Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/274700733

Terapi SSRI pada anak dan remaja dan risiko perilaku bunuh diri

Article · February 2013

CITATIONS READS

0 1,813

1 author:

Irwan Supriyanto
Gadjah Mada University
23 PUBLICATIONS   142 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

An adaptation of Javanese Moslem pre marital counseling on couples in Yogyakarta View project

Anxiety and Professionalism in the ENT specialist training program in the Faculty of Medicine UGM View project

All content following this page was uploaded by Irwan Supriyanto on 09 April 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Tinjauan Pustaka

Terapi SSRI pada Anak dan Remaja


dan Risiko Perilaku Bunuh Diri
Irwan Supriyanto
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Pendahuluan remaja tapi juga pada golongan usia de- rus bisa menimbang manfaat yang akan
Depresi merupakan faktor risiko yang paling wasa muda. Namun pada tahun yang diterima oleh pasien dan keluarganya de-
signifikan perilaku bunuh diri pada anak dan sama, Gibbons dkk6 melaporkan bahwa ngan tidak mengesampingkan kemungkin-
remaja. Depresi yang tidak tertangani pada peresepan antidepresan golongan SSRI an timbulnya efek samping. Dalam hal ini,
kelompok ini akan berimbas pada prestasi berhubungan dengan penurunan angka kesediaan pasien untuk menerima terapi
belajar, gangguan hubungan interpersonal, bunuh diri pada anak dan remaja. Mere- dan kesediaan orang tua atau wali untuk
gangguan penyesuaian, dan bahkan me- ka menyatakan bahwa temuan mereka memonitor terapi menjadi salah satu fak-
ningkatkan risiko bunuh diri secara signifi- menunjukkan efikasi antidepresan ini, ter- tor penentu penting. Konsep shared deci-
kan. Modalitas terapi yang direkomendasi- utama dalam hal meningkatkan kepatuhan sion making, dengan melibatkan pasien
kan untuk penanganan depresi pada anak minum obat pasien, meningkatkan kualitas dalam proses memilih terapi untuk dirinya
dan remaja mencakup pemberian anti- pelayanan kesehatan jiwa, dan toksisitas sendiri dilaporkan turut berperan penting,
depresan golongan SSRI, psikoterapi, atau yang rendah menyebabkan upaya bunuh khususnya dalam hal kepatuhan pasien
kombinasi.1,2 Meskipun terapi antidepresan diri dengan cara overdosis obat ini sering- dalam menjalani terapi. Keputusan pem-
merupakan salah satu metode penanganan kali gagal. Pada laporan lainnya, Gibbons berian SSRI pun semestinya didasarkan
yang efektif dalam mengatasi depresi pada dkk7 menunjukkan bahwa penurunan per- pada konsep ini.11 Terapi SSRI yang dimoni-
anak dan remaja, namun penggunaannya esepan antidepresan golongan SSRI, ter- tor dengan baik dan didukung psikoterapi
bukan tanpa risiko. Seiring dengan mening- utama sekali akibat dikeluarkannya black yang memadai masih merupakan modali-
katnya penggunaan antidepresan untuk box warning, berhubungan dengan pe- tas terapi yang secara klinis terbukti efektif
menangani depresi pada anak dan remaja, ningkatan angka bunuh diri pada anak dan dalam penanganan depresi pada anak dan
timbul kekhawatiran karena antidepresan remaja. Peningkatan ini terutama diakibat- remaja. Faktor pasien adalah faktor yang
ternyata meningkatkan risiko perilaku mau- kan oleh tidak memadainya penanganan tidak boleh dikesampingkan dalam pena-
pun ide bunuh diri, terutama pada kelom- depresi pada anak dan remaja. nganan depresi, baik pada anak dan remaja
pok pasien ini.3,4 Penyebab yang mendasari maupun dewasa.
timbulnya efek samping ini masih belum SSRI dalam penanganan depresi pada
dimengerti sepenuhnya. anak dan remaja Hubungan SSRI dan bunuh diri
Antidepresan telah dilaporkan efikasinya Bunuh diri merupakan masalah kesehat-
Pada tahun 2004, FDA (Food and Drug dalam berbagai penelitian dalam menangani an masyarakat yang relatif besar, teruta-
Administration) melakukan tinjauan ter- kasus-kasus depresi pada anak dan remaja. ma bagi negara-negara maju. Menurut
hadap seluruh clinical trial obat antidepre- SSRI merupakan modalitas farmakologi WHO, bunuh diri merupakan salah satu
san, terutama golongan selective serotonin yang menjadi pilihan pertama walaupun penyebab kematian terbesar pada kelom-
reuptake inhibitor (SSRI) yang ada dalam ada kekhawatiran tentang efek sampingnya pok usia muda dan pada penderita gang-
databasenya. Berdasarkan hasil tinjauan pada kelompok usia anak dan remaja. Pem- guan jiwa.12 Meskipun stresor lingkungan
ini FDA menyimpulkan bahwa obat-obat berian SSRI disarankan hanya pada pasien mempunyai peran besar dalam munculnya
antidepresan baru, terutama golongan anak dan remaja dengan depresi sedang perilaku bunuh diri, namun kerentanan indi-
SSRI meningkatkan risiko ide dan pe- sampai berat dan harus dikombinasikan vidual secara biologis juga turut mengambil
rilaku bunuh diri pada anak dan remaja dengan psikoterapi.1,3 Kombinasi SSRI dan bagian dalam patogenesisnya.12,13
yang mendapatkan terapi ini. FDA ke- psikoterapi, terutama cognitive behavioral
mudian memerintahkan semua produsen therapy (CBT), mampu mempercepat re- Muncul atau memberatnya ide bunuh diri
farmasi yang memproduksi antidepresan spon terapi dibandingkan monoterapi de- pada pasien-pasien yang mendapatkan
yang tercantum dalam daftar mereka un- ngan SSRI atau psikoterapi.8-10 terapi antidepresan, terutama golongan
tuk menuliskan black box warning pada SSRI, merupakan satu efek samping obat
kemasan obat yang mereka produksi. Keputusan untuk menggunakan atau tidak yang cukup serius, meskipun jumlah kasus-
Black box warning merupakan label yang menggunakan SSRI dalam menangani nya relatif kecil. Beberapa mekanisme telah
menunjukkan adanya risiko efek samping depresi pada anak dan remaja harus di- diajukan untuk menjelaskan hubungan obat
serius oleh obat yang bersangkutan.5 Pada dasarkan pada latar belakang pasien, bukan golongan SSRI dengan perilaku bunuh diri.
tahun 2006, FDA memperluas cakupan semata berdasarkan publikasi ilmiah belaka. Inisiasi terapi SSRI berhubungan dengan
perintah ini, bukan hanya pada anak dan Seorang praktisi yang berpengalaman ha- peningkatan risiko perilaku bunuh diri pada

