BAB 1
Pengantar Asuransi Jiwa
Agenda:
• Pengantar
• Konsep Asuransi
• Klasifikasi Bisnis
Pengantar
Konsep Asuransi
• Ide dasar cara kerja Asuransi Jiwa adalah: “sebuah risiko (kemungkinan timbulnya kerugian atau
kerusakan) tidak dapat dihindari, tetapi dampak risiko tersebut dapat diminimalisir.”
• Cara-cara mengelola risiko:
• Menghindari risiko; dapat dilakukan dengan menghilangkan kebiasaan atau kegiatan yang mungkin
dapat menimbulkan risiko.
• Mengendalikan risiko; dapat dilakukan dengan cara mengurangi frekuensi dan dampak dari kerugian
yang mungkin timbul.
• Menerima risiko; dapat dilakukan dengan mempertahankan risiko yang ada.
• Mengalihkan risiko; dapat dilakukan dengan cara mentransfer risiko dari seorang individu ke sebuah
perusahaan.
• Asuransi jiwa mengelola risiko dengan cara:
• Memindahkan dampak kerugian dari seorang individu kepada sebuah grup; dan
• Membagi kerugian yang dialami oleh individu tersebut kepada seluruh anggota grup.
• Tahapan bisnis Asuransi Jiwa:
• Menyatukan orang-orang dengan kepentingan asuransi yang sama, dengan tujuan membagi risiko
yang sama,
• Mengumpulkan dana (premi) dari sekumpulan orang yang telah disatukan tadi,
• Membayar kompensasi (klaim) kepada mereka yang menderita.
• Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan jumlah premi:
• Kemungkinan kerugian
• Nilai dari setiap kerugian
• Biaya administrasi yang diperlukan untuk menjalankan usaha
• Ambang kesalahan yang mungkin timbul saat memprediksi kerugian
• Dan faktor lainnya seperti finansial, kesehatan dan faktor-faktor sosial.
• Bisnis asuransi jiwa adalah saling berbagi. Tujuannya untuk menyebar kerugian yang diderita oleh
seseorang ke seluruh anggota grup yang menghadapai risiko yang sama.
• Sebuah risiko dapat diasuransikan apabila:
• Memungkinkan bagi perusahaan Asuransi Jiwa untuk menghitung kerugian secara finansial.
• Terdapat beberapa jenis risiko yang sama.
• Nilai ekonomis atau jiwa yang diasuransikan dan risiko yang ditanggung memiliki kepentingan
asuransi (insurable interest).
• Law of Large Numbers menyatakan apabila jumlah eksposur kerugian meningkat, maka prediksi kerugian
akan semakin mendekati jumlah kerugian yang nyata
• Penggunaan law of large numbers akan memungkinkan jumlah kerugian untuk diprediksi secara lebih
baik.
• Ada dua kategori besar asuransi, yaitu Asuransi Jiwa/Life Insurance dan Asuransi Umum
(Kerugian)/General Insurance)
• Asuransi Jiwa
Cakupan:
• Asuransi Jiwa untuk Individu
• Asuransi Jiwa untuk Group (Kumpulan)
• Asuransi Kesehatan
• Asuransi Kecelakaan
• Dana Pensiun
Polis:
• Diterbitkan untuk jangka waktu lama – beberapa tahun, atau bahkan seumur hidup
Risiko yang ditanggung:
• Kematian akibat sakit maupun kecelakaan
• Sakit (rawat jalan atapun rawat inap)
• Cacat total dan tetap
• Dana pensiun
BAB 2
Pentingnya Asuransi Jiwa
Agenda:
• Asuransi Jiwa Individu
• Asuransi Jiwa dan Masyarakat
BAB 3
Produk Asuransi Jiwa Tradisional
Agenda:
• Produk Asuransi Jiwa
• Asuransi Jiwa Berjangka
• Asuransi Jiwa Seumur Hidup
• Asuransi Jiwa Dwiguna
• Produk Asuransi Jiwa adalah janji yang tertulis di dalam polis asuransi, yang dibuat penanggung kepada
tertanggung, untuk memberikan kompensasi keuangan apabila sesuatu terjadi kepada tertanggung.
• Contoh kasus:
1) Pak Roya sudah memiliki pekerjaan tetap, rumah mewah dan kendaraan. Ia memiliki warisan yang
besar dari orang tuanya dan tidak tahu apa yang harus ia perbuat dengan uang itu.
Jenis produk yang cocok adalah: Asuransi Jiwa Unit Link Single (Premi Tunggal)
2) Aziz adalah tamatan universitas yang baru bergabung dalam sebuah perusahaan.
Jenis produk yang cocok adalah: Asuransi Jiwa Berjangka (Term)
3) Ibu Soraya ingin mendapatkan pendapatan yang berkala dari investasinya dan akan ia masukan
sebagai savings.
Jenis produk yang cocok adalah: Asuransi Jiwa Unit Link Regular (Premi Berkala)
4) Istri Pak Denis baru saja melahirkan, ia ingin membeli rumah juga tetapi ia takut tidak dapat lunas jika
sesuatu terjadi pada dirinya. Istrinya tidak bekerja.
Jenis produk yang cocok adalah: Asuransi Jiwa Dwiguna (Endowment)
5) Romo khawatir ia tidak dapat berkarya saat ia memasuki usia lanjut
Jenis produk yang cocok adalah: Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Whole Life)
• Asuransi Jiwa Berjangka adalah kontrak asuransi jiwa yang uang pertanggungannya dibayarkan saat
terjadi kematian tertanggung asuransi jiwa dalam masa perlindungan masih berlaku.
• Asuransi Jiwa Seumur Hidup merupakan jenis dasar dari Asuransi Jiwa permanen. Dimaksudkan untuk
memberikan proteksi asuransi seumur hidup kepada seseorang.
• Polis Asuransi Jiwa Dwiguna tidak hanya membayar jumlah uang pertanggungan saat tertanggung
meninggal dunia dalam period tertentu, tetapi juga seluruh nilai tunai bila tertanggung masih hidup pada
akhir masa pertanggungan.
BAB 4
Manfaat Tambahan atau Rider
• Jenis-jenis Rider:
- Penghapusan Premi/Manfaat Tambahan Bebas Premi (Waiver of Premium)
Manfaat ini berupa penghapusan pembayaran premi jika tertanggung mengalami cacat total dan
permanen, dan klaim akan dibayar secara penuh jika tertanggung kemudian meninggal dunia.
- Kematian akibat Kecelakaan (Accidental Death)
Manfaat ini menawarkan ganti rugi dua kali lipat (double indemnity) dari nominal yang diasuransikan
(uang pertanggungan) jika pemegang polis meninggal dunia akibat kecelakaan.
- Cacat Permanen (Permanent Disability)
Tunjangan ini menawarkan penghapusan premi yang akan jatuh tempo, jika tertanggung mengalami
cacat permanen akibat kecelakaan.
- Penyakit Kritis (Critical Illness)
Manfaat ini direncanakan untuk menjamin tertanggung jika didiagnosa menderita penyakit kritis.
Manfaat ini menyediakan pembayaran sejumlah jaminan lumpsum jika pemegang polis didiagnosa
menderita salah satu penyakit kritis.
- Manfaat Tambahan Berjangka (Term Additional Benefit)
Manfaat tambahan ini dilampirkan bersama polis permanen.
- Manfaat Tambahan Rumah Sakit (Hospital Cash/Income Benefit)
Manfaat ini diberikan berdasarkan lamanya jangka waktu perawatan tanpa mempertimbangkan biaya
awal yang dikeluarkan untuk rumah sakit.
