Anda di halaman 1dari 17

LINGKUNGAN LAUT DAN KONDISI CUACA

NAMA : KELOMPOK I
Andri Idwar
Afrijal Sapsuha
Aina Puasa

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA


PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2018
1. PENDAHULUAN
Lingkungan laut merupakan lingkungan perairan salin atau marine
waters yang menyimpan berjuta mesteri kekayaan ekosistem dan
biodiversitas yang hingga sekarang masih belum banyak tersingkap.
Lingkungan yang dinamakan lingkungan laut (marine environmet) cakupannya
dimulai dari bagian pantai (coastal) hingga ke tenggah samudra, dimulai dari
bagian permukaan air hingga dasar perairan yang bermacam-macam tipe
kedalamannya dan bentuk morfologinya.

Laut. Seperti halnya daratan, dihuni oleh biota. Yakni tumbuh-tumbuhan,


hewan dan mikroorganisme hidup. Biota laut menghuni hampir semua bagian
laut, mulai dari pantai, permukaan laut sampai dasar laut yang terjeluk sekali
pun. Keberadaan biota laut ini sangat menarik perhatian manusia, bukan saja
karena kehidupannya yang penuh rahasia, tetapi juga karena maanfatnya yang
besar bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan biota laut yang makin hari
meningkat dibarengi oleh kemajuan pengetahuan alam laut yang dinamakan
biologi laut (marince biology).

Cuaca mengacu pada lapisan udara (atmosfer) disuatu daerah/wilayah


dalam jangka waktu relatif pendek. Hal ini sedikit berbeda dengan iklim yang
meliputih wilayah lebih lama. Kondisi atmosfer yang merupakan unsur cuaca
terutama dalam komponen gejala alam yang dapat mempengaruhi aktivitas
manusia, seperti sinar, matahri, awan. Angin, hujan, kelembapan, tekanan dan
suhu.

Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari


yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha
pemerataan energi yang berbentuk suatau sistem peredaraan uadara, selain itu,
matahari memencarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke
waktu. Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan
faktor pegendalian iklim yang menghantarkan pada kenyataan bahwa kondisi
cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, identitas dan hal distribusinya.
Eksploitas lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan serta
bertambahnya jumlah penduduk bumi yang berhubungan secara langsung
dengan penambahan gas rumah kaca secara global akan mengikatkan variasi
tersebut. Keadaan seperti ini mempercepat terjadinya perubahan iklim yang
mengakibatkan penyimpangan iklim dari kondisi normal.

2. ZONASI LINGKUNGAN LAUT


Lingkungan laut sangat luas cakupannya dan sangat majemuk sifatnya.
Karena luasnya dan majemuknya lingkungan tersebut, tiada satu kelompok biota
laut pun yang mampu hidup disemua bagian lingkungan laut tersebut dan di
segala kondisi lingkungan yang majemuk. Mereka dikelompok-kelompokkan oleh
pengaruh sifat-sifat lingkungan yang berbeda-beda kedalam lingkungan-
lingkungan yang berbeda pula. Parah ahli oseanografi lingkungan membagi-bagi
lingkungan laut menjadi zona-zona atau mintakat- mintakat menurut kriteria-
kriteria yang berbeda-beda.

Karena lingkungan laut terdiri dari dasar laut kolom air di atasnya, maka
lingkungan ini dapat dibagi menjadi dua bagian uatama, yakni bagian pelagik
meliputi seluruh kolam air dimana tumbuh-tumbuhan dan hewan mengapung
atau berenang dan bagian dasar laut atau bentik yang meliputi semua lingkungan
dasar laut di mana biota laut hidupn melata, memendamkan diri atau meliang,
mulai dari pantai sampai ke dasar laut terjeluk. Yang pertama menyangkut
zonasi atau pemintakan laut secara mendatar dan yang kedua, secara menegak
(gambar 15)

