NAMA : KELOMPOK I
Andri Idwar
Afrijal Sapsuha
Aina Puasa
Karena lingkungan laut terdiri dari dasar laut kolom air di atasnya, maka
lingkungan ini dapat dibagi menjadi dua bagian uatama, yakni bagian pelagik
meliputi seluruh kolam air dimana tumbuh-tumbuhan dan hewan mengapung
atau berenang dan bagian dasar laut atau bentik yang meliputi semua lingkungan
dasar laut di mana biota laut hidupn melata, memendamkan diri atau meliang,
mulai dari pantai sampai ke dasar laut terjeluk. Yang pertama menyangkut
zonasi atau pemintakan laut secara mendatar dan yang kedua, secara menegak
(gambar 15)
1. Mintakat neritik
Pemisahan lingkungan pelagik menjadi mintakat neritik dan mintakat
oseanik dapat di pahami jika dilihat dari hal-hal berikut. Mintakat yang berada di
paparan benua yang dihuni oleh masyarakat biota laut yang berada dengan
mintakat oseanik karena:
(a). Kandungan zat hara di mintakat neritik melimpah;
(b). Sifat kimiawi perairan neritik berbeda dengan perairan oseanik karena
berbeda-bedanya zat-zat terlarut yang di bawah ke laut dari daratan.
(c). Perairan neritik sangat berubah-ubah, baik dalam waktu maupun dalam
ruang, jika dibandingkan dengan perairan oseanik. Hal ini dapat terjadi karena
dekatnya mintakat ini dengan daratan dan adanya tumpahan berbagai zat terlarut
dari darat ke laut; dan
(d). Penembusan cahaya, kandungan sedimen dan energi fisik dalam kolom air
berbeda antara mintakat neritik dan mintakat oseanik.
2. Mintakat oseanik.
Selain pengaruh tekanan, mungkin sifat khas terpenting dari mintakat ini
adalah langkahnya persediaan makanan. Sumber makanan sebagian berasal
dari lapisan atas yang berupa bangkai atau sisa-sisa berbagai biota laut yang mati
dan yang tenggelam ke dasar laut. Ini pun nampaknya tidak akan banyak. Karena
jasad-jasad mati yang menghujani dari atas harus mennempuh jarak yang
beratus-ratus dan bahkan bebeapa ribu meter jauhnya. Sehingga dalam
perjalanan ada yang sudah terurai dan larut dalam air atau dibajak oleh
pemangsan di tengah jalan. Jika sumber makanannya hanya tergantung pada
lapisan atas, maka faktor makanan akan menj adi faktor pembatas yang
sangat kritikal bagi kehidupan hewan abisal.
(a). Mean High Water Springs (MHWN) atau air pasang rata-rata pada pasut
purnama, yang berarti tinggi rata-rata dari air pasang pada pasut- pasut
purnama untuk jangka waktu lama. Daerah ini akan terendam di banyak
kesempatan pada pasut purnama.
(b). Mean High Water Neaps (MHWN) atau air pasang rata-rata pada pasut
bulan setengah, yakni tinggi rata-rata air pasang pada pasut-pasut bulan-
setengah untuk jangka waktu lama. Daerah ini akan mengalami perendaman
pada banyak kesempatan pada pasut tersebut.
(c). Mean Tide Level (MTL) atau paras pasut rata-rata, yakni rata-rata dari air
pasang rata-rata dan air surut rata- rata untuk jangka waktu lama.
(d). High Low Water Neaps (HLWN) atau air surut tertinggi pada pasut-pasut
bulan-setengah, yakni paras air tertingggi dari air surut pada pasut-pasut bulan-
setengah dalam waktu lama. Ini adalah garis air terendah dari mintakat litoral
yang akan mengalami pengiringan pada setiap air surut pasut sepanjang
tahun.
(e). Mean Low Water Neaps (MLWN) atau air surut rata-rata pada pasut
bulan setengah, yakni rata-rata dari air surut pada pasut-pasut purnama untuk
jangka waktu lama.
(f). Mean Low Water Springs (MLWS) atau air surut rata-rata dari pasut
purnama, yakni paras rata-rata pada air surut pada pasut-pasut purnama
untuk jangka waktu lama.
(b). Mintakat II, yakni daerah pantai yang biasanya mengalami kekeringan dua
kali sehari selama air surut. Ia membentang antara garis air surut rata-rata
teratas dan garis air pasang rata-rata teratas. Lamanya setiap pengiringan antara
empat sampai enam jam. Di sini tempat terdapatnya kubangan pasut. Teritip
baran ( acorn barnacle) dan limpet banyak terdapat di mintakat ini.
(c). Mintakat III, yakni daerah yang terendam di sebagian besar waktu. Ia
membentang antara garis air surut rata-rata teratas dan garis air surut rata-rata
terbawah.