- Manfaat Tambahan Suami/Istri dan Anak (Spouse and Children Benefit)
Manfaat ini akan memberikan perlindungan bagi istri/suami dan anak dari tertanggung.
- Manfaat Tambahan Anak (Children Benefit)
BAB 5
Bonus Pada Polis
• Pada asuransi jiwa, bonus biasanya timbul karena adanya tingkat bunga atau tingkat mortalita yang lebih
baik. Umumnya perusahaan asuransi tidak memperbolehkan pemegang polis untuk berparisipasi dalam
keuntungan yang faktor mortalita dan bunganya tidak sejalan.
• Terkadang, perusahaan asuransi menetapkan pembagian bonus yang berbeda antara satu jenis polis
dengan lainnya sebab tidak semua jenis polis menghasilkan kontribusi keuntungan yang setara.
• Polis asuransi jiwa tradisional memberikan keuntungan tambahan selain manfaat nilai tunai dan proteksi.
Keuntungan itu berupa bonus yang dikenal dengan Polis Partisipasi atau polis yang mendapatkan hak
istimewa berupa bonus.
• Dalam Polis Non-Partisipasi, pemilik perusahaan (atau pemegang saham) mengambil semua surplus
sebagai keuntungan atau menerima kerugian, jika ada, dari modal yang telah dinyatakan. Dalam hal ini,
surplus merupakan hak pemegang saham/pemilik perusahaan.
• Dalam Polis Partisipasi, pemegang polis mempunyai hak untuk memperoleh keuntungan/bonus/dividen
dari perusahaan asuransi dengan catatan, pemegang polis harus membayar premi ekstra yang dikenakan
kepada pemegang polis partisipasi.
• Jenis produk asuransi jiwa yang bisa mendapatkan bonus adalah jenis produk Asuransi Jiwa Seumur Hidup
dan Asuransi Jiwa Dwiguna.
BAB 6
Penentuan Risiko
Agenda:
• Penetapan Premi
• Seleksi Risiko & Klasifikasi
• Underwriting
Penetapan Premi
• Penetapan premi merupakan perhitungan terhadap pembayaran klaim dan biaya menjalankan bisnis.
• Faktor penentu besaran premi:
- Tingkat angka kematian tiap negara (tabel mortalita)
- Hasil investasi (terkait dengan tingkat suku bunga)
- Biaya yang diperhitungkan atas pengeluaran, pajak, laba dan lain-lain (contingencies)
- Manfaat yang dijanjikan/manfaat perlindungan
• Tabel Mortalita
Tabel mortalita menunjukkan tingkat mortalitas yang diperkirakan terjadi setiap tahun dalam setiap
kelompok umur. Tabel ini menentukan dasar penetapan premi.
• Hasil Investasi
Merupakan faktor penting untuk menentukan penetapan premi. Dengan mengurangi investasi dan premi
murni maka nilai premi ditentukan. Jika perusahaan asuransi jiwa mampu mendapatkan hasil investasi
yang lebih tinggi atas dana yang dikelolanya, maka premi yang dikenakan akan lebih rendah.
Bentuk investasi bisa diperoleh dari hasil:
- Selisih nilai
- Tingkat bunga
• Biaya
Biaya berkaitan dengan jumlah uang yang dialokasikan untuk menanggulangi pengeluaran, pajak, laba,
dan lain-lain (contingencies).
• Underwriting adalah proses dimana perusahaan asuransi jiwa memutuskan apakah akan menerbitkan
polis yang diminta calon nasabah atau tidak, dimana perusahaan juga akan memutuskan syarat dan
kondisi apa yang diberlakukan serta berapa besar tingkat premi yang dikenakan.
• Pihak yang mengerjakan proses underwriting disebut sebagai underwriter.
• Pengertian underwriter:
- Underwriter Pertama
Tugas seorang Agen bukan hanya menjual polis. Ia juga disebut underwriter pertama. Bahkan ia bisa
saja menjadi satu-satunya orang yang bertemu dan menilai kelayakan calon tertanggung untuk
memperoleh polis baik dari observasi kesehatan maupun moral hazard (niat yang membahayakan).
- Financial underwriter
Orang yang memberi rekomendasi program yang cocok untuk kebutuhan dan kemampuan keuangan
nasabah.
- Medical underwriter
Orang yang memberi rekomendasi layak tidaknya seseorang mengikuti program asuransi atas dasar
kondisi kesehatan calon tertanggung.
• Seseorang yang memiliki risiko lebih besar, memiliki kecenderungan untuk mengajukan asuransi
dibandingkan dengan orang yang berisiko standard. Hal ini disebut dengan Anti Seleksi atau Adverse
Selection.
• Apabila anti seleksi tidak terdeteksi dengan cermat, maka perusahaan dapat mengalami kerugian karena
klaim yang tidak terkontrol. Akibatnya, perusahaan akan menaikkan tingkat premi. Hal ini dapat merusak
pasar asuransi karena tingkat premi tidak merefleksikan risiko yang sesungguhnya.
• Setiap peningkatan risiko akan menyebabkan peningkatan premi asuransi jiwa yang harus dibayar.
• Dalam proses penerimaan sampai disahkannya seorang nasabah, ada beberapa prosedur yang dilakukan
oleh sebuah perusahaan asuransi, yaitu:
- Prosedur Penerimaan Nasabah
Penerimaan nasabah baru/lama untuk perikatan baru wajib menggunakan formulir aplikasi standar
yang berlaku. Form ini harus dievaluasi oleh underwriting untuk memastikan bahwa data yang
diperlukan untuk keperluan penerbitan polis telah terakomodasi dalam formulir tersebut.
- Prosedur Identifikasi dan Penelitian
Berdasarkan dokumen yang disampaikan oleh calon nasabah, petugas frontliner perusahaan asuransi
wajib meneliti kebenaran dan keabsahan dokumen.
- Prosedur Persetujuan Penerimaan Calon Nasabah
Persetujuan yang diberikan oleh pejabat perusahaan asuransi harus sesuai dengan jenjang
kewenangan yang ditetapkan dalam prosedur yang berlaku setelah meyakini kebenaran identitas dan
kelengkapan dokumen calon nasabah.
• Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep. 45/KMK.06/2003 Bab III pasal 12 mengenai
pelaporan transaksi yang mencurigakan, LKNB (Lembaga Keuangan Non Bank) wajib menyusun prosedur
untuk pengidentifikasian dan pelaporan transaksi yang mencurigakan sebagai bagian dari Pedoman
Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah.
Underwriting
• Dalam asuransi, pihak penanggung mendapat informasi mengenai calon pihak tertanggung dari beberapa
sumber, salah satunya adalah formulir aplikasi yang diisi oleh calon nasabah.
• Tes Fisik:
- Tinggi dan berat badan; harus ideal.
- Uji coba laboratorium
- Laporan agen; jika seorang agen menemukan adanya risiko, maka ia akan diminta untuk
menceritakannya pada laporan agen.
- Menjalani pemeriksaan fisik
- Perusahaan pemeriksa
• Dua metode yang digunakan perusahaan asuransi untuk memutuskan apakah calon nasabah atau prospek
layak untuk disetujui proposal polisnya, yaitu:
1) Metode Pendapat
Perusahaan asuransi jiwa akan meminta opini dari sekumpulan dokter, ahli aktuaria, ahli statistik dan
professional lainnya di bidang underwriting.
Metode ini sangat berguna apabila hanya ada satu faktor saja yang perlu dipertimbangkan untuk
menghasilkan keputusan.
2) Sistem Rating Angka
Metode ini digunakan apabila terdapat banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk
menghasilkan sebuah keputusan. Metode ini bekerja pada prinsip bahwa banyak faktor yang
tergabung di dalam komposisi risiko.
