Gambar Teknik merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud, terutama bagi orang-
orang teknik, maka gambar teknik sering juga disebut sebagai bahasa teknik atau alat
komunikasi teknik. Sebagai bahasa teknik, sebuah gambar dapat meneruskan dan
menginformasikan keterangan-keterangan secara tepat & obyektif.
Dalam bidang otomotif, gambar proyeksi, gambar potongan sering digunakan untuk
menunjukkan bentuk dan nama komponen bagian luar, menunjukkan bentuk dan nama
komponen bagian dalam serta membantu menjelaskan prinsip-prinsip kerja mesin.
Simbol-simbol, kode-kode dan diagram kerja/rangkaian sistem kelistrikan juga
digunakan pada bidang otomotif. Bahkan pada mobil-mobil baru selalu disertakan buku
manual (manual book) yang berisi gambar-gambar dan keterangan tentang mobil tersebut.
Penunjukkan gambar-gambar dalam buku manual dapat mempermudah para mekanik dan
pemiliki kendaraan untuk memelihara/servis serta memperbaiki kendaraan.
S
1.2 Standar Gambar Teknik
Standar gambar teknik merupakan suatu keseragaman yang telah disepakati bersama
dengan tujuan untuk menghindari salah pengertian dalam komonikasi teknik. Orang-orang
terkait dalam bidang gambar teknik perlu mengetahui tentang standar. Orang-orang terkait
tersebut antara lain siswa pada kelompok teknologi dan industri, para perencana produk,
operator mesin, operator perakitan, mekanik dan pengontrol mutu dari suatu produk/mesin.
Standar gambar teknik dapat diberlakukan di dalam lingkungan perusahaan, antar
perusahaan/industri di dalam suatu negara, bahkan standar gmbar teknik dapat diberlakukan
pada industri antar negara yang dikenal dengan Standar Internasional atau disingkat S 1.
Negara-negara yang sudah membuat standar antara lain :
(1) Jepang ( JIS )
(2) Belanda ( NEN )
(3) Jerman ( DIN )
(4) Indonesia ( SII )
(5) Standar Internasional ( ISO )
Untuk dapat menggambar teknik dengan baik diperlukan alat-alat gambar yang lengkap
dan cara menggunakan, membersihkan dan menyimpan alat-alat dengan baik.
Alat-alat gambar yang bisa digunakan dalam mengambar teknik antara lain :
a) Kertas gambar dengan standarnya (ukurannya)
b) Pensil, pena atau rapido
c) Jangka dan kelengkapannya
d) Macam-macam mistar (mistar segitiga, mistar)
e) Macam-macam mal
f). Penghapus dan Pelindung Penghapus
Keterangan : C (Constan) pada tabel adalah ukuran tepi bawah, tepi atas dan tepi kanan.
Sedangkan tepi kiri untuk setiap ukuran kertas gambar ditetapkan 20 mm hal ini di
maksudkan agar gambar-gambar yang akan dibundel tidak terganggu gambarnya.
Dari ukuran kertas pada tabel maka untuk mendapatkan ukuran kertas A 1 didapat dari
A 0 dibagi dua, ukuran kertas A 2 didapat dari A 1 dibagi dua, ukuran kertas A 3 didapat dari
A 2 dibagi dua dan ukuran kertas A 4 didapat dari A 3 dibagi dua.
Pena gambar digunakan untuk membuat gambar asli yaitu gambar yang ditinta. Pena
gambar ada dua macam, yaitu pena dengan mata/daun dapat diatur (trek-pen) dan pena
dengan ketebalan tetap dengan ukuran yang bermacam-macam yang biasa disebut dengan
nama rapido (lihat gambar 1.8)
Hindarkan pena bagian lunaknya basah dengan tinta, karena tinta tersebut akan membasahi
mistar dan terisap oleh kertas. Sehingga antara kertas dan mistar terjadi pelebaran tinta (lihat
gambar 1.10. a). Tampak pada gambar 1.10.b garis yang dihasilkan tidak memuaskan (gagal)
Setelah dipakai trek-pen harus segera dibersihkan. Cara membersihkannya adalah dengan
memutar daun/mata pena kemudian bagian dalam dari trek-pen tersebut dibersihkan dengan
lap/tissue.
Jika kedua bagian mata pena tidak rata, maka mata pena harus diratakan dengan cara
mengasahnya pada batu asah atau ampelas halus (lihat gambar 1.12).
