Daftar Isi
B A B I..................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................1
B A B II.................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................6
2.1.1 Umum................................................................................................6
2.2 Transformator......................................................................................11
2.3 Reaktor.................................................................................................53
2.3.1 Definisi.............................................................................................53
2.3.5 Pengujian Rutin, Desain, dan Pengujian lain untuk Reaktor Seri....59
B A B III.............................................................................................................63
3.1 Analisa Pengaruh Transformator dan Reaktor Seri pada Ring Bus.....63
3.4 Analisis................................................................................................95
3.4 Upaya...................................................................................................97
B A B IV.............................................................................................................99
PENUTUP............................................................................................................99
4.1 Kesimpulan..........................................................................................99
4.2 Saran....................................................................................................99
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.7: Konstruksi Tipe Cangkang dari Transformator Satu-Fasa dan Tiga-Fasa. `
..................................................................................................................20
Gambar 2.10: (a) Diagram Ekivalen yang Telah Disederhanakan dan (b) Diagram
Vektor yang Telah Disederhanakan dari Transformator................................................26
Gambar 2.13: Transformator Tipe Kering Berventilasi dengan Penutup Depan untuk
memperlihatkan perakitan lilitan-inti...............................................................................32
Gambar 2.15: TTR testers: (a) hand-crank TTR; (b) handheld electronic TTR; and (c)
three-phase electronic TTR. (Courtesy of Megger Inc., Valley Forge, PA.)...................51
Gambar 2.17: (a) Prinsip Rangkaian Pengukuran tegangan recovery dari Waktu tc;
(b) Siklus Pengukuran RVM dan kuantitas perekaman selama satu siklus; dan (c)
tegangan recovery V sebagai fungsi waktu tc..................................................................57
Y
Gambar 3.1: Diagram Satu Garis Sistem Distribusi 34.4/13.8 kV PT Badak NGL
Bontang ....................................................................................................................6
Gambar 3.1: Simulasi Aliran Daya pada Ring Bus jika Semua Transformator In-
service ..................................................................................................................69
Gambar 3.2: Simulasi Aliran Daya pada Ring Bus jika Transformator 30-PT-202 Out-
service ..................................................................................................................70
Gambar 3.3: Simulasi Aliran Daya pada Ring Bus jika Salah Satu Kaki Transformator
30-PT-202 Tidak Dioperasikan........................................................................................71
Gambar 3.4: Simulasi jika ring bus tidak dipasang Reaktor Seri tiga fasa Dry-type
Air-core ..............................................................................................................72
Gambar 3.5: Simulasi ring bus setelah dipasang Reaktor Seri tiga fasa Dry-type Air-
core ..................................................................................................................73
Gambar 3.6: Konstruksi Reaktor seri dry-type air-core 30-PLR-101 dan 30 PLR 102...
91
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 3.1: Diagram Satu Garis Sistem Distribusi 34.4/13.8 kV PT Badak NGL Bontang
Seperti yang dapat kita lihat pada gambar di atas, sistem ring bus terletak di
posisi paling atas. Tegangan yang dihasilkan oleh setiap generator sebesar 13,8 kV di
naikkan dengan menggunakan transformator tiga belitan (Three winding Transformer)
sampai 34,5 kV dan dikirim ke dalam ring bus. Generator di PT. Badak NGL terdiri
dari 15 generator dengan rincian 12 generator turbin uap, 2 generator turbin gas, 1
generator turbin diesel.
Pada gambar dapat dilihat bahwa dalam satu modul terhubung dengan 4
transformator tiga belitan (Three winding Transformer). Yaitu Module I yang terhubung
dengan 30-PT-101, 30-PT-102, 30-PT-103, dan 30-PT-104 sedangkan Module II
terhubung dengan 30-PT-201, 30-PT-202, 30-PT-203, dan 30-PT-204. Antara Module I
dan Module II dihubungkan dengan reaktor yaitu Three-phase Dry-type Air-core Series
Reactor.
Ring bus terhubung langsung dengan transformator dan reaktor seri. Sehingga
kondisi dari ring bus dapat ditentukan melaui kondisi dari 8 transformator tiga belitan
(Three winding Transformer) dan 2 Reaktor Seri Tiga Fasa Tipe-Kering Inti-udara
(Three-phase Dry-type Air-core Series Reactor). Jika salah satu dari peralatan tersebut
tidak baik (mengalami kerusakan) maka dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi dari
ring bus juga tidak baik dan begitu pula sebaliknya. Untuk melihat kondisi peralatan
tersebut, kita dapat mengetahui dari hasil pengujian yang dilakukan dalam
pemeliharaan. Pemeliharaan yang dilakukan di PT Badak NGL yaitu:
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis keadaan dari ring bus 34,5 kV
berdasarkan keadaan dari transformator tiga belitan (Three winding Transformer) dan
reaktor seri tiga fasa tipe-kering inti-udara (Three-phase Dry-type Air-core Series
Reactor) dari data yang diperoleh dari pengujian yang dilakukan saat preventive
maintenance. Selain itu, tulisan ini juga bertujuan untuk membrikan rekomendasi
mengenai upaya-upaya yang harus dilakukan PT Badak NGL untuk menjaga kondisi
dari ring bus tetap dalam keadaan baik.
1. Studi literatur
2. Kunjungan langsung ke lapangan
3. Wawancara dengan karyawan PT. Badak NGL
1.1.2
BAB 1 PENDAHULUAN
B A B II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Umum
Penyaluran daya dalam sistem distribusi dapat melalui saluran udara atau
saluran bawah tanah. Pemilihan saluran udara dan saluran bawah tanah tergantung pada
beberapa faktor yang berlainan. Yaitu faktor kontinuitas pelayanan, arah perkembangan
daerah, biaya pemeliharaan tahunan, biaya modal, segi estetis, dan umur manfaat sistem
tersebut. Gabungan kedua saluran ini sering kali diperlukan.
Baik buruknya suatu sistem distribusi dinilai dari beberapa faktor, yaitu :
1. Regulasi tegangan (Jatuh Tegangan)
2. Kontinuitas pelayanan
3. Efisiensi
4. Harga sistem
Sistem radial ini merupakan suatu sistem distribusi tegangan menengah yang paling
sederhana, murah, banyak digunakan terutama untuk sistem yang kecil, kawasan
pedesaan. Proteksi yang digunakan tidak rumit dan keandalannya paling rendah.
Keuntungan / Kerugian :
1. Mudah mengoperasikannya
2. Mudah mencari tegangan
3. Cocok untuk sistem yang sederhana
4. Tidak dapat dimanipulasi bila terjadi gangguan.
Keuntungan/Kerugian :
1. Secara teknis lebih baik dari sistem radial
2. Biaya sedikit lebih mahal karena harus dibangun dua penyulang pada jalur yang
sama
3. Bisa dimanipulasi bila terjadi gangguan
Keuntungan/Kerugian :
1. Jumlah konsumen yang besar bisa dijangkau
2. Gangguan salah satu sisi penghantar harus sanggup menampung seluruh beban
yang terpasang pada sistem, disini erat hubungannya dengan rugi tegangan.
3. Mudah operasi
Sistem Spindle merupakan sistem yang relatif handal karena disediakan satu
buah express feeder yang merupakan feeder/penyulang tanpa beban dari gardu induk
sampai gardu hubung / GH refleksi, banyak digunakan pada jaringan SKTM. Sistem ini
relatif mahal karena biasanya dalam pembangunannya sekaligus untuk mengatasi
perkembangan beban dimasa yang akan datang. Proteksinya relatif sederhana hampir
sama dengan sistem open loop. Biasanya ditiap-tiap feeder dalam sistem spindel
disediakan gardu tengah (middle point) yang berfungsi untuk titik manufer apabila
terjadi gangguan pada jaringan tersebut.
Sistem clutser ini hampir mirip dengan sistem spindel. Dalam sistem cluster
tersedia satu express feeder yang merupakan feeder atau penyulang tanpa beban yang
digunakan sebagai titik menufer beban oleh feeder atau penyulang lain dalam sistem
cluster tersebut. Proteksi yang diperlukan untuk sistem yang relatif sama dengan sistem
open loop atau sistem spindle.
2.2 Transformator
teratur. Kerusakan transformer, ketika mereka terjadi, biasanya yang bersifat sangat
serius, yang mungkin memerlukan perbaikan mahal dan waktu yang lama. Jaminan
terbaik untuk mengatasinya adalah memastikan bahwa transformator terpasang dengan
benar dan dipelihara.
tipe kering dapat juga didinginkan oleh gas selain udara. Untuk transformator seperti itu
dibutuhkan tangki yang disegel.
