat sedang. mendasikan adalah sebesar 10 mg. Dexa- mual-muntah imbas kemoterapi.
methasone juga lebih efektif jika diberikan • Dexamethasone juga dapat diberikan
Ketika diberikan bersama dengan aprepitant, sebelum induksi anastesia dibanding jika untuk penanganan mual-muntah pasca-
dosis dexamethasone perlu dikurangi (dexa- diberikan pada akhir durasi obat anastesi. operasi.  (AGN)

REFERENSI:
1. Grover VK, Babu R, Bedi SPS. Steroid therapy – current indications in practice. Indian J Anaesth [Internet]. 2007 [cited 2012 Jan 30];51(5):389-93. Available from: http://www.ijaweb.org/
article.asp?issn=00195049;year=2007;volume=51;issue=5;spage=389;epage=389;aulast=Grover
2. Antiemesis. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology [Internet] 2012 [cited 2012 Jan 30]. Available from: http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/f_guidelines.asp
3. Hirayama T, Ishii F, Yago K, Ogata H. Evaluation of the effective drugs for the prevention of nausea vomiting induced by morphine used for post operative pain: a quantitative systematic
review. Yakugaku Zasshi [Internet] 2001 [cited 2012 Jan 30]; 121:179-85. Available from: http://www.jstage.jst.go.jp/article/yakushi/121/2/121_179/_article/-char/en

282 CDK-192/ vol. 39 no. 4, th. 2012

CDK-192_vol39_no4_th2012 ok.indd 282 4/10/2012 4:22:06 PM

Anda mungkin juga menyukai