Anda di halaman 1dari 12

Laboratium Fisika Sekolah

Desain Laboratorium Dan Fasilitas Laboratorium


Dosen Pengasuh: Muhammad Jhoni, M.Pd

Oleh :
Mia Antika (1522240013)
Susilawati (1532240034)

Program Studi Pendidikan Fisika


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
2016
Desain Laboratorium dan Fasilitas Laboratorium

A. Pengertian Laboratorium
Laboratorium yang sering disingkat “lab”, adalah tempat dilakukannya
riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah. Pada umumnya, laboratorium dirancang untuk
memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya seperti
laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium
komputer, dan laboratorium bahasa.
Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana
penting untuk penunjang proses pembelajaran di sekolah. Dikemukakan pada
PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat
(2) serta Pasal 43 ayat (1) dan ayat (2) bahwa:

1. Pasal 42 (2):
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,
ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata
usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang
unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga,
tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.

2. Pasal 43
(1) Standar keragaman jenis peralatan laboratorium ilmu pengetahuan alam
(IPA), laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan
pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang
berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia.
(2) Standar jumlah peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dinyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan perpeserta didik. Untuk
meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu
laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila tidak ditunjang oleh
manajemen yang baik.

B. Desain Laboratorium Fisika


Rancangan laboratorium dibuat oleh arsitek dengan melibatkan pengelola
laboratorium. Hal ini disebabkan untuk bangunan laboratorium diperlukan juga
beberapa persyaratan untuk memenuhi standar laboratorium, yang meliputi: 1.
Ruang laboratorium yang memadai; 2. Meja laboratorium dan meja dinding; 3.
Sarana air, gas dan listrik; 4. Peralatan laboratorium; 5. Furniture; 6. Peralatan
atau ruang khusus, misal: a) lemari asam atau lemari uap untuk laboratorium
analisis kimia, b) Ruang pendingin untuk laboratorium bedah anatomi, dll.
Ruang Laboratorium yang memadai mempunyai ukuran gedung dan
ruangan didalamnya sesuai untuk peruntukannya. Setidaknya memiliki empat
ruangan, yaitu: 1) ruang guru/dosen, 2) ruang preparasi/persiapan, 3) ruang
praktikum/laboratorium, 4) ruang penyimpanan.

1. Ruang Guru/dosen
Ruang guru/dosen di laboratorium adalah tempat kerja bagi
penanggung jawab laboratorium dan guru yang melaksanakan proses
pembelajaran di laboratorium.
a. Ruang guru/dosen terdapat di dalam laboratorium, dengan satu pintu
masuk dan keluar yang sama melalui ruang praktikum.
b. Ruang guru/dosen dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding
berkaca bening sehingga dari dalam ruang ini guru/dosen dapat
mengawasi kegiatan yang terjadi di dalam ruang praktikum.
c. Ruang guru/dosen memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
d. Memiliki fasilitas mebeler seperti : Kursi dan meja tulis untuk satu orang
guru/dosen atau lebih, Lemari atau rak buku, dan Lemari untuk keperluan
administrasi.
e. Loker atau rak untuk menyimpan pekerjaan tulis siswa/mahasiswa yang
akan diperiksa oleh guru/dosen
Dalam ruang ini dapat dilaksanakan pekerjaan administrasi laboratorium
seperti :
- Inventarisasi alat-alat laboratorium
- Administrasi penggunaan alat-alat laboratorium.
- Administrasi peminjaman alat-alat laboratorium.
- Pengelolaan kegiatan laboratorium.
Di dalam ruang guru juga dapat dilaksanakan pekerjaan akademik
laboratorium seperti :
- Merencanakan kegiatan laboratorium.
- Menyusun jadwal kegiatan laboratorium.
- Memeriksa pekerjaan siswa/mahasiswa.
2. Ruang Persiapan
Ruang persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan
perawatan dan persiapan alat-alat laboratorium. Bila sekolah/universitas
atau laboratorium memiliki petugas laboran, ruang persiapan juga dapat
digunakan sebagai ruang kerja laboran. Ruang persiapan terdapat di dalam
laboratorium, diantara ruang praktikum dan ruang penyimpanan atau
gudang. Ruang persiapan dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan
dinding berkaca bening atau ram kawat, sehingga dari dalam ruang ini
guru/dosen atau laboran dapat melihat kegiatan yang terjadi di dalam ruang
praktikum. Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara
yang baik. Memiliki fasilitas mebeler seperti : Fasilitas mebel seperti meja,
kursi, lemari, rak dan sebagainya. Pada prinsipnya semua mebeler adalah
sama, namun karena fungsi dan tujuan pemakaiannya, maka mebeler
laboratorium biasanya memiliki bentuk, ukuran, dan jenis bahan tertentu
yang dapat berbeda dengan mebeler lainnya. Sesuai dengan tujuan
pemakaian dan fungsinya, fasilitas mebeler laboratorium dapat terdiri dari
bermacam-macam meja, kursi, lemari, rak dan loker, seperti yang akan
dikemukakan berikut ini.
3. Ruang Praktikum
Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium
fisika. Ruang praktikum adalah ruang tempat berlangsungnya proses
pembelajaran fisika di laboratorium. Proses pembelajaran di ruang
praktikum menuntut tempat yang lebih luas dari pada proses pembelajaran
klasikal di dalam kelas biasa, oleh karena itu luas ruang praktikum harus
dapat memberikan keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru selama
melakukan proses pembelajaran. Luas ruang praktikum biasanya antara satu
setengah sampai dua kali luas ruang kelas.
Agar kegiatan proses pembelajaran di dalam ruang praktikum dapat
berjalan dengan baik, maka ruang praktikum hendaknya memiliki fasilitas-
fasilitas utama sebagai berikut :
a. Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan lain-lain),
instalasi air dengan bak cucinya, instalasi gas, dan instalasi limbah.
b. Fasilitas mebeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa, kursi dan
meja demonstrasi untuk guru/dosen, loker penitipan tas buku siswa, dan
lemari penyimpanan alat-alat praktikum. Papan tulis, dan mungkin layar
untuk OHP dan LCD.
Untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan kerja di dalamnya,
sebaiknya ruang praktikum memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
a. Ventalasi udara yang cukup, dapat berupa jendela, langit-langit yang
tidak tertutup rapat, atau mungkin kipas angin (exhous-van).
b. Pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu terbuka ke
luar.
c. Pintu yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan ruang
guru serta dapat teramati dari kedua ruangan itu.
d. Kotak P3K.
e. Fasilitas pemadam kebakaran.
4. Ruang Penyimpanan
Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut sebagai
gudang laboratorium, adalah ruang yang disediakan khusus untuk
menyimpan alat-alat yang sedang tidak digunakan. Ruang penyimpanan
terdapat di dalam laboratorium di sebelah dalam ruang persiapan. Demi
keamanan dan kemudahan penyimpanan dan pengambilan alat-alat, ruang
penyimpanan atau gudang biasanya hanya memiliki satu pintu masuk dan
keluar melalui ruang persiapan. Ruang penyimpanan atau gudang harus
memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang memadai. Ruang
penyimpanan memiliki fasilitas mebeler seperti :Macam-macam lemari alat-
alat dan bahan-bahan, Macam-macam rak untuk alat-alat.

