2 Mei 2013
Irsad Rosidi1
Muslimin Ibrahim2
Tjandrakirana3
1
Mahasiswa Program Pascasarjana, Program Studi Pendidikan Sains, Universitas Negeri Surabaya
2
Professor di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: irsad.rosidi@gmail.com
Abstract: Research learning characterized biology with Thinking Actively in Social Context (TASC) approach to increase creative
thinking skills of students has been done tested to applied in 30 students of class X SMA Negeri 1Kebomas-Gresik with one-group
pretest-posttest design. The results of this research are learning performance categorized good (3.82) in the score range 1-4, the
ability to think creatively students increased due to treatment (Gain Score = 0.9 and T test = -tmearure < -ttable = -21.028 -2.045),
thoroughness student learning outcomes in classical (0.93) and the individual (0.86) and thoroughness indicators (0.92) increased by the
treatment (Gain score = 0.8) and categories are complete, and the response students positive (98 percent). The conclusions this research,
learning with TASC approach can improve the creative thinking ability of senior high school student.
Abstrak: Telah dilakukan penelitian pembelajaran biologi dengan pendekatan Thinking Actively in Social Context (TASC) dengan
tujuan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dan diujicobakan pada 30 siswa kelas X SMA Negeri 1 Kebomas-Gresik
dengan desain one group pretest-posttest. Analisis data secara deskriptif kualitatif dengan hasil pengamatan keterlaksanaan
pembelajaran kategori baik (3,82) dalam rentang skor 1-4, kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat akibat perlakuan (Gain
Score = 0,9 dan uji T = -thitung < -ttabel = - 21,028 < -2,045), ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal (0,93) dan individu
(0,86) serta ketuntasan indikator (0,92) meningkat akibat perlakuan (Gain score = 0,8) dan kategori tuntas, serta respon siswa positif
(98%). Simpulan penelitian ini, pembelajaran dengan pendekatan TASC dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
SMA.
Kata Kunci: Kemampuan berpikir kreatif, perangkat pembelajaran biologi, pendekatan TASC
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Menggunakan Perangkat Pembelajaran Biologi Dengan 250
Pendekatan Tasc (Thinking Actively In Social Context)
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 2 No. 2 Mei 2013
adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, bahan pencemar yang ada di sekitar siswa atau yang dikenal
mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan sebagai limbah. Limbah yang ada di sekitar siswa terdapat
menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan beberapa jenis. Jenis-jenis limbah ini harus dikenal oleh
dan mengaktifkan semua organisme. Kreativitas dapat siswa sehingga siswa mampu mengatasinya. Hal ini sesuai
diajarkan melalui beberapa pendekatan, salah satunya dengan kompetensi dasar biologi kelas X semester 2 pada
melalui pendekatan TASC (Thinking Actively in Social kompetensi dasar 4.3 yaitu menganalisis jenis-jenis limbah
Context) (Faulkner, 2008). dan daur ulang limbah. Untuk mengajarkan bagaimana
TASC merupakan salah satu jenis pendekatan siswa mampu menganalisis jenis limbah dan bagaimana
pembelajaran dengan menggunakan penyelesaianmasalah mengatasinya, ini mungkin dapat di ajarkan melalui
secara umum dan untuk mempromosikan pengalaman pembelajaran biologi dengan pendekatan TASC.
belajar yang berbeda (Wallace, 2012: 22). Tahap-tahap dari Pembelajaran dengan pendekatan TASC dapat
TASC yaitu organize (mencari apa yang telah diketahui), meningkatkan kreativitas dalam mengatasi permasalahan
identify (mengidentifikasi apa yang harus dilakukan), limbah melalui kegiatan daur ulang. Melalui pendekatan
generate (mengeneralisasi cara yang akan digunakan), TASC, siswa diajarkan bagaimana menganalisis dan
decide (menentukan ide yang terbaik untuk menyelasaikan membangun ide-ide kreatif dalam menyelesaikan masalah
masalah), implement (menerapkan ide yang telah di sekitar siswa. Sehingga mampu mengatasi permasalahan
diputuskan untuk menyelesaikan masalah), evaluate lingkungan yang ada di sekitar siswa. Bedasarkan hal
(mengevaluasi hasil implementasi ide), communicate tersebut maka dilakukan penelitian tentang ”Peningkatan
(mengkomunikasikan dengan teman dan guru) dan learn Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Menggunakan
from experience (mempelajari apa yang telah dilakukan). Perangkat Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan TASC
Lebih lanjut Maltby et al (1993) mengatakan bahwa TASC (Thinking Actively in Social Context)” perangkat
adalah sebuah model penyelesaian masalah dengan multi pembelajaran yang telah dikembangkan meliputi silabus,
fase yang menggabungkan kemampuan kognitif dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kegiatan
strategi kognitif. TASC bertujuan untuk mengajarkan siswa (LKS), bahan ajar, tes kemampuan berpikir kreatif
kepada siswa belajar berpikir secara analitik untuk dan tes hasil belajar, diharapkan mampu meningkatkan
menyelesaikan permasalahan sendiri dan mampu kemampuan berpikir kretif siswa.
