Anda di halaman 1dari 8

Skenario B Blok 21 Tahun 2019

Tn. A umur 40 tahun seorang laki-laki bekerja sebagai buruh bangunan, sejak 5 bulan
yang lalu mengeluh ada benjolan di leher kanan awalnya kecil, kemudian membesar seperti
kelereng makin lama makin membesar dan sekarang teraba sebesar telur ayam. Benjolan tersebut
tidak nyeri, demam ada tapi tidak terlalu tinggi, mudah berkeringat, nafsu makan menurun.
Sejak 4 bulan yang lalu mengeluh juga benjolan di leher sebelah kiri yang semula kecil
seperti kacang tanah saat ini sudah sebesar telur puyuh, benjolan juga tidak nyeri.Berat badan
dirasakan menurun 6 kg dalam dua bulan.Dalam satubulan ini Tn.A berobat ke dokter umum,
diberi obat kemudian dilakukan pemeriksaan darah dan rontgen dada, namun benjolan tersebut
tidak mengecil dan malah membesar.Riwayat batuk lama tidak ada, riwayat keluarga batuk lama
tidak ada, riwayat sakit kepala tidak ada, riwayat makan obat anti TB atau OAT tidak ada, dan
keluhan nyeri sendi tidak ada.BAK dan BAB tidak ada keluhan. Tn. A memiliki kebiasaan
merokok sejak usia 20 tahun, rata-rata 2 bungkus perhari. Tn. A jarang minum obat-obatan atau
jamu-jamuan.Riwayat keluarga tidak ada penyakit seperti ini, ibu Tn.A menderita karsinoma
payudara.

Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum tampak sakit sedang, TD 120/80 mmHg, denyut nadi 88 x/menit, frekuensi
napas 20 x/menit, suhu 36,9 O C, TB 165 cm, BB 42 kg.
Keadaan Spesifik :
Kepala: Konjungtiva pucat (-), ikterik (-)
Mulut stomatitis (-), Faring Hiperemis (-), Tumor (-)
Leher : JVP (5-2) cmH2O
Regio Cervikalis dekstra: teraba benjolan ukuran 4x4x3 cm, nyeri tekan (-),
konsisten lunak, mobile
Regio Cervikalis sinistra: teraba benjolan ukuran 2x2x1 cm, nyeri tekan (-),
konsistensi lunak, mobile
Thorax: Paru: dbn
Jantung: dbn
Abdomen: hepar dan lien tidak teraba massa
Ektremitas Superior: dbn
Ekstremitas inferior: dbn
KGB: di supraklavikula, aksila dan inguinal tidak teraba

Pemeriksaan Laboratorium:
Darah rutin: Hb 10,2 gr %, leukosit 8000/mm3, hitung jenis: 0/2/6/70/21/1, LED 60 mm/jam
Kimia darah: ureum 50 gr/dl, kreatinin 1,3 mg./dl , asam urat 8,5 mg/dl, LDH 565 U/l

Rontgen Thoraks PA: dbn

I. Klarifikasi Istilah
No Istilah Klarifikasi
1. Benjolan Nodus kecil, yang padat dan dapat dikenali melalui sentuhan
2. Jamu Obat tradisional yang dibuat dari akar-akaran, daun-daunan,
dan bagan tumbuhan lainnya. Komposisinya tergantung
tujuan penggunaannya
3. Karsinoma Pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel epithelial
yang cenderung menginfiltrasi jaringan di sekitarnya dan
menimbulkan metastasis
4. Stomatitis Radang generalisata mukosa mulut
5. Kelenjar Getah Bening Kumpulan jaringan limfoid yang terorganisasi sebagai satu
organ limfoid nyata di sepanjang jalur pembuluh limfatik
6. Tumor Pembengkakan, salah satu dari tanda kardinal peradangan
7. Demam Peningkatan temperature tubuh di atas normal
8. LDH Laktat Dehidrogenase, enzim yang mengkatalisis konversi
perubahan laktat menjadi piruvat tersebar di jaringan dan
jumlahnya paling banyak di dalam ginjal, otot rangka, hati,
dan otot jantung. Konsentrasi meningkat dalam darah bila
jaringan tersebut terluka. Nilai Normal: 140-280 U/l
9. Regio cervikalis
10. Hb Komponen darah yang berfungsi sebagai alat trasportasi
oksigen dan karbondioksida

II. Identifikasi Masalah


1. Tn. A umur 40 tahun seorang laki-laki bekerja sebagai buruh bangunan, sejak 5 bulan yang
lalu mengeluh ada benjolan di leher kanan awalnya kecil, kemudian membesar seperti
kelereng makin lama makin membesar dan sekarang teraba sebesar telur ayam. Benjolan
tersebut tidak nyeri, demam ada tapi tidak terlalu tinggi, mudah berkeringat, nafsu makan
menurun.
2. Sejak 4 bulan yang lalu mengeluh juga benjolan di leher sebelah kiri yang semula kecil
seperti kacang tanah saat ini sudah sebesar telur puyuh, benjolan juga tidak nyeri. Berat
badan dirasakan menurun 6 kg dalam dua bulan.
3. Dalam satu bulan ini Tn. A berobat ke dokter umum, diberi obat kemudian dilakukan
pemeriksaan darah dan rontgen dada, namun benjolan tersebut tidak mengecil dan malah
membesar.
4. Riwayat batuk lama tidak ada, riwayat keluarga batuk lama tidak ada, riwayat sakit kepala
tidak ada, riwayat makan obat anti TB atau OAT tidak ada, dan keluhan nyeri sendi tidak
ada. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Tn. A memiliki kebiasaan merokok sejak usia 20
tahun, rata-rata 2 bungkus perhari. Tn. A jarang minum obat-obatan atau jamu-
jamuan.Riwayat keluarga tidak ada penyakit seperti ini, ibu Tn. A menderita karsinoma
payudara.
5. Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum tampak sakit sedang, TD 120/80 mmHg, denyut nadi 88 x/menit, frekuensi
napas 20 x/menit, suhu 36,9 O C, TB 165 cm, BB 42 kg.
Keadaan Spesifik :
Kepala: Konjungtiva pucat (-), ikterik (-)
Mulut stomatitis (-), Faring Hiperemis (-), Tumor (-)
Leher : JVP (5-2) cmH2O
Regio Cervikalis dekstra: teraba benjolan ukuran 4x4x3 cm, nyeri tekan (-),
konsisten lunak, mobile
Regio Cervikalis sinistra: teraba benjolan ukuran 2x2x1 cm, nyeri tekan (-),
konsistensi lunak, mobile
Thorax: Paru: dbn
Jantung: dbn
Abdomen: hepar dan lien tidak teraba massa
Ektremitas Superior: dbn
Ekstremitas inferior: dbn
KGB: di supraklavikula, aksila dan inguinal tidak teraba
6. Pemeriksaan Laboratorium:
Darah rutin: Hb 10,2 gr %, leukosit 8000/mm3, hitung jenis: 0/2/6/70/21/1, LED 60
mm/jam
Kimia darah: ureum 50 gr/dl, kreatinin 1,3 mg./dl , asam urat 8,5 mg/dl, LDH 565 U/l
Rontgen Thoraks PA: dbn

III. Analisis Masalah


1. Tn. A umur 40 tahun seorang laki-laki bekerja sebagai buruh bangunan, sejak 5 bulan yang
lalu mengeluh ada benjolan di leher kanan awalnya kecil, kemudian membesar seperti
kelereng makin lama makin membesar dan sekarang teraba sebesar telur ayam. Benjolan
tersebut tidak nyeri, demam ada tapi tidak terlalu tinggi, mudah berkeringat, nafsu makan
menurun.
a. Bagaimana hubungan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan dengan keluhan yang dialami
Tn. A? (RARA, DINA, MUTIAH)
b. Apa makna benjolan semakin membesar dan tidak nyeri sejak 5 bulan yang lalu?
(KILA, AYU, ZAHWAN)
c. Bagaimana mekanisme terjadinya benjolan yang membesar pada leher kanan sampai
sebesar telur ayam? (IZA, CICA)
d. Bagaimana mekanisme demam tetapi tidak terlalu tinggi, mudah berkeringat, dan nafsu
makan menurun? (RIZKA, TANTO)
e. Apa saja kemungkinan penyebab terjadinya benjolan di leher secara umum? (DINA,
RARA, MUTIAH)
f. Bagaimana hubungan benjolan dengan demam tetapi tidak terlalu tinggi, mudah
berkeringat, dan nafsu makan menurun? (CICA, TANTO)
g. Apa saja organ yang terlibat dan bagaimana anatomi dan histologi dari organ tersebut?
(KILA, ZAHWAN, AYU)
h. Bagaimana fisiologi organ yang terlibat? (RARA, DINA, MUTIAH)

2. Sejak 4 bulan yang lalu mengeluh juga benjolan di leher sebelah kiri yang semula kecil
seperti kacang tanah saat ini sudah sebesar telur puyuh, benjolan juga tidak nyeri. Berat
badan dirasakan menurun 6 kg dalam dua bulan.
a. Bagaimana hubungan penurunan berat badan dengan benjolan di leher Tn. A? (CICA,
TANTO)
b. Mengapa progresivitas benjolan pada leher kanan dan kiri berbeda? (DINA, IZA,
RIZKA)

