Anda di halaman 1dari 9

ANALISA ZAT PEMANIS SINTETIS SAKARIN DAN SIKLAMAT PADA MANISAN BUAH

MANGGA DI KOTA DENPASAR

ANALYSIS OF SYNTHETIC SWEETENERS SACCHARIN AND CYCLAMATE


ON MANGO FRUIT CANDIED IN DENPASAR

Ni Kadek Meriyantini1, Ni Luh Nova Dilisca Dwi Putri, Adreng Pamungkas


Prodi Analis Kesehatan STIKes Wira Medika Bali

ABSTRAK
Sakarin dan siklamat merupakan salah satu zat pemanis yang sering ditambahkan kedalam makanan, siklamat memiliki
intensitas kemanisan 30 kali lipat dan sakarin 300 kali lipat dibandingkan dengan gula murni. Pemanis sintetis sering
digunakan karena harganya jauh lebih murah dari pemanis alami, sangat mudah dicari, sehingga dapat mengurangi
biaya produksi dan memberikan untung lebih banyak bagi produsen. Sakarin dan siklamat merupakan zat pemanis
sintetis yang sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan migrain, kehilangan daya ingat, iritasi,
asma, hipertensi, diare, alergi, impotensi dan kanker kandung kemih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
kandungan zat pemanis sintetis sakarin dan siklamat pada manisan buah mangga di Kota Denpasar yang tidak
mempunyai izin dari BPOM. Analisa dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). KLT
adalah suatu metode pemisahan senyawa atau komponen menjadi senyawa murni berdasarkan prinsip partisi dan
adsorpsi antara fase diam dan fase gerak. Dimana fase diam yang digunakan adalah sillica gel dan fase gerak aseton :
ammonia (9:1). Berdasarkan hasil analisa zat pemanis didapatkan Rf dari masing-masing sampel yaitu sampel A 0,14, B
0,23, D 0,29, E 0,37. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelima sampel tidak mengandung sakarin, hal ini karena dari
kelima sampel tersebut tidak ada yang memiliki Rf yang sama dengan standar sakarin sebesar 0,65, sedangkan
berdasarkan analisa siklamat diperoleh satu sampel positif mengandung siklamat dengan Rf 0,37.
Kata kunci :Manisan mangga, Sakarin, Siklamat, KLT

ABSTRACT
Saccharin and cyclamate sweetener substances is often added to foods, cyclamate has 30-fold the sweetness intensity
and saccharine 300-fold compared with pure sugar. Synthetic sweeteners are often used because the price is much
cheaper than the natural sweetener, it is very easy to find, so as to reduce production costs and provide more money for
producers.Saccharin and cyclamate is a synthetic sweeteners are substances harmful to health because it can cause
migraines, memory loss, irritability, diarrhea, hypertension,asthma,allergy, impotence and bladder cancer. The purpose
of this research is to know the content of the substances the synthetic sweetener saccharin and cyclamate on mango
fruit candied in Denpasar which does not list the permit from BPOM. The analysis is carried out using the method of
Thin Layer Chromatography (TLC). TLC is a method of separating compounds into pure compounds or components
based on the principle of partition and adsorption between the stationary phase and the active phase. Where the
stationary phase used was silica gel and the active phase acetone: ammonia (9:1). The result of Rf each sample is A
0,14, B 0,23, D 0,29, E 0,37. The results showed that five samples did not contain saccharin, it is because of the five
samples that no one has the same Rf with standard saccharin is 0,65, while based on the analysis of cyclamate obtained
one samples positive containing cyclamate with Rf 0,37.
Keywords: Mango Fruit Candied, Saccharine, Cyclamate, TLC

Alamat Korespondensi : Jln. Gemitir Gang Anggrek No.4, Denpasar Timur

Email : Poppiesmerry@yahoo.com :

PENDAHULUAN
Dengan makin berkembangnya ilmu dan
Makanan merupakan kebutuhan pokok
teknologi makanan, semakin banyak intervensi
manusia yang diperlukan untuk kelangsungan
manusia dalam pembentukan atau pengolahan
pertumbuhan dan kehidupannya. Untuk itu
bahan makanan yang mendorong penambahan
makanan yang dikonsumsi oleh manusia harus
bahan-bahan lain kedalam makanan. Bahan-bahan
terpenuhi zat gizinya, higienis, dan aman. Oleh
yang ditambahkan tersebut dapat berasal dari
karena itu kualitas makanan harus senantiasa
bahan alami yang dipisahkan dan dimurnikan
terjamin setiap saat, agar masyarakat sebagai
ataupun hasil buatan secara kimiaw atau sintetis.
pemakai produk makanan tersebut dapat terhindar
Tujuan dari penambahan bahan-bahan makanan
dari penyakit karena makanan (Depkes RI, 1990).
tersebut, yaitu sebagai pengawet, pewarna,

