Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH IPA KESEIMBANGAN LINGKUNGAN

SRI NOVIA \ XII MM


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
anugerahNya yang telah dilimpahkan bagi saya , sehingga sayadapat merangkai
kata dalam MENULIS KARYA ILMIAH MENGENAI KESEIMBANGAN
LINGKUNGAN ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan karya tulis ini di latar belakangi oleh keinginan penulis untuk
memberikan informasi seputaran KESEIMBANGAN LINGKUNGAN kepada
para pembaca.Penulisan Karya Ilmiah ini berdasarkan fakta yang ada di sekitar kita
yang mungkin tidak kita sadari. Saya berharap Karya tulis Ilmiah ini dapat
membimbing para pembaca agar memahami dan berperan dalam
KESEIMBANGAN LINGKUNGAN.

Saya selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa Karya Ilmiah yang


disusun ini masih belum atau jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat kami butuhkan untuk lanjutan penyempurnaan
penyusunan Karya Ilmiah berikutnya.

Akhir kata, tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas segala bentuk
dukungan data dari berbagai pihak dan buku demi kelangsunganpenyelesaian
dalam penulisan Karya Ilmiah yang saya buat ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
Bab 1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Tujuan Penulisan
Bab 2. PENGERTIAN EKOSISTEM DAN MACAM-MACAM EKOSISTEM
a. Pengertian Ekosistem
b. Macam-Macam Ekosistem
Bab 3. DAMPAK EKSPLOITASI YANG BERLEBIHAN TERHADAP
LINGKUNGAN
Bab 4. Keseimbangan
Lingkungan
Bab 5. Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran

Daftar Pustaka
BAB 1. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui, lingkungan kita yang ada di Kutai Barat ini masih cukup segar
karena dilingkungan sekitar kita masih banyak pepohonan yang dapat memberikan
udara segar bagi kita semua. Namun, seperti yang kita Alami di Kutai Barat ini, ada-
ada saja oknum-oknum tertentu yang tidak memperdulikan lingkungan sekitaar kita.
Jadi, Latar Belakang saya menulis Karya Ilmiah ini adalah agar kita semua sebagai
masyarakat bisa menyeimbangkan lingkungan kita agar tetap sehat dan tetap bersih.

B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan saya ini adalah ingin memberi sedikit ulasan tentang KESEIMBANGAN
LINGKUNGAN agar para pembaca dapat memahami dan mengerti serta agar kita semua dapat
ambil peran aktif dalam keseimbangan lingkungan.

BAB 2. PENGERTIAN EKOSISTEM DAN MACAM-MACAM


EKOSISTEM
A. PENGERTIAN EKOSISTEM

Ekosistem adalah Interaksi antara komponen biotik dan abiotic.


Komponen Ekosistem ;
1. Komponen Biotik adalah ekosistem yang tersusun dari mahkluk hidup.
2. Komponen Abiotic adalah adalah lingkungan dari abiotic.

1. Komponen Biotik
Komponen Biotik dalam ekosistem tidak dipelajari secara individual, tetapi dalam
satuan Populasi dan Komunitas .

Populasi adalah kumpulan mahkluk hidup yang sejenis yang menepati suatu
kawasan tertentu.
Komunitas adalah Interaksi antara suatu area tertentu.
B. MACAM-MACAM EKOSISTEM

Ada 3 Bagian besar :


1. Darat
2. Akuatiq
3. Buatan

1. Ekosistem Darat
 Hutan Hujan Tropis, Berada disekitar garis khatulistiwa. Dengan ciri – ciri sebagai
berikut :
 Intensitas curah hujan tinggi
 Intensitas Cahaya Matahari
 Lama waktu siang malam sama
 Keanekaragamaan sepesias tinggi
 Mengalami 2 musim, Panas dan dingin

 Padang Rumput, biasa disebut STEFA, dengan ciri-ciri :


 Intensitas curah hujan rendah
 Vegetasi pada rumput, rerumputan dan semak
 Produktifitas padang rumput relative lebih rendah

 Padang Gurun, ciri-cirinya :


 Intensitas curah hujan rendah
 Biomakri (mahkluk hidup yang mampu bertahan pada padang gurun)

 Hutan Gugur Temprata, dengan ciri-ciri :


