Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN

SOCIAL ENTREPRENEUR
BANK SAMPAH MASYARAKAT KELURAHAN POLEHAN
KOTA MALANG

Oleh:
ADELBERTHO.I .V. TUROT NIM. 1632610183
AHMAD JAMHURI NIM. 1632610032
AURERA EXSA NABILA NIM. 1632610138
DIMAS ARDANI ARYO NIM. 1632610165
HANIYATI NIM. 1632610196
PANJI DWI BASKORO NIM. 1632610093
M. HUSSIEN FAROUQ A. NIM. 1632610094
ZAHROTU JANNATI PUJA MARYAM NIM. 1632610009

PROGRAM STUDI DIII ADMINISTRASI BISNIS


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
TAHUN 2016
LATAR BELAKANG

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Seiring peningkatan


populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi saat ini pengelolaan sampah sebagian besar kota masih
menimbulkan permasalahan yang sulit dikendalikan. Masalah sampah perkotaan merupakan
masalah yang selalu hangat dibicarakan baik di Indonesia maupun kota–kota di dunia, karena
hampir semua kota menghadapi masalah persampahan. Salah satu faktor yang
menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi
“PR” besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik.
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah beserta Peraturan
Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 mengamanatkan perlunya perubahan paradigma yang
mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu dari paradigma kumpul–angkut–buang menjadi
pengolahan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Kegiatan
pengurangan sampah bermakna agar seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia
usaha maupun masyarakat luas melaksanakan kegiatan pembatasan timbulan sampah,
pendauran ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang lebih dikenal dengan sebutan
Reduce, Reuse dan Recycle (3R) melalui upaya-upaya cerdas, efisien dan terprogram.
Untuk mengurangi volume sampah dan menjadikan sampah tersebut menghasilkan nilai
rupiah maka harus dikelola oleh masyarakat melalui program bank sampah. Bank Sampah
merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen
layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang
menabung yang juga disebut nasabah memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang
yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam. Sampah yang
ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan dijual di pabrik yang
sudah bekerja sama.
Tujuan dibangunnya bank sampah sebenarnya bukan bank sampah itu sendiri. Bank
sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’
dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank
sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 4R
sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan
lingkungan yang bersih, hijau dan sehat.
RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang serta judul yang dipilih dalam penulisan proposal
penelitian proyek ini maka dapat dirumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi lapangan di Bank Sampah Masyarakat (BSM) di Kelurahan
Polehan Kota Malang
2. Potensi dan peluang di Bank Sampah Masyarakat (BSM) di Kelurahan Polehan
Kota Malang
3. Social Enterpreneur di Bank Sampah Masyarakat (BSM) di Kelurahan Polehan
Kota Malang
BAB I
KONDISI LAPANGAN

Kondisi BSM disana bagus, bangunannya bagus dan di cat dengan warna yang terang
sehingga diharapkan dapat menarik masyarakat untuk melihat bangunan itu dan secara tidak
langsung akan membaca tulisan yang ada di depan bangunan itu yaitu “BSM” atau
kepanjangan dari Bank Sampah Malang RW VII Kelurahan Polehan Kota Malang.

Disampingnya terdapat lahan kosong yang digunakan untuk menimbun dan melilah
sampah yang selanjutnya sampah itu akan diolah menjadi pupuk kompos maupun kerajinan
yang terbuat dari sampah plastik. Dengan bangunan yang menarik ini diharapkan dapat
menarik minat masyarakat agar menyalurkan sampah mereka kesana untuk nantinya bisa
diolah dan tidak menyebabkan pencemaran.

Daerah BSM tersebut merupakan daerah yang padat penduduk. Sehingga sampah
yang dihasilkan disana juga banyak. Hal ini dapat membantu BSM untuk dapat lebih
produktif dalam melakukan kegiatan komposting maupun pembuatan kerajinan dari plastik.
Hal ini juga membuat masyarakat jadi lebih peduli akan kebersihan daerah dan sampah
mereka.

Masyarakat sekitar juga senang dengan adanya BSM ini karena saat mereka
menyerahkan sampah mereka ke BSM mereka akan mendapatkan uang sesuai dengan
sampah yang mereka berikan ke BSM. Sehingga banyak masyarakat yang memberikan
sampah mereka kesana untuk mendapat uang tambahan.

BSM ini dinamakan BSM “BERHIAS” yang ditujukan untuk membuat lingkungan
sekitar bebas dari sampah dan terlihat rapi. Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan
nilai ekonomis dari sampah yang telah terkumpul dari masyarakat dengan cara diolah
menjadi pupuk kompos dan kerajinan tangan dari plastik.
BAB II
POTENSI DAN PELUANG

Dari segi ekonomi BSM ini berpotensi untuk menggerakan roda perekonomian
masyarakat sekitar BSM tersebut. Dan dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar.
BSM ini juga bisa menjadi tempat edukasi bagi sekolah-sekolah yang berbasis Adiwiyata
agar bisa mengolah sampah menjadi lebih bernilai ekonomis.