151
Chemistry Laboratory Desember Vol. 1 No. 2 2014

pengering, dan sebagai pemanis buatan (Sinaga, Berupa serbuk, tidak berwarna atau berwarna
1993). putih, tidak berbau hingga berbau, aromatik
Sejauh ini bahan pemanis utama yang lemah, larutan zat (1:10000) masih berasa
digunakan manusia adalah gula, yang dikenal manis.
dalam istilah kimia sebagai sukrosa yang diperoleh f. Kelarutan :
dari tebu atau nira dengan suatu rantai proses Larut dalam air mendidih, dalam etanol,
industri yang cukup panjang, Namun kemudian ammonia, dalam larutan alkali.
berkembang pula bahan-bahan pemanis buatan g. Nama dagang :
selain gula yang ditambahkan kedalam makanan Clucide, barantose, sakarin, sacaharinose,
(Munte, 2003). Bahan pemanis dapat dibagi saccharol, saxin, sykose atau kermetesa.
menjadi dua yaitu pemanis alami dan pemanis h. Kegunaan :
sintetis. Pemanis alami contohnya gula, yang Sebagai zat tambahan atau dipakai sebagai
dikenal dengan istilah kimia sebagai sukrosa yang pengganti gula dalam makanan dan terutama
diperoleh dari tebu atau nira dengan suatu rantai digunakan untuk penderita diabetes mellitus
proses industri yang cukup panjang. Pemanis dan diet untuk penderita obesitas (Purba, 2006).
sintetis (buatan) adalah bahan pemanis yang Sakarin dapat larut juga dalam etil
dihasilkan melalui reaksi kimia organik di asetat (SNI-01-2893-1992). Penggunaan sakarin
laboratorium atau dalam skala industri, diperoleh tergantung dari intensitas kemanisan yang
secara sintetis dan tidak menghasilkan kalori dikehendaki. Pada konsentrasi tinggi, sakarin akan
seperti halnya bahan pengganti gula. Bahan menimbulkan rasa pahit-getir, hal ini disebabkan
pemanis sintetis yang sering digunakan adalah oleh kemurnian yang rendah dari proses sintetis
sakarin dan siklamat. (Winarno, 1991). Natrium sakarin di dalam tubuh
Sakarin ditemukan dengan tidak sengaja tidak mengalami metabolisme sehingga
oleh Fahbelrg dan Remsenpada tahun 1897, diekskresikan melalui urine tanpa perubahan kimia
digunakan sebagai antiseptik dan pengawet, (Cahyadi, 2008). Sakarin memiliki tingkat
namun sejak tahun 1900 digunakan sebagai kemanisan 200-700 kali sukrosa 10% (Cahyadi,
pemanis. Sakarin sebagai pemanis buatan 2008). Batas maksimum penggunaan sakarin
biasanya dalam bentuk garam berupa kalsium, berdasarkan teori pangan gula dan sirup lainnya
kalium, dan natrium sakarin. Secara umum, garam ( misalnya: xylose, maple syrup) yaitu
sakarin berbentuk kristal putih, tidak berbau atau 300 mg/kg (SNI-01-6993-2004).
berbau aromatik lemah, dan mudah larut dalam air, Penggunaan sakarin biasanya dicampur
serta berasa manis (Yusuf, 2013). dengan bahan pemanis lain seperti siklamat atau
Intensitas rasa manis garam natrium aspartam. Hal ini dimaksudkan untuk menutupi
sakarin cukup tinggi, yaitu kira-kira 200-700 kali rasa tidak enak dari sakarin dan memperkuat rasa
sukrosa 10 %. Di samping rasa manis, sakarin juga manisnya. Sebagai contoh, kombinasi sakarin dan
mempunyai rasa pahit yang disebabkan oleh siklamat dengan perbandingan 1:3 merupakan
kemurnian yang rendah dari proses sintetis (Yusuf, campuran yang paling baik sebagai pemanis yang
2013). menyerupai gula dalam minuman (Cahyadi, 2008).
a. Struktur kimia : Sakarin banyak dipakai sebagai pengganti gula
pada penderita kencing manis atau untuk makanan
yang berkalori rendah. Meskipun masih
diperbolehkan sebagai pemanis bahan makanan di
Amerika Serikat namun pemakaiannya sangat
dibatasi. Pada pembungkus produk bahan pemanis
yang mengandung sakarin harus dibubuhi kalimat
peringatan sebagai berikut: “Pemakaian produk ini
mungkin berbahaya bagi kesehatan anda. Produk
ini terbukti mengandung sakarin yang dapat
menyebabkan kanker pada hewan percobaan
Gambar 1. : Struktur kimia sakarin
dilaboratorium” (Luthana, 2008).
b. Rumus molekul : C7H5NO3S Pada tahun 1971, suatu penelitian yang
c. Nama kimia : dilakukan oleh Wisconsin Alumni Research
1,2-benzisotiazolin-3-on-1-1-dioksida Foundation (WAFR) membuktikan bahwa sakarin
d. Berat molekul : 183,18 tergolong pada zat penyebab kanker
e. Pemerian : (karsinogenik). Dari 15 ekor tikus diberi sakarin, 5%