 Intensitas curah hujan lebih rendah dari pada curah hujan hutan tropis
 Mengalami 4 musim
 Keanekaragamaan spesias sedang

 Taiga, ciri-cirinya :
 Mengalami musim dingin yang sangat dingin
 Musim panas yang singkat dan dingin

 Tundra :
 Tanpa Pohon
 Suhu rata-rata dibawah titik beku
 Intensitas curah hujan rendah
Karakteristik Tundra yaitu :
- Suhu dingin yang ekstrim
- Keragaman spesias rendah
- Struktur vegetasinya sederhana
- Musim tumbuh dan berkembang biak pendek

Tundra dibagi menjadi 2 jenis yaitu :


1. Tundra Artik, terletak di Kutub Utara dengan kondisi lingkungan menyerupai gurun,
tetapi gurun dengan suhu lingkungan yang dingin. Hewan yang ada pada Tundra
Artik antara lain Serigala, Rubah, Beruang Kutub, Tupai, serta berbagai jenis burung
dan serangga.

2. Tundra Alpine, Terletak di ketinggian gunung dimana pepohonan tidak dapat


tumbuh. Hewan yang ada pada Tundra Alpine antara lain Marmot, Kambing
Gunung, Domba, dan berbagai jenis Burung.

2. Ekosistem Akuatik
Ekosistem ini tidak telalu dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan curah hujan.
Kedalaman dan arus air sangat berperan dalam ekosistem ini. Kedalaman
menentukan sejauh mana matahari dapat berfenetrasi kedalam perairan. Semakin
dalam perairan, maka cahaya tidak dapat masuk hingga ke dasar perairan.
Ekosistem Akuatik dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Ekosistem Air Tawar

Ekosistem air tawar dapat digolongkan menjadi Danau, Lahan Basah, dan Sungai,

 Danau

Struktur Danau :

- Zona Litoral adalah Bagian dasar danau yang dangkal


- Zona Limnetik adalah Bagian danau yang tebuka
- Zona Fiotik adalah Cahaya Matahari masih bisa berfenetasi
- Zona Afotik adalah Cahaya Matahari tidak bisa berfenetrasi

 Lahan Basah
Lahan Basah disebut juga Wet Land, adalah suatu daerah yang digenangi air
sehingga kondisinya menyokong untuk kehidupan berbagai jenis organisme akuatik.
Lahan basah dibedakan menjadi 3, yaitu :

1) Rawa (Marsh)
2) Rawa Lumpur (Swamp)
3) Tanah Gambut (Bog)

 Sungai
Sungai adalah badan air yang begerak terus-menerus menuju satu arah. Sungai
dibagian hilir lebih tinggi kandungan materi organiknya karena arusnya relative
rendah dibandingkan dibagian hulu. Namun pada bagian hulu sungai lebih tinggi
kadar oksigennya dibandingkan pada bagian hilir karena arus sungai yang tenang.

b. Ekosistem Laut
Terdiri dari beberapa zona, yaitu :

 Zona Interkidal adalah zona pasang surut


 Zona Neritik adalah zona laut dangkal
 Zona Pelagik adalah zona laut terbuka

Berdasarkan ada atau tidak adanya penetrasi cahaya, ekosistem laut dibagi
menjadi :
 Zona Fotik adalah area permukaan laut yang masih dapat menerima cahaya
matahari dalam jumlah yang cukup untuk proses fotosintesis organismenya.
 Zona Bentikadalah area dasar laut
 Zona Afotik adalah area pertengahan antara permukaan dengan dasar laut yang tidak
menerima masukan cahaya matahari yang cukup untuk proses fotosintesis
organismenya.

