1 PDF
1 PDF
id
xix
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa yang penuh konflik. Pada masa ini terjadi
perubahan bentuk tubuh, pola perilaku dan peran yang diharapkan oleh kelompok
sosial, serta masa pencarian identitas untuk mengangkat diri sendiri sebagai
1997). Hankin dan Abramson (dalam Calvete, 2007) juga menyatakan bahwa
(2000) mengatakan bahwa masalah yang dihadapi oleh remaja adalah : (1)
pertumbuhan yang dihadapi anak, (3) masalah agama, (4) masalah masa depan,
muncul dan menyita perhatian yang besar bagi remaja. Contoh nyata yang sering
terjadi adalah maraknya perkelahian antar pelajar yang disebabkan karena adanya
masalah yang sepele, remaja yang melakukan bunuh diri karena terjadi konflik
dengan pacar, teman atau orang-orang disekitarnya, remaja yang mengalami stres
karena prestasinya yang menurun kemudian lari ke narkoba dan minuman keras
dan pergaulan seks bebas serta masih banyak kasus lain yang melibatkan masa
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kasus narkoba dalam periode Januari-Juni 2009 (Antara, 2009). Selain itu kasus
aborsi juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan data WHO, 2,3 juta kasus aborsi
berpacaran pada masa SMU. Pada masa ini remaja mulai merasakan permasalahan
yang berhubungan dengan berpacaran seperti putus cinta dan hal ini terkadang
saat di bangku SMA, yaitu pada usia antara 15-18 tahun. Perilaku seksual
pranikah remaja adalah segala tingkah laku seksual yang didorong oleh hasrat
seksual lawan jenisnya, yang dilakukan oleh remaja sebelum mereka menikah.
Hal ini diperkuat dengan data penelitian pada 2005 – 2006 di kota-kota besar
persen remaja mengaku melakukan hubungan seks sebelum nikah. Sebuah survei
persen remaja di Indonesia usia sekolah SMP dan SMA sudah melakukan
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
remaja yaitu penyalahgunaan narkoba. Data BNN 2009 menyebutkan bahwa ada
3,6 juta penyalahguna narkoba di Indonesia dimana 41% diantara mereka pertama
Kenakalan remaja tersebut dapat terjadi karena adanya konflik batin dan
kelabilan emosi pada diri remaja. Konflik batin dan kelabilan emosi ini dapat
diakibatkan oleh kebutuhan kemandirian pada diri remaja yang diblokir atau
terhalangi oleh adanya gaya hidup yang sangat mengatur dan memaksa yang
dipakai oleh orang dewasa atau orang tua kepada remaja. Akibatnya, remaja bisa
menjadi frustasi dan berbalik kepada kenakalan dalam rangka untuk menegaskan
terhadap orang dewasa yang mengendalikan mereka. Disamping itu konflik batin
dan kelabilan emosi dapat disebabkan juga oleh kurangnya keberanian atau
narkoba dan juga minuman keras agar dirinya merasa lebih berani dan lebih
percaya diri.
proses yang tercakup dalam usaha menemukan urutan yang benar dari alternatif
jawaban yang mengarah pada satu sasaran atau kearah pemecahan yang ideal.
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perencanaan dan pengelolaan tugas yang baik sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki sehingga dapat memecahkan masalah dengan mudah dan cepat. Chauhan
kemandirian dan kepercayaan diri menjadikan remaja tidak tergantung pada orang
lain dan yang terpenting ia percaya pada kemampuan dirinya. Senada dengan
kemampuan menyelesaikan masalah yang baik, begitu pula sebaliknya. Lugo dan
adanya kepercayaan diri. Kepercayaan diri ini meliputi sikap yakin akan
kemampuan, rasa aman dan tahu apa yang dibutuhkan, optimis, mempunyai
Menurut Steinberg (dalam Flaming, 2005) remaja pada usia 15-18 tahun
berpikir lebih kompleks, secara emosional lebih sensitif dan lebih sering
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan teman sebaya adalah hal yang utama dalam perkembangan remaja, para
remaja berharap bisa mandiri, tidak dihubungkan lagi dengan orang tua. Remaja
masalah dan resiko serta tidak mudah terpengaruh atau tergantung kepada orang
kemampuan untuk berdiri dengan kemampuan dan rasa tanggung jawab atas
menuntut suatu kesiapan individu baik secara fisik maupun emosional untuk
tanpa banyak tergantung pada orang lain. Kurangnya pengalaman remaja dalam
tejadi antara remaja dan teman sebayanya. Hurlock (1997) mengatakan bahwa
dan nilai yang berasal dari keluarga dan mempelajari pola perilaku yang diterima
hal yang sangat penting karena remaja membutuhkan adanya penerimaan dan
Safaria dan Cahyani, 2007) kemandirian seperti halnya kondisi psikis lainnya
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang dapat berkembang melalui latihan yang dilakukan secara terus menerus
berupa tugas tanpa bantuan, yang disesuaikan dengan usia serta kemampuan
seseorang. Saat anak memasuki usia remaja, ia memasuki tahap persiapan dimana
potensi anak untuk memisahkan diri dari peraturan mulai berkembang, hal ini
akan mendorong remaja untuk memusatkan tenaga pada tugas serta pemecahan
masalah sehingga mereka akan berusaha untuk lebih mandiri dan tidak tergantung
dimiliki oleh remaja. Tanpa adanya kepercayaan diri maka banyak masalah akan
timbul pada remaja. Hasil penelitian Afiatin, 1994 (dalam Afiatin dan Martaniah,
permasalahan yang banyak dirasakan dan dialami oleh remaja pada dasarnya
kepercayaan diri adalah suatu keyakinan terhadap diri sendiri sehingga mampu
menangani segala situasi dengan tenang, tidak merasa inferior dihadapan siapapun
dan tidak merasa canggung apabila menghadapi orang banyak. Kepercayaan diri
mempunyai arti yang sangat besar dan menjadi kebutuhan bagi seseorang. Konflik
akan muncul apabila kepercayaan diri yang diperoleh tidak mampu memenuhi
kebutuhan yang semakin besar (Hurlock, 1993). Lauster (dalam Martiani dan
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
diri mempunyai ciri-ciri: tidak mementingkan diri sendiri, cukup toleran, tidak
diri tinggi memiliki kompetensi yakni mampu dan percaya bahwa ia bisa dengan
terhadap dirinya sendiri. Remaja cenderung mempunyai rasa malu, rendah diri
karena perasaan dirinya tidak sesuai dengan harapan orang lain (Gunarso, 1992).
Waterman (dalam Martiani dan Adiyanti, 1991) mengatakan bahwa remaja yang
Grinder (dalam Martiani dan Adiyanti, 1991) adalah interaksi di dalam keluarga,
Menurut Havighurst (dalam Monks dkk., 2004) usia ini termasuk dalam tahap
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Grinder (dalam Martiani dan Adiyanti, 1991) kondisi serta keadaan sekolah
Kebanggaan terhadap sekolah yang prestasi akademik dan non akademiknya baik
Klaten. Hal ini tampak pada animo remaja di Kabupaten Klaten yang ingin
memang sudah bagus. Siswa yang bersekolah di SMAN 1 Cawas berasal dari
saja. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:
B. Perumusan Masalah
masalah yang diajukan peneliti adalah sebagai berikut: “Apakah ada hubungan
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
SMAN 1 Cawas.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
kalangan siswa.