BAB 7
Provisi
Agenda:
• Bentuk Polis
• Provisi dan Klausul-klasusulnya
• Fleksibilitas Provisi bagi Pemegang Polis
• Batasan
Bentuk Polis
• Setiap polis wajib mencantumkan ketentuan umum, yakni keterangan mengenai fitur dasar yang
umumnya berlaku dalam semua polis asuransi jiwa tradisional maupun unit link.
• Ketentuan umum pada polis memuat informasi mengenai:
Keseluruhan kontrak
Perjalanan, tempat tinggal dan pekerjaan
Tenggang waktu (grace period)
Usia
Bunuh diri
Klausul masa uji (Incontestability)
Pemulihan (Reinstatement)
Masa bebas lihat (Free Look Period)
Pilihan non-pinalti (Non-Forfeiture Option, juga Automatic Non-Forfeiture Priveledge) untuk polis
yang memiliki nilai tunai saja
• Jika pemegang polis berhenti membayar premi, maka polis dinyatakan BATAL.
• Jika pemegang polis ingin membatalkan polisnya, lakukan hal-hal berikut ini:
- Ingatkan kembali apa untungnya mempertahankan polis
- Jelaskan ruginya jika melepaskan polis
Belum tentu proposalnya diterima di asuransi yang baru
Kehilangan momentum sesudah sekian tahun dengan nilai tunai yang ada
Ia akan dikenakan biaya medical lagi
Karena usia bertambah maka manfaat yang diperoleh akan berubah (lebih kecil)
Untuk memulihkan polis akan diperlukan dokumen-dokumen tambahan
• Provisi adalah ketentuan-ketentuan, hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak agar
mempunyai aturan yang jelas.
• Perlindungan terhadap pemegang polis mengacu kepada Ketentuan Menteri Keuangan (Pasal 8 No.
422/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003)
• Provisi yang memberikan fleksibilitas pada pemegang polis diperlihatkan sebagai berikut:
- Klausul Ahli Waris
Klausul Ahli Waris menyebutkan bahwa pemegang polis dapat menunjuk Orang atau Institusi untuk
menerima manfaat pertanggungan atas risiko yang terjadi.
Klausul dibedakan atas jenis penunjukkannya, yaitu:
1) Ahli Waris Pertama; pihak yang disebut pertama kali untuk menerima kompensasi ketika
pemegang polis meninggal dunia
2) Ahli Waris Ke Dua; pihak yang disebut untuk menerima ganti rugi jika ahli waris pertama
meninggal saat tertanggung meninggal dunia.
- Bentuk Pembayaran Klaim
Kompensasi dapat dibayarkan dalam beberapa bentuk:
1) Tunai; sebagian besar klaim kematian dibayarkan dalam bentuk uang tunai.
2) Bunga; hasil dari pendapatan akan tetap dimiliki oleh perusahaan dan hanya bunga yang
diperoleh yang akan dibayarkan pada ahli waris dengan dasar pilihan periode tetap (pembayaran
selama jangka waktu tertentu) atau pilihan jumlah tetap (pembayaran dalam jumlah tertentu
hingga pokok dan bunga habis).
3) Pilihan Penghasilan Tunggal; menguangkan pokok dan bunga yang bertujuan untuk penghasilan
tunggal.
4) Jiwa Bersama; pembayaran asuransi jiwa akan terus berlanjut sampai sekurang-kurangnya salah
satu dari kedua ahli waris (anuitas) masih hidup.
5) Jiwa Murni; pembayaran hanya akan dilakukan selama ahli waris pertama masih hidup.
6) Jangka Waktu Tetap; pembayaran dilakukan selama ahli waris pertama masih hidup, namun jika
ahli waris pertama meninggal dunia sebelum waktu yang ditentukan, pembayaran dilanjutkan
kepada ahli waris yang kedua hingga akhir periode yang ditentukan.
- Klausul Penunjukkan Kepemilikan Polis; pemegang polis asuransi dapat mengalihkan kepemilikannya
kepada pihak lain. Pengalihan ini disebut “Penunjukkan”.
Ada dua jenis penunjukkan:
1) Penunjukan Absolut; merupakan pengalihan penuh seluruh hak-hak yang dimiliki seorang
pemegang polis yang tercantum dalam polisnya kepada orang lain.
2) Penunjukkan dengan Jaminan; merupakan bentuk pengalihan sementara dari sebagian hak-hak
kepemilikan kepada orang lain.
- Pilihan Pembayaran Nilai Tunai
Pemegang Polis yang ingin membatalkan polis asuransinya yang telah memiliki nilai tunai, diberikan
pilihan untuk menerima nilai tunai tersebut dalam beberapa cara, yaitu:
Secara tunai
Dengan nilai yang lebih rendah
Asuransi dengan jangka waktu yang diperpanjang, untuk nominal sama dengan polis
Batasan
• Ada beberapa provisi dalam kontrak asuransi jiwa yang secara umum melindungi perusahaan asuransi
jiwa terhadap tindakan merugikan dan ketidaksempurnaan pasar lainnya.
• Sejumlah provisi untuk melindungi perusahaan asuransi jiwa terdiri dari:
- Klausul Tindakan Bunuh Diri
Jika Tertanggung melakukan tindakan bunuh diri saat polis belum berusia dua tahun, maka polis akan
dibatalkan. Begitupun jika pemegang polis melakukan tindakan bunuh diri sebelum dua tahun sejak
polis kembali berlaku (baru dipulihkan). Dalam kasus-kasus seperti ini perusahaan asuransi jiwa tidak
berkewajiban untuk membayar klaim, hanya mengembalikan seluruh premi yang telah dibayarkan.
- Klausul Penundaan
Klausul Penundaan memberikan hak pada perusahaan asuransi jiwa untuk menunda pembayaran
klaim, atau pembayaran pinjaman hingga enam bulan setelah permohonan diajukan. Provisi ini tidak
berlaku bagi pembayaran klaim kematian karena kecelakaan. Klausul ini ditujukan untuk melindungi
perusahaan terhadap usaha-usaha penipuan atau kejahatan asuransi.
- Klausul Pengecualian
Klausul ini diciptakan untuk kepentingan profesi atau waktu yang secara khusus mengandung risiko.
Ada dua jenis pengecualian, yaitu: pengecualian atas penerbangan (non reguler) dan pengecualian
atas terjadinya peperangan.
Pengecualian atas penerbangan
Pengecualian ini tercantum pada kontrak asuransi jiwa hanya untuk situasi tertentu, misalnya
tertanggung berprofesi sebagai pilot militer atau menerbangkan pesawat penelitian.
Pengecualian atas peperangan
Klausul ini secara lebih rinci dibagi ke dalam dua tipe klausul:
o Klausul Status; perusahaan asuransi jiwa tidak diharuskan membayar klaim jika musibah
kematian timbul saat tertanggung mengikuti wajib militer, tanpa pengecualian apapun atas
penyebab kematian.
o Klausul Akibat; perusahaan asuransi tidak diwajibkan untuk membayar klaim untuk kematian
yang diakibatkan peperangan.
BAB 8
Hukum Asuransi
Agenda:
• Esensi Kontrak
• Ketentuan Kontrak
• Aspek Hukum Kontrak Asuransi Jiwa
Esensi Kontrak
• Kontrak adalah perjanjian hukum yang mengikat dua pihak untuk melakukan suatu tindakan atau
melakukan abstain.
• Kontrak Asuransi Jiwa adalah perjanjian hukum yang mengikat pihak tertanggung (insured) dan pihak
penanggung (insurer). Berdasarkan kontrak tersebut, pihak penanggung (perusahaan asuransi jiwa)
bersedia membayar sejumlah kompensasi dalam jumlah yang telah disepakati di dalam kontrak (polis).