3. Ekosistem Buatan
Merupakan Ekosistem yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhannya untuk diambil manfaatnya, contohnya :

 Sawah
 Waduk
 Tambak
 Perkebunan Kopi
 Hutan tanam produksi seperti, Jati & Karet
BAB 3. DAMPAK EKSPLOITASI YANG BERLEBIHAN
TERHADAP LINGKUNGAN
Dibandingkan dengan mahkluk organisme lainnya, manusia memiliki
pengaruh yang sangat kuat dibumi ini. Selain perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, populasi manusia juga sangat berpengaruh terhadap keseimbangan
lingkungan. Sikap manusia yang cenderung merusak lingkungan, seperti membakar
hutan, memberantas hama dengan bahan kimia, mengubah berbagai ekosistem alami
menjadi ekosistem buatan, memberikan dampak negatife terhadap lingkungan.
Berikut ini akan dijelaskan berbagai dampak negatife terhadap ekosistem akibat
ekploitasi berlebihan oleh manusia :
1. Fragmentasi dan Degradasi Habitat
Meningkatnya populasi penduduk dunia menyebabkan semakin banyak lahan
yang dibutuhkan untuk mendukung kesejahteraan manusia, seperti lahan untuk
pertanian, tempat tinggal, industri, dll.
Fragmentasi dan Degradasi Habitat menyebabkan munculnya masalah lain seperti
kematian organisme karena kehilangan sumber makanan dan tempat tinggal dan
menurunnya keanekaragaman spesies pada habitat tersebut.

2. Terganggunya Aliran Energi di dalam Ekosistem


Ekosistem alami yang dirusak dan diubah menjadi ekosistem buatan dapat
menyebabkan terjadinya perubahan aliran energi dalam ekosistem tersebut.
Hal tersebut menyebebkan aliran energi yang semula bersifat kompleks, yaitu antara
berbagai jenis produsen, konsumen, detritivora, menjadi aliran energi yang lebih
sederhana, yaitu satu jenis produsen (padi), berbagai konsumen, dan detritivora.

3. Resistensi Beberapa Spesies Merugikan


Penggunaan pestisida dan antibiotik secara berlebihan untuk membunuh
populasi organisme yang merugikan (hama / fatogen) dapat menyebabkan
munculnya populasi organisme yang kebal terhadap festisida dan antibiotik tersebut.
Pada akhirnya, populasi hama yang bertahan hidup dan mampu berkembang biak
merupakan hama yang kebal ( resisten ) terhadap pestisida jenis tersebut.

4. Hilangnya Spesies Penting di Dalam Ekosistem


Hilangnya suatu organisme dapat memberikan dampak yang cukup besar di
dalam ekosistem. Contohnya, di dalam ekosistem sawah, hilangnya keberadaan
predator seperti burung, ular, dsb dapat meningkatkan populasi organisme lain,
misalnya tikus yang memakan padi. Akibatnya, populasi padi akan menurun dan
hasil panen akan berkurang.
5. Introduksi Spesies Asing
Introduksi / masuknya spesies dari satu ekosistem ke dalam ekosistem lainnya
biasanya bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan manusia. Ledakan
populasi tanaman eceng gondok di ekosistem perairan air tawar di indonesia,
dikarenakan tidak terdapatnya serangga predator alami (Neochetine eichhorniae )
yang mengontrol pertumbuhan populasi tanaman tersebut,

6. Berkurangnya Sumber daya Alam Terbaharui


Kayu, tanduk, gading, dsb merupakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui. Sumber daya alam tersebut digolongkan ke dalam sumber daya alam
yang dapat di perbaharui karena berasal dari organisme yang dapat berkembang
biak. Walaupun memiliki sifat dapat diperbaharui, penggunaan dan eksploitasi
secara berlebihan dapat menurunkan jumlah dan kualitas sumber daya alam tersebut.

7. Terganggunya Daur materi di dalam Ekosistem


Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat aktivitas manusia
juga akan ikut meningkat. Meningkatnya aktivitas manusia di dunia berpengaruh
terhadap daur biogeokimia.