88 CDK-190/ vol. 39 no. 2, th. 2012

CDK-190 OK.indd 88 03/02/2012 13:51:06


Tinjauan Pustaka

bulan pertama terapi bila dibandingkan de- idiosinkratik yang ditimbulkan oleh SSRI pa fenomena ini sebagian besar ditemukan
ngan golongan antidepresan lainnya. Pa- pada kelompok pasien yang secara genetik pada pasien anak dan remaja masih meru-
sien paling rentan terhadap perilaku bunuh memang rentan. pakan pertanyaan yang perlu dijawab.
diri pada minggu-minggu pertama terapi
karena pada periode ini beberapa aspek Penelitian telah menunjukkan bahwa faktor Mengurangi efek samping dengan kom-
depresi mulai teratasi (misalnya retardasi genetik mempunyai peran besar dalam me- binasi SSRI dan psikoterapi
psikomotor), sehingga pasien mulai mem- nentukan respon terhadap SSRI20-22 dan Faktor stressor dan lingkungan berperan
punyai energi untuk bunuh diri, terutama dalam menentukan kerentanan terhadap besar dalam timbulnya efek samping pe-
pada pasien-pasien yang memang mempu- perilaku bunuh diri.23,24 Beberapa penelitian ningkatan perilaku dan ide bunuh diri pada
nyai ide bunuh diri.14,15 Selain karena mulai telah mengkonfirmasi hubungan antara pasien depresi pada anak dan remaja yang
meningkatnya energi, peningkatan risiko variasi genetik pada gen yang mengkode mendapatkan terapi dengan SSRI. Predik-
bunuh diri ini mungkin juga disebabkan transporter serotonin (SLC6A4) dan tor munculnya efek samping ini adalah ide
oleh aktivasi pasien, kecemasan, atau akati- triptofan hidroksilase, enzim yang mensin- bunuh diri yang kuat pada awal terapi, kon­
sia. Gejala menyerupai akatisia (akathisia tesis serotonin, dengan perilaku bunuh flik orang tua dan anak, penyalahgunaan
like symptoms) selama terapi antidepresan diri.25-28 Yang mengejutkan adalah bahwa zat dan alkoholisme,40 riwayat percobaan
golongan SSRI dapat meningkatkan risiko faktor-faktor genetik di luar faktor gene- atau ide bunuh diri sebelumnya, dan riwa-
perilaku menyakiti diri sendiri (self harms).16 tik yang mempengaruhi jalur serotonergik yat pemberian lebih dari satu macam anti-
Namun, penelitian post-mortem korban ternyata turut berperan dalam menentukan depresan.41 Dengan besarnya faktor stresor
bunuh diri menunjukkan bahwa SSRI lebih respon terapi SSRI dan bahkan merupakan yang menjadi prediktor, maka kombinasi
jarang terdeteksi di jaringan korban bunuh prediktor timbulnya ide atau perilaku bunuh terapi farmakologi dan psikoterapi diharap-
diri. Hal ini mungkin berhubungan dengan diri pada pasien dengan gangguan depresi kan mampu mengurangi efek samping ini
toksisitas SSRI yang rendah sehingga over- berat yang mendapatkan terapi.4,28-31 secara signifikan.
dosis SSRI kecil kemungkinan menimbul-
kan kematian.17 Dapat disimpulkan bahwa ada faktor gene- Kombinasi SSRI dan psikoterapi memang
tik yang mempengaruhi kerentanan indivi- dilaporkan mampu mempercepat timbul-
Meskipun banyak penelitian yang meng- dual terhadap timbulnya efek samping pe- nya respon dan perbaikan gejala depresi
hubungkan terapi SSRI dan peningkatan ningkatan ide atau perilaku bunuh diri yang pada anak dan remaja.9 Namun, hasil pene-
risiko bunuh diri, ada pula yang menyatakan terpisah dari faktor genetik yang mempe- litian-penelitian mengenai efek terapi kom-