152
Ni Kadek Meriyantini, dkk: Analisa Zat Pemanis Sintetis Sakarin... 

atau 7 ekor diantaranya menderita kanker pada Serbuk berwarna putih


kantung empedu setelah memakan sakarin dalam h. Kelarutan :
ransumnya selama 2 tahun (Wightman, 1997 dalam Larut dalam air, larutan propilen glikol, tidak
Djojosoebagio dan Wiranda, 1996). Dan pada larut dalam Klorofom dan eter.
tahun 1977, Canada’s Health Protection Branch
melaporkan bahwa sakarin bertanggung jawab
Siklamat dapat larut juga dalam etil
terhadap terjadinya kanker kantong kemih. Sejak asetat (SNI-01-2893-1992).Penambahan
itu, sakarin dilarang digunakan di Kanada kecuali siklamat ditinjau dari segi kemanisan dan harganya
sebagai pemanis yang dijual di apotek dengan dibandingkan dengan gula sangat jauh
mencantumkan label peringatan (Cahyadi, 2008). menguntungkan. Namun ditinjau dari segi
Siklamat pertama kali ditemukan oleh fungsinya terhadap tubuh kadang-kadang dapat
seorang ilmuwan dari University of Illinois pada merugikan karena siklamat dibuat dari bahan-
tahun 1937. Penemuan tersebut sebenarnya bahan kimia yang diolah sedemikian rupa dimana
merupakan suatu ketidaksengajaan karena ia salah di dalam unsur-unsur kimianya tidak mempunyai
meletakan rokok pada tumpukan Kristal. Setelah nilai gizi atau nilai kalorinya rendah sehingga bila
rokok dihisap kembali, ada sesuatu yang terasa dikonsumsi terlalu banyak akan merugikan bagi
sangat manis pada bibirnya, hal ini ternyata orang yang sehat yaitu bagi orang yang tidak
disebabkan oleh derivate (turunan) dari cyclohexyl menderita diabetes dan yang tidak memerlukan
sulfamic acid yang terasa sangat manis dan lezat. diet. Dilakukan penelitian melalui binatang
Dari kejadian tersebut lahirlah senyawa baru, percobaan yaitu tikus di Institut Kanker Nasional
pemanis buatan siklamat, yang mempunyai Amerika. Tikus diberi makan siklamat sebesar 2,5
intensitas kemanisan 30 kali dari tingkat kemanisan g/kg tiap hari. Sesudah 2 tahun dapat hasilnya
gula murni oleh karena itu sering disebut sebagai bahwa tikus tersebut menderita tumor/kanker
“biang gula” tetapi dalam konsentrasi 0,5% atau kandung kemih.
lebih akan menimbulkan rasa pahit. Selain itu harga Hasil penelitian pada manusia yakni
siklamat relatif lebih murah dari gula (Winarno, pada 3 orang yang telah meminum siklamat
1994). dengan dosis 40-75 mg/kg berat badan secara
Siklamat diproduksi oleh produsen teratur selama 18 bulan menyebabkan
sebagai bahan tambahan pada makanan atau pertumbuhan tumor (Sinamo, 2004).
minuman untukpenderita diabetes dan yang Di Indonesia penggunaan siklamat masih
memerlukan makanan/minuman yang berkalori diperbolehkan tetapi dalam kadar yang dibatasi.
rendah bagi yang ingin diet (Winarno, 1994). Menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88,
Siklamat ditambahkan ke dalam makanan/minuman kadar maksimum siklamat yang diperbolehkan
pada tahun 1950-an dan sejak itu siklamat dalam makanan atau minuman berkalori rendah
mendominasi pemasaran pemanis buatan (Dirjen dan untuk penderita diabetes adalah 3g/kg atau
POM, 1997). 300 mg/kg bahan makanan atau minuman
(Sinamo, 2004).
a. Struktur kimia : Siklamat mengalami beberapa proses di
dalam tubuh manusia. Absorpsi atau penyerapan
siklamat dalam tubuh tergolong lambat yaitu ± 6-8
jam. Siklamat tidak seluruhnya diserap melalui usus
halus, sebagian keluar (ekskresi) bersama tinja
kira-kira 18-36%. Ini menunjukan bahwa siklamat
tidak sempurna diserap di usus. Penyerapan
siklamat dapat diperbesar dengan adanya kafein
Gambar 2. Struktur kimia siklamat dan asam sitrat (Sinamo, 2004). Hasil metabolisme
b. Rumus molekul : C6H12N Na O3 S siklamat yaitu cyclohexylamine mempunyai sifat
c. Sinonim : karsinogenik yaitu dapat menyebabkan kanker,
Sodium cyclohexyl sulfamate, Natrium pembuangannya melalui urine dapat merangsang
cyclamate pertumbuhan tumor pada kandung kemih tikus.
d. Berat molekul : 179,24 Dalam dosis besar siklamat dapat menyebabkan
e. Titik lebur : 1750oC diare dan pelunakan tinja (Sinamo, 2004).
f. Nama dagang : Dewasa ini para produsen makanan dan
Sodium Cyclamate minuman telah banyak menggunakan pemanis
g. Pemerian : buatan pengganti gula di dalam proses pembuatan