mengajarkan kepada siswa lain tentang apa yang telah
dipelajari sendiri secara kontekstual. Menurut Maker and METODE
Zimmerman (2008), penekanan dari TASC yang telah 1. Subjek Penelitian
digunakan siswa dalam proses penyelesaian masalah, Subyek penelitian ini adalah perangkat pembelajaran
terlepas dari struktur atau domain pengetahuan yang Biologi dengan pendekatan TASC (Thinking Actively in
terlibat. Social Context) yang dikembangkan dan diujicobakan pada
Lakey (2009) menjelaskan bahwa TASC 30 siswa kelas X SMA Negeri 1 Kebomas-Gresik.
menyediakan kerangka berpikir reflektif bukan hanya 2. Rancangan Penelitian
untuk mengembangkan penyelesaian masalah juga untuk Uji coba perangkat yang dikembangkan dalam
keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir yang penelitian ini menggunakan rancangan One Group
dimaksudkan adalah ketrampilan berpikir kreatif. Lebih Pretest-Postest Design seperti digambarkan berikut
lanjut Faulkner (2009) menyatakan bahwa kerangka (Tuckman, 1978: 142):
TASC disajikan sebagai sebuah alat yang dapat O1 X O2
digunakan untuk membantu memfasilitasi berpikir Keterangan:
kreatif. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran O1 = Hasil uji awal (Pre Test)
biologi, yaitu mata pelajaran Biologi dikembangkan X = Perlakuan yang diberikan
melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan O2 = Hasil uji akhir (Post Test)
deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan 3. Prosedur Penelitian
dengan peristiwa alam sekitar. Pada penelitian ini, dilakukan berdasarkan
Salah satu permasalahan yang paling dekat dengan langkah-langkah sebagai berikut :
siswa adalah permasalahan lingkungan. Permasalahan Persiapan. Pada tahap ini peneliti mengembangkan
lingkungan yang paling banyak diungkapkan dalam perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, LKS,
kajian biologi adalah permasalahan pencemaran bahan ajar siswa, tes hasil belajar, dan tes kemampuan
lingkungan. Pencemaran lingkungan secara umum dapat berpikir kreatif.
dibedakan menjadi pencemaran air, pencemaran udara, Validasi. Validasi bertujuan untuk mengetahui
dan pencemaran tanah. Pencemaran tersebut berasal dari kevalidan perangkat pembelajaran yang telah
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Menggunakan Perangkat Pembelajaran Biologi Dengan 251
Pendekatan Tasc (Thinking Actively In Social Context)
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 2 No. 2 Mei 2013
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Menggunakan Perangkat Pembelajaran Biologi Dengan 252
Pendekatan Tasc (Thinking Actively In Social Context)
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 2 No. 2 Mei 2013
diberikan oleh teman atau orang dewasa (guru) yang konsep limbah dan daur ulang limbah. Pada kegiatan
lebih kompeten kepada siswa yang kurang berkompeten. ini juga dikembangkan teknik sumbang saran yang telah
Pada umumnya pemberian bantuan diberikan pada tahap- dikembangkan oleh Alex F. Osborn, pada kegiatan ini
tahap awal pembelajaran kemudian mengurangi siswa dalam kelompok bebas memberikan gagasan dalam
pemberian bantuan secara bertahap, sehingga siswa upaya daur ulang limbah dari limbah yang ditemukan
mampu memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain siswa selama kegiatan observasi di kantin sekolah dan
(self regulated) (Slavin, 2011: 59). Pemberian bimbingan tata usaha. Pemberian gagasan atau ide secara bebas ini
diberikan kepada siswa dalam mengembangkan ide reatif sesuai dengan tahap TASC yaitu pada tahap Generate,
dalam menyelesaikan permasalahan limbah yang ada di pada tahap ini siswa dalam kelompok bebas menuliskan
sekitar siswa melalui kegiatan daur ulang limbah. Ide-ide gagasan atau ide kreatif siswa dalam melakukan upaya daur
kreatif akan muncul jika diberikan bimbingan dalam bentuk ulang limbah dengan menciptakan produk daur ulang
pertanyaanpertanyaan yang mengarahkan siswa dalam limbah.
