Anda di halaman 1dari 22

BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI TEMPAT MAGANG

A. Gambaran Umum UPT Puskesmas Griya Antapani

1. Geografi

Wilayah kerja UPT Puskesmas Griya Antapani Kelurahan Antapani

Tengah dengan luas wilayah 93 Ha, Luas keseluruhan Kecamatan Antapani

adalah 400,543 Ha, sedangkan luas Kelurahan Antapani Tengah adalah 93 Ha

dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Antapani Kulon dan Wetan

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Antapani Kidul

c. Sebelah Barat : Kelurahan Babakan Surabaya

d. Sebelah Timur : Kelurahan Sukamiskin

Wilayah Kelurahan Antapani Tengah pada umumnya merupakan komplek

perumahan yang tertata rapi. Sebagian perumahan lain adalah penduduk

perkampungan asli, terletak di ketinggian tanah dari permukaan laut 700 m

dengan curah cujan rata-rata 2400 mm/tahun. Udara sehat serta suhu rata-rata

25oC. Jarak tempuh dari kelurahan 500 m, dari pemerintahan kecamatan 2 Km

dan dari pemerintah kota jarak tempuhnya 6 Km.


Kelurahan Antapani Tengah merupakan daerah yang datar, sehingga

bukan merupakan daerah rawan longsor, akan tetapi daerah ini mempunyai

potensi untuk bahaya banjir yang merupakan banjir kiriman. Sebagian RW

wilayah kerja UPT Puskesmas Griya Antapani merupakan daerah pemukiman

yang padat.

Gambar 2.1

Peta wilayah kerja UPT Puskesmas Griya Antapani

2. Demografi

Jumlah Penduduk UPT Puskesmas Griya Antapani Kelurahan Antapani

Tengah adalah 21.121 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 10.881 jiwa, dan

perempuan 10.240 jiwa. Dapat disimpulkan bahwa secara umum UPT Puskesmas
Griya Antapani memiliki jumlah penduduk binaan yang tidak melebihi jumlah

maksimal (jumlah penduduk binaan yang ideal) sehingga hal ini akan

memper,udah Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan atau upayaupaya

kesehatan di wilayah kerjanya.

3. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang dilaksanakan di UPT Puskesmas Griya Antapani Kota

Bandung yang beralamat di Jl. Plered Raya No. 2 RT 02 RW 10 Kelurahan

Antapani Tengah Kota Bandung. Waktu pelaksanaan magang selama 25 hari,

mulai tanggal 03 Desember 2018 sampai dengan tanggal 17 Januari 2019

4. Visi dan Misi UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung

a. Visi

Terwujudnya Kecamatan Antapani menjadi kecamatan yang sehat

mandiri dan berkeadilan.

b. Misi

1) Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat Kecamatan Antapani

tingkat yang paripurna, bermutu, merata, dan terjangkau.

2) Mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan dan

menggerakkan masyarakat Kecamatan Antapani berperilaku hidup

sehat.
3) Meningkatkan tatakelola manajemen dan sistem informasi kesehatan

melalui ketersediaan sumber daya yang memadai.

5. Tugas dan Fungsi UPT Puskesmas Griya Antapani Bandung

a. Kepala Puskesmas

1) Menyusun rencana kegiatan di lingkup UPT Puskesmas dan

Puskesmas sesuai kebijakan dan arahan dari kepala Dinas Kesehatan.

2) Mempimpin, mengatur, mengendalikan pelaksanaan kegiatan di

lingkup UPT dan Puskesmas agar kinerja organisasi dapat tercapai.

3) Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pelaksanaan

kegiatan di UPT Puskesmas di wilayah kerjanya, termasuk

mengkoordinir dan membimbing pelaksanaan fungsi-fungsi

manajemen UPT Puskesmas untuk mencapai tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan.

4) Menyusun dan bertanggung jawab dalam menyusun SOP (Standar

Operasional Procedure) di UPT Puskesmas dan wilayah kerjanya.

5) Melaksanakan lokakarya mini Puskesmas, yaitu melaksanakan

lokakarya mini tribulanan.

6) Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas,

yaitu bertanggung jawab mengumpulkan dan mengelola dan serta

informasi yang terkain dengan penyelenggaraan tugas-tugas Dinas

(termasuk retribusi).