153
 
Chemistry Laboratory Desember Vol. 1 No. 2 2014

serta pengolahan bahan-bahan makanan dengan kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di
tujuan mencari keuntungan. Disamping harga yang luar negeri, namun di Indonesia masih banyak
lebih murah dibandingkan gula alami, pemanis terdapat produk olahan makanan maupun
buatan juga mempunyai rasa manis yang berlipat minuman yang beredar tanpa izin dari BPOM, hal
lipat dari gula biasa (Munte, 2003). ini dikarenakan proses pengurusan izin ke BPOM
Salah satu makanan yang ditambahkan sangatlah sulit, banyak dokumen dan surat
pemanis buatan adalah manisan buah yang keterangan yang harus dilengkapi sebagai syarat
merupakan jenis makanan yang digemari oleh pendaftaran, selain itu biaya yang cukup mahal
masyarakat dan banyak dijual di pasar-pasar. juga menjadi salah satu penyebab produsen tidak
Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas mendaftrkan produk olahannya ke BPOM. Contoh
buah sangat cocok untuk dinikmati diberbagai makanan olahan yang belum mencantumkan izin
kesempatan, disamping itu harga yang cukup dari BPOM yaitu makanan yang terbuat dari susu,
murah dan warna yang dimiliki oleh manisan buah unggas dan hasil olahannya, minuman ringan,
sangat menarik perhatian untuk mencicipinya sosis, dan minuman jajanan ringan lainnya (Yanto,
(Kusmiadi, 2008). 2011).
Buah yang dijadikan manisan umumnya Di Indonesia pemberian sakarin dan
adalah buah yang aslinya tidak mempunyai rasa siklamat yang dibenarkan ditambahkan dalam
manis, tetapi lebih asam. Contoh buah yang biasa makanan atau minuman yang diizinkan oleh
digunakan sebagai manisan adalah buah salak, pemerintah 300mg/kg. Penambahan kadar sakarin
mangga, dan cermai. Salah satu manisan yang berlebihan dapat menimbulkan rasa pahit-getir
paling digemari masyarakat adalah manisan buah serta menyebabkan gangguan ginjal, kanker
mangga. Manisan buah mangga sangat digemari kandung kemih, pusing, mual, migran, kehilangan
karena rasanya yang gurih, manis tetapi agak daya ingat, diare, asma, hipertensidan lain-lain
asam sehingga menimbulkan kesan segar bagi (Sinulingga, 2011). Hasil metabolisme dalam tubuh
konsumen yang mencicipi. Umumnya pada yaitu sikloheksamia melalui urin dapat merangsang
manisan buah mangga ditambahkan pemanis, baik tumbuhnya tumor pada kandung kemih tikus
zat pemanis alami maupun sintetis. Penambahan (Winarno, 1991). Kandungan zat pemanis sintetis
zat pemanis akan menjadikan rasa buah mangga sakarin dan siklamat pada makanan dapet di
yang awalnya asam tetapi setelah diproses analisa dengan menggunakan metode
menjadi manisan dengan penambahan zat Kromatografi Lapis Tipis (KLT). KLT adalah suatu
pewarna menjadi lebih manis sehingga bisa metode pemisahan senyawa atau komponen
dinikmati oleh konsumen yang sebagian besar menjadi senyawa murni berdasarkan prinsip partisi
anak-anak (Sediaoetama, 2006). dan adsorpsi antara fase diam (adsorben) dan fase
Produsen manisan buah mangga gerak (eluen), dimana pada penelitian ini fase diam
biasanya berasal dari industri rumah tangga. yang digunakan adalah silica gel dan fase gerak
Industri rumah tangga, yaitu industri yang aseton : ammonia (9:1). Fase gerak bergerak naik
menggunakan tenaga kerja kurang dari empat mengikuti cairan pengembang karena daya serap
orang. Ciri industri inimemiliki modal yang sangat fase diam terhadap komponen-komponen kimia
terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota tidak sama sehingga komponen dapat bergerak
keluarga, dan pemilik atau pengelola industri dengan kecepatan yang berbeda-beda
biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau berdasarkan tingkat kepolarannya dan hal inilah
anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, yang menyebabkan terjadinya pemisahan
industri kerajinan, industri tempe/tahu, dan industri komponen menjadi senyawa murni. Untuk
makanan ringan. Sebelum diedarkan atau dijual mengidentifikasi komponen yang satu dengan
dimasyarakat produk hasil olahan yang berasal yang lainnya digunakan factor retensi (Rf). Rf
dari industri rumah tangga maupun dari pabrik didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak
harus mendaftarkan produk olahannya ke Badan yang ditempuh oleh komponen dengan jarak yang
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). ditempuh oleh eluen.
BPOM adalah sebuah lembaga di Berdasarkan hasil penelitian dari LPKB
Indonesia yang bertugas mengawasi peredaran (Lembaga perlindungan Konsumen Bali) tahun
obat- obatan dan makanan di Indonesia. Sistem 2010 tentang ciri-ciri makanan/minuman yang
pengawasan obat dan makanan (Sispom) yang diberi pemanis buatan yaitu: mempunyai rasa pahit
efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, ikutan (after taste), terutama sakarin, dan lebih
mencegah, dan mengawasi produk-produk dengan encer dibandingkan dengan menggunakan
tujuan melindungi keamanan, keselamatan, dan minuman yang menggunakan gula.