membangun ide-ide daur ulang limbah. Salah satu hal yang menentukan sejauh mana
Teori pemagangan kognitif didefinisika sebagai seseorang itu kreatif adalah kemampuan untuk dapat
proses pemberian contoh, bimbingan, bantuan dan membuat kombinasi baru dari hal-hal yang ada. Anak
evaluasi diberikan selama proses pembelajaran berlangsung yang kreatif dapat membuat aneka ragam benda dengan
(Slavin, 2011: 59-60). Teori pemagangan kognitif menggunakan bahan-bahan bekas yang sudah tidak terpakai
didefinisikan pada proses dimana seseorang yang sedang (Munandar, 1992: 48). Dengan kata lain, pemberian
belajar secara tahap demi tahap memperoleh keahlian kegiatan belajar yang sudah dikembangkan tersebut
dalam interaksinya dengan seorang pakar, pakar itu bias mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
orang dewasa atau orang yang lebih tua atau kawan
sebaya yang lebih menguasai permasalahannya. Hal ini 2. Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif
terlihat pada saat pembelajaran, pada saat kegiatan Pada penelitian ini, kemampuan berpikir kreatif
obsevasi dilapangan maupaun pada saat kegiatan diukur dengan memberikan tes kemampuan berpikir
diskusi di dalam kelas. Siswa melakukan interaksi kreatif yang mengadopsi pada tes verbal yang telah
dengan teman sebayanya, guru, petugas kantin dan petugas dikembangkan sebelumnya oleh Munandar (1992) dan
TU sekolah dalam kegiatan observasi di luar kelas. Selain Mustami (2007). Untuk mengetahui adanya peningkatan
itu siswa juga melakukan diskusi dalam kegiatan kemampuan berpikir kreatif siswa maka tes ini diberikan
penyelesaian masalah dan kegiatan pengembangan ide- pada saat sebelum pembelajaran dan sesudah
ide kreatif dalam upaya daur ulang limbah hasil dari pembelajaran. Pada tes yang dikembangkan meliputi lima
kegiatan observasi. sub unit tes yang nantinya mewakili masingmasing
Teori pemagangan kognitif didefinisikan sebagai indikator dari keterampilan berpikir kreatif yaitu kelancaran
proses pemberian contoh, bimbingan, bantuan dan (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality) dan
evaluasi diberikan selama proses pembelajaran berlangsung memerinci (elaboration). Tes verbal yang dikembangkan
(Slavin, 2011: 59-60). Teori pemagangan kognitif oleh pada penelitian ini dikaitkan dengan materi limbah
didefinisikan pada proses dimana seseorang yang sedang dan daur ulang limbah sesuai dengan topik yang
belajar secara tahap demi tahap memperoleh keahlian diajarkan. Pemilihan tes verbal mengacu pada teori
dalam interaksinya dengan seorang pakar, pakar itu bias intelektual Guilford yang menyatakan bahwa berpikir
orang dewasa atau orang yang lebih tua atau kawan kreatif atau disebut juga berpikir divergen, yang merupakan
sebaya yang lebih menguasai permasalahannya. Hal ini kemampuan siswa dalam memberikan berbagai macam
terlihat pada saat pembelajaran, pada saat kegiatan alternatif jawaban.
