Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Disusun oleh :
Evi nur elisa (201603007)
Puji rahayu ( 201603019)
Eppy sasmita ( 201603029)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
Tahun 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada 25-27 September 2015 dunia menyepakati 17 program pembangunan
berkelanjutan atau Suistanable Development Goals (SDGs). Secara garis besar, 17 tujuan
SDGs dapat dikelompokkan dalam empat pilar, yakni pembangunan manusia,
pembangunan ekonomi,pembangunan lingkungan hidup, dan governance. Pilar
pembangunan manusia lekat dengan penyediaan pelayanan dasar sehingga tujuan SDGs
yang dapat dikelompokkan dalam beberapa sektor. Sektor-sektor itu adalah menjamin
kehidupan yang sehat, memastikan pemerataan kualitas pendidikan dan pendidikan
inklusif serta pembelajaran seumur hidup untuk semua, mengakhiri kemiskinan dan
mencapai kesetaraan gender, serta memberdayakan semua perempuan dan anak
perempuan.
Tujuan SDGs pada pilar pembangunan lingkungan hidup antara lain memastikan
ketahanan pangan dan gizi yang baik, mencapai akses universal ke air dan sanitasi,
menjamin energi yang berkelanjutan, memastikan pola konsumsi dan produksi
berkelanjutan, mengambil tindakan untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya,
mengelola aset sumber daya alam secara berkelanjutan, mengelola ekosistem yang
berkelanjutan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati.
Sedangkan tujuan SDGs di pilar ekonomi yakni mempromosikan pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dan pekerjaan yang layak untuk semua, membangun infrstruktur,
mempromosikan industrialisasi yang inklusif dan berkesinambungan dan mendorong
inovasi, membuat kota-kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, ulet, dan
berkelanjutan. Dalam bidang governance, tujuan SDGs antara lain mengurangi
kesenjangan dalam dan antarnegara, memastikan masyarakat stabil dan damai, dan
memperkuat cara pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan
berkelanjutan. Tujuan-tujuan SDGs tersebut mempunyai sejumlah target yang akan
dicapai, dan untuk itu diperlukan strategi serta indikator pencapaian SDGs tersebut.
Berikut akan diuraikan strategi yang perlu dilakukan dan (calon) indikator yang dapat
digunakan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI.
SDGs ( Sustainable Development Goals ) yang merupakan sebuah dokumen yang akan
menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia.
Konsep SDGs melanjutkan konsep pembangunan Milenium Development Goals “MDGs” yang
dimana konsep itu sudah berakhir pada tahun 2015. Jadi kerangka pembangunan yang berkaitan
dengan perubahan situasi dunia yang semula menggunakan konsep MGDs sekarang diganti
dengan SDGs.
Singkatan dari sustainable development goals, yaitu sebuah dokumen yang akan menjadi
sebuah acuan dalam kerangka pembanngunan dan perundingan Negara-negara di dunia.

2. TUJUAN .
1. Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya dimana-mana
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, dan
mempromosika pertanian berkelanjutan
3. Pastikan hidup sehat dan mempromosikan kesejahteraan bagi semua segala usia
4. Menjamin kualitas pendidikan inklusif, adil dan mempromosikan kesempatan
belajar seumur hidup untuk semua
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak
perempuan.
6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi
untuk semua
7. Menjamin akses keenergi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan, dan
modern untuk semua
8. Mempromosikan pertumbuhan yang berkelanjutan, inklusif dan berkelanjutan
ekonomi, kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua
9. Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi insklusif dan
berkelanjutan dan mendorong inovasi
10. Mengurangi kesenjangan didalam dan antar nagara
11. Membuat kota-kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, tangguh dan
berkelanjutan
12. Pastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan
13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya
14. Melestarikan dan berkelanjutan menggunakan samudra, laut dan sumber daya
kelautan untuk pembangunan berkelanjutan
15. Melindungi, memulihkan dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem
darat, berkelanjutan mengelola hutan, memerangi desertifikasi, dan menghantikan dan
membalikkan degradasi lahan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati
16. Mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua dan membangun
institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif disemua tingkatan
17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan berkelanjutan.

3. Upaya Akselerasi Pencapaian SDGS

a. Keluarga Sejahtera Sebagai Pilar Utama Kesehatan Ibu, Remaja, Dan Anak

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat terdiri atas suami-istri atau suami-istri
dan anaknya, atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.. Keluarga sejahtera adalah dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah mampu memenuhikebutuhan hidup spiritual dan materiil yang
layak, bertakwa kepada tuhan yang maha esa,memiliki hubungan yang sama, selaras, seimbang
antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan

1. Meningkatkan Kesehatan Ibu

Dari semua target MDGs, kinerja penurunan angka kematian ibu secara global masih
rendah. Di Indonesia, angka kematian ibu melahirkan (MMR/Maternal Mortality Rate) menurun
dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Target
pencapaian MDG pada tahun 2015 adalah sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga
diperlukan kerja keras untuk mencapai target tersebut. Walaupun pelayanan antenatal dan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih cukup tinggi, beberapa faktor seperti risiko
tinggi pada saat kehamilan dan aborsi perlu mendapat perhatian. Upaya menurunkan angka
kematian ibu didukung pula dengan meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi dan
menurunkan unmet need yang dilakukan melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB
dan kesehatan reproduksi. Ke depan, upaya peningkatan kesehatan ibu diprioritaskan pada
perluasan pelayanan kesehatan berkualitas, pelayanan obstetrik yang komprehensif, peningkatan
pelayanan keluarga berencana dan penyebarluasan komunikasi, informasi dan edukasi kepada
masyarakat.
B. Menurunkan Angka Kematian Anak

Angka kematian bayi di Indonesia menunjukkan penurunan yang cukup signifi kan
dari 68 pada tahun 1991 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, sehingga target
sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 diperkirakan dapat tercapai. Demikian
pula dengan target kematian anak diperkirakan akan dapat tercapai. Namun demikian, masih
terjadi disparitas regional pencapaian target, yang mencerminkan adanya perbedaan akses atas
pelayanan kesehatan, terutama di daerah-daerah miskin dan terpencil. Prioritas kedepan adalah
memperkuat sistem kesehatan dan meningkatkan akses pada pelayanan kesehatan terutama bagi
masyarakat miskin dan daerah terpencil.

Ciri-ciri keluarga sejahtera adalah sebagai berikut :

 saling terbuka antar anggota keluarga

 terciptanya rasa saling percaya

 terpenuhinya segala kebutuhan

 adanya saling kerja sama antar keluarga

 adanya keseimbangan dalam memberikan pendidikan untuk bekal didunia dan akhirat

 terciptanya keharmonisan dalam keluarga

 terjalinnya komunikasi yang baik antar keluarga

b. kolaborasi antar petugas kesehatan

c. Hasil Kualitatif dan Kuantitatif Upaya Promotif dan Preventif Kematian Ibu dan Anak
Serta Dampak dalam Pencapaian SDGS
1. Hasil Kualitatif dan Kuantitatif

Provinsi Papua saat ini masih kekurangan tenaga bidan sebanyak 2.565 orang. Sebagian
besar kampung-kampung di Papua hingga kini tidak ada tenaga kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Yosef Rinto di Merauke, mengungkapkan,
tenaga bidan tersebut dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu-ibu
melahirkan guna menurunkan angka kematian ibu dan anak yang masih tinggi. "Papua kini
sedang gencar-gencarnya berupaya menurunkan angka kematian ibu dan anak," ujarnya.

Untuk mengatasi kekurangan tenaga bidan, Dinas Kesehatan Papua, tengah memberdayakan dan
melatih kembali kader-kader kesehatan di kampung-kampung. "Ini supaya mereka bisa
melakukan pengobatan sederhana," katanya.

Di samping itu, juga menugaskan para bidan dan perawat dari kampung ke kampung selama
enam bulan. Mereka juga akan melatih dukun-dukun bersalin untuk membantu persalinan di
kampung.

Selain kekurangan tenaga bidan, menurut Rinto, sarana kesehatan di Papua juga masih
terbatas. Karena itu, saat ini didorong pembangunan rumah sakit-rumah sakit di kabupaten
pemekaran dan puskesmas-puskesmas pembantu di kampung-kampung. Saat ini di di seluruh
Papua ada 27 rumah sakit, 686 puskesmas, dan 462 polindes.

2. Upaya Promotif dan Preventif

Upaya promotif adalah suatu usaha pelayanan kesehatan ini pertama. Upaya preventif
adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak
diinginkan.

Upaya pencegahan leavel dan clark dibedakan menjadi 3 yaitu :

a. Pencegahan primer

Pencegahan primer terdiri dari promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus
(specific protection).

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder bentuknya upaya diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis
dan promotif treatment).

c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier bentuknya membatasi ketidakmampuan atau kecacatan (disability limitation)
dan pemulihan kesehatan (rehabilitation).

3. Dampak Pencapain MDGs

Kemajuan Indonesia mencapai Tujuan Pembangunan Millenium (MDG) 2015 untuk


kematian anak ibu – masing-masing disebut sebagai MDG 4 dan 5 - kemajuan global sepuluh
tahun setelah para pemimpin dunia berkomitmen untuk a World Fit for Children pada Sidang
Khusus PBB tentang anak-anak pada tahun 2001.

Indonesia telah membuat kemajuan penting untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak,
sejak membuat komitmen pada a World Fit for Children," kata Dr Robin Nandy, Kepala Bagian
kelangsungan hidup dan perkembangan anak di UNICEF. “Tapi bahkan hari ini, diperkirakan
bahwa 150.000 anak meninggal di Indonesia setiap tahun sebelum mereka mencapai ulang tahun
kelima mereka, dan hampir 10.000 wanita meninggal setiap tahun karena masalah dalam
kehamilan dan persalinan. Kita harus melihat lebih dekat lagi hambatan yang memperlambat
kemajuan menuju kita mencegah kematian ini, terutama dalam kaitannya dengan kesehatan ibu,
untuk mendukung prestasi lainnya.

d. Gerakan dan Upaya Dibidang Kesehatan Masyarakat Dalam Akselarasi Penurunan AKI dan
AKB di Indonesia.