7) Melaksanakan monitoring bulanan.


8) Melaksanakan lokakarya bulanan.

9) Memaraf dan atau menandatangani konsep atau naskah Dinas sesuai

dengan bidang tugas dan kewenangannya.

10) Melaksanakan pembinaan teknis kepada pelaksana progaram

kesehatan di UPT puskesmas, Meliputi: pelaksanaan supervisi

program di lapangan.

11) Menerima konsultasi dari puskesmas wilayah kerjanya dan

puskesmas lain.

12) Membina serta memberikan motivasi dan bimbingan kepada

bawahan untuk bekerja secara efektif dan efisien.

13) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di

lingkup UPT Puskesmas.

14) Menyusun laporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas

kepada pimpinan.

15) Melaksanakan pelayanan umum kesehatan sesuai kewenangan dan

kompetensi dan pengobatan penderita pada waktu-waktu yang telah

ditetapkan.

16) Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai dengan

bidang tugasnya.
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

1) Menyusun rencana kegiatan di lingkup administrasi umum,

perlengkapan, keuangan, dan kepegawaian terkait ketatausahaan

UPT Puskesmas Griya Antapani sesuai dengan kebijakan dan arahan

dari kepala UPT Puskesmas Griya Antapani.

2) Memipin, mengatur, mengendalikan pelaksanaan kegiatan di lingkup

ketatausahaan UPT Puskesmas Griya Antapani agar kinerja

organisasi dapat tercapai.

3) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan UPT Puskesmas pada

Puskesmas wilayah kerjanya.

4) Melaksanakan penataan dan pembinaan teknis yang terkait dengan

tugas administrasi kepegawaian, umum perlengkapan, dan keuangan

yang ada di lingkungan ketatausahaan UPT Puskesmas Griya

Antapani.

5) Menyiapkan bahan yang terkait dengan petunjuk teknis (SOP)

administrasi umum, perlengkapan, kepegawaian dan keuangan untuk

mendapatkan persetujuan dari kepala UPT Puskesmas Griya

Antapani.

6) Memaraf dan atau menandatangani konsep atau naskah Dinas sesuai

dengan bidang tugas dan kewenangannya.

7) Menyiapkan dan membuat konsep naskah Dinas sesuai dengan

kewenangannya dan atau atas instruksi kepala UPT Puskesmas.


8) Menyusun laporan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan

tugas kepada pimpinan.

9) Mengumpulkan dan mengolah data dan informasi yang berkaitan

dengan tugas-tugas kedinasan di lingkup ketatausahaan wilayah

kerjanya.

c. Tata Usaha

1) Mengumpulkan laporan berkala setiap petugas puskesmas untuk

disusun menjadi laporan puskesmas sesuai dengan form yang telah

ditentukan.

2) Membuat surat-surat dan menyimpan arsip/surat masuk.

3) Tata usaha rumah tangga puskesmas.

4) Tata usaha keuangan puskesmas.

5) Tata usaha kepegawaian puskesmas.

6) Menerima pembayaran uang karcis di loket.

7) Mempersiapkan/menyediakan kartu-kartu penderita.

8) Pengetikan laporan maupun surat.

d. Dokter Umum

Tugas pokoknya adalah mengkordinir penyelenggaraan

pelayanan pengobatan umum serta fungsinya adalah sebagai dokter yang

diberi tugas koordinasi pengobatan umum.


e. Dokter Gigi

Tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pelayanan

pengobatan dan pencegahan penyakit gigi dan mulut dalam wilayah kerja

puskesmas, serta fungsinya sebagai dokter gigi puskesmas.

f. Perawat Gigi

Tugas pokoknya adalah membantu melaksanakan pelayanan

kesehatan gigi dan mulut, serta fungsinya adalah sebagai perawat gigi

puskesmas.

g. Perawat Kesehatan

Tugas pokoknya adalah melakukan asuhan keperawatan pada

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, melaksanakan pelayanan

kesehatan sesuai dengan kewenangan yang didelegasikan kepala

puskesmas, melakukan penjaringan anak sekolah yang ada di wilayah

kerja, melaksanakan kegiatan pembinaan kesehatan usia lanjut,

melakukan penyuluhan kesehatan, membina posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Griya Antapani, fungsi sebagai tenaga perawat pelaksana di

puskesmas.