154
Ni Kadek Meriyantini, dkk: Analisa Zat Pemanis Sintetis Sakarin... 

Hasil penelitian pada minuman saring 20x20 cm, 5 buah kertas saring 10x10 cm, 5
berenergi yang dijual di Kota Medan, yaitu dari 15 buahcorong, kertas label, botol kaca bening 5
sampel yang diperiksa diperoleh 6 sampel yang buah, corong pisah 5, botol vial 5 buah, gelas arloji
menggunakan siklamat sebagai bahan 5 buah, pipet mikro 5 buah, plat klt sillica gel g/uv
pemanisnya, dengan kadar terendah yaitu 1,77 254 ukuran 7x10 cm, 2 buah bejana/ chamber,
g/kg dan kadar tertinggi yaitu 2,91 g/kg yang pinset, tissue, lampu uv 254 nm, penggaris, pensil.
hampir mendekati batas maksimum penggunaan Bahan yang digunakan dalam penelitian
siklamat dalam minuman sebesar 3g/kg atau ini adalah Manisan buah mangga masing masing
300mg/kg (Sinamo, 2004). Hasil penelitian lain merk 25 gram sebanyak 5 merk, H2SO4 10% 15
terhadap sirup produk lokal ataupun produk mL, Etil asetat p.a 65 mL, CaCl2 10 gram, Aseton
nasional di pasar tradisional Kota Medan, kadar p.a 45 mL, Ammonia p.a 5 mL.
sakarin pada sirup adalah 60,79 mg/kg dan pada
sirup siap saji adalah 12,14 mg/kg. Kadar siklamat Prosedur Kerja
pada sirup adalah 129,8 mg/kg, sedangkan pada Persiapan sampel
sirup siap saji adalah 18,8 mg/kg (Simatupang, Disiapkan alat dan bahan yang akan
2009). digunakan, kemudian sampel diblender sampai
Berdasarkan beberapa fakta dari hasil benar-benar halus. Ditimbang sampel yang sudah
penelitian sebelumnya dan bahaya zat pemanis halus sebanyak 25 gram dimasukan kedalam botol
sintetis sakarin dan siklamat bagi tubuh, maka kaca berwarna gelap. Ditambahkan 5,0 mL H2SO4
peneliti pada kesempatan ini akan melakukan 10%, dihomogenkan dengan cara dikocok
penelitian mengenai analisa zat pemanis sakarin perlahan. Didiamkan selama 1x24 jam.
dan siklamat pada manisan buah mangga di Kota
Denpasar yang tidak mempunyai izin dari Badan Ekstraksi sampel
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Tujuan Sampel disaring dengan menggunakan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada kertas saring, dan di ekstraksi dengan 12,5 mL etil
atau tidaknya kandungan zat pemanis sintetis asetat dalam corong pisah. Diambil lapisan etil
sakarin dan siklamat pada manisan buah mangga asetat dan ditampung dalam botol kaca berwarna
di Kota Denpasar yang tidak mempunyai izin dari bening yang sudah bersih dan kering. Kedalam
BPOM. botol sampel ditambahkan CaCl2 secukupnya,
didiamkan selama 1x24 jam, kemudian diambil
BAHAN DAN METODE filtrat sebanyak 5 mL.
Jenis penelitian yang digunakan adalah
Membuat larutan eluen
deskriptif observasional, yaitu penelitian yang
Disiapkan alat dan bahan yang akan
dilakukan dengan tujuan mengetahui gambaran
digunakan.Dicampur kedua pelarut yaitu asetonan
atau deskripsi tentang suatu keadaan obyektif
ammonia (9: 1), kemudian larutan dituang kedalam
(Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk
bejana kromatografi dan bejana kembali ditutup.
menganalisa zat pemanis sintetis sakarin dan
Dimasukan kertas saring pada sisi bejana
siklamat pada manisan buah mangga di Kota
kromatografi, fungsi dari kertas ini adalah untuk
Denpasar yang tidak mempunyai izin dari BPOM.
mengetahui apakah sudah jenuh atau tidak.
Lokasi penelitian ini di Laboratorium Kimia Organik
Ditunggu hingga kertas saring didalam bejana
Universitas Udayana. Waktu penelitian pada
sudah terbasahi semua oleh larutan eluen.
tanggal 4-6 Juni 2014. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah manisan buah mangga.
Membuat larutan standar siklamat
Dari semua manisan buah mangga yang dijual di
Disediakan alat dan bahan yang
Kota Denpasar yang tidak mempunyai izin dari
digunakan. Ditimbang 10 mg standar siklamat dan
BPOM dipilih sejumlah 5 merk manisan buah
dilarutkan dalam 10 mL larutan eluen aseton:
mangga masing- masing merk diambil 25 gram
ammonia (9:1).
untuk diteliti. Teknik pengambilan sampel tersebut
secara acak sederhana dengan undian. Cara
Analisa sakarin pada sampel dengan
undian atau lotre dapat dilakukan pada elemen
kromatografi lapis tipis
populasi yang jumlahnya relatife sedikit (100 atau
Disiapkan plat KLT sillica gel G/UV 254
kurang) (Rida, 2007).
nm ukuran 7x10cm. Dibuat 2 garis (garis tanda
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
pembatas) dengan menggunakan pensil (bagian
adalah timbangan analitik, blender, sendok kayu,
atas dari tepi 1 cm, bagian bawah dari tepi 1 cm).
botol kaca gelap, tutup plastik 5 buah, kertas