(d). Mintakat IV, yakni mintakat yang terletak di bawah air surut rata-rata
dan mengalami kekeringan selama air terendah air pasut purnama.
Pengeringan pendek, antara satu dan dua jam dan terjadi dalam selang waktu
yang tak terktur.
Jenis substrat dasar perairan juga mempengaruhi jenis hewan laut yang
dapat hidup pada atau di dalam dasar laut ini. Bermacam-macam dasar perairan
yang umum kita jumpai adalah dasar lumpur, pasir, batu atau cadas dan
tumpukan benda. Yang terakhir ini adalah buatan manusia. Berdasarkan atas
tipe dasar atau substrat tersebut, maka klafikasi mintakat pantai sebagai
berikut:
(a). Mintakat lumpur. Mintakat ini terjadi karena adanya aliran mengandung
lumpur dari darat. Lumpur yang terbawa tersebut mengendap di perairan teluk
yang tenang atau di estuari.
(b). Mintakat pasir. Pasir mempunyai ukuran partikel yang lebih besar
daripada partikel lumpur. Dasar pasir ini memungkinkan air mengalir di
antara partikel-partikel pasir sehingga ada pertukaran oksigen sampai lapisan
bawah dasar pasir. Besarrnya partikel juga mempercepat pengeringan.
(c). Mintakat cadas/ batu. Pantai bercadas atau berbatu merupakan lingkungan
yang mudah bagi banyak biota laut untuk menyusaikan diri. Banyaknya jenis
kehidupan di lingkungan ini menakjubkan. Ini disebabkan karena banyaknya
macam lingkungan mikro ( micro environment), seperti lingkungan-lingkungan
yang terdapat pada celah-celah cadas, lubang-lubang, permukaan cadas,
kubangan pasut dan sebagainya.
(d). Mintakat timbunan. Yang di maksud di sini adalah tumpukan-tumpukan
kayu dermaga, galangan kapal dan bangunan-bagunan lain buatan manusia.
Lingkungan semacam ini dianggap sebagai lingkunggan terpisah., karena
lingkungan ini menunjang jenis kehidupan yang tidak terdapat di lingkungan
lainya.
a. Unsur-unsur cuaca
pengamatan keadaan cuaca biasanya memperhatikan sejumlah
persebaran komponen cuaca yaitu mengukur suhu udarah atau derajat panas
disebut termometer. Alat pengukur temperatur udara dinamakan termometer
atau termograf. Alat ini dilengkapi pena dan selinder yang berputar otomatis.
Dan radiasi yang di pancarkan matahari tidak seluruhnya diterima oleh
bumi. Bumi menyerap radiasi sebesar 51%, selebihnya mengalami proses
pembaruan 7% pemantulan kembali oleh bumi 4%, dan diserap oleh awan sekitar
3%, serta molekul udara dan debu atmosfet sebesar 19%. Pemanasan udara dapat
terjadi melalui dua proses pemasaran, yaitu pemasaran langsung dan
pemasaran tidak langsung .
(1). Pemanasan secara langsung, dapat terjadi melalui beberapa proses berikut:
a. proses absorbsi, adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya
sinar gamal, sinar X dan ultra-violet. Unsur-unsur yang menyerap radiasi
matahari tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu.
b. proses refleksi, adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi
dipantulkan kembali ke oleh angkasa oleh butir-butir air awan, dan partikel-
partikel lain di atmosfer.
d. proses difusi, adalah sinar matahari mengalami defusi berupa sinar
gelombang pendek biru dan lembayung yang berhamburan ke segala arah
proses ini menyebabkan langit berwarna biru.
(2). Pemanasan tidak langsung dapat terjadi dengan cara-cara berikut:
a. konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udarah bagian
bawah kemudian lapisan udarah tersebut memberikan panas pada lapisan udara
pada atasnya.
b. konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.
c. adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal.
d. terbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur dan
berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembali ke
atmosfir.
b. Tekanan udara.
c. Angin
angin merupakan gerakan udara yang mendatar atau sejajar dengan
permukaan bumi yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara satu
tempat dengan tempat lainnya. Angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah.
4. KESIMPULAN
Alif, 2011. Pembagian zona laut. Di akses pada tanggal 20 juli 2012
melalui http :/ ml scribd. Com/ doc/ 79823180
Dias, 2011 klafikasi lingkungan laut . diakses pada tanggal 23 juli 2012
melalui http:// adios 19, wordpress.com/ 2011.05/15/ klafikasih lingkungan
laut.com.
Efendi. 2009. Ekologi laut dalam. Di akses pada tangal 23 juli 2012
melalui http://perikananunila. Wordpress. Com /2009/07/31/ ekologi laut dalam.
Com