Roda perekonomian dari BSM ini adalah dari penjualan sampah oleh masyarakat,
pupuk kompos dan kerajinan plastik oleh BSM. Sampah yang diserahkan masyarakat
nantinya akan ditimbang dan diberi harga sesuai dengan berat sampah yang disetor. Untuk
pupuknya sendiri oleh BSM dijual dengan harga 10 ribu perkilonya. Dan untuk kerajinan
tangannya sendiri diberi harga sekitar 10 ribu sampai 35 ribu tergantung dengan tingkat
kesulitan dalam pengerjaan kerajinan plastik tersebut. Uang dari penjualan pupuk dan
kerajinan plastik inilah yang dibuat untuk membayar penyetoran sampah dan laba bagi
pekerjanya.

Dari adanya roda perekonomian tersebut dapat membuka peluang pekerjaan karena di
dalamnya terdapat proses-proses yang tidak membutuhkan keahlian yang tinggi sehingga
masyarakat yang memang mampu dan bisa membuat pupuk maupun membuat kerajinan
plastik bisa ikut bergabung dengan BSM tersebut. Hal ini membuat tingkat pengangguran di
lingkungan BSM berkurang.

BSM ini juga sering menjadi tempat kunjungan bagi sekolah-sekolah Adiwiyata yang
ada di Malang untuk belajar mngolah sampah menjadi pupuk kompos. Sehingga BSM juga
bisa mendapatkan royalti dari adanya kunjungan sekolah-sekolah Adiwiyata tersebut. Hal ini
dapat menambah penghasilan atau laba untuk semua pekerja BSM.
BAB III
SOCIAL ENTREPRENEUR

Program yang dapat diterapkan di BSM ada banyak yaitu mereka bisa memberi
edukasi kepada sekolah perintis Adiwiyata, menggerakkan masyarakat untuk
membudidayakan sayuran organik dan tanaman toga, juga bisa bekerja sama dengan petani-
petani sayuran organik dengan produknya yaitu pupuk kompos yang diperoleh dari
masyarakat.

Dalam hal edukasi BSM memberikan pembelajaran tentang bagaimana cara mengolah
sampah menjadi pupuk kompos. Karena biasanya sekolah Adiwiyata mempunyai misi untuk
mengolah sampahnya sendiri yang nantinya akan digunakan untuk diri sendiri maupun
masyarakat sekitar. Sehingga BSM ini merupakan tempat yang berpotensial bagi sekolah
perintis Adiwiyata untuk belajar membuat pupuk kompos.

Yang kedua BSM ini bisa menggerakkan masyarakat untuk membudidayakan sayuran
organik dan tanaman toga dengan menggunakan pupuk kompos agar masyarakat disana bisa
berhemat dan bisa menjadi lahan perekonomian juga dengan menjual sayur dan tanaman toga
yang mereka tanam. Dengan sayuran organik dan tanaman toga mereka bisa hidup lebih sehat
karena sayuran dan tanaman toga yang mereka tanam lebih alami karena terhindar dari
pestisida.

Dan yang terakhir adalah BSM bisa bekerjasama dengan petani sayuran organik. Hal
ini bisa membuat BSM menjadi lebih berkembang dan terkenal karena jika bekerja sama
dengan lembaga lain pastinya BSM ini akan dipromosikan dari satu lembaga ke lembaga lain.
Sehingga pendapatan yang akan di dapat oleh BSM ini menjadi lebih meningkat dan BSM
juga bisa membangun BSM yang lebih besar dan membuka peluang usaha yang lebih banyak
lagi bagi masyarakat sekitar BSM khususnya.
KESIMPULAN

BSM ini merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang lingkungan tetapi juga
bisa menghasilkan suatu nilai ekonomi. Banyak sekali potensi dan peluang yang bisa
dikeluarkan oleh BSM ini. Sehingga BSM ini bisa memakmurkan BSM itu sendiri dan
masyarakat disekitarnya. Dengan cara membuka peluang usaha dan peluang kerja bagi
masyarakat sekitar BSM.

BSM ini selain bergerak dalam bidang ekonomi juga bergerak di bidang sosial dengan
cara menggerakkan dan memberikan edukasi dalam pengolahan sampah dan pengunaannya
di lingkungan sekitarnya dan lembaga-lembaga lain yang selaras dengan bidang BSM ini.
Contohnya sekolah perintis Adiwiyata dan organisasi petani sayuran organik.

Anda mungkin juga menyukai