155
 
Chemistry Laboratory Desember Vol. 1 No. 2 2014

Sampel dalam botol vial dituang sedikit kedalam ditambahkan dengan 1 tetes eluen, dihomogenkan.
gelas arloji untuk menguapkan etil asetatnya, Dilakukan penotolan dengan menggunakan pipet
setelah etil asetat menguap kemudian mikro kapiler. Ditotolkan standar siklamat untuk
ditambahkan dengan 1 tetes eluen, dihomogenkan. standar, dilanjutkan dengan penotolan sampel.
Dilakukan penotolan dengan menggunakan pipet Dengan menggunakan pipet yang berbeda. Plat
mikro kapiler. Ditotolkan standar sakarin untuk KLT diletakan dalam bejana. Hasil elusi ditunggu
standar, dilanjutkan dengan penotolan sampel. sampai larutan eluen mencapai batas dari garis
Dengan menggunakan pipet yang berbeda. Plat pensil. Apabila plat KLT sudah menyerap larutan
KLT diletakan dalam bejana. Hasil elusi ditunggu eluen sampai batas atas garis pensil, ambil plat
sampai larutan eluen mencapai batas dari garis KLT kemudian diangin-anginkan di udara bebas
pensil. Apabila plat KLT sudah menyerap larutan hingga kering. Bercak yang terbentuk dilihat
eluen sampai batas atas garis pensil, ambil plat dengan cara penyinaran dibawah sinar UV 254
KLT kemudian diangin-anginkan di udara bebas nm.
hingga kering. Bercak yang terbentuk dilihat
dengan cara penyinaran dibawah sinar UV 254 HASIL
nm.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni
2014, sampel yang digunakan dalam penelitian ini
Analisa siklamat pada sampel dengan
yaitu manisan buah mangga yang beredar di Kota
kromatografi lapis tipis
Denpasar yang tidak mempunyai izin dari BPOM.
Disiapkan plat KLT sillica gel G/UV 254
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia
nm ukuran 7x10cm. Dibuat 2 garis (garis tanda
Organik Universitas Udayana. Hasil analisa zat
pembatas) dengan menggunakan pensil (bagian
pemanis sintetis sakarin dan siklamat dengan
atas dari tepi 1 cm, bagian bawah dari tepi 1 cm).
menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis
Sampel dalam botol vial dituang sedikit kedalam
(KLT) dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
gelas arloji untuk menguapkan etil asetatnya,
setelah etil asetat menguap kemudian

Tabel 1. Hasil analisa zat pemanis sintetis sakarin dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis
(KLT)

Kode Sampel sakarin Sampel manisan mangga Keterangan


sampel (Rf) (Rf)
A 0,14 Negatif
B 0,23 Negatif
C 0,65 - -
D 0,29 Negatif
E 0,37 Negatif

Tabel 2. Hasil analisa zat pemanis sintetis siklamat dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis
(KLT)

Sampel siklamat Sampel manisan mangga Keterangan


Kode sampel
(Rf) (Rf)
A 0,14 Negatif
B 0,23 Negatif
C 0,37 - -
D 0,29 Negatif
E 0,37 Positif