obsevasi dilapangan maupaun pada saat kegiatan Lima sub unit tes yang digunakan antara lain unit
diskusi di dalam kelas. Siswa melakukan interaksi pertama tentang permulaan kata, pada tes inidigunakan
dengan teman sebayanya, guru, petugas kantin dan petugas untuk mengukur kelancaran dengan kata,yaitu kemampuan
TU sekolah dalam kegiatan observasi di luar kelas. Selain menemukan kata yang memenuhi prasyarat struktural
itu siswa juga melakukan diskusi dalam kegiatan tertentu. Unit kedua tentang menyusun kata, tes ini
penyelesaian masalah dan kegiatan pengembangan ide- mengukur kelancaran kata yang melibatkan kemampuan
ide kreatif dalam upaya daur ulang limbah hasil dari dalam reorganisasi persepsi. Unit ketiga adalah sifat-sifat
kegiatan observasi. yang sama, pada unit tes ini mengukur kemampuan siswa
Pertanyaan yang dikembangkan selain untuk dalam kelancaran memberikan gagasan yang memenuhi
mengembangkan ketrampilan berpikir kreatif siswa juga prasyarat teretentu dalam waktu terbatas. Unit keempat
digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap yaitu penggunaan luar biasa, pada tes ini digunakan untuk
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Menggunakan Perangkat Pembelajaran Biologi Dengan 253
Pendekatan Tasc (Thinking Actively In Social Context)
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 2 No. 2 Mei 2013
mengukur kelancaran dalam berpikir, karena dalam tes ini jawaban yang relevan pada sub unit tes lain. Hal ini
subjek harus bias melepaskan diri dari kebiasaan melihat menunjukkan bahwa kemampuan reorganisasi persepsi
benda sebai alat untuk melakukan hal tertentu saja. Selain siswa masih kurang. Perlu adanya peningkatan dalam
itu pada tes ini juga mengukur orisinalitas dalam berpikir. pengajaran kemampuan dalam reorganisasi persepsi.
Unit kelima tentang apa akibantya ini digunakan untuk Hasil tes kemampuan berpikir kreatif diuji secara
mengukur kelancaran dalam memberikan gagasan dan statistik dengan menggunakan Uji T berpasangan (SPSS
juga mengukur kemampuan elaborasi subjek dalam 16.0), uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh
mengembangkan gagasan secara memerinci (Munandar, pembelajaran TASC terhadap kemampuan berpikir kreatif.
2009: 68-69). Semua sub tes diberikan dalam bentuk tes Selain itu, untuk mengetahui perbedaan antara sebelum dan
verbal. sesudah diberikan perlakuan pada masing-masing sub unit
Hasil tes kemampuan berpikir kreatif ini dihitung tes dan untuk mengetahui apakah peningkatan tersebut
berdasarkan jumlah jawaban siswa yang relevan (Tabel dipengaruhi oleh adanya perlakuan yang diberikaan selama
3.1). Terjadi peningkatan yang signifikan dari jumlah ini atau bukan.
jawaban relevan yang diberikan oleh siswa, ini dapat Tabel 3.2 Hasil Uji t Berpasangan
diasumsikan bahwa siswa mengalami peningkatan Perlakuan Mean Sd. thitung ttabel
kemampuan berpikir kreatif akibat pembelajaran dengan Unit Pretest 11,60 4,165
-8,720 -2,045
menggunakan pendekatan TASC (Thinking Actively in 1 Posttest 19,97 4,498
Social Context). Hal ini menunjukkan bahwa TASC Unit Pretest 7,46 4,191
-5,677 -2,045
2 Posttest 13,60 5,751
memapu membatu siswa dalam meningkatkan kemampuan
Unit Pretest 10,60 3,756
berpikir kreatif. Posttest 19,93 4,242
-11,818 -2,045
3
Unit Pretest 11,43 2,500
-13,231 -2,045
4 Posttest 21,76 3,682
Unit Pretest 10,60 2,749
-14,149 -2,045
5 Posttest 19,60 3,820
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Menggunakan Perangkat Pembelajaran Biologi Dengan 254
Pendekatan Tasc (Thinking Actively In Social Context)
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 2 No. 2 Mei 2013
4. Respon Siswa
Untuk mengetahui seberapa besar minat siswa
terhadap perangkat pembelajaran biologi dengan
pendekatan TASC yang telah dikembangkan, maka
dibuat angket respon siswa. Respon yang diberikan oleh
siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan
TASC menunjukkan respon yang positif. Hal ini dapat
dikatakan bahwa siswa menyenangi kegiatan embelajaran
dengan pendekatan TASC. Selain itu, Pembelajaran dengan
Gambar 3.2 Grafik Hasil Belajar Siswa TASC ini menurut siswa dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif siswa. Karena pertanyaan-pertanyaan dalam
Peningkatan ini merupakan pengaruh dari kegiatan belajar siswa membangun siswa untuk aktif
pembelajaran yang diberikan. Hal ini sesuai dengan mengeksplorasi kemampuan berpikir siswa. Respon
pengukuran indeks sensitivitas tiap butir soal yang siswa ini meliputi dari segi materi maupun dari segi
menunjukkan bahwa indeks sensitivitas pada soal yang pembelajaran TASC. Ini menunjukkan bahwa
dikembangkan secara rata-rata 0,3. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan TASC mampu
butir soal tersebut memiliki kepekaan yang cukup terhadap meningkatkan kemampuan berpikir kreatif bukan hanya
efek pembelajaran yang diberikan. Hal ini menunjukkan terlihat dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif, tetapi
bahwa peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan juga terlihat dari respon siswa. Didasarkan dari respon
perlakuan merupakan efek dari perlakuan (pembelajaran siswa tersebut dapat dikatakan bahwa perangkat
dengan pendekatan TASC) yang diberikan. pembelajaran dan kegiatan pembelajaran dengan
Pada post-test terjadi peningkatan proposi jawaban pendekatan TASC mampu meningkatkan kemampuan
dari subjek. Dari 30 subjek, hamper seluruhnya mencapai bepikir kreatif siswa.
