Anda di halaman 1dari 11

Tabel 1.

Pola diet pada manajemen psoriasis (Duarte dan Barbosa, 2012)

DIET Hasil
Minyak Ikan Perbaikan klinis
Mengurangi rasa gatal, eritem,
pengelupasan kulit, dan penurunan skor
PASI
Diet Rendah Kalori Memberikan respons yang baik dengan
penggunaan siklosporin dosis rendah
Memberikan respons yang baik pada
terapi topikal dan biologik
Suplemen Asam Folat Perbaikan pada PV tanpa adanya efek
samping
Diet Bebas Gluten Perbaikan atau penurunan skor PASI
Diet Diet buah-buahan dan sayur-sayuran
berhubungan dengan penurunan
prevalensi dari
psoriasis
Diet vegetarian mengandung AA
menurunkan inflamasi oleh eikosanoat

Regimen diet berdasarkan medical nutrition therapy (Saraceno et al., 2008)

Jenis Makanan Diperlukan Dihindari


Daging Ikan, ayam, dan kambing Daging merah, daging
goreng, daging
dengan kandungan lemak
tinggi
Buah Segala jenis buah Kombinasi buah jeruk dan
golongannya
dengan sereal
Sayur Segala jenis sayuran Tomat (segala golongan),
(kecuali golongan kentang putih,
Solanaceae) terong, lada (kec. lada hitam),
paprika
Gandum/ Sereal Roti gandum dan sereal Makanan melalui proses
pengasinan,
makanan dengan proses
hidrogenasi, seperti
mentega
Lemak Segala produk rendah Makanan dengan kandungan
lemah gula tinggi dan
pati
Hidangan Penutup/ Buah Makanan dengan kandungan
Pencuci Mulut lemak tinggi
Minuman Air mineral, buah, jus, teh Minuman dengan kandungan
safron fruktosa tinggi
dan minuman beralkohol
Kacang Segala jenis kacang -
suplemen Teh safron dan slippery slippery elm water
elm water kontraindikasi untuk ibu
hamil

PERAN DIET PADA PSORIASIS

Diet mempunyai peran penting dalam penanganan beberapa penyakit kulit


seperti pada psoriasis vulgaris, yang gejalanya membaik dengan GFD. Penyakit
lain yang mungkin terkait dengan faktor makanan, seperti dermatitis atopik, akne
vulgaris, pemfigus, dan urtikaria. Penelitian awal atas 43 pasien psoriasis yang
diobservasi selama lebih dari dua tahun mendapatkan ketidakseimbangan antara
asupan makanan sehat (tinggi protein) dan makanan tidak sehat seperti junk food,
sebanyak 88,37% mengalami perbaikan klinis setelah melakukan diet. (Duarte dan
Barbosa, 2012)
Manajemen diet dan gaya hidup dapat menghindari faktor pencetus
psorasis (Tabel 1). Diet vegetarian mungkin bermanfaat untuk semua pasien
psoriasis karena asupan AA rendah. Pasien dapat disarankan mengonsumsi ikan
yang kaya asam lemak tak jenuh. Selain itu, pembatasan kalori juga dapat
menurunkan stres oksidatif.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperjelas peran GFD pada
psoriasis dan mekanisme yang mendasari. (Duarte dan Barbosa, 2012)
Terapi

Terapi untuk psoriasis dapat berupa pengobatan topikal dan sistemik,


fototerapi, pengurangan stres, klimatoterapi, dan berbagai tambahan lainnya
seperti sinar matahari, pelembab, asam salisilat dan keratolitik lainnya seperti
urea.(Habashy dan Robles, 2017)

Tatalaksana psoriasis adalah terapi supresif, tidak menyembuhkan secara


sempurna, bertujuan mengurangi tingkat keparahan dan ekstensi lesi sehingga
tidak terlalu mempengaruhi kualitas hidup pasien. (Greaves dan Weinstein, 1995)

Terapi Topikal

Sebagian besar kasus psoriasis dapat ditatalaksana dengan pengobatan topikal


meskipun memakan waktu lama dan juga secara kosmetik tidak baik, sehingga
kepatuhan sangat rendah.(Goldsmith et al., 2012)
1. Kortikosteroid
Glukokortikoid dapat menstabilkan dan menyebabkan translokasi reseptor
glukokortikoid. Sediaan topikalnya diper gunakan sebagai lini pertama
pengobatan psoriasis ringan hingga sedang di area fleksural dan genitalia,
karena obat topikal lain dapat mencetuskan iritasi.
2. Vitamin D3 dan Analog
Setelah berikatan dengan reseptor vitamin D, vitamin D3 akan meregulasi
pertumbuhan dan diferensiasi sel, mempengaruhi fungsi imun,
menghambat proliferasi keratinosit, memodulasi diferensiasi epidermis,
serta menghambat produksi beberapa sitokin pro-infl amasi seperti
interleukin 2 dan interferon gamma.
Analog vitamin D3 yang telah digunakan dalam tatalaksana penyakit kulit
adalah calcipotriol, calcipotriene, maxacalcitrol, dan tacalcitol.
3. Anthralin (Dithranol)
Dithranol dapat digunakan untuk terapi psoriasis plakat kronis, dengan
efek antiproliferasi terhadap keratinosit dan antiinflamasi yang poten,
terutama yang resisten terhadap terapi lain. Dapat dikombinasikan dengan
phototherapy UVB dengan hasil memuaskan (regimen Ingram).