Jangka adalah alat yang berfungsi untuk membuat lingkaran atau busur lingkaran baik
dengan ujung pensil atau dengan tinta.
Macam – macam Jangka
Macam – macam jangka yang biasa digunakan untuk menggambar terdiri atas :
1) Jangka besar dipergunakan untuk menggambar lingkara n dengan diameter 100 mm
sampai 200 mm.
2) Jangka sedang dipergunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 50 mm
sampai dengan 100 mm
3) Jangka kecil (jangka pegas) dipergunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter
5 mm sampai dengan 50 mm
4) Jangka orleon dipergunakan untuk membuat lingkaran yang tidak dapat dibuat oleh
jangka kecil. Jangka orleon ini dapat dipergunakan menggambar lingkaran dengan diameter 1
mm sampai dengan 5 mm
Mal elips dipergunakan untuk membuat elips misalnya gambar–gambar silinder, cincin
poros dan bentuk–bentuk elips kainnya.
Gambar di bawah merupakan gambar yang dibuat dengan pertolongan mal elips.
Penghapus dipergunakan untuk menghapus garis pensil yang tidak berguna agar tidak
merusak kertas gambar dan tidak meninggalkan warna pada kertas gambar pergunakan
penghapus putih yang halus.
Pelindung penghapus dipergunakan untuk menghilangkan garis yang berdekatan.
Dengan alat ini garis–garis yang perlu dapat terlindung dari penghapusan. Hanya garis, atau
bagian garis yang salah dapat dihapus (lihat gambar 1.24)
Papan gambar ukurannya disesuaikan dengan ukuran kertas, misalnya untuk kertas
ukuran A0 mempunyai ukuran 1200 mm x 900 mm, kertas ukuran A1 mempunyai ukuran
600 mm x 450 mm. Papan gambar harus mempunyai permukaan yang rata dan tepi yang
lurus, agar kepala dari penggaris – T dapat digeser. Gambar 1.25 menunjukkan sebuah
standar papan gambar khusus yang dapat diatur ketinggiannya maupun kemiringannya. Papan
gambar khusus yang dipasang di atas sebuah standar ini disebut juga meja gambar.
Gb 1.27 Etiket
Skala gambar adalah perbandingan ukuran linier pada gambar terhadap ukuran linier dari
unsur yang sama dari benda. Ada 3 (tiga) macam skala gambar, yaitu : ukuran penuh, skala
pembesaran, dan skala pengecilan. Skala pembesaran digunakan jika gambarnya di buat lebih
besar daripada benda sebenarnya, misalnya ; 10 : 1, 5 : 1, 2 : 1. Skala penuh digunakan
bilamana gambarnya di buat sama besar dengan benda sebenarnya ( 1 : 1 ). Skala pengecilan
digunakan bilamana gambarnya di buat lebih kecil dari benda yang sebenarnya, misalnya : 1
: 2, 1 : 5, 1 : 10.
Dasar ukuran diambil dari tinggi h dari huruf besar. Daerah standar tinggi huruf adalah
sebagai berikut : 2,5, 3,5, 5,7, 14 dan 20 mm. Angka perbandingan tinggi dan lebar huruf
diambil dari perbandingan ukuran kertas yang distandar yaitu 2.
Tinggi h (tinggi huruf besar) dan c (tinggi huruf kecil) tidak boleh kurang dari 2,5 mm. Jika
terdapat gabungan antara huruf besar dan kecil, dengan huruf kecil setinggi 2,5 mm maka h
akan menjadi 3,5 mm.
Berdasarkan perbandingan tebal huruf dan tinggi huruf, huruf dan angka dibagi menjadi dua
tipe yaitu :
1) Tipe huruf A ( d = h / 14 )
2) Tipe huruf B ( d = h / 10 )
Perbandingan yang dianjurkan untuk tinggi-tinggi huruf kecil, jarak antara huruf-huruf, ruang
minimum antara garis dasar dan jarak antara perkataan dijelaskan pada tabel 3.