KKM Biologi, hanya ada satu subjek yang belum melampai
KKM yaitu subjek nomor 15 dan 25 dengan proporsi 0,67 5. Hambatan Selama Pembelajaran
dan 0,42. Secara klasikal maka dikatakan kelas yang Hambatan yang ditemukan selama proses
diajarkan dengan perangkat yang dikembangkan tuntas pembelajaaran yang paling dominan adalah dalam hal
karena melampaui KKM yaitu 0,93. Sedangkan untuk pengelolaan waktu. Hal ini merupakan akibat dari belum
ketuntasan indikator yaitu 0,92, sehingga kelas tersebut terbiasanya siswa dalam kegiatan observasi dan
dapat dikatakan bahwa tuntas secara klasikal dan pengamatan. Pembelajaran dengan melakukan kegiatan
indikator. Sehingga dapat dikatakan bahwa TASC juga observasi dan pengamatan di luar kelas jarang dialami oleh
mampu meningkatkan ketuntasan belajar siswa baik siswa. Selain itu, pembelajaran dengan pendekatan TASC
ketuntasan individual, indikator maupun secara klasikal. ini merupakan hal yang baru bagi siswa sehingga perlu
Untuk mengetahui bahwa jawaban yang mereka berikan penyesuaian untuk siswa memahami petunjuk kerja yang
merupan bentuk penguasaan konsep dari siswa, maka hasil ada pada lembar kegiatan siswa yang ada. Solusinya adalah
tes belajar ini juga dianalisis dengan menggunakan guru harus dapat mengefesienkan waktu yang ada dengan
Gain Score yan g ternomalisasi (N-Gain). Bedasarkan banyak memonitoring kegiatan siswa terutama pada saat
hasil N-Gain pada menunjukkan bahwa hampir berada di luar kelas. Guru harus terus engingatkan kepada
seluruh siswa memiliki skor gain yang tinggi yaitu ≥ siswa untuk berbagi tugas dan bekerja sama dalam
0,7, ini berarti kemampuan penguasaan konsep yang kelompok sehingga waktu dapat diefesiensikan.
diberikan melalui pembelajaran dengan pendekatan TASC Selain itu, kurang terbiasanya siswa dalam
tinggi. Terdapat satu siswa yang mmendapatkan skor gain mengembangkan gagasan/ selama prosespembelajaran. Hal
sedang yaitu siswa nomer urut 25 dengan skor gain = 0,4, ini menghambat siswa dalam pengembangan ide-ide
menunjukkan penguasaan konsep yang sedang biarpun kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah. Solusi yang
telah diberikan perlakuan. Hal ini menjadi tugas guru diberikan guru adalah guru memberikan bimbingan
untuk melakukan kegiatan remediasi supaya siswa dengan langsung kepada siswa dan memberikan contoh-contoh
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Menggunakan Perangkat Pembelajaran Biologi Dengan 255
Pendekatan Tasc (Thinking Actively In Social Context)
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 2 No. 2 Mei 2013
kepada siswa sehingga siswa mampu mengembangkan Science, Mathematics and Environmental Education
sendiri ide-ide mereka. Hal ini sejalan dengan teori Clearing House.
Vigotsky yang menyatakan bahwa pemberian bimbingan Gronlund, N. E. 1985. Constructing Achievement Test.
harus disegerakan. Pemberian bimbingan dilakukan selama 5th Edition. New York: Prentice Hall, Inc.
pembelajaran dengan mengurangi intensitas pemberian Hake, R. R. 1998. Analyzyng Change/Gain Scores.
bimbingan agar siswa dapat mengambil perannya untuk USA: Indiana University.
mengembangkan ide-ide mereka. Ibrahim, M. 2002. Pelatihan Terintegrasi Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
SIMPULAN Ibrahim, M. 2005a. Asesmen Berkelanjutan: Konsep
Bedasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan Dasar, Tahapan Pengembangan dan Contoh.
bahwa pembelajaran biologi dengan pendekatan Thinking Surabaya: Unesa University Press.