3. Dalam satu bulan ini Tn. A berobat ke dokter umum, diberi obat kemudian dilakukan
pemeriksaan darah dan rontgen dada, namun benjolan tersebut tidak mengecil dan malah
membesar.
a. Apa makna dari kalimat di atas? (AYU, KILA, ZAHWAN)
b. Apa saja kemungkinan obat yang diberikan dokter umum kepada Tn. A? (RARA,
DINA, MUTIAH)
c. Apa indikasi pemeriksaan darah dan rontgen dada pada Tn. A? (AYU, ZAHWAN,
KILA)
d. Mengapa benjolan tersebut tidak mengecil tetapi semakin membesar meski telah
diberikan obat? (MUTIAH, AYU)
e. Bagaimana tatalaksana awal yang seharusnya dilakukan oleh dokter umum? (DINA,
RARA)

4. Riwayat batuk lama tidak ada, riwayat keluarga batuk lama tidak ada, riwayat sakit kepala
tidak ada, riwayat makan obat anti TB atau OAT tidak ada, dan keluhan nyeri sendi tidak
ada. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Tn. A memiliki kebiasaan merokok sejak usia 20
tahun, rata-rata 2 bungkus perhari. Tn. A jarang minum obat-obatan atau jamu-jamuan.
Riwayat keluarga tidak ada penyakit seperti ini, ibu Tn. A menderita karsinoma payudara.
a. Apa makna klinis dari pernyataan di atas? (AYU, KILA, ZAHWAN)
b. Apa saja obat-obatan dan jamu-jamuan yang dapat menyebabkan timbulnya keluhan
klinis seperti diatas? (DINA, MUTIAH, RARA)
c. Apa hubungan riwayat ibu Tn. A menderita karsinoma payudara dengan keluhan Tn.
A? (IZA, RIZKA)
d. Apa kandungan yang terdapat di dalam rokok yang menjadi faktor risiko dari keluhan
Tn. A? (KILA, AYU)

5. Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum tampak sakit sedang, TD 120/80 mmHg, denyut nadi 88 x/menit, frekuensi
napas 20 x/menit, suhu 36,9 O C, TB 165 cm, BB 42 kg.
Keadaan Spesifik :
Kepala: Konjungtiva pucat (-), ikterik (-)
Mulut stomatitis (-), Faring Hiperemis (-), Tumor (-)
Leher : JVP (5-2) cmH2O
Regio Cervikalis dekstra: teraba benjolan ukuran 4x4x3 cm, nyeri tekan (-),
konsisten lunak, mobile
Regio Cervikalis sinistra: teraba benjolan ukuran 2x2x1 cm, nyeri tekan (-),
konsistensi lunak, mobile
Thorax: Paru: dbn
Jantung: dbn
Abdomen: hepar dan lien tidak teraba massa
Ektremitas Superior: dbn
Ekstremitas inferior: dbn
KGB: di supraklavikula, aksila dan inguinal tidak teraba
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik di atas? AYU, KILA, ZAHWAN
b. Bagaimana mekanismeterjadinyaabnomalitas dari hasil pemeriksaan fisik di atas?
CICA, RIZKA
c. Bagaimana gambaran dari pembesaran leher pada Tn. A? IZA, TANTO

6. Pemeriksaan Laboratorium:
Darah rutin: Hb 10,2 gr %, leukosit 8000/mm3, hitung jenis: 0/2/6/70/21/1, LED 60
mm/jam
Kimia darah: ureum 50 gr/dl, kreatinin 1,3 mg./dl , asam urat 8,5 mg/dl, LDH 565 U/l
Rontgen Thoraks PA: dbn
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan laboratorium dan rontgen di atas? AYU
KILA
b. Bagaimana mekanisme terjadinya abnomalitas dari hasil pemeriksaan laboratorium dan
rontgen di atas? IZA, CICA
c. Apa saja pemeriksaan penunjang lain yang dibutuhkan untuk menegakkan kasus Tn. A?
(gold Standar) ZAHWAN, AYU

Hipotesis: Tn. A, 40 tahun mengalami pembesaran di kedua leher diduga mengalami


Limfadenopati karena keganasan limfoma maligna
a. Diagnosis Kerja
b. Diagnosis Banding
c. Pemeriksaan Penunjang
d. Algoritma Penegakan diagnosis (Ayu, zahwan, kila)
e. Epidemiologi
f. Definisi
g. Etiologi
h. Faktor Risiko
i. Klasifikasi (rara, dina, mutiah)
j. Patogenesis
k. Patofisiologi
l. Manifestasi klinis (Iza, Cica, Tanto, rizka)
m. Tatalaksana
n. Edukasi dan Pencegahan (Ayu, Mutiah, Rara, Kila, Dina)
o. Komplikasi (Iza, Zahwan, Cica, Tanto, Rizka)
p. Prognosis
q. SKDI
Learning Issue
1. Limfadenopati (Limfoma Maligna) (Sesuai Template)
2. Anatomi, Fisiologi, dan histologi Kelenjar Getah Bening Regio Cervikalis (ANATOMI:
IZA, ZAHWAN, TANTO ; FISIOLOGI: RARA, MUTIAH, DINA; HISTOLOGI:
RIZKA, AYU, KILA, CICA)

Anda mungkin juga menyukai