4. Tar Batubara

Penggunaan tar batubara dan sinar UV untuk pengobatan psoriasis telah


diperkenalkan oleh Goeckerman sejak tahun 1925. Efeknya antara lain
mensupresi sintesis DNA dan mengurangi aktivitas mitosis lapisan basal
epidermis, serta beberapa komponen memiliki efek antiinflamasi.

5. Tazarotene

Merupakan generasi ketiga retinoid yang dapat digunakan secara topikal


untuk mereduksi skuama dan plak, walaupun efektivitasnya terhadap
eritema sangat minim. Efikasinya dapat ditingkatkan bila dikombinasikan
dengan glukokortikoid potensi tinggi atau fototerapi.

6. Inhibitor Calcineurin Topikal

Takrolimus (FK 506) merupakan antibiotik golongan makrolid yang bila


berikatan dengan immunophilin (protein pengikat FK506), membentuk
kompleks yang menghambat transduksi sinyal limfosit T dan transkripsi
interleukin 2.

7. Emolien seperti urea (hingga 10%) sebaiknya digunakan selama terapi,


segera setelah mandi, untuk mencegah kekeringan pada kulit, mengurangi
ketebalan skuama, mengurangi nyeri akibat fisura, dan mengurangi rasa
gatal pada lesi tahap awal.

Terapi Obat Sistemik Per Oral

1. Metotreksat
Metotreksat (MTX) merupakan pilihan terapi yang sangat efektif bagi
psoriasis tipe plak kronis, juga untuk tatalaksana psoriasis berat jangka
panjang, termasuk psoriasis eritroderma dan psoriasis pustular. MTX
bekerja secara langsung menghambat hiperproliferasi epidermis melalui
inhibisi di hidrofolat reduktase. Efek antiinfl amasi disebabkan oleh
inhibisi enzim yang berperan dalam metabolisme purin.
2. Acitretin
Acitretin merupakan generasi kedua retinoid sistemik yang telah
digunakan untuk pengobatan psoriasis sejak tahun 1997. Monoterapi
acitretin paling efektif bila diberikan pada psoriasis tipe eritrodermik dan
generalized pustular psoriasis.
3. Siklosporin A (CsA)
CsA per oral merupakan sangat efektif untuk psoriasis kulit ataupun kuku,
terutama pasien psoriasis eritrodermik.
4. Ester Asam Fumarat
Preparat ini diabsorbsi lengkap di usus halus, dihidrolisis menjadi
metabolit aktifnya, monometilfumarat, yang akan menghambat proliferasi
keratinosit serta mengubah respons sel Th1 menjadi Th2. Terapi ini dapat
diberikan jangka lama (>2 tahun) untuk mencegah relaps ataupun singkat
(hingga tercapai perbaikan).
5. Sulfasalazine
Merupakan agen terapi sistemik yang jarang digunakan untuk tatalaksana
psoriasis.
6. Steroid Sistemik
Steroid sistemik tidak rutin dalam tatalaksana psoriasis, karena risiko
kambuh tinggi jika terapi dihentikan. Preparat ini diindikasikan pada
psoriasis persisten yang tidak terkontrol dengan modalitas terapi lain,
bentuk eritroderma, dan psoriasis pustular (Von Zumbuch).
7. Mikofenolat Mofetil
Merupakan bentuk pro-drug asam miko fenolat, yaitu inhibitor inosin 5’
monophosphate dehydrogenase. Asam mikofenolat mendeplesi guanosin
limfosit T dan B serta menghambat proliferasinya, sehingga menekan
respons imun dan pembentukan antibodi.
8. 6-Thioguanin
Merupakan analog purin yang sangat efektif untuk tatalaksana psoriasis.
Efek samping yang sering adalah mual, diare, serta gangguan fungsi hepar
dan supresi sumsum tulang.
9. Hidroksiurea
Hidroksiurea merupakan antimetabolit yang dapat digunakan secara
tunggal dalam tatalaksana psoriasis, tetapi 50% pasien yang berespons
baik terhadap terapi ini mengalami efek samping supresi sumsum tulang
(berupa leukopenia atau trombositopenia) serta ulkus kaki.