156
Ni Kadek Meriyantini, dkk: Analisa Zat Pemanis Sintetis Sakarin... 

PEMBAHASAN sampel, sehingga pada saat ekstraksi sakarin dan


siklamat yang terdapat dalam sampel yang
Sampel yang digunakan dalam
sebelumnya telah direndam dengan asam sulfat
penelitian ini adalah manisan buah mangga yang
dapat larut dalam etil asetat. Setelah proses
beredar di Kota Denpasar yang tidak mempunyai
ekstraksi terdapat dua lapisan dimana sampel
izin dari BPOM.
terdapat pada lapisan bagian bawah sedangkan
Sampel di analisa kandungan zat
lapisan etil asetat berada di bagian atas, hal ini
pemanis sintetis sakarin dan siklamat dengan
disebabkan etil asetat memiliki berat jenis yang
menggunakan metode kromatografi lapis tipis
lebih kecil dibandingkan dengan sampel. Hasil
(KLT). KLT adalah suatu metode pemisahan
ekstraksi dapat dilihat pada Lampiran 2. Lapisan
senyawa atau komponen menjadi senyawa murni
etil asetat ditampung dalam botol kaca berwarna
berdasarkan prinsip partisi dan adsorpsi antara
bening, kemudian ditambahkan CaCl2 anhidrat dan
fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen),
didiamkan selama 1x24 jam dengan kondisi botol
dimana pada penelitian ini fase diam yang
tertutup rapat. Penambahan CaCl2 anhidrat
digunakan adalah silica gel dan fase gerak aseton :
kedalam sampel berfungsi untuk menyerap
ammonia (9:1). Fase gerak bergerak naik
kandungan air yang terkandung dalam sampel,
mengikuti cairan pengembang karena daya serap
setelah 1x24 jam CaCl2 akan mengendap pada
fase diam terhadap komponen-komponen kimia
bagian dasar botol, lapisan bagian atas dipipet
tidak sama sehingga komponen dapat bergerak
dengan menggunakan pipet tetes kemudian
dengan kecepatan yang berbeda-beda
disaring dan ditampung kedalam botol vial
berdasarkan tingkat kepolarannya dan hal inilah
sebanyak 5 mL.
yang menyebabkan terjadinya pemisahan
Filtrat yang diperoleh sebanyak 5 mL
komponen menjadi senyawa murni. Untuk
tersebut dilanjutkan ke tahap analisa sakarin dan
mengidentifikasi komponen yang satu dengan
siklamat dengan menggunakan metode KLT. Eluen
yang lainnya digunakan factor retensi (Rf). Rf
yang digunakan dalam proses KLT ini adalah
didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak
perbandingan antara aseton dan ammonia (9 : 1).
yang ditempuh oleh komponen dengan jarak yang
Eluen dimasukan kedalam bejana, dimana pada
ditempuh oleh eluen.
saat proses pengembangan, eluen tidak boleh
Tahap awal penelitian ini yaitu dilakukan
mengenai totolan pada plat KLT dengan tujuan jika
proses preparasi sampel dimana diambil 5 sampel
totolan terendam oleh eluen dapat menyebabkan
manisan buah mangga di Kota Denpasar yang
zat yang terdapat dalam totolan akan larut dalam
tidak mempunyai izin dari BPOM. Sampel
eluen. Selanjutnya dilakukan proses penjenuhan
dihancurkan dengan cara diblender, tujuannya
eluen dengan cara menempelkan kertas saring
adalah untuk memperbesar luas permukaan
pada dinding dalam bejana yang berisi eluen dan
sampel sehingga zat aktif yang ada dalam sampel
ditutup rapat dengan menggunakan tutup kaca.
lebih mudah diserap oleh pelarut yang sesuai.
Ditunggu beberapa saat sampai kertas saring
Sampel yang sudah diblender ditimbang sebanyak
sepenuhnya menyerap eluen. Hal ini bertujuan
25 gram, kemudian dimasukan kedalam botol kaca
untuk menghomogenkan kondisi didalam bejana
untuk menghindari melelehnya botol saat diisi
sehingga proses pengembangan dapat
asam sulfat, ditambahkannya larutan asam sulfat
memberikan hasil yang maksimal.
memiliki tujuan untuk menghilangkan zat pengotor
Kemudian dilakukan penotolan pada
didalam sampel tersebut.
plat KLT secara manual dengan menggunakan
Sampel dihomogenkan dan didiamkan
pipet mikro. Sebelum dilakukan penotolan, sampel
selama 1x24 jam agar kandungan sakarin dan
dalam botol vial dituang sedikit kedalam gelas
siklamat dalam sampel dapat diserap sempurna
arloji, didiamkan sampai etil asetat yang
oleh asam sulfat. Setelah dihomogenkan selama
terkandung dalam sampel meguap, ditambahkan 1
1x24 jam kemudian disaring dengan menggunakan
tetes eluen dan dihomogenkan. Penotolan
kertas saring sehingga diperoleh filtrat sebanyak
dilakukan sebanyak 5 kali dan tiap penotolan
5mL dari sampel tersebut.
diberikan jeda agar noda totolan sebelumnya
Tahap selanjutnya, dilakukan proses
kering terlebih dahulu baru dilanjutkan ke
pemisahan (ekstraksi) dengan corong pisah.
penotolan selanjutnya. Setelah sampel dan standar
Sampel dimasukan kedalam corong pisah,
ditotolkan pada plat KLT, kemudian plat KLT
kemudian ditambahkan dengan etil asetat
dimasukan kedalam bejana kromatografi yang
sebanyak 12,5 mL Pemilihan larutan etil asetat
sudah dijenuhkan. Bejana ditutup rapat dan
karena etil asetat merupakan pelarut organik yang
ditunggu beberapa saat sampai eluen mencapai
dapat melarutkan sakarin dan siklamat dalam