h. Pengelola Imunisasi

Tugas pokoknya adalah mengelola program imunisasi bagi bayi

dan ibu hamil serta anak sekolah dalam wilayah kerja UPT Puskesmas

Griya Antapani.
i. Petugas P2M

Tugas pokoknya adalah membantu pimpinan melakukan

pencegahan dan pemberantasan penyakit menular langsung khususnya

TB paru dan kusta serta penyakit menular lainnya. Fungsinya adalah

sebagai perawat kesehatan P2M puskesmas.

j. Petugas Surveilans (Penyelidikan Epidemiologi)

Tugas pokoknya adalah membantu pimpinan melakukan

surveilans epidemiologi pada wilayah kerja UPT Puskesmas Griya

Antapani. Fungsinya adalah sebagai perawat kesehatan untuk

pengamatan dan penyidikan sebab kejadian luar biasa serta sumber

penularan terjangkitnya penyakit menular dan penanggulangannya.

k. Bidan

Tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pelayanan KIA dan

KB di puskesmas dan menyelenggarakan perawatan kesehatan

masyarakat dan membina bidan swasta serta posyandu. Fungsinya adalah

bidan puskesmas untuk pelayanan KIA/KB dalam gedung serta membina

kegiatan KIA/KB di luar gedung.

l. Petugas Gizi

Tugas pokoknya adalah mengamati keadaan gizi masyarakat

diwilayah kerjanya serta fungsinya adalah meningkatkan gizi masyarakat

wilayah kerja UPT Puskesmas Griya Antapani dan melakukan surveilans

gizi pada balita, anak sekolah, serta ibu hamil.


m. Petugas Promosi Kesehatan (Promkes)

Tugas pokoknya adalah melatih dan membina peran serta kader

PKK dalam usahanya mendidik dan memperbaiki kesehatan masyarakat,

serta fungsinya adalah sebagai penyuluhan kesehatan masyarakat.

n. Petugas Kesehatan Lingkungan (Kesling)

Tugas pokoknya adalah membina kesehatan lingkungan dan

penyediaan air bersih bagi masyarakat wilayah kerjanya serta fungsinya

adalah sebagai petugas kesehatan lingkungan dalam wilayah kerja

Puskesmas.

o. Petugas UKS

Tugas pokoknya adalah membina dan mengawasi upaya

kesehatan sekolah serta fungsinya adalah sebagai pembina usaha

kesehatan sekolah.

p. Petugas Laboratorium

Tugas pokoknya adalah menyelenggarakan laboratorium

sederhana di puskesmas, serta fungsinya dalah sebagai pelaksana

pemeriksaan laboratorium di puskesmas.

q. Petugas Farmasi

Tugas pokoknya adalah melakukan administrasi obat dan vaksin

serta meracik obat sesuai dengan resep dokter, serta fungsinya adalah

sebagai pelaksana pelayanan obat dan vaksin di puskesmas.


6. Program Yang Ada di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Griya Antapani

a. Promosi Kesehatan

1) Komunikasi Inter Personal atau Konsultasi (KIP/K)

2) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga

3) Pembinaan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

b. Kesehatan Lingkungan

1) Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih (SAB)

2) Inspeksi Sanitasi Sarana Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)

3) Inspeksi Sanitasi Sarana Pembuangan Sampah

4) Inspeksi Sanitasi Sarana Pembuangan Air Limbah

5) Inspeksi Sanitasi Rumah

6) Inspeksi Sanitasi Jamban Keluarga (JAGA)

7) Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU)

8) Klinik Sanitasi

c. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

1) Pemeriksaan Ibu hamil

2) Pemeriksaan Ibu Nifas

3) Pemeriksaan Ibu neonatus

4) Pelayanan KB

d. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

1) P2 TB, P2 ISPA, P2 Diare, P2Kusta, P2 DBD, P2 Filariasis.