1) Kematian Ibu

Tahun 2011, AKI di Indonesia mencapai 228 kasus per 100.000 kelahiran hidup.
Diperkirakan 10.500 ibu di Indonesia mati saat melahirkan tiap tahunnya. Pada tahun 2015, AKI
ditargetkan turun menjadi 102 kasus per 100.000 kelahiran untuk mencapai tujuan pembagunan
MilleniumDevelopment Goals (MDGs).

Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk menurunkan AKI :

1. Making Pregnancy Safer ( MPS )

a. Strategi sector kesehatan yang ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan

b. Akibat kematian dan kesakitan ibu dan bayi


c. Merupakan penekanan atau focus dari upaya safe motherdood

2. Strategi MPS

a. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak ditingkat dasar dan
rujukan

b. Membangun kemitraan yang efektif

c. Mendorong pemberdayaan perempuan

d. Keluarga dan masyarakat

e. Meningkatkan system surveilans

f. Monitoring dan informasi KIBLA, pembiayaan.

3. pesan kunci MPS :

a. Setiap persalinan ditolong tenaga kesehatan terampil

b. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal ditangani secara adekuat

c. Setiap wanita usia subur mempunyai akses pencegahan kehamilan dan penanganan
komplikasi keguguran

Gerakan yang dilakukan dalam menurunkan AKI :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan cakupan pelayanan

a. Pertolongan persalinan oleh nakes

b. Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas dan sesuai dengan standar.

c. Pencegahan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi


keguguran

d. Pemantapan kerjasama lintas program dan sektoral

e. Peningkatan partisipasi perempuan , keluarga dan masyarakat


2. Peningkatan kapasitas manajemen pengelolaan program melalui peningkatan kemampuan
pengelolaan program agar mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi ( P1-P2-P3)
sesuai daerah.

3. Sosialisasi dan advokasi melalui penyusunan hasil informasi tentang masalah yang
dihadapi daerah sebagai subtansi untuk soialisai dan advokasi.

2) Kematian Bayi

1. Upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian bayi :

a. Peningkatan kegiatan imunisasi

b. Peningkatan ASI eksklusif, status gizi, deteksi dini dan pemantauan tumbuh kembang

c. Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi

d. Program MTBS dan MTBM

e. Pertolongan persalinan dan penatalaksanaan BBL dengan cepat

f. Diharapkan keluarga memiliki pengetahuan, pemahaman dan perawatan pasca persalinan


sesuai standar kesehatan

g. Program asuh

h. Keberadaan bidan desa

i. Perawatan neonatal dasar (perawatan tali pusat, metode kanguru, IMD)

2. Gerakan mencegah kematian bayi

 Bidan

 Menerapkan program ASUH ( awal sehat untuk hidup sehat ) yang memfokuskan kegiatan
pada keselamatan dan BBL ( 1-7 hari )

 Mengintensifkan kunjungan rumah 7 hari pertama pasca persalinan berisi pelayanan dan
konseling perawatan bayi dan ibu nifas yang bermutu.
 Masyarakat

 Menyebarkan pentingnya asuhan 7 hari pertama pasca persalinan bagi kehidupan bayinya

 Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kunjungan rumah 7 hari pertama pasca


persalinan oleh bidan desa

 Mencatat dan melaporkanadanya ibu hami, ibu melahirkan dan bayi meninggal pada bidan di
desa

 Mendukung dan mempertahankan keberadaan bidan di desa.

BAB III

PENUTUP

SDGs ( Sustainable Development Goals ) yang merupakan sebuah dokumen yang akan
menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia.
Konsep SDGs melanjutkan konsep pembangunan Milenium Development Goals “MDGs” yang
dimana konsep itu sudah berakhir pada tahun 2015. Jadi kerangka pembangunan yang berkaitan
dengan perubahan situasi dunia yang semula menggunakan konsep MGDs sekarang diganti
dengan SDGs
Secara garis besar, 17 tujuan SDGs dapat dikelompokkan dalam empat pilar, yakni
pembangunan manusia, pembangunan ekonomi,pembangunan lingkungan hidup, dan
governance. Pilar pembangunan manusia lekat dengan penyediaan pelayanan dasar sehingga
tujuan SDGs yang dapat dikelompokkan dalam beberapa sektor. Sektor-sektor itu adalah
menjamin kehidupan yang sehat, memastikan pemerataan kualitas pendidikan dan pendidikan
inklusif serta pembelajaran seumur hidup untuk semua, mengakhiri kemiskinan dan mencapai
kesetaraan gender, serta memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.

Anda mungkin juga menyukai