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN
TEORI
tersebut muncul dengan berbagai tingkat kerumitannya, ada yang penting atau
tidak penting, besar atau kecil, kompleks atau sederhana. Menurut Glover (dalam
Cahyono, dkk., 2002) masalah secara sederhana dapat dijelaskan sebagai setiap
bahwa masalah adalah sembarang situasi yang mengandung sifat khusus yang
tidak diketahui atau yang baru untuk diketahui secara pasti. Chauhan (dalam
Cahyono, dkk., 2002) menyatakan bahwa masalah dapat muncul saat timbul
hambatan dalam mencapai tujuan. Hambatan itu sendiri dapat berupa masalah
belum jelas. Masalah timbul karena adanya kesenjangan antara kenyataan yang
ada dengan apa yang seharusnya terjadi atau saat timbulnya hambatan dalam
atau jalan keluar dan melepaskan diri dari persoalan yang sedang dihadapi.
yang tercakup dalam usaha menemukan urutan yang benar dari alternatif-alternatif
10
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
jawaban yang mengarah pada satu sasaran atau kearah penyelesaian yang ideal.
ketika individu dapat menyelesaikan masalah secara efektif. Neal dan Heppner
(dalam Salami dan Oyesoji, 2006) menambahakan bahwa individu yang mampu
lebih baik dan tingkat kecemasan yang lebih rendah. Kemampuan menyelesaikan
usaha yang cukup keras, yang melibatkan suatu tujuan dan hambatan-
dengan demikian individu tersebut menjadi terangsang untuk mencapai tujuan itu
terhadap permasalahan yang timbul sehingga diperoleh cara yang tepat untuk
berfikir secara langsung dan terarah dalam mencapai suatu tujuan. Chauhan
11
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
alternatif jawaban yang mengarah pada satu tujuan yaitu penyelesaian masalah
yang ideal.
hidupnya juga akan lebih banyak dan kaya. Namur demikian hal ini masih
12
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(1) Persepsi spasial. Piaget dan Inhelder (1990) menyatakan bahwa individu
ada.
13
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berarti dapat dibaca ke dalam pengalaman. Sampai saat itu, bahasa dan
menyelesaikan masalah, situasional dan personal. Jika kita menganggap suatu hal
sebagai kurang penting atau penting, mudah atau sulit, itulah yang dimaksud
sedang dalam keadaan terlalu lapar, sangat sakit, atau sangat lelah cenderung
14
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang tinggi akan berusaha mencari solusi bagi setiap permasalahan yang
dihadapi.
b. Kepercayaan dan sikap yang tepat. Sikap individu yang mau terbuka pada
orang lain akan menambah informasi baru yang akan memudahkan dalam
d. Kestabilan emosi. Emosi sangat mewarnai pola dan cara berpikir. Saat
untuk berpikir secara efisien dan objektif. Hal ini akan menghambat
15
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebelum bertindak.
kepercayaan dan sikap yang tepat, fleksibilitas, kestabilan emosi, berpikir positif
pemecahan masalah.
masalah, yaitu:
16
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang rutin. Apabila cara biasa ini gagal maka akan timbul suatu masalah.
menggali memori untuk mengetahui cara-cara apa saja yang efektif pada
masa lalu.
atau yang dapat dipikirkan oleh individu. Usaha ini penyelesaian mekanis
Stein dan Book (2000) menjelaskan ada 6 tahap dalam proses penyelesaian
masalah, yaitu:
secermat dan serealistis mungkin. Setelah itu mencoba melihat masalah itu
dari sudut pandang orang lain untuk memastikan sudut pandang yang
17
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
alternatif yang dipilih berhasil atau tidak. Bila belum berhasil, ulangi
hasilnya.
18
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Kemandirian
1. Pengertian kemandirian
dengan kemampuan dan rasa tanggung jawab atas segala perilaku sebagai
kebutuhan sendiri. Sedangkan menurut Stein dan Book (2000) kemandirian adalah
kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak, serta
tidak merasa bergantung pada orang lain secara emosional. Orang yang mandiri
penting, akan tetapi mereka bisa saja meminta dan mempertimbangkan pendapat
orang lain sebelum akhirnya membuat keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri.
melakukan segala sesuatu bagi diri sendiri. Kemandirian meliputi perilaku mampu
diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Hurlock
dapat menerima pandangan hidup dan nilai-nilai diri serta mampu belajar dari
akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di
lingkungan, sehingga individu pada akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak
19
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Menurut Safaria (2004) mandiri atau sering disebut juga berdiri di atas
kaki sendiri, merupakan seseorang untuk tidak tergantung pada orang lain serta
bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Secara umum kemandirian
bisa dilihat dari tingkah laku seperti berusaha memenuhi kebutuhan sendiri
namun, kemandirian tidak selalu berbentuk fisik yang ditampilkan dalam tingkah
laku. Kemandirian juga dapat dilihat dari cara berfikir bagaimana seseorang dalam
jawab atas apa yang telah dilakukannya, selain itu kemandirian dapat dilihat dari
masalah sendiri tanpa bantuan individu lain. Sedangkan Masrun, dkk (1986)
mandiri merupakan perilaku yang aktivitasnya diarahkan pada diri sendiri, tidak
20
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menerus. Latihan tersebut dapat berupa pemberian tugas-tugas yang sesuai dengan
umur anak yang bersangkutan dengan tanpa bantuan, dengan latihan terus
menerus inilah akan tumbuh sikap kemandirian dalam diri anak, yang pada
masalah.
Menurut Santrock (2005) ada empat faktor utama yang harus diperhatikan
b. Sejak masa anak sekolah sampai tiba pada masa remaja, si anak yang
21
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(a) Faktor internal. Faktor internal ini meliputi faktor umur, jenis kelamin dan
urutan kelahiran.
tersebur bukan karena faktor lingkungan semata akan tetapi karena orang
Anak bungsu biasanya dimanjakan oleh orang tua dan kakaknya serta
22
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(b) Faktor eksternal. Faktor dari luar yang mempengaruhi kemandirian dibedakan
menjadi dua yaitu lingkungan yang permanen dan lingkungan yang tidak
permanen.
dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Remaja yang diasuh dengan penuh kasih
memberikan kasih sayang dan perhatian. Namun apabila perlindungan orang tua
23
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Menurut Bekker, dkk (2008) kemandirian terdiri atas tiga komponen yaitu
kesadaran diri, kepekaan dalam hubungan dengan orang lain, dan kemampuan
dalam mengelola situasi baru. Kemandirian ini dilatarbelakangi oleh kondisi fisik,
dikembangkan melalui hubungan dengan keluarga, teman sebaya dan juga orang-
kondisi fisik, dan emosi yang merupakan faktor internal. Faktor eksternal yang
tidak permanen.
3. Aspek-aspek kemandirian
a. Bebas
Faktor ini ditunjukkan dengan adanya usaha untuk mengejar prestasi, penuh
c. Inisiatif
24
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengendalian dari dalam dapat dilihat dari adanya perasaan individu yang
e. Kemantapan diri
adalah:
a. Inisiatif, yaitu kemampuan individu dalam berpikir secara original dan dapat
dilakukan atas kehendaknya sendiri dan harus mampu menerima resiko dari
tindakannya tersebut.
c. Kepercayaan diri, yaitu rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri,
dilakukannya.
25
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Memiliki inisiatif
4. Jenis-jenis Kemandirian
menumbuhkan cinta kasih pada dunia, kehidupan, dan orang lain, sadar
26
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
jenis, yaitu:
interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari
orang lain.