BAB 4. KESEIMBANGAN LINGKUNGAN


Lingkungan sebenarnya bersifat dinamis dan memiliki kemampuaan untuk
mendukung kelangsungan mahkluk hidup didalamnya yang disebut Daya Dukung
Lingkungan. Lingkungan juga memiliki kemampuan untuk mengembalikan
kondisi lingkungan ke keadaan seimbang ketika lingkungan mendapat gangguan
atau kerusakan sampai batas tertentu yang disebut Daya Lenting Lingkungan.
Lingkungan mengacu kepada segala sesuatu yang mengelilingi suatu
organisme dan memengaruhi cara hidup organisme tersebut. Keseimbangan
Lingkungan dapat diartikan sebagai kemampuan lingkungan untuk mengatasi
tekanan dari alam maupun dari aktivitas manusia, serta kemampuan lingkungan
dalam menjaga kestabilan kehidupaan didalamnya. Keseimbangan dapat tercapai
ketika interaksi antar prganisme dengan factor lingkungan dan interaksi
antarkomponen dalam suatu lingkungan dapat berjalan dengan proporsional.
1. Interaksi Antar Komponen Ekosistem Dalam Menjaga Keseimbangan
Ekosistem
Ekosistem tersusun oleh komponen biotik dan abiotik, keduanya saling
berinteraksi dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan kestabilan ekosistem.
Interaksi antar komponen biotik dalam menjaga keseimbangan lingkungan dapat
kita lihat dalam rantai makanan dan jarring-jaring makanan. Pengontrolan terhadap
populasi setiap komponen biotik dalam ekosistem dapat menjaga kestabilan
ekosistem. Walaupun demikian, dalam sebuah ekosistem, akan senantiasa terjadi
fluktuasi populasi komponen biotik secara teratur. Proses ini akan berlangsung
selama lingkungan dalam kegiatan seimbang , dan pada lingkungan yang seimbang
tidak akan terjadi peningkatan dan penurunan populasi komponen biotik tertentu
secara mencolok.
Selain itu, interaksi antarkomponen abiotik dan biotik juga juga menjaga
keseimbangan lingkungan apabila berjalan dengan sesuai dan berkesinambungan.
Faktor-faktor lingkungan, seperti suhu, air, intensitas cahaya, kelembapan, dan
salinitas dapat menjadi factor penentu bagi persebaran organisme dimuka bumi
karena setiap jenis organisme memiliki kisaran toleransi tertentu terhadap berbagai
factor lingkungan.
2. Sukesi
Sukesi adalah proses perubahan komposisi spesies dalam suatu komunitas
biologi akibat adanya gangguan pada komunitas tersebut. Di alam, terdapat dua
sukesi yaitu :

a. Sukesi primer
Sulkesi primer adalah proses perubahan komposisi komunitas yang terjadi pada
suatu kawasan yang pada mulanya hampir tidak ada kehidupan. Sukesi primer
biasanya terjadi pada pulau Vulkanis baru atau area yang awalnya tertutupi oleh
glasier atau lapisan es.

Umumnya, hanya organisme yang memiliki tingkat toleransi tinggi dan luas saja
yang mampu tumbuh dan berkembang pada area tersebut, seperti lumut dan
Lichenes. Organisme yang mampu tumbuh pertama kali dan kemudian membentuk
suatu ekosistem didebut Organisme pionir atau spesies pionir.

b. Sukesi Skunder
Sukesi Skunder terjadi pada area yang mulanya ada kehidupan tetapi kemudian
mengalami beberapa gangguan yang menyebabkan hilangnya komunitas yang ada
diarea tersebut dan hanya meninggalkan tanah yang tetap utuh. Misalnya hutan yang
mengalami penebangan mengalami sukesi skunder yang pada ahkirnya hutan dapat
pulih kembali jika tidak diganggu lagi.
c. Komunitas Klimaks
Komunitas Klimaks merupakan komunitas yang dihasilkan dari proses sukesi.
Komunitas klimaks bersifat stabil dan memilki tingkat keseimbangan lingkungan
yang tinggi. Komunitas klimaks biasanya didominasi oleh organisme yang memiliki
umur panjang, seperti pohon-pohon besar dan hewan yang memiliki siklus hidup
yang panjang.

BAB. 5 PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian diatas, dapat kita simpulkan bagaimana situasi lingkungan kita
jika seandainya kita tidak merawat bumi kita ini dengan baik maka kita akan
menhadapi lebih banyak lagi bencana-bencan yang dapat merugikan kita semua
sebagai penduduk dimuka bumi ini. Saya berharap kita semua dapat berperan aktif
dalam menjaga keseimbangan lingkungan kita ini.

B. Saran
Saya selaku penulis karya ilmiah ini menyadari bahwa karya ilmiah yang saya tulis
ini masih kurang sempurna, oleh sebab itu saran dan kritik yang bersifat
membangunsangat saya harapkan demi kelangsungan penulisan karya ilmiah yang
berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai