Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia konstruksi terdapat beberapa aspek teknis yang harus
dipersiapkan sebelum pelaksanaan proyek dimulai, salah satunya adalah persiapan
lahan untuk pembangunan. Sering ditemukan di suatu proyek yang mengharuskan
pihak pelaksana ataupun pemilik proyek melakukan pekerjaan terkait dengan
persiapan lahan, baik itu pembongkaran bangunan yang sudah ada, pembersihan
lahan dari pepohonan hingga penggalian atau pengurugan.
Pada sebuah pekerjaan penggalian dan pengurugan hal-hal yang bersifat
teknis perlu diperhatikan agar kestabilan tanah dapat dijaga, seperti tebal
penggalian/pengurugan, jenis tanah yang digunakan untuk mengurug, dan lain
sebagainya. Kestabilan tanah setelah dilakukan penggalian maupun pengurugan
juga perlu diperhatikan, tidak jarang ditemui pembangunan sebuah dinding
penahan atau jenis perkuatan tanah lainnya pada lahan hasil penggalian atau tanah
urugan untuk menjaga tanah agar tidak longsor.
Pada penelitian ini penulis akan mengevaluasi suatu dinding penahan
tanah yang berada pada proyek Malioboro City, sebuah proyek superblock yang
berlokasi di Provinsi DIY. Proyek superblock Malioboro City ini tepatnya terletak
di Jalan Adi Sutjipto Km 8, Kabupaten Sleman. Proyek ini dimulai pada bulan
Oktober tahun 2012, lokasi proyek ini merupakan bekas area persawahan seluas
kurang lebih 30.500 m2. Sebelah selatan lokasi proyek berbatasan dengan Jalan
Adi Sutjipto, sebelah timur terdapat Sungai Tambak Bayan, sebelah utara
berbatasan langsung dengan persawahan, dan di sebelah barat terdapat saluran
irigasi dan pemukiman penduduk. Dalam proyek superblock ini akan dibangun
antara lain apartemen, hotel, pusat perbelanjaan dan fasilitas umum lainnya yang
menjadi satu kawasan. Seperti nampak pada Gambar 1.1, gambar siteplan proyek
yang menunjukan denah lokasi gedung-gedung yang direncanakan, antara lain :
tiga blok ruko, dua gedung hotel, satu gedung perkantoran dan satu gedung
apartemen.
2

Gambar 1.1 Siteplan proyek Malioboro City


(Sumber : Dokumen Perencanaan Proyek Malioboro City, 2012)
3

Gambar 1.2 Foto tanah asli di proyek

Gambar 1.3 Foto kondisi tanah urugan

Kondisi permukaan tanah proyek ini pada awalnya adalah persawahan,


seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.2, lalu dari pihak pengembang melakukan
pengurugan dan pemadatan sebelum pelaksanan pembangunan dimulai dengan
mengambil tanah urugan yang berasal dari hulu sungai-sungai di lereng Gunung
Merapi. Pengurugan dilakukan hingga mencapai ketinggian 5 meter dari tanah asli
seperti nampak pada Gambar 1.3, sehingga elevasi tanah urugan sama atau lebih
tinggi sedikit dengan permukaan jalan raya yang ada persis di sebelah selatan
proyek. Gerakan masa tanah yang menyebabkan longsor sering terjadi pada tebing
buatan seperti ini, dari terganggunya kestabilan tanah yang menyusun tebing
4

tersebut atau secara teknis akibat rendah atau menurunnya perlawanan kuat geser
tanah dalam menahan tegangan geser tanah yang terjadi, untuk itu dibuatkan
sebuah dinding penahan tanah.

Gambar 1.4 Lokasi dinding penahan tanah pada proyek Malioboro City
(Sumber : Dokumen Perencanaan Proyek Malioboro City, 2012)

Gambar 1.5 Foto dinding penahan tanah yang sudah dibangun

Pihak pengembang telah membuat sebuah dinding penahan tanah tipe


gravity wall dengan bahan pasangan batu belah di sisi timur daerah pengurugan,
seperi yang nampak pada Gambar 1.4 dan Gambar 1.5. Dinding penahan tersebut
5

dibangun tepat di belakang talud Sungai Tambak Bayan. Hal ini menjadi menarik
karena ibarat penggabungan dua buah bangunan untuk menjaga kestabilan suatu
tanah urugan yang mana kedua bangunan tersebut memiliki komposisi material
dan umur bangunan yang berbeda. Dalam tugas akhir ini penulis akan
mengevaluasi dinding penahan tanah yang sudah dibangun tersebut dan
mendesain ulang dengan tipe konstruksi penahan tanah yang lain.