2. Tipe Basah
Pada transformator tipe ini, lilitan dan inti direndam secara keseluruhan pada
cairan yang dimasukkan pada tangki transformator. Tangki dilengkapi dengan sirip
pendingin untuk sirkulasi dari cairan transformator. Cairan transformator memberikan
isolasi medium untuk gulungan sebaik mungkin untuk disipasi panas. Dua cairan sudah
digunakan secara luda untuk transformator: oli mineral dan polychlorinated biphenyls
(PCB), yang pada umumnya dikenal sebagai askarel. Askarel secara luas digunakan
pada transformator untuk aplikasi dalam ruangan karena itu adalah cairan isolasi sintesis
yang tidak mudah terbakar. Askarel adalah nonbiodegradable dan beracun.
Environmental Protection Agency (EPA) melarang penggunaan dari askarel pada
transformator dan peralatan elektrik lainnya, dan kemampuannya untu digunakan
kembali pada aplikasi baru hampir tidak ada. Cairan yang lebih baru telah diperkenalkan
seperti silikon, Rtemp, Wecosal, dan Alpha 1 untuk pengganti dari askarel. Yang lain
masih dalam tahap pengembangan. Tanpa menghirauan apa cairan baru yang ada dalam
pasaran untuk aplikasi transformator, mereka harus tetap dipelihara dan diuji untuk
menjamin integritas dari transformator.
2.2.2.2 Konstruksi
Konstruksi tangki
Free breathing : tipe ini untuk membuka ke atmosfer (contoh: pembatas udara
ditas cairan pada tekanan atmosfir). Transformator bernafas sebagai perubahan tekanan
udara dan temperatur diluar tangki. Beberapa dari transformator dapat dilengkapi
dengan komponen dehidrasi pada breather.
Sealed Tank: transformator ini dilengkapi dengan gas inert, seperti nitrogen yang
berada di bawah tekanan diatas cairan yang berada pada atas tangki transformator. Pada
umumnya, range tekanan dari tipe transformator ini adalah -8 sampai 8lb/in2.
Konstruksi Inti
Gambar 2.7: Konstruksi Tipe Cangkang dari Transformator Satu-Fasa dan Tiga-Fasa.
2. Transformer Jaringan
Transformator ini memiliki rating lebih dari 500 kVA dan terutama
digunakan dalam mengubah energi dari stasiun pembangkit ke jaringan transmisi, dari
jalur transmisi untuk gardu distribusi, atau dari jalur layanan utilitas untuk pembangkit
gardu distribusi.
Transformer ditemukan pada tahun 1886 oleh William Stanley dan merupakan
peralatan yang sangat berguna. Sebuah transformator dapat dibagi dalam 3 bagian:
Kumparan Primer, Kumparan Sekunder dan Inti (Core). Kumparan Primer dan
Sekunder dihubungkan oleh fluk yang diproduksi dalam inti besi.
Sisi Primer:
Vp adalah tegangan primer
Np adalah lilitan primer
Zps adalah impedansi bocor
Ip adalah arus primer
Sisi Sekunder:
Vs adalah tegangan sekunder
Ns adalah lilitan sekunder
Zps adalah impedansi bocor
Is adalah arus sekunder
d∅
e p=−N p ×10−8 V
dt
Dimana =max=sin t dan max= fluksi maksimum seketika pada inti. Nilai rms
dari tegangan dapat diekspresikan sebagai:
Dimana:
F adalah frekuensi
Fluksi bolak-balik yang dihasilkan oleh lilitan primer pada inti menginduksi
lilitan sekunder dan menghasilkan tegangan bolak-balik pada lilitan sekunder yang dapat
ditunjukkan oleh persamaan:
Diasumsikan bahwa lilitan sekunder terbuka (kondisi tanpa beban, Is=0) dan
transformator dicatu dari sisi primer, arus kecil, In, akan mengalir pada lilitan primer.
Arus ini disebut arus eksitasi dan menghasilkan fluksi bolak-balik meliputi:
Fluksi bersama yang melalui inti.
Fluksi bocor yang melalui udara.
Dalam transformer daya komersial, fluks bocor sangat kecil dan sering
diabaikan. Fluks bolak-balik dalam inti besi menginduksi tegangan di kumparan primer
dan sekunder. Tegangan induksi dalam sekunder menghasilkan gaya electromotive
karena induktansi sendiri. Menurut hukum Lenz, back emf sama dengan tegangan yang
diberikan ke kumparan primer di bawah kondisi tanpa beban. Tegangan yang digunakan
dapat dinyatakan sebagai berikut:
Karena drop resistansi pada kumparan primer diabaikan, kita dapat menulis
tegangan yang digunakan = tegangan terinduksi
Rugi-rugi tembaga (I2R): Ini adalah rugi daya dalam resistansi dari kumparan
primer dan sekunder karena arus beban dan magnetisasi dari transformer.
Rugi Inti: Rugi daya ini dala transformer inti dan dikarenakan oleh arus eksitasi.
Rugi inti dapat dibagi menjadi rugi-rugi arus eddy dan histerisis. Rugi-rugi arus eddy
dikarenakan arus eddy dan arus sirkulasi kecil dalam inti, sedangkan rugi-rugi histerisis
dikarenakan oleh ekergi yang dibutuhkan untuk meluruskan luasan dalam material inti
magnetik. Rugi inti terus berlanjut selama transformer digunakan.
transformator yang diperlihatkan pada gambar 2.11. Tegangan, arus, dan impedansi
diekspresikan sevagai berikut:
Zps didefinisikan sebagai impedansi bocor antara lilitan primer dan sekunder
yang diukur dalam ohm dan pada lilitan primer dan sekunder dihubung singkat. Nilai
dari Zps diberikan melalui persamaan
Zsp didefinisikan sebagai impedansi bocor antara lilitan sekunder dan primer
yang diukur dalam ohm pada lilitan sekunder dengan lilitan sekunder dihubung singkat.
Nilai dari Zsp diberikan melalui persamaan:
Persamaan tegangan, arus, dan impedansi untuk transformator dapat ditulis ulang
sebagai:
atau
dan
Dan sebaliknya:
Maksud dari bagian ini adalah untuk menjelaskan prosedur praktik dari
pemeliharaan preventif transformator. Prosedur yang direkomendasikan ditentukan
dalam bab ini. Banyak tugas yang dilakukan selama pemeliharaan rutin dan perbaikan
besar dari transformator. Praktek pemeliharaan yang dibahas dalam bagian ini berlaku
untuk transformator yang belum mencapai kerusakan yang parah. Selain itu,
rekomendasi dari prosedur pemeliharaan preventif transformator ini ditulis untuk
kondisi rata-rata dimana transformator diperlukan pemeliharaan selama beroperasi. Hal
yang lebih lanjut menjelaskan bahwa semua bagian yang terkait dengan pemeliharaan
yang sesuai dengan pengalaman dalam pemeliharaan transformator.
Praktek yang direkomendasikan dikemukakan dalam bagian ini dan sama dengan
rekomendasi dari perusahaan peralatan untuk lebih detailnya diperlukan pembelajaran
dan konsultasi dengan produsen. Pemeliharaan preventif transformator melibatkan
pemeriksaan rutin, penyetelan, pengujian, perbaikan kecil, dan petunjuk penanganan
khusus. Selain itu, Pengoprasian yang bebas dari masalah pada peralatan selama masa
pakai tergantung pada instalasi yang tepat, operasi, dan pemeliharaan, yang akan
dibahas dalam Bagian 2.2.7.
Sebagaimana dengan semua peralatan listrik, bila mengabaikan salah satu dari
persyaratan dasar peralatan listrik dapat menyebabkan masalah serius. Tujuan dari
pemeliharaan transformator dapat digambarkan sebagai berikut:
2.2.4.3 Perawatan
2.2.5.1 Pemasangan
outlet per 100 kVA dari kapasitas rating transformator, setelah dikurangi daerah yang
ditempati oleh layar, kisi-kisi, atau louver.
Gambar 2.13: Transformator Tipe Kering Berventilasi dengan Penutup Depan untuk
memperlihatkan perakitan lilitan-inti.
2.2.5.2 Pemeriksaan
transformator dioperasikan. Body dan inti dari transformator seharusnya bersifat tetap
dan diketanahkan.