C. Kepercayaan Diri
keyakinan terhadap diri sendiri sehingga mampu menangani segala situasi dengan
tenang, tidak merasa inferior dihadapan siapapun dan tidak merasa canggung
27
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berhasil, karena rasa percaya diri ini mempunyai pengaruh besar terhadap keadaan
mental serta kesuksesan dari seorang individu. Angelis (1997) menyatakan jika
kepercayaan diri berawal dari tekad pada diri sendiri untuk melakukan segala
yang diinginkan dan dibutuhkan dalam hidup serta terbina dari keyakinan diri
kepercayaan akan kemampuan diri sendiri merupakan suatu ciri khas bahwa dia
Amich (dalam Martiani dan Adiyanti, 1991) menjelaskan bahwa kepercayaan diri
merupakan suatu perasaan cukup aman dan tahu apa yang dibutuhkan dalam
daftar tentang sifat-sifat atau unsur-unsur yang khas yang ada pada orang yang
percaya diri. Hasil analisisnya menyimpulkan bahwa ada dua jenis percaya diri,
yaitu percaya diri batin dan percaya diri lahir. Percaya diri batin adalah perasaan
28
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
atau anggapan bahwa kita dalam keadaan baik, sedangkan percaya diri lahir
adalah penampilan dan perilaku yang menunjukkan kepada dunia luar bahwa kita
yakin akan diri kita. Lauster (1997) menjelaskan bahwa individu yang percaya diri
dengan adanya perasaan kompeten atau merasa dirinya mampu. Adler juga
menghadapi suatu situasi atau permasalahan, memiliki perasaan aman dan tahu
apa yang dibutuhkan sehingga dapat mengatasi permasalahan dengan sikap yang
tepat.
a. Cacat jasmani dan rohani. Cacat jasmani disini adalah cacat fisik atau
29
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
harga diri dan rasa percaya diri. Keadaan fisik yang cacat pada individu
dapat menjadi sebab utama rendahnya harga diri dan rasa percaya diri.
tidak mandiri dan berada di bawah kekuasaan individu yang lebih tinggi
tingkat kepercayaan diri dengan respon kognitif pada individu dalam menghadapi
30
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Menurut Lauster (1997), ciri orang yang memiliki kepercayaan diri yang
positif adalah :
keinginan orang lain, memiliki pandangan yang tidak kaku terhadap aturan
konvensional
berkorban
d. Toleransi, adalah dapat mengerti dan memahami perbedaan orang lain dan
baru.
31
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ciri lain mengenai orang yang memiliki percaya diri yang positif menurut
dengan tetap tegar, sabar, dan tabah dalam menghadapi persoalan hidup.
32
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kemampuan diri sendiri, punya kontrol diri yang bagus, punya pandangan positif
terhadap diri sendiri, mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi dengan baik.
a. Rasa aman. Terbebas dari perasaan takut, tidak ada kompetisi terhadap
d. Mandiri. Tidak tergantung pada orang lain dalam melakukan sesuatu dan
ada pada dirinya, menerima pendapat orang lain dan memberi kesempatan
a. Rasa aman. Dijabarkan sebagai terbebas dari perasaan takut, tidak ada
33
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berlebihan.
dirinya.
Lauster (1997) juga menjelaskan ada dua aspek dalam kepercayaan diri,
antara lain :
cita-cita.
kemampuan diri, mandiri, memiliki konsep diri positif, toleransi dan optimis.
34
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
masalah. Sebagai makhluk sosial remaja berdampingan dengan orang lain. Tak
tuntutan tersebut tidak sesuai dengan apa yang diinginkan remaja. Masalah dapat
terjadi karena adanya kesenjangan antara kenyataan yang ada dengan apa yang
seharusnya.
Masalah yang dihadapi remaja satu dengan yang lain berbeda-beda. Dalam
kehidupan terdapat begitu banyak masalah, dari yang bersifat sederhana hingga
bersifat rumit. Pada dasarnya setiap remaja yang mempunyai masalah berusaha
solusi atau jalan keluar dan melepaskan diri dari persoalan yang tengah
yang khas baik dengan dirinya maupun diluar dirinya. Disatu sisi remaja belum
35
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pada diri remaja menjadikan mereka individu yang tangguh dalam menghadapi
pada orang lain. Kemampuan untuk mandiri tidak terbentuk dengan sendirinya.
Kemampuan ini diperoleh dengan kemauan dan dorongan dari orang lain. Masrun,
mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu mengatasi persoalan yang
hasil yang diharapkan dan mampu menangani segala sesuatu dengan tenang.
Selain itu Daradjat (1992) berpendapat bahwa dengan kepercayaan diri akan
menyebabkan orang optimis dalam hidup, setiap persoalan dan problem yang
36
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kepercayaan diri ini meliputi sikap yakin akan kemampuan, rasa aman dan tahu
apa yang dibutuhkan, mempunyai rencana masa depan, bertanggung jawab dan
bertanggung jawab, dan tidak tergantung pada orang lain sehingga akan
E. Kerangka Pemikiran
Kemandirian
Kemampuan
Menyelesaikan
Masalah
Kepercayaan
Diri
37
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
F. Hipótesis
38
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENELITIAN
dapat berbeda-beda dari satu subjek ke subjek yang lain atau dari satu objek ke
objek lain (Azwar, 2005). Dua variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini,
adalah:
2. Kepercayaan diri
Suharnan, 2005) dan Rakhmat (2001) yaitu: kognitif, motivasi, kepercayaan dan
sikap yang tepat, fleksibilitas, kestabilan emosi. Semakin tinggi skor yang
demikian juga sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek maka
39
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Kemandirian
tidak tergantung pada orang lain. Kemandirian akan diukur menggunakan skala
kemandirian yang merupakan modifikasi dari skala yang disusun oleh Susanti
(2003). Skala ini disusun menurut pendapat Masrun (1986) yang mempunyai
aspek-aspek yaitu bebas, progresif dan ulet, inisiatif, pengendalian dari dalam,
3. Kepercayaan Diri
merupakan modifikasi dari skala yang disusun oleh Andriani (2003). Skala ini
perasaan aman, ambisi normal, yakin kemampuan diri, mandiri, toleransi, optimis.
Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi kepercayaan
dirinya, demikian juga sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek
40
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Populasi
mempunyai satu sifat atau arti sama (Hadi, 2000). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cawas. Alasan pemilihan SMA N 1
Cawas karena belum pernah diadakan penelitian yang sama sebelumnya dan juga
lebih efisien waktu dan tenaga. Alasan pemilihan siswa kelas XI didasarkan atas
pertimbangan agar tidak terjadi ketimpangan atau perbedaan yang menonjol dari
tengah dari tiga tingkatan kelas, yaitu kelas X, XI, dan XII, dimana perbedaan dari
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang mempunyai ciri yang dimiliki
oleh populasinya (Azwar, 2004). Sampel dalam penelitian ini adalah tiga kelas
yang diperoleh secara acak dari seluruh kelas XI yang berjumlah 5 kelas. Jumlah
sampel yang dipakai dari tiga kelas tersebut adalah 124 siswa. Penentuan besar
sampel ini didasarkan pada pendapat Roscoe (dalam Sekaran, 2006) yang
menyatakan ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian.
41
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Sampling
sampel (Hadi, 1995). Sampling atau teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Menurut Sudjana (2002)
dalam sampling ini, populasi dibagi menjadi beberapa kelompok atau kelas.