sebaliknya. Penelitian pada pasien gang- ngaruhi respon terapi SSRI. Kemungkinan binasi terhadap kejadian bunuh diri ternya-
guan depresi berat menunjukkan bahwa bahwa efek samping ini timbul secara terpi- ta tidak selalu positif. Beberapa penelitian
terapi SSRI mampu menurunkan ide bunuh sah dan tidak berhubungan dengan respon melaporkan bahwa insidensi efek samping
diri pada pasien-pasien yang mempunyai terapi tidak bisa disingkirkan sepenuhnya. perilaku atau ide bunuh diri tidak berbeda
ide bunuh diri pada awal terapi. Meskipun Johnson dkk 19 melaporkan dalam peneliti- antara kelompok yang mendapatkan SSRI
ide bunuh diri memberat pada fase awal annya bahwa selain mempengaruhi jalur se- sebagai monoterapi dan kombinasi SSRI
terapi, namun akan membaik seiring ber- rotonergik, SSRI juga mempengaruhi aksis dan psikoterapi,1,2 walaupun sebagian yang
jalannya terapi. Timbulnya ide bunuh diri hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA). Aksis lain melaporkan korelasi positif antara
pada pasien-pasien yang tidak mempunyai HPA telah banyak dilaporkan berhubungan terapi kombinasi dan penurunan insidensi
ide bunuh diri pada awal terapi biasanya dengan perilaku bunuh diri pada pasien de- efek samping perilaku atau ide bunuh di-
ditemukan pada pasien-pasien dengan ko- ngan gangguan suasana.32-37 ri.8 Pendapat negatif mengenai pengaruh
morbid gangguan penyalahgunaan zat, pa- terapi kombinasi terhadap munculnya efek
sien dengan gejala depresi yang lebih berat Peningkatan serotonin akibat SSRI dapat samping perilaku atau ide bunuh diri didu-
atau dengan gambaran melankolis.18 mengakibatkan penurunan kadar dopamin kung oleh waktu munculnya efek samping
di otak. Penurunan kadar dopamin di kor- ini sendiri. Efek samping ini muncul pada
Respon terhadap antidepresan turut ber- teks prefrontal akan berpengaruh terha- minggu-minggu pertama terapi pada saat
peran dalam peningkatan maupun penu- dap fungsi eksekutif. Manifestasinya dapat psikoterapi belum berefek sehingga belum
runan risiko bunuh diri pada pasien gang- berupa peningkatan agresi karena penu- mampu memberikan proteksi terhadap ke-
guan depresi berat. Respon parsial atau runan inhibisi dopamin. Agresifitas meru- mungkinan munculnya efek samping ini.
non-respon terhadap terapi antidepresan pakan komponen perilaku yang telah ba-
berhubungan dengan timbulnya ide bunuh nyak dihubungkan dengan perilaku bunuh Simpulan
diri pada pasien gangguan depresi berat.19 diri.11,38,39 Penggunaan antidepresan golongan SSRI
Perbedaan genetik dalam metabolisme untuk menanganani depresi pada anak
obat atau polimorfisme reseptor serotonin Meskipun telah banyak teori yang dike- dan remaja dilaporkan berhubungan de-
tidak bisa dipungkiri mempengaruhi pro- mukakan untuk menerangkan mekanisme ngan peningkatan risiko timbulnya perilaku
fil keselamatan dan tolerabilitas terhadap yang menyebabkan peningkatan perilaku atau ide bunuh diri pada kelompok pasien
SSRI. Efek samping berat, seperti bunuh atau ide bunuh diri akibat terapi dengan an- ini. Meskipun demikian, laporan lain me-
diri, bukan tidak mungkin merupakan reaksi tidepresan golongan SSRI, namun menga- nyebutkan bahwa efek samping ini hanya