Tes isolasi resistance (IR), tes ini bertujuan untuk membandingkan nilai isolasi
yang diinginkan dan menentukan kesesuaian transformator dalam memberikan energy
dan penerapan tes tegangan tinggi. Tes IR harus dilakukan segera sebelum transformator
dioperasikan.
Nilai-nilai tes IR, pada suhu pabrik 20°C sekitar 1000 MOhm, atau sama dengan
atau lebih besar dari nilai yang ditampilkan dalam Tabel 5.4. Rumus berikut dapat
digunakan untuk menghitung nilai IR pada transformator satu fasa atau tiga fasa :
Dimana :
Tes Indeks Polaritas (PI) Tas ini merupakan pengembangan tes IR dimana dalam
tes ini, dua kali dilakukan pengukuran IR, pertama pada 1 menit dan kedua pada 10
menit. Kemudian dihitung rasio keduanya dari pengujian 10 menit dan 1 menit. Tes ini
untuk memberikan nilai penyerapan dielektrik. Seharusnya ditentukan tes PI untuk
belitan-belitan dan belitan-ground. Nilai tes PI dibawah 2 merupakan indikasi dari
kerusakan isolasi.
Tabel 2.2: Nilai Pengujian Dielektrik yang Diterima dan Pemeliharaan Periodik dari
Transformator Tipe Kering.
Tes Rasio Belitan Transformator (TTR) : Tes TTR digunakan untuk menentukan
rasio belitan transformator. Tes ini mengukur jumlah lilitan dari belitan primer terhadap
jumlah putaran belitan sekunder. Nilai-nilai yang dapat diterima dari tes TTR harus
tidak lebih besar dari 0,5% dibandingkan dengan nilai-nilai dihitung.
Tes Isolasi Faktor Daya (PF) : Tes ini mengukur lossesrugi-rugi daya dalam
isolasi yang diuji. Tes ini berhubungan masalah korona. Tes ini dapat dilakukan sebagai
tes tip-up PF untuk transformator tipe kering untuk membedakan penyebab losses
sebagai akibat antara kelembaban atau karbonisasi.
2.2.5.4 Perawatan
Tes untuk pemeliharaan rutin: Berikut ini adalah tes yang dilakukan untuk
pemeliharaan rutin dari transformator tipe kering :
Tes IR pada winding-to-winding dan winding-to-ground.
Tes rasio putaran (TTR) harus dilakukan sama seperti tes yang dianjurkan.
Tes teganggan lebih AC harus dilakukan pada semua range tegangan windings-
to-ground. Tes ini untuk pengujian perawatan rutin. Nilai yang
direkomendasikan dari tes tegangan ditunjukkan pada Tabel 5.4.
Untuk tujuan pengeringan (drying out), tranfo dapat dianggap peralatan yang
terdiri dari inti dan kumparan. Bila diperlukan pengeringan transformator sebelum
diopresikan atau setelah lama tidak operasikan sehingga transformator dalam kondisi
kelembaban yang relatif tinggi, sehingga salah satu metode pengeringan transformator
berikut dapat digunakan.
• External heat
• Internal heat
• External and internal heat
Pengeringan dengan Internal heat: Metode ini relatif lambat dan dijadikan
alternatif jika dua metode yang lain tidak mengatasi. Transformator harus diletakkan
pada posisi dimana memungkinkan sirkulasi bebas dari udara dapat mengair melalui
kumparan dari bagian bawah ke bagian atas transformator. Salah satu belitan harus di
hubung singkatkan, dan diberi tegangan yang cukup pada frekuensi normal pada belitan
kumparan yang lain untuk pendekatan arus normal.
pemanas tidak melebihi yang disebutkan dalam dua metode sebelumnya. Waktu
pengeringan tergantung pada kondisi transformator, ukuran, tegangan, jumlah uap air
yang diserap, dan metode pengeringan yang digunakan.
2.2.6.1 Pemasangan
2.2.6.2 Pengecekan
dimasukkan pada tangki transformator. Penutup tidak boleh dibuka dalam keadaan
basah, karena cairan transformator tidak boleh terkontaminasi dengan udara di atmosfer
ketika kelembaban relatif di atas 65%.
Nilai tes IR harus dibandingkan dengan nilai tes IR yang dilakukan pabrik.
Apabila tidak ada data yang dapat dijadikan acuan dari tes sebelumnya, rumus berikut
dapat digunakan untuk transformator satu fasa, atau transformator tiga fasa dengan satu
belitan.
Dimana :
Jika transformator yang diuji adalah jenis transformator tiga fasa maka :
kVA adalah kapasitas rating belitan tiga fasa dari transformator yang diuji yang
diuji
Tes dielektrik cairan isolasi : Cairan isolasi harus di tes dengan cara diambil
samplenya sesuai standar dengan ASTM D-923 dan tes ini bertujuan untuk menentukan
kekuatan dielektrik-nya, keasaman, kelembaban, interfacial tension, warna, dan PF. Tes
ini dilakukan untuk memastikan bahwa cairan isolasi tidak berada pada level yang
bervariasi atau untuk memastikan kekuatan dielektrik belum turun karena
terkontaminasi benda asing. Sampel minyak dan Rtemp diambil dari bagian bawah
tangki, sedangkan sampel untuk askarel dan silikon diambil dari bagian atas tangki.
Tabel 2.3: Nilai IR dari Transformator yang Diisi Cairan
Tes TTR : Tes TTR ini bertujuan untuk memastikan bahwa rasio putaran
transformator dalam keadaan yang handal, dimana tidak ada kumparan transformator
yang sort circuit. Pada dasarnya tes ini membandingkan jumlah putaran di kumparan 1
dengan jumlah putaran pada kumparan 2. Tes ini dilakukan pada setian tap pada
transformator yang dilengkapi dengan tap changers. Tes TTR ini juga dapat digunakan
untuk memeriksa polaritas transformator. Nilai dari tes TTR ini yang masih dapat
ditoleransi tidak boleh lebih besar dari 0,5% dibandingkan nilai yang dihitung pada
(lihat Bagian 2.2.7.1).
Tes Hi-pot : Tes Hi-pot ( tes ini juga disebut tes tegangan tinggi) dilakukan pada
semua rentang teganggan tinggi dan rendah kumparan pada transformator ke ground.
Baik tegangan AC maupun DC dapat digunakan pada tes ini. Namun dalam praktiknya
baik itu tegangan AC maupun DC tidak melebihi 34 kV, untuk transformator diatas
34kV, tes tegangan tinggi AC yang dapat digunakan. Tegangan AC yang diberikan pada
transformator dengan rentang waktu 3 menit, Jika pada tes ini transformator tidak
mengalami kegagalan dan tidak terjadi kerusakan maka transformator sudah layak
digunakan (lihat Bagian 5.8.1).
Frequency response analysis (FRA): Tes FRA ini digunakan untuk menilai
keadaan dari komponen mekanik seperti dari kumparan dan inti pada transformator
dengan daya yang besar. Tujuan tes ini adalah untuk mengamati peerubahan
karakteristik fisik pada sebuah transformator yang dikarenakan terjadi kesalahan,
pengiriman, perbaikan dan pengaruh lainya. Sinyal teganggan dengan range frekuensi
yang lebar diberikan pada terminal transformator yang yang dicerminkan dari respon
pengukurannya.
2.2.6.4 Perawatan
Untuk lokasi yang bersih dan kering, inspeksi setiap tahun, atau setelah jangka waktu
lama, mungkin sudah cukup. Namun, untuk lokasi lainnya, seperti mungkin ditemui di
mana udara yang tercemar dengan asap debu orchemical, inspeksi dengan interval 3 atau
6 bulan mungkin diperlukan. Biasanya, setelah periode beberapa pemeriksaan pertama,
jadwal pasti dapat diatur berdasarkan kondisi yang ada.
2.2.6.5 Pemeliharaan
lihat standar ANSI C57.92 untuk transformator terendam cairan dan ANSI C57.96 untuk
kering tipe transformator. Untuk transformator daya kecil, pembacaan dapat dilakukan
secara harian atau mingguan.
Level Cairan: level cairan penting karena tidak hanya memasok pendinginan
medium tetapi juga isolasi dari belitan. Kehilangan cairan dapat terjadi karena
penguapan dari cairan atau karena kebocoran. Pembacaan liquid level dapat diambil
ketika pembacaan beban yang diambil. Cairan yang hilang dari transformator harus
diganti segera.
Peralatan proteksi: Proteksi transformator dasar dibuat oleh NEC. Proteksi ini
dilengkapi dengan relay dan peralatan proteksi tambahan. Adalah penting bahwa alat
proteksi diperiksa dan dipelihara secara teratur untuk memastikan bahwa perangkat ini
akan beroperasi dalam kasus kerusakan atau kegagalan transformator.
Breather: transformer memilik banyak breather baik itu tipe terbuka atau jenis
dehidrasi. Fungsi agen dehidrasi adalah untuk mencegah kelembaban memasuki tangki
transformator. Kebanyakan breather tipe dehidrasi mengandung gel silika, yang akan
berubah dari biru ketika kering ke merah muda pucat saat basah. Pemeriksaan dapat
dilakukan melalui jendela kaca yang disediakan untuk tujuan tersebut. Breather harus
diperiksa bulanan dan agen dehidrasi diganti atau direkondisi jika ditemukan rusak atau
basah.
Distribusi uap air dalam transformator selalu dalam keadaan tidak seimbang.
Melalui rentang yang lebih dingin dari suhu, isolasi padat gulungan transformator akan
cenderung menyerap kelembaban lebih dari cairan transformator. Namun, ketika
transformator dibebani, kenaikan suhu belitan akan melepas kelembaban ini. Perubahan
akibat beban yang bervariasi dan suhu adalah konstan, terlepas dari apakah ada
kelebihan air atau hanya jumlah yang sangat kecil kelembaban dalam transformator.
Juga, cairan transformator seperti minyak cenderung menahan lebih banyak air dengan
peningkatan suhu. Dengan kata lain, akan ada lebih banyak uap air dalam minyak
transformator ketika pembebanan daripada saat dibongkar. Faktor-faktor lain, seperti
dekomposisi isolasi kertas dan kontaminan, akan cenderung menghasilkan lebih banyak
uap air dalam cairan transformator. Ketika diperlukan untuk mengeringkan cairan
transformer, metode berikut dapat digunakan: (1) panas saja, atau (2) panas diikuti
dengan vakum.
Panas saja: Metode ini melibatkan pemberian panas saja ke transformator. Salah
satu bentuk aplikasi metode ini adalah oven pengeringan, yang bisa dilakukan di salah
satu service shop dari produsen besar. Ketika transformator adalah
dikeringkan di tempat ini, penting untuk memantau resistensi belitan untuk
melihat kapan transformator, mencapai suhu oven (100 ° C-120 ° C). Pengukuran PF
dan IR harus dilakukan pada interval sekitar 6 jam untuk melihat kapan pengeringan
dicapai, yaitu, ketika sedikitnya empat pembacaan mempunyai nilai yang sama.
dapat mensimulasikan internal stress pada transformator yang serupa saat kondisi
pengoperasian.
Tes ini pada dasarnya digunakan untuk mendeteksi apakah tegangan dihasilkan
pada belitan sekunder atau tidak. Jika menggunakan TTR tegangan rendah yang dengan
sumber tenaga tangan, pada belitan tegangan rendah diberi sumber 8 V dan
transformator referensi di bagian TTR. Belitan di sisi tegangan tinggi dan transformator
referensi dari TTR di hubungkan melalui sebuah null detecting instrument. Setelah
tegangan seimbang di 8 V dan alat pendeteksi menunjukkan angka 0, alat penunjuk
mengindikasikan rasio perbandingan belitan dari transformator tersebut.
Hasil atau informasi yang ditunjukkan tes TTR ialah sebagai berikut
Menunjukan rasio perbandingan jumlah belitan dan masing – masing polaritas
dari single atau transformator 3 phasa.
Menunjukan rasio dan polaritas (tapi tidak rating voltage) dari transformator .
Tes termasuk penggunaan semua posisi tap pada kondisi no-load dan dengan
beban, tap changer (LTC) jika transformator dihubungkan dengan control sudut
fasa. Pada transformator LTC yang dihubungkan dengan pengkontrol sudut fasa,
tes rasio dan polaritas dilakukan hanya pada posisi netral. Jika di tes pada tap
berbeban, pembacaan dapat digunakan sebagai referensi untuk pembanding di
kedepannya, tetapi akan menurun jika dibandingkan dengan nameplate. Tap
pada LTC dapat di konfirmasikan dengan diberi sumber tegangan rendah 3 fasa
dan pembacaan tengangan dan sudut fasa untuk setiap fasa.
Gambar 2.15: TTR testers: (a) hand-crank TTR; (b) handheld electronic TTR; and (c) three-
phase electronic TTR. (Courtesy of Megger Inc., Valley Forge, PA.)
Tes polaritas dapat dilakukan dengan menggunakan tes TTR pada transformator
daya, distribusi, dan tegangan. Akan tetapi pada transformator arus tes TTR tidak dapat
dilakukan. Tetapi menggunakan sebuah tes yang dikenal dengan sebutan kick test,
dengan member sumber melalui baterai DC dan menggunakan multimeter. Kick test
dapat juga digunakan pada transformator daya, distribusi, dan tegangan tetapi tes TTR
lebih sering digunakan. Rangkaian untuk kick test pada transformator arus dapat terlihat
pada gambar 5.19. Baterai DC yang digunakan biasanya memiliki tegangan berkisar
7.5V dan range dari multimeter di set untuk 3 V full-scale. Bagian negative dari sumber
di hubungkan pada transformator arus di H 2 dan bagian positif dibiarkan untuk
sementara. Bagian positif dari multimeter dihubungkan pada bagian sekunder di X1 dan
bagian negative di X2. Untuk melakukan tes ini, hubungkan bagian positif dari sumber
ke H1 dan perhatikan skala pada multimeter. Jika skala pada multimeter menunjuk pada
skala atas maka transformator tersebut terhubung pada subtractive polarity, jika
menunjuk skala bawah maka terhubung pada additive polarity.
Tes ini merupakan suatu tes pembuktian dan dilakukan pada tingkat tegangan
yang lebih tinggi daripada tegangan operasionalnya. Dalam tes ini, isolasi antar belitan
dan isolasi antar fasa dikenai tegangan 65% dari tegangan tes pabrik dan pada frekuensi
yang lebih tinggi dari 60 Hz, misalnya 200-300 Hz. Tes ini harus dilakukan tiap 5 tahun
sekali atau lebih pada transformator yang besar.
180 40
240 30
300 20
400 18
Ketika tes ini dilakukan pada transformator, frekuensi dari tegangan yang
diberikan seharusnya cukup tinggi untuk mencegah arus dari transformator yang di uji
melebihi 30% dari arus ratingnya. Biasanya untuk menguji peralatan yang menggunakan
frekeuensi 60 Hz digunakan frekuensi sebesar 120 Hz.
Ketika digunakan frekuensi yang lebih tinggi dari 120 Hz, resiko dari tes ini
secara abnormal meningkat dengan pesat dan hal tersebut menyebabkan waktu
pengujian harus di persingkat seperti pada table 5.10.
Tegangan awal harus bernilai seperempat atau kurang dari tegangan penuh dan
secara bertahap di tingkatkan dalam waktu tidak lebih dari 15 detik. Setelah diuji selama
waktu yang tertera pada tabel 5.10, nilai tegangan harus diturunkan secara perlahan
(tidak boleh lebih dari 5 detik) ke seperempat atau kurang dari nilai penuh, dan setelah
itu sirkuitnya di open.
Jika transformator memiliki salah satu belitan sisi tegangan tinggi di tanahkan
ketika tes induksi tegangan, pentanahan dari setiap belitan dapat di buat pada suatu titik
tertentu dari belitan tersebut atau dari belitan transformator step-up yang digunakan
untuk member tegangan atau hanya sekedar di hubungkan dengan tujuan memberi
pentanahan.
Transformator tiga fasa dapat di uji dengan tegangan satu fasa, tegangan untuk
menguji di induksikan dari tiap line terminal ke ground atau ke line terminal yang lain.
Bagian netral dari belitan boleh di groundkan saat tes tersebut.
Ketika tes induksi pada belitan menghasilkan tegangan di antara terminal dari
belitan yang lain, belitan yang lain dapat di tanahkan, Tes induksi tambahan harus
dilakukan untuk memberikan tegangan uji di antara terminal yang di ketanahkan.