Secara acak kelas-kelas yang diperlukan dipilih secara acak. Setiap anggota di
dalam kelas-kelas yang diambil secara acak tadi dijadikan sampel dalam
1. Sumber Data
primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber
pertamanya. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh langsung dari para siswa
SMAN 1 Cawas. Data primer ini berupa respons jawaban atas pernyataan-
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologis
yang terdiri dari skala kemandirian, skala kepercayaan diri, dan skala kemampuan
42
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Cara penilaian skala dengan menggunakan empat kategori jawaban yaitu sebagai
berikut:
Tabel 1
Distribusi Skor Skala
Kategori Jawaban Favourable Unfavourable
SS (Sangat Sesuai) 4 1
S (Sesuai) 3 2
TS (Tidak Sesuai) 2 3
STS (Sangat Tidak Sesuai) 1 4
menurut pendapat Glass dan Holyoak (dalam Suharnan, 2005) dan Rakhmat
teori dari Rakhmat karena dari ketiga teori yang dipakai peneliti dapat ditarik
kesimpulan dimana dari dua teori yang dikemukakan oleh Anderson dan Folkman
dan Lazarus dapat dimasukkan kedalam aspek kepercayaan dan sikap yang tepat
43
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 2
Blue Print Skala Kemampuan Menyelesaikan Masalah
Aitem
No Aspek Indikator Perilaku Jumlah
Favourable Unfavourable
Tidak memerlukan
30, 65, 69 9, 29, 36
dorongan dari luar
Melakukan usaha
dalam
1. Motivasi 1, 39, 43 50, 59, 60 16
menyelesaikan
persoalan
Berani menghadapi
18, 51 8, 17
tantangan
Kerja keras 2, 4 5, 46
Kepercayaan
Memiliki tujuan
2. dan sikap yang 20, 52 49, 53 12
tepat yang ingin dicapai
Keyakinan diri 3, 44 31, 41
Menerima kritik
7, 16, 38 54, 55, 66
dan saran
Efektif 6, 22, 34 40, 47, 61
3. Fleksibilitas 16
Mampu
menghadapi 56, 70 19, 32
kesulitan
Mampu
Kestabilan 10, 11, 23, 12, 21, 25,
4. mengendalikan 12
emosi 24, 42, 62 33, 45, 48
emosi
Perencanaan 13, 14, 26 15, 64, 68
5. Kognitif Refleksi 27, 57 58, 67 14
Identifikasi 35, 63 28, 37
Jumlah 35 35 70
b. Skala Kemandirian
yang disusun oleh Susanti (2003). Skala ini disusun menurut pendapat Masrun
(1986) yang mempunyai aspek-aspek yaitu bebas, progresif dan ulet, inisiatif,
pengendalian dari dalam, kemantapan diri. Alasan peneliti menggunakan teori dari
44
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Masrun karena dari ketiga teori yang dipakai peneliti terdapat beberapa persamaan
dimana dari dua teori yang lain yang dikemukakan oleh Soetjiningsih dan Afiatin
Tabel 3
Blue Print Skala Kemandirian
Indikator Aitem
No Aspek Jml.
Perilaku Favourable Unfavourable
Kemauan sendiri 11, 28, 43 18, 42, 50
1. Bebas Tidak terikat 14
2, 8, 17, 21 32, 41, 54, 55
orang lain
Progresif dan Ketekunan 22, 25, 30, 39 35, 49, 53, 56
2. 12
ulet Mampu bekerja
3, 44 6, 19
keras
Kreatif 4, 12, 29, 34 37, 45, 48, 57
3. Inisiatif
Mampu 12
bertindak sesuai 27, 40 16, 51
hal yang diyakini
Kontrol diri 10, 46, 47, 58 13, 15, 20, 31
Pengendalian
4. Kemampuan 12
dari dalam 7, 36 23, 52
beradaptasi
Percaya diri 9, 24 5, 26
Kemantapan Keyakinan akan 8
5.
diri tindakan yang 14, 33 1, 38
dilakukan
Jumlah 29 29 58
Skala ini merupakan hasil modifikasi dari skala kepercayaan diri yang
disusun oleh Andriani (2003). Skala ini disusun menurut pendapat Anthony
(1992) yang mempunyai aspek-aspek yaitu perasaan aman, ambisi normal, yakin
dari Anthony karena dari ketiga teori yang dipakai peneliti terdapat beberapa
45
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
persamaan dimana dari dua teori yang lain yang dikemukakan oleh Daradjat dan
Tabel 4
Blue Print Skala Kepercayaan Diri
Aitem
No Aspek Indikator Perilaku Jml.
Favourable Unfavourable
Perasaan Tidak merasa
1. 1, 18 16, 30 4
aman tertekan
Kepuasan atas
Ambisi usaha yang 7, 29, 33 4, 39, 40 6
2.
normal dilakukan
Penilaian positif
Yakin akan 5, 25, 48 34, 41, 47
terhadap diri
3. kemampuan 14
diri Yakin mampu
10, 31, 42, 50 2, 13, 23, 27
bertindak
Tidak
4. Mandiri terpengaruh 22, 24, 36, 43 6, 14, 32, 35 8
orang lain
Menerima
keberadaan 8, 11 44, 45
orang lain
5. Toleransi 10
Mampu
berinteraksi 15, 21, 37 17, 28, 49
dengan orang lain
Yakin mampu 12, 19, 26, 38 3, 9, 20, 46 8
6. Optimis
mengatasi
masalah
Jumlah 25 25 50
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu
tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur
46
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pengujian dari ahli (profesional judgment), dimana dalam hal ini setelah
uji coba alat ukur. Teknik validitas yang digunakan adalah korelasi Product
Moment dari Pearson. Adapun rumus korelasi Product Moment adalah sebagai
Keterangan :
r xy : Koefisien korelasi antar skor aitem dengan skor total
X : Jumlah skor tiap aitem
Y : Jumlah skor total aitem
XY : Jumlah hasil kali antara skor tiap aitem dengan jumlah skor
total aitem
N : Jumlah subjek penelitian
X2 : Jumlah kuadrat skor aitem
Y2 : Jumlah kuadrat skor total.
2. Reliabilitas
Estimasi reliabilitas yang digunakan dalam analisis reliabilitas skala sikap dalam
penelitian ini yaitu dengan formula reliabilitas Alpha Cronbach. Rumus formula
47
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
n Vi
1 Vt
n 1
Keterangan:
koefisien reliabilitas alpha
n = banyaknya bagian
Vi = varians tes bagian 1
Vt = varians skor total
suatu kesimpulan dari penelitian tersebut. Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode statistik. Analisis statistik digunakan dalam
Untuk menganalisis data mengenai dua variabel bebas dan satu variabel
tergantung digunakan analisis regresi dua prediktor. Analisis regresi dua prediktor
48
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a1 x y a2 x y
Ry(1, 2) 1 2
y 2
Keterangan:
Ry(1, 2) : Koefisien korelasi antara kemandirian dan kepercayaan diri
dengan kemampuan menyelesaikan masalah
a1 : Koefisien prediktor kemandirian
a2 : Koefisien prediktor kepercayaan diri
∑x1 y : Jumlah produk antara kemandirian dan kemampuan
menyelesaikan masalah
∑x2 y : Jumlah produk antara kepercayaan diri dan kemampuan
menyelesaikan masalah
∑y2 : Jumlah kuadrat kemampuan menyelesaikan masalah
49
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
A. Persiapan Penelitian
yang cukup panjang dan sering berganti-ganti nama. SMA Negeri 1 Cawas ini
diberi nama SMU N 1 Cawas yang disingkat dengan nama SMUNCA. Pada tahun
1989 sekolah ini berubah nama menjadi SMAN 1 Cawas (SMANCA). Pada akhir
tahun 1994 berganti nama kembali menjadi SMUN 1 Cawas (SMUNCA). Namun
beberapa tahun kemudian nama itu barganti kembali menjadi SMA N 1 Cawas
Klaten. Hal ini tampak pada animo remaja di Kabupaten Klaten yang ingin
memang sudah bagus. Siswa yang bersekolah di SMAN 1 Cawas berasal dari
saja. Sekolah ini mempunyai visi, misi, dan fasilitas sebagai berikut:
a) Visi : “Mewujudkan sekolah yang bermutu dan berbudaya serta unggul dan
50
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b) Misi :
sekolah.
holders).
c) Fasilitas :
51
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pembelajaran.