C. Fasilitas Laboratorium
Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk
memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas
tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus.
Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai
laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran
listrik, dan gas. Fasilitas khusus berupa peralatan, contohnya meja
siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari
bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam
kebakaran dll. Penerangan Ruang laboratorium harus memiliki pengatur
penerangan yang dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat
berasal dari cahaya matahari atau dari listrik. Ventilasi Laboratorium IPA
membutuhkan ventilasi yang baik. Kadang-kadang ventilasi tidak dapat
dicukupi dari jendela, sehingga dibutuhkan alat perotasi udara seperti kipas
penyedot (ceiling fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu pergantian
udara menjadi lebih baik.
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA. Pasokan
air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan,
kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat
kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Aliran air yang
masuk ke dalam laboratorium harus lancar. Demikian juga aliran air yang ke
luar laboratorium. Air yang masuk dan ke luar laboratorium biasanya lewat
pipa-pipa. Harus diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang
mengandung bahan-bahan yang dapat merusakkan pipa-pipa tersebut.
Pembuangan sisa asam atau basa kuat atau bahan korosif 44 lainnya harus
melalui pengenceran dahulu sebelum dibuang lewat pipa. Hal ini untuk
menghindari kerusakan pipa-pipa saluran air.
Bak cuci atau sinks dapat terbuat dari beton atau porcelain. Bak cuci
yang terbuat dari porcelain mudah ternoda apabila kena bahan-bahan kimia.
Bak cuci harus dilengkapi dengan saringan untuk mencegah masuknya sisa-
sisa praktikum yang berupa bahan padat. Untuk menghindari adanya kerusakan
bak cuci, hindarkan pembuangan bahan-bahan kimia seperti asam-basa kuat
dan bahan-bahan korosif lainnya.
Listrik Pada laboratoium, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting.
Besarnya daya yang terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat
laboratorium, terutama alat-alat laboratorium yang membutuhkan daya besar.
Tegangan listrik harus selalu dicek apakah stabil atau tidak. Tegangan listrik
yang tidak stabil dapat merusak alat-alat. Harus diperhatikan pula instalasi
listrik, jangan didekatkan dengan aliran air dan gas. Selain itu harus dilengkapi
dengan pengaman yang mudah dijangkau. Terminal out let harus mudah
dijangkau. Instalasi listrik secara periodic perlu diperiksa kondisinya. Kabel-
kabel listrik secara periodic disikat untuk menghilangkan bahan-bahan korosif
yang biasanya menempel pada permukaan kabel. Socket dan plug harus
diperiksa apakah masih berfungsi dengan baik atau rusak (aus). Apabila rusak
harus segera diganti. Periksa juga secara periodic hubungan kabel ke socket
apakah masih terikat dengan kuat. Mebelair Perlengkapan yang berupa mebelar
harus diperhatikan kualitas dan ukurannya. Misalnya untuk meja perlu
diperhatikan ketinggiannya. Umunya meja siswa / mahasiswa ukuran tingginya
70-75cm. Meja guru / dosen atau meja demonstrasi harus lebih tinggi dari meja
siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja siswa paling
belakang. Kursi laboratorium apabila memungkinkan ketinggiannya dapat
diatur, sehingga siswa / mahasiswa dapat menyesuaikan dengan jenis kegitan