2.2.7.5 FRA
Tes FRA dapat di lakukan sebagai respon impuls dari tes SFRA, metode impuls
memperkirakan respon frekuensi dan respon frekuensi sapu mengukur respon dari
tingkat frekuensi tertentu. Tes FRA dan SFRA merupakan nondestructive test yang
digunakan untuk mengetahui deformasi (pergeseran) dari inti dan kumparan. Respon
frekuensi sapu ialah kemajuan yang besar pada analisis kondisi transformator, tes
tersebut medapat memberi kita visualisasi dari isi tanki transformator tanpa
membukanya. Pengertian FRA pada umumnya adalah perbandingan dari output
sinusoidal yang stabil dari objek yang di tes dengan input sinusoidal yang stabil. SFRA
adalah teknik yang terbukti untuk menghasilkan pengukuran yang akurat dan presisi. Di
antara konfigurasi geometris dari belitan dan inti, serta jaringan impedansi yang disusun
seri dan paralel sebenarnya terdapat suatu hubungan. Jaringan ini dapat di identifikasi
karena jaringan tersebut memiliki transfer function yang bergantung pada frekuensi. Tes
FRA dengan metode respon frekuensi sapu menggunakan alat analisis jaringan untuk
menentukan transfer functionnya. Perubahan pada konfigurasi geometris dapat
mengubah jaringan impedansi dan berakibat berubahnya transfer functionnya, hal
tersebut mengakibatkan kegagalan dapat di identifikasi. Masalah mekanis yang biasanya
terdeteksi pada transformator dengan tes FRA adalah :
Pergeseran inti
Pergeseran belitan atau deformasi belitan
Pentanahan inti yang rusak
Kerusakan sebagian pada belitan
Tertekuknya hoop
Patah atau kendornya penjepit
Belitan yang open atau short circuit
Tes ini mengukur resistansi DC dari kabel transformator dan belitannya dengan
menggunakan ohmmeter atau jembatan Kelvin. Resistansi belitan dapat berubah karena
hubung singkat di antara belitan, belitan longgar, bahkan karena memburuknya
hubungan di tap changer. Salah satu masalah yang berhubungan dengan pengukuran
resistansi DC pada transformator ialah bagian induktif harus di energisasikan. Bagian
induktif harus termuati dan di stabilkan agar dapat menghasilkan pembacaan yang
akurat. Pengukuran harus dilakukan pada setiap posisi tap changer (jika ada) dan
dibandingkan dengan hasil pengukuran sebelumnya atau hasil tes pabrik. Selisih dari
hasil pengukuran di lapangan dengan hasil tes pabrik harus kurang dari 2% untuk
kriteria penerimaan. Jika lebih dari kriteria penerimaan, terdapat kemungkinan terjadi
hubung singkat pada belitan, sendi yang lemah, atau penghubung tap changer yang
buruk. Tes ini harus dilakukan ketika tes kelayakan dan ketika tes perawatan lain
dilakukan.
Sistem isolasi transformator merupakan gabungan dari dua materi isolasi, yaitu
cellulose fiber (kertas) dan minyak isolasi.
Gambar 2.16: IR tester (megohmmeter). (Courtesy of Megger Inc., Valley Forge, PA.)
Struktur ini menunjukan efek polarisasi pemuatan ruang yang mana sebagian
besar dipengaruhi oleh kelembapan dan umur produk. Hal tersebut menyebabkan
pengurangan dari time konstan. Time constant yang dihasilkan oleh polarisasi pemuatan
ruang melebihi 10 ms, dan pada isolasi baru yang kering dapat mencapai 1000 s.
Terdapat dua parameter yaitu tegangan pembalik pada nilai maksimum (Vmax)
dan initial slope (tan d). Jika tc dan td meningkat dari nilai mula yang kecil, maka akan
terjadi perubahan nilai pada Vmax dan tan d pada setiap perubahan tc.
Gambar 2.17c menunjukan perubahan dari Vmax dengan tc; dapat dilihat bahwa
kurva Vmax/tc berada pada pincak saat mencapai nilai time constant. Hasil ini
menunjukan bahwa kurva Vmax/tc juga menunjukan spektrum polarisasi dengan nilai
maksimum pada time constant isolasi.
Gambar 2.17: (a) Prinsip Rangkaian Pengukuran tegangan recovery dari Waktu tc; (b) Siklus
Pengukuran RVM dan kuantitas perekaman selama satu siklus; dan (c) tegangan recovery
V sebagai fungsi waktu tc.
2.3 Reaktor
2.3.1 Definisi
Pada intinya reaktor adalah induktor. Secara fisik ini adalah koil kabel yang
didalamnya terdapat medan magnet karena aliran arus listrik yang melewati koil
tersebut. Ketika di energize gaya magnet yang terbentuk menekan aliran listrik yang
melewatinya sehingga arus dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak berlebih
sehingga arus dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak berlebihan sehingga arus
yang keluar dari reaktor aman untuk peralatan listrik.
Sebuah loop sederhana pada kabel akan membawa sifat konduktor. Ketika
semakin banyak loop-nya maka akan membuat nilai induktansi semakin tinggi.
Kebanyakan bahan seperti besi ditambahkan sebagai pelindung dari belitan. Ini
memiliki efek dari pengonsentrasian fluks magnetis yang akan membuat induktor
semakin efektif.
Saat terpasang pada coupling reactor akan mengurangi puncak dari hubungan
pendek di saat pertama kali arus bangkit.
Keuntungan:
Kekurangan:
- Setiap kontribusi arus dari satu incoming-feeder menjadi tidak terbatas
Meski dirancang pada sistem untuk mengatasi arus short-circuit total, sebuah
CLR dapat diinstal pada incoming-feeder. Pada kasus ini pula, ketika ada arus gangguan
maka CLR akan mereduksi puncak arus gangguan di awal pembangkitan arus.
Keuntungan:
- Disamping sama seperti keuntungan yang terpasang coupling, arus hubung singkat
pada feeder sumber menjadi terbatas.
Kerugian:
- Tingginya rugi-rugi daya dan buruknya regulasi tegangan.
Reaktor terpasang pada outgoing feeder yang akan mereduksi arus hubung singkat
pada awal puncak pembangkitan arus.
Keuntungan:
- Reaktor yang terpasang seperti ini memiliki rugi-rugi daya yang lebih kecil dan
regulasi tegangan yang lebih baik.
Kerugian:
- Biaya instalasi menjadi lebih besar karena banyak reaktor yang akan dipasang.
Dalam kondisi normal reaktor akan mengalirkan arus seperti penghantar biasa
tanpa menekan besaran arus yang melewatinya. Dengan kata lain impedansi dari reaktor
sangat kecil dan tidak mengurangi besar arus. Namun ketika ada arus gangguan yang
nilainya relatif sangat besar maka CLR akan bekerja mereduksi arus gangguan tersebut
dengan membangkitkan nilai impedansinya dan menjadi tahanan pada sistem yang
menekan laju arus.
CLR didesain berdasarkan dua parameter. Yang pertama adalah nilai induktansi
aktual yang satuannya henri dan yang kedua adalah rating arus dari reaktor itu sendiri.
Nilai impedansi reaktor dapat dinyatakan dengan fungsi:
Ztr =L
Ztr =( 2 f ) L
Ztr =314 L
L = induktansi (henri)
f = frekuensi (hertz)
Besarnya proteksi oleh CLR tergantung pada rasio T/R yang besarnya ditentukan
dengan:
Unit pengukuran dari reaktor adalah henri. Kemampuan dari reaktor untuk
menghalangi aliran dari arus AC disebut dengan induktansi. Induktansi dari CLR pada
umumnya dari 5 sampai 50 milihenri. Nilai dari CLR didasarkan pada total impedansi
sistem yang diinginkan dari sumber daya. Impedansi sistem membatasi nilai maksimum
dari arus yang dapat mengalir pada rangkaian primer dan pada umumnya dispesifikan
sebagai persen impedansi. Nilainya dari 30% sampai 50% dari yang biasa digunakan.
Impedansi dari reaktor dapat dihitung dengan:
Z clr
%Z=
Z tr
Atau
L ×314 × Amps
%Z= ×100
Volts
Ketika terjadi gangguan nilai impedansi meningkat dan menekan arus yang
melewatinya. Nilai arus gangguan besarnya didapatkan dengan:
CLR didesain dengan sebuah inti yang akan menangani arus beberapa waktu
tanpa menyentuh titik jenuh. Drop tegangan yang melewati CLR akan berbanding lurus
dengan arus yang lewat. Jika reaktor jenuh maka arus lebih akan lewat tanpa ada
penurunan tegangan dan ini berbahaya bagi sistem disisi keluaran CLR. Pengujian
2.3.5 Pengujian Rutin, Desain, dan Pengujian lain untuk Reaktor Seri
Pengujian untuk reaktor seri tipe kering diperlihatkan pada tabel 2.3.
Pengujian tegangan
impuls
- Sistem yang
mempunyai - Pengujian tegangan impuls petir harus
tegangan nominal dilakukan pada semua unit. X
lebih besar dari
34,5
- Sistem yang
mempunyai
tegangan nominal - Pengujian tegangan impuls petir dilakukan
hanya jika dispesifikasikan. X
lebih kecil dari 34,5
Pengujian Hubung
X
Singkat
Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan pada setiap unit dengan desain
yang spesifik dan secara khusus menunjukkan kualitas dari reaktor.
Pengujian desain adalah pengujian yang dilakukan pada unit satuan dari desain
spesifik dan secara khusus menunjukkan kemampuan dari reaktor pada persyaratan pada
aplikasi pelayanan. Pengujian desain harus dilakukan pada setiap reaktor seri sesuai
dengan persyaratan pada tabel 2.6.
Pengujian yang didesain seperti yang lainnyadari satu dari seluruh unit dari
desain spesifik jika diinginkan dari permbeli. Pada umumnya diinginkan untuk
mendemonstrasikan conformance pada persyaratan spesial sebagai lawan dari
persyaratan umum pada persyaratan yang biasanya dilakukan oleh pengujian desain.
Ketika dispesifikasikan ( sebagai pengujian individu) dan pengujian lainnya yang lebih
spesial, seperti yang dituliskan pada tabel 2.6, harus dilakukan pada reaktor seri.
B A B III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisa Pengaruh Transformator dan Reaktor Seri pada Ring Bus
Ring bus terhubung langsung dengan transformator dan reaktor seri. Sehingga
kondisi dari ring bus dapat ditentukan melaui kondisi dari 8 transformator tiga belitan
(Three winding Transformer) dan 2 Reaktor Seri Tiga Fasa Tipe-Kering Inti-udara
(Three-phase Dry-type Air-core Series Reactor). Jika salah satu dari peralatan tersebut
tidak baik (mengalami kerusakan) maka dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi dari
ring bus juga tidak baik. Untuk melihat kondisi peralatan tersebut kita dapat mengetahui
dari hasil pengujian yang dilakukan.
disalurkan ke ring bus. Semua beban (load) dalam simulasi dianggap hidup dan
dinyatakan dalam lump load dengan perbandingan beban statis dan beban dinamis
sesuai yang tertera dalam single line diagram.
Semua generator turbin uap 12,5 MW dalam simulasi ini juga dianggap hidup
dan membangkitkan daya ke sumber dengan efisiensi 95%. Sedangkan generator turbin
gas dan generator turbin diesel dimatikan karena diasumsikan generator tersebut hanya
digunakan untuk Black-Out Start-Up (BOSU). Generator 31PG-04, 31PG-05, 31PG-11,
31PG-12 adalah swing generator sedangkan 31PG-02, 31PG-03, 31PG-06, 31PG-08,
31PG-09, dan 31PG-10 adalah voltage control generator.
Gambar 3.1: Simulasi Aliran Daya pada Ring Bus jika Semua Transformator In-service
Dalam simulasi diatas dapat dilihat bahwa aliran daya keluar dari transformator
30-PT-201 dan 30-PT-202, hal ini dikarenakan swing generator 31-PG-11 dan 31-PG-
12 memberikan daya pada kedua transformator tersebut. Sedangkan pada transformator
30-PT-203 diberikan daya karena terjadi kekurangan daya akibat generator yang ada di
bus tersebut hanya 31-PG-10 dan juga merupakan voltage control generator. Daya yang
mengalir pada ring bus sebesar 1966kVA.
Gambar 3.3: Simulasi Aliran Daya pada Ring Bus jika Transformator 30-PT-202 Out-service
Gambar 3.4: Simulasi Aliran Daya pada Ring Bus jika Salah Satu Kaki Transformator 30-PT-
202 Tidak Dioperasikan.
Analisa pengaruh dari reaktor seri tiga fasa Dry-type Air-core disimulasikan
dengan menggunakan short circuit analysis karena fungsi dari reaktor adalah untuk
membatasi arus pada saat starting motor dan arus hubung singkat. Ada dua simulasi
yaitu ketika ring bus belum dipasang reaktor dan telah di pasang reaktor jika di bus 5
yang berada di Module II terjadi hubung singkat.
Gambar 3.5: Simulasi jika ring bus tidak dipasang Reaktor Seri tiga fasa Dry-type
Air-core
Gambar diatas adalah hasil simulasi short circuit jika salah satu bus mengalami
hubung singkat. Simulasi yang dilakukan dianggap bus 5 mengalami hubung singkat
(short circuit). Data yang diperlihatkan adalah aliran arus yang ada di ring bus. Pada
gambar dapat dilihat karena adanya ring bus maka arus hubung singkat yang ada di
module I ke module II. Dengan demikian hubung singkat yang awalnya hanya terjadi di
module I tetapi karena sistem ring bus maka arus hubung singkat juga tersebar ke
module II.
Gambar 3.6: Simulasi ring bus setelah dipasang Reaktor Seri tiga fasa Dry-type Air-
core
Sedangkan pada simulasi diatas adalah ring bus dengan menggunakan reaktor
yang dipasang seri. Dalam gambar diatas dapat dilihat bahwa arus hubung singkat yang
berada di module I setelah melewati reaktor diredam. Hal ini dapat dilihat dari
perubahan arus dari 5,6 kA menjadi 1,9 kA.
Analisa kondisi trafo ini didasarkan pada pengujian yang digunakan untuk
mencari parameter isolasi. Parameter isolasi tersebut dilakukan pada saat transformator
dalam kondisi off-line, sehingga dikategorikan ke dalam preventive maintenance. Dari
pengujian yang dilakukan, data yang akan dianalisis adalah pengujian:
PM Scheedule : 3Year
Pengujian ini dilakukan pada atau diatas tegangan rating untuk menentukan
apakah ada jalur resistansi yang rendah ke ground atau diantara rangkaian sebagai hasil
dari isolasi rangkaian yang buruk. Nilai pengukuran pengujian dipengaruhi oleh variabel
seperti temperatur, kelembaban, tegangan pengujian, dan ukuran dari transformator.
Plant/
No Equipment Primary Secondary X Secondary Y
Module
5000
Resistance (M)
4000 Primary
Secondary X
3000 Secondary Y
2000
1000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
Pada 30-PT-101 dapat dilihat dari grafik jika resistansi isolasi di lilitan primer,
sekunder X, dan sekunder Y terus mengalami kenaikan dari menit ke satu sampai menit
ke sepuluh. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan isolasi pada
transformator ini masih dalam keadaan baik.
5000
Primary
Resistance (M)
4000
Secondary X
3000 Secondary Y
2000
1000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
Pada 30-PT-102 dapat dilihat dari grafik jika resistansi isolasi di lilitan primer,
sekunder X, terus mengalami kenaikan dari menit ke satu sampai menit ke sepuluh.
Sedangkan pada sekunder Y dari menit ke satu sampai menit ke tujuh dan menurun pada
menit ke delapan sehingga diindikasikan terdapat arus bocor dililitan sekunder Y.
Time-Resistance Reading
30-PT-103
3000
2500
Resistance (M)
2000 Primary
Secondary X
1500 Secondary Y
1000
500
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
Pada 30-PT-103 dapat dilihat dari grafik jika resistansi isolasi di lilitan primer,
sekunder X, dan sekunder Y terus mengalami kenaikan dari menit ke satu sampai menit
ke sepuluh. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan isolasi pada
transformator ini masih dalam keadaan baik.
Time-Resistance Reading
7000 30-PT-104
6000
5000
Resistance (M)
4000 Primary
Secondary X
3000 Secondary Y
2000
1000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
Pada 30-PT-104 dapat dilihat dari grafik jika resistansi isolasi di lilitan primer,
sekunder X, dan sekunder Y terus mengalami kenaikan dari menit ke satu sampai menit
ke sepuluh. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan isolasi pada
transformator ini masih dalam keadaan baik.