CDK-190/ vol. 39 no. 2, th. 2012 89

CDK-190 OK.indd 89 03/02/2012 13:51:07


Tinjauan Pustaka

terjadi pada fase awal terapi dan membaik khususnya golongan SSRI, pada pasien sosial yang mendasari munculnya perilaku
seiring berjalannya terapi. Penyebab yang anak dan remaja. Monitoring efek samping atau ide bunuh diri tidak bisa dikesam-
mendasari timbulnya efek samping ini ini terutama pada minggu-minggu awal pingkan, sehingga terlalu sempit bila dika-
masih belum diketahui pasti. Respon ter- terapi mutlak diperlukan. Terapi kombinasi takan peningkatan perilaku atau ide bunuh
hadap antidepresan tampaknya berperan SSRI dan psikoterapi mampu memperce- diri pada pasien anak dan remaja yang
penting dalam timbulnya efek samping ini. pat respon terapi, namun tidak memberi- mendapat terapi SSRI adalah semata kare-
Demikian pula faktor-faktor genetik dan kan cukup proteksi terhadap kemungkinan na pengaruh antidepresan yang diberikan.
biologis yang mempengaruhi respon ter- munculnya efek samping ini pada minggu- Namun seiring semakin maraknya penggu-
hadap antidepresan juga turut berperan. minggu awal terapi. naan SSRI untuk indikasi non depresi, efek
Penting bagi klinisi untuk mempertimbang- samping ini patut dijadikan pertimbangan
kan hal ini sebelum mengambil keputusan Bunuh diri merupakan fenomena multifak- dalam pemberian SSRI untuk indikasi non
untuk memberikan terapi antidepresan, torial. Adanya faktor biologis dan psiko- depresi pada anak dan remaja.

