Disusun oleh :
Evi nur elisa (201603007)
Puji rahayu ( 201603019)
Eppy sasmita ( 201603029)
PENDAHULUAN
2. TUJUAN .
1. Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya dimana-mana
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, dan
mempromosika pertanian berkelanjutan
3. Pastikan hidup sehat dan mempromosikan kesejahteraan bagi semua segala usia
4. Menjamin kualitas pendidikan inklusif, adil dan mempromosikan kesempatan
belajar seumur hidup untuk semua
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak
perempuan.
6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi
untuk semua
7. Menjamin akses keenergi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan, dan
modern untuk semua
8. Mempromosikan pertumbuhan yang berkelanjutan, inklusif dan berkelanjutan
ekonomi, kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua
9. Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi insklusif dan
berkelanjutan dan mendorong inovasi
10. Mengurangi kesenjangan didalam dan antar nagara
11. Membuat kota-kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, tangguh dan
berkelanjutan
12. Pastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan
13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya
14. Melestarikan dan berkelanjutan menggunakan samudra, laut dan sumber daya
kelautan untuk pembangunan berkelanjutan
15. Melindungi, memulihkan dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem
darat, berkelanjutan mengelola hutan, memerangi desertifikasi, dan menghantikan dan
membalikkan degradasi lahan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati
16. Mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua dan membangun
institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif disemua tingkatan
17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan berkelanjutan.
a. Keluarga Sejahtera Sebagai Pilar Utama Kesehatan Ibu, Remaja, Dan Anak
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat terdiri atas suami-istri atau suami-istri
dan anaknya, atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.. Keluarga sejahtera adalah dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah mampu memenuhikebutuhan hidup spiritual dan materiil yang
layak, bertakwa kepada tuhan yang maha esa,memiliki hubungan yang sama, selaras, seimbang
antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan
Dari semua target MDGs, kinerja penurunan angka kematian ibu secara global masih
rendah. Di Indonesia, angka kematian ibu melahirkan (MMR/Maternal Mortality Rate) menurun
dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Target
pencapaian MDG pada tahun 2015 adalah sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga
diperlukan kerja keras untuk mencapai target tersebut. Walaupun pelayanan antenatal dan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih cukup tinggi, beberapa faktor seperti risiko
tinggi pada saat kehamilan dan aborsi perlu mendapat perhatian. Upaya menurunkan angka
kematian ibu didukung pula dengan meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi dan
menurunkan unmet need yang dilakukan melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB
dan kesehatan reproduksi. Ke depan, upaya peningkatan kesehatan ibu diprioritaskan pada
perluasan pelayanan kesehatan berkualitas, pelayanan obstetrik yang komprehensif, peningkatan
pelayanan keluarga berencana dan penyebarluasan komunikasi, informasi dan edukasi kepada
masyarakat.
B. Menurunkan Angka Kematian Anak
Angka kematian bayi di Indonesia menunjukkan penurunan yang cukup signifi kan
dari 68 pada tahun 1991 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, sehingga target
sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 diperkirakan dapat tercapai. Demikian
pula dengan target kematian anak diperkirakan akan dapat tercapai. Namun demikian, masih
terjadi disparitas regional pencapaian target, yang mencerminkan adanya perbedaan akses atas
pelayanan kesehatan, terutama di daerah-daerah miskin dan terpencil. Prioritas kedepan adalah
memperkuat sistem kesehatan dan meningkatkan akses pada pelayanan kesehatan terutama bagi
masyarakat miskin dan daerah terpencil.
adanya keseimbangan dalam memberikan pendidikan untuk bekal didunia dan akhirat
c. Hasil Kualitatif dan Kuantitatif Upaya Promotif dan Preventif Kematian Ibu dan Anak
Serta Dampak dalam Pencapaian SDGS
1. Hasil Kualitatif dan Kuantitatif
Provinsi Papua saat ini masih kekurangan tenaga bidan sebanyak 2.565 orang. Sebagian
besar kampung-kampung di Papua hingga kini tidak ada tenaga kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Yosef Rinto di Merauke, mengungkapkan,
tenaga bidan tersebut dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu-ibu
melahirkan guna menurunkan angka kematian ibu dan anak yang masih tinggi. "Papua kini
sedang gencar-gencarnya berupaya menurunkan angka kematian ibu dan anak," ujarnya.
Untuk mengatasi kekurangan tenaga bidan, Dinas Kesehatan Papua, tengah memberdayakan dan
melatih kembali kader-kader kesehatan di kampung-kampung. "Ini supaya mereka bisa
melakukan pengobatan sederhana," katanya.