1.2 Maksud dan Tujuan


Penelitian tugas akhir ini memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut :
a) Untuk menganalisa kekuatan dan biaya pembuatan dinding penahan tanah
yang sudah ada di proyek
b) Untuk merencanakan dan merancang beberapa jenis konstruksi penahan tanah
alternatif yang aman dan ekonomis
c) Untuk menghitung besar biaya dari masing-masing alternatif konstruksi
dinding penahan tebing tanah.

1.3 Manfaat
Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
a) Memberikan gambaran tentang tahap perencanaan dan perancangan
konstruksi perlindungan tebing tanah
b) Memberikan suatu kesimpulan berkaitan dengan besar biaya konstruksi dari
masing-masing jenis konstruksi penahan tebing yang penulis rancang
dibandingkan dengan besar biaya dinding penahan tebing yang sudah
dibangun di proyek
c) Memberikan alternatif-alternatif pilihan dalam pembuatan konstruksi penahan
tanah untuk mencapai suatu pilihan yang ideal yang sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan di lapangan.

1.4 Batasan Masalah


Penelitian tugas akhir ini mempunyai batasan masalah sebagai berikut :
a) Lokasi penelitian berada di proyek superblock Malioboro City, Kabupaten
Sleman, Provinsi DIY
6

b) Evaluasi dilakukan pada suatu dinding penahan tanah pasangan batu belah
berjenis gravity wall yang telah dibangun di proyek
c) Uji lapangan yang dilakukan adalah uji N-SPT dan uji kerucut sondir. Uji
lapangan tersebut dilakukan oleh pihak pengembang, sehingga penulis
mendapatkan data hasil pengujian tersebut sebagai data sekunder
d) Uji laboratorium tanah urugan yang dilakukan adalah uji kadar air, uji berat
volume, uji gravitasi khusus, uji distribusi ukuran butiran, dan uji geser
langsung. Semua pengujian laboratorium tersebut dilakukan oleh penulis di
Laboratorium Mekanika Tanah, Universitas Gadjah Mada.
e) Jenis konstruksi penahan tanah yang lain yang dipilih menjadi alternatif
adalah dinding kantilever beton bertulang, perkuatan dengan bahan
geosintetik, dan dinding bronjong
f) Kondisi lapangan yang digunakan sebagai referensi penelitian adalah kondisi
pada saat penelitian mulai dilakukan
g) Hitungan didasarkan pada hasil penyelidikan geoteknik/mekanika tanah dan
geometri yang merupakan data primer dan data sekunder.

1.5 Keaslian Penelitian :


Penelitian mengenai stabilitas lereng maupun tebing dan perancangan
dinding penahannya juga pernah dilakukan di beberapa penelitian sebelum ini,
antara lain :
a) Yanuar (2004), menganalisis stabilitas lereng dengan menggunakan program
komputer elemen hingga Plaxis di lokasi longsoran timbunan pada bangunan
SPBU Jalan Wonosari Km.13, Gunung Kidul. Salah satu tujuan dari
penelitian ini adalah mencari perbandingan kemungkinan tanah longsor pada
daerah lereng dengan daerah tanah yang permukaannya datar.
b) Delfitri (2006), merancang perkuatan tanah pada lereng Sungai Code,
Yogyakarta dengan menggunakan teknologi geosintetik. Perancangan
pengaman dilakukan secara manual tanpa dihitung dengan elemen hingga.
7

c) Wicaksono (2007), melakukan perancangan konstruksi bronjong batu sebagai


bangunan pelindung lereng pada Sungai Jenggalu yang terletak di Bukit
Kalisir. Perancangan konstruksi dilakukan secara manual.
d) Kharismalatri (2010), melakukan penelitian di Sungai Code tentang
perancangan konstruksi pengaman tebing berupa kantilever wall.
Perancangan konstruksi dilakukan secara manual dan menggunakan program
komputer Plaxis.
e) Oktarina (2010), melakukan penelitian di Sungai Code tentang perancangan
konstruksi pengaman tebing berupa dinding bronjong. Perancangan
konstruksi dilakukan secara manual dan menggunakan program komputer
Plaxis.
Perbedaan antara penelitian-penelitian di atas dengan penelitian ini antara
lain sebagai berikut :
a) Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus di proyek superblock Malioboro
City yang pelaksanaan proyeknya baru dimulai pada tahun 2012
b) Pada penelitian ini tebing yang digunakan sebagai objek penelitian adalah
tebing buatan yang dibuat sebagai tanah timbunan di proyek.
c) Penelitian ini membandingkan antara beberapa jenis konstruksi penahan
tanah yang menurut penulis cocok untuk diaplikasikan pada tempat studi
kasus, yaitu dinding pasangan batu (existing), dinding kantilever beton
bertulang, dinding bronjong dan perkuatan menggunakan geosintetik
Dengan demikian, penelitian mengenai evaluasi dinding penahan tebing
tanah, studi kasus di proyek Malioboro City ini belum pernah dilakukan oleh
siapapun.

Anda mungkin juga menyukai