2) Pelayanan Imunisasi
3) Penyelidikan Epidemiologi Penyakit Menular

e. Upaya Peningkatan Gizi Masyrakat

1) Penimbangan dan pengukuran Tinggi Badan, Berat Badan

2) Distribusi Vitamin A

3) Distribusi Fe

4) PMT Penyuluhan/Pemulihan

5) Peningkatan KADARZI

f. Balai Pengobatan

1) Pemeriksaan kesehatan

2) Pengobatan

3) Tindakan Medis

g. Upaya Pengembangan Kesehatan

1) Upaya Kesehatan Lanjut Usia

a) Penjaringan kesehatan lansia

b) Pemeriksaan berkala lansia

2) Kesehatan Jiwa

a) Penyuluhan Kesehatan Jiwa

b) Kegiatan Penemuan Penyakit Jiwa

c) Kegiatan Penanganan Kasus Penyakit Jiwa

3) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit gigi dan mulut

a) Kegiatan Pembinaan Kesehatan Gigi


b) Kegiatan Pemeriksaan Kesehatan Gigi Anak Sekolah Dasar atau

sederajat

c) Pemeriksaan Kesehatan Gigi Pasien Puskesmas

d) UKGS

4) Perawatan Kesehatan Masyarakat

a) Pembinaan Keluarga Rawan

b) Pembinaan Kasus Tindak Lanjut

c) Pembinaan Golongan Resiko Tinggi

d) Pembinaan Kelmpok Khusus

e) Cakupan Tingkat Keluarga Mandiri IV

5) Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS

a) Layanan Jarum Suntik Steril (LJSS)

b) VCT

h. Pelayanan Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

1) Perencanaan obat dan Alkes.

2) Pelayanan resep dari Puskesmas, Posyandu dan Pusling.


B. Program Atau Kegiatan Yang Menjadi Fokus Magang

Program atau kegiatan yang menjadi fokus magang penulis di UPT

Puskesmas Griya Antapani adalah Program esensial Kesehatan Lingkungan,

khususnya pada cakupan pengawasan sarana air bersih.

Cakupan pengawasan sarana air bersih menurut Pedoman Kesehatan

Lingkungan, pengertian air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan

sehari-hari, seperti minum/ masak serta mandi/ cuci dll, air yang dipergunakan

untuk keperluan sehari-hari yang dalam penggunaannya harus dimasak dahulu

(masak dan minum), persyaratan fisik air bersih: jernih, tidak berbau dan tidak

berasa, persyaratan bakteriologis: tidak mengandung E. Coli. Air bersih dapat

diperoleh dari sarana air berupa sarana air bersih berupa: non perpipaan seperti

SGL (sumur gali), sumur pompa tangan (SPT), sarana air bersih perpipaan

(seperti: kran umum, hidran umum, terminal air), penampungan mata air

(PAH),dll.

Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan angka cakupan

pengawasan sarana Air Bersih di wilayah kerja UPT Puskesmas Griya Antapani.

Sasarannya yaitu sarana air bersih yang ada di wilayah kerja Puskesmas

dalam kurun waktu satu tahun, dengan target 80%.


C. Pemantauan Sarana Air Bersih

1. Pengertian Pemantauan Sarana Air Bersih

Sarana Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang

diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat.

Kondisi sumber air pada setiap daerah berbeda-beda, tergantung pada keadaan

alam dan kegiatan manusia yang terdapat di daerah tersebut. Air merupakan

senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini.

Fungsi air bagi kehidupan ini tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.

Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air

minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia

itu sendiri.

Salah satu kegiatan pokok sanitarian puskesmas adalah melaksanakan

kegiatan pengawasan kualitas air sehingga selalu tersedia informasi keadaan

sanitasi sarana air bersih dan kualitas air di wilayahnya. Dengan demikian selalu

tersedia pula rekomendasi untuk tindak lanjut terhadap upaya perlindungan

pencemaran, perbaikan kualitas air dan penyuluhan kepada pihak terkait.

Pengawasan sarana air bersih adalah suatu kegiatan pengawasan sarana

air bersih untuk mendapatkan informasi mengenai kemungkinan adanya

pencemaran sumber air oleh faktor pencemaran dan menetapkan resiko


pencemaran dengan menggunakan format Inspeksi Sanitasi sesuai dengan jenis

sarana air bersihnya.