Ketentuan Kontrak
• Sebuah kontrak adhesi adalah sebuah kontrak yang dibuat oleh satu pihak, yang ditawarkan atas pilihan
take it or leave it sehingga pihak lain hanya mempunyai kesempatan yang kecil untuk melakukan tawar-
menawar atau mengajukan provisi.
• Kontrak adhesi biasanya memiliki provisi yang panjang dan dalam bentuk yang kecil, serta ditulis dengan
bahasa yang sulit.
• Polis asuransi jiwa biasanya menggunakan kontrak adhesi karena dibuat oleh satu pihak (pihak
penanggung/insurer) dan ditawarkan tanpa konsumen mempunyai hak untuk melakukan perubahan.
• Sebuah kontrak asuransi jiwa memiliki empat ketentuan hukum dasar, yaitu:
1) Doktrin Contra Proferentem
Doktrin ini menyatakan bahwa jika suatu perdebatan muncul karena hal yang ambigu di dalam bahasa
kontrak, perdebatan tersebut harus diselesaikan dengan keuntungan pihak tertanggung (insured).
Dalam persidangan yang melibatkan kontrak asuransi jiwa, pihak pengadilan biasanya cenderung
untuk menginterpretasikan keambiguitasan tersebut untuk keuntungan pihak tertanggung, dengan
asumsi bahwa pihak penanggung seharusnya dapat menulis kontrak lebih baik.
2) Doktrin Niat Baik dan Keadilan (Doctrine of Good Faith and Fair Dealing)
Doktrin ini menegaskan bahwa setiap pihak yang terlibat di dalam kontrak dilarang untuk melanggar
hak dan kepentingan pihak lainnya.
Doktrin ini berlaku saat pihak penanggung melakukan tindakan yang tidak adil terhadap pihak
tertanggung. Dengan kata lain, pihak penanggung harus selalu ingat bahwa kepentingan pihak
tertanggung adalah perihal pembayaran klaim.
3) Doktrin Harapan (Reasonable Expectations Doctrine)
Doktrin ini digunakan pengadilan untuk menginterpretasikan bahasa polis.
4) Keberpihakan (Unconscionability)
Doktrin ini menegaskan bahwa ketidakadilan atau keberpihakan pada satu pihak di sebuah kontrak
asuransi jiwa tidak dapat ditolerir, atau keabsahannya dibatasi oleh pengadilan sehingga provisi yang
ada tetap adil dan tidak berat sebelah.
BAB 9
Investasi
Agenda:
• Dasar-dasar Investasi
• Instrumen Investasi
Dasar-dasar Investasi
• Investasi adalah menanamkan uang atau modal dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
• Sebuah investasi yang ideal memiliki beberapa kriteria dan tolak ukur, seperti:
1) Tujuan Investasi
Sebelum berinvestasi, ketahui dahulu tujuannya.
1. Keuntungan:
o Mendapatkan hasil investasi
o Meningkatkan modal pokok
2. Antisipasi Inflasi
Investasi juga dilakukan untuk mengantisipasi inflasi.
2) Tingkat Risiko
3) Jangka Waktu
1. Jangka panjang; bagi orang yang ingin mempersiapkan sesuatu dan perlu uang yang besar.
2. Jangka pendek.
4) Likuiditas
Likuid berarti kemudahan suatu aset untuk dicairkan menjadi uang tunai (cash).
5) Pajak
Instrumen Investasi
• Instrumen investasi adalah ragam pilihan investasi yang tersedia bagi seorang investor. Perusahaan
asuransi jiwa menginvestasikan pula dananya (yang diterima dalam bentuk premi) ke dalam instrumen-
instrumen ini.
• Terdapat beberapa jenis instrumen investasi, antara lain:
- Finansial:
Deposito Bank
Sebuah perusahaan asuransi dapat memilih rekening deposito untuk jangka waktu tertentu pada
sebuah bank. Deposito tersebut dapat berupa:
o Deposito berjangka; tertera nama, jumlah uang, dan tanggal jatuh tempo, serta bunga dapat
diterima pada saat jatuh tempo.
o Sertifikat Deposito; tertera jumlah uang, besar bunga dan tanggal jatuh tempo saja, serta
bunga sudah diterima di awal dan dapat diperjualbelikan.
Obligasi
Obligasi adalah surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah yang
menjanjikan pembayaran pada suatu jangka waktu tertentu dengan kupon (bunga) yang tidak
dapat dibatalkan dan mengembalikan modal pada saat jatuh tempo berakhir.
o Surat Utang Negara; merupakan pilihan investasi yang lebih aman dibandingkan obligasi
perusahaan karena sekuritas ini didukung secara penuh oleh pemerintah, tetapi menghasilkan
return yang kurang menarik dibanding dengan obligasi perusahaan.
o Surat Utang Perusahaan; dikeluarkan oleh perusahaan yang ingin menambahkan modal
dengan mengeluarkan surat utang. Surat Utang Perusahaan memiliki risiko yang lebih tinggi
dibandingkan Surat Utang Negara.
Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan bukti kepemilikan aset riil di suatu perusahaan.
Saham merupakan penyertaan langsung pada sebuah investasi. Artinya, jika orang memiliki
saham ia juga memiliki aset fisik perusahaan tersebut. Saham memberikan keuntungan yang
besar dan pemegang saham berhak untuk memperoleh dividen.
Dalam prinsip investasi high risk high return, keuntungan pada saham disebut Capital Gain,
sementara risiko besar pada saham disebut Capital Loss.
Terdapat dua jenis saham yang diterbitkan oleh perusahaan untuk meningkatkan modal, yaitu:
o Saham Unggulan (Preference Stock)
Merupakan tambahan dari jenis saham biasa (common stock) dimana pemilik saham
mendapatkan kondisi instimewa dalam hal tertentu yang dijanjikan saat penerbitan. Apabila
perusahaan bangkrut, maka pemegang saham preference berhak mengklaim asetnya terlebih
dahulu.
o Saham Biasa (Common Stock)
Pemilik saham biasa memperoleh hak dividen, hak suara dan hak membeli saham baru
sebelum ditawarkan (right/warrant).
Reksadana
Reksadana pada prinsipnya adalah beberapa investor yang mengumpulkan uangnya secara
kolektif pada sebuah lembaga investasi. Dana ini kemudian dapat diinvestasikan dalam bentuk
saham, obligasi, pasar uang dan dana campuran (saham + obligasi + deposito).
- Riil: Aset berwujud (properti, emas, dll)
Investasi real estate merupakan investasi yang menarik dikarenakan harga sewa dapat meningkat
secara berkala selama kondisi pasar dalam keadaan baik.
BAB 10
Asuransi Jiwa Unit Link
Agenda:
• Investasi Asuransi Jiwa Unit Link
• Pengalokasian Dana
• Karakteristik Asuransi Jiwa Unit Link
• Investasi asuransi jiwa dapat dianalogikan sebagai sebuah pertanian. Saat menanam padi, petani tidak
bisa sepenuhnya yakin bagaimana tumbuhannya tersebut akan berkembang. Investor asuransi jiwa pun
tidak dapat mengontrol hasil dari investasi yang dilakukan.
• Beberapa faktor sangat tidak mungkin untuk diprediksi dengan akurat, seperti: faktor ekonomi, faktor
sosial, dan faktor politik.
• Perusahaan asuransi jiwa unit link melakukan dan mengelola investasi.
• Setelah semua pengeluaran, pajak, klaim, dividen dan lain-lain dibayar, sebuah perusahaan asuransi jiwa
unit link berinvestasi pada pasar uang dan pasar modal.