DAFTAR PUSTAKA

1. Goodyer I, Dubicka B, Wilkinson P, et al. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) and routine specialist care with and without cognitive behaviour therapy in ado-
lescents with major depression: randomised controlled trial. BMJ. 2007; 335:142-9.
2. Brent D, Emslie G, Clarke G, dkk. Switching to another SSRI or to venlafaxine with or without cognitive behavioral therapy for adolescents with SSRI-resistant depression.
The TORDIA randomized controlled trial. JAMA. 2008; 299(8): 901-13.
3. Bridge JA, Iyengar S, Salary CB, dkk. Clinical response and risk for reported suicidal ideation and suicide attempts in pediatric antidepressant treatment. A meta-analysis
of randomized controlled trials. JAMA. 2007; 297: 1683-96.
4. Tsai SJ, Hong CJ, Liou YJ. Recent molecular genetic studies and methodological issues in suicide research. Prog Neuropsychopharmacol Biol Psychiatry, Epub ahead
of print. 2010: 1-9.
5. Newman TB. A black-box warning for antidepressants in children? NEJM. 2004; 351(16): 1595-8.
6. Gibbons RD, Hur K, Bhaumik DK, Mann JJ. The relationship between antidepressant prescription rates and rate of early adolescent suicide. Am J Psychiatry. 2006; 163:
1898-1904.
7. Gibbons RD, Brown CH, Hur K, dkk. Early evidence on the effects of regulators’ suicidality warnings on SSRI prescriptions and suicide in children and adolescents. Am
J Psychiatry. 2007; 164: 1356-63.
8. March J, Silva S, Petrycki S, dkk. Fluoxetine, cognitive-behavioral therapy, and their combination for adolescents with depression. Treatment for Adolescents with Depres-
sion Study (TADS) randomized controlled trial. JAMA. 2004; 292: 807-20.
9. March J, Silva S, Petrycki S, dkk. The Treatment for Adolescents with Depression Study (TADS). Long-term effectiveness and safety outcomes. Arch Gen Psychiatry.
2007; 64(10): 1132-44.
10. March JS, Vitiello B. Clinical messages from the Treatment for Adolescents With Depression Study (TADS). Am J Psychiatry. 2009; 166: 1118-23.
11. Lovrin M. Treatment of major depression in adolescents: Weighing the evidence of risk and benefit in light of black box warnings. JCAPN. 2009; 22(2): 63-8.
12. Anonim. Burden of mental and behavioral disorders: Suicide. Dalam WHO. The World Health Report. Diunduh dari http://www.who.int/whr/2001/chapter2/en/index6.html
13. Brent DA, Mann JJ. Family genetic studies, suicide, and suicidal behavior. Am J Med Genet Part C. 2005; 133C: 13-24.
14. Jick H, Kaye JA, Jick SS. Antidepressants and the risk of suicidal behaviors. JAMA. 2004; 292: 338-43.
15. Juurlink DN, Mamdani MM, Kopp A, Redelmeier DA. The risk of suicide with selective serotonin reuptake inhibitors in the elderly. Am J Psychiatry. 2006; 163: 813-21.
16. Szanto K, Mulsant BH, Houck PR, dkk. Emergence, persistence, and resolution of suicidal ideation during treatment of depression in old age. J Affect Disord. 2007; 98: 153-61.
17. Isaacson G, Holmgren P, Ahlner J. Selective serotonin reuptake inhibitor antidepressants and the risk of suicide: a controlled forensic database study of 14857 suicides.
Acta Psychiatr Scand. 2005; 111: 286-90.
18. Zisook S, Trivedi MH, Warden D, dkk. Clinical correlates of the worsening or emergence of suicidal ideation during SSRI treatment of depression: An examination of
citalopram in the STAR*D study. J Affect Disord. 2009; 117: 63-73.
19. Johnson DA, Grant EJ, Ingram CD, Gartside SE. Glucocorticoid receptor antagonists hasten and augment neurochemical responses to a selective serotonin reuptake
inhibitor antidepressant. Biol Psychiatry. 2007; 62: 1228-35.
20. Binder EB, Salyakina D, Lichtner P, dkk. Polymorphisms in FKBP5 are associated with increased recurrence of depressive episodes and rapid response to antidepressant
treatment. Nat Gen. 2004; 36: 1319-25.
21. Lekman M, Laje G, Charney D, dkk. The FKBP5-gene in depression and treatment response-An association study in the Sequenced Treatment Alternatives to Relieve
Depression (STAR*D) cohort. Biol Psychiatry. 2008; 63: 1103-10.
22. Sarginson JE, Lazzeroni LC, Ryan HS, Schatzberg AF, Murphy GM. FKBP5 polymorphisms and antidepressant response in geriatric depression. Am J Med Genet Part
B. 2009; 153B: 554-60.