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi

syarat dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan. Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah, disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD, malaria, pes, dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat,

Depkes RI, 2007)

2. Tujuan Pemantauan Sarana Air Bersih

Tujuan dari inspeksi sanitasi adalah untuk mengetahui apakah kontruksi

sumber air minum penduduk tersebut telah memenuhi syarat kesehatan. Artinya

terlindung dari cemaran bakteri penyakit atau unsur/ zat berbahaya yang dapat

mengganggu kesehatan. Pemeriksaan sampel air (contoh air) bertujuan untuk

mendeteksi apakah sumber air tersebut layak atau aman bila digunakan untuk

sumber air minum.

3. Jenis-jenis Sarana Air Bersih

Menurut Dirjen PPM dan PLP (1990) jenis – jenis sarana air bersih yang

lazim dipergunakan masyarakat adalah sebagai berikut :


a. Sumur Gali

Sumur gali adalah sarana air bersih yang mengambil/memanfaatkan

air tanah dengan cara menggali lubang di tanah dengan menggunakan tangan

sampai mendapatkan air . lubang kemudian diberi dinding, bibir tutup dan

lantai serta saluran pembuangan limbah.

b. Perpipaan

Sarana perpipaan adalah banguna beserta peralatan dan

perlengkapannya yang menghsilkan, menyediakan dan membagikan air

minum untuk masyarakat melalui jaringan perpipaan/distribusi. Air yang di

manfaatkan adalah air tanah atau air permukaan dengan atau tanpa diolah.

c. Sumur Pompa Tangan (SPT)

Sumur pompa tangan adalah sarana air bersih yang mengambil atau

memanfaatkan air tanah dengan membuat lubang di tanah dengan

menggunakan alat bor.Berdasarkan kedalaman air tanah dan jenis pompa

yang digunakan untuk menaikan air, bentuk sumur bor dibedakan atas:

a) Sumur Pompa Tangan Dangkal ( SPTDK )

Sumur pompa tangan dangkal adalah sumur bor yang pengambilan

airnya dengan menggunakan pompa dangkal. Pompa jenis ini mampu

menaikan airnya samapi kedalaman maksimum 7 meter.

b) Sumur Pompa Tangan Dalam ( SPTDL )

Sumur pompa tangan dalam adalah sumur bor yang pengambilan

airnya dengan menggunakan pompa dalam. Pompa jenis ini mampu


menaikan air dari kedalaman 15 meter sampai kedalaman maksimum

30 meter.

d. Penampungan Air Hujan ( PAH )

Penampungan air hujan adalah sarana air bersih yang memanfaatkan

untuk pengadaan air rumah tangga. Air hujan yang jatuh diatas atap rumah

atau bangunan penangkap air yang lain, melalui saluran atau alang kemudian

dialirkan dan di tamping didalam penampungan air hujan.

e. Perlindungan Mata Air ( PMA )

Dirjen PPM dan PLP (1995), menjelaskan bahwa perlindungan mata

air ( PMA ) merupakan suatu bangunan untuk menampung air dan

melindungi sumber air dari pencemaran. Bentuk dan volume PMA

disesuaikan dengan tata letak, situasi sumber, dekat air dan kapasitas air yang

dibutuhkan:

a) Tataletak yaitu jarak dengan sumber pencemar seperti jamban, air

kotor, kandang dan tempat pembuangan sampah.

b) Situasi sumber yaitu sumber air sarana PMA harus memiliki

penutup bak perlindungan yang dibuatkan saluran yang arah eluar dari

bak, agar tidak mencemari air yang masuk ke bak penangkap,

memiliki pipa peluap, penutup bak yang rapat air, memiliki lantai bak

yang harus rapat air dan mudah dibersihkan serta SPAL yang rapat air

dan kemiringan minimal 2%.


c) Dekat air yaitu sumber air harus pada mata air, bukan pada saluran

air yang berasal dari mata air tersebut yang kemungkinan telah

tercemar.

d) Kapasitas air yang dibutuhkan, yaitu mata air yang dimanfaatkan

paling sedikit mempunyai debit 0,3 liter/detik.

4. Persyaratan Sarana Air Bersih

Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui mengenai kualitas air

tersebut baik secara fisik, kimia dan juga mikrobiologi.

a. Syarat fisik, antara lain:

a) Air harus bersih dan tidak keruh

b) Tidak berwarna apapun

c) Tidak berasa apapun

d) Tidak berbau apaun

e) Suhu antara 10-25 C (sejuk)

f) Tidak meninggalkan endapan

b. Syarat kimiawi, antara lain:

a) Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun

b) Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan

c) Cukup yodium

d) pH air antara 6,5 – 9,2


c. Syarat mikrobiologi, antara lain:

a) Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus,

kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.

5. Dampak Terhadap Kesehatan

Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan

terjadinya gangguan kesehatan. Penyakit menular yang disebabkan oleh air

secara langsung diantara masyarakat disebut penyakit bawaan air (waterborne

diseases). Waterborne Disease merupakan penyakit yang ditularkan ke manusia

akibat adanya cemaran baik berupa mikroorganisme ataupun zat pada air.

Kerugian akibat water-borne disease tidak hanya pada manusia namun juga dapat

berdampak pada lingkungan tempat manusia tinggal.

Kontaminasi pada manusia dapat melalui kegiatan minum, mandi,

mencuci, proses menyiapkan makanan, ataupun memakan makanan yang telah

terkontaminasi saat proses penyiapan makanan. Umumnya gejala paling sering

akibat penyakit ini yaitu diare, dan paling sering terjadi pada anak-anak terutama

pada daerah dengan sanitasi dan higienitas yang buruk. WHO memperkirakan

bahwa waterborne disease merupakan 4,1% dari total penyebab kematian atau

sekitar 1,8 juta jiwa pertahunnya.

Waterborne disease diakibatkan oleh mikroorganisme berupa bakteri,

protozoa, dan cacing. Untuk bakteri dan protozoa umumnya menyebabkan sakit

akibat masuknya organisme tersebut dapat merusak jaringan ataupun sistem


sirkulasi pada saluran pencernaan. Hal inilah yang menyebabkan pencernaan

tidak bekerja optimal sehingga menyebabkan diare bagi penderita. Kondisi yang

lebih parah dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pencernaan sehingga

menyebabkan luka saluran cerna yang berakibat pada diare beradarah. Diare

yang cukup sering dapat berbahaya bagi manusia diakibatkan kekurangan cairan

pada tubuh, dan kehilangan cairan parah dapat menyebabkan keseimbangan asam

basa tubuh tidak seimbang yang berujung pada kerusakan sistem organ. Jika hal

ini dibiarkan bahkan dapat meyebabkan kematian bagi penderita.

Beberapa penyakit bawaan air selain diare yang sering ditemukan di

Indonesia diantaranya :

a. Cholera adalah penyakit usus halus yang akut dan berat. Penyakit ini

disebabkan oleh bakteri vibrio cholerae. Masa tunasnya berkisar beberapa

jam sampai beberapa hari. Gejala utamanya adalah muntaber, dehidrasi

dan kolaps. Gejala khususnya adalah tinja yang menyerupai air cucian

beras.

b. Typhus Abdominalis juga merupakan penyakit yang menyerang usus

halus dan penyebabnya adalah Salmonella typi. Gejala utamanya adalah

panas yang terus menerus dengan taraf kesadaran yang menurun, terjadi

1-3 minggu (rata-rata 2 minggu) setelah infeksi. Salmonella typi tumbuh

dalam suasana yang cocok bagi dirinya yaitu usus manusia dan hewan

berdarah panas. Namun bila tinja seseorang yang sakit mengandung

bakteri tersebut masuk ke badan air, maka bakteri ini dapat hidup
beberapa hari sebelum mati. Bila air tersebut diminum oleh manusia

maka Salmonella typi tersebut akan masuk lagi ke usus manusia dan akan

berkembang hingga menyebabkan penyakit. Jadi air berfungsi sebagai

media penyebar penyakit.

c. Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A. gejala utama adalah

demam akut, dengan perasaan mual dan muntah, hati membengkak, dan

sclera mata menjadi kuning oleh Karena itu orang awam menyebut

Hepatitis ini sebagai penyakit kuning.

d. Dysentrie amoeba disebabkan oleh protozoa bernama Entamoeba

hystolytica. Gejala utamanya tinja yang tercampur lendir dan darah.

Anda mungkin juga menyukai