Tabel 3 Perbandingan huruf yang dianjurkan
Huruf A ( d = h/14 )
Huruf B ( d = h/10 )
Sifat Perbandingan Ukuran
Tinggi huruf h (10/10)2,5h 3,5 5 7 10 14 20
Tinggi huruf besar
Tinggi huruf kecil c (7/10)- h 2,5 3,5 5 7 10 14
(Tanpa tangkai dan kaki)
Jarak antara huruf a (2/10) h 0,5 0,7 1 1,4 2 2,8 4
Jarak minimum antara b (14/10) h 3,5 5 7 10 14 20 28
garis
Jarak minimum antara e (6/10) h 1,5 2,1 3 4,2 6 8,4 1,2
Perkataan
Tebal huruf d (1/10) h 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4 2
Catatan : Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek visual yang lebih
baik; seperti misalnya LA, TV dsb., d. h. i. a. sama dengan tebal huruf d.
b) Garis
Dalam gambar teknik dipergunakan beberapa jenis garis dalam bentuk dan tebal sesuai
penggunaannya. Jenis-jenis garis dan penggunaannya dapat dilihat pada table 4.
Tabel 4 Macam-macam garis dan penggunaannya.
(ISO. R 128)
Jenis garis Keterangan Penggunaan
A Tebal kontinu A1. Garis-garis nyata (gambar)
A2. Garis-garis tepi
Tipis kontinu. B1. Garis-garis berpotongan khayal (imaginer).
(lurus atau lengkung) B2. Garis-garis ukur.
B
B3. Garis-garis proyeksi/bantu.
B4. Garis-garis penunjuk.
B5. Garis-garis arsir.
B6. Garis-garis nyata dari penampang yang diputar
ditempat.
B7. Garis sumbu pendek.
Tipis kontinu bebas C1. Garis-garis batas dari potongan sebagian atau bagian
C. yang dipotong, bila batasnya bukan garis bergores
tipis.
Tipis kontinu dengan sig-sag D1. Sama dengan C1.
D.
Garis gores tebal E1. Garis nyata terhalang.
E2. Garis tepi terhalang.
E
Garis gores tipis F1. Garis nyata terhalang
F F2. Garis tepi terhalang
Garis bergores tipis G1. Garis sumbu.
G G2. Garis simetri.
G3. Lintasan.
H Garis bergores tipis, yang H1. Garis (bidang) potong.
dipertebal pada ujung-
ujungnya dan arah perobahan
arah.
Garis bergores tebal. J1. Penunjukkan permukaan yang harus mendapat
J penangan khusus.
Garis bergores ganda tipis K1. Bagian yang berdampingan.
K2. Batas-batas kedudukan benda yang bergerak.
K
K3. Garis sistem (pada baja profil).
K4. Bentuk semula sebelum dibentuk.
K5. Bagian benda yang berada di depan bidang potong.
Pada gambar 1.27 a, gambar 1.27 b, dan gambar 1.27 c, memperlihatkan contoh-contoh
penggunaan jenis-jenis garis.
c) Konstruksi Geometri
Caranya :
a) Buat sudut BAC yang akan dibagi dua sama besar !
b) Tentukan r1 dengan jangka dan lingkarkan dengan titik pusat di A, hingga memotong
garis AB di D dan garis AC di E !
c) Tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di D dan E, sehingga
berpotongan di F !
d) Hubungkan garis dari titik A ke titik F !
Diperoleh sudut BAF = sudut FAC.
Gb. 1.31 Membagi sudut sama besar
Cara II :
a) tarik garis OA mendatar
b) tentukan r (sembarang) kemudian lingkarkan dengan titik pusat di O hingga
berpotongan di B!
c) pindahkan lingkaran yang berjari-jari r ke titik pusat B dan berpotongan di C!
d) pindahkan kembali ke titik pusat C dan berpotongan di D!
e) putarkan kembali dengan titik pusat di D dan C hingga berpotongan di E !
f) hubungkan O dengan E maka sudut AOE = 90 o .
Caranya :
Caranya :
1) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dengan titik pusat di O !
2) Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan
B!
3) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r dengan titik pusat di A dan B hingga
berpotongan di C !
4) Tarik garis dari O ke C hingga memotong lingkaran di G !
5). Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dari titik pusat B, hingga memotong lingkaran
di titik D dan E; lalu hubungkan D dengan E hingga memotong sumbu AB di titik F !
6) Ukurkan jangka dari F ke G (r2 = FG) dan lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di
F hingga memotong sumbu AB di H !
7) Ukur GH dengan jangka (GH = r3 ) ini merupakan sisi segilima beraturan !
8) Pindahkan r3 berturut-turut dengan titik pusat di I, J, K, dan L !
9) Hubungkan G dengan I, I dengan J, j dengan E, E dengan L, dan L dengan G,
sehingga didapat segilima beraturan !
Caranya :
1) Tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O !
2) Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A
dan B !
3) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r tadi (tidak dirubah) dengan titik pusat di A
dan titik pusat di B, hingga didapat titik potong dengan lingkaran di C, D, E, dan F !