90 CDK-190/ vol. 39 no. 2, th. 2012

CDK-190 OK.indd 90 03/02/2012 13:51:08


Tinjauan Pustaka

23. Roy A, Rylander G, Sarchiapone M. Genetics of suicides. Family studies and molecular genetics. Ann N Y Acad Sci. 1997; 836: 135-57.
24. Brent DA, Mann JJ. Family genetic studies, suicide, and suicidal behavior. Am J Med Genet Part C. 2005; 133C: 13-24.
25. Bellivier F, Chaste P, Malafosse A. Association between the TPH gene A218C polymorphism and suicidal behavior: A meta analysis. Am J Med Genet Part B. 2004; 124B:
87-91.
26. Courtet P, Jollant F, Castelnau D, Buresi C, Malafosse A. Suicidal behavior: Relationship between phenotype and serotonergic genotype. Am J Med Genet Part C.
2005; 133C: 25-33.
27. Li D, He L. Meta-analysis supports association between serotonin transporter (5-HTT) and suicidal behaviorMeta-analysis supports association between 5-HTT and
suicidal behavior. Mol Psychiatry. 2007; 12: 47-54.
28. Brent D, Melhem N, Ferrel R, dkk. Association of FKBP5 polymorphisms with suicidal events in the treatment of resistant depression in adolescents (TORDIA) study.
Am J Psychiatry. 2010; 167: 190-97.
29. Papiol S, Arias B, Gasto C, Gutierrez B, Catalan R, Fananas L. Genetic variability at HPA axis in major depression and clinical response to antidepressant treatment. J
Affect Disord. 2007; 104: 83-90.
30. Laje G, Perlis RH, Rush Aj, McMahon FJ. Pharmacogenetics studies in STAR*D: Strengths, limitations, and results. Psychiatr Serv. 2009; 60: 1446-57.
31. Perroud N, Aitchison KJ, Uher R, dkk. Genetic predictors of increase in suicidal ideation during antidepressant treatment in the GENDEP project. Neuropsychophar-
macology. 2009; 34: 2517-28.
32. Westrin A, Ekman R, Traskman-Bendz L. Alterations of corticotrophin releasing hormone (CRH) and neuropeptide Y (NPY) plasma levels in mood disorder patients with
a recent suicide attempt. European Neuropsychopharmacology. 1999; 9: 205–11.
33. Westrin A. Stress system alterations and mood disorders in suicidal patients. A review. Biomed and Pharmacother. 2000; 54: 142-45.
34. Mann JJ. Neurobiology of suicidal behavior. Nat Rev Neurosci. 2003; 4: 819-28.
35. Pfennig A, Kunzel HE, Kern N, dkk. Hypothalamus-pituitary-adrenal system regulation and suicidal behavior in depression. Biol Psychiatry. 2005; 57: 336–42.
36. Mann JJ, Currier D, Stanley B, Oquendo MA, Amsel LV, Ellis SP. Can biological tests assist prediction of suicide in mood disorders? Int J Neuropsychopharmacol. 2006; 9: 465-74.
37. Lindqvist D, Traskman-Bendz L, Vang F. Suicidal intent and the HPA-axis characteristics of suicide attempters with major depressive disorder and adjustment disorders.
Archives of Suicide Res. 2008; 12: 197–207.
38. Currier D, Mann JJ. Stress, gene, and the biology of suicidal behavior. Psychiatry Clin N Am 2008;31(2):247-69.
39. Mann JJ, Arango VA, Avenevoli S, Brent DA, Champagne FA, Clayton P, et al. Candidate endophenotypes for genetic studies of sucidal behavior. Biol Psychiatry
2009;65:556-63.
40. Brent D. The treatment of SSRI-resistant depression in adolescents (TORDIA): In search of the best next step. Depress anxiety. 2009; 26: 871-4.
41. Mines D, Hill D, Yu H, Novelli L. Prevalence of risk factors for suicide in patients prescribed venlafaxine, fluoxetine, and citalopram. Pharmacoepidemiol Drug Saf. 2005;
14: 367-72.

CDK-190/ vol. 39 no. 2, th. 2012 91

CDK-190
ViewOK.indd 91
publication stats 03/02/2012 13:51:10

Anda mungkin juga menyukai