• Asuransi jiwa unit link adalah sebuah instrumen investasi yang merupakan kombinasi asuransi jiwa
dengan unsur investasi. Sebagian dana yang diinvestasikan dipotong untuk perlindungan asuransi jiwa dan
sisanya diinvestasikan ke dalam dana unit link yang dipilih oleh nasabah.
• Dana unit link dikelola oleh perusahaan asuransi jiwa, namun ada juga yang menyerahkan pengelolaannya
kepada manajer investasi di luar perusahaan (external fund manager)
• Dana unit link terbagi atas empat jenis, yaitu:
- Dana Pasar Uang (Dana Tunai)
Biasanya instrumen ini untuk investasi jangka pendek dengan masa jatuh tempo 12 bulan bahkan
kurang. Instrumen investasi bisa berupa: Sertifikat Bank Indonesia, Deposito Bank, atau Obligasi di
bawah 1 tahun.
Kelebihan:
Risiko rendah; memiliki risiko yang terkecil dibandingkan dengan instrumen investasi pada dana
saham dan berpendapatan tetap.
Dana darurat; merupakan tempat terbaik untuk bentuk investasi jangka pendek dimana hasil
investasi bisa dipergunakan sewaktu-waktu jika diperlukan.
Kelemahan:
Risiko inflasi; cenderung rentan dengan inflasi sebab hasil investasi yang ditawarkan biasanya
rendah.
Tidak cocok untuk investasi jangka panjang.
Kelebihan:
Berpendapatan tetap; obligasi memberikan pendapatan tetap berupa kupon (bunga) hingga saat
obligasi jatuh tempo.
Kurang volatile; fluktuasi relatif kecil dan ringan sehingga risiko yang ada pada instrumen ini lebih
kecil dibandingkan dengan dana saham dan campuran.
Kelemahan:
Fluktuasi; walaupun instrumen ini kurang volatile tetapi fluktuasi akan tetap ada.
- Dana Saham
Investasi pada saham memiliki relativitas keuntungan yang cukup besar. Keuntungan didapat dari
peningkatan harga saham dan dividen (keuntungan yang dibagikan), sehingga dapat memacu
pertumbuhan harga unit dengan pesat.
Kelebihan:
Investasi dalam jangka panjang; jika nasabah bertahan pada investasi jangka panjang maka dana
saham menawarkan kemungkinan hasil investasi terbesar dibandingkan investasi pada obligasi
dan pasar uang.
Kelemahan:
Risiko tinggi; nasabah berisiko kehilangan dananya dibandingkan jika berinvestasi pada obligasi
atau pasar uang. Kemungkinan kerugian akan dirasa lebih besar jika investasi tidak dilakukan
dalam jangka panjang.
Kelemahan:
Risiko investasi menengah; risiko tidak sebesar jika berinvestasi pada dana saham karena dana
dipecah pada beberapa instrumen investasi.
• Kapanpun sebuah perusahaan asuransi menawarkan lebih dari satu jenis dana kepada pemegang polis,
biasanya terdapat satu fasilitas untuk memindahkan sebagian atau semua uangnya dari satu jenis dana ke
jenis dana yang lain. Hal ini disebut switching.
Pengalokasian Dana
• Menyerahkan sejumlah dana (premi) sesuai kebutuhan perlindungan dan investasi, serta persetujuan dari
pemegang polis disebut sebagai “alokasi dana”.
- Pemegang polis menyerahkan dana dalam bentuk premi
- Perusahaan asuransi mengumpulkan jumlah premi tersebut
- Perusahaan asuransi mengalokasi dana yang disepakati ke dalam alternatif investasi
• Pemegang polis sesuai dengan risiko yang bersedia ditanggungnya dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1) Konservatif (Low Risk taker/Risk Averse) – Berhati-hati dalam menghadapi risiko
Merupakan pemegang polis yang ingin memiliki risiko minimum dan puas dengan pengembalian yang
rendah.
2) Moderat (Neutral Risk Taker) – Netral dalam menghadapi risiko
Merupakan pemegang polis yang bersedia menanamkan dananya ke dalam investasi yang seimbang
dengan risikonya bersedia menanggung risiko lebih besar untuk memperoleh laba lebih banyak.
3) Agresif (High Risk Taker) – Siap menanggung risiko tinggi
Merupakan pemegang polis yang siap menanggung risiko tinggi untuk memperoleh laba yang tinggi
pula.
• Dana dari premi yang dibayar oleh pemegang polis dapat dialokasikan untuk sejumlah tujuan, tergantung
dari tipe pemegang polis dan kebijakan perusahaan. Secara umum semua perusahaan asuransi jiwa
mengalokasikan dana mereka sbb:
- Dana investasi pengembalian rendah
Jenis dana ini banyak diminati oleh tipe pemegang polis konservatif, yaitu yang berhati-hati dalam
menghadapi risiko. Alternatif investasi ini dipilih semata-mata atas pertimbangan faktor keamanan.
Dikarenakan hanya bersedia menanggung risiko minimum, maka hasil investasi yang diperoleh juga
relatif rendah.
- Dana investasi pengembalian menengah
Umumnya dipilih oleh tipe pemegang polis moderat. Risiko jenis dana ini relatif lebih tinggi dibanding
dengan risiko pada jenis dana sebelumnya, sehingga hasil investasi yang diperoleh relatif lebih besar
pula.
Pilihan investasi ini ideal bagi pemegang polis yang menginginkan hasil investasi relatif lebih besar
sekaligus bersedia menanggung risiko relatif lebih tinggi.
- Dana investasi pengembalian tinggi
Umumnya dipilih oleh tipe pemegang polis agresif.
• Terdapat beberapa risiko yang perlu diketahui sebelum seseorang memutuskan untuk mengambil Polis
Unit Link:
- Barter
Polis unit link tidak cocok bagi pemegang polis bertipe konservatif karena umumnya mereka lebih
menginginkan proteksi dan jaminan sejumlah nilai tunai dan nilai jatuh tempo.
Polis unit link lebih cocok untuk pemegang polis yang siap menerima fluktuasi nilai tunai dan nilai
jatuh temponya.
- Risiko Unit Link = Risiko Reksadana
Nilai unit bisa naik atau turun sesuai dengan aset terkait di dana tersebut. Sebab, nilai unit secara
langsung terkait dengan kinerja investasi.
- Bisa Jadi Mahal
Biaya potongan asuransi dapat membuat polis unit link terasa mahal. Ditambah dengan komisi
penjualan dan biaya pengelolaan yang berkala , bahkan biaya-biaya tersebut dapat menghabiskan
hasil dana investasi pada saat iklim investasi buruk.
• Jenis-jenis Biaya:
1) Biaya Awal Penjualan (Initial Cost)
Biaya ini adalah biaya yang dibayarkan di depan untuk perusahaan asuransi yang menjual dana. Biaya
ini bersifat satu kali saja dan tidak berkelanjutan.
2) Biaya Pengelolaan Dana (Fund Management Fee)
Adalah biaya yang dibebankan oleh pengelola dana untuk mengelola dana.
• Keuntungan investasi dalam polis unit link dapat dihitung berdasarkan selisih harga unit pada saat masuk
dengan harga terbaru. Keuntungan inilah yang disebut dengan NAV (Net Asset Value) atau Nilai Aset
Bersih.
BAB 11
Prosedur Klaim
• Klaim adalah tuntutan yang diajukan pemegang polis atau ahli waris terhadap pelayanan atau janji yang
diberikan penanggung pada saat kontrak asuransi jiwa dibuat.
• Jenis klaim adalah:
- Klaim Jatuh Tempo (Maturity Claim)
Dalam klaim jatuh tempo, pemegang polis bertahan hidup sampai kontrak polis berakhir atau sampai
pada jangka waktu yang telah ditentukan. Klaim jatuh tempo biasanya terjadi pada polis Dwiguna
(Endowment).
