Anda di halaman 1dari 4

Nama: Yosua Arematea

NIM: 16.1424

LP Skoliosis

1. Pengertian
Skoliosis adalah lengkungan atau kurvatura lateral pada tulang belakang akibat rotasi dan
deformitas vertebra. Tiga bentuk skoliosis struktural yaitu:
1) Skoliosis Idiopatik adalah bentuk yang paling umum terjadi dan diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok yaitu infantile, yang muncul sejak lahir sampai usia 3 tahun; anak-
anak, yang muncul dari usia 3 tahun sampai 10 tahun; dan remaja, yang muncul setelah
usia 10 tahun (usia yang paling umum).
2) Skoliosis Kongenital adalah skoliosis yang menyebabkan malformasi satu atau lebih
badan vertebra.
3) Skoliosis Neuromuskuler, anak yang menderita penyakit neuromuskuler (seperti
paralisis otak, spina bifida, atau distrofi muskuler) yang secara langsung menyebabkan
deformitas.

2. Etiologi
Penyebab terjadinya skoliosis diantaranya kondisi osteopatik, seperti fraktur, penyakit
tulang, penyakit arthritis, dan infeksi. Pada skoliosis berat, perubahan progresif pada
rongga toraks dapat menyebabkan perburukan pernapasan dan kardiovaskuler. (Nettina,
Sandra M.)
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:
1) Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam
pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu
2) Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan
akibat penyakit berikut:
a) Cerebral palsy
b) Distrofi otot
c) Polio
d) Osteoporosis juvenile
3) Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui.

3. Manifestasi Kinis
Gejalanya berupa:
1) Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
2) Bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
3) Nyeri punggung
4) Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
5) Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60%) bisa
menyebabkan gangguan pernafasan. Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang
belakang membengkok ke kanan dan pada punggung bagian bawah, tulang belakang

membengkok ke kiri; sehingga bahu kanan lebih tinggi dari bahu kiri. Pinggul kanan
juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri.

4. Patofisiologi
5. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat dan lokasi kelengkungan
serta stadium pertumbuhan tulang. Jika kelengkungan kurang dari 20%, biasanya tidak
perlu dilakukan pengobatan, tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan secara teratur
setiap 6 bulan. Pada anak-anak yang masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah
sampai 25-30%, karena itu biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat
penyangga) untuk membantu memperlambat progresivitas kelengkungan tulang belakang.
Brace dari Milwaukee & Boston efektif dalam mengendalikan progresivitas skoliosis,
tetapi harus dipasang selama 23 jam/hari sampai masa pertumbuhan anak berhenti.
Brace tidak efektif digunakan pada skoliosis kongenital maupun neuromuskuler.

Jika kelengkungan mencapai 40% atau lebih, biasanya dilakukan pembedahan. Pada
pembedahan dilakukan perbaikan kelengkungan dan peleburan tulang-tulang. Tulang
dipertahankan pada tempatnya dengan bantuan 1-2 alat logam yang terpasang sampai
tulang pulih (kurang dari 20 tahun). Sesudah dilakukan pembedahan mungkin perlu
dipasang brace untuk menstabilkan tulang belakang.

6. Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke depan


sehingga pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi. Pemeriksaan
neurologis (saraf) dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau refleks.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
1) Rontgen tulang belakang.
X-Ray Proyeksi Foto polos: Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh
terhadap tulang belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai derajat
kurva dengan metode Cobb dan menilai maturitas skeletal dengan metode Risser.
Kurva structural akan memperlihatkan rotasi vertebra; pada proyeksi posterior-
anterior, vertebra yang mengarah ke puncak prosessus spinosus menyimpang kegaris
tengah; ujung atas dan bawah kurva diidentifikasi sewaktu tingkat simetri vertebra
diperoleh kembali.
2) Pengukuran dengan skoliometer (alat untuk mengukur kelengkungan tulang
belakang) Skoliometer
Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai. Cara pengukuran
dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan posisi membungkuk, kemudian
atur posisi pasien karena posisi ini akan berubah-ubah tergantung pada lokasi
kurvatura, sebagai contoh kurva dibawah vertebra lumbal akan membutuhkan posisi
membungkuk lebih jauh dibanding kurva pada thorakal. Kemudian letakkan
skoliometer pada apeks kurva, biarkan skoliometer tanpa ditekan, kemudian baca
angka derajat kurva.

3) MRI

Anda mungkin juga menyukai