6) Perpustakaan.
Alasan penulis memilih lokasi sekolah SMAN 1 Cawas karena sekolah ini
merupakan salah satu sekolah favorit di Kabupaten Klaten, sehingga siswa yang
Klaten, bukan dari daerah sekitar sekolah saja. Orientasi awal dilakukan sekitar
bulan Juni 2010, dengan menanyakan kepada pihak sekolah tentang prosedur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi.
Adapun skala psikologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
diri.
Skala ini terdiri 70 aitem pernyataan yang terdiri dari 35 pernyataan favourable
52
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Skala Kemandirian
mana tingkat kemandirian pada subjek penelitian. Skala ini terdiri dari 58 aitem
pernyataan unfavourable.
kepercayaan diri pada subjek penelitian. Skala kepercayaan diri ini terdiri dari 50
unfavorable.
yang akan digunakan. Uji coba skala dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
validitas dan reliabilitasnya. Pengambilan subjek untuk uji coba dilakukan dengan
mengundi seluruh kelas XI yang terdiri dari 5 kelas untuk diambil 2 kelas. Kelas
yang terpilih adalah XI 2 dan XI 3 yang terdiri dari 84 siswa. Adapun skala yang
kelas XI 2 dan XI 3 . Pada saat ujicoba, siswa yang hadir dari dua kelas tersebut
53
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
teknik korelasi product moment dari Pearson, yaitu mencari korelasi antara skor
digunakan adalah Sig. (2-tailed) dengan nilai probabilitas 0,05 (taraf signifikansi
5%). Hasil korelasi antara masing-masing butir dengan butir totalnya yang
memiliki nilai probabilitas diatas 0,05 (taraf signifikansi 5%) dihilangkan serta
dinyatakan sebagai aitem yang gugur dan tidak diikutsertakan dalam penelitian
batasan tertentu seperti 0,6. Reliabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik (Sekaran, 2006). Perhitungan
validitas dan reliabilitas skala pada pendekatan ini menggunakan program analisis
validitas dan reliabilitas butir program statistik SPSS 13.0 for Windows.
Sig. (2-tailed) berkisar antara 0,000 sampai dengan 0,876. Kemudian semua hasil
korelasi antara masing-masing butir dengan butir totalnya yang memiliki nilai
54
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebagai aitem yang gugur dan tidak diikutsertakan dalam penelitian. Ada 27 aitem
yang dinyatakan gugur, yaitu nomor 2, 6, 7, 9, 12, 24, 26, 29, 31, 33, 35, 37, 39,
40, 42, 45, 48, 51, 52, 53, 55, 59, 62, 65, 67, 68, dan 70.
baik sebagai alat ukur penelitian. Adapun perincian aitem yang sahih dan gugur
55
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 5
Distribusi Aitem Sahih dan Gugur
Skala Kemampuan Menyelesaikan Masalah
Aitem
No Aspek Indikator Perilaku Jumlah
Favourable Unfavourable
Tidak memerlukan
30, 65*, 69 9*, 29*, 36 16
dorongan dari luar
Melakukan usaha
1. Motivasi dalam
1, 39*, 43 50, 59*, 60
menyelesaikan
persoalan
Berani menghadapi
18, 51* 8,17
tantangan
Kerja keras 2*, 4 5,46
Kepercayaan
Memiliki tujuan
2. dan sikap yang 20, 52* 49, 53* 12
tepat yang ingin dicapai
Keyakinan diri 3,44 31*, 41
Menerima kritik
7*, 16, 38 54, 55*, 66
dan saran
Efektif 6*, 22, 34 40*, 47, 61
3. Fleksibilitas 16
Mampu
menghadapi 56, 70* 19,32
kesulitan
Mampu
Kestabilan 10, 11, 23, 12*, 21, 25,
4. mengendalikan 12
emosi 24*, 42*, 62* 33*, 45*, 48*
emosi
Perencanaan 13, 14, 26* 15, 64, 68*
5. Kognitif Refleksi 27,57 58, 67* 14
Identifikasi 35*, 63 28, 37*
Jumlah 35 35 70
Keterangan : ( * ) adalah aitem pernyataan yang gugur.
Dari uji validitas skala kemandirian dapat diketahui bahwa dari 58 aitem
0,000 sampai dengan 0,965. Kemudian semua hasil korelasi antara masing-masing
butir dengan butir totalnya yang memiliki nilai probabilitas diatas 0,05 (taraf
56
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
signifikansi 5%) dihilangkan serta dinyatakan sebagai aitem yang gugur dan tidak
nomor 2, 3, 4, 10, 13, 14, 15, 18, 22, 26, 28, 34, 35, 37, 40, 41, 43, 45, 53, dan 55.
analisis Alpha didapatkan koefisien Alpha sebesar 0,849. Dengan demikian, skala
kemandirian ini dianggap baik sebagai alat ukur penelitian. Adapun perincian
aitem yang sahih dan gugur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6
Distribusi Aitem Sahih dan Gugur Skala Kemandirian
Indikator Aitem
No Aspek Jumlah
Perilaku Favourable Unfavourable
Kemauan
11, 28*, 43* 18*, 42, 50
sendiri
1. Bebas 14
Tidak terikat
2*, 8, 17, 21 32, 41*, 54, 55*
orang lain
Ketekunan 22*, 25, 30, 39 35*, 49, 53*, 56
Progresif dan 12
2. Mampu bekerja
ulet 3*, 44 6, 19
keras
Kreatif 4*, 12, 29, 34* 37*, 45*, 48, 57
3. Inisiatif Mampu
12
bertindak sesuai
27, 40* 16, 51
hal yang
diyakini
Kontrol diri 10*, 46, 47, 58 13*, 15*, 20, 31
Pengendalian 12
4. Kemampuan
dari dalam 7, 36 23, 52
beradaptasi
Percaya diri 9, 24 5, 26*
Kemantapan Keyakinan akan
5. 8
diri tindakan yang 14*, 33 1, 38
dilakukan
Jumlah 29 29 58
Keterangan : ( * ) adalah aitem pernyataan yang gugur.
57
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dari uji validitas skala kepercayaan diri dapat diketahui bahwa dari 50
antara 0,000 sampai dengan 0,644. Kemudian semua hasil korelasi antara masing-
masing butir dengan butir totalnya yang memiliki nilai probabilitas diatas 0,05
(taraf signifikansi 5%) dihilangkan serta dinyatakan sebagai aitem yang gugur dan
tidak diikutsertakan dalam penelitian. Ada 18 aitem yang dinyatakan gugur, yaitu
nomor 2, 4, 13, 19, 21, 24, 25, 26, 28, 30, 31, 32, 37, 43, 45, 46, 47, dan 50.
demikian, skala kepercayaan diri ini dianggap baik sebagai alat ukur penelitian.