2.2 lingkungan pelagik


Semua biota yang hidup di lingkungan laut tetapi tidak hidup di
dasar laut dinamakan biota pelagik. Lingkungan hidup di mana biota ini hidup
disebut lingkungan pelagik. Lingkungan ini mencangkup kolom air mulai dari
permukaan dasar laut sampai paras laut. Lingkungan pelagik mempunyai batas
wilayah atau mintakat yang meluas mulai dari garis pantai sampai wilayah laut
terjeluk. Dalam permintakatan lingkungan pelagik, dasar yang di pakai untuk
membagi-bagi lagi mintakat yang lebih kecil adalah kejelukan. Tetapi ada juga
pembagian mintakat yang sifatnya fisiografik, seperti mintakat neritik, yakni
wilayah lingkungan perairan yang terletak diatas landas benua dan mintakat
oseanik yang letaknya di atas dasar laut yang terletak di luar landas benua. Dalam
hal ini tidak ada batas kejelukan yang jelas yang terkait dengan pembagian
mintakat tersebut, karena adanya perbedaan secara geografik dalam kejelukan
paparan atau batas lereng. Meskipun demikian, 150-200 m digunakan sebagai
perkiraan batas antara mintakat neritik dan mintakat oseanik (gambar 15).

Gambar 15 Diagram bagian- bagian lingkungan laut (Davis, 1986)

1. Mintakat neritik
Pemisahan lingkungan pelagik menjadi mintakat neritik dan mintakat
oseanik dapat di pahami jika dilihat dari hal-hal berikut. Mintakat yang berada di
paparan benua yang dihuni oleh masyarakat biota laut yang berada dengan
mintakat oseanik karena:
(a). Kandungan zat hara di mintakat neritik melimpah;
(b). Sifat kimiawi perairan neritik berbeda dengan perairan oseanik karena
berbeda-bedanya zat-zat terlarut yang di bawah ke laut dari daratan.
(c). Perairan neritik sangat berubah-ubah, baik dalam waktu maupun dalam
ruang, jika dibandingkan dengan perairan oseanik. Hal ini dapat terjadi karena
dekatnya mintakat ini dengan daratan dan adanya tumpahan berbagai zat terlarut
dari darat ke laut; dan
(d). Penembusan cahaya, kandungan sedimen dan energi fisik dalam kolom air
berbeda antara mintakat neritik dan mintakat oseanik.

2. Mintakat oseanik.

Kolom air di mintakat oseanik biasanya di bagi menjadi empat lapisan


perairan. Masing-masing lapisan dapat dianggap sebagai satu lingkungan
perairan dan luas wilayahnya sebagai satu mintakat. Keempat lingkungan
perairan atau mintakat tersebut adalah:
(a). Mintakat epipelagik atau mintakat oseanik atas yang luas dari permukaan laut
sampai kejelukan 200 m. Mintakat epipelagik bertepatan dengan mintakat
fotik, yakni tebalnya lapisan penembusan cahaya yang efektif untuk fotosintesis.
Mintakat epipelagik tersebut meluas ke perairan neritik, karenanya ia juga
terdapat di/ atau merupakan bagian dari perairan neritik.
(b). Mintakat mesopelagik yang terletak di bawah mintakat epipelagik. Mintakat
mesopelagik meluas sampai ke kejelukan 1000 m. Jadi lingkungan ini terletak
antara kejelukan 200 m dan 1000 m. Lapisan perairan ini bertempatan dengan
mintakat terjadinya perubah-ubah suhu yang besar dan tempat terdapatnya
temoklin. Karena letaknya dibawah mintakat fotik (cahaya) maka tidak terdapat
kegiatan yang menghasilkan produksi primer. Mintakat ini terutama dihuni oleh
konsumen primer ( primary consumer) yang memanfaatkan detritus yang turun
dari lapisan yang lebih dangkal.
Dapat di katakan bahwa kehidupan di samudra hampiir seluruhnya
tergantung pada plankton dan produksi zat organik yang berasal dari fitoplankton.
Berbagai jenis lingkungan pelagik dapat dipisah-pisahkan dalam kaitannya
dengan produktivitas fitoplankton. Mintakat atas adalah lapisan perairan, tempat
terdapatnya kegiatan fotosintesis yang cukup aktif untuk menghasilkan oksigen,
melebihi oksigen yang digunakan untuk pernafasan mereka sendiri.
Kejelukan mintakat konpensasi dapat mencapai 100 m dan di perairan
dangkal pantai dapat lebih dangkal lagi. Di bawah 500 m, isi pigmen tumbuh-
tumbuhan sedikit meskipun di perairan oseanik. Tetapi ketebalan lapisan air,
tempat makanan diperoleh, dapat lebih luas dengan migrasi siang-malam yang
dilakukan oleh zooplankton.
(c). Mintakat batipelagik meluas dari kejelukan 1000 m sampai ke kejelukan
4000 m atau sama dengan kejelukan dasar laut jeluk. Sifat-sifat fisiknya
seragam.
(d). Mintakat Abisopelagik meluas kebagian-bagian terjeluk dari samudra atau
mudahnya disebut mintakat palung. Biota laut yang hidup di mintakat ini
mengalami kegegelapan, karena tiada cahaya, suhu dingin dan tekanan air yang
tinggi. Mintakat ini merupakan lingkungan hidup atau habitat yang paling
sederhana, artinya berubah-ubahnya faktor-faktor lingkungan terkecil di
mintakat ini. Di perairan abisal ini tidak ada cahaya kecuali cahaya yang berasal
dari hewan-hewan laut yang hidup di mintakat ini atau bioluminesensi (
bioluminescence) atau biopendar cahaya. Di mintakat ini tidak terjadi
fotosintesis dan tumbuh-tumbuhan yang hidup sangat sedikit atau tidak ada
sama sekali. Perubahh-ubahan suhu, salinitas dan kondisi-kondisi serupa ini
terjadi atau kalau ada sangat kecil sehingga dapat diabaikan dilihat dari segi
ekologik.