Di samping itu, juga menugaskan para bidan dan perawat dari kampung ke kampung selama
enam bulan. Mereka juga akan melatih dukun-dukun bersalin untuk membantu persalinan di
kampung.
Selain kekurangan tenaga bidan, menurut Rinto, sarana kesehatan di Papua juga masih
terbatas. Karena itu, saat ini didorong pembangunan rumah sakit-rumah sakit di kabupaten
pemekaran dan puskesmas-puskesmas pembantu di kampung-kampung. Saat ini di di seluruh
Papua ada 27 rumah sakit, 686 puskesmas, dan 462 polindes.
Upaya promotif adalah suatu usaha pelayanan kesehatan ini pertama. Upaya preventif
adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak
diinginkan.
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer terdiri dari promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus
(specific protection).
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder bentuknya upaya diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis
dan promotif treatment).
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier bentuknya membatasi ketidakmampuan atau kecacatan (disability limitation)
dan pemulihan kesehatan (rehabilitation).
Indonesia telah membuat kemajuan penting untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak,
sejak membuat komitmen pada a World Fit for Children," kata Dr Robin Nandy, Kepala Bagian
kelangsungan hidup dan perkembangan anak di UNICEF. “Tapi bahkan hari ini, diperkirakan
bahwa 150.000 anak meninggal di Indonesia setiap tahun sebelum mereka mencapai ulang tahun
kelima mereka, dan hampir 10.000 wanita meninggal setiap tahun karena masalah dalam
kehamilan dan persalinan. Kita harus melihat lebih dekat lagi hambatan yang memperlambat
kemajuan menuju kita mencegah kematian ini, terutama dalam kaitannya dengan kesehatan ibu,
untuk mendukung prestasi lainnya.
d. Gerakan dan Upaya Dibidang Kesehatan Masyarakat Dalam Akselarasi Penurunan AKI dan
AKB di Indonesia.
1) Kematian Ibu
Tahun 2011, AKI di Indonesia mencapai 228 kasus per 100.000 kelahiran hidup.
Diperkirakan 10.500 ibu di Indonesia mati saat melahirkan tiap tahunnya. Pada tahun 2015, AKI
ditargetkan turun menjadi 102 kasus per 100.000 kelahiran untuk mencapai tujuan pembagunan
MilleniumDevelopment Goals (MDGs).
2. Strategi MPS
a. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak ditingkat dasar dan
rujukan
c. Setiap wanita usia subur mempunyai akses pencegahan kehamilan dan penanganan
komplikasi keguguran
3. Sosialisasi dan advokasi melalui penyusunan hasil informasi tentang masalah yang
dihadapi daerah sebagai subtansi untuk soialisai dan advokasi.
2) Kematian Bayi
b. Peningkatan ASI eksklusif, status gizi, deteksi dini dan pemantauan tumbuh kembang
g. Program asuh
Bidan
Menerapkan program ASUH ( awal sehat untuk hidup sehat ) yang memfokuskan kegiatan
pada keselamatan dan BBL ( 1-7 hari )
Mengintensifkan kunjungan rumah 7 hari pertama pasca persalinan berisi pelayanan dan
konseling perawatan bayi dan ibu nifas yang bermutu.
Masyarakat
Menyebarkan pentingnya asuhan 7 hari pertama pasca persalinan bagi kehidupan bayinya
Mencatat dan melaporkanadanya ibu hami, ibu melahirkan dan bayi meninggal pada bidan di
desa
BAB III
PENUTUP
SDGs ( Sustainable Development Goals ) yang merupakan sebuah dokumen yang akan
menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia.
Konsep SDGs melanjutkan konsep pembangunan Milenium Development Goals “MDGs” yang
dimana konsep itu sudah berakhir pada tahun 2015. Jadi kerangka pembangunan yang berkaitan
dengan perubahan situasi dunia yang semula menggunakan konsep MGDs sekarang diganti
dengan SDGs
Secara garis besar, 17 tujuan SDGs dapat dikelompokkan dalam empat pilar, yakni
pembangunan manusia, pembangunan ekonomi,pembangunan lingkungan hidup, dan
governance. Pilar pembangunan manusia lekat dengan penyediaan pelayanan dasar sehingga
tujuan SDGs yang dapat dikelompokkan dalam beberapa sektor. Sektor-sektor itu adalah
menjamin kehidupan yang sehat, memastikan pemerataan kualitas pendidikan dan pendidikan
inklusif serta pembelajaran seumur hidup untuk semua, mengakhiri kemiskinan dan mencapai
kesetaraan gender, serta memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.