TINJAUAN PUSTAKA
bulan sampai 5 tahun dan berhubungan dengan demam serta tidak didapatkan
kenaikan suhu tubuh lebih dari 38 0C rektal atau lebih 37,8 0C aksila.1Anak
neonatus, tidak ada faktor pencetus sebelumnya atau ditemukan kriteria dari
kejang demam yang berlangsung singkat, biasanya kurang dari 15 menit dan
yaitu kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang
parsial, terjadi lebih dari satu kali dalam 24 jam, atau terjadi lebih dari 15
7
8
kejang demam tidak sama. Pendapat para ahli terbanyak kejang demam terjadi
tersering pada anak. Berkisar 2-5% anak di bawah 5 tahun pernah mengalami
bangkitan kejang demam.8,28 Lebih dari 90% penderita kejang demam terjadi
terjadi pada anak berusia antara usia 6 bulan sampai 22 bulan.11,29 Insiden
prevalensi kejang demam meningkat dua kali lipat bila dibandingkan di Eropa
intelegensi.31
dan faktor predileksi kejang demam di Indonesia sama dengan negara lain.
Kira-kira satu sampai tiga anak dengan kejang demam pernah mempunyai
riwayat kejang demam sebelumnya, dengan sekitar 75% terjadi pada tahun
yang sama dengan kejang demam pertama, dan sekitar 90% terjadi pada tahun
demam.
10
anatomi.24,25,26
membran ini akan tetap sama selama sel tidak mendapatkan rangsangan.
Potensial membran ini terjadi akibat perbedaan letak dan jumlah ion-ion
terutama ion Na+, K+ , dan Ca++. Bila sel saraf mengalami stimulasi, misalnya
terhadap ion Na+ akan meningkat, sehingga Na+ akan mengalami lebih
potensial membran masih dapat dikompresi oleh transport aktif ion+ dan ion- ,
yang demikian sifatnya tidak menjalar, yang disebut respon lokal. Bila
secara besar-besaran pula, sehingga timbul spike potensial atau potensial aksi.
11
Potensial aksi ini akan dihantarkan ke sel saraf berikutnya melalui sinap
istirahat, dengan cara Na+ akan kembali ke luar sel dan K+ masuk ke dalam
sel melalui mekanisme pompa Na-K yang membutuhkan ATP dari sintesa
hipomagnesemia.
menimbulkan kejang.5,28,32
otak, jantung, otot, dan terjadi ganggaun pusat pengatur suhu. Demam akan
bertambah. Pada kejang yang lama akan terjadi perubahan sistemik berupa
berikut:
a. Demam dapat menurunkan nilai ambang kejang pada sel-sel yang belum
matang/ immatur.
menangis, kemudian tidak sadar dan timbul kekakuan otot. Selama fase tonik,
mungkin disertai henti nafas dan inkontinensia. Kemudian diikuti fase klonik
berulang, ritmik dan akhirnya anak setelah kejang latergi atau tidur.24,25,26
Bentuk kejang lain dapat juga terjadi seperti mata terbalik ke atas
dengan disertai kekakuan, atau hanya sentakan atau kekakuan fokal. Serangan
memberikan reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau
menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa kelainan neurologis. Kejang
berlangsung lebih dari 30 menit. Jadi umumnya anak tidak kejang lagi pada
waktu dibawa ke dokter. Bila anak kejang lagi perlu diidentifikasi apakah ada
yang tegang atau membenjol, tanda Kernig atau Brudzinski, kekuatan dan
tonus, harus diperiksa dengan teliti dan dinilai ulang secara periodik. Kira-kira
14
onset kejang demam pertama kali, umur makin awal makin berisiko kejang
berulang. Tiga faktor risiko kejang demam berulang adalah serangan kejang
berlangsung lama lebih dari 30 menit, dalam satu episode lebih dari satu kali,
dan terdapat defisit neurologis pasca kejang. Selain itu, faktor lain yang
berperan antara lain jenis kelamin laki-laki, riwayat kejang dalam keluarga,
sebagian kecil kasus, yang biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama
dilaporkan.26
dipengaruhi oleh banyak faktor, tetapi yang terpenting adalah adanya kelainan
riwayat kejang afebris pada keluarga. Seorang anak yang normal dan
15
mengalami kejang demam jinak memiliki peningkatan risiko dua kali lipat
mengalami epilepsi.34,35
kejang demam dan tipe kejang itu sendiri. Insidensi penyulit-penyulit ini
sangat rendah pada anak normal yang mengalami kejang demam jinak. Tidak
demam berulang dan dapat menurunkan fungsi kognitif pada anak yang
diobati dibanding dengan anak yang tidak diobati. Natrium valproate efektif
baik tanpa pengobatan. Diazepam oral dianjurkan sebagai metode yang efektif
diberikan untuk selama demam (biasanya 2-3 hari). Efek samping biasanya
ringan, tetapi gejala kelesuan, iritabilitas, dan ataksia dapat dikurangi dengan
menyesuaikan dosis.25,26
penglihatan (mata).36
17
tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi.
seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif,
apabila itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan
18
berlangsung lama.37
pengetahuan, yakni:
a) Tahu (know)
b) Memahami (comprehension)
c) Aplikasi (application)
yang lain.36
d) Analisis (analysis)
e) Sintesis (synthesis)
ada.36
f) Evaluasi (evaluation)
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
tingkatan di atas.37
1) Faktor Internal
a. Pendidikan
b. Pengalaman
c. Usia
d. Pekerjaan
2) Faktor Eksternal
b. Lingkungan
c. Sumber informasi
d. Pelayanan Kesehatan.39
21
menunjukkan bahwa prevalensi cukup tinggi, kira-kira satu sampai tiga anak
sebelumnya, dengan sekitar 75% terjadi pada tahun yang sama dengan
kejang demam pertama, dan sekitar 90% terjadi pada tahun berikutnya
dengan kejang demam pertama. 15,16 Dengan demikian, secara kasar dapat
kejang demam.
Karena itulah, dengan adanya orang tua yang memiliki edukasi tentang
ke arah kejang demam dan ditangani sejak dini sebelum timbul komplikasi
lebih lanjut dan biaya yang dikeluarkan pun tidak akan terlalu besar apabila
pencegahan.
2) Masukan audiens
23
3) Pemilihan strategi
d) Strategi teknologi
antara satu orang dengan orang lain baik perorangan maupun kelompok.
berkomunikasi.37
metode komunikasi kesehatan. Dengan cara ini kontak antara klien dengan
24
petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat
Pasal 38
kesehatan.
Penjelasan
yang dapat dilipat. Isi informasi dalam leaflet dapat dalam bentuk kalimat
huruf sekalipun, atau pada lapisan masyarakat yang mana pun, karena
verifikasi data terhadap data yang diperoleh dengan cara observasi atau
angket.
Kekurangan:
1. Kurang efisien.
jawaban.
diperoleh.38
refleksi dari perubahan sosial yang lebih luas dan kemajuan teknologi,
dengan secara tatap muka untuk ibu misalnya di rumah dengan anak kecil,