Adapun perincian aitem yang sahih dan gugur dapat dilihat pada tabel di halaman
selanjutnya.
58
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 7
Distribusi Aitem Sahih dan Gugur Skala Kepercayaan Diri
Aitem
No Aspek Indikator Perilaku Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Perasaan aman Tidak merasa tertekan 1, 18 16, 30* 4
Kepuasan atas usaha
2. Ambisi normal 7, 29, 33 4*, 39, 40 6
yang dilakukan
Penilaian positif
Yakin akan 5, 25*, 48 34, 41, 47*
terhadap diri
3. kemampuan 14
diri Yakin mampu
10, 31*, 42, 50* 2*, 13*, 23,27
bertindak
Tidak terpengaruh
4. Mandiri 22, 24*, 36, 43* 6, 14, 32*, 35 8
orang lain
Menerima keberadaan
8, 11 44, 45*
orang lain
5. Toleransi 10
Mampu berinteraksi
15, 21*, 37* 17, 28*, 49
dengan orang lain
6. Optimis Yakin mampu 12, 19*, 26*, 38 3, 9, 20, 46* 8
mengatasi masalah
Jumlah 25 25 50
Keterangan : ( * ) adalah aitem pernyataan yang gugur.
59
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menyusun alat ukur yang dipakai untuk penelitian. Dalam penyusunan alat ukur
ini hanya aitem yang sahih saja yang diambil, dengan nomor urut yang baru.
Tabel 8
Distribusi Aitem Skala
Kemampuan Menyelesaikan Masalah Untuk Penelitian
Aitem
No Aspek Indikator Perilaku Jumlah
Favourable Unfavourable
Tidak memerlukan
30(22),69(43) 36(25)
dorongan dari luar
Melakukan usaha
dalam
1. Motivasi 1(1), 43(28) 50(33),60(38) 10
menyelesaikan
persoalan
Berani menghadapi
18(13) 8(5),17(12)
tantangan
Kerja keras 4(3) 5(4), 46(30)
Kepercayaan
Memiliki tujuan
2. dan sikap yang 20(15) 49(32) 8
tepat yang ingin dicapai
Keyakinan diri 3(2), 44(29) 41(27)
Menerima kritik
16(11),38(26) 54(34),66(42)
dan saran
Efektif 22(17),34(24) 47(31),61(39)
3. Fleksibilitas 11
Mampu
menghadapi 56(35) 19(14),32(23)
kesulitan
Mampu
Kestabilan 10(6), 11(7),
4. mengendalikan 21(16),25(19) 5
emosi 23(18)
emosi
Perencanaan 13(8), 14(9) 15(10),64(41)
5. Kognitif Refleksi 27(20),57(36) 58(37) 9
Identifikasi 63(40) 28(21)
Jumlah 22 21 43
Keterangan : Nomor dalam tanda kurung ( ) adalah nomor aitem baru untuk
penelitian.
60
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 9
Distribusi Aitem Skala Kemandirian Untuk Penelitian
Indikator Aitem
No Aspek Jumlah
Perilaku Favourable Unfavourable
Kemauan
11(7) 42(26), 50(32)
sendiri
1. Bebas 8
Tidak terikat 8(5), 17(10),
32(21), 54(35)
orang lain 21(13)
25(16), 30(19),
Ketekunan 49(31), 56(36)
Progresif dan 39(25)
2. 8
ulet Mampu bekerja
44(27) 6(3), 19(11)
keras
Kreatif 12(8), 29(18) 48(30), 57(37)
Mampu
3. Inisiatif 7
bertindak sesuai
27(17) 16(9), 51(33)
hal yang
diyakini
46(28), 47(29),
Kontrol diri 20(12), 31(20)
Pengendalian 58(38)
4. 9
dari dalam Kemampuan
7(4), 36(23) 23(14), 52(34)
beradaptasi
Percaya diri 9(6), 24(15) 5(2)
Kemantapan Keyakinan akan 6
5.
diri tindakan yang 33(22) 1(1), 38(24)
dilakukan
Jumlah 19 19 38
Keterangan : Nomor dalam tanda kurung ( ) adalah nomor aitem baru untuk
penelitian.
61
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 10
Distribusi Aitem Skala Kepercayaan Diri Untuk Penelitian
Aitem
No Aspek Indikator Perilaku Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Perasaan aman Tidak merasa tertekan 1(1), 18(15) 16(13) 3
Kepuasan atas usaha 7(5), 29(20),
2. Ambisi normal 39(26), 40(27) 5
yang dilakukan 33(21)
Penilaian positif
Yakin akan 5(3), 48(31) 34(22), 41(28)
terhadap diri
3. kemampuan 8
diri Yakin mampu
10(8), 42(29) 23(18), 27(19)
bertindak
Tidak terpengaruh 6(4), 14(11),
4. Mandiri 22(17), 36(24) 5
orang lain 35(23)
Menerima keberadaan
8(6), 11(9) 44(30)
orang lain
5. Toleransi 6
Mampu berinteraksi
15(12) 17(14), 49(32)
dengan orang lain
3(2), 9(7),
6. Optimis Yakin mampu 12(10), 38(25) 5
20(16)
mengatasi masalah
Jumlah 16 16 32
Keterangan : Nomor dalam tanda kurung ( ) adalah nomor aitem baru untuk
penelitian.
B. Pelaksanaan Penelitian
seluruh siswa-siswi kelas XI SMAN 1 Cawas yang terdiri dari 5 kelas. Dari hasil
pengundian terpilih tiga kelas untuk sampel penelitian, yaitu kelas XI 1, XI 4, dan
XI 5. Jumlah siswa untuk kelas XI 1 adalah 41 orang. Jumlah siswa untuk kelas
62
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jumlah siswa keseluruhan dari ketiga kelas tersebut adalah 124 orang.
skala dan pengambilan skala dilakukan pada saat itu juga setelah skala selesai
diisi. Rata-rata waktu yang digunakan subjek untuk mengisi seluruh skala adalah
50 menit. Dari ketiga kelas yang terpilih diperoleh 124 siswa. Keseluruhan skala
yang dibagikan kepada 124 siswa tersebut semuanya terisi lengkap sehingga
untuk keperluan analisis data. Skor untuk tiap-tiap skala bergerak dari 1 sampai
unfavourable. Skor dari aitem favourable adalah 4 untuk pilihan jawaban sangat
setuju (SS), 3 untuk pilihan jawaban setuju (S), 2 untuk tidak setuju (TS), dan 1
untuk sangat tidak setuju (STS). Sedangkan skor aitem unfavourabel adalah 1
untuk pilihan jawaban sangat setuju (SS), 2 untuk setuju (S), 3 untuk jawaban
tidak setuju (TS), dan 4 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS). Kemudian skor
yang diperoleh dari subjek penelitian dijumlahkan untuk tiap-tiap skala. Total skor
skala yang diperoleh dari subjek penelitian ini dipakai dalam analis data.
63
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Perhitungan analisis data dilakukan setelah uji asumsi yang meliputi uji
dilakukan dengan bantuan komputer seri program statistik SPSS for MS Windows
1. Uji Asumsi
a. Uji normalitas
variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak
besar dari 0,05 (Priyatno, 2008). Hasil uji normalitas sebaran terhadap
dengan asymp. sig (2-tailed) 0,710 > 0,05 termasuk kategori normal.