- Klaim Lebih Awal (Early Claim)
Perusahaan asuransi jiwa tidak mengharapkan kematian dari tertanggung dalam jangka waktu kurang
dari dua tahun sejak dimulainya polis. Klaim yang tidak diharapkan ini disebut juga “Klaim Lebih Awal”
dan akan dilakukan investigasi secara menyeluruh.
- Klaim Kematian (Death Claim)
Klaim kematian terjadi pada saat tertanggung meninggal pada masa perlindungan polis atau masa
asuransi berlaku.
- Manfaat Kelangsungan Hidup
Manfaat kelangsungan hidup dapat dibayarkan sebelum tanggal jatuh tempo tapi hanya untuk sampai
periode tertentu.
• Departemen Klaim akan melakukan pengecekan awal untuk memverifikasi apakah klaim masih berlaku
atau tidak. Verifikasi berkisar pada pertanyaan seperti:
1) Apakah polis masih berlaku?
2) Apakah premi terakhir telah dibayar lunas?
3) Apakah seluruh persyaratan telah terpenuhi?
4) Adakah tendensi penipuan?
5) Apakah formulir klaim telah dilengkapi dan ditandatangani?
• Pemberitahuan klaim merupakan proses komunikasi antara penanggung dengan pemegang polis/ahli
waris ketika klaim muncul.
• Pemberitahuan Klaim Jatuh Tempo
Polis Dwiguna membayarkan klaim jatuh tempo. Penanggung, sebelum mengirim pemberitahuan kepada
tertanggung meyakini bahwa:
- Tertanggung atau pemegang polis yang sebenarnya dan identitasnya dapat dibuktikan
- Pemegang polis telah membayar seluruh preminya
- Pemegang polis telah menyerahkan bukti usianya
- Jika polisnya hilang, pemegang polis melaporkan kepada pihak penanggung dan mendapatkan surat
keterangan dari polisi
- Pemegang polis telah menyerahkan polis asli.
Penanggung dapat mengambil inisiatif untuk memproses klaim atas informasi yang diterima dari:
Berita Kematian
Agen Asuransi
Berita koran atas terjadinya kecelakaan
• Prosedur Penyelesaian:
- Klaim Jatuh Tempo dan Manfaat Kelangsungan Hidup
1) Penanggung membayar klaim tersebut secara tunai atau cek atas nama pada saat jatuh tempo
klaim.
2) Dalam hal klaim manfaat kelangsungan hidup, pengesahan yang diperlukan dibuat dalam catatan
polis sebelum mengembalikan dokumen polis kepada tertanggung.
3) Dalam hal orang dengan kelainan jiwa, sertifikat yang memenuhi syarat dari pengadilan harus
diterbitkan.
4) Dalam hal tertanggung telah diputuskan pailit, sebelum polis jatuh tempo untuk dibayarkan,
pengadilan harus diberitahu mengenai tanggal jatuh tempo dan rincian lainnya.
5) Jika tertanggung dilaporkan telah meninggal setelah tanggal jatuh tempo tapi sebelum
penerimaan manfaat, klaim harus diperlakukan sebagai klaim jatuh tempo dan dibayar kepada
ahli waris yang sah.
- Klaim Kematian
1) Klaim kematian dapat dibayarkan kepada ahli waris atau yang ditunjuk untuk menjaga berbagai
kemungkinan
2) Dalam hal tidak terdapat penunjukan atau ahli waris atas polis, bukti hukum atas hak dari wasiat
harus diterbitkan.
3) Jika pemberitahuan klaim diterima setelah tiga tahun sejak tanggal kematian, klaim dianggap
batal.
4) Jika kematian telah terjadi dalam waktu dua tahun sejak dimulainya kembali polis, investigasi
harus dilakukan untuk mengetahui keabsahan klaim.
5) Bukti yang lengkap dari ahli waris tidak diperlukan oleh penanggung ketika jumlah klaim kecil, dan
tidak terdapat perselisihan di antara ahli waris atas klaim.
BAB 12
Menjadi Agen Asuransi
Agenda:
• Agen Asuransi
• Prosedur dan Proses Penjualan
• Pelayanan Purna Jual
• Syarat dan Prosedur Menjadi Agen
Agen Asuransi
• Perusahaan asuransi jiwa menempatkan kepercayaan dan keyakinan yang sangat tinggi kepada para
agennya. Ada beberapa bentuk otoritas yang dimiliki agen:
- Otoritas Tertulis
Semua bentuk otoritas yang dinyatakan secara tertulis dalam kontrak keagenan
- Otoritas Implisit
Semua bentuk otoritas yang tidak dinyatakan secara lisan maupun tulisan dimana agen
mengimplikasikan kuasa yang mendukung tugasnya yang harus ia jalankan sesuai dengan otoritas
tertulis.
- Otoritas Umum
Otoritas yang biasa dilakukan dimana seorang agen harus bertindak sesuai dengan kebiasaan yang
lazim berlaku di lingkungan ia bekerja.
- Otoritas Nyata (Apparent or Ostensible)
Segala tindakan yang mewakili pemberi kuasa yang menyebabkan pihak ketiga percaya bahwa agen
tersebut adalah wakil dari pemberi kuasa sehingga pemberi kuasa harus bertanggung jawab atas
tindakan sang agen.
• Agen berkewajiban melayani nasabah dengan sungguh-sungguh dan memiliki kepekaan terhadap
kebutuhannya, sehingga apapun kendalanya polis tetap aktif. Kegiatan ini disebut sebagai pelayanan
purna jual.
• Langkah pelayanan agen asuransi:
1) Agen perlu segera memberitahu prospeknya bahwa polis akan diterbitkan.
2) Pemberitahuan tersebut dikirimkan lewat telepon, SMS ataupun e-mail, agar dapat segera diketahui
oleh prospek.
3) Premi tidak dapat dititipkan. Agen harus langsung mentransfer premi nasabah ke rekening
perusahaan.
• Setelah nasabah menyerahkan premi pertama, seorang agen perlu melanjutkan pelayanan agar:
Agen dapat tetap menjaga supaya polisnya terus aktif sehingga agen tetap menerima komisi
Kepercayaan nasabah terhadap agen dan perusahaan dapat meningkat
Diharapkan nasabah akan menghubunginya lagi jika ia ingin proteksi tambahan tertentu.
• Kesalahan umum yang dilakukan agen adalah menelepon nasabah hanya pada saat mengingatkan untuk
membayar polis.
• Persyaratan untuk menjadi agen asuransi diatur dalam Peraturan Pemerintah RI nomor 73 tahun 1992
tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian pasal 27. Pasal ini terdiri atas 4 ayat, yaitu:
Ayat 1:
Setiap agen asuransi hanya dapat menjadi agen dari 1 (satu) perusahaan asuransi.
Ayat 2:
Agen asuransi wajib memiliki perjanjian keagenan dengan perusahaan asuransi yang diageni.
Ayat 3:
Semua tindakan agen asuransi yang berkaitan dengan transaksi asuransi menjadi tanggung jawab
perusahaan asuransi yang diageni.
Ayat 4:
Agen asuransi dalam menjalankan kegiatannya harus memberikan keterangan yang benar dan jelas
kepada calon tertanggung tentang program asuransi yang dipasarkan dan ketentuan isi polis, termasuk
mengenai hak dan kewajiban calon tertanggung.
• Peraturan tambahan yang melengkapi Peraturan Pemerintah nomor 73 tahun 1992, yaitu:
1) Agen asuransi di Indonesia harus memiliki sertifikat dari asosiasi industri asuransi sejenis. (Pasal 7 ayat
(2) a. (5) dari Keputusan Menteri Keuangan nomor 425/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003).