Terapi Kombinasi
Terapi kombinasi dapat meningkatkan efektivitas dan mengurangi efek
samping terapi, serta dapat memberikan perbaikan klinis yang lebih baik
dengan dosis yang lebih rendah. Kombinasi yang biasa diberikan untuk
artritis inflamatorik adalah MTX dan agen anti-TNF, yang juga dapat
diberikan pada psoriasis rekalsitrans.(Goldsmith et al., 2012)
Terapi Biologis
Terapi biologis merupakan modalitas terapi yang bertujuan memblokade
molekul spesifik yang berperan dalam patogenesis psoriasis.
Agen-agen biologis memiliki efektivitas yang setara dengan MTX dengan
risiko hepatotoksisitas yang lebih rendah. Meski demikian, harganya
cukup mahal, serta memiliki berbagai efek samping seperti imunosupresi,
reaksi infus, pembentukan antibodi, serta membutuhkan evaluasi
keamanan penggunaan jangka panjang. Oleh karena itu, terapi ini hanya
diindikasikan bila penyakit tidak berespons atau memiliki kontraindikasi
terhadap MTX.(Goldsmith et al., 2012)
1. Alefacept
Merupakan gabungan human lymphocyte function associated antigen
(LFA)-3 dengan IgG 1 yang dapat mencegah interaksi antara LFA-3 dan
CD2, sehingga menghambat aktivasi sel limfosit T. Oleh karena itu,
alefacept dapat mengurangi proses inflamasi. Walaupun tidak memberikan
respons baik pada 1/3 pasien, pemberian berulang terbukti dapat
memperbaiki kondisi klinis pasien psoriasis.
2. Efalizumab
Efalizumab (anti-CD11a) merupakan humanized monoclonal antibody
yang digunakan untuk tatalaksana psoriasis vulgaris (tipe plakat), yang
langsung memblokade CD11a (sub unit LFA 1), sehingga mencegah
interaksi LFA 1 dengan intercellular adhesion molecule 1. Blokade ini
mengurangi aktivasi sel limfosit T dan adhesi sel T ke keratinosit. Meski
demikian, eksaserbasi gejala kerap terjadi di akhir pengobatan, diperlukan
penelitian terkait keamanan dan tolerabilitas jangka panjangnya.
3. Antagonis Tumor Necrosis Factor α (TNF α)
TNF α merupakan protein homosimetrik yang memediasi aktivitas
proinflamatorik.4,9 Saat ini terdapat 3 jenis obat yang sudah dipakai di
Amerika Serikat, yaitu etanercept, infliximab, dan adalimumab.

Anti-interleukin 12/Interleukin 23 P40 Blokade interleukin 12 yang


penting dalam diferensiasi sel Th1 dan interleukin 23 merupakan dua mekanisme
penting untuk tatalaksana psoriasis tipe plakat kronis.
Daftar Pustaka
Habashy J, Robles DT. Psoriasis [Internet]. Medscape. 2017 [dikutip 3 Mei 2018].
Tersedia pada: https://emedicine.medscape.com/article/1943419-overview
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K.
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8 ed. New York:
McGraw-Hill; 2012. 197-231 hal.
Greaves MW, Weinstein GD. Treatment of psoriasis. N Eng J Med.
1995;332(9):581–7.
Duarte G, Barbosa LO, Rosa MEA. The management of psoriasis through diet.
Dovepress. 2012;2:45–53.
Saraceno R, Ruzzetti M, De Martino MU, Di Renzo L, Cianci R, De Lorenzo A,
et al. Does metabolic syndrome influence psoriasis? Eur Rev Med
Pharmacol Sci. 2008;12(5):339-41.
NUTRISI PADA ANAK GIZI BURUK

Oleh :

Rezky Ilham Saputra 140100156

Khairunisa Sinulingga 140100160

Thariq May Ulfa 140100049

Yohanna Fransisca Sinuhaji 140100099

Daniel Ivan Sembiring 140100136

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
Lembar pengesahan

NUTRISI PADA ANAK GIZI BURUK

Oleh :

Rezky Ilham Saputra 140100156

Khairunisa Sinulingga 140100160

Thariq May Ulfa 140100049

Yohanna Fransisca Sinuhaji 140100099

Daniel Ivan Sembiring 140100136

Pembimbing

dr. Fitriyani Nasution, M.Gizi, Sp. GK

NIP. 198706022010122005

Penilaian Makalah

Struktur :

Penilaian topik pembahasan :

Kedalaman isi :

NILAI TOTAL :
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga
penulis dapat menyusun makalah tentang “Nutrisi pada Anak Gizi Buruk” yang
nantinya semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari sepenuhnya, meski penulis telah menyusun makalah ini
dengan maksimal, namun tidak menutup kemungkinan masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca
sekalian.
Selesainya makalah ini tentu saja tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang turut membantu,
khususnya kepada dr. Fitriyani Nasution, M.Gizi, Sp. GK selaku dosen
pembimbing. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu, memfasilitasi, memberi masukan dan mendukung penulisan
makalah ini sehingga selesai tepat pada waktunya.
Akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat menambah khazanah
keilmuan bagi kita semua.

Medan, 3 Juli 2018

Penulis

Anda mungkin juga menyukai