Actively in Social Context (TASC) dapat meningkatkan Ibrahim, M. 2005b. Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
kemampuan berpikir kreatif siswa SMA kelas X pada Surabaya: Unesa University Press.
materi Limbah dan Daur ulang limbah. Pembelajaran Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching and Learning.
dengan pendekatan TASC digunakan sebagai alternative Califorenia: Corwin Press, Inc.
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dengan Karli, H. 2003. Head-Hand-Heart (3H) Dalam Kurikulum
memperhatikan pemilihan materi dan pembimbingan. Berbasis Kompetensi. Bandung: Bina Media
Informasi.
REFERENSI Krulik, S. and Rudnik, J. A. 1996. The New Source Book
Aiken, L.1997. Psychological Testing and Assessment, Teaching Reasoning and Problem Solving in Junior
Ninth Edition. New York:McGraw .Hill Company. and Senior High School. Massachusets: Allyn &
Arnyana, I. B. P. 2007. “Pengembangan Peta Pikiran Untuk Bacon.
Peningkatan Kecakapan Berpikir Kreatif Siswa”. Lakey, J. 2009. “Purposful, Creative Problem Solving”.
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Undhiksha, No. Gifted Education International, Vol 25, pp 60-70.
3 tahun XXXX/ Juli/ 2007. Maker, C. J. and Zimmerman, R. 2008. “Problem
Bustari dan Witjaksono. 2006. Penilaian Projek. Jakarta: Solving in a Complex World: Integrating
Pusat Penilaian Balitbang. DISCOVER. TASC and PBL in a Teacher Education
Depdiknas BNSP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Project”. Gifted Education International, Vol 24, pp
Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar 160-178.
dan Menengah. Jakarta:Badan Standar Nasional Maltby, F. 1993. ”Teaching Mathematics Through
Pendidikan. „Thinking Actively in Social Context”. Gifted
Borich, G.D. 1994. Observative Skill for Effective Education International 1993 Vol 9, pp 45-47
Teaching. New York: Mc Millan Publishing Mayer, R. E. 1983. Thinking, Problem Solving, Cognition.
Company. New York: W. H. Freeman and Company.
Craft, A. 2005. Creativity in School: Tensions and Munandar, U. 1992. Mengembangkan Bakat dan
Dilemmas. Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Grasindo.
New York: Routledge Davies, H. M. 2008. “An Munandar, U. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak
Overview of an Investigation into The Effect of Using Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
TASC Strategies in The Development of Childern‟s Munandar, U. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak
Thinking and Problem Solving Skills in Science”. Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Gifted education International. Vol 24. pp 305. Mustami, M. K. 2007. Pengaruh Model Pembelajaran
Evans, D. 1997. “Book Review: TASC: Thinking Actively Synectics yang Dipadu Mind Map dan Kooperatif
in a Social Context”. Gifted Education International. STAD terhadap Kemampuan Berpikir reatif, Sikap
Vol 12. pp 51. Kreatif dan Penguasaan Materi Biologi Siswa SMP
Faulkner, C. 2008. “Creativity and Thinking Skills in Kota Makasar. Disertasi Pendidikan Biologi.
Mathematics: Using The TASC Wheel as The Basis Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
For Talented Puupils to Create Their Own Thinking Nair, S. and Ngang, T. K. 2012. ”Exploring Parents‟ and
Frameworks” Gifted Education International. Vol Teachers‟ Views of Primary Pupils‟ Thinking Skills
24. Pp 288-296. and Problem Solving Skills”. Creative Education. Vol
Gagne, R. M. 1980. “Learnable Aspects of Human 3, No. 1, 30-36
Thinking. In: Lawson, A. E. (Ed)”. Science Education Nur, M. 1998. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan
Information Report (page 1-28). New York: The Eric Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran.
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Menggunakan Perangkat Pembelajaran Biologi Dengan 256
Pendekatan Tasc (Thinking Actively In Social Context)
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 2 No. 2 Mei 2013
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Menggunakan Perangkat Pembelajaran Biologi Dengan 257
Pendekatan Tasc (Thinking Actively In Social Context)