2) Hasil uji normalitas variabel kepercayaan diri, nilai ks-z adalah 0,569
dengan asymp. sig (2-tailed) 0,902 > 0,05 termasuk kategori normal.
ks-z adalah 0,539 dengan asymp. sig (2-tailed) 0,933 > 0,05 termasuk
kategori normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
64
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Table 11
Hasil Uji Normalitas
Variabel K-S Z Asym. Sig (2-tailed) Keterangan
Kemandirian 0,701 0,710 (p>0,05) Distribusi Normal
Kepercayaan Diri 0,569 0,902 (p>0,05) Distribusi Normal
Kemampuan
menyelesaikan 0,539 0,933 (p>0,05) Distribusi Normal
masalah
b. Uji linearitas
linear. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 12
Hasil Uji Linearitas
Variabel Sig Keterangan
Kemandirian dengan kemampuan menyelesaikan 0,000 Linear
masalah
Kepercayaan diri dengan kemampuan 0,000 Linear
menyelesaikan masalah
65
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Uji autokorelasi
berikut:
1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL), maka hipotesis
(k).
sebesar 1,655 terletak di antara batas atas (dU) 1,582 dan nilai (4-dU)
tidak terdapat autokorelasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
66
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Table 13
Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
1 0.721a 0.520 0.512 10.15146 1.655
a Predictors: (Constant), Kepercayaan, Kemandirian
b Dependent Variable: Kemampuan
d. Uji multikolinearitas
lain dalam satu model (Nugroho, 2005). Selain itu, deteksi terhadap
(VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka dapat
Tabel 14
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Bebas Collinearity Statistics
tolerance VIF
Kemandirian 0,971 1,030
Kepercayaan diri 0,971 1,030
Dari hasil uji melalui VIF pada hasil output SPSS tabel coefficients
memiliki VIF sebesar 1,030 dengan nilai tolerance 0,971. Hal ini berarti
bahwa masing-masing variabel bebas memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10
67
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
serta nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Dengan demikian dapat
e. Uji heteroskedastisitas
(Nugroho, 2005). Model regresi yang baik adalah yang tidak mengalami
dapat dilihat dari pola gambar scatterplot yang menyatakan model regresi
(Nugroho, 2005).
68
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Analisis Deskriptif
Tabel 15
Statistik Deskriptif
N Mean Std. Deviation
Kemampuan menyelesaikan
124 128 14
masalah
Kemandirian 124 116 11
Kepercayaan diri 124 90 12
ini akan dibagi menjadi 3 kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Norma
Tabel 16
Norma Kategori Skor Subjek
Kategorisasi Norma Rendah
Χ < (μ −1,0σ ) Sedang
µ −1,0σ)≤ Χ < (μ +1,0σ )
Tinggi (μ + 1,0σ)≤ Χ
Keterangan :
X : raw score skala
µ : mean atau nilai rata-rata
σ : standar deviasi
69
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 17
Kategorisasi Subjek Berdasar Skor
Skala Kemampuan Menyelesaikan Masalah
Variabel Kategorisasi Komposisi Rerata
Kategori Skor Jumlah Persentase Empirik
(%)
Kemampuan Rendah X < 86 - - -
menyelesaikan Sedang 86 ≤ X < 129 65 52,42 128
masalah Tinggi 129 ≤ X 59 47,58 -
di atas, dapat dilihat bahwa rerata empirik subjek sebesar 128 termasuk
b. Skala Kemandirian
maka jarak sebarannya adalah 152 - 38 = 114 dan setiap satuan deviasi
70
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 18
Kategorisasi Subjek Berdasar Skor Skala Kemandirian
Variabel Kategorisasi Komposisi Rerata
Kategori Skor Jumlah Persentase Empiri
(%) k
Kemandirian Rendah X < 76 - - -
Sedang 76 ≤ X < 114 47 37,9 -
Tinggi 114 ≤ X 77 62,1 116
128, maka jarak sebarannya adalah 128 - 32 = 96 dan setiap satuan deviasi
71
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 19
Kategorisasi Subjek Berdasar Skor Skala Kepercayaan Diri
Variabel Kategorisasi Komposisi Rerata
Kategori Skor Jumlah Persentase Empiri
(%) k
Kepercayaa Rendah X < 64 2 1,61 -
n diri Sedang 64 ≤ X < 96 75 60,48 90
Tinggi 96 ≤ X 47 37,91 -
3. Uji Hipotesis
72
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 20
Hasil Analisis Regresi Dua Prediktor
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
0,561 untuk setiap unit perubahan yang terjadi pada variabel kemandirian.
yang terjadi pada variabel kepercayaan diri. Nilai koefisien kedua variabel
73
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Cawas.
dari level of significant yang ditentukan (0,05), atau F hitung lebih besar
dari F tabel. F tabel dihitung dengan cara melihat nilai df1 dan df2 (df1 =
3-1 = 2 dan df2 = 124-3 = 121). Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 21
Hasil Uji F
Mean
Model Sum of Squares df Square F Sig.
1 Regression 13495.624 2 6747.812 65.480 .000a
Residual 12469.303 121 103.052
Total 25964.927 123
a Predictors: (Constant), Kepercayaan Diri, Kemandirian
b Dependent Variable: Kemampuan Menyelesaikan Masalah
65,480 lebih besar dari Ftabel 3,070 dengan tingkat signifikansi atau
probabilitas sebesar p = 0,000 (p < 0,05) yang artinya signifikan. Hal ini
74
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terhadap variabel tergantung. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat
dari p-value (kolom Sig.) pada tiap-tiap variabel bebas. Jika p-value lebih
kecil dari level of significant yang ditentukan, atau t-hitung (kolom t) lebih
besar dari t-tabel (dihitung dari α = 5%, df = 124-3 = 121). Dari hasil
Tabel 22
Hasil Uji Korelasi Parsial
Variabel bebas t Sig. t-tabel
Kemandirian 6,698 0,000 1,658
Kepercayaan Diri 8,001 0,000 1,658
0,000 < 0,05 dan t-hitung 6,698 > t-tabel 1,658, berarti signifikan. Jadi,
untuk variabel kepercayaan diri p-value 0,000 < 0,05 serta t-hitung 8,001 >
menyelesaikan masalah.
75
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d) Analisis determinasi
Table 23
Koefisien Determinasi
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .721a .520 .512 10.15146
nilai sumbangan relatif dan efektif untuk tiap-tiap variabel bebas sebagai
berikut:
Tabel 24
Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Variabel Bebas
Variabel Sumbangan Relatif Sumbangan Efektif
(SR) (SE)
Kemandirian (X1) 54,82 % 28,51 %
Kepercayaan Diri (X2) 45,18 % 23,49 %
Total 100% 52 %
76
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Pembahasan
1 Cawas, diperoleh nilai R = 0,721, p-value 0,00 < 0,05 dan F hitung = 65,480
lebih besar dari F tabel = 3,070. Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut dapat
tiap variabel bebas yaitu kemandirian dan kepercayaan diri berharga positif, ini
tergantung, sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima, yaitu ada hubungan
hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian dan kepercayaan diri
77
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kemampuan menyelesaikan masalah menunjukkan hasil p-value 0,00 < 0,05 dan
t-hitung 6,698 > t-tabel 1,658 berarti signifikan. Hal ini berarti secara parsial ada
SMAN 1 Cawas secara umum termasuk kategori tinggi, yakni 62,1 %. Hal ini
remaja yang mempunyai kemandirian yang baik dan positif cenderung memiliki
kemandirian pada diri remaja menjadikan mereka individu yang tangguh dalam
Secara umum kemandirian dapat dilihat dari tingkah laku seperti berusaha
yang ditampilkan dalam tingkah laku. Kemandirian juga dapat dilihat dari cara
seseorang tersebut dapat bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.
Selain itu kemandirian dapat dilihat dari cara penyesuaian dirinya terhadap
78
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Latihan tersebut dapat berupa pemberian tugas-tugas yang sesuai dengan tanpa
bantuan. Dengan latihan terus menerus inilah akan tumbuh sikap kemandirian.
value 0,00 < 0,05 serta t-hitung 8,001 > t-tabel 1,658 artinya signifikan, sehingga
dapat disimpulkan bahwa secara parsial ada hubungan positif dan signifikan
analisis dan kategorisasi menunjukkan tingkat kepercayaan diri pada siswa SMAN
1 Cawas secara umum termasuk kategori sedang, yakni 60,48 %. Hal ini sesuai
dengan pendapat Lugo dan Hershey (1991) yang menyatakan bahwa untuk
akan menyebabkan orang optimis dalam hidup, setiap permasalahan dan problem
Afiatin dan Martaniah, 1998) terhadap remaja siswa SMA di Kodya Yogyakarta
remaja pada dasarnya disebabkan oleh kurangnya kepercayaan diri. Remaja yang
memiliki kepercayaan diri rendah cenderung merasa tidak aman, tidak bebas,
suatu masalah. Sedangkan remaja yang memiliki kepercayaan diri tinggi memiliki
kompetensi yakni mampu dan percaya bahwa ia bisa dengan didukung oleh
79
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sendiri. Remaja cenderung mempunyai rasa malu, rendah diri karena perasaan
dirinya tidak sesuai dengan harapan orang lain (Gunarso, 1992). Waterman
(dalam Martiani dan Adiyanti, 1991) mengatakan bahwa remaja yang memiliki
kepercayaan diri akan mampu bekerja secara efektif, dapat menyelesaikan tugas
dan permasalahan yang dihadapi dengan baik dan bertanggung jawab serta
2006) menambahkan bahwa remaja yang memiliki kepercayaan diri merasa yakin
apa yang dibutuhkan dalam kehidupannya serta mempunyai sikap positif yang
Total sumbangan efektif sebesar 52%, ini berarti masih terdapat 48% faktor-faktor
menyelesaikan masalah antara lain adalah konsep diri, pola asuh, dan kecerdasan
emosi. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Rini (2002) bahwa konsep diri
80
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-
hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan dalam mencapai
mempunyai hubungan baik dengan teman, dan mempunyai minat terhadap hal-hal
pada remaja. Sedangkan Reuven Bar-On (dalam Arbadiati dan Kurniati, 2007)
menyelesaikan masalah pada siswa SMAN 1 Cawas. Namun penelitian ini masih
digeneralisasikan pada siswa SMA di tempat lain. Penerapan populasi yang lebih
luas dengan karakteristik yang berbeda perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
ruang lingkupnya.
81
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SARAN A. Kesimpulan
bahwa :
Cawas (R = 0,721 dan F hitung = 65,480 > F tabel = 3,070 pada taraf
signifikansi 5%).
kepercayaan diri. Hal ini berarti masih terdapat 48 % faktor lain yang
82
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Saran
hingga ia tumbuh menjadi anak yang serba ragu, takut dan cemas. Ia
83
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hal yang baik, mendapat prestasi, hargai hal-hal kecil yang sudah
diperlukan.
2. Bagi sekolah
siswa.
84
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1999. Psikologi Sosial. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.
Andayani, B dan Afiatin, T. 1991. Konsep Diri, Harga Diri dan Kepercayaan Diri
Remaja. Jurnal 4. No.2 Hal 23-30. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Andriani, S. 2003. Hubungan Antara Sikap Hidup Modern dan Kepercayaan Diri
dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan).
Surakarta: Fakultas Psikologi UMS.
Angelis, B. D. 1997. Percaya Diri: Sumber Sukses dan Kemandirian. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Arbadiati, R.A. dan Kurniati, N.M. 2007. Hubungan antara kecerdasan emosi
dengan kecenderungan problem focused coping pada sales. Jurnal
Psikologi. Vol. 22. Hal. 24-27. Jakarta: Universitas Gunadarma.
86
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bekker, M., Croon, M., Balcom, E., Vermee, J., 2008. Predicting Individual
Differences in Autonomy-Connectedness: The Role of Body Awareness,
Alexithymia, and Assertiveness. Journal of Clinical Psychology. Vol.
64(6), 747-765. The Netherlands. Willey Periodicals, Inc.
BNN. 2009. Mencari Solusi yang Tepat Sasaran. Diperoleh dari http://bnn.go.id.
Diakses 11 Januari 2010.
Chaplin, C. P. 2001. Kamus Lengkap Psikologi (Alih bahasa : Kartono, K). Edisi
1 Cetakan ke-2. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
87
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hakim, T. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
Hurlock. 1993. Perkembangan Anak. Alih Bahasa : dr. Med Meitasari Tjandrasa.
Edisi 6. Jakarta : Erlangga.
Lie, A. 2003. Menjadi Orang Tua Bijak: 101 Cara Menumbuhkan Percaya Diri
Anak (Usia Balita Sampai Remaja). Jakarta: Elex Media Komputindo.
Lukman, M. 2000. Kemandirian Anak Asuh di Panti Asuhan Yatim Islam Ditijau
dari Konsep Diri dan Kompetensi Interpersonal. Jurnal Psikologika. Vol
5, No. 10. Hal 57-73. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
88
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Martiani, W dan Adiyanti, MG. 1991. Kompetensi Sosial dan Kepercayaan Diri
Remaja. Jurnal Ilmiah Psikologi. No.1 Hal 17-20. Yogyakarta : Fakultas
Psikologi UGM.
Martiyastuti, L. 2008. Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis Orang Tua dan
Kemandirian dengan Kemampuan Menyelesaikan Masalah Pada Remaja.
Skripsi (Tidak Diterbitkan). Surakarta : Fakultas Psikologi UMS.
Nugroho, B.A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan
SPSS. Jogjakarta: Andi Offset.
Priyatno, D. 2008. Mandiri Belajar SPSS: untuk Analisis Data dan Uji Statistic.
Jogjakarta: Mediakom.
89
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ruwaida, A., Lilik, S dan Dewi, R. 2006. Hubungan antara Kepercayaan Diri dan
Dukungan Keluarga dengan Kesiapan Menghadapi Masa Menopause.
Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi. Vol. 8, No. 2, Hal 76-99. Surakarta:
Fakultas Psikologi UMS.
Safaria T & Cahyani A. 2007. Kemandirian antara Remaja yang Ibunya Bekerja
dengan yang tidak Bekerja. Jurnal Psikologika. 2007. Vol. 7 Hal. 57-74.
Santoso, M dan Satiadarma. 2005. Hubungan antara Rasa Percaya Diri dan
Agresivitas pada Atlet Bola Basket. Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol 7, No 1.
Hal 51-64. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Suparmi, K. N. 2006. Problem Solving Skills pada Remaja Ditinjau Dari Pola
Asuh Autoritatif Orang Tua dan Inteligensi. Psikodemensia (Jurnal Ilmiah
Psikologi). Vol 5, No.2. Hal 139-150. Surakarta : Fakultas Psikologi UMS.
90
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
92
commit to users