157
 
Chemistry Laboratory Desember Vol. 1 No. 2 2014

tanda batas pada plat KLT. Plat dikeluarkan dari suatu sampel makanan. Bagi masyarakat agar
dalam bejana dengan menggunakan pinset dan di lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan
angin-anginkan sampai kering. Hasil analisa maupun minuman jajanan yang tidak
kemudian dibaca dibawah sinar UV 254 nm dan mencantumkan izin dari BPOM karena
366 nm. Hasil analisa zat pemanis sintetis sakarin mengandung zat pemanis yang berbahaya bagi
dan siklamat pada manisan buah mangga di Kota kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Bagi
Denpasar yang tidak mempunyai izin dari BPOM instansi kesehatan agar mengadakan pemantauan
dengan menggunakan metode KLT dapat dilihat dan pengawasan secara berkala terhadap
pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. makanan dan minuman yang dijual di pasaran
Pada penelitian ini hasil positif ditandai yang tidak mempunyai izin dari BPOM.
dengan terbentuknya noda dibawah sinar UV 254
nm yang jika diukur memiliki nilai Rf yang sama KEPUSTAKAAN
dengan standar sakarin ataupun siklamat, dimana
Badan POM 2007. Instruksi Kerja Pengujian
standar sakarin dan siklamat masing-masing
Bidang II Laboratorium pangan dan
memiliki Rf 0,65 dan 0,37.
Bahan Berbahaya. Jakarta: Departemen
Berdasarkan penelitian yang telah
kesehatan RI. Hal. 3
dilakukan terhadap kelima sampel manisan buah
mangga menunjukan semua sampel tidak
Cahyadi W (2008). Analisis Dan Aspek Kesehatan
mengandung sakarin, hal ini karena dari kelima
Bahan Tambahan Pangan. edisi ke 1.
sampel tersebut tidak ada yang memiliki Rf yang
Jakarta: Bumi Aksara.
sama dengan standar sakarin yaitu 0,65,
sedangkan berdasarkan analisa siklamat diperoleh
Cahyadi W (2009). Analisis Dan Aspek Kesehatan
1 sampel positif mengandung siklamat dengan Rf
Bahan Tambahan Pangan. edisi ke 2.
0,37.
Jakarta: Bumi Aksara.
Manisan buah mangga yang
mengandung sakarin dan siklamat akan sangat
Departemen Kesehatan RI (1990). Sistem
berbahaya bagi kesehatan. Pemanis buatan
Kesehatan Nasional. Jakarta.
berpotensi menyebabkan migrain, sakit kepala,
kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi,
Dirjen POM. Menteri Penyuluhan Keamanan
asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi,
Pangan Bagi Penyuluh Keamanan
impotensi dan gangguan seksual. Hasil
Pangan Industri Rumah Tangga.
metabolism siklamat yaitu cyclohexylamine
Jakarta.
mempunyai sifat karsinogenik, pembuangannya
melalui urine dapat merangsang pertumbuhan
Djojosoebagio S, Wiranda G (1996). Fisiologi
tumor pada kandung kemih.
Nutrisi. volum I. Jakarta: Universitas
Indonesia.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Fardiaz S (2007). Bahan Tambahan Makanan.
Berdasarkan hasil penelitian dan Institut Pertanian Bogor. Bandung.
pembahasan dapat disimpulkan bahwa kelima
sampel manisan buah mangga tidak mengandung Gunawan A M, Rida N (2007). Teknik Penarikan
sakarin, hal ini karena dari kelima sampel tersebut Sampel Acak Sederhana. Universitas
tidak ada yang memiliki Rf yang sama dengan Pendidikan Ganesha. Bali.
standar sakarin sebesar 0,65, sedangkan
berdasarkan analisa siklamat diperoleh satu Kusmiadi R (2008). Manisan Buah dalam artikel
sampel positif mengandung siklamat dengan Rf Rektorat Universitas Bangka Belitung.
0,37.
Luthana Y.K. (2008). Maltodekstrin. Dilihat 2 Mei
Saran 2010<http://www.yongkikastanyaluthana
Berdasarkan hasil penelitian maka .wordpress.com>.
penulis dapat memberikan saran bagi peneliti
selanjutnya untuk melanjutkan penelitian ini Munte S M (2013). Analisis Penggunaan Sakarin
dengan melakukan pengujian secara kuantitatif dan Siklamat Pada Manisan Buah Yang
menggunakan metode spektrofotometri untuk Dijajakan Di Pasar Petisah Kota Medan
mengetahui kadar sakarin dan siklamat dalam

158
Ni Kadek Meriyantini, dkk: Analisa Zat Pemanis Sintetis Sakarin... 

Tahun 2003. Universitas Sumatera Wijaya D (2011). Waspadai Zat Aditif Dalam
Utara. Medan Makananmu. Jogjakarta: Buku Biru, 25-
57, 83-113.
Notoatmojo (2002). Metode Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta. Winarno FG (1991). Kimia Pangan Dan Gizi.
Cetakan ke-5. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Purba, Intan S (2006). Analisa Kadar Pemanis
Buatan Dan Zat Pewarna Pada Permen Winarno FG (2004). Kimia Pangan Dan Gizi,
Yang Beredar Di Kota Medan Tahun Cetakan ke-11. Jakarta: PT. Gramedia
2006. Universitas Sumatera Utara. Pustaka Utama.
Medan.
Yanto B A (2011). Dilihat 12 Juni 2014,
Rohman A (2007). Kimia Farmasi Analisis. <http://spesifikasidanparameter.blogspot.com/2011
Cetakan 1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. /07/melacak-keaslian-nomer-
notifikasi.html>.
Saparinto C, Hidayati D (2006). Bahan Tambahan
Pangan. Yogyakarta: Kanisius. Yuliarti N (2007). Awas! Bahaya Di Balik Lezatnya
Makanan. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Sediaoetama A (2006). Ilmu Gizi. Jilid II. Jakarta:
Dian Rakyat. Yusuf Y, Nisma F (2013). Analisa Pemanis Buatan
(Sakarin, Siklamat Dan Aspartam)
Simatupang H (2009). Analisa Penggunaan Zat Secara Kromatografi Lapis Tipis Pada
Pemanis Buatan Pada Sirup Yang Dijual Jamu Gendong Kunyit Asam Di Wilayah
Di Pasar tradisional Kota Medan. Kelapa Dua Wetan Jakarta Timur.
Universitas Sumatera Utara. Medan.  

Sinaga, Siti M (1993). Kimia Bahan Makanan:


Kumpulan Bacaan Wajib Mahasiswa.
FMIPA-USU. Medan.

Sinamo E (2004). Analisa kadar siklamat pada


minuman berenergi yang dijual di kota
medan. Universitas Sumatera Utara.
Medan.

Sinulingga, R (2011). Penentuan Kadar Sakarin


Dalam Beberapa Jenis Minuman
Jajanan Yang Dipasarkan Di SD Negeri
no. 064025 Jln. Flamboyan Kelurahan
Simpang Selayang Kecamatan Medan
Tuntungan Secara Krhomatografi Cair
Kinerja Tinggi (KCKT). Universitas
Sumatera Utara. Medan.

Syah D (2005). Manfaat Dan Bahaya Bahan


Tambahan Makanan. Institut Pertanian
Bogor.

Wijaya C, Hanny M, Noryawati (2009). Bahan


Tambahan Pangan: Pewarna,
spesifikasi, regulasi, dan aplikasi praktis.
Bogor: IPB Press, Hal.3, Hal.57-58, Hal.
71.

159
 

Anda mungkin juga menyukai