4) hubungkan A dengan D, D dengan E, E dengan B, B dengan F, F dengan C, dan C
dengan A, hingga didapat segienam beraturan !
Elips dengan dua lingkaran pertolongan sepusat dapat dilukiskan dengan langkah-langkah
seperti berikut :
Gambar Elips
c. Rangkuman 1
KALIBRASI
Kalibrasi atau peneraan adalah memeriksa instrumen terhadap standar yang diketahui untuk
selanjutnya mengurangi kesalahan dalam ketelitiannya.
Kalibrasi dilakukan terhadap :
1. standar primer
2. standar sekunder yang mempunyai ketelitian lebih tinggi dari instrumen yang dikalibrasi.
3. dengan sumber masukan yang diketahui.
STANDAR
Meter baku (standar) didefinisikan sebagai panjang suatu batang platina-iridium yang
dipelihara pada kondisi yang sangat teliti di Biro Internasional untuk Bobot dan Ukuran
(International Bureau of Weights and Measures) di Sevres, Perancis.
Kilogram adalah massa platina- iridium yang disimpan di Biro tersebut.
Standar-standar sekunder mengenai massa dan panjang disimpan di National Bureau of
Standard (USA) untuk kegunaan kalibrasi.
Tahun 1960 meter standar didefinisikan dengan panjang gelombang cahaya merah-jingga
lampu krypton-86. Meter standar adalah :
1 meter = 1.650.763,73 panjang gelombang
1 detik (sekon) adalah waktu yang diperlukan untuk 9.192.631.770 periode radiasi yang
berhubungan dengan transisi dua tingkat yang sangat halus daripada keadaan fundamental
atom Cesium-133.
Skala suhu absolut diusulkan oleh Lord Kelvin pada tahun 1854 :
K = oC + 273,15
oR = oF + 459,67
oF = 9/5 oC + 32,0
F = m.a/gc
Namun tidak semua spesifikasi geometrik menjadi perhatian utama/kritis seperti misalnya
tebal pelat penutup yang tidak memerlukan spesifikasi yang ketat. Bagi elemen yang tidak
kritis toleransi geometriknya tak perlu atau lebih tegasnya jangan diberikan, hal ini bukan
berarti toleransinya nol namun artinya toleransinya terbuka yang artinya spesifiksi
geometriknya boleh menyimpang secara wajar. Lain halnya kalau komponen tersebut kritis
maka batas-batas toleransinya harus pasti.
Toleransi
Berikut ini uraian dan penjelasan mengenai prinsip serta definisi standar ISO.
Toleransi ukuran adalah perbedaan ukuran antara kedua harga batas dimana harga ukuran
atau jarak permukaan/batas geometri komponen harus terletak. Untuk setiap komponen perlu
didefinisikan suatu ukuran dasar sehingga kedua harga batas (maksimum dan minimum)
dapat dinyatakan dengan suatu penyimpangan terhadap ukuran dasar. Ukuran dasar ini
sedapat mungkin dinyatakan dalam bilangan bulat. Dalam penentuan dimensi lobang dan
poros diperlihatkan istilah istilah yang sering digunakan yang diperlihatkan pada gambar
berikut.
Untuk tujuan mempermudah penggambaran toleransi maka dibuat diagram secara skematik
denga catatan bahwa sumbu komponen selalu diletakkan di bawah. Misalnya kedua
penyimpangan dari lubang adalah positif dan kedua penyimpangan poros adalah negatif maka
diagram skematik yang menunjukkan pasangan tersebut adalah sebagaimana gambar berikut
ini.
Posisi daerah toleransi baik utnuk lubang maupun untuk poros dapat terletak diatas maupun
dibawah garis nol. Pada gambar selanjutnya akan diperlihatkan posisi daerah toleransi poros
beserta notasi-notasi yang menunjukan penyimpangannya.
Gambar posisi daerah toleransi poros terhadap garis nol.
Suaian
Apabila dua buah komponen akan dirakit maka hubungan yang terjadi yang ditimbulkan oleh
karena adanya perbedaan ukuran sebelum mereka disatukan disebut suaian (fit).
Ada tiga jenis suaian :
1. Suaian Longgar.
yaitu suaian yang selalu menghasilkan kelonggaran. Daerah toleransi lubang selalu terletak di
atas toleransi poros.
2. Suaian Paksa (Interference fit)
yaitu suaian yang selalu akan menghasilkan kerapatan. Daerah toleransi lubang selalu terletak
dibawah daerah toleransi poros.
3. Suaian Pas (Transition fit)
yaitu suaian yang dapat menghasilkan kelonggaran ataupun kerapatan. Daerah toleransi
lubang dan daerah toleransi poros berpotongan (sebagian saling menutupi).
Dalam ISO ditetapkan dua buah sistem suaian yang dapat dipilih yaitu sistem suaian berbasis
poros dan sistem suaian berbasis lobang. Pada sistem suaian berbasis poros maka
penyimpangan atas toleransi poros selalu berharga nol (es=0). Sebaliknya untuk sistem suaian
berbasis lubang maka penyimpangan bawah toleransi lubang selalu bernilai nol (EI = 0).
Bagi dimensi luar (poros) atau dalam (lubang) harganya dinyatakan dengan angka (satuan
dalam mm untuk sistem metrik) yang dituliskan diatas garis tanda ukuran. Jika dilihat
sepintas cara A kurang memberikan informasi dibandingkan dengan cara B & C. Cara D,
yang meskipun tidak secara langsung menyebutkan harga batas-batas penyimpangan, tetapi
simbol toleransi dengan kode huruf dan angka (g7) mengandung informasi lain yang sangat
bermanfaat yaitu sifat suaian bila komponen bertemu pasangannya, cara pembuatan dan
metode pengukuran.
C Serupa dengan cara B apabila toleransi terletak simetrik terhadap ukuran dasar. Harga
penyimpangan haruslah dituliskan sekali saja dengan didahului tanda ±.
D Cara penulisan ukuran (ukuran nominal) yang menjadi ukuran dasar bagi toleransi dimensi
yang dinyatakan dengan kode/simbol anjuran ISO. Cara ini mulai banyak digunakan di
negara-negara industri karena berbagai keuntungan yang bisa diperoleh akibat penerapannya
secara intensif.
Penggunaan standar ISO akan menguntungkan dalam hal :
• memperlancar komunikasi sebab dilakukan secara internasional
• mempermudah perancangan karena dikaitkan dengan fungsi
• mempermudah perencanaan proses sebab menunjukkan aspek pembuatan, dan
• memungkinkan pengontrolan kualitas karena acuannya jelas.
Definisi Toleransi
Toleransi adalah dua batas penyimpangan ukuran yang diijinkan. Misalnya, sebuah elemen diberi
ukuran maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
• adalah ukuran dasar
• adalah nilai toleransi yang diberikan
Toleransi pada dasarnya dibedakan menjadi tiga macam, yakni toleransi ukuran, toleransi geometrik,
dan konfigurasi kekasaran permukaan.
Toleransi ukuran
Definisi dari toleransi ukuran adalah dua batas penyimpangan yang diijinkan pada setiap ukuran
elemen.
Toleransi memegang peranan yang vital pada proses produksi dikarenakan sangat sulitnya membuat
suatu alat atau benda sesuai dengan ukuran yang tepat, karena menyangkut ketelitian dalam proses
pengerjaannya.
Selanjutnya toleransi ukuran dibedakan lagi menjadi:
Toleransi Standar (Toleransi Internasional/IT)
Besarnya toleransi ditentukan oleh ISO /R286 (sistem ISO untuk limit dan suaian) agar sesuai dengan
persyaratan fungsional dan untuk keseragaman.
ISO menetapkan 18 toleransi standar, yakni mulai dari IT 01, IT 0, IT 1, IT 2, sampai dengan IT 16.
Sedangkan untuk dasar satuan toleransi dari kualitas 01 – 1, harga toleransi standarnya dapat
dihitung dengan rumus pada tabel berikut:
IT 01 IT 0 IT 1
Nilai dalam µm untuk D dalam µm 0,3 + 0,008 D 0,5 + 0,012 D 0,8 + 0,0 20 D
Secara garis besar, gambaran secara umum dari hubungan antara pengelompokan kualitas toleransi
ini dengan proses pengerjaannya adalah sbb.
1. Kualitas 1 – 4 adalah untuk pengerjaan yang sangat teliti. Misalnya pembuatan alat ukur,
instrumen optik, dll.
2. Kualitas 5 – 11 untuk proses pengerjaan dengan permesinan biasa, termasuk untuk komponen-
komponen yang mampu tukar.
3. Kualitas 12 – 16 untuk proses pengerjaan yang kasar, seperti pengecoran, penempaan,
pengerolan, dsb.