12000
10000
Resistance (M)
Primary
8000 Secondary X
Secondary Y
6000
4000
2000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
Pada 30-PT-201 dapat dilihat dari grafik jika resistansi isolasi di lilitan primer,
sekunder X, dan sekunder Y terus mengalami kenaikan dari menit ke satu sampai menit
ke sepuluh. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan isolasi pada
transformator ini masih dalam keadaan baik.
Primary
8000 Secondary X
Secondary Y
6000
4000
2000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
Pada 30-PT-202 dapat dilihat dari grafik jika resistansi isolasi di lilitan primer,
sekunder X, terus mengalami kenaikan dari menit ke satu sampai menit ke sepuluh.
Sedangkan pada sekunder Y dari menit ke satu sampai menit ke tujuh dan menurun pada
menit ke delapan sehingga diindikasikan terdapat arus bocor dililitan sekunder Y.
2500 Secondary X
Secondary Y
2000
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
Pada 30-PT-203 dapat dilihat dari grafik jika resistansi isolasi di lilitan primer,
sekunder X, dan sekunder Y terus mengalami kenaikan dari menit ke satu sampai menit
ke sepuluh. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan isolasi pada
transformator ini masih dalam keadaan baik.
1200
Secondary X
1000 Secondary Y
800
600
400
200
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minutes
Pada 30-PT-202 dapat dilihat dari grafik jika resistansi isolasi di lilitan primer,
sekunder X, terus mengalami kenaikan dari menit ke satu sampai menit ke sepuluh.
Sedangkan pada sekunder Y dari menit ke satu sampai menit ke dua dan menurun pada
menit ke tiga sehingga diindikasikan terdapat arus bocor dililitan sekunder Y.
Tabel 3.3. Ringkasan Kondisi Transformator berdasarkan Time-Resistance
Readings
Equipment Kondisi
30-PT-101 Baik
30-PT-103 Baik
30-PT-104 Baik
30-PT-201 Baik
30-PT-203 Baik
Tujuan dari Polarization Index (PI) Test adalah untuk menentukan apakah
peralatan cocok untuk operasi atau bahkan pengujian tegangan lebih. Polarization Index
(PI) Test adalah rasio resistansi pada akhir menit kesepuluh dengan akhir menit pertama
pada tegangan konstan.
1. Arus charging dikarenakan kapasitansi dari isolator yang diukur. Arus ini akan
jatuh dari nilai maksimumnya ke nol dengan sangat cepat.
2. Arus yang diserap dikarenakan molecular charge shifting pada isolasi. Arus
transien akan turun secara perlahan ke nol.
3. Arus bocor yang menggambarkan konduksi arus yang sebenarnya dari isolasi.
Arus bocor akan bervariasi dengan tegangan pengujian. Hal ini juga memiliki
komponen yang dikarenakan kebocoran permukaan dikarenakan kontaminasi
permukaan.
Karena arus bocor meningkat dengan rating yang cepat menunjukkan bahwa ada
arus yang diserap, pembacaan megaohm tidak akan meningkat dengan waktu secara
cepat pada isolasi yang buruk dibandingkan dengan isolasi dengan kondisi yang buruk.
Keuntungan dari rasio indeks adalah bahwa semua hal yang dapat mempengaruhi
pembacaan dari megaohm seperti temperatur dan kelembaban sama untuk kedua
pembacaan yaitu untuk satu menit dan untuk sepuluh menit. Indeks polarisasi adalah
perbandingan antara menit kesepuluh dan menit pertama. Berikut ini adalah panduan
dalam mengevaluasi isolasi transformator menggunakan nilai indeks polarisasi
berdasarkan Appendix A ANSI C57.125.1990:
Analisi tabel:
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui proses penurunan isolasi
yang terjadi, supaya kegagalan dalam operasi dapat dihindarkan. Kegagalan yang terjadi
pada peralatan tegangan tinggi yang sedang dipakai dalam operasi sehari-hari
disebabkan karena isolasinya memburuk (deterioration) atau karena terjadi kegagalan
pada bagian-bagiannya. Berdasarkan standar yang diberikan dari ANSI/NETA MTS
7.2.2-2001 Standard for Electrical Maintenance Testing of Liquid-filled Transformator,
Tabel 5D, nilai maksimum yang diperbolehkan untuk pengujian PF pada transformator
tipe basah adalah 1%. Tip-up faktor daya sering juga tip-up faktor disipasi yang
merupakan cara tidak langsung untuk menentukan adanya partial discharge pada belitan
tegangan tinggi. Semakin tinggi nilai tip-up, maka energi rugi-rugi dielektrik yang
disebabkan oleh partial discharge semakin besar.
30-PT-101
Voltage Low Side (X) Low Side (Y) High Side
2 kV 0.359 0.327 0.31
4 kV 0.364 0.338 0.33
6 kV 0.37 0.359 0.33
8 kV 0.384 0.372 0.34
% PF Tip up 0.03 0.05 0.03
30-PT-102
2 kV 0.221 0.297 0.3
4 kV 0.223 0.299 0.303
6 kV 0.225 0.3 0.302
8 kV 0.227 0.298 0.302
% PF Tip up 0.01 0.0 0.0
30-PT-103
2 kV 0.392 0.399 0.408
4 kV 0.422 0.414 0.434
6 kV 0.445 0.44 0.455
8 kV 0.469 0.468 0.474
% PF Tip up 0.08 0.07 0.07
30-PT-104
2 kV 0.257 0.325 0.317
4 kV 0.26 0.327 0.319
6 kV 0.261 0.328 0.32
8 kV 0.262 0.329 0.321
% PF Tip up 0.0 0.0 0.0
30-PT-201
2 kV 0.279 0.265 0.353
4 kV 0.279 0.266 0.373
6 kV 0.283 0.27 0.393
8 kV 0.289 0.275 0.423
% PF Tip up 0.01 0.01 0.07
30-PT-202
2 kV 0.201 0.265 0.255
4 kV 0.203 0.269 0.256
6 kV 0.203 0.279 0.256
8 kV 0.204 0.286 0.256
% PF Tip up 0.0 0.02 0.0
30-PT-203
2 kV 0.33 0.37 0.31
4 kV 0.35 0.37 0.33
6 kV 0.36 0.39 0.33
8 kV 0.37 0.42 0.34
% PF Tip up 0.04 0.05 0.03
30-PT-204
2 kV 0.336 0.454 0.391
4 kV 0.339 0.458 0.415
6 kV 0.343 0.462 0.447
8 kV 0.348 0.463 0.491
% PF Tip up 0.01 0.01 0.1
Dari hasil pengujian, nilai dari PF dan PF tip up masih kurang dari 1% sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa aktifitas partial discharge yang terjadi dalam isolator
lilitan masih berada pada ambang batas yang diizinkan. Sehingga transformator 30-PT-
101 masih dalam keadaan baik.
Reaktor seri dry-type air-core yang dipasang di PT Badak NGL tersusun dari
reaktor fasa tunggal yang disusun atas 3 buah reaktor satu fasa vertikal dan
disambungkan dengan jaringan ring bus 3 fasa 34,5 kV. Keuntungan dari reaktor tipe ini
adalah:
1. Nilai induktansinya relatif konstan, walau keadaan terkena short circuit dan
tanpa efek jenuh.
2. Tidak memerlukan isolasi oli yang tidak beresiko terjadi kontaminasi dan
kemungkinan timbul bahaya api.
3. Isolasi sederhana ke pentanahan yang ditunjang dari insulatornya.
Gambar 3.7: Konstruksi Reaktor seri dry-type air-core 30-PLR-101 dan 30 PLR 102
ITEM REQUIREMENT
30PLR-102
Site Condition
Yearly Ave. 26 ˚C
V:0.07 g
Instalation
Location Outdoor
Construction
Enclose Outdoor
Ventilation Natural
Rating
No of Phase 3
Frequency 50 Hz
Painting:
Others
Analisa kondisi reaktor seri dry-type air-core ini didasarkan pada pengujian yang
digunakan untuk mencari parameter isolasi. Parameter isolasi tersebut dilakukan pada
saat transformator dalam kondisi off-line, sehingga dikategorikan ke dalam preventive
maintenance. Dari pengujian yang dilakukan, data yang akan dianalisis adalah
pengujian:
Pengujian ini dilakukan pada atau diatas tegangan rating untuk menentukan
apakah ada jalur resistansi yang rendah ke ground atau diantara rangkaian sebagai hasil
dari isolasi rangkaian yang buruk. Nilai pengukuran pengujian dipengaruhi oleh variabel
seperti temperatur, kelembaban, tegangan pengujian, dan ukuran dari transformator.