praktikum / percobaan. Meja samping yang biasa dipakai untuk menyimpan
alat-alat yang menetap umumnya terbuat dari cor beton. Namun demikian
dapat juga meja samping tersebut dibuat dari bahan kayu keras. Bagian bawah
meja samping dapat sekaligus digunakan sebagai lemari. Ukuran 45 meja
samping panjangnya bervariasi sesuai kebutuhan, sedangkan lebarnya antara
50cm sampai 60cm dengan ukuran tinggi 70cm -75cm. Demikian halnya meja
untuk timbangan harus rata dan tidak mudah bergetar atau goyang. Meja
timbangan ini sangat cocok dibuat dari cor beton atau dari bahan kayu keras
yang tebal. Lemari alat dan bahan hendaknya memiliki tahapan (shelve) yang
dapat diubah-ubah posisinya agar memudahkan dalam menata alat-alat yang
bervariasi ukurannya. Adakalanya dibutuhkan suatu lemari yang khusus
digunakan untuk menyimpan mikroskop dan alat optik lainnya. Lemari
mikroskop dibuat dengan tahapan (shelve) yang kokoh dan datar yang dapat
dibuat dari bahan logam atau kayu keras. Ukurannya disesuaikan dengan
kebutuhan atau jumlah mikroskop yang dimiliki. Hal yang perlu diperhatikan
untuk lemari mikroskop tersebut adalah diusahakan tidak lembab agar
terhindar dari jamur.
D. Kesimpulan
Dari hasil makalah di atas dan hasil penelitian di laboratorium fisika
maka dapat di simpulkan sebagai berikut:
No Kondisi Dilaboratorium Kondisi Seharusnya
1 Ruang praktikum terlalu kecil dan Seharusnya ruangan dibuat
AC tidak terlalu dingin lebih luas dan tambahkan AC
supaya mahasiswa tidak
kepanasan saat praktikum
2 Ruangan persiapan masih kurang Ruang persiapan dan ruang
memadai praktikum sebaiknya disekat
dengan dinding berkaca bening
atau ram kawat, sehingga dari
dalam ruang ini guru/dosen atau
laboran dapat melihat kegiatan
yang terjadi di dalam ruang
praktikum. Ruang persiapan
harus memiliki instalasi listrik
dan ventilasi udara yang baik
dan harus memiliki fasilitas
mebeler.
3 Ruang penyimpanan kurang Seharusnya kondisi
memadai penyimpanan dilaboratorium
fisika kedepannya akan lebih
baik lagi agar alat-alat
praktikum bisa disimpan
dilemarinya sendiri tidak
diletakan dibawah meja
praktikum sehingga kita bisa
mengencek alat-alat apa saja
yang tidak bisa digunakan
sehingga kita juga bisa
membersihkannya jika alat-alat
tersebut disimpan di lemari
kaca. Kemudian penyimpanan
buku yang ada dipinggir meja
dimasukkan kedalam lemari
sehingga didalaam ruangan
tersebut akan terlihat rapi
4. Ruangan dosen sudah cukup baik a. Ruang guru/dosen
terdapat di dalam
laboratorium, dengan
satu pintu masuk dan
keluar yang sama
melalui ruang
praktikum.
b. Ruang guru/dosen dan
ruang praktikum
sebaiknya disekat
dengan dinding berkaca
bening.
c. Ruang guru/dosen
memiliki instalasi listrik
dan ventilasi udara yang
baik.
d. Memiliki fasilitas
mebeler.
5. Fasilitas laboratorium tidak Seharusnya fasilitas
memadai laboratorium haruslah lengkap
karena untuk memudahkan saat
melakukan praktikum.
E. Saran
Sebaiknya laboratorim fisika harus di lengkapi lagi fasilitasnya supaya
sesuai dengan standarisasi laborattorium fisika nasional, karena laboratorium
yang baik, nyaman serta lengkap akan memudahkan siapa saja yang akan
melakukan praktikum
Daftar Pustaka
Decaprio, Richard. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Yogyakarta:
Diva Press

https://aimarusciencemania.files.wordpress.com/2012/03/buku-pengetahuan-
laboratorium-biologi.pdf

http://sriagustinatinachan.blogspot.co.id/2011/10/makalah-desain-dan-
fasilitas.html

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196305011988031
-RIANDI/Bahan_Kuliah/Pengelolaan_Laboratorium.pdf

Anda mungkin juga menyukai