2) Seorang agen atau tenaga pemasaran dapat memasarkan Produk Yang Dikaitkan Dengan Investasi
apabila yang bersangkutan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Memiliki sertifikasi keagenan dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia;
b. Berpengalaman sebagai agen asuransi pada perusahaan yang bersangkutan sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan;
c. Telah menyelesaikan pendidikan dan pelatihan mengenai Produk Yang Dikaitkan Dengan Investasi
dan dasar-dasar teori investasi; dan
d. Lulus ujian keagenan khusus untuk Produk Yang Dikaitkan Dengan Investasi yang diselenggarakan
oleh asosiasi terkait. (Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan nomor Kep-2475/LK/2004
tentang Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi dalam pasal 7).
3) Perusahaan asuransi dilarang mempekerjakan agen yang masih terikat dengan perusahaan asuransi
lain kecuali agen yang bersangkutan telah mengakhiri perjanjian keagenannya sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan. (Pasal 38 ayat (2) dari Keputusan Menteri Keuangan nomor 425/KMK.06/2003 tanggal
30 September 2003).
• Tahapan dalam proses yang harus ditempuh oleh seorang agen untuk bisa mendapatkan lisensinya
adalah:
1) Direkrut perusahaan/peragenan asuransi
Calon agen mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai ketentuan perusahaan masing-masing. Agen
harus memiliki kontrak keagenan.
Begitu menjadi anggota perusahaan, agen akan didaftarkan ke AAJI untuk memperoleh Lisensi
Sementara (Temporary License) yang hanya berlaku selama 6 bulan.
• Pelanggaran agen akan diberi sanksi secara bertahap tergantung bobot kesalahan dan dapat langsung
masuk dalam daftar terlarang jika tindakan agen bersifat kriminal.
Sanksi dapat berupa:
- Diberi surat peringatan;
- Diancam dengan UU RI no 2 tahun 1992;
- Pangkat diturunkan;
- Dilarang, tidak diperbolehkan menjadi agen asuransi di Indonesia lagi.
BAB 13
Etika Bisnis Asuransi Jiwa
Agenda:
• Jalur Pemasaran
• Aturan Dalam Asuransi Jiwa
• Kode Etik Agen
Jalur Pemasaran
• Tujuan pemasaran adalah memfokuskan pada kebutuhan klien dan mendapatkan keuntungan jangka
panjang melalui kepuasan klien.
• Perusahaan asuransi memilih jalur pemasarannya dengan cara:
1. Rencana penjualan perusahaan asuransi dievaluasi.
2. Manajemen mengkalkulasi pertumbuhan dan target penjualannya.
3. Kemampuan kantor pusat dan tenaga penjualan dievaluasi.
4. Prioritas ditentukan dan target disusun.
5. Satu atau lebih dari jalur distribusi dipilih serta digunakan untuk memasarkan produk.
• Agar petugas penjualan memiliki aturan main yang jelas dan pemegang polis terlindungi maka industri
asuransi jiwa membuat kode etik. Dengan demikian penjual/pemasaran:
1. Memiliki standar kode etik yang seragam.
2. Kepercayaan dan kesejahteraan pemegang polis tetap terjaga.
• Fidusia (pihak yang dapat dipercaya) adalah seseorang yang posisi dan tanggung jawabnya melibatkan
kepercayaan dan keyakinan yang tinggi.
• Pelanggaran Kode Etik oleh petugas pemasaran/agen asuransi jiwa dapat dibedakan berdasarkan:
- Perilaku kriminal
Penipuan
Penipuan yang disengaja atau mis-representasi (penjelasan yang salah) yang sudah diketahui oleh
seseorang sebagai hal yang salah atau tidak diyakini sebagai hal yang benar.
Penyalahgunaan Dana Nasabah
Mengambil uang atau harta benda lain yang diterima dari klien untuk tujuan khusus dan secara
salah dialokasikan untuk tujuan/keperluan yang lain.
Pemalsuan
Dengan sengaja/secara sadar membuat dokumen palsu dengan maksud bahwa:
a. Dokumen tersebut harus digunakan atau seolah-olah digunakan sebagai dokumen yang asli,
atau
b. Beberapa orang dibujuk dengan keyakinan bahwa hal/dokumen tersebut adalah asli/orisinal).
Sanksi:
Pemberian sanksi terhadap pelanggaran kode etik yang bersifat Perilaku Kriminal diatur
berdasarkan kontrak keagenan yang berlaku di perusahaan masing-masing. Sanksi tersebut
berupa pemutusan kontrak kerja sama keagenan sesuai dengan UU Republik Indonesia No. 2
Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, pasal 21 ayat 1 dan 5.
o Pasal 21 ayat 1: Barang siapa menggelapkan premi asuransi diancam dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 2.500.000.000 (dua milyar lima
ratus juta rupiah).
o Pasal 21 ayat 5: Barang siapa secara sendiri-sendiri atau bersama-sama melakukan pemalsuan
atas dokumen Perusahaana Asuransi Kerugian atau Perusahaan Asuransi Jiwa atau
Perusahaan Reasuransi, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda
paling banyak Rp 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah).
Perusahaan tempat petugas pemasaran/agen asuransi jiwa bekerja harus segera melaporkan
pada Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) berkaitan dengan black list terhadap agen asuransi
dan disirkulasikan kepada semua anggota AAJI. Bila sudah masuk black list, agen yang
bersangkutan tidak dapat lagi bekerja di industri asuransi jiwa.
- Perilaku menyesatkan
Menahan informasi (sengaja menyesatkan nasabah dengan informasi yang salah)
Menempatkan kepentingan pribadi di atas kepentingan klien (agen asuransi jiwa harus terbuka
terhadap calon nasabah yang berkaitan dengan transaksi atau rekomendasi)
Rebating (memberi potongan harga premi)
Systematic Replacement (mengganti produk internal/eksternal secara sistematis yang
membahayakan klien)
Twisting (membujuk pemegang polis untuk menebus polisnya dari perusahaan A lalu membeli
polis baru darinya di perusahaan B)
Churning (pencampuradukkan kontrol atas banyaknya dan seringnya penjualan)
Misrepresentasi (pernyataan atau ilustrasi yang menyesatkan atau perbandingan yang tidak
lengkap)
Pemaksaan (agen asuransi jiwa menggunakan kekuasaan, pengaruh, posisi atau moral terhadap
calon nasabah untuk pembelian produk)
Pembujukan (agen menawarkan untuk membayarkan premi yang kemudian akan ditebus calon
nasabah (menalangi premi); atau memberi hadiah jika membuka polis dimana agen bekerja)
Pernyataan kasar terhadap pesaing
Penandatanganan formulir kosong (agen tidak boleh meminta nasabah menandatangani formulir
kosong).
Sanksi:
Pemberian sanksi terhadap pelanggaran kode etik yang bersifat Perilaku Menyesatkan diatur
berdasarkan kontrak keagenan yang yang berlaku di perusahaan masing-masing. Pemberian
sanksi ditetapkan berdasarkan bobot kesalahan yang telah ditentukan oleh Departemen
Kepatuhan (Compliance Department) dari perusahaan asuransi jiwa yang terkait.
BAB 14
Lembaga Asuransi
Agenda:
• Peraturan, Kewenangan dan Hukum Asuransi Jiwa
• Struktur Organisasi Asuransi
Pengenaan Pajak
Peraturan perpajakan yang terkait dengan pajak penghasilan atas manfaat Asuransi Jiwa, termasuk Asuransi Jiwa
Unit Link, menyatakan bahwa pembayaran dari perusahaan asuransi pada individu atas asuransi kesehatan,
asuransi kecelakaan, Asuransi Jiwa, asuransi tujuan ganda (two-purpose insurance) dan asuransi beasiswa tidak
dikenakan pajak.