Toleransi Umum
Toleransi umum, adalah besaran angka toleransi yang berlaku untuk semua ukuran yang terdapat
pada gambar, kecuali ukuran-ukuran yang telah dicantumi angka toleransi secara khusus. Dengan
kata lain, ukuran yang tidak diikuti oleh harga toleransi berarti mengikuti harga toleransi umum yang
berlaku.
Contoh :
Toleransi khusus adalah toleransi di luar angka toleransi umum, dan diletakkan langsung setelah
angka nominalnya.
Toleransi suaian
Suaian adalah suatu istilah untuk menggambarkan tingkat kekekatan atau kelonggaran yang
mungkin dihasilkan dari penggunaan kelegaan atau toleransi tertentu pada elemen mesin yang
berpasangan.
Biasanya toleransi suaian dipakai pada benda kerja yang berpasangan, seperti misalnya Poros dan
As. Untuk toleransi ini biasanya menggunakan symbol Huruf, untuk lubang biasanya menggunakan
huruf Kapital / Huruf besar, sedangkan untuk poros menggunakan huruf kecil.
Untuk mudahnya, toleransi suaian ini kita jelaskan dengan mengaplikasikannya pada bentuk lubang
dan poros yang berpasangan satu sama lain. Harga toleransi suaian yang dicantumkan menentukan
keadaan kelonggaran antara lubang dan poros tersebut. Keadaan suaian dibagi menjadi 3 jenis :
Harga toleransi yang menghasilkan keadaan longgar antara lubang dan poros
Harga toleransi yang meghasilkan keadaan sesak antara lubang dan poros. Pada keadaan ini ukuran
poros lebih besar daripada ukuran lubang, yang memerlukan usaha tersendiri untuk memasang
poros ke lubang tersebut (menggunakan tenaga manusia dibantu alat ketok, menggunakan mesin
press, menggunakan metoda pemanasan lubang, dsb).
Ukuran yang menggunakan harga toleransi suaian mencantumkan angka nominal, simbol toleransi
dan angka toleransinya yang ditulis di dalam kurung (angka ini dituliskan hanya apabila diperlukan,
misalnya pihak pengguna gambar tidak memiliki table standar suaian ISO).
Khusus pada gambar susunan, angka nominal dari benda harus mencantumkan harga toleransi
untuk kedua benda, lubang maupun poros.
Batas – batas ukuran ditentukan sedemikian sehingga celah bebas atau kontak antar permukaan
akan terjadi apabila elemen mesin yang berpasangan dirakit.
Berikut ini dicantumkan beberapa istilah toleransi untuk elemen tunggal dan suaian yang seringkali
dipakai :
Ukuran dasar
Ukuran dasar atau ukuran nominal adalah ukuran pokok yanag ditulis sebelum disertai angka-angka
batas penyimpangan yang diijnkan.
Penyimpangan atas
Penyimpangan atas adalah penyimpangan ke arah atas ukuran maksimum.
Penyimpangan bawah
Ukuran maksimum
Ukuran maksimum adalah ukuran terbesar yang masih diperbolehkan. Besarnya ukuran maksimum =
ukuran dasar + penyimpangan atas.
Ukuran minimum
Ukuran minimum adalah ukuran terkecil yang masih diperbolehkan. Besarnya ukuran minimum =
ukuran dasar + penyimpangan bawah.
Garis nol
Garis nol adalah garis dasar atau garis dengan penyimpangan nol.
Ukuran sesungguhnya
Ukuran sesungguhnya adalah ukuran jadi atau ukuran yang didapat setelah benda selesai dibuat,
yang dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur.
Kelonggaran (Clearance)
Kelonggaran adalah selisih kelonggaran antara luna gdengan poros dimana ukuran lubang lebih
besar daripada ukuran poros.
• Kelonggaran maksimum adalah seliisih antara lubang terbesar dengan poros terkecil dalam suatu
suaian longgar.
• Kelonggaran minimum adalah selisih ukuran lubang terkecil dengan poros terbesar dalam suatu
suaian longgar.
Kesesakan (Interference)
Kesesakan adalah suatu nilai selisih ukuran antara lubang dengan poros, dimana ukuran poros lebih
besar daripada ukuran lubang.
• Kesesakan maksimum adalah selisih ukuran antara lubang terkecil dengan poros terbesar pada
suaian sesak.
• Kesesakan minimum adalah selisih ukuran antara lubang terbesar dengan poros terkecil pada
suaian sesak.