Kandungan karbondioksida (CO²) dalam air tinggi sehingga kapur (


CaCO²) mudah terlarut dalam air. Hal ini ditunjukkan oleh pembentukan
cangkang dan kerangka kapur lemah di mintakat ini. Sebaliknya ketenangan air
di mintakat ini mengurangi perlunya hewan yang mempunyai kerangka yang
kuat untuk menopangnya. Tekanan air di mintakat abisopelagik sangat tinggi
sehingga hewan yang hidup di mintakat ini mengalami perubahan-perubahan
mprfologik dan fisiologik seperti lebih besarnya gelembung renang pada ikan
agar ia dapat mengambil di kolam air seperti yang di kehendaki. Rendahnya
suhu juga memperlambat berbagai reaksi kimiawi dan perubahan gejala-gejala
fisiologik lain.

Selain pengaruh tekanan, mungkin sifat khas terpenting dari mintakat ini
adalah langkahnya persediaan makanan. Sumber makanan sebagian berasal
dari lapisan atas yang berupa bangkai atau sisa-sisa berbagai biota laut yang mati
dan yang tenggelam ke dasar laut. Ini pun nampaknya tidak akan banyak. Karena
jasad-jasad mati yang menghujani dari atas harus mennempuh jarak yang
beratus-ratus dan bahkan bebeapa ribu meter jauhnya. Sehingga dalam
perjalanan ada yang sudah terurai dan larut dalam air atau dibajak oleh
pemangsan di tengah jalan. Jika sumber makanannya hanya tergantung pada
lapisan atas, maka faktor makanan akan menj adi faktor pembatas yang
sangat kritikal bagi kehidupan hewan abisal.

2.3 lingkungan bentik


Lebih sederhana daripada lingkungan pelagik, lingkungan bentik
di bagi menjadi mintakat litoral yang meluas mulai dari garis pasang tertinggi
sampai ke pinggir paparan benua, dan mintakat dasar laut jeluk, yang meluas
mulai dari pinggir paparan benua sampai ke dasar laut terjeluk dari samudra.
Garis pembatas antara litoral dan laut beluk biasanya terletak pada kejelukan
dengan sinar matahari masih dapat menembus dasar laut.

(1). Mintakat litoral.

Pantai yang secara berkala mengalami perendaman dan pengiringan


akibat terjadinya proses pasut oleh parah ilmuan di bagi-bagi menurut
berbagai sudut pandang. Mintakat litoral atau mintakat pasut adalah pantai
yang terletak antara paras air tertinggi dari pasut purnama (Highest High Water
Spring Tides, HHWS) ke arah daratan dan paras air terendah dari pasut
purnama ( Lowest Low Water Spring Tides, LLWS) ke arah laut ( gambar 16).
Lebih lanjut mintakat litoral tersebut dapat dibagi-bagi menurut tingkat
perendaman dan penesgeringan oleh pasut seperti berikut:

(a). Mean High Water Springs (MHWN) atau air pasang rata-rata pada pasut
purnama, yang berarti tinggi rata-rata dari air pasang pada pasut- pasut
purnama untuk jangka waktu lama. Daerah ini akan terendam di banyak
kesempatan pada pasut purnama.
(b). Mean High Water Neaps (MHWN) atau air pasang rata-rata pada pasut
bulan setengah, yakni tinggi rata-rata air pasang pada pasut-pasut bulan-
setengah untuk jangka waktu lama. Daerah ini akan mengalami perendaman
pada banyak kesempatan pada pasut tersebut.
(c). Mean Tide Level (MTL) atau paras pasut rata-rata, yakni rata-rata dari air
pasang rata-rata dan air surut rata- rata untuk jangka waktu lama.
(d). High Low Water Neaps (HLWN) atau air surut tertinggi pada pasut-pasut
bulan-setengah, yakni paras air tertingggi dari air surut pada pasut-pasut bulan-
setengah dalam waktu lama. Ini adalah garis air terendah dari mintakat litoral
yang akan mengalami pengiringan pada setiap air surut pasut sepanjang
tahun.
(e). Mean Low Water Neaps (MLWN) atau air surut rata-rata pada pasut
bulan setengah, yakni rata-rata dari air surut pada pasut-pasut purnama untuk
jangka waktu lama.
(f). Mean Low Water Springs (MLWS) atau air surut rata-rata dari pasut
purnama, yakni paras rata-rata pada air surut pada pasut-pasut purnama
untuk jangka waktu lama.

Dari pengaruh pasut, menurut bagian yang terkena perendaman dan


pengeringan, mintakat litoral dapat dibagi menjadi tiga mintakat utama yang
menghubungkan daratan dengan lautan, yakni litoral, batas litoral (supralittoral)
dan bawah litoral ( sublittoral). Mintakat atas litoral adalah bentangan pantai
di atas mintakat litoral. Mintakat ini dapat mengalami siraman air laut pada
saat air pasang. Mintakat bawah –litoral adalah mintakat di bawah mintakat
pasut yang selalu terendam di bawah permukaan laut. Minta kat ini
membentang bersamaan bertambahnya kejelukan laut sampai ke pinggir paparan
benua. Luasnya mintakat litoral tergantung pada kelendaian daratan yang
bersambung ke laut. Jika daratan itu berangsur-ansur melandai kelaut maka
mintakat litoral menjadi luas.
Cara lain untuk pemintakan serupa seperti di bawah ini.
(a). Mintakat I, yakni mintakat tertinggi dan terkering, kadang-kadang
disebut mintakat siraman atau mintakat litoral atas. Mintakat ini kering
disebagian besar waktu. Ia di atas air pasang rata-rata dan dibasahi oleh
siraman air laut atau selama air pasang pada pasut purnama.
Gambar 16: diagram permukaan pantai dalam hubungannya dengan pasut
( Davis, 1986).

(b). Mintakat II, yakni daerah pantai yang biasanya mengalami kekeringan dua
kali sehari selama air surut. Ia membentang antara garis air surut rata-rata
teratas dan garis air pasang rata-rata teratas. Lamanya setiap pengiringan antara
empat sampai enam jam. Di sini tempat terdapatnya kubangan pasut. Teritip
baran ( acorn barnacle) dan limpet banyak terdapat di mintakat ini.
(c). Mintakat III, yakni daerah yang terendam di sebagian besar waktu. Ia
membentang antara garis air surut rata-rata teratas dan garis air surut rata-rata
terbawah.
(d). Mintakat IV, yakni mintakat yang terletak di bawah air surut rata-rata
dan mengalami kekeringan selama air terendah air pasut purnama.
Pengeringan pendek, antara satu dan dua jam dan terjadi dalam selang waktu
yang tak terktur.

Jenis substrat dasar perairan juga mempengaruhi jenis hewan laut yang
dapat hidup pada atau di dalam dasar laut ini. Bermacam-macam dasar perairan
yang umum kita jumpai adalah dasar lumpur, pasir, batu atau cadas dan
tumpukan benda. Yang terakhir ini adalah buatan manusia. Berdasarkan atas
tipe dasar atau substrat tersebut, maka klafikasi mintakat pantai sebagai
berikut:
(a). Mintakat lumpur. Mintakat ini terjadi karena adanya aliran mengandung
lumpur dari darat. Lumpur yang terbawa tersebut mengendap di perairan teluk
yang tenang atau di estuari.
(b). Mintakat pasir. Pasir mempunyai ukuran partikel yang lebih besar
daripada partikel lumpur. Dasar pasir ini memungkinkan air mengalir di
antara partikel-partikel pasir sehingga ada pertukaran oksigen sampai lapisan
bawah dasar pasir. Besarrnya partikel juga mempercepat pengeringan.
(c). Mintakat cadas/ batu. Pantai bercadas atau berbatu merupakan lingkungan
yang mudah bagi banyak biota laut untuk menyusaikan diri. Banyaknya jenis
kehidupan di lingkungan ini menakjubkan. Ini disebabkan karena banyaknya
macam lingkungan mikro ( micro environment), seperti lingkungan-lingkungan
yang terdapat pada celah-celah cadas, lubang-lubang, permukaan cadas,
kubangan pasut dan sebagainya.
(d). Mintakat timbunan. Yang di maksud di sini adalah tumpukan-tumpukan
kayu dermaga, galangan kapal dan bangunan-bagunan lain buatan manusia.
Lingkungan semacam ini dianggap sebagai lingkunggan terpisah., karena
lingkungan ini menunjang jenis kehidupan yang tidak terdapat di lingkungan
lainya.

Dengan menggabungkan sistem-sistem pemintakan tersebut di atas,


maka lebih banyak informasi di berikan untuk menjelaskan sesuatu mintakat,
seperti misalnya keong jenis anu terdapat di mintakat I, pada saat air tinggi
rata-rata pada dasar pasut purnama, yang dasar pantainya pasir dan
seterusnya.
(2). Mintakat abisal.

Lingkungan dasar laut abisal dalam banyak hal menyurpai


dasar lumpur yang terdapat pada dasar perairan yang lebih dangkal dan
dapat dianggap menimbulkan masalah bagi penghuninya. Benda-benda keras
seperti batu yang dapat digunakan untuk menempel bagi hewan-hewan
tertentu jarang sekali terdapat. Hewan-hewan bercangkang seperti keong dan
kerang biasanya tipis cangkangnya dan jika mati cangkangnya lekas terlarut.
Plankton yang mati yang jutaan jumlahnya , sebelum mencapai dasar abisal
sudah dimakan oleh hewan atau sudah terurai saat melewati lapisan air
yang lebih dangkal.

Kecuali endapan mineral seperti bola-bola mangan, benda keras yang


terdapat di dasar laut ini berupah tulang telinga paus dan gigi hiu yang susah
terlarut. Tapi benda semacam ini jarang di temukan. Kondisi dasar laut
demikian menimbulkan masalah bagi hewan yang akan menghuni, seperti
untuk melata sepanjang dasar lumpur ini, sehingga mereka harus
melengkapi seperti mereka mendiami dasar lumpur di perairan dangkal.

Dasar laut abisal ada yang berpenampilan keras berupa batu


cadas dan berbukit-bukit memanjang seperti melebas Atlantik tengah ( mid-
Atlantic ridge). Tetapi dasar keras seperti itu hanya merupakan bagian kecil
saja dari seluruh mintakat abisal di dunia. Dasar samudra jeluk terdiri dari
endapan kapur, terutama dari kerangka foraminifera, endapan silika, terutama
dari kerangka di atom, dan lempung merah di dasar yang lebih jeluk dengan
tekanan air laut biasa besarnya sehingga membuat zat-zat lain mudah sekali
terlarut. Di lingkungan abisal ini, pada rembesan air dingin tersebut, hewan-
hewan laut berupah sejenis karang, yakni kerang viskomid ( viscomyid) hidup
melimpah seperti di temukan di lembah monterey yang jeluk dan sempit
pada kejelukan 1.200 m di A merika Serikat. Makin beracun lingkungannya
makin sehat kerang-keangtersebut.
3.3. CUACA DAN LAUT

Cuaca adalah keadaan udara pada saaat tertentu yang relatif


sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan
unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya :
pagi hari, sianghari atau sore hari, dan keadaanya bisa berbeda-beda untuk
setiap tempat serta setiap jamnya. Di indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan
untuk jangka waktu sekitar 24 jam, melalui prakiraan cuaca hasil analisis badan
meteorologi dan geofisika (BMG). Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam
waktu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama.
Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumi
yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Ilmu yang mempelajari tentang
iklim disebut klimatolog, sedangkan ilmu yang mempelajari tentang keadaan
cuaca disebut metorologi.

a. Unsur-unsur cuaca
pengamatan keadaan cuaca biasanya memperhatikan sejumlah
persebaran komponen cuaca yaitu mengukur suhu udarah atau derajat panas
disebut termometer. Alat pengukur temperatur udara dinamakan termometer
atau termograf. Alat ini dilengkapi pena dan selinder yang berputar otomatis.
Dan radiasi yang di pancarkan matahari tidak seluruhnya diterima oleh
bumi. Bumi menyerap radiasi sebesar 51%, selebihnya mengalami proses
pembaruan 7% pemantulan kembali oleh bumi 4%, dan diserap oleh awan sekitar
3%, serta molekul udara dan debu atmosfet sebesar 19%. Pemanasan udara dapat
terjadi melalui dua proses pemasaran, yaitu pemasaran langsung dan
pemasaran tidak langsung .
(1). Pemanasan secara langsung, dapat terjadi melalui beberapa proses berikut:
a. proses absorbsi, adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya
sinar gamal, sinar X dan ultra-violet. Unsur-unsur yang menyerap radiasi
matahari tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu.
b. proses refleksi, adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi
dipantulkan kembali ke oleh angkasa oleh butir-butir air awan, dan partikel-
partikel lain di atmosfer.
d. proses difusi, adalah sinar matahari mengalami defusi berupa sinar
gelombang pendek biru dan lembayung yang berhamburan ke segala arah
proses ini menyebabkan langit berwarna biru.
(2). Pemanasan tidak langsung dapat terjadi dengan cara-cara berikut:
a. konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udarah bagian
bawah kemudian lapisan udarah tersebut memberikan panas pada lapisan udara
pada atasnya.
b. konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.
c. adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal.
d. terbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur dan
berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembali ke
atmosfir.
b. Tekanan udara.

Udara mempunyai berat dan tekanan. Lapisan uadara mulai dari


permukaan bumi dari permukaan bumi hingga ke atas, memberi tekanan tertentu.
Tekanan udara adalah berat masa udara di atas suatu wilayah. Tekanan udara
menunjukan tenaga yang bekerja untuk menggerakan masa udara dalam setiap
satuan luas tertentu. Pada setiap bidang luasnya 1 cm2 dengan tinggi kira-kira
10.000 km di atas permukaan bumi memberi tekanan dengan berat 1033,3 gram
atau satu atmosfir.

c. Angin
angin merupakan gerakan udara yang mendatar atau sejajar dengan
permukaan bumi yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara satu
tempat dengan tempat lainnya. Angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah.
4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapt disimpulkan sebagai


berikut.

1. Berdasarkan faktor-faktor fisik dan penyebaran komonitas biotanya


perairan laut dibedakan menjadi daerah pelagik yang meliputih kolom air dan
daerah bentik yang meliputih dasar laut dimana biota laut hidup.

2. Zona pada umumnya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda baik


kondisi fisik maupun kimianya bahkan sampai biotanya memiliki perbedaan
yang tentunya sesuai dengan lingkungan dari masing-masing zona.
5 . DAFTAR PUSTAKA

Alif, 2011. Pembagian zona laut. Di akses pada tanggal 20 juli 2012
melalui http :/ ml scribd. Com/ doc/ 79823180

Ardi. 2011 oseanografi is Oceanography . di akses pada tanggal 20 juli


2012 melalui http/ ardi.wordpress.com/

Dias, 2011 klafikasi lingkungan laut . diakses pada tanggal 23 juli 2012
melalui http:// adios 19, wordpress.com/ 2011.05/15/ klafikasih lingkungan
laut.com.

Efendi. 2009. Ekologi laut dalam. Di akses pada tangal 23 juli 2012
melalui http://perikananunila. Wordpress. Com /2009/07/31/ ekologi laut dalam.
Com

Ernawati, wanda. 2011. Pembagian ekosistem laut. Di akses pada tangal


20 juli 2012 melalui http://id wikipedia org/wiki/bekras:zona laut.jpg

Romimohtarto, k., dan juwana,s.,2007.biologi laut. Djambatan. Jakarta.

Suriyatna. Rafi 1990. Pengantar meteorologi dan klimatologi bandung


angkasa.

Anda mungkin juga menyukai