Dalam hal pembayaran Asuransi Jiwa dengan unsur tabungan yang telah jatuh tempo, jika pembayaran dari
manfaat tabungan dilakukan dalam 3 tahun atau kurang dari itu, selisih dari manfaat tabungan yang diterima dan
premi yang dibayarkan wajib dikenai pajak yang sama dengan pajak pengasilan atas bunga tabungan atau bunga
deposito.
Produk asuransi jiwa di Indonesia diatur oleh Undang-undang Asuransi No. 2 Tahun 1992. Undang-undang ini
mengatur badan usaha asuransi dan pelaksanaannya, yang menyangkut instansi-instansi: Biro Perasuransian,
BAPPEPAM & LK, dan Departemen Keuangan Republik Indonesia.
Berdasarkan Keputusan Dirjen Lembaga Keuangan No. KEP-2475/LK/2004 Pasal 1: “produk asuransi jiwa yang
terkait dengan investasi” merupakan produk asuransi jiwa yang mengandung unsur kematian yang disebabkan
oleh kecelakaan dan unsur investasi yang merujuk pada hasil investasi pasar.
Sesuai Undang-undang No. 2 Tahun 1992, sebuah perusahaan asuransi tidak diizinkan melakukan usaha di
Indonesia kecuali terdaftar dan memiliki lisensi operasional dari Departemen Keuangan RI.
Sebuah perusahaan asuransi wajib mendaftarkan seluruh produknya, termasuk Polis Asuransi Jiwa Seumur Hidup
(Lifelong Life Insurance Policy), Tujuan Ganda (Two-Purpose), Asuransi Berjangka (Term Insurance), Anuitas
(Annuity). Sebuah produk tidak dapat dipasarkan jika terdapat keberatan yang diajukan Departemen Keuangan
maksimal dalam waktu 2 (dua) minggu.
Produk Asuransi Jiwa Unit Link dan/atau semacamnya harus memenuhi persyaratan tambahan berikut yang
tercantum dalam pasal 5 Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 422/KMK.06/2003:
• Perusahaan tersebut wajib memiliki tenaga ahli yang kompeten dengan pengalaman sekurang-kurangnya
tiga tahun sebagai Wakil Manager Investasi.
• Perusahaan tersebut wajib memiliki sistem informasi yang memadai.
• Menurut Pasal 6 Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.06/2003, perusahaan yang memasarkan
produk asuransi wajib memenuhi tingkat solvabiitas yang disyaratkan dan tidak sedang dikenakan sanksi
administratif.
Batas Investasi
Batas dana yang dialokasikan untuk investasi diatur oleh Surat Keputusan Menteri Keuangan No.
424/KMK.06/2003 Bagian 5 Pasal 21 ayat 2 Kekayaan dari produk asuransi (yang terkait investasi) dapat
diinvestasikan pada:
Jika perusahaan asuransi jiwa menginvestasikan dananya di luar negeri, nilai dari investasi dapat digunakan
sebagai dasar penghitungan pembatasan, yang merupakan nilai dari semua jenis investasi kecuali kas dan bank
(seperti diatur dalam Pasal 24 ayat (2) KMK Nomor 424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003):
a. Saham yang tercatat di bursa efek, untuk semua emiten tidak melebihi 10% (sepuluh per seratus) dari
jumlah investasi;
b. Obligasi dan Medium Term Notes, untuk masing-masing penerbit tidak melebihi 10% (sepuluh per
seratus) dari jumlah investasi;
c. Penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek), mengacu pembatasan investasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf e dan Pasal 18 ayat (1) huruf e;
d. Jumlah seluruh penempatan investasi di luar negeri tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari
jumlah investasi.
Berdasarkan Keputusan Dirjen Lembaga Keuangan No. KEP-2475/LK/2004 Pasal 6 penghitungan aset unit link
adalah sebagai berikut:
Ayat (1) Perusahaan Asuransi Jiwa wajib melakukan perkembangan dana investasi kepada pemegang polis
sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun.
Ayat (2) Pelaporan perkembangan dana sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) memuat sekurang-kurangnya hal-
hal sebagai berikut:
a. Nilai unit dan harga unit per tanggal valuasi untuk periode berjalan dan periode lalu;
b. Nilai unit dan harga unit yang dibeli dalam periode berjalan;
c. Nilai unit dan harga unit yang dijual dalam periode berjalan;
d. Rincian biaya (charges) yang sekurang-kurangnya terdiri dari biaya awal (initial charge), biaya pengelolaan
(management fee), biaya mortalita (mortality cost) dan biaya pertanggungan tambahan (riders);
e. Besar uang pertanggungan kematian pada akhir periode berjalan;
f. Nilai tunai netto (net cash surrender value) pada akhir periode berjalan;
g. Saldo pinjaman polis, bila ada, pada akhir periode berjalan;
h. Hasil investasi bersih untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun terakhir, bila tersedia, untuk
setiap dana investasi;
i. Perincian jenis investasi untuk setiap dana per tanggal pelaporan.
Peraturan tentang pengungkapan informasi produk asuransi jiwa di Indonesia diatur dalam: Pasal 8 No.
422/KMK.06/2003 dan Pasal 5 Keputusan Dirjen Lembaga Keuangan No. KEP-2475/LK/2004.
Ketentuan mengenai klaim diatur dalam Keputusan Menteri keuangan No. 422/KMK.06/2003 Pasal 25, 26, dan 27.
Ketentuan Nilai Minimum Klaim Kematian Produk Unit Link ditentukan dalam Pasal 2 Keputusan Dirjen Lembaga
Keuangan No. KEP-2475/LK/2004 adalah sbb:
Produk yang dikaitkan dengan investasi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
• Menurut UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, di Indonesia terdapat empat badan hukum
yang terbentuk:
- Perusahaan Perseroan (PERSERO)
- Koperasi
- Perseroan Terbatas
- Usaha Bersama (Mutual)
- Departemen Aktuaria
Menghitung premi;
Melaksanakan valuasi aktuaria setiap saat sesuai yang diatur oleh regulasi asuransi, biasanya
setahun sekali;
Menetapkan kesehatan (solvency) perusahaan melalui valuasi actuarial;
Merekomendasikan tingkat bonus untuk dideklarasikan;
Memonitor pengalaman perusahaan berkaitan dengan moralitas dan mengusulkan perubahan
kebijaksanaan dari waktu ke waktu.
- Departemen Akuntansi
Bertanggungjawab atas kumpulan akun dan memastikan keakuratannya sebelum melakukan
pembayaran.
- Departemen Investasi
Memastikan tidak ada dana yang tidak diinvestasikan;
Menginvestasikan dana untuk memberikan hasil investasi yang baik sesuai dengan tingkat
keamanan dana;
Menginvestasikan dana sesuai dengan regulasi.
- Audit
Mengaudit laporan akun perusahaan sebelum diserahkan kepada regulator atau rapat pemegang
saham, yang sebelumnya telah disetujui oleh rapat pemegang saham.
• Berdasarkan Undang-undang dan Peraturan yang berlaku di Indonesia, setiap pihak yang
menyelenggarakan usaha perasuransian wajib mendapat ijin usaha dari Menteri Keuangan RI. Dalam hal
ini, Menteri Keuangan berperan sebagai regulator asuransi di Indonesia.
• Sebagai regulator, Menteri Keuangan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan
asuransi. Menteri Keuangan juga melakukan pemeriksaan berkala atau setiap waktu, apabila diperlukan.