Nilai standar untuk pengujian polarization indeks dari reaktor yaitu:
Reactor Winding
Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai resistansi dari fasa 2-3 berada di bawah
standar yaitu 35,0 M.
Time-Resistance Readings
30-PLR-101
120
110
100
90
80
Resistansi (M)
70 Winding 1
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Menutes
Gambar diatas adalah grafik dari Time–Resistance Readings dari lilitan pertama.
Dapat dilihat bawah rating resistansi terus meningkat dibanding waktu. Hal ini
menunjukkan bahwa keadaan isolasi dari winding 1 masih dalam keadaan baik.
Time-Resistance Readings
30-PLR-101
120
110
100
90
80
Resistance (M)
70 Winding 2
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Menutes
Gambar diatas adalah grafik dari Time–Resistance Readings dari lilitan kedua.
Dapat dilihat bawah rating resistansi terus meningkat dari sampai menit keenam dan
mulai mengalami penurunan secara terus menerus sampai ke menit ke sembilan
kemudian naik secara drastis di menit ke sepuluh. Hal ini menunjukkan bahwa isolasi
dari winding 2 mengalami deterioration atau kerusakan dan ada arus bocor yang
mengalir di isolator. Hal ini dianalisis karena lokasi dari perusahaan PT Badak sendiri
yang berada di tepi pantai yang membuat kadar garam yang ada di udara dan
kelembaban relatif tinggi.
Time-Resistance Readings
30-PLR-101
140
120
100
Resistansi (M)
80 Winding 3
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Menutes
Gambar diatas adalah grafik dari Time–Resistance Readings dari lilitan kedua.
Dapat dilihat bawah rating resistansi terus meningkat dari sampai menit kedua dan mulai
mengalami penurunan secara terus menerus sampai ke menit ke empat kemudian naik
kembali sampai dengan menit sepuluh. Hal ini menunjukkan bahwa isolasi dari winding
3 mengalami deterioration atau kerusakan dan ada arus bocor yang mengalir di isolator.
Hal ini dianalisis karena lokasi dari perusahaan PT Badak sendiri yang berada di tepi
pantai yang membuat kadar garam yang ada di udara dan kelembaban relatif tinggi.
Tujuan dari Polarization Index (PI) Test adalah untuk menentukan apakah
peralatan cocok untuk operasi atau bahkan pengujian tegangan lebih. Polarization Index
(PI) Test adalah rasio resistansi pada akhir menit kesepuluh dengan akhir menit pertama
pada tegangan konstan. Analisis dilakukan hanya pada 30-PLR-101 karena data
preventive maintenace dari 30-PLR-102 tidak ada. Nilai standar yang digunakan untuk
analisis polarization index sama dengan transformator yaitu:
1,0-1,1 Buruk
1,1-1,25 Dipertanyakan
1,25-2,0 Cukup
Diatas 2 Baik
2 45 71,2 105
3 52 73,8 98,7
Tetapi dari tabel diatas ini dapat dilihat bahwa nilai polarization indeks dari
reaktor 30-PLR-101 pada winding 2 dan winding 3 kurang dari 2.
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui proses penurunan isolasi
yang terjadi, supaya kegagalan dalam operasi dapat dihindarkan. Kegagalan yang terjadi
pada peralatan tegangan tinggi yang sedang dipakai dalam operasi sehari-hari
disebabkan karena isolasinya memburuk (deterioration) atau karena terjadi kegagalan
pada bagian-bagiannya. Nilai standar untuk pengujian power factor dari reaktor tidak
diketahui. Analisis dilakukan hanya pada 30-PLR-101 karena data preventive
maintenace dari 30-PLR-102 tidak ada.
4 Rata-rata 22,56
8 Rata-rata 29,42
12 Rata-rata 70,56
Tetapi dari grafik dibawah ini dapat dilihat bahwa nilai power factor (PF) dari
reaktor 30-PLR-101 pada winding 3 jauh lebih besar dibandingkan dengan winding 2
dan winding 3.
3.4 Analisis
Berikut ini adalah tabel dari seluruh pengujian yang dilakukan pada
transformator tiga belitan (Three winding Transformer).
Oil
Time-
Equipment IR Test PI Test PF Test Dielectric
Resistance
Breakdown
30-PT-101 X
30-PT-102 X X
30-PT-103 X
30-PT-104 X
30-PT-201 X X
30-PT-202 X X
30-PT-203 X
30-PT-204 X X X
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa dari pengujian IR semua transformator
three winding sudah tidak memenuhi nilai standar. Analisis time reading dapat dilihat
bahwa 30-PT-102, 30-PT-202, dan 30-PT-203 memiliki nilai resistansi yang tidak selalu
meningkat dibandingkan waktu. Berdasarkan pengujian PF semua transformator dalam
keadaan cukup baik karena nilainya masih berada pada nilai dibawah nilai minimum.
Sedangkan berdasarkan oil dielectric breakdown test transformator 30-PT-201 dan 30-
PT-204 nilai tegangan tembusnya kurang dari nilai minimum yang telah ditetapkan. Dari
semua pengujian diatas, klasifikasi transformator dibagi menjadi tiga, yaitu: baik, perlu
mendapatkan perhatian, dan buruk. Transformator yang diklasifikasikan baik adalah
transformator 30-PT-101, 30-PT-104. Sedangkan transformator yang perlu mendapat
perhatian adalah 30-PT-102 dan 30-PT-202. Transformatur yang dalam keadaan buruk
adalah 30-PT-103, 30-PT-201, 30-PT-203, dan 30-PT-204.
30-PLR-101 X X X X
30-PLR-102 Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data Tidak ada data
Dengan melihat kondisi reaktor maka dapat dilihat bahwa pada reaktor seri 30-
PLR-101 dalam kondisi out of standard sehingga dari pembacaan semua pengujian dari
30-PLR-101 diindikasikan terdapat kerusakan pada winding 2 dan winding 3. 30-PLR
102 tidak ditemukan data.
Dari kedua ringkasan diatas, kondisi transformator dan reaktor dapat diambil
kesimpulan bahwa kondisi kedua peralatan tersebut dalam kondisi low performance.
3.4 Upaya
Upaya yang harus dilakukan terhadap hasil analisis yang telah dilakukan
terhadap transformator dan reaktor agar kondisi ring bus dapat menjadi baik adalah:
Analisis time reading dapat dilihat bahwa 30-PT-102, 30-PT-202, dan 30-PT-
203 memiliki nilai resistansi yang tidak selalu meningkat dibandingkan waktu. Hal
tersebut mengindikasikan adanya arus bocor yang ada dalam isolasi. Hasil dari analisis
ini tidak dapat digunakan sebagai dasar perbaikan transformator. Tetapi hanya
digunakan sebagai isyarat bahwa isolasi berada dalam keadaan buruk sehingga perlu
mendapatkan perhatian yang lebih.
Kondisi isolasi berada pada kondisi yang tidak memenuhi standar untuk
pelayanan, investigasi secepatnya harus dilakukan untuk mengetahui kondisi degradasi.
Karena tidak diketahui data pada di 30-PLR-102 sehingga diperlukan kegiatan
pemeliharaan di 30-PLR 102
B A B IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Kondisi transformator tiga belitan (Three winding Transformer) dan reaktor seri
tiga fasa tipe-kering inti-udara (Three-phase Dry-type Air-core Series Reactor)
berpengaruh terhadap kondisi ring bus 34,5 kV.
2. Kondisi transformator tiga belitan (Three winding Transformer) berada pada
kondisi out of standard.
3. Kondisi dari reaktor seri tiga fasa tipe-kering inti-udara (Three-phase Dry-type
Air-core Series Reactor) adalah out of standard sehingga perlu diadakannya
investigasi lebih lanjut.
4.2 Saran
1. Karena transformator dan reaktor berpengaruh terhadap ring bus maka setiap kali
ada Preventive Maintenance, data yang diperoleh agar dianalisis dan datanya
dikumpulkan.
2. Perlu adanya oil purification dan investigasi untuk semua transformator dan oil
purification untuk transformator 30-PT-201 dan 30-PT-204.
3. Perlu adanya investigasi terhadap kondis reaktor sery dry-tipe air-core
pemeliharaan pada 30-PLR-102.